Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Bimabet
Yg episode 75 di premium kapan update
Diary seorang istri akan selesai di bab 75, nah karena panjang, bab 75 akan dipecah jadi 3 bagian a, b, dan c

Ditunggu aja, saya akan berusaha sebaik mungkin mengakhiri cerita dramatis ini, jadi perlu waktu santai dan tak terburu-buru demi menjaga kualitas cerita.
 
Jujur aja saya sebenarnya gak terlalu paham istilah twisted plot, saya hanya mengerjakan cerita bab per bab dan mengalir sesuai karakter yang ada di cerita, rasanya gak ada kejutan kok di cerita ini, semua sesuai dengan karakter tokoh masing masing, bagaimana sikap Adam dan Maya menghadapi konfliknya tentunya sesuai dengan karakter yang telah saya ciptakan, bagaimana Santoso menyelesaikan konfliknya tentu beda dengan Adam, karena karakter keduanya emang beda. Begitu juga dengan cameo lainnya, gak lupa juga Anissa, andai para pbaca memahami karakter setiap tokoh pasti bisa memprediksi apa latar belakang Anissa menikah dengan Adam, dan juga kenapa Adam bisa mudah menerima Anissa sebagai pengganti Maya..

Sebenarnya bingung juga kalau dibilang twisted plot mungkin karena saya penulis amatir jadi gak terlalu paham istilah itu, tapi apa yang ingin saya ceritakan disini adalah berhubungan dengan bab-bab sebelumnya.

Cerita ini cerita biasa aja, kalau dianggap bagus ya Alhamdulilah, itu aja.
 
sesaat lagi akan hadir bab 71
 
Diary Seorang Istri
Part 71 - Anissa vs Maya part 1



Anissa menyalakan hpnya sesaat setelah pesawat Garuda Indonesia mendarat sempurna di Landasan pacu bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, dicarinya nama suaminya di aplikasi chat, segera ditelponnya nomor suaminya, “Assalamualaikum mas, aku baru aja nyampe nih, lagi menuju tempat ngambil bagasi, ya mass aku tahu..ya..ya…duh… ya sayang…ya…ya udah nanti aku telpon lagi ya mas..” Anissa tersenyum kecil sambil menyimpan hpnya di dalam tas, dia merasa geli sekaligus juga tersanjung dengan sikap suaminya yang begitu khawatir dengan dirinya. Anissa teringat malam kemaren saat minta izin untuk berangkat duluan ke balikpapan susahnya minta ampun.

“Kenapa gak bareng aja sih beb..bareng aja ya…aku khawatir kalau kamu sendirian.”

“Mas aku gak sendirian, aku ama yanti, dan disana juga ada teman-teman yang akan jagain aku kok, mas gak usah kuatir ya..”

“Emangnya kamu mau ngapain sih buru-buru ke Balikpapan sampe gak pengen bareng aku berangkatnya.”

Sedikit bingung Anissa menjawab pertanyaan suaminya itu, Anissa sama sekali tak pernah berbohong, “Hmm gak ada alasan penting sih mas, cuman aku pengen liat-liat kota balikpapan aja, gak apa kan mas, aku berangkat duluan.”

“Hmm ya udah, tapi kamu janji gak boleh terlalu sering keluyuran nanti kamu capek.”

“Ya sayang..oh ya mas dari Amerika langsung ke balikpapan?”

“Kita lihat nanti ya, mas soalnya belum tau skedulnya, ya udah sayang..inget kamu gak boleh keluyuran sampe capek ya, bye..see you beb.. Assalamualaikum.”

“Walaikumsalam.” Balas Anissa.

***

“Bu, itu yang jemput sudah datang.” Ucapan Yanti mengejutkan lamunanku.

Aku memandang ke arah asisten pribadiku itu, usianya lebih tua 3 tahun dariku, tapi dia malah memanggilku ibu, terkadang aku risih dengan sikapnya itu, aku selalu bilang agar memanggilku dengan mbak aja, namun faktor kebiasaan yang membuatnya tak sadar memanggilku ibu, akhirnya aku hanya bisa menerima panggilan itu.

Aku bergegas menuju ke mobil yang telah menunggu, seorang bapak berpenampilan simpatik tersenyum dan membukakan pintu untuk kami, “Selamat datang di Balikpapan bu.” Tangannya bertangkup memberi salam, aku hanya tersenyum mengangguk padanya.

“Mbak yanti, soal yang beberapa hari lalu saya minta tolong ke mbak, apa sudah di laksanakan?”

“Ohh sudah bu, tapi belum selesai, jadi saya belum lapor ke ibu, bentar..” Yanti membuka tasnya lalu mengeluarkan hpnya, dibukanya folder gambar, beberapa saat kemudian diserahkannya ke Anissa.

“Itu subjek yang ibu tanyakan, dia tinggal di jalan x, jadwal ngajar dari senin hingga jumat, dia full ngajar bu.” Cerocos Yanti.

Anissa melihat-lihat gambar di hp yanti itu, gambar itu adalah gambar Maya yang sedang beraktifitas sehari-hari di lingkungan sekolah, ada gambar Maya sedang bermain dengan anak-anak muridnya, gambar Maya sedang mengajar, Anissa melihat wajah Maya terlihat lebih segar, senyum Maya mengembang pertanda dia sangat bahagia, Anissa tersenyum melihat foto-foto yang dia lihat di Hp Yanti.

Anissa mendekatkan wajahnya, dan berbisik di telinga Yanti, “Ibu yakin, apa gak sebaiknya ibu istirahat dulu di hotel.” Yanti memandang wajah bosnya dengan khawatir.

“Hmm, aku pergi sendiri aja, mbak Yanti langsung ke hotel aja, nanti aku akan hubungi mbak yanti kalau sudah selesai.” Ujar Anissa tegas.

“Tapi bu…nanti kalau bapak tau, saya pasti kena marah..” Ujar Yanti cemas.

“Bapak kan gak perlu tau mbak, hehehe..jangan kuatir…” sahut Anissa.

“Bu..apa sebaiknya saya ikut ibu saja?” Ujar Yanti dengan wajah cemas.

“Gak usah mbak, saya bisa sendiri kok, tenang aja saya akan baik-baik saja, nanti kalau urusan saya udah selesai saya akan telpon mbak Yanti ya..” Anissa memegang tangan perempuan yang tengah resah didepannya ini, Anissa berusaha meyakinkan asisten setianya ini agar tak khawatir.

Yanti hanya bisa mengikuti perintah bosnya ini, walau dia sendiri bingung dengan sikap Anissa beberapa hari belakangan ini, kenapa dia ingin pergi lebih awal ke Balikpapan, lalu foto-foto perempuan yang dimintanya, Yanti begitu penasaran dengan sosok wanita yang menjadi guru TK itu, mengapa bosnya begitu gigih ingin mendapatkan informasi detail mengenai perempuan itu? Siapa sebenarnya perempuan itu.

Anissa tersenyum sambil melambaikan tangan kepada Yanti yang beranjak pergi meninggalkannya, Anissa melihat sekeliling tempatnya berada, sebuah gedung sekolah yang tak terlalu besar namun sungguh asri, ada taman bermain anak-anak, yang dilengkapi beberapa peralatan permainan, seperti perosotan, ayunan, dan lain sebagainya.

Gedung sekolah ini berwarna biru cerah, dikelilingi taman yang indah dan asri menyejukkan mata, udara Balikpapan yang begitu panas seolah terasa sejuk ditempat ini, Anissa melihat jam tangannya masih sekitar jam sepuluh pagi, tiba-tiba hatinya berdebar saat melihat sosok yang dicarinya tengah berjalan beriringan bersama rombongan anak-anak kecil yang menggemaskan, Anissa sedikit merapatkan tubuhnya di balik pohon besar, matanya mengamati kegiatan yang tengah berlangsung didepannya.

***

“Yuk anak-anak sekarang jam pelajaran olahraga, kalian senang kan berolahraga..” Ujar Maya pada murid-muridnya.

“Senang Bu…” Jawab Murid-muridnya serempak.

“Bagus…olahraga akan membuat badan kita sehat, yuk kita mulai pemanasan, ikuti gerakan ibu ya.”

“Ya bu…”

Kegiatan olahraga kemudian dimulai, Maya memperagakan gerakan-gerakan ringan, lalu diikuti oleh anak-anak dengan begitu ceria, sesekali Maya membetulkan gerakan yang salah yang dilakukan anak-anak, senyumnya mengembang saat melihat beberapa anak-anak bertingkah lucu dalam gerakannya, kebandelan dan keceriaan anak-anak itu membuatnya begitu bahagia, Maya seolah menemukan dunia baru yang begitu berbeda dengan dunianya dulu.

“Oke sekarang istirahat dulu ya.abis itu kalian boleh pulang, dan ingat, jangan lupa bereskan tas kalian dan pastikan tidak ada barang-barang yang tertinggal.” Ujar Maya.

“Ya Bu…” Anak-anak itu kemudian berlari ceria memasuki kelas, Maya tersenyum sambil geleng-geleng kepala mengikuti anak-anak.

“Mbak Maya…” suara seseorang menghentikan langkah Maya, suara perempuan setengah berteriak memanggil namanya, Maya menoleh dan hatinya berdegup kencang saat melihat sosok orang yang memanggilnya.

Maya tertegun melihat sosok perempuan yang berjalan mendekatinya, “Mbak Maya, masih ingat saya..”

Tentu saja Maya ingat dengan sosok perempuan ini, waktu 1 tahun setengah belum terlalu lama bagi Maya untuk melupakan semua ingatan masa lalunya.

“Mbak Anissa..” Suara Maya terdengar lirih

“Alhamdulillah…akhirnya saya bisa ketemu dengan Mbak Maya..” Anissa menghela napas lega, usahanya selama berbulan-bulan melacak Maya akhirnya membuahkan hasil.

Maya menatap Anissa, ada perubahan bentuk tubuh dari perempuan muda didepannya ini, Maya lekat memandang perut Anissa yang sedikit membesar, Anissa tahu apa yang sedang dipikirkan Maya, Anissa mengusap perut buncitnya, “Mbak Maya masih ingat saya kan? Apa Kabarnya mbak Maya, apa Mbak sehat-sehat saja?” Anissa meraih tangan Maya, namun Maya dengan sopan berusaha melepaskan genggaman Anissa.

“Mbak Anissa bagaimana mbak tahu keberadaan saya..” Maya bertanya dengan suara bergetar, hatinya mulai dipenuhi pertanyaan-pertanyan khususnya saat melihat perut perempuan muda didepannya ini.

“Banyak hal yang ingin saya bicarakan dengan mbak Maya, tapi sekarang anak-anak murid mbak sedang menunggu, saya akan tunggu disini, nanti kita akan bicara lagi.” Ujar Anissa, Maya teringat dengan murid-muridnya yang sedang ada di kelas, Maya sedikit kikuk.

“Baik, saya masuk kelas dulu, tunggu di kantor saja mbak, disini panas.” Ujar Maya.

“Gak apa, disini sejuk kok, saya tunggu disini saja.” Jawab Anissa.

“Ya udah saya masuk dulu ya..” Maya kembali kikuk dan akhirnya pergi menuju kelasnya, sesekali Maya menoleh kearah Anissa.

***

Pantai Melawai

Cuaca Balikpapan hari itu sangat bersahabat setelah beberapa saat lalu terasa terik, kini langit Balikpapan mulai sedikit mendung, Maya dan Anissa berjalan memasuki kawasan pantai Melawai, disebuah tempat mereka duduk sambil memandang lautan luas.

“Mbak Anissa mau makan?” Tanya Maya.

“Kalau saya belum lapar mbak, tapi kalau mbak Maya lapar ayo saya temani..”Jawab Anissa sambil tersenyum.

Maya melihat Anissa dan ikut tersenyum, perempuan muda ini sangat ceria dan bisa membuat orang betah didekatnya, Maya mulai lebih nyaman saat ini, ketegangannya berkurang, “Nanti saja deh ya..”

“Pemandangannya bagus banget mbak.” Ujar Anissa sambil merentangkan tangannya. Matanya terpejam menikmati angin laut yang semilir mengusap wajah cantiknya.

“Ya bagus banget..saya sering kesini mbak, ini salah satu tempat pavorit saya di Balikpapan.” Ujar Maya.

“Plis panggil saja Anissa mbak, biar akrab, kalau mbak Maya kan gak mungkin saya panggil nama hehehe.” Ucap Anissa.

Maya ikut terkekeh, satu sisi dia merasa senang melihat orang dari masa lalunya ada didepannya, namun disisi lain hatinya juga sedikit resah, banyak hal yang membuatnya resah.

“Kamu sedang hamil Nis?” Tanya Maya sedikit tercekat, sebenarnya Maya sungkan menanyakan ini, bukan sungkan tapi lebih tepatnya khawatir dengan jawaban pertanyaannya itu.

“Hmmm..” Hanya itu jawaban Anissa sambil mengusap perutnya.

Maya memandang Anissa berusaha mendapatkan lebih banyak informasi, namun sepertinya Anissa tak ingin menjawab lebih banyak lagi selain itu.

“Nanti saya cerita tentang diri saya, tapi nanti…sekarang bagaimana keadaan mbak Maya? Apa mbak Maya baik-baik saja.” Tanya Anissa.

“Alhamdulillah..seperti yang kamu lihat, saya sangat bahagia sekarang.” Jawab Maya sambil tersenyum.

Anissa menatap lekat perempuan didepannya ini, teringat terakhir saat Maya harus dioperasi karena kehamilan palsunya, wajah Maya saat itu terlihat begitu kuyu, pucat, namun kini Maya terlihat lebih segar, walau agak kurusan, namun wajah cantik Maya kini terlihat lebih berseri.

“Syukurlah mbak, mungkin banyak pertanyaan di hati Mbak Maya saat ini, tentang bagaimana saya bisa menemukan mbak Maya, lalu apa saya hamil, siapa suami saya, dan lain-lain, ya kan?” Tanya Anissa.

Maya hanya mengangguk membenarkan.

“Saya akan ceritakan semua, namun sebelum itu saya ingin bertanya sesuaatu pada mbak Maya.” Ujar Anissa menatap tajam Maya.

Maya menatap Anissa, menunggu pertanyaan yang akan diajukan oleh perempuan muda ini.

“Apa mbak Maya tak ingin tahu tentang mas Adam? Apa Mbak Maya gak pernah kepikiran tentang mas Adam?”

Pertanyaan yang sudah diduga Maya, namun masih tetap terasa menghantam sanubarinya saat nama itu disebut kembali, namun disisi lain Maya sedikit tertegun mendengar embel-embel didepan nama suaminya disebut oleh perempuan muda ini, “kenapa Anissa memanggil bosnya dengan Mas? Bukankah dulu manggil mas Adam dengan Pak? Apa jangan-jangan?” Batin Anissa bergejolak dengan berbagai pertanyaan.

“Mas…?” Maya menatap tajam Anissa, yang ditatap tak surut mental, dengan penuh percaya diri Anissa menganggukan kepala.

“Mungkin mbak Maya heran, kenapa saya berusaha keras melacak keberadaan mbak Maya yang seolah hilang ditelan bumi, ini semua saya lakukan demi kebenaran dan salah satu tujuan saya datang menemui mbak Maya adalah ingin bercerita tentang Mas Adam mbak, dan semua hal yang terjadi setelah kepergian mbak Maya, tolong dengarkan cerita saya ini.”

****,

Bersambung
 
Akhirnya beneran Adam memperistri Anisa. Sangat cocok dengan harapan saya hu. Terlebih cinta Anisa yang begitu besar kepada Adam sejak lama.

Tebakan saya si Adam sudah dapat penjelasan kalau Maya mustahil untuk pregnant, dan belum lagi pengakuan surat Maya saat ijin pamit. Terlebih saksi dari pihak Santoso dan Adam, belum lagi Mila bisa memperkuat alasan Adam buat bener lepas dari Maya walaupun belum sepenuhnya bisa.

Mungkin Anisa di sini ingin membuat Maya dan Adam dekat sebagai saudara atau istri kedua sebagai penebusan Dosa Maya dengan memberi satu kesempatan lagi, mengingat Maya tidak bisa memiliki anak, Anisa juga mau Maya merasakan menjadi ibu walaupun bukan dari rahim Maya.
Atau sebab lain karena bisa jadi Anisa dengar tentang Maya yang ternyata 'korban sex' dari kecoa kampung.

Yah cuma persepsi amatiran aja ini
Masih ngeraba dan sulit ditebak.

Good update hu @pujangga2000
Nunggu kenapa alasan jelas Anisa di update part 72
 
Mungkin egois kalo berharap bisa bersatu adam, maya dan annisa. Yang salahpun sudah menjalani penebusannya, dan masih ada rasa yg bisa kembali.
 
sebenernya menunggu reaksi adam ketika membaca surat maya dan apakah adam tau maya selingkuh?dan taunya dr siapa anisa atau santoso...dan bagaimana reaksi adam waktu itu...jd kesan nya tiba2 aja anisa sdh menikah dg adam dan maya sdh ada di balikpapan....apakah akan ada side story yg akan menjelaskannya....maaf suhu berharap jelas krn pingin tau gmn adam menyikapi istri nya yg bermain belakang pdhal latar belakangnya agamis dan berpendidikan tinggi
 
Bimabet
Ngopi dulu nunggu Annisa cerita. Semoga ngopinya nggak nyampai seminggu lebih biar Annisa mau ceritanya. Heheh..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd