Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Davina (Bandung-Jakarta Underground Stories)

Davina-hime

Semprot Lover
Daftar
6 Sep 2021
Post
284
Like diterima
1.355
Lokasi
Kota Kembang 💋 Venesia Pulau Jawa ❤️
Bimabet
tag cuma muat 10 jenis, sedangkan isi cerita lebih dari 10 tag itu ada.
silahkan dibaca sendiri aja. :hati:



fwbsext350.jpg


Diary Davina
by me

👙 💋 👠



Sebelumnya terima kasih kepada kk Shusaku, Singomaru dari jaringan ke-17, dan Enny Arrow sebagai para veteran penulis dan kolektor cerita panas dimasa 90-2000an, kisah seperti Andani Citra dan juga Eliza oleh Dian Kanon.

Cerita ini Semi-Fiction. pengalaman seks yang kutulis berdasarkan pengalamanku.
Selamat membaca :hati:


no quote

reddiary400.jpg

 
Terakhir diubah:
INDEX Cerita


Semua diary itu nyambung karena ini cerita bersambung...
jadi untuk pembaca :hati: lebih baik baca dari Kisah Diary 1 :kpenuh:

Kisah Diary 1 Papa
Kisah Diary 2 Mama
Kisah Diary 3 Aku dan Teh Riska
Kisah Diary 4 Teh Puri
Kisah Diary 5 Amelia Adikku
Kisah Diary 6 Dua Istri Binal :hati:
Kisah Diary 7 Kucinta Slave Milikku
Kisah Diary 8 Istri-Istri Yang Berselingkuh

Kisah Diary 9 Davina Irma Maya :hati:
Kisah Diary 10 "Keluargaku"

Kisah Diary 11 Bidadari "Keluarga"
Kisah Diary 12 Bidadari Yang Terluka
Kisah Diary 13 No Way Out "Tidak Ada Jalan Keluar" :hati:
Kisah Diary 14 Bandung Lautan Api dan Asmara 2007 :hati:
Kisah Diary 15 Dia Yang Terlelap Dalam Tidurnya
Kisah Diary 16 Tiga Keponakanku
Kisah Diary 17 Untuknya Yang Berarti


no quote


BDSM Submissive

wyc600.jpg
MFx800.jpg

 
Terakhir diubah:





Aku, Davina Irma Maya asal lahir dari Kota Semarang. Sejak SMA aku tinggal bersama Tante dan Om ku, hingga kemudian di akhir sekolahku aku pindah ke Yogyakarta. Ibuku Maya Tirani, adalah co-admin yang terkenal di forum besar di negara ini dan lama tinggal di seattle di saat muda. Ibuku sangat cantik berkulit putih bersih, dia baik, bijaksana kepada anak user forumnya sehingga didambakan oleh seluruh anak satu forum kasak krusuk. Dia selalu dirindukan keberadaannya di diskusi dunia maya bahkan menjadi diri yang banyak di iri kan oleh teman-teman wanitanya, walaupun akhirnya ibuku menghilang dari jagat forum akibat dikhianati.

Ayahku, Berwin Handoko adalah moderator forum yang sering memberikan ilmu, pengalaman, serta pengetahuannya kepada user internet. Hobinya membaca banyak buku, bahkan dia menjadi salah satu orang lama yang tetap hidup di forum, walau sibuk tetap aktif. Ibuku Maya berada di Amerika Serikat, terakhir kutahu dia berada di Washington DC sedang makan malam dengan salah satu manager perusahaan sedangkan ayahku Berwin, ia tinggal di singapur selalu sibuk dengan pekerjaannya. Entahlah apa yang ayahku kerjakan, apa itu urusan kredit, menjadi distributor pihak ketiga, atau trading.

Dia kadang memberiku uang dan dikirim dengan nominal yang tidak sedikit. Akan tetapi apakah dia tahu kalau apa yang kuinginkan itu keberadaannya di sini bersama ibu dan kita bertiga hidup bahagia? Sampai umurku menginjak 25 tahun, mereka tidak pernah kembali untuk menyatukan lagi keluarga ini. Hingga aku mencari arti dari sebuah keluarga.


Kota Bandung musim penghujan. Aku, Davina bangun dari ranjangku menyibak selimutku yang menutupi tubuh kulit putih indahku. Rasanya segar diriku ini duduk dipinggiran ranjang telanjang bulat, menyibak rambut panjang cokelat kemerahanku yang menutupi dada kiriku ini ke belakang. Kulirik dia di sana Rangga yang sering kupanggil papa sedang tidur lelap mungkin karena kelelahan akibat bergumul tadi malam. Kusilangkan kakiku, lalu mengambil HP ku. Aku menelepon beberapa kali dan dikali ketiga teleponku diangkat. “Ayah..” seruku. Aku senang mendengar suaranya, sepertinya Ayahku Berwin sedang tergesa-gesa. Apakah ada meeting, ayahku jawab ya tanpa penjelasan detail apapun. Lalu saat ia bertanya “Ada apa?” aku hanya bisa diam membisu. “Ada masalah?” Ayah bertanya padaku lagi. Kujawab “Tidak ada, aku bahagia di sini.”

Telepon itu ditutup. Aku kecewa, aku ingin kita bicara tentang sesuatu tapi sepertinya memang ini salahku yang mengganggunya untuk bekerja.

Hujan… udara dingin di luar sana. AC kamar ini aku juga matikan. Aku membuang nafas, menyimpan lagi HP ku di atas meja lalu tiba-tiba papa menarikku lagi agar rebahan ke atas ranjang. Kukira dia masih tidur atau malah mungkin dia mendengar saat aku sedang terhubung telepon internasional. Dia menindihku dari atas dalam posisi missionary. Rambutnya yg ikal hitam acak-acakan panjang serta kumis dan jenggotnya yang telah lebat itu adalah rupa yang kulihat saat ini.

“Papa mau lagi?” tanyaku.

“Mau cerita?” seru papa padaku. Aku diam, aku rindu dengan ayah Berwin di sana. Akan tetapi jika kukatakan itu aku takut itu akan menyakitinya. Kupejamkan mataku sebentar lalu kubuka, tidak kujawab itu, hanya menggelengkan kepala. Papa mencium leher kiriku dengan lembutnya. Dibukanya pahaku lebar-lebar dan kurasakan ada daging yang menyentuh bibir labia manoraku. Ditekannya pelan, rasanya sedikit perih. Aku mengatur nafasku, merasakan payudara kananku yg berukuran 34D diremas-remas, sedangkan bibirku dilumat penuh cinta oleh papa.

Aku merasakan tubuh papa mulai memasuki diriku. Hentakkan pantatnya yang maju mundur menyeruak menembus bibir labia manoraku menyentuh dinding-dinding dalam vaginaku menimbulkan rasa geli, perih, dan lama kelamaan menjadi basah berbunyi becek akibat cairan kewanitaanku yang mengalir. Nafasku menderu, “Aduhh papa enak banget,” libidoku naik, tangan kiriku memegang wajah papa, sedangkan tangan kananku jemarinya memainkan klitorisnku menambahkan rasa geli yang intense pada diriku dipusatkan pada vaginaku. Kami lalu berganti posisi menyamping. Papa mengangkat paha kiriku lalu memasukan lagi batang penisnya pada vaginaku yang basah kuyub. Posisi spooning, kurasakan hentakan dalam posisi menyamping. Tusukannya tidak terasa sampai dalam tapi rasanya enak. Aku berusaha memalingkan wajahku melihat wajah papaku, lalu kami saling berciuman dalam posisi ini. Payudaraku yang bergoyang diremas-remas tangan kiri papa dari belakang; sakit karena terlalu keras tapi kunikmati karena rasa basah dan hangat mulai terasa di vaginaku.

“Mau keluar..” desahku memburu.

“Tahan sebentar sayang,” bisik papaku, membalikkan posisi badanku kembali dalam posisi missionary. Aku rasakan hentakan batang penisnya masuk begitu dalam. Semakin cepat ritmenya seperti ingin juga segera klimaks. Aku berusaha menahan sampai akhirnya jebol juga. Aku melengguh dan menjepit keras penis papa didalam vaginaku dnegan keras, meremasnya kuat. Kurasakan penisnya berkedut kedut juga didalam diriku. Rasanya hangat, vaginaku terasa hangat dan basah geli.

Aku yang kelelahan melihat wajah papa yang berkeringat hingga peluh diwajahnya menetes pada tubuhku ini.

Aku tersenyum, sambil membuka sedikit bibirku. Papa mengerti lalu menciumku. Mulanya hanya kecupan lalu berubah menjadi melumat dan menghisap lidah. Beberapa menit kunikmati itu sampai akhirnya papa bangkit kurasakan penisnya yang telah menciut lepas dari tubuhku. Papa mengenakan lagi celananya dan kemeja putihnya, sedangkan aku masih terbaring mengangkang ditempat tidur, jemari tangan kananku menyentuh vaginaku, dua jemariku masuk mengorek air mani yang tumpah di dalam. Kuambil seperti mengambil madu lalu kucicipi kunikmati di dalam mulutku, ketika menyentuh lidah rasanya asin baunya hanyir walau begitu aku menikmatinya. Rasanya libidoku naik lagi perlahan padahal tubuhku baru saja mengalami klimaks.

Papa terlihat serius membaca pesan di HP-nya. “Dari Pak Baskoro lagi?” tanyaku pada papa. Papa diam sejenak, “Human Trafficking yang terjadi yang membuat gadis-gadis di Bandung Barat menghilang ada hubungannya dengan Triad.”

Aku meremas pelan kedua payudaraku, berusaha untuk merayu papa kembali ke ranjang, “Biarkan Kepolisian yang bergerak bersama timnya itu bukan tanggung jawab papa.”

“Jika tugas diberikan pada mereka, tentu pesan ini tidak akan dikirim tertuju padaku,” jawab papa singkat.

Aku yang terlena ingin melanjutkan permainan seks lagi akhirnya beranjak dari ranjang untuk berdiri, membuka laci meja di dekat tempat tidur. Kulihat pistol lama tentara amerika di sana tanpa magazine peluru, “M1911 ini aku takut akan membuatmu pergi jauh dariku,” ujarku.

“Kulakukan semua ini demi keluargaku. Kamu harus tahu aku sayang padamu, Davina.”

Pria selalu saja mengatakan sayang tapi bertindak sebaliknya dan pergi.

Itulah mengapa walaupun aku sayang papa, aku tetap tidur dengan pria lain. Seperti yang kulakukan hari ini, di wilayah Margahayu Raya, aku menaiki motor N-Max yang kupinjam dari tetehku Riska, demi menemui seseorang.

Dia menyebutku adik sedangkan aku menyebutnya pelarian. Umurnya 30 tahun, dia telah bertunangan dan akan menikah. Pekerjaannya adalah menjadi pihak ketiga yang menjual onderdil untuk mobil dan kudengar dia juga bermain saham. Kutahu dia tertarik padaku, aku tahu dia menginginkan tubuhku.

Aku dan Kak Renaldi bicara di ruang tamu, kami bicara santai sebagaimana teman biasa. Pembantunya Bi Inah memberikanku teh hangat serta kue roma kelapa. Aku makan satu kue kering itu sambil terus mendengarkan Kak Renaldi bicara tentang teman-teman kerjaannya dan lucunya mereka ketika mabuk, aku tertawa. Cowoknya asik sih, sampai ketika dia bilang, “gak diminum tehnya?”

Mama ku Lara yang mengijinkanku untuk tinggal di rumah-kosan di bandung dan juga membiayai hidupku di sini, selalu memperingatkanku tentang buruknya cowok. Jangan mau menerima begitu saja minuman yang diberikan lalu meneguknya begitu saja. Aku tahu itu, peringatan itu tiba-tiba muncul terlintas dibenakku ketika memegang cangkir teh ini.

Tapi.. itu keputusanku untuk meneguknya

Mau didalamnya tidak ada apa-apa atau terdapat tetesan sesuatu…

Aku sepertinya tertidur, tubuhku rasanya lemas, agak berat untuk membuka mata walau begitu coba kupaksakan walaupun berbayang. Aku tidak mengenal pria ini, dia sedang berada di atas tubuhku, memompaku di kala aku tidak berdaya, “Kak Renald…” bisikku rendah. “Nald tuh loe dipanggil adek loe,’ seru suara yang tak kukenal mengejek nada tertawa. Dia membolak-balikkan tubuhku, aku hanya pasrah mengikutinya walaupun lemas. Pria ini memompaku pada posisi menungging. Aku bisa mendengar suara decakan vaginaku yang telah basah dan terkadang suara kentut akibat permainan seks kami.

Sayup-sayup kulihat kak renaldi di depan wajahku, dia menampar-namparkan penisnya yang panjang itu pada pipi putihku, “adek tuh cantik, putih polos, banyak yang pengen nyobain makanya kakak bantuin mereka,” dibukanya mulutku lalu dimasukannya kepala kontolnya itu, dia ingin aku mengemutnya. Kak Renald menekan memaju mundurkan pelan, tidak seluruhnya dia masukan karena tidak ingin aku tersedak. “Gila becek banget ini cewek, terangsang juga dia, nikmatin juga,” seru pria yang menyetubuhiku.

“Jangan loe semprotin di dalem, itu deal kita,” peringatan Kak Renald padanya.

Gantian Kak Renald menyetubuhiku, dia tiduran di tempat tidur, sedangkan aku duduk pada penisnya dalam posisi woman on top. Aku goyang, kurasa kan kontolnya dalam vaginaku sesak dan enak saat kuputar pantatku, lalu menaik turunkannya cepat. Aku yang gerah dan over sensitif seperti kesetanan sampai-sampai aku meremas kedua payudaraku sendiri, memilin-milin putingnya.

Missionary, spooning, sampai aku digendong dimaju mundurkan sambil berdiri kualami. Pria itu kemudian menarikku berdiri, menyuruhku untuk berposisi menungging sambil berpegangan ke dinding. Dia menyodokku keras amblas semua penisnya lalu memompanya lagi. Entah orgasme keberapa ini, ku tidak menghitungnya, vaginaku basah sekali. Aku digendong lagi ke tempat tidur, dia membuka pahaku lebar-lebar. Menggenjotku lagi aku keenakan menggelinjang, ia melengguh keras tubuhnya menyentak dua tiga kali terasa sampai mentok dalam rahimku, menyemprotkan air mani hangatnya pada payudaraku. Berbeda dengan Kak Renald onani menumpahkan di mulutku berusaha memaksaku untuk menelannya.

Aku sepertinya kehilangan kesadaran dan bangun beberapa jam kemudian. Tubuhku rasanya sakit, pegal, vaginaku sakit karena mereka bermain kasar. Diriku diam saat melihat Kak Renaldi masuk ke kamar ini lalu memberikanku handuk putih. Kutanya bilang “mana tasku.. mana tas selempangku,”

Diriku mandi shower dirumah itu. Membersihkan sisa-sisa pergumulan yang aku alami. Aku tidak menangis, tidak marah, hanya kosong. Selesai mengeringkan badan dengan handuk, kuikatkan itu pada badanku lantas keluar dari kamar mandi. Kak Renaldi menungguku, dia yang berusaha menjelaskan tidak kudengar, aku hanya diam berjalan melewatinya. Aku berpakaian kembali mengenakan G-string hitamku. Kupakai lagi bra hitam rendaku mengaitkannya dibelakang punggung. Kupakai celana jean pensilku yang ketat, lalu kupakai kaos crop top hitamku yang memperlihatkan pusar.

“Maaf Davina…” serunya saat aku mencari sesuatu dari dalam tasku. Aku ambil Pil Postinor 2 lalu menelannya. “Kenapa Kakak memberiku obat, bukan memintanya langsung,” kataku. Dia berusaha menjelaskan tapi tidak kudengar. Aku berusaha dandan mengenakan make-up lagi di depan kaca. Menggunakan lipstik merah dan entah kenapa aku jadi rindu Ibuku Maya.

Kupakai jaket kulit hitam motorku. Aku mengingat saat kukecil Ibuku selalu membelai rambutku membiarkanku tidur di pangkuannya. Aku ingat Ayahku mengajakku jalan-jalan ketika kecil menuju taman, membawaku untuk melihat pemilik anjing sedang bermain dengan anjing mereka.

Kuambil handphoneku yang berada dalam tas. Banyak sekali miss call, 20 kali dari papa. Aku marah melihat itu, marah tapi mulut ini tetap bungkam. Lalu ketika aku melihat mention merah WA, ada pesan dari Ayahku Berwin Handoko.

[Ayah sudah mengirimkan 1.000.000 USD. Ceklah.]

Aku menangis. Bukan itu yang aku mau.

Yang kuinginkan adalah kalian ada disini bersamaku.

Kak Renaldi memelukku, dia kebingungan kenapa aku menangis meraung-raung. Temannya yang juga menyetubuhiku sampai datang dengan cepat ke kamar, namun dia hanya diam berdiri berjarak dariku.

[Maaf papa baru bisa mengabarkan. Papa baik-baik saja, kk kk dan om mu membantu papa. Papa akan segera pulang.]

Kubaca pesan dari papa. Rasanya sakit, sedih, aku, air mataku terus mengalir jatuh sambil terisak. “Aku ingin pulang…” bisikku terisak pada Kak Renaldi, “aku ingin pulang…”



Rumahku…

Rumah yang kuimpikan.



- Diary 1

no quote
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Semua penulis yg disebutin aku baca juga cerita nya
Andani citra favorit aku ahahaha

Lanjutkan ceritanya non bagus banget dan rapi

makasih dah mampir ya kk. iya aku juga favorit itu Andani Citra. Eliza juga aku suka karena lebih dekat dengan aku. karena cewek gereja amoy juga. :rose:

Sepertinya menjanjikan ceritanya nih :eek:

semoga terkesan :hati:

Real story kah suhu?

ada fiksinya ndak murni real story.

Selamat ya udah rilis ceritanya @Davina-hime. Detail narasi kamu bagus. Hasil didikan para master nih kayanya. 😳

makasih kk. iya ini aku baca baca dulu belajar baru cobain bikin tulisan. seneng klo emang suka narasi dan detailnya. :rose:

Keren bangettt Cerita nya sis @Davina-hime... Kesedihan mu akan perasaan rindu keluarga nyampe bangettt ke gw sis...😭😭😭

iya karena ini diary jadi sebenernya bukan ngekhayal malah curhat deh uhuhuhu :rose:

Keluarga gendheng ini mah
Wkwkwk

Kayaknya sih seru, di ulik dong dari awal

keluarga yg sedarah atau keluarga ndak sedarah yg gendheng? hhuhu :rose:

iya dong klo cerita seks harus tentang seks dari posting pertama

Binalnya hanya didalam keluarga tah?

enggak, ini baru cerita tentang keluarga dulu.

Davina knp suka main dg cowok lain

ada fase pelarian. cewek kan gitu klo jengah sama pasangan

Kesepihan merubah hidupku

juga membuatku jadi lebih pengalaman :hati:

----------

terima kasih juga buat kk sista yg neduh dan yg udah mampir kesini ya. semoga seneng ceritanya. 💋
ditunggu aja updatenya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd