Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Dika ( Tamat)

Je t'aime, je t'aime
Oh oui, je t'aime
Moi non plus
Oh, mon amour
Comme la vague irrésolue
Je vais, je vais et je viens
Entre tes reins
Je vais et je viens
Entre tes reins
Et je me retiens

Entah kenapa jadi seneng dengerin lagu jadul Prancis itu, nuansanya erotis romantis.Apalagi di tengah2 lagunya ada suara desahan perempuan layaknya lagi orgasme. Apa segitu kuatnya pengaruh cerita detail si mbok tadi siang sampai mood ku jadi aneh. Padahal umur sudah setengah abad gini sudah ndak antusias lagi soal seks, kerjaan di bank dan ngurus anak sudah menyita banyak perhatian. Kalaupun sesekali suami minta jatah, dan itu pun belum tentu sebulan sekali, aku sdh ndak gitu kepingin lagi, yg penting asal mas wisnu bisa lepas selera, gitu saja.

Dan seolah kejadian serba kebetulan di hari itu, malamnya suami tiba2 aja ngajak berhubungan. Wajar juga sih, seingatku lebih dari 1 bulan lalu terakhir dia begitu, itupun juga karena sebelumnya dia pergi dinas ke Jakarta hampir 1 minggu lamanya.

Biasanya cuma casual seks, ciuman, dia nelanjangin aku, raba sana sini, nindih badanku, kurang lebih 6 atau 7 menit selesai.

Aku sudah ndak lagi kb, karena toh sudah bertahun2 sebelumnya aman aja. Mungkin sperma suami juga sudah ndak berkualitas lagi, juga karena umur, daya tahannya sudah ndak kayak waktu muda dulu. Pada momentnya dia terbakar nafsu, menggebu2 sesaat, terus selesai. Tapi malam itu ada yg berbeda. Bukan, bukan dari dia, tapi dariku, emosi dan pikiranku yg beda.

Hampir 25 tahun kami menikah, sudah ndak terhitung aku ngeliatnya telanjang, tentu saja lengkap dengan ekspresi birahinya. Tapi pikiranku terkesima ngeliat dia kali ini. Wajahnya, wajahnya memang mirip sekali sama Dika, cuma sedikit beda dipostur badan saja.

Bayangan kejadian mesum dika dan si mbok di dapur waktu itu langsung menyerang pikiranku. Dika dengan kemaluan besarnya, basah dan meneteskan lendir itu...ohh.. Kenapa aku jadi merinding..


Aku bahkan tergagap saat suami mendekatiku di ranjang, menelanjangi tubuhku, menciumI leher dan dadaku. Aku masih terdiam, berusaha menormalkan pikiran.

Otakku makin ndak karuan saat mas wisnu mengangkat dua kaki ku menggantung di bahunya, wajah itu.. Ohh.. Dika kah ini?...

Jadi waktu ujung penis suami menyentuh gundukan bulu kemaluanku, aku sudah mulai terangsang, ndak kayak biasanya aku begitu. Daging tumpul itu merangsek masuk, pahaku seperti tegang ndak keruan, bahkan desahan dari mulutku lebih kencang dari deru napas suami.

" Adddduhhhhh.. Masss.." desahku sambil mencengkram lengannya.

Seperti biasanya, suami langsung menggebu2, hentakan bawah perutnya bergerak cepat tanpa basa basi..

" Plakk.. Plakkk.. Plakkk.."
" Ssshhhh.. Uhhmmm.." dengus mas wisnu, mukanya tegang menatapku.

Kemanapun selangkanganku bergerak selalu dicecar penisnya. Tubuh putih dan montokku habis2an digarap suami. Tapi aku merasa masih jauh untuk mencapai klimaks, aku hapal sekali, sedikit lebih lama lagi menunggu, mas wisnu bakal segera tuntas.

" Sek, bentar mas.."
" Kenapa Tari..?" Jawabnya dengan muka heran, gerakannya terhenti.
" Hmm.. Pengen dari belakang.." jawabku pelan, kata2 itu meluncur begitu saja tanpa aku sempat berpikir.

Aku bangkit dari rebahan, memutar badanku menghadap ke arah kepala ranjang, memposisikan pantatku membelakangi mas wisnu, nungging dengan dua posisi paha melebar.

" Tumben...? Hehehe.." Kata suami sambil tertawa kecil.

Aku tahu dia suka sekali dengan dua bongkahan besar pantatku, mulutnya langsung bergerilya nyiumin tiap bagian bokongku, sampai menyentuh bagian antara anus dan belakang vaginaku, tentunya aku langsung terangsang lagi. Tapi andai suami tau apa yg ada di pikiranku sekarang...

"Dika, itu kah kamu?.." Batinku. Bahkan dadaku bergemuruh menyadari ketidakpantasan perasaanku detik itu.

" Mas.. Masukin..." ujarku dengan suara lirih.

Terasa ranjang bergoyang, aku tau mas wisnu lagi beringsut maju, bersiap dengan penisnya yg mengeras dan nafsunya yg tengah membara.

Tangan kanannya menyentuh pinggulku, tangan satunya langsung mengarahkan ujung penisnya ke bibir vaginaku. Di detik yg sama ketika isi kemaluanku ditusuk, saat itu juga aku tidak lagi sungkan membayangkan dika tengah menggauliku.

" Uhhhhhhh......" Desahku panjang, badanku bahkan gemetar dengan mata terpejam.

Mas wisnu langsung menghentak2 kuat, berkali-kali, pikiranku semakin liar membayangkan penis besar dika yg lagi mencabik2 isi rahimku, wajah muda dan gantengnya pasti lagi menatapku ganas dari belakang.

" Plakk.. Plakk.. Plakk..!"

" Terus Dik.. Terusss.. Lebih kuat lagiiihh.." Batinku, tapi yg keluar dsri mulutku cuma rintihan panjang.

"Plakk.. Plakk.. Plakkk.."

Kedua tangan suami mencengkram kuat bongkahan pantatku, deru nafas dan seruan geram dari mulutnya membuatku tambah gila.

" Tekannn.. Tekan terusss pantat tante diiikk.. Teruss..terussss..haduhhhh..!!!" Batinku sambil mulai menangis terpapar sensasi dari titik nikmat di antara dua pahaku.

Aku menggoyang pantatku ke sana kemari, suami tambah ndak sabaran, dia bahkan mencengkram kepalaku dari belakang, menyentuh bibir vaginaku dengan dua jarinya, dan terus2an menghantam pantatku.

Aku pun sudah ndak kuat lagi menahan emosi, ndak kuat ngebayangin tubuh kekar telanjang dan berkeringat dika ada di belakangku, saat mas wisnu hampir menggapai puncak, aku pun melepas seluruh emosiku.

" Aaaahhhhhhhh...!!" Pekik mas wisnu sambil mengejang menghamburkan spermanya di dalam kemaluanku.

" Haduhh... Uuhhh..ohhhhhhsss..." Rintihku menangis, tercekam membayangkan semprotan mani lelaki remaja itu menyiram deras isi rahimku.

Ranjang dan bantal di bawah badan ku cengkram kuat sambil menikmati setiap detik hayalan tak senonohku dengan sang anak tiri.

" Beneran.. Hhhhhhh.. Kamu beda malam ini Tari.. Tumben bangethhh.." Kata suami dengan nafas tersengal.
" Tapi mas suka kaaann..?" Godaku, suara ku terdengar aneh, menutupi rasa bersalah yg perlahan mulai merayapi batinku malam itu.

*** Additional scene before ending
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd