Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dina - Maafkan Aku Jika Mulai Menikmatinya

Apakah cerita ini bisa membuat pembacanya terangsang ??

  • Ya

    Votes: 298 96,1%
  • Tidak

    Votes: 12 3,9%

  • Total voters
    310
EPISODE 7 : KESEMPATAN



Setelah kejadian siang itu, aku merasa malu dengan diri ku sendiri. Aku merasa sangat bersalah dengan apa yang sudah aku lakukan, dimana aku telah melanggar norma dalam agama ku dan juga telah mengkianati mas Wawan suami yang sangat mencintai ku dengan ketulusan hatinya. Namun semua itu sirna dengan godaan nafsu yang begitu menguasai pikiran dan tubuh ku serta kelihaian pak Yanto sebagai seorang lelaki yang mampu memancing serta mampu membawa ku kedalam gelombang kenikmatan yang kala itu sangat tanggung untuk dinikmati.

Antara aku dan pak Yanto pun kini menjadi canggung, dimana saat bertemu pak Yanto aku berusaha untuk selalu menghindar untuk menghindari bertatapan dengannya. Aku pun lebih memilih untuk berdiam diri dirumah, warung kecil – kecilan yang aku buka pun semenjak kejadian itu tutup. Jujur saja aku sekarang lebih memilih untuk menutup warung ku, karena alasan utamanya untuk menghindari pak Yanto. Di HP ku pun, pesan dari pak Yanto begitu sangat banyak. Aku hanya membuka dan membaca setiap pesan dari pak Yanto tanpa membalas satupun pesan dari nya yang berisikan permintaan maaf atas kekhilafan yang telah dia lakukan kepada ku.

Jujur saja, semua yang terjadi bukan lah sepenuhnya kesalahan dari pak Yanto. Tetapi aku juga ikut berperan karena sudah memberikan celah dan jalan bagi pak Yanto melakukan semuanya. Di satu sisi, aku masih ingin mengulangi apa yang terjadi bahkan dalam pikiran ku saat ini aku ingin merasakan kenikmatan yang pernah pak Yanto katakana kepada ku. Namun, rasa ketakutan dan rasa bersalah masih membelenggu yang membuat ku ragu untuk mengulanginya kembali.

Aku masih bisa merasakan bagaimana permainan lidah pak Yanto di mulut ku yang mampu memancing nafsu dalam diri ku, yang membuat aku mampu merasakan kenikmatan disaat tangan kasar pak Yanto berhasil meremas payudara ku dari luar pakaian ku serta permainan jari jemarinya di vagina ku yang semakin membuat ku terangsang oleh hawa nafsu. Membayangkan semua itu membuat bagian pangkal paha ku kini menjadi basah, tanpa sadar kini tangan ku pun sudah bermain di liang vagina ku yang semakin membuat nafsu mampu menguasai pikiran ku. “aaaaaahhhh…….. oooouughhhh… paakkk…. Aahh enaaaakkkk paakkk … oouughhhh… terusss….” Desahan yang keluar dari mulut ku saat kenikmatan bermasturbasi membayangkan jari – jemari pak Yanto memainkan liang vagina ku yang sudah mulai becek hingga akhirnya Creeettt…. Ccretttttt… ccrreeeettt…. Cairan cinta yang sangat banyak dan hangat pun keluar membasahi celana dalam ku.

Siang ini aku pun mendapatkan orgasme yang sangat luar biasa, hanya dengan membayangkan perlakuan dari pak Yanto saja aku bisa sampai mendapat kenikmatan. Berbeda saat bersama dengan suami ku, dimana dulu saat bercinta merupakan hal yang sangat menggebu – gebu namun belakangan ini kenikmatan yang dulu sudah sangat jarang aku dapatkan. Dimana kini berhubungan badan dengan suami ku sebagai syarat atau jalan bagi kami untuk mendapatkan momongan, bukan lagi untuk mendapatkan kenikmatan.

Tentunya aku tidak bisa menyalahkan suami ku karena hal ini, mungkin suami ku punya alasan lain kenap belakangan ini suami ku tidak seperti dulu. Apa karena tuntutan pekerjaannya yang menguras banyak tenaga dan pikirannya, toh semua yang dilakukannya saat ini untuk membahagiakan ku. Apa aku harus mendapatkan kenikmatan dari orang lain saat ini, segelintir pikiran yang terngiang didalam pikiran ku setelah merasakan kenikmatan dari orgasme siang ini. Dibawah shower yang membasahi tubuh ku aku kembali berpikir bagaimana cara untuk dapat mengulang kejadian bersama pak Yanto untuk merasakan kenikmatan yang sempat tertunda yang sampai saat ini menjadi titik penasaran dalam pikiran ku.

Setelah kejadian dirumah ku siang itu, kehidupan sehari – hari ku tidak banyak mengalami perubahan, namun meskipun begitu aku bukanlah wanita yang tidak mau menjadi seorang munafik yang menginginkan hubungan dengan pak Yanto untuk berhenti sampai disini. Mungkin di kejadian waktu itu aku sedang tergoda oleh nafsu yang membuat ku semakin terhanyut dan terlena dalam balutan kenikmatan yang membuat ku tidak menyesal karena telah mengkhianati kepercayaan kepada suami ku. Bahkan kali ini kali ini aku semakin merasa kalau aku ingin pak Yanto mengulangi apa yang telah dia lakukan kepada ku untuk menuntaskan rasa penasaran ku tentang arti sebuah kenikmatan yang ingin aku dapatkan bersamanya.

Setiap kali sebelum tidur, seperti biasa aku dan suami ku selalu bercerita tentang apa yang terjadi setiap harinya sambil bercanda satu sama lain. Pada momen seperti ini, aku benar – benar merasa sangat bersalah yang sangat mendalam atas apa yang telah terjadi dibelakang suami ku. Tapi disisi lain, aku masih menginginkan kegilaan yang pernah aku lakukan bersama pak Yanto dengan cara apapun nantinya. Walaupun aku tahu yang telah terjadi antara aku dan pak Yanto merupakan hal yang salah dan berbahaya bagi rumah tangga ku. Tapi mau bagaimana lagi, inilah sisi lain yang baru saja aku kenali yang tidak mampu aku kendalikan yang terkadang membuat ku merasakan kepuasan sebagai seorang wanita normal.

Suami : Ma (ucap suami ku memanggil sambil menatap wajah ku, aku yang paham dengan maksudnya pun menjawabnya)

Dina : Iya Pa, kenapa ? (Tanya ku kembali, sambil menatap matanya)

Suami ku pun tersenyum dan langsung memeluk tubuh ku kedalam dekapannya sambil mencium ku dengan penuh nafsu seperti orang yang sedang kesetanan. Salah satu hal yang sering dilakukan suami saat ingin bercinta adalah terlalu terburu – buru dan tidak sabaran untuk menuntaskan birahinya, sangat jauh berbeda dengan pak Yanto yang pandai memainkan dan memancing nafsu ku dengan cara nya. Lagi – lagi aku membandingkan antara suami ku dan pak Yanto.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pemanasan, mas Wawan dengan cepat melucui semua pakaian yang dia gunakan dan juga juga ikut menelanjangiku. Karena sudah kebiasaan, setiap malam aku hanya menggunakan daster tanpa menggunakan BH dan CD didalammnya. Hingga hanya dalam satu kali gerakan, aku pun sudah ditelanjangi oleh mas Wawan sambil menatapku “Kamu seksi dan cantik ma” ucap mas Wawan sebelum akhirnya tubuhku pun direbahkan sambil diciumnya dengan ganas.

Aku pun meladeni ciuman dari suami tercinta ku dengan sepenuh hati, walaupun rasanya tidak senikmat saat aku berciuman dengan pak Yanto di waktu itu. Lagi – lagi aku membandingkan bagaimana pak Yanto dan suami ku. Meskipun begitu, dari suami ku pun, sebenarnya juga mampu memberikan ku rasa nikmat yang mampu membangkitkan gairah dalam diri ku. Beberapa menit kami berciuman dengan penuh gairah, hingga lidah kami saling membelit satu sama lain dan saling mengulum seperti tidak mau lepas.

Puas berciuman, kini mulut suami ku bergerak menuju leher jenjang ku sambil dijilatinya dan juga diikuti dengan gerakan tangannya yang bermain di payudara ku. Tangan kanannya kini sedang memilin puting susuku sebelah kiri, sedangkan tangan kirinya bermain sambil mengelus – elus bagian pantat ku yang sudah bertelanjang. Sambil mendongakkan kepala ku atas diiringi dengan desahan yang keluar dari mulut ku “Terus pah,, aaaahhhhhh.. terusss…!!” desahan yang keluar dari dalam mulut ku saat mulai menikmati permainan dari mas Wawan dengan penuh cinta dari seorang istri kepada suaminya.

Jilatan – jilatan yang diiringi permainan di payudara ku membuat ku semakin terbawa dialam nafsu karena permainan yang membuat ku sampai saat ini merasakan kenikmatan hingga bulu kuduk ku merinding. “Ooooouughhh…. Jilatin susu mama pah” ucap ku tiba – tiba tanpa sadar yang membuat mas Wawan kaget dan langsung menghentikan permainannya sementara.

Suami : Tumben mah… (ucap suamiku merasa keheranan, karena selama ini aku tidak pernah mengatakan kata – kata yang vulgar seperti yang barusan aku katakana saat bercinta. Anehnya, aku merasakan perasaan yang sangat lega saat aku mengatakan hal tersebut dihadapan mas Wawan)

Dina : Buruan pah, lanjutin lagi… mamah udah pengen nih (ucap ku membalas perkataan suami ku dengan nada yang manja dan sedikit menggoda)

Tentunya tingkah ku barusan membuat suami ku tersenyum dan dengan perlahan – pahan badan ku ditariknya yang kini tubuh ku sudah ditindih oleh mas Wawan. Aku yang paham dengan maksudnya pun, langsung membuka dan mengangkang membuka jalan bagi mas Wawan untuk melakukan penetrasi. “Ouughhhhhh……” desahan yang keluar dari mulut ku saat merasakan kegelian dan kenikmatan saat penis mas Wawan pelan – pelan mulai meyeruak masuk didalam vagina ku. Aku kini bisa merasakan dinding vagina ku sudah bergesekan dengan kulit penisnya yang mulai keluar masuk dengan pelan didalam vagina ku.

Mas Wawan juga merasakan apa yang sedang aku rasakan, dimana mas Wawan juga mengerang pelan saat penisnya pelan – pelan kini sudah masuk dan keluar didalam vagina ku. Dengan sekali gerakan, kini penis mas Wawan yang tidak terlalu besar pun sudah masuk seluruhnya didalam vagina ku. Aku juga merasakan kenikmatan, karena kini vagina ku yang juga sudah mulai basah karena sedang dilanda birahi. Jujur saja, aku memiliki syaraf yang sangat sensitif terutama di vagina ku. Seperti yang terjadi saat bersama pak Yanto, hanya dengan jari jemarinya saja sudah membuat ku basah dan melayang didalam kenikmatan. Namun kali ini aku merasa ada sesuatu yang kurang, seharusnya aku bisa mendapatkan saat bercinta dengan suami ku.

Setelah masuk dan bisa merasakan vagina ku, kini mas Wawan mulai menarik kembali pantanya untuk melakukan gerakan maju mundur yang membuat kami berdua melenguh bersamaan dan menikmati setiap sensasi gesekan yang sedang mendatangkan kenikmatan. Aku pun berinisiatif untuk memegang leher suami ku dan menurunkan kepalanya, tanpa aba – aba pun kami kini sudah berciuman sambil mengulum lidah dengan penuh gairah. Aku sengaja mengaitkan kaki ku dipinggang mas Wawan agar pantat ku sedikit terangkat untuk merasakan seluruh batang penis mas Wawan bisa amblas masuk seluruhnya di vagina ku.

Walaupun penis mas Wawan tidak sebesar penis pak Yanto yang pernah aku lihat, tetap saja penis mas Wawan masih terasa keras didalam vagina ku yang mampu mendatangkan rasa nikmat dalam setiap genjotannya. “Oooughhhhhh enak paahhh,,, lebih kenceng” pinta ku sambil mengerang dalam kenikmatan. Kini tanpa sadar pun aku juga ikut mengimbangi setiap genjotan dari mas Wawan dengan menggoyangkan pantat ku. Semakin lama kini gerakan dan pompaan suami ku semakin terasa kencang, sedangkan mulutnya tanpa hentinya mencium pipi, bibir dan payudara ku secara gantian dengan nafsunya.

Tentunya mendapatkan rangsangan yang tanpa henti membuat secara tiba – tiba badan ku terasa sangat aneh. Karena kenikmatan yang telah diberikan oleh mas Wawan dalam setiap genjotannya seolah – olah merambat pada suatu titik. Aku pun kini juga ikut membalas setiap ciuman dari suami ku dan mengimbangi setiap genjotannya dengan gerakan pantat ku. Selang berapa lama kemudian mas Wawan mulai mendengus dengan semakin cepat, tangannya yang tadi bergeriliya pun kini sudah mendekap tubuh ku dengan erat. “Maahh.. aaahh.. papah mau keluar” bisiknya saat menahan nikmat. Mendengar hal terbut tentunya membuat ku sedikit kecewa yang membuat gairah yang tadi sudah mulai memuncak pun kini mulai padam begitu saja. Kenikmatan yang seolah – olah memuncak pun harus terpaksa berhenti, padahal aku begitu sangat penasaran dan ingin mengetahui seperti apa rasanya jika rasa nikmat itu benar – benar memuncak dan keluar dari dalam tubuh ku.

Aku yang tidak bisa berkata apa – apa pun, kini hanya bisa membantu suami ku untuk menuntaskan birahinya dengan menggoyangkan pantat ku yang membuat tubuh mas Wawan pun bergetar “oooughhh… nikmatnya” geram suami ku yang dibarengi dengan sesuatu yang menembak begitu deras didalam vagina ku. Suami ku pun memajukan pantatnya dengan sekuat tenaga sehingga penisnya benar – benar menancap didalam vagina ku. Aku bisa merasakan lubang vagina ku menjadi hangat oleh cairan sperma yang memenuhi rongga didalamnya. Untuk beberapa saat, mas Wawan terdiam sambil tetap menindih tubuh ku. Keringat yang masih bercucuran membasahi tubuh kami berdua, lalu mas Wawan pun berguling kesamping sambil mengatur nafasnya yang terengah – engah “Papah puas mah, mamah memang istri yang hebat” puji suami ku saat bergelayut dengan manja kepada ku. Aku pun membalas senyumannya meski ada sedikit rasa kesal dalam diri ku “Dari dulu juga mamah bisa buat papah puas terus kan” balas ku sedikit menyindir yang sampai dengan saat ini belum mampu memberikan ku rasa puas yang belakangan menghantui pemikiran ku.

“Hehehehe… iyaa, mamah memang luar biasa” sambil cengengesan dan merasa tidak peka dengan apa yang barusan aku katakan. Seperti biasa, mungkin bercinta dengan mas Wawan hanyalah untuk menuntaskan nafsunya didalam vagina ku. Tidak ada yang namanya kepuasan timbal balik, mungkin kalaupun aku merasa puas itu tidak aku dapatkan saat bercinta dengan suami ku. Tetapi saat aku bermasturbasi dan membayangkan orang lain yan tidak bukan adalah pak Yanto. Kekosongan didalam diri ku setelah bercinta dengan mas Wawan, kembali mendorong ku untuk membuka jalan dengan pak Yanto dan mencoba mencari tau tentang kenikmatan yang sesungguhnya.

Saat aku melirik, telihat suami ku sudah terlelap dalam tidurnya setelah bercinta dengan ku. Saat ini aku hanya bisa mengelengkan kepala dan tidak habis pikir karena sudah meninggalkan ku tidur setelah aku memberikan kenikmatan kepadanya. Tentunya semenjak kehadiran pak Yanto dan kenikmatan yang dibicarakannya membuat ku mulai merasakan kejengkelan karena suami ku belum mampu membuat ku merasa puas dalam bercinta.

Dalam keadaan masih telanjang, aku pun mengambil HP ku dan membuka setiap pesan yang masuk, saat ku lihat pada layar HP ku ada sebuah pesan dari pak Yanto yang berisikan “apa kamu marah dengan bapak Nuk, kenapa pesan bapak tidak pernah kamu balas semenjak kejadian itu” itu lah isi pesan dari pak Yanto. Dengan segala pemikiran yang sedang berkecambuk dalam benak ku dan keberanian aku pun membalas pesan dari pak Yanto “Dina gak marah kok sama bapak, maaf ya pak pesan nya baru dibalas” aku membalas pesan dari pak Yanto dengan tambahan emot senyum di ujung kalimatnya. Balasan pesan dari ku ini lah jalan yang membuka kedekatan ku kembali dengan pak Yanto dari malam ini. Obrolan panjang lebar pun kembali terjadi diantara aku dan pak Yanto.

Yanto : Dina lagi apa, kok belum tidur ? apa karena malam ini malam jumat ya (tanya pak Yanto dalam pesannya dengan tambahan emot ketawa diujungnya)

Dina : Kok bapak tau, hihihi ngintip ya (balas ku kembali)

Yanto : Hehehe kok cepat kali selesainya Nuk ??

Dina : Iya pak, mas Wawan kecapean pak.. (balas ku kembali)

Yanto : Wah berarti kamu gak puas dong Nuk heheheheh (balas pak Yanto yang seakan – akan mengetahui apa yang aku rasakan saat ini)

Dina : Puas gimana pak Maksudnya ?? (kembali aku mempertanyakan tentang kepuasan kepada pak Yanto)

Yanto : Puas sampai muncrat – mucrat gitu.. (balas pak Yanto lagi)

Dina : Memangnya perempuan bisa sampai muncrat juga pak, bukannya cuma laki – laki yang bisa muncrat (balas ku dengan penuh rasa penasaran, jujur saja aku yang tabu dengan seks semenjak berkenalan dengan pak Yanto semakin membuka wawasan dan juga menambah rasa penasaran tentang kepuasan dan kenikmatan yang selalu diceritakannya)

Yanto : Bisa dong Nuk, ngewe itu kan bukan hanya untuk laki – laki aja, perempuan juga harus. Kalau bisa sampai keluar dan puas keduanya… (ucap pak Yanto kembali dalam pesannya)

Dina : Masa iya pak ?? (kembali aku dibuat penasaran dengan perkataan dari pak Yanto)

Yanto : Mau coba gak ?? (tawar pak Yanto dalam balasan pesannya)

Dina : Mau coba sama siapa pak ?? (balas ku kembali, namun kali ini pak Yanto tidak membalas pesan ku untuk beberapa saat hingga sebuah pesan dari pak Yanto pun masuk yang berisikan sebuah foto)

Yanto : Sama ini lah Nuk (tulisnya pada foto yang dikirimkan nya kepada ku, foto itu batang kemaluannya yang membuat ku tak berkedip saat memandang betapa besar dan lebih panjang dari punya suami ku, sesuai dengan dugaan ku kalau pak Yanto sudah tak segan lagi mengirimkan foto penisnya kepada ku yang sekarang sudah terlihat sangat tegang dan keras)

Dina : Ihhhhhh kok udah tegang aja pak penisnya ?? tanya ku kembali saat membalas pesannya

Yanto : hehehehe iyaa dong, kan udah di siapin untuk masuk ke dalam memek kamu Nuk (balas pak Yanto kembali yang membuat badan ku semakin bergetar saat membaca balasan pesan dari pak Yanto)

Dina : Astagfirullah pak, jangan ngomong jorok begitu (balas ku kembali, jujur saja sebelumnya aku tidak pernah chatingan dengan lelaki lain yang bukan dari keluarga ku dan pak Yanto adalah orang yang beruntung. Apalagi bisa membahas hal – hal yang vulgar yang pernah aku lakukan sebelumnya)

Yanto : Lah memang bener kok Nuk, ini aja tegang karena lagi ngebayangin bisa obok – obok lubang memek kamu yang bapak terka masih sempit (balas pak Yanto, namun kali ini pak Yanto membalasnya lebih frontal)

Membaca balasan pesan dari pak Yanto yang begitu frontal membuat darah ku berdesir sangat hebat yang membuat vagina ku berdenyut sambil membayangkan seandainya penis besar pak Yanto benar – benar akhirnya bisa keluar masuk dalam vagina ku. Kemudian masuk lagi pesan dari pak Yanto :

Yanto : Kalau benaran kontol bapak ini bisa masuk kedalam memek kamu Nuk, bapak pasti akan berikan kamu kenikmatan dan rasa puas sampai kamu muncrat – muncrat (tulis pak Yanto didalam isi pesannya).

Dina : Ihhh bapak, buat aku jadi pengen aja (balas ku dengan nada bercanda, namun bercandaan ku malah dianggap serius oleh pak Yanto)

Yanto : Kapan suami mu gak dirumah, bapak main kesana yaa (balas pak Yanto kembali)

Dina : Ihhh bapak, Dina cuma bercanda kok.. (jawab ku kembali dengan jantung yang berdebar – debar)

Balasan dari pak Yanto tentunya membuat ku menjadi panas dingin, sungguh tidak pernah aku bayangkan misalnya aku sampai tidur dengan pak Yanto.

Yanto : Bapak juga bercanda kok Nuk (balas pak Yanto didalam pesannya kembali, tentunya ada sedikit rasa kecewa yang ku rasakan ketika pak Yanto ternyata juga menanggapi dengan bercanda. Padahal tadinya aku yang awalnya hanya ingin bercanda malah terbawa kedalam perasaaan kalau aku yang sekarang malah ingin pak Yanto beneran datang)

Dina : Ya udah kalau bapak juga bercanda (balas ku kembali dengan sedikit agak ketus)

Yanto : Hehe iya bercanda, bercanda kalau bapak akan ngentotin memek kamu sambil berdiri, sambil nenen kamu bapak remas – remas dan bapak tampar dengan keras karena goyang – goyang sama bibir kamu bapak cium dan bapak ludahi sampai basah (tulisnya kembali)

Dina : Apaan si bapak hummpppp (balas ku kembali, yang sebenarnya secara diam – diam sangat penasaran dengan apa yang di khayalin oleh pak Yanto tentang diri ku)

Yanto : Tidak hanya sampai disana aja Nuk, karena memek kamu udah gak perawan maka jatah perawan satu laginya untuk bapak. Setelahnya baru bapak ngecrotin memek kamu sampai hamil (kembali pak Yanto membalas pesan ku dengan lebih frontal)

Tentunya balasan pesan pak Yanto yang sangat frontal malah membuat deguban jantung ku semakin kencang, membayangkan betapa liarnya khayalan pak Yanto tentang diri ku. Aku bahkan tidak menyangka kalau diam – diam pak Yanto memiliki keinginan untuk menghamiliku.

Dina : Memangnya bapak bapak bisa buat ku sampai hamil (pancing ku kembali kepada pak Yanto)

Yanto : Ya jelas bisa dong Nuk, tinggal dari kamu aja lagi hehehe mau atau tidak bapak hamilin (balas pak Yanto kembali menantang keberanian ku)

Sambil terus bertukar pesan mesum dengan pak Yanto dengan segala khayalannya tentang diri ku membuat ku secara tidak sadar menggerakkan tangan ku untuk mengelus payudara ku sendiri, karena setelah bercinta dengan suami ku tadi sampai dengan detik ini aku masih dalam keadaan telanjang. Hawa dingin pun semakin membuat dorongan dalam diri ku untuk mengelus payudara ku sendiri. Gairah ku pun semakin meningkat yang tadinya sudah mulai padam pelan – pelan kini pun kembali menyala yang saat ini semakin memuncak saat membayangkan bagaimana kalau setiap khayalan dari pak Yanto kepada diri ku menjadi kenyataan. Membayangkan saja membuat mata ku menjadi sayu dan merem melek merasakan nikmatnya setiap usapan yangan ku sendiri, ditambah lagi dengan dinginnya AC kamar yang semakin membuat puting payudara ku mencuat dengan keras.

Dina : Seandainya Dina mau merealisasikan khayalan bapak bagaimana ?? (tanya ku semakin kehilangan akal, karena kini sudah kembali dilanda nafsu)

Yanto : Hhihihi itu yang bapak tunggu Nuk dari dulu, seandainya kamu beneran mau, nanti bapak bakalan kasih kamu kepuasan dan kenikmatan dan kita akan ngentot sepuasnya (jawab pak Yanto kembali, tentunya semakin lama berbalas pesan dengan pak Yanto mengenai hal – hal mesum membuat darah ku tak berhenti berdesir dan tubuh ku semakin bernafsu. Aku pun semakin memancing pak Yanto untuk mengeluarkan segala khayalannya untuk ku bayangkan)

Kini aku pun semakin terbakar oleh birahi yang tadi sempat tidak tuntas ditangan suami ku, masih dalam keadaan penuh nafsu itu kini kuturunkan tangan ku kearah vagina ku yang sudah sangat basah oleh cairan dan lendir yang keluar karena membayangkan khayalan pak Yanto yang membuat ku semakin terbawa oleh nafsu. Badan ku pun ikut meliuk seperti cacing yang kepanasan karean permainan jari di vagina ku. Rasanya pikiran dan tubuh ku seperti memiliki kemauan yang membuat ku tanpa sadar kalau semua nya bergerak sendiri.

Dina : Pak, boleh Dina lihat penis bapak lagi (pinta ku dengan berani kepada pak Yanto, tentunya apa yang sedang aku katakana sudah diluar kendali diri ku saat ini).

Yanto : Bapak gak ada penis Nuk, punya nya kontol hehehehe (balas pak Yanto yang mulai memancing ku kembali)

Dina : Hhhmmpppp bapak,, Dina pengen liat kontol bapak (balas ku yang sudah tidak lagi merasa malu dan ragu untuk mengatakannya, hingga tak lama kemudian pak Yanto kembali mengirimi ku foto penisnya dengan kata – kata yang tidak senonoh yang semakin menambah gairah dalam diri ku)

Yanto : Ini Nuk, kontol spesial yang bakal ngentotin memek kamu nanti (tulisnya dibawah foto yang dikirimnya kepada ku)

Akupun semakin kelojotan tak karuan saat membayangkan ujung jari telunjuk ku adalah kepala penis pak Yanto yang sedang bermain di belahan vagina ku yang kini ku arahkan ke depan pintu masuk liang kenikmatan dari tubuh ku. Ku dorongkan sedikit demi sedikit untuk masuk ke dalam hingga rasa nikmat yang tadinya padam kembali muncul memenuhi setiap syaraf – syaraf yang ada didalamnya. “oouughhhhhhh,, paakkk… “ rancauan dan desahan yang keluar dari mulut ku, saat aku membayang kalau jari ku yang bermain adalah kepala penis pak Yanto yang sedang mengobok lubang vaginaku yang sudah basah dan becek. Aku kini menikmati setiap kenikmatan yang berasal dari vagina ku hingga aku merasakan ada sesuatu yang ingin kembali keluar dari tubuh ku “aaaahhh.. oouughhhh… aahhhhhh” desahan ku yang mulai tak tertahan hingga creetttsss……. creetttsss……. creetttsss……. Beberapa kali cairan keluar dari vagina ku yang membuat tubuh ku terasa ringan, aku yang menikmati orgasme ku pun melupakan kalau ada pesan masuk dari pak Yanto. Aku menghiraukan setiap pesan yang masuk karena nikmat yang sedang melanda tubuh ku, hingga akhirnya aku pun tertidur dengan kenikmatan yang telah aku dapatkan meskipun itu bukan berasal dari suami ku yang sudah tertidur setelah mencapai kenikmatannya.

Hari – hari berlalu, hingga tiba di penghujung tahun 2023. Sepanjang hari ini, tepat nya tanggal 31 Desember 2023 merupakan hari terakhir pada tahun ini. Dari pagi aku disibukkan karena sedang mempersiapkan segala perlengkapan mas Wawan yang akan berangkat ke luar kota untuk melakukan pengecekan pekerjaannya secara mendadak. Tentunya kesempatan ini sebagai langkah yang diberikan perusahaan kepada suami ku, kalau pekerjaan ini selesai bukan tak mungkin mas Wawan akan mendapatkan kenaikkan jabatan kembali. Disatu sisi aku sangat senang dengan pencapaian mas Wawan, namun dilain sisi aku sangat kecewa karena malam tahun baru kali ini aku hanya sendirian dirumah.

Tentunya setelah keberangkatan mas Wawan, sepanjang hari aku hanya berdiam diri dirumah sambil menonton film. Hingga sampai pukul 20.00 WIB setelah aku selesai melaksanakan kewajiban ku, kini aku kembali menonton film sambil menikmati malam tahun baru ku yang kebetulan cuaca pun mulai tidak bersahabat. “Ting” terdengar bunyi pesan dari WA yang masuk, setelah aku cek ternyata itu adalah pesan dari pak Yanto

Yanto : Malam Nuk…. bapak ganggu gak Nuk.. (isi pesan dari pak Yanto yang masuk)

Dina : Gak pak, kenapa ? (aku pun membals pesan WA dari pak Yanto, sambil rebahan. Masuknya pesan dari pak Yanto membuat aktivitas menonton ku terhenti, yah dari pada kesepian sendiri mending aku membalas pesan dari pak Yanto ucap ku dalam hati).

Yanto : Kok belum tidur Nuk, lagi apa emangnya ? (tanya pak Yanto lagi dalam pesannya)

Dina : Belum ngantuk aja pak, habis nonton film… bapak sendiri lagi apa (balas ku kembali)

Yanto : Gak ada Nuk, habis beberes masjid. Habis tu tiduran aja dikamar.. Lagian mau kemana Nuk, bapak gak punya kendaraan… (balas nya lagi setelah menjawab pertanyaan ku)

Dina : Kiraen bapak mau pergi malam tahun baruan … (balas ku lagi dalam pesan yang ku kirimkan ke pak Yanto)

Yanto : Kamu sendiri gak pergi malam tahun baruan Nuk ??

Dina : Gak pak, mau pergi kemana memangnya… gak bisa kemana – mana, sendirian juga dirumah pak !!

Yanto : Memangnya suami mu kemana Nuk ?? (tanya pak Yanto lagi kepada ku)

Dina : Hummppp ada kerjaan pak, berangkat keluar kota.. (Balas ku lagi, hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB saat aku dan pak Yanto saling berbalas pesan. Walapun terkadang isinya gak nyambung atau kadang – kadang mesum, tentunya dengan berbalas pesan dengan pak Yanto setidaknya mengurangi kesepian di malam pergantian tahun ini)

Dina : Bapak belum ngantuk ya ? (tanya ku kembali untuk merubah arah obrolan)

Yanto : Bapak tidurnya kadang tengah malam Nuk, soalnya mau nidurin bayi dulu (balas pak Yanto, tentunya balasan pesan pak Yanto tersebut membuat keningku mengerut. Setau ku pak Yanto tidak punya bayi)

Dina : Bapak punya bayi ? (pancing ku lagi penasaran, karena kurang mengerti apa maksud dari bayi yang dibilang pak Yanto dalam pesannya)

Yanto : Hihi, punya Nuk, bayi bapak nakal.. susah tidur kalau gak dimuntahin dulu.. (balasan pesan pak Yanto lagi yang semakin membuat ku menjadi pusing dengan maksud bayi yang disampaikan pak Yanto)

Dina : Maksud nya dimuntahin bayinya bagaimana sih pak ?? bapak bikin Dina makin pusing… Udah tua juga

Yanto : hehe, udah ah Nuk susah dijelasin.. meskipun bapak udah tua, tapi tenaga masih kuat lah..

Dina : Hihi pakai gak mau ngaku lagi kalau bapak emang sudah tua (membalas WA pak Yanto entah kenapa membuat ku senyum – senyum sendiri saat mengobrol sana – sini dengan nya)

Yanto : Yeee,, kamu gak percaya ya Nuk… mau bapak buktikan ? (balas pak Yanto kembali, seakan tidak terima kalau dirinya dikatain sudah tua oleh ku)

Dina : Memangnya bapak mau buktikan apa ?? hehe lihat tu kulit aja udah mulai keriput menandakan kalau bapak memang sudah tua (balas ku kembali)

Yanto : Meskipun sudah keriput, bapak masih kuat loh gendong kamu ??

Dina : Heheh, memangnya bapak mau gendong Dina kemana ?? (Aku pun kembali membalas pesan pak Yanto sambil senyum – senyum)

Yanto : Bapak akan gendong kamu, lalu bapak rebah kan di Kasur, ehehhehe mumpung suami kamu gak ada dirumah Nuk.. (kambali balas pesan pak Yanto tanpa sedikitpun basa – basi)

Dina : Huusshhh… enak aja bawak ke kasur, istri jemaah nya sendiri main dibawa – bawa aja.. (balas ku kembali, sambil ditambahkan emot mengejek diujung kalimatnya)

Yanto : Hehehe, kan suaminya lagi gak dirumah.. lagian kan Wawan juga gak bakalan tau Nuk, jadi gak papa lah (balas pak Yanto kembali, sungguh khayalan yang luar biasa menurut ku.. aku yang membayangkannya membuat merinding, apalagi kalau sempat benar terjadi)

Dina : Kalau mas Wawan sampai tau gimana pak ?? (balas ku kembali)

Yanto : Rahasia dong, jangan sampai tau hehehhehe (isi pesan balasan dari pak Yanto yang seakan – akan mendapatkan celah dari ku)

Dina : Gak deh pak, Dina takut… (balas ku kembali menahan agar obrolan ini hanya sebatas candaan, kalau pun sempat terjadi mungkin malam ini adalah kesempatan bagi ku dan pak Yanto karena suami ku sedang berada diluar kota)

Yanto : Tenang aja Nuk, bapak bisa jaga rahasia kok.. kapan kta bisa ke kasur ? eeehhh maksud bapak kita ketemu lagi… udah lama kan tidak ketemu hehehe (balas pak Yanto kembali yang terus merayu ku untuk bisa diajak tidur layaknya suami istri. Tentunya semenjak kejadian tempo hari dan pernah saling berbalas pesan mesum, kini pak Yanto lebih berani. Dulu pak Yanto yang ku kenal adalah orang yang kalem, ternyata merupakan orang yang sangat frontal)

Dina : Sekarang, sini datang kerumah kalau bapak berani… (isi balasan pesan yang ku kirimkan ke pak Yanto dengan sedikit menantang)

Pucuk dicinta ulam pun tiba, begitulah kesempatan yang terjadi saat ini. Apa aku akan memberikan kesempatan kepada pak Yanto untuk menjamah tubuh ku ?? apa aku akan mendapatkan kenikmatan dan kepuasan yang selalu diceritakan oleh pak Yanto ?? begitulah pertanyaan yang ada didalam pikiran ku. Mungkin ini adalah kesempatan yang tidak akan datang kedua kalinya, dimana malam ini adalah malam pergantian tahun dan suami ku malah memilih pekerjaan nya dari pada menghabiskan waktu dengan ku.

Setelah aku membalas pesan dari pak Yanto, kini tidak ada lagi balasan darinya. Apakah pak Yanto sudah ketiduran, atau dia sedang berjalan kerumah ku. Rasa gugup pun kembali menyerang tubuh ku yang membuat ku kembali takut akan apa yang telah aku lakukan, tetapi jujur kali ini aku sangat menginginkannya. Hampir 30 menit berlalu belum ada tanda – tanda kedatangan pak Yanto, tentunya hal ini membuat ku sedikit penasaran apa yang akan terjadi. Namun tiba – tiba sebuah pesan masuk dari pak Yanto “Nuk bapak ada didepan” tentunya hal ini membuat ku kaget, karena secara tiba – tiba kini pak Yanto sudah berada didepan rumah ku. Sontak hal ini membuat ku langsung bergegas menuju pintu depan, untuk memastikan apakah benar pak Yanto sudah berada didepan rumah ku. Saat aku membuka pintu, terlihat pak Yanto sudah berdiri dihadapan ku.

Dina : Bapak kenapa malam – malam kesini ?? (Tanya ku dengan sedikit takut, sambil memastikan kalau tidak ada orang yang lihat kedatangan pak Yanto)

Yanto : Kan kamu tadi yang bilang Nuk hehehhe jadi bapak datang langsung kesini

Dina : Ya udah pak Masuk (suruh ku, setelah memastikan tidak ada orang yang lewat. Karena bisa berbahaya kalau sempat ada yang tau kalau saat ini pak Yanto datang kerumah ku malam – malam).

Setelah pak Yanto masuk, aku kemudian menutup pintu kembali. Kemudian aku pun mempersilahkan pak Yanto duduk, lalu aku menuju dapur untuk membuat kan minuman dan beberapa cemilan. Tak terasa waktu terus berjalan hingga tanpa sadar kalau jam sudah menunjukkan pukul 23.15 WIB menandakan sebentar lagi tahun akan berganti. Tentunya lama kami mengobrol membuat ku terhibur, karena yang tadinya aku merasa kesepian karena suami ku yang bekerja keluar kota. Kini sudah ada pak Yanto yang menemani ku dimalam pergantian tahun ini. Kami pun bercerita tentang semua hal hingga aku memberanikan diri menanyakan sesuatu kepada pak Yanto.

Dina : Bapak gak pengen punya istri ?? (tanya ku di sela obrolan)

Yanto : Pengen lah Nuk, sampai sekarang pun bapak masih pengen lagi punya istri (jawab pak Yanto kembali)

Dina : Memangnya bapak pengen punya istri yang seperti apa ?? (lanjut ku kembali bertanya yang membuat pak Yanto tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya dia memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan yang aku lontarka)

Yanto : Maaf kalau bapak lancang ya Nuk, kalau bapak pengen punya istri lagi … Pengennya sih kayak kamu Nuk.. hihihih

Dina : Memangnya kenapa harus kayak aku sih pak ?? (tanya aku kembali)

Dina : Kayak wajahnya, sifatnya badannya dan semuanya lah pokoknya kayak kamu Nuk.. (sahutnya lagi menjawab setiap pertanyaan ku)

Dengan jawaban dari pak Yanto membuat ku sampai tertegun, rasa malu yang amat sangat tiba – tiba timbul dalam diriku. Wajah ku kini terasa sangat tebal dan panas seketika itu juga, tapi gak dapat dipungkiri mendengar jawaban dari pak Yanto membuat perasaan ku menjadi bangga juga menyeruak dalam hatiku. Kini aku yang terdiam sejenak sambil menatap ke arah pak Yanto yang juga ikut menatap ku dalam diam. Dalam tatapannya juga tersirat kalau pak Yanto pasti sangat ingin menginginkan ku sambil kini pak Yanto sudah pindah mendekat di kursi panjang yang aku duduki. Tapi akal sehat ku masih sadar “jangan mendekat pak” ucap ku saat kini pak Yanto sudah duduk disamping ku.

Aku seperti kehilangan tenaga dan sangat lemas saat itu jug, bukan karena aku diguna – guna. Tetapi karena aku sadar kalau saat ini aku sudah tidak bisa lagi menghindar dari pak Yanto. Jujur saja, kali ini nyali ku sangat ciut saat dihadapan pak Yanto dan sangat jauh berbeda saat sedang berbalas pesan dimana ada keberanian dalam diri ku untuk menantang keberanian pak Yanto. Namun ketika dihadapannya aku justru malah ingin menolak, aku tak mau kembali mengkhianati suami lebih dari sebelumnya. Anehnya, perasaah ku untuk menolak terhalang oleh sebuah perasaan aneh yang saat ini sangat sulit untuk aku jelaskan.

Yanto : Nuk, kamu sangat cantik mala mini (ucap pak Yanto yang kini sudah duduk disamping ku, dengan tangannya kini memegang dagu ku)

Seolah terpanggil, aku pun mengangkat wajah ku perlahan – lahan, sehingga kini wajah kami saling berhadapan degan begitu jelas. Aku pun bisa melihat jelas wajah keseriusan dari pak Yanto yang begitu sangat menginginkan ku. Mataku semakin terasa sangat berat saat kini wajah pak Yanto sudah mulai mendekati wajah ku, aku yang sebelumnya suda terbawa suasana pun hanya bisa memejam kan mata sebagai tanda kalau aku akhirnya telah merelakan segala tindakan yang akan dilakukan oleh pak Yanto kepada ku.

Saat itulah, kini bibir kami pun kembali bersatu untuk kedua kalinya setelah kejadian tempo hari. Mungkin ini adalah kesempatan kedua yang didapatkan pak Yanto untuk tidak disia – siakan nya, serta ini adalah momen bagi ku untuk merasakan kenikmatan dan kepuasan yang sampai saat ini masih terngiang dalam pikiran ku. Cuaca diluar pun sangat mendukung karena rintikan hujan mulai turun secara perlahan, yang membuat suasana pun menjadi begitu dingin.

“Paaakkk…. Hummmpppp” ucap ku dengan lirih saat kini bibir ku sudah dilumat oleh bibir hitam milik pak Yanto. Nafas ku pun semakin berat dan tidak teratur yang disebabkan oleh perbuatan pak Yanto yang kini tidak lagi hanya mencium ku, tetapi juga berhasil memeluk dan meraba setiap tubuh ku. Aku pun kini hanya bisa membiarkan tubuh ku menikmati setiap tindakan yang dilakukan oleh pak Yanto, tentunya apa yang dilakukan oleh pak Yanto membuat ku merasa kalau saat ini tubuh ku seperti berada diawang – awang karena perbuatan yang dilakukan oleh pak Yanto.

Tangan pak Yanto pun tidak menyianyiakan setiap peluang untuk meraba punggung ku untuk menambah gairah yang sekarang perlahan – lahan sudah mulai meningkat, tak sampai disitu tangan ku pun dimintanya untuk memeluk lehernya dalam keadaan bersandar di sofa panjang pada ruang tamu rumah ku. Pelukan tangan ku di lehernya pun sangat kuat seakan tidak ingin lepas dari pak Yanto yang sedang berciuman dengan ku. Lama juga rasanya kami berciuman yang semakin penuh gairah dan saling melumat satu sama lain. Ditambah lagi kini hujan sudah mulai turun yang membuat suasana menjadi lebih dingin membuat nafsu ku semakin meninggi dan lupa diri dengan status ku sebagai seorang istri.

“Tegang banget Nuk…” ucap pak Yanto sambil melepas ciumannya. Sesaat kemudian pak Yanto pun kembali melumat bibir ku, namun kini selain ciuman pak Yanto juga mengarahkan tangan ku untuk meremas penisnya dari luar celananya. “Mau lihat gak Nuk” bisik pak Yanto dengan nakal ditelinga ku. Tawarannya hanya membuat ku terdiam dan terpana bahkan tak kuasa mengangguk dengan pelan menandakan setuju dengan tawarannya. Kemudian pak Yanto pun berdiri, lalu menurunkan celana bahannya berserta celana dalamnya.

Sambil ku tatap setiap gerakan tangan pak Yanto saat melepaskan celananya satu per satu, dengan perasaan yang berdebar dan menunggu akhirnya kini aku bisa melihat dengan jelas penis yang sering dikiriminnya melalui foto. “Besar sekali !!” teriak ku dalam hati. Ini adalah momen penting dalam hidup ku, karena untuk pertama kalinya aku melihat penis laki – laki lain secara langsung selain punya suami ku. Sunggu terlihat perbedaan yang sangat jelas dari sisi ukuran dan besarnya. Namun yang membuat nya aneh adalah bentuknya yang agak bengkok.

Yanto : Kenapa Nuk ?? (tanya pak Yanto kepada ku yang sedang memasang wajah kagum melihat ekspresi ku saat melihat penisnya secara langsung dihadapan wajah ku)

Dina : Gak papa pak (jawab ku dengan sedikit gelengan kepala)

Yanto : Lebih besar dari punya suami kan Nuk (ucap pak Yanto sambil sedikit terkekeh melihat reaksi ku saat melihat penisnya)

Dina : Jauh lebih besar pak (ucap ku dengan sangat jujur)

Kemudian pak Yanto pun membimbing tangan ku untuk menggenggam penisnya, sungguh terasa sangat hangat, kenyal dan keras terlihat dari urat – uratnya bertonjoloan keluar seperti ada kedutan – kedutan yang mengalir didalamnya. Tentunya hal ini membuat darah ku semakin berdesir dan jantung ku pun berdebar – debar.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd