Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Sepertinya emg seperti itu,nissa mengijinkan adam poligami karena adam ga sepenuhnya lepas dr sosok maya dan smoga happy ending smua nya,maya bisa memaafkan dirinya sendiri dan adam bisa menerima kembali dan melupakan kesalahan maya
Ya ini lebih baik hu. Karena ga mungkin Adam menceraikan Nissa terlebih dalam kondisi hamil. Dimana impian Adam selama ini buat punya keturunan.

Mungkin dengan ini pula Maya dapat memahami apa arti kesetiaan cinta. Karena Nissa tau bahwa Maya mustahil untuk memiliki anak, bisa jadi ini adalah permintaan 'suami' nya
 
Adam nduwe bojo loro, endingnya gitu..

Atau nantinya hanya maya aja yg jadi istrinya, karena Anisa tidak bisa lagi menemani adam...

Selamanya 🙏🏼
Duhh..apa Nissa nanti meninggal karena melahirkan gitu hu? Jadi Maya yang jadi istrinya kembali hmmmm..war biasa
 
Duhh..apa Nissa nanti meninggal karena melahirkan gitu hu? Jadi Maya yang jadi istrinya kembali hmmmm..war biasa
Malah jadi kaya cerita Film Ayat2 Cinta 2 aja.. Tiba2 si Nisa tau kalau dia menderita penyakit mematikan.. Dan mau Anak serta Suami nya ada yg mengurus nanti kelak.. hadeuh
 
Diary Seorang Istri
Part 70 - Keputusan Nissa



18 Bulan Kemudian

Dear diary, malam ini aku kembali mencoret coret di lembaran putih buku kecil ini, tentang apa yang menjadi beban hatiku, hanya kau teman terbaikku sebagai tempat aku berbagi cerita dan rahasia, tak terasa sudah delapan belas bulan aku berada di kota ini, sudah segitu lama sejak aku meninggalkan semua kenangan di Jakarta, meninggalkan semua hal indah dan juga suram yang pernah kualami, termasuk hal yang yang menjadi noktah merah dalam hidupku, entahlah sebanyak apapun kusesali, namun semua tak akan kembali, begitu banyak andai dalam setiap penyesalan namun semua tak bisa diubah.

Teringat saat pertama kali datang ke kota ini, betapa berat rasanya di awal-awal aku disini, tempat yang asing dan tak banyak kutahu, terkadang hal-hal kecil yang remeh seperti membeli nasi uduk dan gorengan di perjalanan saat menuju kantor, lalu makan gorengan di mobil, sambil kusuapkan mas Adam, hal-hal itu membuatku terkadang menangis merindukannya, aku bahkan menyangka bisa gila karena begitu merindukan suamiku, merindukan dengkuran halusnya setiap malam, merindukan lengan kokohnya yang menjadi bantal kepalaku, ohh Tuhan sungguh rasanya begitu berat…aku juga kangen sekali dengan sahabatku Milla, kangen bercanda sepulang kerja.

Sungguh tak sengaja dan tak pernah kuduga aku akan berada disini, Mungkin Tuhan menginginkanku pergi sebagai hukuman atas perbuatan nista yang telah kulakukan, betapa tidak, aku tiba-tiba bertemu dengan teman kuliahku yang telah lama tak bertemu, aku bertemu dengannya saat menunggu mas Adam di rumah sakit tepat setelah kutahu semua kedok pria durjana yang membuatku mabuk kepayang.

Saat itu temanku Ratih sedang mengantar suaminya berobat di rumah sakit yang sama, dia bercerita setelah lulus kuliah, Ratih langsung menikah dengan suaminya sekarang dan pindah ke Balikpapan karena suaminya bekerja di perusahaan pertambangan di Balikpapan, Ratih tak tahu kalau Mas Adam sedang dirawat, entah kenapa saat itu terpikir olehku untuk pergi meninggalkan Mas Adam dan semua hidupku di Jakarta, rasanya sungguh mengerikan apa yang terjadi padaku, aku sunguh tak punya muka untuk bertemu dengan orang-orang yang selama ini begitu baik padaku, Dengan sahabatku Milla yang menjadi tameng kebohonganku saat itu, dengan pak Budi yang begitu baik padaku, dan terutama aku sungguh merasa kotor dan tak pantas lagi mendampingi mas Adam

Pada Ratih, aku bercerita kalau aku sudah bercerai, dan ingin mulai hidup baru, Ratih mengajak aku pindah ke kota tempatnya bermukim, sungguh tak ada pikir panjang di benakku saat itu, aku segera tertarik dengan sarannya, begitu lama kupertimbangkan semua, akhirnya aku memutuskan untuk memulai hidup baru di sana, aku berpikir pertemuan dengan temanku itu adalah jalan Tuhan menyuruhku pergi, ku cairkan semua aset dan deposito warisan orangtuaku, dan saat itu aku tak bisa berpikir hal lain selain pergi meninggalkan semua tempat dan kenangan yang sungguh menyakitkan. Aku hanya ingin pergi jauh dari semua yang mengenalku.

Hujan terdengar lebat di luar, sama seperti air mata yang selalu jatuh deras tanpa bisa kucegah saat mengingat lelaki yang sungguh begitu baik, lelaki yang telah kuhancurkan hatinya, lelaki yang mencintaiku sepenuh hatinya, ohhh… tuh kan air mata ini begitu menyebalkan, Namun biarlah butiran air mata ini akan menjadi bekas di kertas putih sebagai kenangan yang sangat menyakitkan bagiku.

Hujan belum menunjukkan tanda berhenti, mungkin langit sedang menangisi nasibku yang tak tahu diri, aku teringat saat hujan seperti ini, mas Adam memelukku erat di tempat tidur, aku takut mendengar petir, namun di pelukan pria itu aku sungguh tak takut apapun, duhhhh kenapa air mata ini terus menerus jatuh... Aku sungguh merindukan mas Adam saat ini, masih bisa ku rasakan aroma tubuhnya, masih tak lupa aku dengan suara dengkuran halusnya, masih terasa begitu hangat pelukannya setiap malam, sungguh aku merindukannya Tuhan..

Kukira setelah jauh, aku bisa melanjutkan hidupku, namun aku malah semakin merindukan sosok suamiku, baru kusadari betapa besar cintaku padanya, dan karena aku bodoh aku menyia-nyiakan semua, aku menukar permata berharga dengan seonggok sampah, ya itulah aku perempuan lacur tak diri.Tapi kini aku harus bisa move on, hidup harus berlanjut terus, aku sungguh menyesal telah melakukan perbuatan nista itu, namun semua tak akan berubah jika aku terus terperangkap dengan penyesalan, aku harus berubah, aku harus mampu memaafkan diriku sendiri.

1 bulan aku di kota ini aku ditawari pekerjaan menjadi guru TK, sebenarnya Ratih yang merekomendasikan aku pada ketua yayasan yang merupakan teman baiknya, mungkin Ratih kasihan melihatku hanya melamun dan tak punya kesibukan, aku awalnya bingung dengan tawarannya apa aku bisa? Aku bukan lulusan guru, namun Ratih meyakinkanku untuk menerima tawaran itu, Ratih beranggapan aku cocok dengan anak-anak setelah melihat Josie putri kecilnya yang langsung akrab denganku, ya aku memang menyukai anak-anak, apalagi dengan kehadiran Josie, aku merasa kesedihanku bisa sedikit terobati.

Akhirnya aku memulai pekerjaanku sebagai guru TK, dan Ratih benar, aku merasa nyaman dengan lingkungan anak-anak, dunia yang penuh kepolosan dan kejujuran, perlahan sedikit demi sedikit aku mulai bisa melupakan semua kesedihanku, aku yakin seiring waktu, aku bisa bangkit dari keterpurukan ini, aku tak pernah tahu kabar tentang Mas Adam lagi, namun namanya tak pernah luput dalam setiap doa yang kupanjatkan, aku selalu berdoa semoga mas Adam bisa berbahagia selalu, sampah sepertiku tak pantas untuk pria baik sepertinya.




“Sudah jam 1, hmm sebaiknya aku tidur, besok bisa terlambat, Astagfirullah aku lupa sholat isya, duh.” Maya menutup buku diarynya dan menyimpannya dalam lemari, Maya mengikat rambut panjangnya dan segera bersiap-siap mengambil wudhu.



***​



“Kak Maya, Bu Dini manggil kakak.” ucap Resty teman kerjaku

“Oh ya terima kasih ya Res.” Aku memandang ruangan Bu Dini yang menjadi kepala sekolah Tk ini, aku beranjak dari tempat dudukku menuju ruangan Bu Dini, tiba-tiba Josie datang langsung berhamburan memelukku, aku tersenyum mengusap rambutnya.

“Bu Maya, Josi mau pulang bareng ama bu Maya ya…” Ujar Josie.

“Hmm emangnya bunda kamu gak jemput?” tanyaku sambil berlutut memandangnya, baru saja aku selesai bicara, Ratih masuk, “bundanya sih jemput May, Cuma anaknya maunya pulang ama kamu tuh..sejak kamu disini kayaknya aku jadi tersingkir deh heheheh..” ujar Ratih.

“Hmm beneran tuh sayang apa yang di bilang Bunda.” Tanya Maya sambil membetulkan rambut Jossie yang menempel di dahi.

“Ya bu, Josie mau main ke rumah ibu, boleh kan ya…boleh kan Bund?” tanya Jossie menatap bundanya.

“Ya boleh, tapi kamu emang udah mau pulang May?” ujar Ratih.

“Aku dipanggil bu Dini, Rat! Josie pulang ama bunda dulu ya, nanti ibu jemput kamu di rumah..” ucap Maya.

“Benelan ya Bu…oke nanti Jossie tunggu..” Jossie kemudian mencium tangan Maya, lalu menghampiri bundanya.

“Ya udah May, aku pulang dulu ya..” Ujar Ratih, Maya melambaikan tangan pada mereka.



***



Maya mengetuk pintu ruangan Bu Dini, tak lama terdengar suara Bu Dini menyuruhnya masuk, Maya membuka pintu, “Ibu panggil saya?”

“Ohh mbak Maya silahkan duduk dulu, sebentar saya terima telpon dulu.” Ujar Bu Dini

Maya memandangi foto-foto di dinding ruangan Bu Dini, ada beberapa foto yang membuatnya senyum-senyum, lukisan hasil karya anak-anak TK yang telah diberikan figura.

Di etalase tinggi, terlihat beberapa piala berjejer rapih serta beberapa piagam sebagai bukti betapa aktifnya sekolah itu bersosialisasi.

“Maaf loh mbak Maya, jadi merepotkan.” Ujar Bu Dini yang kemudian duduk disamping Maya.

Maya sedikit heran dengan sikap kepala.sekolahnya ini, terlihat perempuan setengah baya itu begitu canggung berhadapan dengannya.

“Maksud ibu merepotkan apa ya?” tanya Maya.

“Egh..ehmmm maksudnya minta maaf udah membuat Bu Maya menunggu lama.” Bu Dini tersenyum, namun Maya melihat senyum perempuan itu terlihat aneh, bahkan Maya merasa ada penekanan yang kuat saat Bu Dini mengucapkan kata lama.

“Ohh..maaf Bu, ada apa ya kok tiba-tiba ibu memanggil saya, kok saya jadi deg-degan.”

“Aghhh mbak Maya bisa aja, masa deg-degan..hihihi bisa aja deh..” Bu Dini memperbaiki sikapnya saat melihat tatapan heran Maya.

“Egghmmm, gini loh mbak, Seminggu lagi kan acara ulang tahun PT Serayu Tambang, mbak tahu kan perusahaan itu?” tanya Bu Dinni.

Maya tahu kalau PT Serayu adalah perusahaan yang menjadi penopang hidup yayasan TK ini, sebagian besar siswa disini adalah anak-anak karyawan PT Serayu , namun hanya sebatas itu yang Maya tahu.

“Nah saya ingin mbak Maya mewakili sekolah kita menghadiri pesta ulang tahun Serayu grup, soalnya yang cantik disini Cuma mbak Maya heheh..’

“Saya Bu? Ahh ibu becanda.”Maya tak melihat senyum atau tawa disana, “aduh Bu..kok saya..” ujar Maya meringis.

“Saya mohon ya mbak..saya mohon banget kali ini.” Melihat Bu Dini mengatupkan tangan seolah memohon, Maya menghela napas. Permintaan Bu Dini mustahil di tolak.

“Ya baiklah, Insya Allah Bu, jika gak ada halangan saya akan datang ke pesta itu.”

Bu Dini mengacungkan tinjunya di bawah meja, dia terlihat begitu aneh seolah sedang merencanakan sesuatu



***



Anissa meletakkan Hpnya, Senyumnya yang manis mengembang, “Tak sia-sia apa yang kita lakukan sayang.” Tangan halusnya mengelus perutnya yang mulai terlihat membuncit

Terdengar ketukan pintu kamarnya, disusul oleh suara lembut ibunya, “Nduk..”

“Masuk bu..” Ujar Anissa.

Ibunya masuk ke dalam kamar, Anissa tersenyum melihat perempuan paruh baya yang selalu setia menemaninya itu, “Makan dulu yuk, ibu sudah masakin sayur bayam kesukaan kamu sama udang goreng.”

“Ya bu, sebentar lagi Nisa Makan, Bu….” Nisa menghambur dan memeluk ibunya, perempuan paruh baya itu tersenyum dan mengelus rambut putri cantiknya, “Ono opo toh? Kayaknya kamu senang banget..” Ujar Ibunya.

Nissa mendongak memandang wajah ibunya, senyum manisnya kembali mengembang, “Gak ada apa-apa kok, Nissa pengin peluk ibu aja.”

“Kamu kangen ibu, atau lagi kangen karo bojomu toh nduk?” Goda ibunya.

“Dua-duanya bu…hehehe.” Ujar Anissa terkekeh.

“Bojomu kapan pulang nduk?” Tanya ibunya kemudian.

Anissa melepaskan pelukannya, lalu bertopang dagu memandang ibunya, “Ibu kali yang kangen sama menantunya heheh, baru juga tiga hari dia pergi.”

“Kamu itu loh..ditanya malah balas nanya, piye toh..kamu kan bilang mau ke luar pulau, lah suamimu masih di Amerika, trus piye?” Ujar ibunya sambil mencubit gemas pipi Anissa.

“Ya tiga hari lagi juga dia pulang bu, oh ya bu, Nissa sudah berhasil menemukan apa yang Nissa cari selama ini.” Ujar Anissa.

Ibunya menghela napas dan memandang Nissa dengan tatapan khawatir, “Kamu yakin melakukan itu sayang?

“Apa kamu yakin nduk? Ibu kok khawatir Karo Kowe, kandunganmu juga.”

“Bu, semua hal ada takdirnya, kita hanya bisa pasrah dan menjalaninya, saya ikhlas melakukan itu Lillahi Taala.” Ujar Anissa sambil menggenggam tangan ibunya.

“Ibu tahu kamu adalah gadis yang baik, ibu bangga nak padamu, namun ibu hanyalah seorang ibu yang khawatir anak tercintanya tersakiti..” Ibu menepuk lembut punggung tangan Anissa.

“Jika hati dah ikhlas, maka insya Allah tak ada yang tersakiti Bu..Anissa minta doa restu ibu mawon..” Anissa mencium punggung tangan ibunya.

“Kamu yakin suamimu tak akan marah? Ibu khawatir dia akan marah besar jika mengetahui rencana mu ini nduk?” nampak kecemasan menggelayut di mata perempuan paruh baya itu.

“Nisa akan berusaha meyakinkan beliau Bu, Nisa yakin niat baik pasti akan diberi kemudahan oleh Allah, apa yang Nissa lakukan ini sudah menjadi niat Nissa semenjak hari akad dulu, dan ternyata doa-doa Nissa diijabah oleh Tuhan Bu sekarang ini.” Ujar Nissa tegas.

Ibunya menghela napas sambil membelai lembut rambut Nissa, sejak kecil watak anak gadisnya ini keras, walau patuh dan lemah lembut dalam bicara, namun kalau sudah pingin sesuatu dia akan gigih mengejar keinginannya itu, “ya sudah, kalau kamu yakin, jalani dengan sebaik-baiknya, tetap perhatikan kandunganmu ya, jangan terlalu stress atau capek” ucap ibunya.

“Oh ya nduk, bapakmu sesok teko, numpak sepur, bapakmu nanya sebaiknya turun di Jatinegara atau Gambir, Yo ibu jawab mbuh...lagipula Gambir iku ngendi aku ndak paham.” Ujar ibu.

Anissa tersenyum mendengar ucapan ibunya, “ ya sudah besok Nissa jemput Bu, nanti Nissa telpon bapak, Nissa makan dulu Bu..”

Kedua ibu dan anak kemudian menuju ke dapur, Anissa mengamit lengan ibunya dengan manja.

***

“Bapak belum tidur?” Ujar Nissa saat melihat bapaknya duduk di teras sambil mengipas-ngipas.

“Jakarta panase Puol tenan, lebih panas dari Surabaya, kamu sendiri kenapa belum tidur.” Tanya Bapak.

“Nissa siang tadi kebanyakan tidur pak, jadi malem gak bisa tidur lagi, mungkin bawaan si debay nih.” Ujar Nissa sambil mengelus perutnya.

“Sopo debay Nis?” Tanya Bapak tak paham.

“Heheheh…istilah aja pak, debay artinya dedek bayi.” Ujar Nissa tersenyum.

“Oalah itu toh, maklum bapak kan wong ndeso..Hahahaha.” ucap Bapak sambil terkekeh.

Nissa duduk disamping bapaknya, kepalanya menyender di bahu bapaknya, pak Darman mengelus rambut putrinya itu, “Kamu kelihatan bahagia nduk.. bapak bisa lihat wajah kamu yang berseri-seri.”

Anissa hanya tersenyum tak berkata apa-apa, “Ibumu tadi cerita sama bapak soal rencanamu ke Kalimantan, kamu yakin nduk?” Tanya Pak Darman, Nissa hanya mengangguk.

“Pak..apa Nisa salah jika melakukan itu? Maksud Nissa mungkin banyak orang beranggapan kalau Nissa sedang mempertaruhkan posisi Nissa sebagai istri, sebenarnya Nissa paham kenapa orang-orang akan beranggapan seperti itu, bapak dan ibu saja bingung dengan rencana Nissa, apalagi orang lain.”

“Bapak dan ibu selalu percaya denganmu nduk, kami gak pernah sedikitpun meragukan kamu, namun sebagai orang tua, kami hanya gak ingin melihat kamu yang tersakiti pada akhirnya.” Ujar Pak Dirman menatap lembut putri tunggalnya.

“Insya Allah Nissa ikhlas pak, apa yang Nissa rencanakan ini, semata demi kebahagiaan sesungguhnya rumah tangga Nissa, selama ini Nissa bahagia pak, namun Nissa tak ingin terperangkap dalam masa lalu suami Nissa, dan Nissa ingin berdamai dengan semua itu agar tak ada lagi ganjalan dalam hidup Nissa ke depannya.”

“Nduk Ono sing nami Tugas seorang Istri dan Makna seorang istri. Memasak, mengerjakan pekerjaan rumah, melayani suami, semua itu adalah tugas dari seorang istri..” Ujar Pak Darman dengan suara lembut namun berwibawa

“Sedangkan Makna seorang istri bagi suami antara lain, menghormati suami, menjaga nama baiknya, menutupi aibnya, serta membuat suami nyaman dengan kehidupan rumah tangganya, begitupula sebaliknya, apa yang kamu rencanakan memang mulia nduk, bapak paham maksud rencanamu itu, dan jujur aja, bapak sangat bangga denganmu nduk, putri kecil bapak telah tumbuh menjadi wanita hebat dan bijaksana.” Ucap Pak Darman terbata-bata karena haru.

Anissa tersenyum dan kembali menyenderkan kepalanya di bahu bapaknya, “Terima kasih ya pak, bapak adalah ayah terbaik buat Nissa, hanya bapak yang paham dengan hati Nissa.”

***
Bersambung
Yg episode 75 di premium kapan update
 
Bimabet
Ceritanya penuh kejutan, pembaca di ajak main tebak tebakan Sam penulis, mantap Dah pokoknya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd