Diary Seorang Istri
Part 38 - Awal Mula
Anto yang sedang merokok di sebelah kios kaki lima pedagang rokok dipinggir jalan melihat sebuah mobil menyalakan lampu Dim memberi kode padanya, Anto tersenyum melihat itu, saat sorot lampu mobil semakin mendekat, Anto membuang rokoknya dan mendekati penjual rokok, “Mang, aku beli itu.” Anto menunjuk sebuah kaleng energy drink, Anto memberikan sejumlah uang kepada penjual rokok tersebut. Mobil Hitam berjenis SUV berhenti di sisi jalan di belakangnya, Kaca mobil di sisi penumpang terlihat turun, Anto tersenyum melambai pada pengemudi mobil dan bergegas mendekati mobil tersebut, setelah memberikan salam Anto naik ke mobil.
“Pasti kamu kena masalah lagi ya.” Ujar pengemudi mobil yang rupanya adalah seorang wanita cantik.
Anto memandang wanita cantik tersebut sambil tersenyum kecil, “Gak lah, aku kangen ama jeng Via Kok.”
“Alah gombal kowe..” Sahut si wanita cantik itu sambil tertawa lepas.
“Kamu sudah makan To?” Tanya wanita yang bernama Olivia itu, Anto menggelengkan kepala, Olivia melirik sebentar dan kembali memusatkan perhatian pada jalanan.
Tak lama berkendara, mobil Olivia berbelok ke sebuah restoran seafood, setelah memarkirkan kendaraannya Anto dan Olivia masuk kedalam restoran tersebut.
Suasana Restoran tidak terlalu ramai malam itu, Anto dan Olivia mengambil tempat di pojokan, seorang pelayan memberikan menu dalam bentuk tablet IPAD, lalu meninggalkan kedua orang itu untuk memilih menu.
“Jeng Via aja yang pesan, aku manut ae.” Anto memberikan Ipad tersebut pada Olivia, wanita cantik itu terlihat membaca menu-menu yang ada, lalu menekan beberapa menu yang ada disana, menu pilihan Olivia langsung terhubung ke staf dapur, setelah memesan makanan, Olivia meletakkan Ipad tersebut di meja.
“Jeng Via semakin cantik aja, semakin segar..” Ujar Anto mulai merayu.
“Hmmm, kalau ada masalah baru kamu cari aku ya, sekarang masalah sama siapa? Pasti sama suami orang ya, dasar kamu..” Olivia tersenyum sinis.
Anto menatap wanita cantik didepannya ini, wanita cantik ini memang bukan perempuan sembarangan, dia wanita yang sudah tahu benar karakter Anto. Dia langsung bisa menebak apa yang terjadi pada Anto, dan Anto sendiri tak bisa menyembunyikan apapun dari wanita cantik ini.
“Bisa aja jeng Via ini, emangnya gak boleh kangen ama kamu ya, curiga aja bawaannya.” Ucap Anto.
“Hmmm aku tuh kenal kamu bukan dari kemaren, kamu tuh gampang ditebak. Ya kan..” Ujar Olivia menopang dagu memperhatikan pria didepannya ini.
“Wis..wis..ra sah omongin aku terus, jeng Via apa kabarnya? Aku gak nyangka kalau jeng Via ada di Surabaya loh, aku pikir masih di Bali.” Ucap Anto.
Baru saja Olivia hendak menjawab, beberapa pelayan tiba di hadapan mereka, pelayan-pelayan itu meletakkan pesanan Olivia di atas meja, sete;ah semua pesanan selesai di atur, pelayan-pelayan tersebut mohon diri, dan mengambil Ipad yang ada di meja.
“Sudah, kita makan dulu..tunda obrolannya.” Ucap Olivia kemudian mengambil beberapa makanan yang ada di meja.
Anto mengangguk setuju, Antopun ikut mengambil makanan yang terhidang di meja, Anto mengambil sebuah makanan dan meletakkannya di piring Olivia seperti seorang gentlement, Olivia tersenyum pada Anto, sungguh manis senyuman perempuan cantik itu.
Olivia Jansen adalah seorang wanita berusia 40 an, walau begitu, penampilannya tak kalah dengan gadis-gadis yang usianya jauh lebih muda, wajahnya yang campuran oriental dan bule membuatnya semakin menarik dipandang, Olivia adalah seorang diplomat karier, biasanya Olivia bekerja di kedutaan Indonesia di luar negeri, kini dia sedang menikmati cutinya dan kembali ke tanah air.
Perkenalan Olivia dengan Anto terjadi di Bali, Olivia menyewa Anto sebagai private trainernya, kebetulan Anto memang baru saja bekerja sebagai trainer di sebuah pusat kebugaran di Bali, hubungan Anto dan Olivia bukan hanya seorang trainer dan murid, tapi lebih dari itu, Anto juga melayani kebutuhan biologis Olivia di ranjang, boleh dibilang Olivia yang mengajarkan Anto untuk mengambil side job sebagai gigolo.
Olivia sangat puas dengan kemampuan Anto melayaninya di ranjang, keperkasaan Anto membuat Olivia mabuk kepayang, perlahan Olivia mulai menyukai Anto, seiring waktu Olivia mulai jatuh cinta pada Anto, namun Olivia tak menyukai hubungan yang bersifat mengikat, Olivia tipe perempuan yang independen, dia berusaha menahan perasaannya pada Anto, trauma pernikahannya membuat Olivia enggan untuk menyerahkan hatinya pada lelaki lagi, Olivia sendiri sangat sibuk dalam kariernya, apalagi hidupnya lebih banyak diluar negeri, untuk itu Olivia akhirnya mengambil jalan tengah, Dia tak peduli Anto mau tidur ama siapa juga, asalkan saat dia ingin, Anto bisa ada untuknya, Olivia tahu kalau Anto sangat pemilih dalam urusan teman tidur, Olivia tahu kekasihnya itu tak akan tidur dengan pelacur atau wanita yang beresiko tinggi, oleh sebab itu Olivia tak khawatir sedikitpun dengan Anto.
***
Olivia meringis, matanya terpejam merasakan kenikmatan yang sungguh dahsyat, tangan Olivia mencengkram seprei, tubuh mulusnya terguncang-guncang seiring kontol Anto yang kencang menusuk lubang memeknya.
“Yankk..ohhh yankk….jangan berhenti..teruss yankk…aku mau nyampe…aghhh..” Olivia meracau, Anto menggempur Olivia di posisi misionaris, tubuh Olivia terbaring di ranjang, sedangkan Anto menghajar memek Olivia di sisi Ranjang, spring bed milik olivia berguncang-guncang seiring gerakan kontol Anto yang menghujam keluar masuk dalam lubang senggama wanita cantik berkulit putih itu.
Olivia benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa, bahasa tubuhnya tak bisa membohongi apa yang dirasakannya, bibir cantik Olivia terbuka, suaranya tertahan di tenggorokan, Anto mencengkram leher Olivia hingga Olivia sedikit tercekik, namun Olivia sungguh menyukai dominasi Anto terhadapnya, Anto adalah satu-satunya lelaki paling laki yang membuatnya mabuk kepayang, Anto menatap wajah pria berkulit coklat gelap di hadapannya ini, Anto mencium bibir Olivia dengan penuh napsu, cengkraman dan lumatan Anto semakin membuat Olivia tersiksa dalam mengambil oksigen, rasa sesak dan rasa nikmat di memeknya terasa serasi berpadu, membuat Olivia semakin cepat menggapai orgasmenya, Olivia mencengkram lengan kekar Anto yang dipenuhi Tato, wajah dan matanya menatap lelaki yang sedang menyetubuhinya memohon belas iba, Anto melepaskan cengkramannya, sepasang kaki Indah wanita cantik itu semakin dilebarkan Anto, “Ohhh memek kamu sangat kencang banget yank..” ujar Anto.
Napas kedua insan yang sedang berpacu syahwat saling memburu, Olivia mencengkarm kedua payudaranya, kembali bibirnya terbuka menganga, matanya mendelik dan kemudian terpejam, Punggung Olivia sedikit naik dan melengkung, tak lama tubuhnya mengejang dan bergetar hebat, telapak kakinya sedikit menegang, Olivia kejang-kejang bagai pasien epilepsi, Anto menurunkan ritme kocokannya, Anto menahan pinggul perempuan cantik yang tengah diserbu orgasme hebat. Anto mengusap peluh yang membanjir di wajahnya, bibirnya tersenyum melihat wanita cantik di bawahnya menggelepar untuk kesekian kalinya.
Anto melepaskan kontolnya dari memek Olivia, anto kemudian berjalan menuju kulkas dan mengambil sebotol air mineral, air mineral itu sebagian ditenggaknya, sisanya diberikan ke Olivia yang tengah berbaring menyamping sambil melipat dengkulnya, tubuh wanita itu telah berkilat dengan peluh, Anto mendekati wanita cantik itu, dan membantunya duduk, Olivia menerima botol air mineral yang diberikan Anto, diminumnya hingga habis sisa air di dalam botol itu, air dibotol itu seolah menjadi penambah energi bagi Olivia.
“Gimana sudah ready yank, kita lanjut lagi ya..” Ujar Anto sambil menyibakkan beberapa helai rambut Olivia dari kening wanita cantik itu.
Olivia melirik manja ke pria pujaan memeknya itu, senyumnya mengembang, seketika Olivia bergerak mendekati Anto, Olivia mendorong pria itu hingga terlentang di kasur, Olivia langsung mengganti posisi menungging, di remasnya dengan gemas kontol Anto yang masih mengeras, Olivia meludahi tangannya dan membalurkan liur ditangannya ke seluruh batang kontol yang penuh urat tebal itu.
Olivia meminta Anto untuk mengangkang, Anto menuruti permintaan wanita cantik dan seksi itu, Olivia memegang kontol Anto dan mulai mendekati biji peler hitam Anto, hidungnya mengendusi aroma biji Anto, dengan histeris Olivia menjilati permukaan kulit biji Anto yang mulai mengerut, Anto sangat menyukai pelayanan yang diberikan Olivia, Anto sangat paham, jika sang wanita sudah rela menjilati biji pelir sang pejantan, itu artinya sang betina sangat takluk dan submisive dengan keperkasaan sang pejantan, dan Anto memang benar, Olivia sudah takluk dengan permainan ranjang Anto, hingga akal sehatnya telah terganti dengan naluri syahwatnya yang tak masuk akal, lihatlah kini lidah sang diplomat itu sedang mengais lubang pantat hitam milik seorang pria yang berbeda kelas dengannya, sungguh suatu ironi yang menggetarkan syahwat bagi siapapun yang menyaksikan, wanita cantik bertubuh seksi dengan kulit putih mulus sempurna, tengah menghirup dan menjilati lubang anus seorang pria tanpa merasa risih atau jijik sedikitpun.
Kini bibir Olivia mulai menjilati batang kontol Anto, dihirupnya dalam-dalam percum yang keluar dari ujung kontol Anto, dengan lidahnya Olivia menjilati dan mengais lendir precum yang keluar itu, Anto sedikit meringis merasakan ngilu, namun sesaat kemudian mata Anto terpejam menikmati hisapan yang begitu dalam dari mulut si cantik itu, Olivia sungguh histeris melayani kontol pujaan memeknya ini, dengan teknik deep throat sempurna, olivia berhasil menekan kontol besar itu hingga menyenh tenggorokannya dan membuatnya tersedak, Olivia mengeluarkan batang kontol itu dari mulutnya, liur Olivia ikut melekat disekujur batang kontol Anto, beberapa kali Olivia melakukan deep throat hingga kini sekeliling mulutnya telah basah oleh liur, Olivia tersenyum bagai wanita binal.
[/URL]
Anto bangkit dan mendorong wanita cantik itu hingga terlentang ke kasur, dengan kasar Anto menarik sepasang kaki jenjang wanita cantik itu hingga mendekatinya, betis indah Olivia tertahan di dada bidang sang pejantan, Anto mengocok kontolnya sambil melumat bibir Olivia, Anto sengaja mengeluarkan ludahnya dan membuangnya di mulut wanita cantik itu, bagai kehausan Olivia malah menelan seluruh ludah Anto, sorot mata wanita cantik itu benar-benar bagai wanita yang tengah haus birahi.
“Aghhhhh.” Olivia sedikit berteriak saat kontol besar Anto menghujam memeknya, kontol itu cukup besar dan selalu menimbulkan perih saat pertama kali masuk ke lubang memeknya, namun Olivia tahu, rasa perihnya ini tak akan lama, dan benar saja, semakin cepat Anto menumbuk memeknya, semakin cepat datangnya kenikmatan yang dirasakan memeknya, Anto rupanya ingin mengakhiri permainannya yang sudah berlangsung lebih dari 1 jam ini, Anto menghentakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Olivia, hal itu membuat Olivia sangat kewalahan dan sedikit mencari pegangan dengan meremas seprei.
Anto memang seniman seks yang sangat hebat, dia bukan hanya memiliki kontol super, namun Anto tahu bagaimana memainkan kontolnya di dalam memek sang betina, Anto tahu kapan waktunya menghentakkan kontolnya dalam-dalam, dan kapan waktunya untuk mempercepat ritme goyangannya, saat dorongan ejakukasi spermanya hampir keluar Anto mulai menurunkan tempo dan mengatur permainan kembali, begitu seterusnya, sehingga tak heran Anto mampu bertahan selama itu dalam menyetubuhi wanita, walau sang wanita telah mendapatkan orgasme berkali-kali.
Olivia menutup mulutnya yang hendak berteriak, rasa nikmat ini sungguh luar biasa, ada rasa perih dan rasa gatal yang tergaruk sempurna oleh hentakan kontol sang pejantan di dalam memeknya, irama hentakan itu membuat pikirannya sesaat melayang entah kemana, Olivia benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, andai tak malu, rasanya dia ingin berteriak sekencang-kencangnya menikmati semua garukan kontol besar di memeknya.
Dorongan orgasmenya mulai datang kembali, dan kali ini rasanya dorongan itu sangat besar, Olivia memegang payudaranya dan meremasnya gemas, putingnya terasa gatal seolah merespon dorongan orgasme yang kian mendekat, Tubuh Olivia menegang, dicengkramnya seprei ranjang dengan histeris, “Tahan sayang…aku juga mau crot, kita keluar barengan ya..” Ujar Anto.
Anto semakin cepat menumbukkan kontolnya ke memek Olivia, kontol Anto telah penuh dengan lelehen lendir Olivia yang putih mengental, “Yank aku mau keluar ohhhhh..” Olivia meracau hebat, “Aku juga yank….kita sama-sama keluar ya..” Balas Anto.
Terlihat gerakan pantat hitam Anto semakin cepat, dan tubuh Olivia mulai terangkat menegang, Anto terus menhujamkan kontolnya dengan cepat dan akhirnya Anto menggeram hebat sambil menghentakkan pantatnya berkali-kali, punggung Olivia terhempas di ranjang, tubuhnya bergetar hebat, telapak kakinya bergetar, dengusan napas keduanya berburu, kini pantat Anto mulai berhenti bergerak, dibiarkan kontolnya tertanam di memek sang betina untuk sesaat.
Anto menarik kontolnya keluar, lelehan sperma dan air kencing Olivia mengalir deras dari memek Olivia, Memek itu terlihat sembab, dan bengkak, lubangnya menganga basah, Anto kemudian berjalan menuju bangku dan duduk sebentar untuk menenangkan irama napasnya, Olivia terlentang di atas kasur sambil terpejam, sepasang kaki jenjangnya mengangkang memperlihatkan memeknya yang bengak akibat persetubuhan dahsyatnya.
[/URL]
Udara dingin yang berhembus dari Ac tak mampu menahan peluh yang terus mengalir dari pori-pori keduanya, seprei Olivia yang berada di bawah pantatnya terlihat membentuk bulatan yang basah, Olivia terlihat begitu lelah, dia tak mampu begerak sedikitpun, rasanya tulangnya terasa lepas dari rangka tubuhnya, Anto memperhatikan tubuh bugil perempuan cantik itu dengan perasaan bangga, ya dia sangat bangga dengan kemampuan primitifnya itu, Anto memang dianugerahi bakat untuk bisa memuaskan wanita.
Anto sedikit tersenyum saat mengingat masa kecilnya dulu, dia begitu malu saat memiliki kontol yang jauh lebih besar dari teman-teman sebayanya, bahkan mantri sunat yang menyunatnya sungguh terkejut dengan ukuran kontol yang dimiliki Anto, namun kin Kontolnya menjadi alat untuk menghidupinya, kontolnya telah membuatnya hidup dengan nyaman, Anto mengambil bungkus rokok di meja, diambilnya sebatang rokok lalu dibakarnya, dihisapnya dalam-dalam rokok yang dinyalakannya itu, Anto memandang kembali Olivia yang rupanya telah tidur, Anto tersenyum, sungguh Anto merasakan perasaan istimewa dengan wanita ini, dibandingkan dengan semua perempuan yang telah ditidurinya Olivia sangat istimewa baginya, entahlah apakah dirinya telah jatuh cinta pada perempuan ini atau apa, Anto sungguh tak paham, namun yang Anto tahu, wanita cantik ini sangat spesial baginya..Anto kembali menghisap rokoknya dalam-dalam, di hembuskan Asap rokoknya, Anto memandang gumpalan Asap itu terbang melayang….
----------------------------------------
Bersambung