Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Davina (Bandung-Jakarta Underground Stories)

Bimabet




Kulihat berkali kali kiriman foto yang diberikan oleh Om Barata. Foto Ibuku Maya yang sedang menggendong anak pertama dari pernikahan barunya, adek kecil yang menjadi adik tiriku, sedang berjalan dia keluar hotel. Ibu tidak memberitahukanku bahwa dia sedang berada di negara ini. Aku yang mengetahui itu langsung menelepon tapi teleponku dialihkan ke mesin penjawab.

Ibuku Maya terlihat bahagia tanpaku…

Aku yang melamun sejenak itu di Taman Flexi, ditegur oleh Teh Puri, “Kamu nanti dihipnotis terus dipake lagi, jangan ngelamun,” tegurnya memberikanku Fresh Tea dingin yang dibeli dari mini-market di dekat sini, disentuhkan pada pipiku. Ihh rasanya dingin, aku agak marah menggerutu. Teh Puri tertawa dan duduk di sebelahku di kursi semen taman ini. Ku diminta olehnya untuk menemani keliling bandung sambil mengenang kota ini yang dulu ditinggalinya saat kecil.

Teh Puri adalah teman sejak kecil papa dari SD. Mereka berdua satu sekolah beda SD, lalu saat SMP sekelas selama tiga tahun. Wajah Teh Puri cantik sekali saat kulihat waktu kecil, begitu juga sekarang telah dewasa. Putih bersih seorang noni, ya ia memiliki keturunan belanda dari neneknya. Pantas saja papa dan teman-temannya dulu mengidolakannya dan mungkin berfantasi untuk menikahinya.

Aku sendiri tertarik dengan Teh Puri, untuk perasaanku sebagai seorang wanita. Ada rasa afeksi, rasa senang saat dekat dengannya. Aku tertarik bahkan untuk tidur dengannya. Saat ia bicara aku terfokus pada bibirnya yang merekah terlapis lipstik oranye, ingin rasanya kulumat itu. “Kenapa lihat teteh kayak gitu? Kamu mikir aneh-aneh soal teteh?” tegurnya marah, aku membuang muka tersenyum, “Enggak kok, Geer,” tukasku menutupi perasaanku.

Kami berdua berkeliling bandung, ke tegalega, ke alun-alun, dalam kaum, braga, ciwalk, dan akhirnya menepikan mobil Honda Civic ini di rumahnya yang tidak terlalu besar. Teh Puri mengajakku ke rumahnya, rumah yang dulu didatangi papa ketika masih SMP. Ketika masih di dalam mobil untuk parkir di garasi, dibantu oleh pembantu kakek kakek yang menjaga rumah membukakan gerbang untuk kami, aku bertanya apakah papa nakal juga sejak dahulu? Teh Puri tersenyum, tidak katanya, papa baik malah untuk mencium teteh saja, teteh yang mulai. Ah ternyata sama dengan Mama Lara yang lebih dulu mengambil aksi. Diriku penasaran dengan papa yang dulu yang masih polos itu. Kenapa berbeda dengan dirinya yang sekarang.

Rumah ini tidak bertingkat hanya saja luas satu lantai. Teh Puri sudah lama tidak tinggal di rumah ini, dan hanya dihuni oleh 3 orang yaitu Bi Wati sebagai pembantu rumah tangga, Pak Karyo sebagai kakek yang mengurus kebun depan. Satu orang lagi adalah Adik laki-lakinya yang sekarang berumur 21 tahun bernama Arya, dia memiliki gangguan perkembangan inteligensi. Aku baru kali ini langsung melihat pria dewasa yang bersikap masih seperti anak berumur 5 tahun. Itu alasannya kenapa Teh Puri membelikan gundam, begitu senang hatinya lalu dimainkan layaknya seorang anak yang senang mendapatkan mainan baru.

Aku duduk di sofa berusaha mengusir lelahku, badanku saja masih tercium bau AC, tidak enak. “Mau mandi?” tanya Teh Puri padaku yang kelihatan lelah juga berposisi duduk sambil menyilangkan kaki, “Ada Bathtub-nya jadi bisa berendam, Davina,” serunya lagi menggodaku. Aku hanya mengangguk tersenyum kecil, kulihat wajah teteh berseri tertawa senang. Sepertinya ia sudah tahu kalau aku memang tertarik padanya.

Lebih dahulu aku masuk ke kamar mandinya. Tidak terlalu besar sih, dominan warna keramik putih dan ada gambar orang romawi bugil yang hendak berendam pada dindingnya, itu terlihat mewah. Aku lalu showeran air dingin, menyabuni tubuhku dengan sabun yang wangi berbusa putih, lalu kemudian setelah selesai aku berendam pada bathtub yang diisi air hangat. rasanya segar sekali saat aku masuk berendam. Rasanya lelah itu lenyap.

Tidak lama Teh Puri masuk bersama adik laki-lakinya. Aku cukup kaget melihat tubuh putih rampingnya yang telanjang bulat, rambut kemaluannya cukup lebat, serta payudaranya yang termasuk ukuran kecil 34B terpampang di hadapanku. Adiknya telanjang juga, tubuhnya kurus tidak terlalu berisi, tidak ada rambut kemaluannya dan penisnya cukup panjang dalam posisi tegang walau tidak besar. Dia sedang ereksi berarti dia sedang horni melihat kakak perempuannya itu, tapi Teh Puri seperti biasa-biasa saja. “Udah ada yang berendem duluan,” tegur teteh manis padaku.

Arya termasuk ganteng karena memiliki darah keturunan belanda juga. Dia disabuni kakaknya itu dimandikan showering berdua. Aku yang melihat itu jadi gerah, hangat, naik. Bagaimana tidak, melihat kakak beradik begitu saling sayang, saling menyabuni dan terkadang dia meremas payudara Teh Puri. Ternyata benar, Teh Puri menyabuni kontol adeknya itu yang tegang dengan sabun lalu mengocoknya membersihkannya dengan air shower yang dingin. Mulanya hanya seperti kedua orang kakak beradik yang saling mandi, namun itu berubah saat perlahan dikecupnya kepala kontol adeknya yang disunat itu.

Nafasku mulai tersenggal, tangan kananku meremas payudaraku [elan dalam ritme birahiku yang mulai naik, sedangkan tangan kiriku mulai meraba menyentuh klitorisku mempermainkannya. Aku berposisi tidur selonjoran dengan kedua kaki mengangkang lebar di bathtub ini.


Shower itu dimatikan oleh Teh Puri. Arya yang berdiri melengguh saat tetehku berlutut sambil mengulum penis adik kandungnya itu. Dia mengulumnya, menyedotnya, menjilati kepala helmetnya sambil mengocok kulit batang kontol itu yang semakin tegang. “Enak kak,” deru Arya bersuara. Teh Puri semakin terangsang dan mempermainkan sendiri memainkan vaginanya dengan jemarinya. “Sodok kakak ya, Arya sayang Kakak Puri kan?” ujarnya genit nakal. Teh Puri lalu merangkak seperti anjing, membiarkan adiknya yang polos itu bergerak menyentuhkan batang penisnya ke dalam vaginanya. Posisi Teh Puri langsung melihatku, dia tersenyum seakan tahu kalau aku terangsang berat melihatnya sedang disetubuhi adiknya sendiri.

Kulihat ke tabuan langsung di depan mataku saat seorang adik sedang memompa kakak perempuannya sendiri. Adiknya dengan nafas yang memburu seakan ingin terpuaskan bermain dengan kasar dalam pompaan yang cepat sedangkan kakaknya mendesah tidak beraturan, menahan desakan-desakan. Seperti yang kurasakan saat diperkosa dulu. Tubuh mereka yang sebelumnya basah karena air terganti dengan keringat birahi yang mulai menetes.”Sodok terus sayang, puasin diri kamu jangan mikirin Kakak,” racau Teh Puri sepertinya ia memiliki kenikmatan dalam sakit dan pemaksaan. Sampai akhirnya Atya terus menggenjotnya dan baru kulihat tubuh seorang wanita di depanku bergetar hebat yang kutahu ternyata Tetehku Squirt menyemburkan cairan being cukup banyak menyemprot lantai berulang-ulang. Itu dalam posisi Arya yang polos terus memompa. Tubuh Teh Puri ambruk akibat kenikmatan tapi kedua kakinya masih menekuk tinggi menungging dipompa adiknya itu. Apa yang bisa kudengar hanya desahannya. Rambut panjang milik teteh diwarnai cokelat tergerai basah menutupi wajahnya yang menyamping menyentuh lantai.

Arya kemudian mengubah posisi kakaknya telentang di lantai kamar mandi lalu kemudian menyetubuhinya lagi yang masih kelelahan akibat klimaks, “Ben-tar sayang..” nada pelan tapi itu tidak didengar adiknya yang terus memompa tubuhnya. “Davina, videoin cepet,” seru Teh Puri padaku yang melengguh nikmat orgasme menggunakan jemariku sendiri. “Cepet Vin videoin..” tukasnya lagi memaksa yang akhirnya kurekam adegan mereka selama 2 menit itu sampai akhirnya tubuh Arya mengejang menumpahkan air maninya di dalam rahim kakak kandungnya sendiri.

Tubuh Arya ambruk di samping Kakaknya. Teh Puri membelai rambut adiknya itu dengan tangannya, “Makasih ya sayang,” kecupnya pada pipi adiknya. Menurutku yang melihat langsung, itu sangat seksi dan sangat romantis.

***​

Di ranjang pernikahan orang tuanya, kami bertiga tidur bersama. Malam itu Teh Puri yang tidur bertelanjang di samping kiriku bercerita tentang hidupnya. Aku yang tidur menyamping di sisi kanan, berusaha mendengarkan ceritanya walaupun aku menahan gairah dan desahan diriku, akibat adiknya Arya yang memompa vaginaku yang sudah basah dalam posisi spooning di belakangku. Tangannya yang masuk dari belakang lewat bawah ketiakku, meremas-remas payudaraku yang cukup besar. Arya sepertinya lebih gemar menyukai badanku yang memiliki payudara besar, tidak henti-hentinya dia membalikkan badanku untuk mengemut menyusu pada payudaraku. Gila aku dibuat keenakan olehnya.

Teh Puri sebelumnya telah bertunangan. Dia akan segera menikah, itu mengapa Om Barata bisa berkomunikasi lagi dengannya namun untuk papa sulit untuk dijangkau dihubungi. Tidak berapa lama sebelum pernikahan, Teh Puri mengetahui bahwa tunangannya ternyata selama ini masih berhubungan dengan mantan-mantannya. Tidak hanya itu, tunangannya ternyata masih bermain gila dengan perempuan dugem yang bahkan tidak terikat relasi, padahal ia dan Teh Puri telah bertunangan bertemu orang tua. Semua video itu dibongkar diberikan langsung Om Barata, dia lakukan itu karena tahu calon suami Puri tidaklah pantas mendapatkan Puri.

Tekanan mental itu berimbas pada percobaan bunuh diri yang dilakukan teteh dengan menyayat pergelangan tangan kirinya. Om Barata bersama anak-anak, menyelamatkannya lalu mengetahui bahwa teh puri sedang hamil 3 bulan. Saat itu anak-anak jakarta gempar dan menutup akses agar anak-anak bandung tidak tahu soal ini terutama papa, dan itu berhasil. Om Barata sendiri yang mengantar Teh Puri untuk ****** dan menemaninya dalam kondisi paska pengeluaran janin yang membuat teteh lemah dan kekurangan darah. Pernikahan yang semula direncanakan dibatalkan sepihak oleh Teh Puri. Ia bertengkar dengan orang tuanya dan memilih untuk pergi dari keluarganya, membuang segalanya, menutup akses komunikasi dengan keluarga sedarahnya.

Karena masih berada di Jakarta, Om Barata bisa menemukan Teh Puri dan dibawanya ke Tangerang. Teteh Puri jujur padaku bahwa saat itu mereka berdua saling bersetubuh dan ia merasakan masih bisa menikmati seks yang membuatnya lupa sejenak akan depresi hidupnya. Di apartemen berdua saja, mereka memacu birahi saling melupakan hidup pelik yang dialami namun ketika muncul rasa keinginan untuk membawa ini dalam hubungan pasangan, segalanya berhenti.

Keberadaan Papa yang menjadi masa lalu Teh Puri walaupun tidak pernah ada hubungan badan di masa lalu itu membuat keinginan bersama itu tidak mungkin.

Teh Puri mengatakan ia ingin dicintai, tetapi Om Barata bilang Rangga akan mencintaimu menyayangimu jika itu yang kamu butuhkan. Om Barata tidak bisa berada dalam hubungan yang terikat apalagi ketika sang wanita dalam hatinya begitu sangat membutuhkannya. Itu tidak pernah berhasil.

Pulanglah Ke Kota Bandung temui Rangga, dia akan memberikan kasih sayang yang kamu mau. Dia terlatih untuk itu dan bagimu bukalah hatimu. Itu adalah kata-kata Om Barata yang diucapkan ulang Teh Puri padaku.

Dari situ aku baru tahu bahwa, Teh Puri tidak benar benar mencintai Papa, sayang mungkin iya. Itu mengapa teh puri tidak terlalu ikut campur dalam urusan papa yang kenal dekat dengan banyak perempuan. Berbeda dengan Mama Lara dan Teh Riska yang sering marah ketika tahu papa sedang bersama siapa atau sedang menolong perempuan siapa yang tidak mereka kenal.

Rasanya sedih mendengar itu dibarengi dengan orgasme yang kualami akibat sodokan-sodokan Arya yang membuat tubuhku mengejang. Kami orgasme bersama, aku merasakan ada listrik yang menyengat diriku saat menikmati rasa geli basah serta air mani dalam rahimku yang mulai menghangat.

Aku kelelahan nafasku tersenggal. Teh Puri membelai rambutku. Mendekatkan wajah cantiknya lantas mengecup bibirku, melumat bibir bawahku, lalu menarik pelan lepas, lalu kami bermain lidah.

Mungkin hanya seks yang dibutuhkan dari Papa ku. Itu katanya, Teh Puri bilang sejak tinggal bersama di rumah Mama Lara, ia mulai merasakan bagaimana rasa sayang Rangga padanya. Ketika ia meminta pada papa agar tidak mencari tahu apapun tentang dirinya di masa lalu sebelum pertemuan lagi, papa menepatinya, tidak melakukan background check. Bahkan mungkin papa tidak pernah tahu tentang Tunangan Teh Puri serta ****** yang pernah dilakukannya.

Aku juga merasakan rasa seperti Teh Puri.

Sendirian dan butuh kasih sayang.

Aku dan Teh Puri saling bercumbu melumat lidah seperti kehausan. Kami lanjutkan ini ke dalam permainan lesbian berdua. Arya yang mulai bangkit lagi dari ejakulasinya kemudian menarik Bi wati untuk ikut main di ranjang ini. Terlihat Bi Wati yang berumur 38 tahun itu sepertinya sudah biasa diperlakukan seperti itu. Kutebak, sebelum Teh Puri pulang ke rumah ini lagi, Arya dan Bi Wati sering berhubunagn seks, karena teknik bermain yang dilakukan Arya sudah seperti yang pengalaman, bukan lagi seorang virgin.

Aku dan teh Puri yang saling bercumbu menggunakan jemari kami untuk mengocok vagina satu sama lain. Suara desahan Bi Wati menambah keseksian malam ini, karena desahannya cukup keras dan kutahu sekali bagaimana cara Arya memperlakukan perempuan saat seks. Dia termasuk kasar Hardcore. Pompaannya benar-benar yang membuat tante-tante mabuk kepayang. Tubuh sintalnya bergoyang-goyang dibarengi payudaranya yang besar seperti pepaya itu menggantung dalam posisi doggy style.

“Jangan bilang ke papa mu apa yang udah teteh curhatin,” ucapnya padaku manja.

“Iya, ini hanya rahasia kita berdua saja sebagai perempuan,” jawabku nakal sambil mengecup bibirnya.,“teteh bener-bener noni noni cantik nakal, coba digedein lagi susunya biar papa makin sayang. Jadi 36E-Cup.”

Teh Puri yang mendengar itu lantas mencubit puting payudaraku gemas. Aku mengaduh merasakan sakit tapi nikmat. Kami tertawa bahagia menikmati malam ini yang hangat penuh gairah sambil mendengar desahan nikmat dari pembantu rumah tangga yang sudah lama menjanda.

Pak Karyo yang melihat pergumulan kami dari daun pintu itu akhirnya dipersilahkan masuk oleh Teh Puri. Ia kemudian ikut menggagahi Bi Wati bersama Arya sedangkan kami berdua fokus untuk romantisme sesama wanita.

Kulihat sisi binal Teh Puri malam ini, yang sangat berbeda dari dirinya saat kondisi sosial. Incest, aku jadi penasaran sejak kapan hal tabu dalam keluarga itu dilakukan.


- Diary 4

no quote
 
Terakhir diubah:




Pagi ini aku berbicara di telepon cukup lama dengan Ayahku Berwin. Aku sedikit memaksanya untuk mendengarkan ceritaku di sini saat jalan-jalan bersama Teh Puri beberapa hari yang lalu. Setidaknya mendengar suaranya lalu aku berbicara itu melepas sedikit kerinduanku. Aku tidak bicara tentang Ibu Maya dan anaknya dari suami barunya. Aku tidak membenci adik tiriku, malah ingin rasanya aku peluk kuberikan kasih sebagaimana seorang kakak yang menyayangi adiknya. Seperti Teh Puri yang tetap menyayangi adiknya walau bagaimanapun kondisinya.

Duduk pada sofa panjang merah empuk di rumah ini pada pagi hari adalah kebiasaanku di rumah Mama Lara. Biasanya jam 7 pagi seperti ini, Teh Puri baru bangun keluar dari kamarnya, sedangkan mama mungkin sibuk mandi pagi wangi-wangi sambil bersenandung. Aku dan Teh Riska sudah lebih dahulu mandi dan bangun jam setengah 6 pagi. Teh Riska sibuk di atas matras merah teras depan rumah melakukan senam pagi mengenakan tank top hitam dan legging putih. Aku, Davina yang biasa mengenakan tank top dan g-string saja didalam rumah, dalam posisi tiduran di sofa, bangkit lalu duduk berposisi menyilangkan kaki membalas pesan dari temanku, Rio. Dia teman pria ku yang pernah mengucapkan perasaan hatinya bahwa dia mencintaiku walaupun tahu aku sudah punya pacar.

Tidak berapa lama aku mendengar seseorang masuk ke dalam rumah dari pintu depan. Dia wanita muda berusia 22 tahun itu adalah Amelia adikku. Sama sepertiku adalah wanita yang diangkat anak oleh Mama Lara dan dibiayai sebagai sugar baby-nya. Dia yang berjalan dalam kondisi agak mabuk tidak menyapaku dan terus berjalan berusaha naik ke lantai dua menuju kamarnya namun dihentikan mama yang baru saja mandi hanya mengenakan handuk putih di badannya.

“Imel Kamu make lagi?!” tegas suara mama cukup keras sampai teteh-teteh kosan yang sedang berada di dapur terusik dengan keadaan yang terjadi. “Apa sih mah..” jawab adikku, berusaha melepaskan tangan mamaku yang mencengkram lengan kirinya. “Kamu tuh gak bisa dibilangin ya! Seks cara kamu itu kotor! Nanti papamu tahu bisa marah besar, mama lagi yang kena!”

Imel emosi disentak seperti itu, “Bodo gue gak peduli! Dia bukan bokap gue!” teriaknya yang sontak dibalas dengan tamparan keras mama sampai imel jatuh lemas duduk di lantai keramik. “Elo harus tahu diri hidup di rumah gue,” dingin mama marah padanya, “jaga ucapan lo ke laki gue,” mama pergi berlalu meninggalkan Imel sendiri. Teh Riska yang sedang berolah raga pagi sampai diam melihat di daun pintu depan. Aku yang duduk di sofa ruang tengah hanya bisa diam karena baru kali ini melihat mama ku yang seksi marah seperti itu. Imel yang mengenakan gaun mini hitam slut yang berlubang bergaris pada bagian payudara serta samping badannya, berusaha bangkit sendiri dalam sempoyongannya lalu menaiki tangga ke lantai dua.

WA aku berbunyi dan tahukah siapa yang mengirim pesan? Papa, dia menanyakan padaku apakah Imel sudah pulang ke rumah.

Aku naik ke lantai atas untuk mengecek kondisi adikku. Kubuka pintu kamarnya, kulihat ini kamarnya semerawut. Pakaian kotornya tergeletak di lantai padahal selalu mama bilang pakaian kotor langsung bawa ke tempat cucian. Botol Bir Bintang dan Absolute Vodka tergeletak kosong. Bungkus kondom yang berisi serta kondom bekas pakai yang sepertinya adikku koleksi dari pergumulannya. Imel tidur di ranjang springbed lesehannya yang tertata pada lantai tanpa dipan. Aku duduk dipinggir ranjangnya melihatnya tidur menyamping menghadap ke arahku. Dari badannya tercium bau minuman keras dan bau *****. Kuangkat sedikit rok gaun mininya ke atas vaginanya yang basah dan juga noda putih yang kurasa itu akibat pestanya sampai pagi tadi. “Kamu dipake siapa lagi sih mel?” ujarku pelan.

Adikku ini Amelia yang biasa dipanggil Imel oleh orang rumah adalah perempuan muda subang yang merantau ke kota bandung dan biasa hidup dalam gemerlapnya dunia malam minum, dugem, seks bebas. sebelum bertemu dengan Mama Lara, ia adalah korban dari pesta seks yang digerebek oleh kk kk kenalan mama di kalangan penegak hukum. Mama yang menjaminnya keluar tanpa proses rehab, karena tuduhan itu tidak berlaku dan Imel bukanlah wanita Open BO yang dibayar dalam pesta seks, lebih tepatnya dia adalah korban. Dia hanya kecewa banyak hal dari hidupnya dan menempatkan Kota Bandung sebagai tujuan pelariannya.

Aku turun ke bawah lagi melihat ternyata ada tamu sedang duduk di ruang tengah. Ternyata ada kokoh Ari tamunya mama. Mama Lara yang sudah berpakaian daster ungu panjang berbelahan dada rendah memperlihatkan belahan dadanya yang turun hingga pusar, berbincang dengan kokoh yang kukenal dahulu dalam scene BDSM. Kokoh Ari ini adalah salah satu dari 3 submissive/Slave kepunyaan mama. Slave pertama adalah Ukhti Hijab Febriyanti dari Indramayu yang berhena tubuhnya, lalu Slave Kedua adalah aku Davina Irma Maya dari Semarang berdarah keturunan tionghoa, dan terakhir Kokoh yang orang Jakarta Nerd berbadan ndut sama sepertiku berdarah keturunan.

Kudengar sedikit perbincangan mereka ketika menyajikan teh hangat untuk mama dan kokoh. Kokoh memiliki permintaan pada mama untuk merasakan full time slave. Hal itu menjadi perhatian mama karena artinya kokoh harus berada 1x24 jam sebagai slave mama. Sebenarnya aku melakukan kondisi itu akan tetapi tidak selalu berada dalam kondisi ‘scene bdsm’. “Kita coba tiga hari ya..” ujar mama ku pada kokoh, “nanti puteriku bantu membersihkan ruangan kecil pembantu yang tidak terpakai, kamu bisa tidur disitu,” mama melirikku menyuruhku mengantarkan kokoh ke kamar pembantu yang berada agak belakang dekat dengan kamar mandi belakang teteh-teteh kosan.

Kamarnya kecil untuk ukuran kosan, hanya cukup untuk satu tempat tidur lesehan, meja kecil, serta lemari pakaian anak kosan yang bisa dilipat memiliki zipper. “Makasih ya Davina,” ujar kokoh yang berumur 28 tahun itu. Aku hanya tersenyum membantu membersihkan tempat ini dengan menyapu agar debu-debu pada lantai yang ada bisa terbuang keluar. Mama kemudian datang lagi sambil membawa collar kulit hitam serta wrist leather cuff double yang biasa digunakan sebagai borgol bdsm terbuat dari kulit agar sub tidak bisa bebas menggunakan tangannya. Kokoh oleh mama dilepas satu persatu kancing kemeja putihnya lalu dibuangnya ke lantai kemeja itu. Celana katun hitamnya mama buka dan pelorotkan juga, bersama dengan celana dalam putihnya mama buka.

Kokoh Ari kemudian berlutut mengangkang telanjang dengan penis bersih tanpa rambut yang menggantung dalam kulupnya. Ia menegadahkan lehernya ke atas lalu di pakaikanlah collar hitam kulit oleh mama. Kedua lengannya pun lurus ke belakang dipakaikan wrist leather cuff dengan rantai pada pergelangan tangannya. Satu lagi aksesoris yang sangat seksi menurutku adalah, mama memakaikan kokoh topeng hitam bdsm yang terbuat dari kulit. Hanya terlihat kedua mata, serta mulut saja. Ada bagian rongga untuk hidung agar lebih mudah untuk bernafas. Mama keluar sebentar meninggalkan aku dan kokoh di kamar ini. Aku, hatiku berdebar melihat sosok kokoh yang tidak berdaya sekaligus seksi, masih dalam posisi berjongkok mengangkang dengan kedua tangan terikat lurus di belakang. Mama kembali masuk sambil membawa tempat makan anjing lalu menyimpannya di lantai, “Aku masih memberikanmu level paling bawah, masih ada kasur empuk untuk tidur,” ujar mama sambil menuangkan susu putih mengisinya setengah pada tempat makan anjing berwarna biru itu.

Mama kemudian berjongkok menyingkap daster ungunya yang panjang tepat di atas tempat makan anjing itu dan ternyata mama tidak mengenakan celana dalam sama sekali. Rambut kemaluan mama yang cukup lebat terlihat oleh kami berdua. Mama mengencingi tempat makan itu dengan air seninya, membuat susu putih murni itu tercampur dengan kencing bening mama yang hangat. Selesai mengeluarkan semua pipis dari lubang seninya di depan mata kami berdua, mama kemudian mendekati wajah kokoh memakai topeng hitam, memintanya untuk menjilati vaginanya membersihkan sisa-sisa dari pipisnya. Kokoh menjilati itu di depanku membuat birahiku naik tapi masih kutahan.

***​

Terjadi petengkaran hebat di rumah. Papa mengambil stash ***** yang disembunyikan Imel yang membuat adikku itu marah besar. Ini adalah peringatan terakhir dari papa, selanjutnya papa akan mengejar pacarnya kalau masih juga ngerusak anak papa. Imel nangis di situ depan aku, Mama Lara, Teh Riska, Teh Puri. Baru kali ini kulihat papa semarah itu aura dari badannya serta tatapan matanya begitu kejam terutama bisa mengeluarkan kebencian itu pada puteri yang diakuinya. Papa tidak bermain tangan seperti mama (menampar) tetapi cukup dengan suaranya saja walau tidak mengeluarkan kata-kata makian, itu sudah mengintimidasi kami semua bukan Imel yang yang menjadi objek kemarahan.

“Dari banyak perempuan Kota Bandung berani-beraninya dia cekokin anak papa,” geram papa. Papa yang mengenakan kemeja hitam dengan jeans biru, lalu tubuhnya dibalut jaket jeans tentara berwarna abu-abu itu lalu pergi meninggalkan kami keluar dari rumah. Mama mengejar papa karena takut papa melakukan hal yang tidak-tidak, aku ikut tapi tidak berani menegur papa. Aku biarkan mama yang bertanya mau ke mana dan dibalas itu singkat “Gw cari bandarnya.”

Mama membiarkan papa pergi tidak bisa melakukan apa-apa. Kami berdua melihat papa berjalan menuju keluar pagar rumah ini. Melihat punggungnya, jaket jeans abu-abu tentaranya, ada rasa takut bahwa papa akan mengalami sesuatu yang buruk dalam balas dendamnya.

Murka itu yang kulihat dari sikap mama. Mama yang tidak peduli lagi untuk menjaga sikapnya kemudian menarik Imel ke lantai dua menyeretnya yang tidak mau itu untuk masuk ke kamar mama yang biasa digunakan untuk scene. Mama kunci Imel di dalam yang menangis, berteriak, marah, dan memaki tapi percuma saja karena ruangan itu di desain kedap suara.

Mama melirikku tajam dan aku mengerti artinya. Aku menanggalkan seluruh pakaianku di situ. Membiarkan mama pergi lagi ke bawah dan ternyata membawa Kokoh Ari yang merangkak seperti anjing sambil dipegang rantainya yang terikat pada collar dilehernya. Aku melakukan posisi berjongkok berjinjit dengan tangan yang disimpan melipat di belakang kepala. Membiarkan Mama Mistressku untuk memasangkan collar pada leherku. Misstresku menjepitkan nipple clamps rantai pada kedua puting payudaraku dan untuk kali ini aku merasakan jepitannya lebih kencang daripada sebelumnya. Mistressku memang sedang marah. Aku dan Koh Ari ditinggalkan berdua pada pintu merah ruang scene BDSM sedangkan Mistress kurasa sedang berganti pakaian; dan itu cukup lama sekitar 15 menit.


Ternyata Mistress berdandan sangat cantik. Rambut cokelat kepirangannya itu sampai di hair spray tergerai. Blush on oranye pada pipi, sedangkan bagian kelopak matanya tersepuh eye shadow hitam diikuti eyelinernya mempertegas bentuk kedua mata. Bibirnya merah merekah oleh lip-gloss-nya sangat menggoda. Pakaiannya tidak ia kenakan seperti dominatrix yang memperlihatkan payudara bebas, melainkan bergaya kasual gaun hitam mini tanpa belahan dada, serta pada kedua tangannya mistress kenakan sarung tangan kulit sepanjang siku. Paha putih nya terbuka bebas dan kedua kakinya mistress kenakan sepatu hak hitam dengan sol warna merah. Pada kedua pundaknya dikenakan jas panjang melebihi lutut berwarna putih dipasang seakan-akan sebagai jubah. Mistressku membawa cambuk kulit hitam dipegang menggunakan kedua tangannya.

Aku takut melihat itu tapi di sisi lain aku ingin merasakan cambuk itu mengenai badanku.


Dalam BDSM tidak boleh seorang dom melakukan penyiksaan tanpa keinginan dari submissive-nya. Apa yang di dalam ruang scene ini kulihat, mistress sedang berusaha melatih Imel untuk menjadi sub mau suka atau tidak suka. Disiplin itu yang ingin diberikan, itu mengapa imel diposisikan menungging doggy style dengan lengan lurus terikat ke belakang oleh Leather arm binder yang dipasangkan rantai-rantai ke langit–langit ruangan bagai pendulum agar Imel tetap berada dalam posisinya. Lalu wajahnya pada matanya dipakaikan blindfold dan pada mulutnya dipasang ball-gag dengan bola plastiknya yang berwarna merah. Aku dalam posisi merangkak seperti anjing, menjilati vagina imel dari belakang yang mulai basah menetes lendir vaginanya. Tubuh imel yang bugil putih itu terlihat eksotis akibat tattoo hitam yang ia miliki pada lengan, di bagian bawah payudara serta pada pahanya.


Papa tidak menyukai wanita yang memiliki tattoo di badannya, aku sejak pertama kali bertemu papa dulu menjadi simpanannya mengetahui itu. Ironisnya sekarang papa harus sayang pada Amelia dengan tubuh seperti itu, menerimanya sebagai anak perempuannya.

Kokoh Ari berposisi meja dalam bdsm, yaitu posisi merangkak seperti anjing dengan kepala menunduk ke bawah. Mistressku duduk pada punggungnya menyilangkan kakinya dan bisa kulihat mama tidak mengenakan celana dalam. Dia pecut-pecutkan cambuknya itu ke lantai sambil terus memerintahkanku menjilati vagina Imel sampai orgasme. Ruang ini yang memiliki warna dasar hitam dan perabotan berwarna merah menambah suasana membuatku semakin bernafsu untuk merogoh lebih dalam liang vagina adikku itu menarik keluar semua lendir kewanitaannya yang bening dan agak putih. Aku sendiri sudah sangat basah dan gatal ingin dipuaskan.

Adikku imel merintih, mendesah, mengerang dalam mulutnya yang tersumpal ball-gag. Aku yang merangkak seperti anjing berjalan menuju ke samping tubuhnya lalu mengemut payudaranya yang berukuran 34B seperti Teh Puri. Dalam posisi ini aku seperti anak anjing yang sedang menyusu pada ibunya. Kukecup leher imel dan kemudian aku jilati bibirnya yang terpasang ball-gag itu yang kulihat sudah banjir air liur yang menetes.

Dalam scene kali ini tidak ada penetrasi, yang ada adalah Kokoh dipaksa bertahan dalam posisinya sebagai seks furnitur, sedangkan aku dipaksa bertahan untuk tidak mendapatkan rangsangan sama sekali dibuat tertatih-tatih menginginkan orgasme hingga selangkanganku benar-benar banjir karena bergairah. Adikku Amelia belajar untuk menahan rangsangan jilatan pada tubuhnya, membuatnya fokus pada rasa di kulit badannya yang putih itu selain juga vibrator yang dipasangkan pada lubang vaginanya yang bergetar dalam level 4. Analnya sendiri mama masukan anal beads, yaitu seperti bola bola kecil yang terpasang beriringan dalam tusuk sate lentur. Dimasukan, dibiarkan sejenak lalu ditarik lepas seluruhnya itu membuat Imel mengerang dan memberinya pelajaran agar lubang analnya mulai semakin terbuka, melebar. Itu dilakukan oleh Mistressku berkali-kali, sampai akhirnya Imel pingsan setelah mengalami orgasme akibat vibrator pink goyang getar dalam vaginanya.

Di akhir scene, mama melepaskan arm binder, blindfold, serta ball-gag yang menyumpal mulut Imel. Dibiarkannya tubuh anaknya itu yang kelelahan kotor berkeringat terbaring di lantai scene. Aku kemudian ikut berbaring menyamping lalu memeluk adikku itu. Setidaknya sekarang sifat rebel itu teredam karena kelelahan. Makian, umpatan kasar itu lenyap, bahkan tangisan juga menghilang. Apa yang ada hanya rasa lelah dan nikmat orgasme yang malah aku sendiri dilarang orgasme dalam scene ini. “Teh..” seru Imel padaku yang memeluk tubuhnya itu di lantai dalam posisi menyamping.

“Kalau Imel sayang teteh, hisap payudara teteh,” kataku dibalas dengan rasa geli hisapan kecil pada puting kiriku, sambil terkadang mengigit kecil membuatku merasakan perih sakit. “Lebih baik terbang melayang karena seks seperti ini mel, daripada terbang karena zat adiktif,” ujarku sambil mencium rambut adikku itu yang berwarna cokelat.

Ya, aku memiliki adik walau tidak sedarah yang lebih membutuhkanku sekarang di sini, dipelukan dadaku. Adik kecilku yang lain di sana semoga bahagia bersama Ibu Maya.


- Diary 5

no quote
 
Terakhir diubah:
Thanks apdate nya tantee davina ... Gila aja gitu ... emang beneran ada kehidupan ky gitu tante @Davina-hime ???
Bingung aja gitu mau ngaceng tapi ... ngikutin kehidupan rumit ky gitu jd baper dehh ..
Aku pikir gaya hidup ky gitu hanya ada di film barat atau JAV aja ... :(
 
Thanks apdate nya tantee davina ... Gila aja gitu ... emang beneran ada kehidupan ky gitu tante @Davina-hime ???
Bingung aja gitu mau ngaceng tapi ... ngikutin kehidupan rumit ky gitu jd baper dehh ..
Aku pikir gaya hidup ky gitu hanya ada di film barat atau JAV aja ... :(
 
Thanks apdate nya tantee davina ... Gila aja gitu ... emang beneran ada kehidupan ky gitu tante @Davina-hime ???
Bingung aja gitu mau ngaceng tapi ... ngikutin kehidupan rumit ky gitu jd baper dehh ..
Aku pikir gaya hidup ky gitu hanya ada di film barat atau JAV aja ... :(
gaya hidup bdsm? lifestyle macem macem loh apalagi yg underground :hati:
yg muncul ke permukaan kyk swinger cuckold aja gaya hidup.

kehidupan itu rumit klo udah berhubungan sama seks bebas, narkoba, uang.
 
Maksudnya alurnya sudah menarik perhatian walau karakter2nya masih penuh misteri masing2...

Awal hubungan kak davina dengan papa lah. Kerjaan papa dan hubungannya dengan pak baskoro lah. Posisi mama di itu eksibisi bdsm kemaren. Hubungan papa dan teh riska lah. Teh Puri, anak2 jakarta, anak2 Bandung...

*Belum baca apdetan hari ini, baru scroll sekilas kebaca nama baru lagi, imel, siapa lagi ini. Hahaha...

Ini cerita masih seperti kepingan2 puzzle bersebaran. Tiap apdetan ceritanya punya teka-teki masing2. Menarik sangat!

Semoga tidak terlalu rumit melebihi batas pemikiran saya aja sih harapannya. Saya biasanya ga tahan baca cerbung yg tokohnya terlalu banyak dan rumit. Tapi sepanjang ini sih masih oke banget...
ooh gitu, seneng klo ada yg merhatiin ceritanya terus suka :hati:
klo baca dari part 1 nyambung kok dan akan kenal tokoh-tokohnya. sampai Amelia central tokoh dirumah-kosan udah semua tokoh inti.

karena aku cerita soal keluarga yang aku ada didalamnya trus aku jalanin kehidupanku gimana.
ndak akan rumit karena walau bagaimanapun plot cerita tetep 80% itu tentang pengalaman seks aku.
kk suka tokoh yg mana ceweknya? :rose:
nanti aku bilangin langsung ke orangnya kk suka huhu.
 
Bimabet
Ane masih gagal paham
Nunggu tamat aja deh
Kalau ngga mendetail gagal paham ane
ini diary kk bukan nulis menghayal bikin cerita seks :rose:
aku tulis pengalaman seks aku dan hidup dijalanin aja. mau nunggu ending gimana coba?
klo bikin cerita menghayal bisa bikin pembukaan, tengah, klimaks ending.

Andani Citra, Eliza, Lily Panther ndak ada tamatnya aku baca. Ndak ada endingnya. Itu cerita panas series.

itu kk yg di atas komen ada yg bisa paham dan dapet ceritanya. makin baca makin kenal tokoh-tokohnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd