Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Bimabet
Lanjut om suhu makin kacau yakutbnya ke arah penjerumusan Maya ke dalam budak sex dan pas udah bingung malah suami nya juga yang jadi super Hero
 
maya lama2 kurang ajar jg,adam yg baik dilepasin malah milih anto yg cuma modal pinter ngentot aja...kasihan adam,hrs dibikin suka ma nisa nich biar maya tau rasa....jd pingin cepat2 update lg suhu...penasaran
 
Anto pasti rancangkan sesuatu utk Maya lagi binal.... Ubah sikap Maya yg innocent kepada slavery....
 
untuk prem mudah-mudahan besok bisa rilis lanjutan cerita diary seorang istri, sekaligus dua bab 33 dan 34...terima kasih
 
asiiik, ditunggu hu
pikir2 Anto ngeselin jg ya, dipikir emang tulus ternyata punya maksud jahat sepertinya
Klo perempuan dah klepek2 pake hati gini nih
 
sebentar lagi akan ane update lanjutan part 31, untuk prem part 33 dan 34 sudah rilis, jangan lewatkan kisah yang semakin seru ini
 
Diary Seorang Istri

Part 31



Maya menggeliatkan tubuhnya, sesaat dia kebingungan dengan keberadaannya, matanya menatap sekeliling kamarnya, Maya mulai mengenali dimana dirinya sekarang, seulas senyum terukir di wajah cantiknya, “Duhh…” Maya mengaduh saat berusaha menggerakkan kakinya, otot pahanya terasa tertarik, Maya meringis sambil mengurut-urut pahanya, sesaat kemudian wajahnya merona, ketika teringat penyebab kakinya kram, senyum tersipu, namun kemudian senyum itu segera menghilang saat Maya sadar bahwa ini adalah kamarnya, dan dia takut kalau suaminya menangkap rona wajahnya, jawaban apa yang akan dia berikan kalau suaminya bertanya, Duh!!

Maya menoleh ke sisi sebelah tempat tidurnya, tak ada suaminya disana, kening Maya berkerut, “Lho mas Adam kemana, apa jangan-jangan…” Maya melihat jam dinding yang ada dikamarnya, Jam dinding itu menunjukkan pukul 5.30, Walau kakinya sedikit kebas karena kesemutan, Maya berusaha turun dari ranjangnya, dipakainya sendal kamar berwarna pink, Maya menuju kamar mandi yang ada di kamar, namun tak ada siapapun disana.

“Yankk…kamu dimana…” Maya keluar kamar, tak ada sahutan dari suaminya, Maya berjalan menuju pintu keluar, melalui gorden diintipnya suasana depan rumah, terlihat Pajero putih suaminya terparkir di luar, “Kemana sih nih orang, mobilnya ada.” Maya kemudian menuju dapur, seperti biasa dia akan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan suaminya, Maya mengambil ikat rambut di atas kulkas, saat sedang mengikat rambutnya, Maya termenung, buru-buru dilihatnya tangan kanannya, Maya melotot ketika melihat jari manis kanannya hanya ada bekas cincin.

“Duh cincinku kemana?” Maya sedikit panik dan berlari ke kamar, di carinya tas yang dipakainya kemarin, isi tas dikeluarkannya di atas kasur, namun cincinnya tak terlihat disana, wajah Maya mulai menegang, saku celana dan blus yang dipakainya kemaren segera diobrak-abrik, namun cincin yang dicarinya juga tak ada disana, Maya terduduk di kasur, wajahnya pucat pasi, bukan karena harga ccncin yang mahal yang membuat Maya pucat, cincin itu sangat berarti untuk dirinya terlebih untuk Adam suaminya, Maya bingung bagaimana menjelaskan kepada suaminya, dan Maya yakin suaminya itu pasti marah besar kalau tahu cincin ini hilang.

Diatas kasur maya menggigit telunjuk dan jempolnya, dadanya berdegup kencang, raut wajahnya begitu pucat dan panik, “Tenang Maya..tenang…..ingat-ingat dimana terakhir kamu taruh cincin itu.” Maya berusaha keras untuk mengingat, terakhir saat di apartemen Anto, sebelum bersetubuh dengan pria selingkuhannya itu, Maya selalu melepas cincinnya, “Ya pasti tertinggal disana, aku ingat terakhir aku taruh di meja, dan ya..aku pasti lupa memakainya kembali..” Maya bangkit dan mencari hpnya yang tengah di charge, Maya menyalakan hpnya, Maya sedikit tak sabar menunggu hpnya loading.

Maya menelpon Anto melalui whatsapp, terlihat hanya tulisan memanggil, sepertinya Hp Anto tidak aktif, Maya mencoba menelpon kembali, dan sama seperti tadi hanya tulisan memanggil yang muncul, Maya lalu menulis Chat pada Anto untuk menanyakan cincinnya, chatnya hanya centang satu, Maya menghela napas sedikit lega karena yakin cincinnya tertinggal disana.

Maya kemudian melihat satu notifikasi muncul, ada pesan suara dari nomor yang tak dikenal, Maya membuka pesan itu, terdengar suara yang dikenalinya, suara Mas Adam, “Yank..aku lagi di IGD, tadi karyawan yang menemaniku pingsan setelah rapat selesai, ini aku lagi di IGD..” setelah itu sebuah foto suasana ruang IGD terlihat, dalam foto itu ada seseorang tengah berbaring, beberapa perawat dan dokter tengah memeriksa orang yang berbaring itu.

Notifikasi baru muncul kembali kali ini voice note dari nomor Suaminya, “Yank..kamu pasti ketiduran ya, pasti belum makan, aku juga belum makan, nih aku beli martabak kesukaan kamu, kita makan berdua ya..”

Maya menoleh ke meja makan, ada sekotak martabak yang belum dibuka dari plastiknya, Maya menghampiri martabak itu, dikeluarkannya kotak itu dari plastik, terlihat martabak telur yang masih utuh, “Pasti Mas Adam juga belum makan, nih masih utuh.., tapi dia dimana sekarang?” Tiba-tiba hati Maya berdesir, perasaan bersalah muncul tiba-tiba menyesakkan dadanya, suaminya itu memang benar-benar rapat dan terlambat pulang karena harus mengantarkan stafnya ke IGD.

“Ah pasti karena ada staf yang menemaninya, makanya suami kamu itu gak mampir ke panti pijat, tuh dia sengaja kirim foto di IGD biar kamu yakin, coba kemaren-kemaren gak ada staf yang menemani, apa pernah dia kirim foto menjelaskan kalau terlambat pulang? Ya gak mungkin lah, dia lagi asyik ama pelacur-pelacur itu..jangan gampang di bodohi May..” sisi hati gelapnya mencoba mempengaruhi pikirannya.

Maya terduduk di kursi meja makan, ditatapnya martabak didepannya, sepertinya sisi negatif hatinya menjadi pemenang, pikiran Maya membenarkan apa yang di katakan sisi negatifnya itu, hati Maya mulai gamang kembali, terdengar tombol pintu rumah di pencet, tak lama pintu rumah terbuka, Maya menoleh ke arah pintu, dari balik pintu tampak Adam mengenakan kopiah dan sarung, Adam terlihat sangat tampan dan tersenyum manis ke istrinya.

Sesaat Maya terpana melihat penampilan suaminya, sudah lama dia tak melihat suaminya mengenakan pakaian seperti itu, “Yank..kok bengong, aku bukan hantu loh..heheheh.” Adam menyapa istrinya yang terbengong.

“Kamu darimana yank?” Tanya Maya bingung.

“Dari mesjid, tadi jam 4 aku udah bangun, trus mandi dan ke mesjid, sudah lama aku lupa alamat mesjid yank.” Jawab Adam sambil mengambil minuman dari kulkas.

“Trus tadi di mesjid ada pengumuman, salah satu tetangga kita ada yang meninggal. Itu loh pak Daru, kamu gak kenal pasti, beliau bukan penghuni kompleks, rumahnya di luar kompleks, abis subuh, kita bapak-bapak takziah sebentar ke sana.” Lanjut Adam, Maya hanya manggut-manggut mendengarkan.

“Kok martabaknya gak dimakan yank.” Tanya Maya sambil melihat ke arah martabak.

“Ya tadinya aku laper banget, pengen makan ama kamu, aku yakin kamu pasti belum makan, eh pas pulang aku lihat kamu udah tidur lelap banget, aku gak tega bangunin kamu.” Jawab Adam.

Adam menarik kursi meja makan di depan Maya, tangan Adam mengenggam tangan istrinya, “Yank, maafin aku ya, aku selalu sibuk akhir-akhir ini gak bisa jemput kamu, pasti kamu kecapean ya naik angkutan umum.”

“Awas May, jangan tertipu oleh trik suamimu ini, dia kelihatannya aja alim, tapi inget kan kelakuannya tuh foto-foto yang pernah kamu lihat jangan sampai lupa..” Suara negatif kembali mencoba mempengaruhi pikiran Maya

“Kok diem aja yank..kamu sakit?” Maya merasakan telapak tangan suaminya yang hangat meraba keningnya, sesaat ada perasaan hangat menjalar di hatinya, sisi hatinya berusaha membenarkan apa yang dilakukannya, namun sisi hatinya yang lain merasa bersalah pada suaminya ini.

“Gak panas kok, oh ya tadi malam di rumah sakit aku ketemu Milla.” Ujar Adam sambil membuka kopiahnya.

Deg…

Tiba-tiba Maya terkejut mendengar ucapan Adam, “trus yank…” tanya Maya.

“Ya Cuma sebentar pas ambil obat, aku juga gak sempat lihat Fajar, tadinya aku pikir kamu masih disana temanin Milla, tapi Milla bilang kamu udah pulang.” Jawab Adam.

“Ohh Milla bilang gitu?” Tanya Maya lagi.

“Ya..uhhh kamu benar-benar hebat ya, makanya kamu kecapean yaa yank, seharian kerja, trus temanin Milla di rumah sakit..aku bangga ama kamu yank..” Adam kembali menggengam tangan Maya dengan erat.

Maya benar-benar merasa terpojok dengan rasa bersalahnya, “Yank aku mandi dulu ya, udah hampir jam enam, nanti telat, abis mandi aja aku siapin sarapan ya.” Maya bangkit dari duduknya menuju kamar mandi.

Adam mengikuti Maya ke kamar, Maya tengah berada di kamar mandi, terdengar shower kamar mandi di nyalakan, Adam melihat celana dan blus Maya berantakan di ranjang, begitu juga dengan tas Maya, terlihat isi tas itu berserakan di atas kasur, “Sepertinya Maya mencari sesuatu, dan aku tahu yang dicarinya.” Ucap Adam

Adam membuka sarungnya dan mengganti dengan celana kerja yang diambilnya dari lemari, saat Adam mengenakan kemeja kerjanya, Maya keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi putihnya, “Duh jangan pakai kemeja itu ah…ganti yang ini aja yang biru, kemaren udah putih masa putih lagi.” Maya mencari kemeja suaminya, Maya mengambil kemeja berwarna biru langit dan menyerahkan ke Adam.

Soal pakaian, memang Maya tahu yang terbaik untuk suaminya, Adam tersenyum dan mengganti kemejanya dengan kemeja yang diberikan oleh istrinya itu, tak lama kemeja biru itu telah rapih dikenakan Adam.

“Nah kan ganteng banget ayank aku ini..” Maya merapihkan kemeja yang dipakai suaminya itu, Adam hanya tersenyum menanggapi, Maya kemudian mencari pakaiannya di lemaari.

“Yank, cincin kamu rusak ya? Kamu perbaiki dimana?” Tanya Adam.

Mendapat pertanyaan itu, wajah Maya terlihat pucat, untung saja pandangan Adam terhalang oleh pintu lemari yang terbuka, “Hmmm iya yank…aku bawa ke melawai kemaren untuk diperbaiki, takut mata berliannya copot.” Jawab Maya sambil memejamkan mata.

“Ohh gitu, ya udah mana surat tanda terimanya, nanti biar aku yang ambil yank..” ucap Adam lagi.

Maya terperanjat mendengar ucapan yang tak diduganya itu, “hmmm gak usah yank, biarin aku aja yang ambil, aku juga ada keperluan kesana, mau beli hijab baru..” ucap Maya sekenanya, kembali matanya terpejam sambil menggigit bibir, sudah kesian kali dirinya berbohong..

“Ya udah, aku bikin minuman dulu ya, kamu mau kopi atau teh? jangan bilang kamu aja yang bikin loh..biar aku aja yang bikin, kalau nunggu kamu bisa kesiangan heheeh..aku tunggu di luar ya..” ujar Adam.

Adam melangkah keluar, dan menutup pintu kamar, di depan pintu kamar Adam tertegun, “Kalau cincinnya diperbaiki, kenapa Maya kebingungan mencari, sampai semua diobrak-abrik, aku yakin ada sesuatu yang disembunyikan, tapi apa? Jangan-jangan cincinnya hilang? Apa hilang di rumah sakit saat menemani Milla, ya mungkin dia takut aku marah karena cincinnya hilang, makanya dia bilang cincinnya diperbaiki.” Adam tersenyum sambil menggelengkan kepala, dia sungguh geli dengan kepolosan istrinya..

---------------------------------------------------

Bersambung
 
Bimabet
selamat malam selamat beristirahat, semoga selalu sehat..nantikan terus drama rumah tangga uyang mengasikan ini, jangan lupa terus dukung agar senantiasa bisa memberikan cerita-cerita bermutu untuk kalian..thanks buat atensi dan apresiasinya..see you later
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd