Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DUA ANAK DAN DUA IBU

Bimabet
Matursuwun Pak Carik @Aswasada
Berhubung tulisan Pak Carik rapi, bagus, pinter dalam mengembangkan narasi, maka untuk hari besok Pak Carik diangkat & ditugaskan langsung jadi Sekertaris Wedono di kadipaten Mblambangan sebagai bawahan Adipati Minak Jinggo.
Semangat & kanjutken.
 
CHAPTER 6

Sinar mentari pagi mulai terpancar dari balik awan putih yang terus bergerak menjauhi sang surya mengikuti alunan angin. Juga terdengar seruan dan kicauan burung-burung yang terbang menyusuri langit biru. Terdengar reranting dan dedahanan pohon yang saling bertabrakan satu sama lain yang seolah-olah memberikan bisikan selamat pagi kepada manusia yang melintas di hadapannya. Di pagi yang cerah ini, kumulai hari baruku dengan penuh semangat dan dengan senyum terbaikku.

Aku baru saja selesai mandi dan berpakaian. Kusisir rambutku yang masih berantakan hingga tertata rapi. Tak lupa kusemprotkan parfum bermerkku ke beberapa titik tubuhku agar tampak wangi dan mempesona. Setelah semua terlihat baik, aku pun keluar kamar dan langsung menuju tempat sarapan yang tak lain adalah dapur. Di sana aku hanya melihat ibu dan Aji tanpa ayah.

“Loh, ayah belum bangun?” Tanyaku sambil mengambil kursi lalu duduk di atasnya.

“Ayah baru saja berangkat.” Jawab ibu santai.

“Tumben ... Pagi-pagi sekali sudah pergi kerja.” Kataku lalu mengambil gelas susu coklat dari atas meja.

“Bokap lu terbang ke Medan. Bokap lu ada pelatihan di sana.” Kini Aji yang menjawab.

“Oh ...” Gumamku tak peduli lalu menyeruput susu coklatku yang masih panas.

“Kamu juga sudah rapi begitu. Kamu kuliah pagi?” Tanya ibu sembari memperhatikan penampilanku.

“Nggak ... Aku akan nengok Tante Mawar dulu. Sudah lama gak ketemu beliau. Aku kuliah siang hari ini.” Jawabku santai.

“Aduh ... Aduh ... Dapet lobang baru nih ...” Genit ibu sambil tersenyum.

“He he he ... Hajar bro ...!” Aji menimpali.

“Aku hanya melaksanakan tugas dari ibu. Bukannya ibu menyuruhku untuk mengurus Tante Mawar?” Kataku berkilah.

“Iya ... Iya ... Urus dia sebaik-baiknya.” Sahut ibu masih dengan senyumannya.

“Bagaimana dengan ngumpulin cerita buat Tante Mawar? Kapan ibu mau ngasih ke Tante Mawar?” Tanyaku.

“Itu sih gampang. Ibu bisa lewat email dan telepon. Nanti Aji yang akan mencari cerita-cerita incest-nya. Kamu urusi saja urusanmu.” Ujar ibu.

“Bener bro ... Biar gue aja yang urus.” Timpal Aji.

“Oke ...” Responku senang.

Aku cepat menyelesaikan sarapanku. Setelahnya, aku bergegas ke garasi kemudian melajukan mobilku ke rumah Tante Mawar. Tidak lebih 15 menit, aku sudah tiba di rumah tanteku itu. Tentu saja aku disambut dengan pelukan dan ciuman olehnya. Belum apa-apa aku telah disuguhi pemandangan yang seksi dan menggairahkan. Tanteku mengenakan gaun tidur transparan dan mini. Sesekali angin bertiup, gaun yang dia kenakan pasti akan tersingkap hingga memperlihatkan paha mulusnya. Selain itu, aku bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan bayangan bra and celana dalamnya. Tak ayal, semangat birahiku langsung hadir.

“Kamu mau minum apa, Lex?” Tanya Tante Mawar setelah aku duduk di sofa panjang ruang tengah.

“Susu tante ...” Jawabku spontan karena melihat kedua susu tanteku yang besar, penuh berisi. Menggelantung dan bergoncangan berulangkali di setiap ia menggerakkan badannya.

“Susu coklat atau susu putih?” Tanya Tante Mawar.

“Kalau ada air susu ibu saja tan ...” Godaku sambil tersenyum.

“Idih ... Pagi-pagi udah pengen nenen.” Tante Mawar mendelik genit. Dia pun langsung duduk di sebelahku.

Pemandangan yang ditunggu-tunggu pun datanglah sudah. Tante Mawar meloloskan bagian atas gaun tidurnya yang sudah dalam posisi terbuka kancing atasnya secara perlahan. Kini bagian atas tubuh mulus itu hanya tertutup bra saja. Bagian bawah masih tertutup gaun tidur tipis yang tersangkut di pinggangnya. Seksi abisss!! Jantungku seperti ensemble perkusi saja berdetak kencang sekali, untung saja Tante Mawar tidak bisa mendengarnya. Kemudian tangan Tante Mawar meraih ke belakang punggunnya, meraih hook bra dan melepaskannya. Mataku mengikuti setiap milisecond gerakan Tante Mawar membuka bra tersebut dan memperlihatkan kulit dadanya yang putih mulus. Seperti kartu yang dipirit, dadanya tersingkap. Payudaranya benar-benar bulat terpampang di hadapanku tanpa terhalang.

“Wow! Indah sekali ...” Pujiku setulus-tulusnya.

“Hi hi hi ... Terima kasih ...” Lirih Tante Mawar sambil tertawa genit.

Terpampang di depanku lengkap sepasang payudara yang super indah. Sungguh tidak ada celanya. Dengan puting yang coklat kemerahan, padahal usia Tante Mawar sudah hampir 45 tahun tetapi mungkin karena kulitnya yang sangat putih dan perawatan yang baik sehingga payudaranya masih terlihat sangat mengkal dan kencang, dengan puting yang imut dan posisi mengacung ke atas. Tentu saja aku takjub, bungkam seribu bahasa sambil bengong menatap benda terindah yang pernah aku lihat. Tante Mawar tersenyum melihat kegenitanku.

“Sini sayang ... Katanya mau nenen ...” Ucapan Tante Mawar begitu merangsang.

Aku pun beringsut merapatkan tubuhku padanya. Tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang besar itu dan meremasnya dengan gemas. Terasa di telapak tanganku kalau daging kenyal itu semakin mengenyal dan putingnya mengeras. Tante Mawar rupanya sudah mulai terangsang. Kemudian kuarahkan mulutku ke arah puting payudaranya, lalu kulumat puting susu yang ranum itu secara perlahan. Kujilat sekeliling puting susunya.

“Mmmhh …” Dan Tante Mawar pun sedikit mengejang. Mungkin akibat rangsangan yang ditimbulkan dari kuluman lidahku terhadap puting susunya. Tante Mawar mengalungkan tangannya ke leherku, terkadang menjambak rambutku.

“Ssshh... Aaahh... Mmmhh...” Dia terus menikmati permainan lidahku terhadap putingnya. Tanpa terasa batang kemaluanku pun telah berdiri tegap sempurna.

Dengan penuh penghayatan, aku menjelajahi bukit payudara yang menjulang penuh, menggunduk dan menantang itu dengan gairah yang semakin membara. Lalu satu tanganku merayap turun sambil membawa serta gaun tidur tanteku. Sekali tarik, gaun tidur itu lolos dari kedua kaki Tante Mawar, sehingga kini tinggal celana dalam ketat lagi transparan yang membungkus bagian selangkangan. Aku menelusupkan tanganku ke bawah, meraih selangkangan Tante Mawar yang dengan senang hati membuka memberi jalan.

"Aaah... hhmm...!" Tante Mawar mengerang keras ketika jari tengahku masuk diantara dua bibir kenikmatan birahinya. Tante Mawar seolah dibuai oleh gejolak kenikmatan seks bertubi-tubi, yaitu dari buah dada dan liang senggamanya.

Sambil terus mengulum, menyedot dan menggigit payudara serta putingnya, aku mengelus-elus lembut lembah cinta tanteku yang mulai basah. Sekali-sekali ujung jariku memutar-mutar di atas bibir kenikmatan wanita ini, terselip di pojok atas bibir kewanitaannya. Tante Mawar mengerang-erang semakin keras dan semakin gelisah.

"Bajunya dong Yaang... dibuka..." Desah Tante Mawar sambil mulai melepaskan kemeja yang kukenakan. Cukup susah melakukan hal itu karena aku tidak mau lepas dari dada dan selangkangan tanteku. Tetapi dasar Tante Mawar, dia tidak kurang akal membuka bajuku tanpa mau kehilangan momen kenikmatan barang sedetik.

“Wow! Gede ...” Lirih Tante Mawar sembari menggenggam juniorku yang gagah perkasa. Jelas terlihat kalau Tante Mawar terperangah dan menatap kagum pada kejantananku yang besar dan kokoh.

“Tante suka kan?” Godaku.

“Tentu saja sayang ... Boleh tante mencicipinya?” Balas genit Tante Mawar.

“Aku juga ingin mencicipi punya tante.” Sahutku.

Secepatnya kami memposisikan diri dengan gaya 69 di atas sofa. Namun sebelumnya aku juga melepas celana dalam Tante Mawar. Memeknya pun tepat di depan wajahku, tanpa aba-aba aku langsung menjilati dengan ganas memeknya yang lembab itu dan langsung menusukan dua jari ke memeknya. Tante Mawar mengerang-erang dengan mulut dipenuhi kejantananku. Aku mendesah-desah sambil menenggelamkan wajahku diantara dua paha mulus Tante Mawar. Decap kecipak mulutnya dan desah selagi mengemot kejantananku terdengar ramai, erotis sekali.

Tidak lama kemudian, aku berdua tak kuasa menahan lagi untuk saling meneruskan posisi ini. Tante Mawar menelentang dan membuka kedua pahanya lebar-lebar memberikan bibir kewanitaannya. Aku mengangkat tubuhku dalam posisi push up di atas tubuh tanteku dan mulailah persetubuhan yang penuh tumpahan gejolak birahi. Lalu dengan tangan Tante Mawar, dituntunlah kejantananku yang tegak menekan dalam-dalam ke gerbang birahi kewanitaannya.

"Aaaahh...!" Tante Mawar menjerit sambil memejamkan matanya erat-erat tanda kejantananku yang besar ini amblas masuk, langsung menyentuh sarang kenikmatan kelaminnya, langsung menuju rasa kenikmatan duniawinya.

Sambil bertumpu di kedua siku, aku menenggelamkan wajahku di leher Tante Mawar yang sudah dibasahi keringat. Sambil mencium dan menggigit-gigit kecil, aku mulai menggenjot, mengeluar-masukkan kejantananku penuh semangat. Tante Mawar mengangkat kedua kakinya, memeluk pinggangku erat-erat, mengunci tubuh yang juga sudah berkeringat itu kuat-kuat. Kini kami berada di perjalanan menuju puncak birahi.

"Ah.. yang keras, Yang...! Uuuhh..." Desah Tante Mawar, merasakan kenikmatan genjotanku, dan ia ingin digenjot sekeras-kerasnya.

Aku menekan lebih keras lagi, sampai kadang-kadang sofa seperti bergeser diterjang tubuhnya. Pangkal kejantananku membentur lingkar bibir kewanitaan Tante Mawar yang sedang berdenyut-denyut. Tanteku mendesah-desah kadang menjerit untuk menyalurkan kenikmatan yang didapatnya. Gesekan dinding memek dengan penisku terasa sangat nikmat hingga terasa ke ubun-ubun. Aku pun menggerakan pinggulku semakin cepat, membuatku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Memek tanteku terasa menghisap penisku untuk masuk lebih dalam.

Sekitar setengah jam kami mengayuh kenikmatan bersama, mulai terasa tanda-tanda orgasme kami. Pinggul Tante Mawar bergerak dengan cepat, saat ia sedang mengejar orgasmenya yang akan segera ia dapatkan. Batang penisku serasa diperas oleh liang kemaluan Tante Mawar, membuatku semakin keras meremas-remas payudara Tante Mawar, untuk meredam rasa geli-geli nikmat.

Tidak sampai dua menit kemudian, dalam gerakan pinggul yang cepat dan tidak beraturan, Tante Mawar akhirnya mendapatkan orgasmenya. Tante Mawar langsung kaku sambil memeluk erat tubuhku, sedangkan pinggulnya ia tekan ke atas sekuat tenaga. Hingga sesaat kemudian tubuhnya bergetar hebat dan menggigil dengan pantat yang berkedut-kedut, saat aku merasakan batang ereksiku disembur oleh cairan hangat dari dalam memek Tante Mawar.

"Mmmmmfff.... Oooohhhhh... Aaaaku dapettt.... Aaaahhhhh... Ssshhh... Aaaahhhhh..." pekik Pecik Tante Mawar dengan badan yang terus bergetar dan menggigil, saat gelombang orgasme menerpa dirinya. Sementara itu, aku menghentikan gerakan pinggulku, dan memberikan Tante Mawar jeda sejenak untuk menikmati orgasmenya.

"Haaahhh... Ssshhhh...Haaahhhh... Haahhhh..." Tante Mawar ngos-ngosan saat orgasmenya sudah mereda.

"Enak gak tan?" Tanyaku sambil membelai rambutnya yang lumayan basah karena keringat yang bercucuran di wajah dan tubuhnya. Membuat tubuh telanjang Tante Mawar terlihat mengkilap, sehingga menambah keseksian Tante Mawar.

"Enak banget sayang ... Sshhhh... Kamu emang perkasa banget Lex ... Mmmuuuahhh..." Puji Tante Mawar, lalu mengecup lembut bibirku.

"Udah kuat lagi? Aku lanjutin yah?" Tanyaku lagi.

"Ayo sayang ..." jawab Tante Mawar, yang langsung melumat kembali bibirku. Sementara pinggulnya pun mulai bergerak lagi perlahan-lahan, menaik turunkan pantatnya, berusaha meremasi batang juniorku.

Aku pun mulai lagi menghujam juniorku masuk dan keluar di bagian intim Tante Mawar. Aku terus menekan dan menghujam, karena aku sendiri juga sudah ingin meledak rasanya. Seluruh perasaanku seperti ingin tumpah ruah sesegera mungkin. Apalagi otot-otot kenyal di kewanitaan tanteku kini mencekal dan mengempot erat, seperti meremas-remas dan mengurut-urut kejantananku.

Meski sudah dibobol oleh beberapa penis, namun memek Tante Mawar masih terasa menjepit. Hal tersebut membuat penisku benar-benar dimanjakan. Desahan dan erangan terus terdengar. Tante Mawar terlihat sekali berantakan dan kehilangan kendali atas dirinya. Aku merasa bangga dan bahagia. Aku terus mengejar kenikmatan kami berdua, melihat bibir merah muda Tante Mawar yang sempurna, aku tidak bisa menahan untuk mencium dan menelan erangannya. Aku benar-benar kesetanan. Terus menggempur Tante Mawar seperti tidak ada hari esok.

Akhirnya aku juga tidak tahan lagi. "Uuuhh!" Aku menggeram sambil menggenjot keras-keras.

"Ah.. ah.. ah.. ah..!" Tante Mawar mengerang setiap kali genjotan maha dahsyat itu menerjang tubuhnya.

"Aaaacchh...!!!" Aku mengerang keras, menancapkan dalam-dalam kejantananku dan bertahan menikmati indahnya persetubuhanku, ketika denyutan ejakulasi melanda seluruh tubuhku.

"Oooh.. Oooh.. Oooh.." Tante Mawar mendesah panjang saat merasakan air spermaku menumpahkan sejuta kenikmatan di dalam liang kewanitaannya. Pada saat itu juga, Tante Mawar kembali meraih puncak kenikmatannya. Spermaku bercampur bur dengan cairan cinta miliknya.

Senggama pagi yang panas ini benar-benar sangat bergairah, sehingga setelah mencapai puncak. Aku terjerembab nikmat di atas tubuh telanjang tanteku. Tante Mawar tersengal menahan tubuhku, dan menelentang tak berdaya. Tak lama, aku mulai bangkit meninggalkan tubuh telanjang Tante Mawar yang masih tergolek di atas sofa. Dia masih memejamkan mata, merasakan dan membiarkan cairan kenikmatan cinta dari alat kelamin kami perlahan-lahan keluar dari lubang nikmatnya lalu turun menjalar di kedua pahanya.

Aku duduk selonjoran di lantai sambil menyandarkan punggung di sofa tempat Tante Mawar terbaring lemas. Hanya dua menit berselang, kurasakan tangan Tante Mawar mengusap-usap wajahku, dan ciuman mesra terasa di pucuk kepalaku. Kini Tante Mawar pun duduk selonjoran di lantai sebelahku. Tangannya memeluk lenganku dan kepala tanteku bersandar di bahuku.

“Sudah lama tante gak pernah orgasme sehebat ini ... Dua kali lagi ...” Ucap Tante Mawar.

“He he he ... Tante akan mendapatkannya setiap hari kalau tante mau.” Kataku.

“Tante pasti akan selalu mau. Rasanya enak sekali.” Tante Mawar mempererat pelukannya.

“Aku akan selalu ada buat tante.” Sedikit ngegombal rasanya tidak apa-apa.

Hari ini akhirnya aku habiskan bersama Tante Mawar. Kami berdua bercerita, bercanda, dan bercinta. Kami benar-benar menikmati hari ini, mengabadikan setiap momen karena hari ini adalah hari yang mungkin akan kami ingat setiap saat. Kami membuat foto dan video untuk disimpan sendiri. Memang, Tante Mawar mempunyai keinginan seks yang sangat besar. Tante Mawar tidak puas dengan hanya sekali permainan. Untungnya aku bisa mengimbangi keinginannya. Hari ini aku bercinta dengan Tante Mawar sampai lima kali hingga sore menjelang.

Akhirnya aku pulang ke rumah dan melupakan kuliah. Selain sudah telat ke kampus, badanku terasa sangat lemas. Aku lajukan mobilku dengan kecepatan sedang, walau begitu aku datang ke rumah dalam waktu yang normal, tidak lebih dari 15 menit. Aku memasukkan mobil ke dalam garasi dan mematikan mesin. Lantas aku masuk ke dalam rumah lewat pintu samping, tetapi aku mendapatkan rumah kosong melompong, tak ada penghuni.

Saat aku masuk ke ruang dapur, aku menemukan secarik kertas di atas meja. Setelah aku ambil ternyata kertas itu adalah surat yang ditujukan untukku dari ibu. Cepat-cepat saja aku baca isinya.


To Alex

Alex, sayangku ... Sengaja mama tidak meneleponmu dan membuat surat ini karena mama tidak mau mengganggu kamu dengan tantemu. Juga, mama tidak ingin terganggu oleh siapapun, termasuk kamu. Sekarang mama pergi ke Bali dengan Aji untuk berbulan madu berdua saja. Jangan marah ya sayang, kalau mama hanya ingin berdua dengan Aji saja. Toh, sekarang kamu mempunyai tantemu. Jangan menelepon mama atau Aji karena telepon kami matikan. Selamat bersenang-senang dan doakan kami pulang dengan selamat.

From Your Lovely Mother.



Sungguh, aku tidak mengerti dengan sikap ibu seperti ini. Jika saja ibu bicara terus teras padaku, aku pun akan mengijinkannya. Eh, mungkin ibu tahu kalau aku sangat ingin mengunjungi pulau itu, makanya ibu tidak membicarakan kepergiannya bersama Aji padaku. Ya, bisa jadi ketika dia berbicara padaku, aku akan memaksa ikut. Oke lah, untuk itu aku paham terhadap ketakutan ibu.

Tetapi, keinginan ibu berbulan madu hanya ingin dengan Aji saja, itulah yang menjadi pertanyaanku. Apakah aku sudah tidak dianggap lagi sebagai pasangannya? Kenapa ibu lebih memilih Aji daripada aku? Apakah aku kalah oleh Aji dalam hal membuatnya senang dan bahagia? Entah kenapa perasaan cemburu mulai menggerayangi hatiku. Entah kenapa aku merasa dianak-tirikan. Entah kenapa aku mulai merasakan kekecewaan terhadap ibu. Ya, semua perasaan itu memang samar, namun cukup membuat dadaku terasa sesak.

Aku remas-remas surat tulisan tangan ibu, kemudian kulempar ke keranjang sampah. Aku coba tekan perasaanku agar tidak meledak. Mungkin dengan menikmati kopi panas dan sebatang rokok perasaan tidak enakku akan mereda. Segera saja aku membuat kopi sambil menikmati sebatang rokok. Setelah kopi tersaji, aku bawa kopiku ke teras belakang. Aku nikmati kopi dan rokokku sambil menikmati lembayung senja.

“Hah ...!” Aku melepaskan napasku kuat-kuat.

Aku bingung dengan perasaanku saat ini. Aku sangat dongkol dan ingin marah tatkala mengingat ibu lebih memilih Aji untuk berbulan madu di Bali. “Apa salahku?” Pertanyaan itu yang selalu terngiang-ngiang di otak dan hatiku. Aku menelan ludah, harusnya aku senang karena Aji mempunyai pasangan, tetapi entah kenapa aku merasa seperti pecundang yang kalah perang. Ya, aku merasa seperti pecundang. Tidak bisa menyalahkan siapa-siapa selain diri sendiri.

“Bangsat!!!” Teriakku sambil membuang rokokku yang baru setengah kuhisap.

Aku lekas-lekas kembali ke dalam rumah lalu menuju kamarku. Kubaringkan tubuh di atas kasur sekedar melepaskan kepenatanku. Aku pejamkan mata sambil merehatkan pikiran. Aku berusaha menghalau rasa gelisah dan kecewa yang kurasakan akibat kejadian ini. Aku mulai berpikir positif tentang semua yang telah terjadi bahwa ini memang jalan yang harus aku lalui. Tak lama, rasa kantukku mulai menyerbu, mataku terasa berat dan aku pun mulai tertidur pulas.

.....
.....
.....


Waktu tidak pernah keliru dalam menjalankan tugasnya. Tidak bisa diperlambat, dipercepat apalagi dihentikan. Waktu terus berjalan, seiring putaran roda kehidupan. Sejauh hampir dua minggu sejak tragedi bulan madu ke Bali. Tentu banyak perubahan yang terjadi. Perubahan yang cukup menggembirakan adalah Tante Mawar mulai membuka diri terhadap hubungan ibu dan anak. Berkat rencana yang dijalankan, selama dua minggu, Tante Mawar dicekoki kisah-kisah erotis tentang incest oleh ibu yang berpura-pura memberikan pekerjaan padanya. Walaupun Tante Mawar belum berhubungan badan dengan Aji, namun tanda-tanda ke arah sana sudah sangat kentara.

Namun aku harus menghadapi kenyataan perubahan kehidupan yang kurasa sangat pahit. Nelangsa, mungkin itulah yang kurasakan saat ini. Aku merasa semakin tersingkirkan oleh Aji. Ibu ternyata lebih memilih bersama Aji ketimbang diriku. Segala-gala Aji adalah kata yang tepat menggambarkan ibu untuk waktu dua minggu belakangan ini. Memang aku mempunyai Tante Mawar sebagai obat kegelisahanku, namun ibu bagiku adalah wanita yang istimewa. Bagiku, tidak ada wanita yang seistimewa ibuku di dunia. Aku menginginkan ibu lebih dari apapun. Ibu tidak bisa digantikan dengan seratus bidadari sekali pun.

Kulihat jam di pergelangan tanganku sudah menunjukkan angka tujuh pagi. Hari minggu ini aku berniat mengajak ibu jalan-jalan ke Pantai Anyer. Aku coba mendamaikan suasana hatiku yang kacau balau gara-gara semakin renggangnya hubungan aku dengan ibu. Kembali kulihat cermin yang berada tepat di depanku. Dengan telik aku melihat diriku perlahan sambil memindai. Melihat dengan sebenar-benarnya. Merasa sudah sempurna, aku pun keluar kamar dan langsung ke dapur. Saat sampai di dapur, mataku sontak membulat sempurna. Aku melihat ibu dan Aji sedang berciuman mesra. Seharusnya aku tidak boleh cemburu, namun kali ini api cemburuku menyala-nyala.

“Ehem ...” Aku berdehem. Sontak saja ibu dan Aji melepas ciumannya.

“Eh ... Kamu ... Wow! Sudah rapi sekali. Apakah kamu mau pergi dengan tantemu?” Tanya ibu yang sebenarnya normal-normal saja. Namun aku yang mendengar seperti ibu sedang mengusirku.

“Oh bukan dengan tante ... Tapi aku mau mengajak mama ke Anyer ... Temanku mengadakan pesta di sana. Aku ingin mama ikut denganku ke sana.” Kataku seramah mungkin.

“Aduh! Mama gak bisa, sayang ... Mama sudah janji sama Aji ke pesta ulang tahun temannya juga.” Ucap ibu yang sukses membuat hatiku seperti diremas oleh tangan tak kasat mata.

Aku masih mencoba mengontrol emosiku, “Mama bisa ngebatalin kan ... Mumpung Aji ada di sini, mama tinggal bilang sama Aji ... Terus mama pergi bersamaku ...” Suaraku dibuat senormal mungkin.

“Tidak, sayang ... Mama gak biasa mengingkari janji ... Kalau saja kamu yang bicara duluan, pasti mama akan ikut denganmu ... Lagi pula kamu bisa mengajak tantemu ...” Kata ibu sungguh-sungguh.

Darahku mendesir. Amarah mengalir. Tubuhku sudah pasti menggigil. Sambil menatap tajam mata ibu, aku mundur dua langkah, kemudian berbalik dan meninggalkan dapur penuh amarah. Langkah kakiku panjang dan cepat, tak menghiraukan lagi teriakan ibu yang memanggil-manggil namaku. Aku sambar kunci mobil lalu segera saja menghampiri mobilku yang terparkir manis di garasi. Saat ibu masuk ke garasi, mobilku sudah lebih dahulu melaju meninggalkannya. Terlihat ibu berlari mengejarku namun aku semakin menginjak dalam pedal gas dan melaju kencang meninggalkan rumah.

Mobilku melaju dengan cepat. Aku tinggalkan ibu. Sebenarnya masih banyak yang ingin aku perdebatkan. Namun hatiku sudah bulat, aku tak akan lagi berhubungan dengan ibu sampai kiamat. Aku terus melajukan mobil ke arah selatan, tujuanku adalah kota hujan. Di kota itu ada suatu tempat yang bisa sedikit menangkan jiwaku. Suatu daerah yang sejuk penuh dengan pemandangan alam yang indah. Ya, aku harus menenangkan jiwaku yang gelisah. Semoga saja aku bisa menghilangkan amarah.

Bersambung
Kelanjutannya klik di sini ...
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Terima kasih suhu updatenya👍👍.. Wauu,mamanya alex sudah main api duluan.. Dendam Alex nya.. Bakal ada bikin cemburu balik ni alex ke mamanya dan aji. bisa gak dapat merasa terus aji ke mamanya mawar🤭😆. Pasti alex akan ubah permainan untuk monopoli mama mawar sama Bu dokter.Bakal ada Mom Swap ni jadinya🤣. Gaskeun Alex! 😄
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd