Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Davina (Bandung-Jakarta Underground Stories)

Kaya cerita mafia ya

Iya, kan aku cerita soal orang-orang underground. :rose:
keluarga, mother chapter kan istilahnya.

Apdetnya kenceng amat, dah ketinggalan baca tiga episode...

T_Ta

lagi ada mood buat curhat sih huhu

Oh panggilannya irma

he'emh

Duh kanak ibu sendiri pun dinakalin
Mantap updatenya :rolleyes:

kan sayang, makanya dinakalin. :rose:

Muncul juga ibu maya
Mantul gan

nunggu Ayah Berwin juga muncul ndak? huhu

@Davina-hime ... Semakin kereen...
Bener bener complicated kisah nya sis.. Tapi yang bikin kesal...
Kenapa diputus kisah ama mama maya.... :aduh: mengesalkan buanget...
Tapi secara global semakin mantull kisahnya sis...
Lancrotkan 😍

makanya ada tags drama, slice of life. kan udah ada adegan pesta seks perkosaan

Enak banget sih tuh om
Beruntung kaleee

om om yang mana dulu nih uhuhuu

Jahat banget sama ibunya
Masa dicekokin gitu
Ditunggu fr nya hu

kan sayang, klo sayang mah apapun dilakuin :hati:

Bagus apdatenya ... :rose: BTW ... Ehh emangnya mbak @Davina-hime bisa menikmati lesbi sama ibunya??? :(

klo sama Mama Lara aja bisa...

Ngeri-ngeri sedap updatenya

Ngeri gimana? uhuhuhu

Menunggu collab davina, maya, dan suami maya

mungkin di alternte universe ada tuh pengalamannya

Anjir. Jam segini sange

lewat jam 00 emang waktunya sange kan :hati:

-------

thx juga buat yg lain yg udah mampir :rose:
 
Gila ceritanya detail dan bikin imajinasi jalan banget, thank you suhu

makasih, sama-sama :rose:

Padahal nunggu prewi di bahas
Hehehe

perawan diambil siapa gitu? harus flashback itu

Ibu maya setelah berlesbian ria, apakah akan curhat tentang ayah darwin?

siapa itu ayah darwin? huhuhu

Geserin page biar di update
Penasaran sama ibu maya

emang kenapa sama ibu maya? pada seneng kisah lesbian ya

Absen dulu, nungguin davina balik bersepeda

aku malah habis zumba huhu keringetan :hati:
 
Suka nih beginian, coba kalo mama sama papa barengan 'perkosa' anaknya, seru tuh

Si papa kalo abis sarapan, dikasih 'dessert' vagina anaknya, ugh
Si mama ga mau nambah 'peliharaan' cewek?
 




Aku duduk di meja outdoor rooftop salah satu restoran terkenal jakarta. Dari tempatku menikmati teh hangat sambil menunggu seseorang, terpampang apartemen-apartemen menjulang tinggi, di sekitarnya terdapat pepohonon hijau. Udara di sini sejuk langit juga berawan. Aku dalam suasana hati yang gembira, banyak tersenyum sambil meneguk teh hangat yang kupesan itu. Apa yang kulakukan mungkin akan membuat papa kaget dan mama marah, akan tetapi aku tidak menyesal melakukannya.

Bibirku ini masih bisa merasakan lembutnya bibir ibuku sendiri. Kecupan yang kuberikan pada lehernya menyelusur ke arah payudaranya yang dahulu kuhisap saat kecil, menambah rasa rinduku saat kukecup, kujilati, lalu kuemut keras menariknya sampai lepas. ibu yang sedang tidur sangat cantik di usianya yang sudah 40an. Kulumat bibir ibuku, menghisap lidahnya, sementara jemariku bermain di liang senggamanya. Aku yang berada di atas tubuhnya mengocok vaginanya sembari tangan kiriku mempermainkan klitorisku sediri. Kujilati vagina Ibuku Maya yang terasa hanyir dan asin karena lendir kewanitaannya mulai keluar.

Aku duduk menghadap ibuku yang sedang telentang tertidur dengan kaki yang mengangkang lebar. Kudekatkan bibir vaginaku menyentuh vaginanya yang basah, kaki kami berdua kuposisikan menyilang seperti dua gunting yang bertemu. Kugerakkan pinggangku ini bergoyang memutar menggesek-gesekkan vulvaku dengan vulva ibuku. Rasa basah, rasa geli aku rasakan, aku terus memperhatikan ibu yang masih tertidur apakah akan bangun akibat gerakan seksku ini ataukah tidak. Sambil mempermainkan klitorisku dengan jemari aku berusaha menikmati seks ini.

Kudempetkan tubuhku lebih dekat. Kuangkat tungkai kaki kanan ibuku Maya lalu menempatkannya pada bahu kiriku, memegangnya dengan tangan kiri, dan kini posisi badanku duduk dengan kaki kanan menekuk, dan punggung yang mundur. Selangkangan kami berdua masih berhimpitan dalam posisi gunting. Kugoyangkan pinggangku menggesek-gesekan lebih cepat membawa rasa geli nikmat pada vaginaku yang berciuman incest dengan vagina ibuku. Aku mendesis pelan. Cairanku dan cairan ibu semakin basah.

Aku yang menikmati rasa itu sendiri tidak memperhatikan ibu yang mulai bangun dari efek obatnya, hanya 15 menit efeknya. Aku yang takut ibu berontak melepaskan diri kemudian menindih tubuh ibuku dalam posisi missionary. Kedua payudara kami saling berdempetan, kutahan tubuh ibuku agar tidak bisa bangkit sementara kedua jemariku kukeluar-masukkan didalam liang surgawinya. “Irma kamu ngapain Ibu?!” kagetnya berusaha berontak tapi kutahan. “Ssst nanti James bangun,” kuciumi leher ibuku membuatnya seperti kegelian, “Gila kamu, gak boleh kayak gini,” Ibuku menggoyangkan pinggulnya seperti ingin merasakan lebih jariku yang mengaduk memeknya yang merah basah. Kumasukkan tiga jari sambil terus berusaha mencium ibuku yang menolak, memalingkan wajahnya yang kemudian kukecup hisap lehernya membuatnya mendesah Aaah... Ahhh. “Udah dong Irma jangan giniin ibu!”

Kupaksa ibuku orgasme hingga menggelinjang tubuhnya. Ibuku Maya mengaduh mendesah dan mendesis shhh nafasnya berat setelah menikmati klimaks yang dia tahan sambil memejamkan matanya tidak sudi melihatku. Dia menangis, terisak pelan. “Sebentar ya Maya, aku tadi lihat mentimun panjang segar hijau di kulkas. Ada wortel oranye juga segar. Maya suka salad juga sepertiku kan?”

Kulumuri wortel panjang dengan minyak kelapa kuning, kuguyur juga tubuh ibuku itu agar mengkilat licin, ia terlihat kaget dengan apa yang sedang kulakukan. Tidak hanya dirinya, aku juga ikut mengguyurkan itu pada tubuhku membuat ranjang ini basah oleh minyak. Kusentuhkan wortel itu pada bibir anusnya lalu ketekan masuk pelan, ibuku yang terisak seperti menahan nafas, tidak berhenti kupaksa tekan wortel itu sampai masuk lebih dari setengah.

“Maya udah ndak ngelawan ya,” seruku manja menggodanya tidur di samping tubuhnya beruasha mendekati wajahnya, mengecup pipinya, sambil kumainkan mentimun hijau panjang itu kumasukkan ke vaginanya. Kutarik masukkan itu yang mudah sekali mungkin karena ibu sudah melahirkan dua kali. Sepertinya ibuku menikmatinya karena ia memejamkan mata mendesah sambil kuciumi lehernya yang putih. Terdengar suara cipap yang basah plok plok juga sesekali suara kentut dari vaginanya. Kukecup bibir ibuku, kulumat bibir bawahnya kutarik sayang sampai lepas. Ia mulai menanggapiku kami mulai saling melumat menghisap. Kuberikan lidahku untuk ia hisap, dan saat ia melakukannya rasa merinding terasa di lidahku. Rasa senang, bahagia walaupun saat kami berlepas ciuman, ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

Aku tetap mengecupnya, memaksanya untuk orgasme lagi sampai ia squirt banyak sekali membuat ranjang ini benar benar basah oleh keringat, minyak, serta cairan orgasmenya. Aku tidak mendapatkan orgasme dari permainan ini, tetapi aku mendapatkan rasa lega dan senang sekali saat bisa berpelukan menyamping dengan ibuku yang kelelahan. Kulit kami yang mengkilat terasa licin apalagi saat aku menyentuhkan dan menggesek-gesekkan payudaraku dan payudaranya. Kubiarkan mentimun serta wortel itu tertanam pada vagina dan lubang analnya.

Ia melihatku dengan matanya yang sendu itu.

Ibuku dengan suaranya yang pelan mengatakan padaku bahwa dia tahu saat aku masih remaja, senang menjilati vaginanya ketika dalam lelap tidur siang. Terkadang ia pura-pura tidur membiarkanku menikmati apa yang kumau. Ibuku Maya tahu orientasi seksualku yang lesbian sejak masih bersama Ayahku. Aku kemudian bermasturbasi di sampingnya sambil meremas payudaraku sendiri. Kukocok vaginaku, mendesah, memperlihatkan betapa aku juga ingin dipuaskan sepertinya. “Ibu kocokin aku ya?” tukasku sambil mengambil tangan kirinya yang bercincin pernikahan lalu memasukkan jari tengah dan telunjuknya demi memuaskan aku.

Ibuku melakukannya malam itu membantuku klimaks menggunakan jemarinya. Aku, Davina sibuk menghisap payudara ibuku seperti ketika aku kecil. Rasa minyak kelapa tidak kupedulikan di lidahku, aku hanya ingin bersamanya seperti ini dalam pelukannya.

Waktu yang kuinginkan selamanya tetapi kutahu ini tidak akan selamanya.


Lamunanku terbuyarkan saat Om Barata sudah hadir dan duduk di meja yang sama denganku,”Lama?” katanya, aku jawab dengan menggelengkan kepala saja. Kami kemudian makan pagi sekitar jam 8 lebih sambil melihat panorama gedung tinggi di sekitar. Om ku memesan masakan Italia lasagna, sedangkan aku memesan makanan indonesia nasi goreng.

“Sudah selesai urusannya?” tanya Om Barata padaku.

“Iya, hari ini sepertinya aku pulang ke bandung,” jawabku sambil melahap satu suap lalu mengemut sendoknya. Itu membuat Om Barata tersenyum. Ia yang mengenakan setelan jas dengan kemeja putih terlihat lega. Entah apakah aku di jakarta ini menjadi bebannya atau tidak tapi aku tidak berani menanyakannya.

“Jadi hanya punya beberapa jam bersama Om,” serunya.

“Kalau mau kita ke hotel?” jawabku cepat.

Dia tersenyum, “Ada yang ingin om kasih liat ke Davina.”

Aku diajak ke salah satu rumah di wilayah Jakarta Barat. Dari luar nampak biasa saja. Suasana lingkungannya sepi, rumahnya bagus tetapi ternyata itu tidak seperti yang kupikirkan. Aku selalu mengira tempat untuk melakukan hal seperti ini berada di wilayah pinggir kota atau wilayah yang jauh dari penduduk jalan raya seperti rumah-rumah yang ada di bandung barat pinggiran.

Om Barata membawaku ke rumah ini. Di sana di salah satu ruangannya, aku melihat seorang wanita telanjang digagahi paksa oleh banyak pria.pada kasur lesehan tanpa sprei. Beberapa orang duduk menunggu masih berpakaian di kursi panjang yang ada. Sebagian lagi sedang sibuk memompanya bergantian di depan kamera video yang aktif merekam kegiatan mereka. Kudengar video seperti ini jadi video privat berbayar yang menghasilkan uang banyak di kalangan bawah tanah. Real Rape, genre yang juga dicari oleh teman-teman divisi lain Pak Baskoro. Kurang lebih pria yang menggilir wanita ini ada 8 orang.

“Dulu di bandung seperti ini, waktu om masih muda, om dan anak-anak sering ngegilir perempuan bergantian di kosan,” ujar omku yang duduk pada sofa di sampingku.

“Apa itu ritual anak-anak atau…” tanyaku yang dipotong oleh om, “Kami hanya bersenang-senang, menikmati tubuh putih perempuan sambil mabuk. Jaman dulu itu masih minum intisari, topi miring, kadang ada yang bawa lintingan terus nyimeng barengan.”

Aku melihat wajah omku yang bersih ganteng rambutnya hitam di sisir ke belakang agak panjang seleher seperti sedang memikirkan sesuatu. “Wanita ini tidak bersalah apa-apa, Davina. Tapi dia kami gilir disini karena ulah suaminya. Dia berani kabur dari tanggung jawab yang harusnya dia penuhi.”

“Masalah uang?” tanyaku, “Ya, ia bawa kabur uang om, bukan berusaha membayar hutangnya, membiarkan istrinya menjadi jaminan.”

“Kalau di bandung, papa ndak akan biarin hal kayak gini,” ujarku.

“Ini bukan bandung, Davina. Papa mu itu gak mau di Jakarta, padahal mantannya yang manado ada di sini, begitu juga Puri waktu dulu.”

Aku diam, kadang merasa aneh. Jika bersamaku om itu terlihat sangat baik ramah tidak ada satu kata kasar binatang keluar. Akan tetapi jika sedang bersama papa, kata makian umpatan hinaan binatang itu keluar bebas seakan papa dan om itu berselisih setiap dalam pertemuan. Aku dengar dari Kak Dion dulu Om Barata itu serem waktu masih di bandung dan masih naik motor Ninja 250R, anak geng yang suka ngumpul suka main perempuan, sedangkan papa itu malah yang diem polos anak rumahan banget.

Sekarang kondisi itu malah terbalik. Papa malah yang terlihat lebih kejam dan punya banyak perempuan, sedangkan Om Barata cuma punya Teh Anne dan aku yang benar diakui sebagai pasangan.

***​

Aku di antar oleh Om Barata ke hotel, aku tersenyum melihatnya yang mengemudikan Mobil Nissan Grand Livina Hitam ini, sepertinya sebelum pulang aku akan menikmati hari indah bersamanya. Setelah momen indah dengan ibuku, kini bersama Om ku, susah kami bertemu karena jarak dan hanya sering ia kirimkan uang seperti yang dilakukan Ayahku Berwin. Jadi saat dia mengatakan kita bisa singgah di hotel dulu sebentar membuatku bahagia.

Salah satu pengusaha itu yang dibilang Om Barata, pria paruh baya yang berkepala botak berkulit putih berdarah keturunan dan badannya besar gendut itu menyambutku di dalam kamar hotel. Ia mirip seperti kingpin dari cerita spiderman. Aku melirik Om ku, ini bukan seks yang aku mau.

Om Darto menggagahiku di ranjang hotel dalam posisi missionary. “Anak papah udah gede sekarang putih cantik banget,” racaunya padaku berfantasi sedang menggauli puterinya sendiri. “Pah sakit..” ujarku yang mendesah pelan, merasakan kontolnya yang tidak terlalu besar itu keluar masuk di dalam memekku, membuat tubuhku ikut bergoyang mengikuti irama hentakkannya. Om Barata diam duduk di kamar itu melihatku ditiduri di depannya.

Om Darto mencabut penisnya, lalu kemudian dia menjambak rambutku, memintaku untuk menelan kontolnya yang basah oleh cairan kewanitaanku. Dia berdiri di atas ranjang sedangkan aku kemudian duduk berlutut dan melakukan blowjob seperti yang diminta. Kujilati kontol itu kemudian kulumat menggunakan lidah, sebelum kutelan memaju-mundurkannya dan tidak sulit karena ukurannya tidak terlalu besar.

“Enak banget kontol papah sayang,” kulakukan deepthroat membuat mulutku banjir air liur hingga menetes dari daguku. Om Darto kemudian mencabut kontolnya itu lalu mencium bibirku melumatnya lalu mendesak tubuhku lagi untuk berbaring dan kemudian aku ditindih, lagi dipompa dalam posisi missionary yang sama. Kali ini sodokannya lebih cepat membuat nafasku tidak lancar ahhh ahhh aku mendesah. Om Darto bangkit melambatkan hentakan pinggulnya yang memompa vaginaku, ia lalu mencubit putingku dipilin-pilin sedangkan payudara kiriku ia remas-remas cukup keras. “Pah.. jangan sakit,” Ia lalu menindihku lagi, suara penis yang basah kuyub dan semakin lancar itu menimbulkan suara plok plok plok yang menaikan birahiku. Rasa geli hangat nikmat itu membuatku memejamkan mata, tubuhku berkeringat dan dipaksa bibir ini untuk berciuman dengan seseorang yang tidak kukenal. Kasar sekali lumatannya seperti anjing yang sedang birahi.

Om Darto kemudian mengangkat tubuhku sehingga kini dia terbaring di tempat tidur dan aku kini berada di atas tubuhnya sedang dipompa dari bawah dalam posisi woman on top. Kontolnya tidak lah besar, tapi cara ia main membuatku kewalahan. Aku tidak diberi sedikit nafas pun untuk istirahat. Kontolnya yang sudah habis sampai pangkalnya tertelan memekku ini, kemudian ia pompa naik turun membuatku mendesah tidak karuan. Aku kemudian mengikuti iramanya dan menaik-turunkan pantatku sendiri sambil kugoyang saat mentok semua di dalam. Suara becek itu berdecak-decak, Aaahh… Ahahhh… shhh.. desisku kepanasan oleh birahiku sendiri. Payudaraku bergoyang naik-turun, sejenak kulirik Om Barata yang duduk dia terlihat diam saja tanpa ekspresi apapun. Aku jadi ingat ucapan Teh Anne bahwa Om Barata yang membuatnya menjadi wanita seperti sekarang. Apa memang omku ini senang melihat wanita miliknya digarap oleh pria lain dan melihatnya langsung.

“Enak sayang?” seru Om Darto padaku yang keringatan lelah keenakan, “Kok berhenti Pah?” ujarku yang kemudian menggoyangkan pinggulku saat penisnya terbenam semua ingin merasakan bentuknya menggesek dinding dalam vaginaku dan memberikanku kenikmatan lagi dan lagi. Tubuhku menggelepar-gelepar, meliuk-liuk pinggangku, menaik-turunkan pantatku dengan cepat lalu kemudian aku ambruk di tubuh Om Darto tapi pantatku masih terus kugerakkan naik turun plok plok plok berbunyi. Om ku ini yang menjadi pasangan seksku kemudian memegang bongkahan pantatku lantas menggenjotku dari bawah dengan tempo yang sangat cepat bagai piston. Aku mendesah keenakan sampai akhirnya ada sesuatu dari dalam tubuhku yang rasanya ingin tumpah keluar. “Kita keluarin bareng, “ ujarnya, aku yang tidak mau merasakan orgasme bersama selain dengan kasihku ingin bicara, tetapi rasa nikmat di vaginaku dan rasa menjalar yang kurasakan pada kulit di tubuhku menahanku. “Hamilin aku Pah, cepet buntingin aku cepet.. Aahh,” racau mulutku sudah tidak lagi memikirkan apapun.

Aku terbaring merasakan rasa hangat, Om Darto memfoto tubuh telanjangku yang habis melakukan seks dengannya. Di fotonya banyak sekali bagian vaginaku yang melumerkan air maninya yang putih kental menetes ke ranjang. Aku tidak tahu apa yang sedang dibicarakan Om Darto dan Om Barata, yang pasti setelah dia selesai menggauliku dia pergi dari kamar ini.

Rasa lelah dari tubuhku membuatku tertidur sejenak.

Samar-samar kurasakan ada seseorang yang sedang memompaku dalam tidurku. Aku merasakan rasa kontol lagi dalam vaginaku yang becek akibat persenggamaan pertama. Dinding-dinding vaginaku mulai merasakan lagi sensasi nikmat kulihat Om Barata masih mengenakan pakaiannya, hanya membuka reseleting celananya, sedang menaik-turunkan tubuhnya. Mudah sekali ujung kepala kontolnya masuk ke dalam memekku menyentuh bibir rahimku membuatku mengaduh mendesah lagi.

Diciumnya bibirku ini dengan lembut romantis, sebelum akhirnya dia mulai lagi memompa dalam ritme sambil mengemut payudara kiriku. Tangan kananku meremas bantal di bawah kepalaku, dan aku menggigit bibir bawahku pelan merasakan nikmat bahagia disetubuhi oleh kekasihku. “Om, aku cinta om shhh, aaahh aduhhh, sakit aahhh lagi terus jangan berhenti,” ujarku.

Aku menikmatinya bersenggama dengan pacarku di jakarta. Cara bagaimana ia memperlakukanku sama baiknya dengan papa yang juga selalu romantis meniduriku.

- Diary 9

no quote
 
Terakhir diubah:
Keren Davina..... Sex scene terbaik dari sejak diary pertama kamu....
Sex scene ama mama kamu itu paling hot banget dah, Ternyata mama kamu juga ada bakat lesbian juga sis.
buktinya sejak remaja dibiarin kamu menjilatin vaginanya..
Incest scene nya wow banget dah.... mantul
Hamil in aku pah, buntingin.... sange nya udah ke ubun ya sis .....:alamak:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd