Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Bimabet
sabar ya update sedang dikerjakan
 
Diary Seorang Istri
Part 38 - Awal Mula



Anto yang sedang merokok di sebelah kios kaki lima pedagang rokok dipinggir jalan melihat sebuah mobil menyalakan lampu Dim memberi kode padanya, Anto tersenyum melihat itu, saat sorot lampu mobil semakin mendekat, Anto membuang rokoknya dan mendekati penjual rokok, “Mang, aku beli itu.” Anto menunjuk sebuah kaleng energy drink, Anto memberikan sejumlah uang kepada penjual rokok tersebut. Mobil Hitam berjenis SUV berhenti di sisi jalan di belakangnya, Kaca mobil di sisi penumpang terlihat turun, Anto tersenyum melambai pada pengemudi mobil dan bergegas mendekati mobil tersebut, setelah memberikan salam Anto naik ke mobil.

“Pasti kamu kena masalah lagi ya.” Ujar pengemudi mobil yang rupanya adalah seorang wanita cantik.

Anto memandang wanita cantik tersebut sambil tersenyum kecil, “Gak lah, aku kangen ama jeng Via Kok.”

“Alah gombal kowe..” Sahut si wanita cantik itu sambil tertawa lepas.

“Kamu sudah makan To?” Tanya wanita yang bernama Olivia itu, Anto menggelengkan kepala, Olivia melirik sebentar dan kembali memusatkan perhatian pada jalanan.

Tak lama berkendara, mobil Olivia berbelok ke sebuah restoran seafood, setelah memarkirkan kendaraannya Anto dan Olivia masuk kedalam restoran tersebut.

Suasana Restoran tidak terlalu ramai malam itu, Anto dan Olivia mengambil tempat di pojokan, seorang pelayan memberikan menu dalam bentuk tablet IPAD, lalu meninggalkan kedua orang itu untuk memilih menu.

“Jeng Via aja yang pesan, aku manut ae.” Anto memberikan Ipad tersebut pada Olivia, wanita cantik itu terlihat membaca menu-menu yang ada, lalu menekan beberapa menu yang ada disana, menu pilihan Olivia langsung terhubung ke staf dapur, setelah memesan makanan, Olivia meletakkan Ipad tersebut di meja.

“Jeng Via semakin cantik aja, semakin segar..” Ujar Anto mulai merayu.

“Hmmm, kalau ada masalah baru kamu cari aku ya, sekarang masalah sama siapa? Pasti sama suami orang ya, dasar kamu..” Olivia tersenyum sinis.

Anto menatap wanita cantik didepannya ini, wanita cantik ini memang bukan perempuan sembarangan, dia wanita yang sudah tahu benar karakter Anto. Dia langsung bisa menebak apa yang terjadi pada Anto, dan Anto sendiri tak bisa menyembunyikan apapun dari wanita cantik ini.

“Bisa aja jeng Via ini, emangnya gak boleh kangen ama kamu ya, curiga aja bawaannya.” Ucap Anto.

“Hmmm aku tuh kenal kamu bukan dari kemaren, kamu tuh gampang ditebak. Ya kan..” Ujar Olivia menopang dagu memperhatikan pria didepannya ini.

“Wis..wis..ra sah omongin aku terus, jeng Via apa kabarnya? Aku gak nyangka kalau jeng Via ada di Surabaya loh, aku pikir masih di Bali.” Ucap Anto.

Baru saja Olivia hendak menjawab, beberapa pelayan tiba di hadapan mereka, pelayan-pelayan itu meletakkan pesanan Olivia di atas meja, sete;ah semua pesanan selesai di atur, pelayan-pelayan tersebut mohon diri, dan mengambil Ipad yang ada di meja.

“Sudah, kita makan dulu..tunda obrolannya.” Ucap Olivia kemudian mengambil beberapa makanan yang ada di meja.

Anto mengangguk setuju, Antopun ikut mengambil makanan yang terhidang di meja, Anto mengambil sebuah makanan dan meletakkannya di piring Olivia seperti seorang gentlement, Olivia tersenyum pada Anto, sungguh manis senyuman perempuan cantik itu.

Olivia Jansen adalah seorang wanita berusia 40 an, walau begitu, penampilannya tak kalah dengan gadis-gadis yang usianya jauh lebih muda, wajahnya yang campuran oriental dan bule membuatnya semakin menarik dipandang, Olivia adalah seorang diplomat karier, biasanya Olivia bekerja di kedutaan Indonesia di luar negeri, kini dia sedang menikmati cutinya dan kembali ke tanah air.

Perkenalan Olivia dengan Anto terjadi di Bali, Olivia menyewa Anto sebagai private trainernya, kebetulan Anto memang baru saja bekerja sebagai trainer di sebuah pusat kebugaran di Bali, hubungan Anto dan Olivia bukan hanya seorang trainer dan murid, tapi lebih dari itu, Anto juga melayani kebutuhan biologis Olivia di ranjang, boleh dibilang Olivia yang mengajarkan Anto untuk mengambil side job sebagai gigolo.

Olivia sangat puas dengan kemampuan Anto melayaninya di ranjang, keperkasaan Anto membuat Olivia mabuk kepayang, perlahan Olivia mulai menyukai Anto, seiring waktu Olivia mulai jatuh cinta pada Anto, namun Olivia tak menyukai hubungan yang bersifat mengikat, Olivia tipe perempuan yang independen, dia berusaha menahan perasaannya pada Anto, trauma pernikahannya membuat Olivia enggan untuk menyerahkan hatinya pada lelaki lagi, Olivia sendiri sangat sibuk dalam kariernya, apalagi hidupnya lebih banyak diluar negeri, untuk itu Olivia akhirnya mengambil jalan tengah, Dia tak peduli Anto mau tidur ama siapa juga, asalkan saat dia ingin, Anto bisa ada untuknya, Olivia tahu kalau Anto sangat pemilih dalam urusan teman tidur, Olivia tahu kekasihnya itu tak akan tidur dengan pelacur atau wanita yang beresiko tinggi, oleh sebab itu Olivia tak khawatir sedikitpun dengan Anto.

***​

Olivia meringis, matanya terpejam merasakan kenikmatan yang sungguh dahsyat, tangan Olivia mencengkram seprei, tubuh mulusnya terguncang-guncang seiring kontol Anto yang kencang menusuk lubang memeknya.

“Yankk..ohhh yankk….jangan berhenti..teruss yankk…aku mau nyampe…aghhh..” Olivia meracau, Anto menggempur Olivia di posisi misionaris, tubuh Olivia terbaring di ranjang, sedangkan Anto menghajar memek Olivia di sisi Ranjang, spring bed milik olivia berguncang-guncang seiring gerakan kontol Anto yang menghujam keluar masuk dalam lubang senggama wanita cantik berkulit putih itu.



Olivia benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa, bahasa tubuhnya tak bisa membohongi apa yang dirasakannya, bibir cantik Olivia terbuka, suaranya tertahan di tenggorokan, Anto mencengkram leher Olivia hingga Olivia sedikit tercekik, namun Olivia sungguh menyukai dominasi Anto terhadapnya, Anto adalah satu-satunya lelaki paling laki yang membuatnya mabuk kepayang, Anto menatap wajah pria berkulit coklat gelap di hadapannya ini, Anto mencium bibir Olivia dengan penuh napsu, cengkraman dan lumatan Anto semakin membuat Olivia tersiksa dalam mengambil oksigen, rasa sesak dan rasa nikmat di memeknya terasa serasi berpadu, membuat Olivia semakin cepat menggapai orgasmenya, Olivia mencengkram lengan kekar Anto yang dipenuhi Tato, wajah dan matanya menatap lelaki yang sedang menyetubuhinya memohon belas iba, Anto melepaskan cengkramannya, sepasang kaki Indah wanita cantik itu semakin dilebarkan Anto, “Ohhh memek kamu sangat kencang banget yank..” ujar Anto.

Napas kedua insan yang sedang berpacu syahwat saling memburu, Olivia mencengkarm kedua payudaranya, kembali bibirnya terbuka menganga, matanya mendelik dan kemudian terpejam, Punggung Olivia sedikit naik dan melengkung, tak lama tubuhnya mengejang dan bergetar hebat, telapak kakinya sedikit menegang, Olivia kejang-kejang bagai pasien epilepsi, Anto menurunkan ritme kocokannya, Anto menahan pinggul perempuan cantik yang tengah diserbu orgasme hebat. Anto mengusap peluh yang membanjir di wajahnya, bibirnya tersenyum melihat wanita cantik di bawahnya menggelepar untuk kesekian kalinya.

Anto melepaskan kontolnya dari memek Olivia, anto kemudian berjalan menuju kulkas dan mengambil sebotol air mineral, air mineral itu sebagian ditenggaknya, sisanya diberikan ke Olivia yang tengah berbaring menyamping sambil melipat dengkulnya, tubuh wanita itu telah berkilat dengan peluh, Anto mendekati wanita cantik itu, dan membantunya duduk, Olivia menerima botol air mineral yang diberikan Anto, diminumnya hingga habis sisa air di dalam botol itu, air dibotol itu seolah menjadi penambah energi bagi Olivia.

“Gimana sudah ready yank, kita lanjut lagi ya..” Ujar Anto sambil menyibakkan beberapa helai rambut Olivia dari kening wanita cantik itu.

Olivia melirik manja ke pria pujaan memeknya itu, senyumnya mengembang, seketika Olivia bergerak mendekati Anto, Olivia mendorong pria itu hingga terlentang di kasur, Olivia langsung mengganti posisi menungging, di remasnya dengan gemas kontol Anto yang masih mengeras, Olivia meludahi tangannya dan membalurkan liur ditangannya ke seluruh batang kontol yang penuh urat tebal itu.

Olivia meminta Anto untuk mengangkang, Anto menuruti permintaan wanita cantik dan seksi itu, Olivia memegang kontol Anto dan mulai mendekati biji peler hitam Anto, hidungnya mengendusi aroma biji Anto, dengan histeris Olivia menjilati permukaan kulit biji Anto yang mulai mengerut, Anto sangat menyukai pelayanan yang diberikan Olivia, Anto sangat paham, jika sang wanita sudah rela menjilati biji pelir sang pejantan, itu artinya sang betina sangat takluk dan submisive dengan keperkasaan sang pejantan, dan Anto memang benar, Olivia sudah takluk dengan permainan ranjang Anto, hingga akal sehatnya telah terganti dengan naluri syahwatnya yang tak masuk akal, lihatlah kini lidah sang diplomat itu sedang mengais lubang pantat hitam milik seorang pria yang berbeda kelas dengannya, sungguh suatu ironi yang menggetarkan syahwat bagi siapapun yang menyaksikan, wanita cantik bertubuh seksi dengan kulit putih mulus sempurna, tengah menghirup dan menjilati lubang anus seorang pria tanpa merasa risih atau jijik sedikitpun.

Kini bibir Olivia mulai menjilati batang kontol Anto, dihirupnya dalam-dalam percum yang keluar dari ujung kontol Anto, dengan lidahnya Olivia menjilati dan mengais lendir precum yang keluar itu, Anto sedikit meringis merasakan ngilu, namun sesaat kemudian mata Anto terpejam menikmati hisapan yang begitu dalam dari mulut si cantik itu, Olivia sungguh histeris melayani kontol pujaan memeknya ini, dengan teknik deep throat sempurna, olivia berhasil menekan kontol besar itu hingga menyenh tenggorokannya dan membuatnya tersedak, Olivia mengeluarkan batang kontol itu dari mulutnya, liur Olivia ikut melekat disekujur batang kontol Anto, beberapa kali Olivia melakukan deep throat hingga kini sekeliling mulutnya telah basah oleh liur, Olivia tersenyum bagai wanita binal.

[/URL]

Anto bangkit dan mendorong wanita cantik itu hingga terlentang ke kasur, dengan kasar Anto menarik sepasang kaki jenjang wanita cantik itu hingga mendekatinya, betis indah Olivia tertahan di dada bidang sang pejantan, Anto mengocok kontolnya sambil melumat bibir Olivia, Anto sengaja mengeluarkan ludahnya dan membuangnya di mulut wanita cantik itu, bagai kehausan Olivia malah menelan seluruh ludah Anto, sorot mata wanita cantik itu benar-benar bagai wanita yang tengah haus birahi.

“Aghhhhh.” Olivia sedikit berteriak saat kontol besar Anto menghujam memeknya, kontol itu cukup besar dan selalu menimbulkan perih saat pertama kali masuk ke lubang memeknya, namun Olivia tahu, rasa perihnya ini tak akan lama, dan benar saja, semakin cepat Anto menumbuk memeknya, semakin cepat datangnya kenikmatan yang dirasakan memeknya, Anto rupanya ingin mengakhiri permainannya yang sudah berlangsung lebih dari 1 jam ini, Anto menghentakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Olivia, hal itu membuat Olivia sangat kewalahan dan sedikit mencari pegangan dengan meremas seprei.

Anto memang seniman seks yang sangat hebat, dia bukan hanya memiliki kontol super, namun Anto tahu bagaimana memainkan kontolnya di dalam memek sang betina, Anto tahu kapan waktunya menghentakkan kontolnya dalam-dalam, dan kapan waktunya untuk mempercepat ritme goyangannya, saat dorongan ejakukasi spermanya hampir keluar Anto mulai menurunkan tempo dan mengatur permainan kembali, begitu seterusnya, sehingga tak heran Anto mampu bertahan selama itu dalam menyetubuhi wanita, walau sang wanita telah mendapatkan orgasme berkali-kali.

Olivia menutup mulutnya yang hendak berteriak, rasa nikmat ini sungguh luar biasa, ada rasa perih dan rasa gatal yang tergaruk sempurna oleh hentakan kontol sang pejantan di dalam memeknya, irama hentakan itu membuat pikirannya sesaat melayang entah kemana, Olivia benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, andai tak malu, rasanya dia ingin berteriak sekencang-kencangnya menikmati semua garukan kontol besar di memeknya.

Dorongan orgasmenya mulai datang kembali, dan kali ini rasanya dorongan itu sangat besar, Olivia memegang payudaranya dan meremasnya gemas, putingnya terasa gatal seolah merespon dorongan orgasme yang kian mendekat, Tubuh Olivia menegang, dicengkramnya seprei ranjang dengan histeris, “Tahan sayang…aku juga mau crot, kita keluar barengan ya..” Ujar Anto.

Anto semakin cepat menumbukkan kontolnya ke memek Olivia, kontol Anto telah penuh dengan lelehen lendir Olivia yang putih mengental, “Yank aku mau keluar ohhhhh..” Olivia meracau hebat, “Aku juga yank….kita sama-sama keluar ya..” Balas Anto.

Terlihat gerakan pantat hitam Anto semakin cepat, dan tubuh Olivia mulai terangkat menegang, Anto terus menhujamkan kontolnya dengan cepat dan akhirnya Anto menggeram hebat sambil menghentakkan pantatnya berkali-kali, punggung Olivia terhempas di ranjang, tubuhnya bergetar hebat, telapak kakinya bergetar, dengusan napas keduanya berburu, kini pantat Anto mulai berhenti bergerak, dibiarkan kontolnya tertanam di memek sang betina untuk sesaat.

Anto menarik kontolnya keluar, lelehan sperma dan air kencing Olivia mengalir deras dari memek Olivia, Memek itu terlihat sembab, dan bengkak, lubangnya menganga basah, Anto kemudian berjalan menuju bangku dan duduk sebentar untuk menenangkan irama napasnya, Olivia terlentang di atas kasur sambil terpejam, sepasang kaki jenjangnya mengangkang memperlihatkan memeknya yang bengak akibat persetubuhan dahsyatnya.

[/URL]

Udara dingin yang berhembus dari Ac tak mampu menahan peluh yang terus mengalir dari pori-pori keduanya, seprei Olivia yang berada di bawah pantatnya terlihat membentuk bulatan yang basah, Olivia terlihat begitu lelah, dia tak mampu begerak sedikitpun, rasanya tulangnya terasa lepas dari rangka tubuhnya, Anto memperhatikan tubuh bugil perempuan cantik itu dengan perasaan bangga, ya dia sangat bangga dengan kemampuan primitifnya itu, Anto memang dianugerahi bakat untuk bisa memuaskan wanita.

Anto sedikit tersenyum saat mengingat masa kecilnya dulu, dia begitu malu saat memiliki kontol yang jauh lebih besar dari teman-teman sebayanya, bahkan mantri sunat yang menyunatnya sungguh terkejut dengan ukuran kontol yang dimiliki Anto, namun kin Kontolnya menjadi alat untuk menghidupinya, kontolnya telah membuatnya hidup dengan nyaman, Anto mengambil bungkus rokok di meja, diambilnya sebatang rokok lalu dibakarnya, dihisapnya dalam-dalam rokok yang dinyalakannya itu, Anto memandang kembali Olivia yang rupanya telah tidur, Anto tersenyum, sungguh Anto merasakan perasaan istimewa dengan wanita ini, dibandingkan dengan semua perempuan yang telah ditidurinya Olivia sangat istimewa baginya, entahlah apakah dirinya telah jatuh cinta pada perempuan ini atau apa, Anto sungguh tak paham, namun yang Anto tahu, wanita cantik ini sangat spesial baginya..Anto kembali menghisap rokoknya dalam-dalam, di hembuskan Asap rokoknya, Anto memandang gumpalan Asap itu terbang melayang….

----------------------------------------

Bersambung
 
Diary Seorang Istri
Part 38 - Awal Mula



Anto yang sedang merokok di sebelah kios kaki lima pedagang rokok dipinggir jalan melihat sebuah mobil menyalakan lampu Dim memberi kode padanya, Anto tersenyum melihat itu, saat sorot lampu mobil semakin mendekat, Anto membuang rokoknya dan mendekati penjual rokok, “Mang, aku beli itu.” Anto menunjuk sebuah kaleng energy drink, Anto memberikan sejumlah uang kepada penjual rokok tersebut. Mobil Hitam berjenis SUV berhenti di sisi jalan di belakangnya, Kaca mobil di sisi penumpang terlihat turun, Anto tersenyum melambai pada pengemudi mobil dan bergegas mendekati mobil tersebut, setelah memberikan salam Anto naik ke mobil.

“Pasti kamu kena masalah lagi ya.” Ujar pengemudi mobil yang rupanya adalah seorang wanita cantik.

Anto memandang wanita cantik tersebut sambil tersenyum kecil, “Gak lah, aku kangen ama jeng Via Kok.”

“Alah gombal kowe..” Sahut si wanita cantik itu sambil tertawa lepas.

“Kamu sudah makan To?” Tanya wanita yang bernama Olivia itu, Anto menggelengkan kepala, Olivia melirik sebentar dan kembali memusatkan perhatian pada jalanan.

Tak lama berkendara, mobil Olivia berbelok ke sebuah restoran seafood, setelah memarkirkan kendaraannya Anto dan Olivia masuk kedalam restoran tersebut.

Suasana Restoran tidak terlalu ramai malam itu, Anto dan Olivia mengambil tempat di pojokan, seorang pelayan memberikan menu dalam bentuk tablet IPAD, lalu meninggalkan kedua orang itu untuk memilih menu.

“Jeng Via aja yang pesan, aku manut ae.” Anto memberikan Ipad tersebut pada Olivia, wanita cantik itu terlihat membaca menu-menu yang ada, lalu menekan beberapa menu yang ada disana, menu pilihan Olivia langsung terhubung ke staf dapur, setelah memesan makanan, Olivia meletakkan Ipad tersebut di meja.

“Jeng Via semakin cantik aja, semakin segar..” Ujar Anto mulai merayu.

“Hmmm, kalau ada masalah baru kamu cari aku ya, sekarang masalah sama siapa? Pasti sama suami orang ya, dasar kamu..” Olivia tersenyum sinis.

Anto menatap wanita cantik didepannya ini, wanita cantik ini memang bukan perempuan sembarangan, dia wanita yang sudah tahu benar karakter Anto. Dia langsung bisa menebak apa yang terjadi pada Anto, dan Anto sendiri tak bisa menyembunyikan apapun dari wanita cantik ini.

“Bisa aja jeng Via ini, emangnya gak boleh kangen ama kamu ya, curiga aja bawaannya.” Ucap Anto.

“Hmmm aku tuh kenal kamu bukan dari kemaren, kamu tuh gampang ditebak. Ya kan..” Ujar Olivia menopang dagu memperhatikan pria didepannya ini.

“Wis..wis..ra sah omongin aku terus, jeng Via apa kabarnya? Aku gak nyangka kalau jeng Via ada di Surabaya loh, aku pikir masih di Bali.” Ucap Anto.

Baru saja Olivia hendak menjawab, beberapa pelayan tiba di hadapan mereka, pelayan-pelayan itu meletakkan pesanan Olivia di atas meja, sete;ah semua pesanan selesai di atur, pelayan-pelayan tersebut mohon diri, dan mengambil Ipad yang ada di meja.

“Sudah, kita makan dulu..tunda obrolannya.” Ucap Olivia kemudian mengambil beberapa makanan yang ada di meja.

Anto mengangguk setuju, Antopun ikut mengambil makanan yang terhidang di meja, Anto mengambil sebuah makanan dan meletakkannya di piring Olivia seperti seorang gentlement, Olivia tersenyum pada Anto, sungguh manis senyuman perempuan cantik itu.

Olivia Jansen adalah seorang wanita berusia 40 an, walau begitu, penampilannya tak kalah dengan gadis-gadis yang usianya jauh lebih muda, wajahnya yang campuran oriental dan bule membuatnya semakin menarik dipandang, Olivia adalah seorang diplomat karier, biasanya Olivia bekerja di kedutaan Indonesia di luar negeri, kini dia sedang menikmati cutinya dan kembali ke tanah air.

Perkenalan Olivia dengan Anto terjadi di Bali, Olivia menyewa Anto sebagai private trainernya, kebetulan Anto memang baru saja bekerja sebagai trainer di sebuah pusat kebugaran di Bali, hubungan Anto dan Olivia bukan hanya seorang trainer dan murid, tapi lebih dari itu, Anto juga melayani kebutuhan biologis Olivia di ranjang, boleh dibilang Olivia yang mengajarkan Anto untuk mengambil side job sebagai gigolo.

Olivia sangat puas dengan kemampuan Anto melayaninya di ranjang, keperkasaan Anto membuat Olivia mabuk kepayang, perlahan Olivia mulai menyukai Anto, seiring waktu Olivia mulai jatuh cinta pada Anto, namun Olivia tak menyukai hubungan yang bersifat mengikat, Olivia tipe perempuan yang independen, dia berusaha menahan perasaannya pada Anto, trauma pernikahannya membuat Olivia enggan untuk menyerahkan hatinya pada lelaki lagi, Olivia sendiri sangat sibuk dalam kariernya, apalagi hidupnya lebih banyak diluar negeri, untuk itu Olivia akhirnya mengambil jalan tengah, Dia tak peduli Anto mau tidur ama siapa juga, asalkan saat dia ingin, Anto bisa ada untuknya, Olivia tahu kalau Anto sangat pemilih dalam urusan teman tidur, Olivia tahu kekasihnya itu tak akan tidur dengan pelacur atau wanita yang beresiko tinggi, oleh sebab itu Olivia tak khawatir sedikitpun dengan Anto.

***​

Olivia meringis, matanya terpejam merasakan kenikmatan yang sungguh dahsyat, tangan Olivia mencengkram seprei, tubuh mulusnya terguncang-guncang seiring kontol Anto yang kencang menusuk lubang memeknya.

“Yankk..ohhh yankk….jangan berhenti..teruss yankk…aku mau nyampe…aghhh..” Olivia meracau, Anto menggempur Olivia di posisi misionaris, tubuh Olivia terbaring di ranjang, sedangkan Anto menghajar memek Olivia di sisi Ranjang, spring bed milik olivia berguncang-guncang seiring gerakan kontol Anto yang menghujam keluar masuk dalam lubang senggama wanita cantik berkulit putih itu.



Olivia benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa, bahasa tubuhnya tak bisa membohongi apa yang dirasakannya, bibir cantik Olivia terbuka, suaranya tertahan di tenggorokan, Anto mencengkram leher Olivia hingga Olivia sedikit tercekik, namun Olivia sungguh menyukai dominasi Anto terhadapnya, Anto adalah satu-satunya lelaki paling laki yang membuatnya mabuk kepayang, Anto menatap wajah pria berkulit coklat gelap di hadapannya ini, Anto mencium bibir Olivia dengan penuh napsu, cengkraman dan lumatan Anto semakin membuat Olivia tersiksa dalam mengambil oksigen, rasa sesak dan rasa nikmat di memeknya terasa serasi berpadu, membuat Olivia semakin cepat menggapai orgasmenya, Olivia mencengkram lengan kekar Anto yang dipenuhi Tato, wajah dan matanya menatap lelaki yang sedang menyetubuhinya memohon belas iba, Anto melepaskan cengkramannya, sepasang kaki Indah wanita cantik itu semakin dilebarkan Anto, “Ohhh memek kamu sangat kencang banget yank..” ujar Anto.

Napas kedua insan yang sedang berpacu syahwat saling memburu, Olivia mencengkarm kedua payudaranya, kembali bibirnya terbuka menganga, matanya mendelik dan kemudian terpejam, Punggung Olivia sedikit naik dan melengkung, tak lama tubuhnya mengejang dan bergetar hebat, telapak kakinya sedikit menegang, Olivia kejang-kejang bagai pasien epilepsi, Anto menurunkan ritme kocokannya, Anto menahan pinggul perempuan cantik yang tengah diserbu orgasme hebat. Anto mengusap peluh yang membanjir di wajahnya, bibirnya tersenyum melihat wanita cantik di bawahnya menggelepar untuk kesekian kalinya.

Anto melepaskan kontolnya dari memek Olivia, anto kemudian berjalan menuju kulkas dan mengambil sebotol air mineral, air mineral itu sebagian ditenggaknya, sisanya diberikan ke Olivia yang tengah berbaring menyamping sambil melipat dengkulnya, tubuh wanita itu telah berkilat dengan peluh, Anto mendekati wanita cantik itu, dan membantunya duduk, Olivia menerima botol air mineral yang diberikan Anto, diminumnya hingga habis sisa air di dalam botol itu, air dibotol itu seolah menjadi penambah energi bagi Olivia.

“Gimana sudah ready yank, kita lanjut lagi ya..” Ujar Anto sambil menyibakkan beberapa helai rambut Olivia dari kening wanita cantik itu.

Olivia melirik manja ke pria pujaan memeknya itu, senyumnya mengembang, seketika Olivia bergerak mendekati Anto, Olivia mendorong pria itu hingga terlentang di kasur, Olivia langsung mengganti posisi menungging, di remasnya dengan gemas kontol Anto yang masih mengeras, Olivia meludahi tangannya dan membalurkan liur ditangannya ke seluruh batang kontol yang penuh urat tebal itu.

Olivia meminta Anto untuk mengangkang, Anto menuruti permintaan wanita cantik dan seksi itu, Olivia memegang kontol Anto dan mulai mendekati biji peler hitam Anto, hidungnya mengendusi aroma biji Anto, dengan histeris Olivia menjilati permukaan kulit biji Anto yang mulai mengerut, Anto sangat menyukai pelayanan yang diberikan Olivia, Anto sangat paham, jika sang wanita sudah rela menjilati biji pelir sang pejantan, itu artinya sang betina sangat takluk dan submisive dengan keperkasaan sang pejantan, dan Anto memang benar, Olivia sudah takluk dengan permainan ranjang Anto, hingga akal sehatnya telah terganti dengan naluri syahwatnya yang tak masuk akal, lihatlah kini lidah sang diplomat itu sedang mengais lubang pantat hitam milik seorang pria yang berbeda kelas dengannya, sungguh suatu ironi yang menggetarkan syahwat bagi siapapun yang menyaksikan, wanita cantik bertubuh seksi dengan kulit putih mulus sempurna, tengah menghirup dan menjilati lubang anus seorang pria tanpa merasa risih atau jijik sedikitpun.

Kini bibir Olivia mulai menjilati batang kontol Anto, dihirupnya dalam-dalam percum yang keluar dari ujung kontol Anto, dengan lidahnya Olivia menjilati dan mengais lendir precum yang keluar itu, Anto sedikit meringis merasakan ngilu, namun sesaat kemudian mata Anto terpejam menikmati hisapan yang begitu dalam dari mulut si cantik itu, Olivia sungguh histeris melayani kontol pujaan memeknya ini, dengan teknik deep throat sempurna, olivia berhasil menekan kontol besar itu hingga menyenh tenggorokannya dan membuatnya tersedak, Olivia mengeluarkan batang kontol itu dari mulutnya, liur Olivia ikut melekat disekujur batang kontol Anto, beberapa kali Olivia melakukan deep throat hingga kini sekeliling mulutnya telah basah oleh liur, Olivia tersenyum bagai wanita binal.

[/URL]

Anto bangkit dan mendorong wanita cantik itu hingga terlentang ke kasur, dengan kasar Anto menarik sepasang kaki jenjang wanita cantik itu hingga mendekatinya, betis indah Olivia tertahan di dada bidang sang pejantan, Anto mengocok kontolnya sambil melumat bibir Olivia, Anto sengaja mengeluarkan ludahnya dan membuangnya di mulut wanita cantik itu, bagai kehausan Olivia malah menelan seluruh ludah Anto, sorot mata wanita cantik itu benar-benar bagai wanita yang tengah haus birahi.

“Aghhhhh.” Olivia sedikit berteriak saat kontol besar Anto menghujam memeknya, kontol itu cukup besar dan selalu menimbulkan perih saat pertama kali masuk ke lubang memeknya, namun Olivia tahu, rasa perihnya ini tak akan lama, dan benar saja, semakin cepat Anto menumbuk memeknya, semakin cepat datangnya kenikmatan yang dirasakan memeknya, Anto rupanya ingin mengakhiri permainannya yang sudah berlangsung lebih dari 1 jam ini, Anto menghentakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Olivia, hal itu membuat Olivia sangat kewalahan dan sedikit mencari pegangan dengan meremas seprei.

Anto memang seniman seks yang sangat hebat, dia bukan hanya memiliki kontol super, namun Anto tahu bagaimana memainkan kontolnya di dalam memek sang betina, Anto tahu kapan waktunya menghentakkan kontolnya dalam-dalam, dan kapan waktunya untuk mempercepat ritme goyangannya, saat dorongan ejakukasi spermanya hampir keluar Anto mulai menurunkan tempo dan mengatur permainan kembali, begitu seterusnya, sehingga tak heran Anto mampu bertahan selama itu dalam menyetubuhi wanita, walau sang wanita telah mendapatkan orgasme berkali-kali.

Olivia menutup mulutnya yang hendak berteriak, rasa nikmat ini sungguh luar biasa, ada rasa perih dan rasa gatal yang tergaruk sempurna oleh hentakan kontol sang pejantan di dalam memeknya, irama hentakan itu membuat pikirannya sesaat melayang entah kemana, Olivia benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, andai tak malu, rasanya dia ingin berteriak sekencang-kencangnya menikmati semua garukan kontol besar di memeknya.

Dorongan orgasmenya mulai datang kembali, dan kali ini rasanya dorongan itu sangat besar, Olivia memegang payudaranya dan meremasnya gemas, putingnya terasa gatal seolah merespon dorongan orgasme yang kian mendekat, Tubuh Olivia menegang, dicengkramnya seprei ranjang dengan histeris, “Tahan sayang…aku juga mau crot, kita keluar barengan ya..” Ujar Anto.

Anto semakin cepat menumbukkan kontolnya ke memek Olivia, kontol Anto telah penuh dengan lelehen lendir Olivia yang putih mengental, “Yank aku mau keluar ohhhhh..” Olivia meracau hebat, “Aku juga yank….kita sama-sama keluar ya..” Balas Anto.

Terlihat gerakan pantat hitam Anto semakin cepat, dan tubuh Olivia mulai terangkat menegang, Anto terus menhujamkan kontolnya dengan cepat dan akhirnya Anto menggeram hebat sambil menghentakkan pantatnya berkali-kali, punggung Olivia terhempas di ranjang, tubuhnya bergetar hebat, telapak kakinya bergetar, dengusan napas keduanya berburu, kini pantat Anto mulai berhenti bergerak, dibiarkan kontolnya tertanam di memek sang betina untuk sesaat.

Anto menarik kontolnya keluar, lelehan sperma dan air kencing Olivia mengalir deras dari memek Olivia, Memek itu terlihat sembab, dan bengkak, lubangnya menganga basah, Anto kemudian berjalan menuju bangku dan duduk sebentar untuk menenangkan irama napasnya, Olivia terlentang di atas kasur sambil terpejam, sepasang kaki jenjangnya mengangkang memperlihatkan memeknya yang bengak akibat persetubuhan dahsyatnya.

[/URL]

Udara dingin yang berhembus dari Ac tak mampu menahan peluh yang terus mengalir dari pori-pori keduanya, seprei Olivia yang berada di bawah pantatnya terlihat membentuk bulatan yang basah, Olivia terlihat begitu lelah, dia tak mampu begerak sedikitpun, rasanya tulangnya terasa lepas dari rangka tubuhnya, Anto memperhatikan tubuh bugil perempuan cantik itu dengan perasaan bangga, ya dia sangat bangga dengan kemampuan primitifnya itu, Anto memang dianugerahi bakat untuk bisa memuaskan wanita.

Anto sedikit tersenyum saat mengingat masa kecilnya dulu, dia begitu malu saat memiliki kontol yang jauh lebih besar dari teman-teman sebayanya, bahkan mantri sunat yang menyunatnya sungguh terkejut dengan ukuran kontol yang dimiliki Anto, namun kin Kontolnya menjadi alat untuk menghidupinya, kontolnya telah membuatnya hidup dengan nyaman, Anto mengambil bungkus rokok di meja, diambilnya sebatang rokok lalu dibakarnya, dihisapnya dalam-dalam rokok yang dinyalakannya itu, Anto memandang kembali Olivia yang rupanya telah tidur, Anto tersenyum, sungguh Anto merasakan perasaan istimewa dengan wanita ini, dibandingkan dengan semua perempuan yang telah ditidurinya Olivia sangat istimewa baginya, entahlah apakah dirinya telah jatuh cinta pada perempuan ini atau apa, Anto sungguh tak paham, namun yang Anto tahu, wanita cantik ini sangat spesial baginya..Anto kembali menghisap rokoknya dalam-dalam, di hembuskan Asap rokoknya, Anto memandang gumpalan Asap itu terbang melayang….

----------------------------------------

Bersambung
Boleh tahu siapa nama asli watak dlm gambar ni?pliss..nak tahu..
 
Diary Seorang Istri
Part 39 - Daya Tarik Maya



Pagi harinya Anto kembali memacu tubuh indah Olivia, begitu sulit bagi Olivia untuk menghindari kenikmatan yang disuguhkan oleh Anto, Namun untuk menjadikan Anto sebagai pasangan resminya, Olivia sama sekali tak ada pemikiran ke arah sana, baginya Anto adalah kekasih yang dibutuhkan untuk memenuhi hasrat biologisnya semata.

Olivia sangat menyukai atau mungkin mencintai pria penuh tato itu, dia rela memberikan materi yang berlimpah untuk kebutuhan kekasihnya itu, bukan hanya materi, Olivia juga mampu melindungi kekasihnya itu dari jeratan hukum, bagi Olivia asalkan bukan kriminal pembunuhan, Olivia akan membela Anto sampai manapun juga, contohnya sekarang, saat tahu Anto terlibat dalam masalah dan saat itu dikejar oleh orang-orang suruhan Santoso, Olivia membawa Anto menjauh dari Surabaya.

Olivia bukanlah perempuan sembarangan, dia mempunyai koneksi luas dengan berbagai instansi termasuk juga instansi hukum, melalui pendekatan koneksinya, Olivia menemui Santoso, mereka berdua sampai pada satu kesepakatan, kalau Anto tak akan pernah menginjakkan kaki lagi di Surabaya, dan Santoso juga tak akan mengusik Anto lagi, semuanya selesai demi kepentingan yang lebih besar.

Secara emosional, Santoso tentu saja tak akan melepaskan Anto begitu saja, bagi Santoso apa yang dilakukan oleh Anto sama dengan menginjak harga dirinya, namun kehadiran Olivia membuat Santoso juga sadar, banyak hal yang jauh lebih penting dari sekedar melampiaskan sakit hatinya, banyak bisnis yang tergantung oleh “Tokoh-Tokoh” yang disebut oleh Olivia, dan menyadari kenyataan itu, Santoso akhirnya menutup rapat-rapat dendamnya pada Anto.

****​

Olivia membawa Anto ke Jakarta, disana mereka tinggal berdua di apartemen Olivia, mereka hidup bersama bagai suami istri, dua bulan kemudian Olivia ditugaskan ke Jepang sebagai staf diplomatik di kedubes, Anto yang hidup bagai parasit mengandalkan transferan Olivia merasa bosan juga, dia ingin kembali bekerja sebagai trainer, Niatnya itu ditentang oleh Olivia, perempuan itu tahu kalau niat Anto sebagai trainer hanyalah kamuflase saja untuk mencari perempuan-perempuan kesepian sebagai pelampiasan hasratnya.

Olivia bahkan mengancam Anto akan membatalkan kesepakatannya dengan Santoso, dan akan membiarkan Santoso mencari keberadaan Anto, Sebenarnya Olivia melakukan itu karena dia tak ingin Anto terlibat kembali dengan masalah yang sama berulang-ulang, Anto yang memiliki hasrat seks yang buas ternyata tak selaras dengan nyalinya yang kecil, Anto merasa agak takut kalau memang Santoso kembali mencari dirinya, perlakuan anak buah Santoso membuatnya cukup gentar, dia tahu kalau pengawal-pengawal Santoso bisa berbuat apa saja padanya, dan satu-satunya backing kuatnya yaitu Olivia malah tak peduli, tentu saja membayangkan semua itu membuat Anto takut.

Pada Olivia, Anto beralasan bosan hanya tidur dan makan, tanpa melakukan aktifitas atau rutinitas, dan Olivia juga memahami apa yang dirasakan Anto, Olivia membebaskan Anto untuk bekerja apa saja asal bukan trainer, bahkan Olivia membelikan sebuah mobil sejuta umat untuk Anto melamar sebagai taksi Online.

Dari profesinya sebagai pengemudi taksi online, Anto berkenalan dengan dunia parkir, berawal dari seringnya Anto nongkrong di sebuah lokasi, dia berkenalan dengan petugas parkir, ternyata lahan parkir disana dikuasai oleh salah satu kelompok preman dari daerah yang berbatasan dengan ibukota, namun kelompok itu tak memiliki satu orang pemimpin, melainkan ada dua orang pemimpin disana yang kebetulan merupakan kakak beradik.

Sang Adik yang bernama dadang menyukai judi serta wanita, akhirnya terlibat hutang dengan beberapa orang termasuk dengan kakak kandungnya yang bernama mamat, Mamat yang merasa hutang Dadang tak akan bisa dibayar, memberikan ultimatum sekaligus solusi, untuk membayar hutangnya, Mamat meminta Dadang untuk menyerahkan Lahan parkir yang dikuasainya sebagai pembayaran seluruh hutangnya, jika Dadang menolak, maka diberikan waktu selama 3 bulan untuk melunasi hutang-hutangnya pada Mamat.

Tentu saja Dadang merasa marah dengan cara Mamat yang dianggapnya melampaui batas, namun Dadang juga menyadari kekuatan Mamat, dan dia tahu kalau ultimatum itu bukanlah gertak sambal belaka, namun begitupun dia menolak mentah-mentah menuruti kemauan Mamat.

Bagi Dadang lebih baik lahan parkirnya itu di jual ke orang lain daripada jatuh ke tangan Mamat, dan niat Dadang itu sampai ke telinga Anto melalui anak buah Dadang yang dikenalnya, mengetahui potensi keuntungan yang bisa diraihnya, Anto menjadi tertarik untuk membeli lahan parkir tersebut, dan niatnya itu kemudian di ceritakan pada Olivia, bak gayung bersambut, Olivia rupanya juga tertarik dengan cerita Anto mengenai keuntungan investasinya itu.

Bagi Olivia yang cukup berpengalaman, ada dua potensi yang bisa diambil dalam satu pukulan, pertama potensi keuntungan dari lahan parkir tersebut, Olivia mengkalkulasi investasi yang akan di gelontorkannya itu akan kembali dalam tiga tahun, potensi kedua adalah Anto, dengan cara ini, Olivia akan membuat Anto semakin tergantung padanya, dan itu memang yang diinginkan oleh Olivia, akhirnya dengan berbagai pertimbangan matang, Olivia menyetujui permintaan Anto tersebut.

Singkat cerita, Anto membeli lahan parkir tersebut dari Dadang, namun semuanya tak semulus dugaan Anto, Mamat yang mengetahui kalau adiknya menjual lahan parkir pada orang lain menjadi murka, dengan berbagai intimidasi, Mamat berusaha membuat Anto takut, niatnya adalah Anto akan menyerah dan menjual kembali pada dirinya, namun kali ini Mamat berhadapan dengan sosok invicible yang sangat powerful.

Anto yang mengadu kepada Olivia soal intimidasi dari kelompok preman lain, membuat Olivia terpaksa meminta bantuan pada pihak-pihak yang dikenalnya, Anto sendiri tak tahu apa yang dilakukan oleh Olivia, namun yang jelas sejak saat itu, tak ada lagi intimidasi dari pihak Mamat padanya, seolah Mamat merasa sungkan atau mungkin jiper dengan kekuatan dibelakang Anto.

Anto semakin terpesona dengan power Olivia, dia juga heran kenapa perempuan secantik dan selembut Olivia bisa berpengaruh seperti itu, di sisi lain apa yang diinginkan Olivia rupanya terlaksana, Anto benar-benar semakin tergantung pada Olivia, Anto bukan hanya menganggap Olivia sebagai kekasihnya, namun dalam beberapa hal, Olivia bisa berperan sebagai seorang ibu baginya, Olivia menjadi tempatnya mengadu, tempatnya berkeluh kesah, mirip dengan sikap ibu terhadap anaknya yang mampu memberikan semangat baru bagi Anto, terlebih Anto tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu sejak lahir di dunia.

Olivia berperan begitu besar bagi hidup Anto, Olivia membebaskan Anto untuk berbuat apapun, namun Olivia berpesan agar Anto tak mengulangi kesalahan yang sama yaitu meniduri istri orang, namun walau Olivia membebaskan dirinya untuk berkencan atau tidur dengan wanita manapaun kecuali istri orang, Anto merasa seolah ada tembok penghalang baginya untuk melakukan itu, kebaikan Olivia membuatnya merasa tak sanggup untuk berkencan dengan gadis-gadis lain, Anto merasa bersalah pada Olivia jika melakukan hal itu.

Sejak itu Anto tak pernah sekalipun tidur dengan perempuan, hasrat dan libidonya disalurkannya ke olahraga ekstrem, sesekali Olivia kembali ke tanah air untuk berlibur selama beberapa bulan, di saat itulah, keduanya saling melepas semua hasrat dan kerinduan, napsu seks yang terpendam berbulan-bulan dilampiaskan keduanya saat itu.

Tiga tahun berlalu sejak peristiwa Santoso, dan Sejak itu tak pernah ada perempuan yang berstatus istri orang digaulinya, bukan hanya itu, bahkan Anto tak pernah tidur dengan perempuan lain selain Olivia, satu-satunya perempuan yang digaulinya selama tiga tahun belakangan ini adalah Olivia saat perempuan cantik itu kembali ke Indonesia. Dan Anto rupanya tak ingin menyakiti Olivia, dia berusaha keras memenuhi janjinya kepada Olivia untuk tak menggoda istri orang, bagi Anto kini seolah terbentuk dinding penghalang di hatinya untuk berbuat seperti itu, dan dinding penghalang itu adalah kekecewaan Olivia, Anto tak ingin membuat Olivia yang telah berjasa besar dalam hidupnya kecewa dengan kelakuannya.

Namun semua berubah sejak Anto melihat Maya pertama kali, enam bulan lalu, itu saat pertama Anto melihat Maya, pertama melihat tak ada yang spesial dari Maya yang bisa menggoda Anto, penampilan perempuan itu cukup sopan dan sikapnya juga terjaga, memang wajah perempuan itu sangat cantik, namun tak ada syahwat terpantik dari Anto pada perempuan itu.

Pertemuan kedua saat Anto menolong Maya mengeluarkan motor, saat peremuan itu naik ke motor, tanpa sengaja kulit tangannya bersentuhan dengan Anto, sekilas Anto melihat pergelangan Tangan Maya yang putih halus sempurna, ada sedikit getaran di lubuk hatinya, mungkin pengaruh terlalu lama hasrat tak tersalur, melihat perempuan berhijab tersingkap pergelangan tangannya, membuat Anto sedikit berdesir.

Lalu disaat sepatu Maya tak sengaja terlepas saat hendak menjalankan motornya, Anto refleks mengambilkan sepatu itu, disanalah dia bisa melihat sedikit betis halus dan mulus perempuan cantik itu, begitu putih, halus dan mulus. Anto sediri heran kenapa penampakan sedikit kulit betis bisa membuatnya berdesir tak karuan, Anto telah melihat dan menikmati setiap jengkal tubuh wanita, dan kini tentu saja dia heran kenapa melihat betis Maya membuatnya berdesir dan memantik sedikit syahwatnya.

Pertemuan selanjutnya Anto berusaha membuka percakapan dengan perempuan cantik itu, Maya selalu datang seminggu dua kali ke Bank, dan rupanya Maya termasuk wanita yang cepat akrab, perempuan itu tak terlihat sungkan untuk meladeni gurauan Anto, dan hal itu membuat Anto semakin penasaran dengan Maya, setiap Maya datang ke Bank, Anto selalu bersikap baik dan terkadang menggelontorkan gurauan, dan Anto senang Maya meladeni gurauannya, semakin lama Anto memancing Maya dengan gurauan yang sedikit berani, contohnya seperti, “Jangan-jangan kakak kangen Ama saya nih makanya sering ke Bank.” Dan Maya menaggapinya dengan senyum dan berkata “ïya kali mas..”

Jadwal kedatangan Maya ke Bank memang rutin setiap Rabu dan Jumat, Anto tahu jadwal kedatangan bidadari yang membuatnya mabuk kepayang itu, setiap hari dimana Maya datang, Anto selalu menyempatkan diri menjaga parkir, dan Anto sengaja menggunakan Parfum pengikat lawan jenis yang dibelinya di salah satu online shop, Anto ingin menguji apakah parfum yang dibelinya seharga seperempat juta ini cukup ampuh mengikat libido lawan jenis sesuai iklannya atau tidak. (dalam salah satu episode sebelumnya Maya diceritakan terpesona dengan Aroma tubuh Anto, dan Maya senang berdekatan dengan Anto karena Aroma itu)

Anto saat itu hanya tertarik pada Maya, bertemu Maya seolah egonya muncul kembali, Anto ingin membuktikan lagi kedigdayaannya sebagai pemikat wanita, Anto tahu dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tak mengecewakan Olivia, namun hasrat tampannya sebagai seorang lelaki muncul melihat sosok Maya, dia hanya berniat untuk memikat wanita cantik berpenampilan sopan itu saja.

-----------------------------------

Bersambung

 
Untuk minggu ini saya akan berikan 3 update sekaligus khusus di semprot, satu lagi menyusul sebentar lagi, sedangkan untuk blog prem nantikan update bab 44 dan 45 besok malam.
 
Diary Seorang Istri
Part 40 - Hasrat Binal Maya



Anto menatap pemandangan lampu-lampu yang indah dari arus lalu lintas di bawah, pemandangan lampu-lampu dari gedung-gedung sekeliling apartemennya menambah gemerlap pemandangan sekitar apartemennya malam itu, cuaca cerah juga semakin memperindah susana malam hari itu.

Anto menghisap rokoknya dalam-dalam, terlihat senyum mengembang diwajahnya, Anto mengaduk kopinya sambil memandang pemandangan malam kota Jakarta, benaknya dipenuhi berbagai hal, Anto merasa menjadi manusia yang sangat beruntung di dunia, tanpa bekerja keras dia bisa tinggal di apartemen mewah seperti ini, memiliki kendaraan roda empat untuk mengantarkannya kemana saja, seulas senyum sinis terlihat saat menatap arus lalu lintas di bawah sana, ini jam pulang kerja, Anto seperti menertawakan para pekerja kaum urban yang pergi dari rumah subuh, dan kembali sudah gelap, dan apa yang mereka peroleh hanya untuk membayar segala sewa rumah, makan di warteg, tersisa hanya sedikit untuk memanjakan diri mereka sendiri.

Anto seolah berkata lihatlah diriku, saat kalian berangkat subuh aku masih terlelap, dan saat kalian sibuk berdesakan di angkutan massal, aku disini mengaduk kopi sambil menertawakan nasib miris kalian, dan awas, saat kalian sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kalian, istri-istri kalian malah kunikmati kehangatannya.. Anto tergelak membayangkan itu.

Anto menyalakan hpnya, dicarinya video tentang Maya di hpnya, Anto tersenyum melihat saat Maya berlenggak lenggok di pantai carita beberapa waktu lalu, di adegan lain Maya terlihat tersenyum manja padanya, dan sedikit merajuk tak ingin di rekam terus.

Di file lain, Anto melihat kembali rekaman persetubuhannya dengan Maya, hanya wajah Maya yang terlihat di video itu, wajah Maya yang terengah di dera kenikmatan saat digenjot olehnya, wajah Maya sungguh terlihat erotis di video tersebut, Anto mematikan rekaman tersebut, Anto menyetel sebuah lagu dari ari lasso yang berjudul “Rahasia Wanita”, Anto menghirup kopinya sambil menikmati alunan lagu Ari lasso

Ada satu bagian pada perempuan
Yang sangatlah peka bila di sentuh oleh lelaki
Dimanakah bagian itu maukah kau tahu

Karena bagian itu hanya untuk
Lelaki yang cukup umur
Karena bagian itu sungguh sangat bisa
Buat perempuan dimabuk kepayang dimabuk asmara
Dimanakah bagian itu maukah kau tahu

Sentuhlah dia tepat dihatinya
Dia kan jadi milikmu selamanya
Sentuh dengan setulus cinta
Buat hatinya terbang melayang.

Anto menatap hpnya, apa yang dinyanyikan oleh Ari lasso itu sangatlah benar, Anto sungguh tak menduga pendekatan yang dilakukannya terhadap Maya bisa membuahkan hasil secepat ini, begitu cepat perempuan cantik itu takluk dengannya, padahal sebelumnya dia tak tahu bagaimana caranya untuk lebih intens mendekati perempuan cantik yang terlihat sangat bersahaja itu.

Teringat saat malam itu Anto sengaja mendekati ke kantor Maya, namun malah hpnya yang digunakan untuk taksi Online berbunyi pertanda orderan masuk, dan sungguh langit seolah mendukung rencananya, siapa yang menduga kalau yang melakukan order adalah sang bidadari incarannya.

Dan setelah itu semuanya terasa sangat berpihak padanya, segala momen dan kesempatan begitu kebetulan, dan menjadi keuntungan bagi Anto untuk masuk semakin dalam ke kehidupan wanita incarannya itu, dan akhirnya Anto bisa menikmati kehangatan perempuan cantik yang menjadi objek hasratnya itu.

Apalagi moment persetubuhan tadi sore, Anto sangat yakin kalau Maya sudah tak bisa lepas darinya, terlihat saat Anto mengantarkan Maya ke restoran tempat suaminya menunggu, tanpa malu Maya menyosor dan mencium bibirnya, padahal sebelumnya wanita cantik itu selalu merasa malu, “ahhhh….rasanya aku telah merubah wanita itu menjadi binal hahahah..” Benak Anto.

Anto sendiri hanya menganggap Maya sebagai objek kesombongan superiornya dalam soal seks, Anto begitu jumawa menganggap dirinya sebagai dewa seks yang sangat di puja setiap wanita, dan Maya hanyalah salah satu pembuktian dari egonya itu, Bagi Anto, Maya sama seperti Sarah dan perempuan lain yang terlihat baik dan anggun, mereka adalah target sesungguhnya dari keego dan kearoganan hegemoninya dalam soal seks.

Anto menjadikan mereka sebagai target untuk pembuktian kemampuan hebatnya, dan kenyataannya memang seperti Itu, para perempuan itu benar-benar mabuk kepayang dengan perlakuan Anto di atas ranjang, pria itu membuat mereka lupa akan jatidiri mereka sebagai seorang istri, dan lebih hebatnya lagi, Anto membuat para perempuan itu seolah merasa benar dengan kelakuan mereka, alasannya kebahagaiaan.

***

Maya berbaring termangu menatap langit-langit kamarnya, benaknya memikirkan sesuatu, walau baru saja dia melayani suaminya Adam, Maya masih terus teringat persetubuhannya sore tadi dengan Anto, Maya menyadari apa yang dilakukannya itu sungguh tak bermoral, namun Maya tak kuasa untuk membendung hasratnya untuk kembali mengulang persetubuhannya dengan Lelaki yang bukan muhrimnya itu.

Maya melirik suaminya yang telah tidur pulas, pria disampingnya ini sungguh tak kurang satu apapun, tampan, baik, karier mentereng, dan di ranjangpun sebenarnya akhir-akhir ini tak terlalu mengecewakan, Maya tahu kalau Adam telah berubah pesat di ranjang, Adam telah mampu membuat istrinya mendapatkan orgasme, Adam juga lebih pintar dalam foreplay dibandingkan sebelumnya, namun pengaruh gel perangsang yang diberikan oleh Anto saat bersetubuh sore tadi, membuat perubahan Adam tak terlalu berarti bagi Maya.

Maya yang polos tidak tahu kalau Anto telah berbuat curang, kini dalam hasratnya hanya terbayang persetubuhan dahsyatnya dengan lelaki selingkuhannya itu, Dari secuil akal sehatnya yang tersisa Maya juga merasa bingung kenapa sosok Anto begitu menyedot semua hasratnya.

Lelaki yang sebenarnya tak lebih tampan dari suaminya, lelaki yang kalah segalanya dari suaminya dari sisi tampang dan Uang, namun lelaki itu mampu membuatnya terbang dan memanjakannya di surga kenikmatan, bersama lelaki itu Maya seolah merasa sempurna sebagai wanita, pria itu bisa membuatnya terengah-engah dalam kenikmatan yang memabukkan, dan sungguh sore tadi adalah seks terhebat yang pernah dirasakannya, duh…Maya menggigit bibirnya, tanpa sadar tangannya merayap menyentuh vaginanya, “ahhh luar biasa rasanya disini, aku ingin mengulanginya kembali, ya..aku berhak untuk mengulangnya, aku berhak senang dan bahagia.” Benak Maya sambil menggesek permukaan Vaginanya yang tertutup piyama tidur.

Maya perlahan mulai berubah, kini rasa penyesalan seolah tak tersisa atas perselingkuhannya, pembenaran perilakunya karena dipicu perbuatan suaminya tak lagi menjadi hal krusial, bahkan Maya sudah tak peduli lagi suaminya selingkuh atau main dengan psk manapun, baginya kini hanyalah masalah kebahagiaan, bagi Maya apa yang dilakukannya adalah hal yang biasa, Maya merasa berhak mendapatkan kebahagiaan, dan kebahagiaan itu didapat dari lelaki lain yang bukan suaminya.

Satu-satunya alasan Maya masih menutupi dan khawatir perselingkuhannya diketahui oleh suaminya karena logikanya yang masih tersisa, Maya belum siap untuk mendapat kecaman dari orang-orang yang dikenalnya, Maya juga belum siap untuk menerima cibiran dan gunjingan orang, Maya tahu semua orang pasti akan heran kenapa seorang pria kusam dari kalangan bawah bisa membuatnya terpincut, masyarakat umum pasti akan terheran heran dan bertanya alasan dari pilihannya itu, andai mereka tahu alasan Maya karena seks yang hebat, tentu Maya akan dicap sebagai perempuan binal.

Dengan berbagai alasan dan pertimbangan dari secuil akal sehatnya yang tersisa, Maya memutuskan untuk menjalani 2 peran sekaligus sebagai istri dan perempuan baik-baik di mata publik, dan sebagai perempuan binal dan jalang saat diranjang sang pejantan yang bernama Anto.

Drrtt..Drrttt..hpnya yang sejak tadi disilent kini bergetar, pertanda ada chat yang masuk, tangan Maya merayap menjangkau hpnya, dibukanya hpnya itu, ternyata chat dari Anto, dan Maya menahan napasnya saat melihat gambar yang dikirim oleh lelaki selingkuhannya itu, gambar batang hitam berurat yang menjadi pujaannya terpampang menggoda hasratnya kembali, Maya menelan ludah dan melirik ke Adam yang telah terlelap.

Maya beranjak pelan meninggalkan ranjangnya, dikenakan sendal kamarnya, Maya berjalan perlahan keluar kamar sambil membawa hpnya, Maya menuju kamar kosong yang terletak di sebelah kamarnya, kamar ini berfungsi untuk tempat menginap tamu, walau sering sekali kamar ini menjadi ruang kerja suaminya.

Maya berbaring di ranjang kamar tamu, sambil senyum-senyum Maya menyalakan hpnya, dan mulai membalas chat dari Anto, tak lama mereka mulai saling berbalas chat, Maya terlihat tersipu meladeni obrolan Anto melalui chat, dan akhirnya mereka mulai melakukan video Call. Maya berbicara perlahan, hampir menyerupai bisikan, biar bagaimanapun Maya tak ingin kepergok oleh suaminya.




-------

Bersambung
 
sedap, updatenya ga tanggung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd