Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Elsha: Perjalanan Seorang Budak Seks

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Tertangkap Basah Oleh Supirku

Aku berdiri didepan pagar tinggi rumahku sambil menghela nafas dalam-dalam, lega rasanya aku bisa sampai di rumahku dengan selamat di hari yang sangat panjang ini, aku membuka pagar dan berjalan masuk kedalam rumah, aku langsung berlari ke atas menuju kamarku setelah kupastikan mama tak berada di ruang tamu. Segera aku melepas seragamku, sebelum aku menuju kamar mandi, aku berkaca didepan cermin besar didepanku, aku menatap payudaraku yang dipenuhi sisa-sisa sperma yang mengering, dadaku yang penuh dengan bekas merah akibat hisapan penuh nafsu para lelaki bejad. Kuraba anusku memastikan tak ada luka di sekitarnya, untungnya memang tak ada, namun bukan berarti aku tak merasakan sakit disekitar anusku, aku bisa merasakan perih disekitar anusku terlebih saat aku duduk. Aku mengangkangkan pahaku untuk memastikan tak ada luka di vaginaku, syukurlah vaginaku baik-baik saja meskipun masih terasa sedikit nyeri.

Air shower mengucur deras membasahi tubuhku, kupastikan tak sejengkalpun dari tubuhku terlewat dari usapan tanganku, namun seberapa lama pun aku mandi, berapa banyak pun sabun yang aku pakai, tak dapat menghilangkan pikiran ku yang merasa tubuhku masih kotor.

Hampir satu jam lamanya aku di dalam kamar mandi, hingga akhirnya ku keringkan tubuhku dan melingkarkan handuk di tubuhku seraya keluar dari kamar mandi.

"El, kamu pulang kok ga bilang, mama khawatir El, mama telephone, chat berkali kali nggak dibales"

Aku sangat kaget melihat mama tiba-tiba sudah berdiri didepan pintu kamarku.

"Ehm, iya ma maaf, aku tadi lagi fokus banget kerja kelompok ma" Aku berusaha menutupi kejadian hari ini, aku tak menginginkan mama kecewa mengetahui anaknya dijadikan budak pemuas birahi 7 orang berbeda

"Jangan gitu lain kali, mama dari tadi nungguin kamu. Kamu tadi pergi sama cowo ya?"

"Hah, engga ma, aku tadi kerja kelompok sama Erna, kenapa mama mikir kek gitu?"

"Hmm, mama juga pernah muda El" Mama segera duduk di kasur kemudian memberi isyarat untukku duduk di sampingnya

"Ini apa kalo bukan karna cowo? Hayoo?" ucap mama menunjuk bekas merah di dada atasku yang tak tertutup oleh handuk, aku hanya diam menunduk

Mama membelai rambutku dengan penuh sayang "Elsha, mama gak papa kok, mama tau di usia kamu saat ini mulai tumbuh hasrat seksual, dan itu normal secara biologis, mama hanya berpesan, "Jaga diri baik-baik", masa depan kamu masih panjang, mimpimu masih menunggu didepan sana. Mama tau kamu anak yang cerdas, kamu sudah pasti tau seperti apa hubungan seksual yang aman, bukan hanya aman dari kehamilan ya, tapi yang lebih penting adalah aman dari penyakit menular seksual"

Air Mataku meleleh saat mendengar kata-kata lembut ini keluar dari mulut mama, tak pantas rasanya tubuh kotorku ini menerima ungkapan penuh kasih, mama hanya berpikir bahwa aku melakukannya dengan pacarku, aku tak bisa membayangkan seberapa kecewa mama ketika tau bahwa aku melakukannya dengan 7 orang yang berbeda, entah apa yang dia lakukan ketika tau setiap lubang di tubuhku sudah digunakan sebagai alat pemuas penis 7 orang bangsat.

Aku hempaskan tubuhku ke tubuh mama, memeluknya dengan erat "Maafin aku ma…..!!!"

"Elsha…, mama ga marah, kamu ga perlu minta maaf, udah ya jangan nangis" mama melingkarkan tangannya ke punggung ku dan sesekali membelai rambutku dengan sangat lembut

"Elsha istirahat dulu, besok kan sekolah" mama perlahan melepaskan pelukannya, mengecup keningku dan beranjak keluar dari kamarku

Kurebahkan tubuhku ke kasur, mataku terpejam menahan air mata yang semakin deras mengalir, bayangan kejadian hari ini memenuhi kepalaku, sungguh aku sangat merasa bersalah pada mama karena aku menikmati sebagian pemerkosaanku hari ini. Tak terasa aku pun terlelap dengan hanya handuk yang melingkar di tubuhku

-----------------------------

"Woi El, bangun, udah pagi anjir"

Aku terperanjat dari tidurku karena suara lantang Erna

"Ngapain lu disini?" tanyaku sambil merapikan handuk yang melorot dari dadaku

"Jemput elu lah, eh elu udah nyaman telanjang ya, ampe tidur aja ga pake baju hahahah" ledeknya sambil meremasi payudaraku

"Gw salah apa sih Er sama lu, sampe lu tega banget ninggalin gw kemaren?"

"Elu ga bakal ngerti El, 5 tahun kita kenal dan lo masih seperti ga kenal gw, ngerti ga kenapa? karena elu sebenernya emang ga pernah peduliin gw"

"Er elu bisa-bisanya ngomong kek gitu, gw ga punya sahabat lain selain elu, gw cerita masalah apapun juga ke elu, dan elu cerita juga selalu gw dengerin, inget dulu waktu SMP? gw rela ga ikut liburan bareng keluarga cuma gara-gara nemenin lu sakit, inget dulu waktu…"

Erna memotong pembicaraanku "Bukan itu yang gw maksud, emang lo ga bakal ngerti, makanya gw benci ama lo"

"Benci kenapa? Gw pernah nyakitin hati lo?"

Senyum kecut tersungging di salah satu sudut bibirnya "Udalah males gw ngomong ama elu, buruan mandi…!!"

Akupun beranjak berdiri menuju kamar mandi, namun sebelum kubuka pintu kamar mandi, Erna memanggilku dari belakang

"Elu tau kenapa gw benci ama lu? Karena gw SUKA sama lu!!!, gw CINTA ama lu!!! Tapi elu ga pernah peka, setiap kali kita ngobrol, elu malah curhat tentang Rendi, elu curhat tentang cowo yang lu suka ke gw yang juga suka ama elu, bayangin perasaan gw El, bayangin sakit hati gw El. 5 tahun El!!, 5 tahun….!!!"

"Er, tapi kita kan sama-sama cewe?" aku membalikkan tubuhku, berjalan kembali mendekati Erna

"Lu pikir gw ga tau? Gw juga tau anjing, berkali-kali gw tepis perasaan gw ke elu, tapi ga bisa, gw cinta tapi gw juga benci ama lu, gw benci sama diri gw sendiri. Lu pikir kenapa gw bisa mau di ewe sama Reno?" ucap Erna sedikit membentak sembari mendorongku pelan

"Gw jadi lonte mereka gara-gara elu, gw sebenernya cuma pengen suka sama cowo kayak cewe pada umumnya, gw berusaha menyingkirkan perasaan gw ke elu dengan deketin Reno, tapi gw terjebak permainan gw sendiri, gw malah dijadiin lonte mereka bertiga. Gara-gara siapa hah? Gara-gara elu anjing? Terus lu masih tanya kenapa gw benci sama lu? Elu masih bingung kenapa gw biarin mereka jadiin elu lonte?" lanjut Erna dengan suara sedikit bergetar, terlihat jelas wajahnya memerah menahan amarah

Aku tertegun mendengar jawaban Erna, sedikitpun aku tak menyangka sahabat ku menyukaiku, entah mengapa ucapan Erna ini seakan menghapus perbuatan jahatnya padaku menyisakan rasa simpatiku padanya. Aku segera menghampirinya dan memeluk erat tubuh Erna

"Maafin gw Er, gw bener-bener ga tau" ucapku berbisik tepat di sebelah daun telinganya

Erna melepaskan pelukanku, tangan kami berada di pinggang satu sama lain, kami berhadap-hadapan saling menatap dengan jarak yang tak sampai sejengkal. Tanpa isyarat apapun Erna menarik pinggangku merapat ke tubuhnya, bibirnya menciumi bibirku, tangannya yang sedari tadi di pinggangku mulai berusaha menarik lepas handukku.

"Ehhmmp, Er.. wait… ehmmpph" ucapku ditengah ciuman Erna

"Udah diem, giliran gw nikmatin tubuh lo…!!!" ucapnya sambil menggandeng tanganku menuju ranjang

Aku kini telanjang telentang di atas ranjang, Erna menindih tubuhku dengan tubuhnya yang masih berseragam, kembali dia melumat bibirku, lidahnya berusaha masuk kedalam mulutku, namun aku berusaha menutup erat mulutku. Tangannya mulai meremas-remas payudaraku, sesekali dia memutar-mutar lembut putingku dengan jari-jari kecilnya. Lidahnya kini berkelana ke setiap lekuk wajah dan leherku.

"Ahhkkk, ehmm Er…" aku mendesah pelan saat lidah halus Erna menjilat area di sekitar telingaku

"Hihihi, kamu suka di jilatin disini ya sayang?" bisikan Erna di sela jilatannya, jujur aku agak jijik saat Erna memanggilku sayang

Entah apa yang mencegahku untuk berontak, aku hanya pasrah dengan apa yang Erna lakukan tanpa penolakan yang berarti. Kini jilatan Erna telah sampai di payudaraku, beberapa kali dia menghisap putingku sembari tangan kanannya terus mengelus dengan sangat lembut klitorisku, jujur aku sangat menikmatinya, sensasi ini sangat berbeda dengan yang aku alami kemarin, Erna benar-benar memperlakukanku dengan sangat gentle.

"Ehhmm, ahhhh, ehmmmpp, Er… ahhh" jari dan lidah Erna sukses membuatku mendesah keenakan

"Enak ya sayang? 5 tahun aku menunggu hari ini" ucap Erna padaku

"Ehm, Er, tapi ahhhkk…, tapi kita sama-sama cewek Er…!!!, Udah ya Er… "

"Bodo amat, nikmatin aja sayang…" sahut nya agak ketus

Erna kembali menjulurkan lidahnya ke arah putingku, perlahan turun ke arah perutku dengan mata bulat nya yang tak lepas sedetik pun menatap wajahku.

"Ehmm err, ehmm" aku menahan sensasi geli bercampur nikmat akibat usapan lembut lidah Erna,

"Kayaknya kamu udah mulai menikmati ya yang?" Erna tersenyum menggodaku sambil mencubit lembut pahaku

Aku hanya diam tak bersuara, Erna pun kembali menjilat perutku dan perlahan turun hingga tepat di bibir vaginaku, pinggangku terangkat saat pertama kali lidah Erna mendarat di klitorisku, dia tersenyum dan kembali menjilat pelan klitorisku, sesekali dengan sangat lembut dia menghisapnya. Jilatan Erna 4 kali lipat lebih nikmat dari jilatan-jilatan kasar laki-laki bangsat kemaren, mungkin karena dia cewe, jadi dia lebih tau area mana yang sensitif. Aku hanya bisa terus mendesah, tubuhku mulai menggelinjang seirama dengan usapan lidah Erna. Sekali lagi aku terbuai oleh nikmat seksual ini.

"Ahkkk, ehmmm, ahhk, enak Er, ahhhkk" aku mendesah dengan mataku yang terpejam

Disaat aku merasakan nikmat yang hampir memuncak, Erna menghentikan jilatannya secara tiba-tiba dan mengangkat kepalanya yang sedari tadi berada di antara pahaku. Dia bangkit dan melepas setiap helai pakaiannya hingga dia telanjang bulat didepanku

"Sayang, jilat punya aku juga ya?" ucap Erna manja

Aku yang dibuat kalap dengan semua nikmat hanya bisa mengangguk menuruti kemauan Erna. Erna segera memposisikan tubuhnya mengangkang di atas ku, vaginanya kini tepat berada di atas bibirku, dan vaginaku tepat dibawah mulut Erna. Erna kembali menjilat setiap centi area kewanitaanku, akupun tanpa ragu menjulurkan lidahku memutar-mutarkannya di klitoris Erna.

"Ehhmm, sayang enak banget, ahhhh, ehm" erangan Erna menikmati jilatanku

"Ehmm, ahhh, ehmmp" aku meresponnya dengan desahan juga

Tubuhku kini benar-benar penuh dengan kenikmatan hingga tak lagi ada sisa ruang untuk rasa jijik bahwa aku sedang menjilati kemaluan wanita, tanganku sekarang bahkan berani meremas pantat dan payudara Erna yang keduanya lebih besar dari milikku, desahan-desahan Erna dan suara-suara jilatannya semakin membuatku terangsang hebat, aku benar-benar telah menyerah tunduk pada birahi yang mencengkram nalarku.

Disaat tubuh kami merasakan nikmat, kami dikagetkan dengan pintu kamarku yang tiba-tiba terbuka

"Wih non, lebih enak lagi kalo sambil disodok kontol non" kami sangat kaget supirku Pak Anto tiba-tiba membuka pintu kamarku, penisnya menegak keluar dari celananya, sepertinya dia sudah lama mendengar desahan-desahan kami dari balik kamar ku

"Pak jangan macem-macem, atau aku teriak panggil mama" ucapku sambil menutupi sebanyak mungkin tubuhku dengan selimut diatas ranjangku

"Hahahaha, teriak saja non, nyonya udah pergi dari tadi" sahutnya sambil tertawa dan berjalan ke arahku

"Udah non, aku bikin tambah enak ya, non nurut aja, dari pada aku aduin kelakuan kalian ke nyonya"

"Keluar sekarang!!!" Erna berdiri dan mendorong sekuat tenaga tubuh gempal Pak Anto tepat sebelum tangan gemuknya yang hendak menyentuh payudaraku. Namun dorongan Erna tak begitu mempengaruhi posisi Pak Anto, tangannya justru merangkul pinggang Erna menariknya turun dari atas ranjang. Lengan kirinya melingkar di leher Erna seakan hendak mencekiknya dari belakang

"Bangsat!!!" pekiknya sambil mencekik leher Erna hingga Erna hampir tak bisa bernafas, tangan Erna berusaha melepas lengan Pak Anto, namun nihil.

Aku langsung berdiri berlari menuju mereka

"Pak tolong pak jangan…!!!" aku berusaha menarik lengan Pak Anto lepas dari leher Erna, namun aku pun tak berhasil

Beberapa saat kemudian dia melepaskan cekikannya dan mendorong Erna hingga jatuh telungkup di atas kasur. Sesaat kemudian Erna dengan nafasnya yang masih tersengal bangkit dan berlari menuju ke arah pintu, dengan sigap Pak Anto menangkap Erna dan membanting tubuh Erna kembali ke ranjang sementara aku hanya membatu menyaksikan hal ini

"Non berbaring di ranjang, CEPAT!!!" dia membentakku

Aku hanya menurut dan berbaring di samping Erna

"Kalian jangan bodoh, mau kalian mati disini?"

Pak Anto berjalan menuju pintu kamarku dan mungunci kamarku, kemudian dia bergegas menghampiri kami kembali

"Hmmm, enak nih nikmatin 2 cewe mulus" ucapnya diiringi dengan seringai mesumnya

"Dari pada kalian jilat-jilatan memek, nih jilatin kontol gw aja" ucapnya sambil membuka celana dan pakaiannya

Aku dan Erna pun saling menatap, sesaat kemudian Erna menganggukan kepalanya pada ku, memberi isyarat untuk menuruti kemauan supir bejad ini. Kami beranjak dari ranjang menuju Pak Anto, kami berlutut menghadap penisnya yang tak disangka berukuran sangat besar. Erna mengambil inisiatif untuk menjilat ujung penis Pak Anto yang hitam. Dengan ragu kujulurkan lidahku menjilat batang kemaluan Pak Anto.

Beberapa saat kemudian, Erna memegang penis Pak Anto, membenamkan hingga pangkal batangnya ke dalam mulutnya, mata Erna menatap dalam mataku, entah mengapa melihat Erna melakukan hal tersebut membuatku sangat terangsang. Aku merebut penis pak Anto dari tangan Erna dan melakukan hal sama seperti yang dilakukan Erna. Erna tersenyum melihatku dan mengelus lembut rambutku. Kami bergantian menghisap dan menjilat penis hitam ini dengan saling menatap satu sama lain.

Hampir 10 menit kami melakukan hal ini sampai akhirnya Pak Anto menjambak rambut kami berdua menyeret kami menuju ranjang. Saat ini dia telentang di atas ranjang, dia menyuruh Erna untuk menghisap kembali penisnya, dan menyuruhku untuk mengangkang di atas mulutnya menghadap Erna. Tak lama setelah kepalanya berada di antara pahaku, dia langsung melancarkan jilatan-jilatan penuh nafsu ke bibir vaginaku sembari kedua tangannya meremasi payudaraku. Aku hanya bisa mendesah menikmati setiap jilatan-jilatannya, api birahiku yang tadi padam perlahan mulai tersulut. Menyaksikan Erna yang mengulum penis hitam dengan matanya yang terus menatap wajahku justru membuatku semakin terangsang hebat.

Beberapa saat kemudian Erna berhenti mengulum penis Pak Anto, dia melemparkan senyum manja padaku, dan menghampiriku yang masih di atas kepala Pak Anto, dia mendekatkan bibirnya di bibirku, melingkarkan tangannya ke leherku, dan segera menciumku. Entah kenapa yang tadi aku jijik dicium Erna, kini justru aku membalas ciumannya tanpa ragu, lidah kamipun saling beradu ditengah nafas kita yang menggebu karena nafsu. Kombinasi ciuman panas Erna dengan jilatan-jilatan di vaginaku membuat birahiku semakin membara hingga tak lama kemudian tubuhku mengejang hebat dilanda kenikmatan orgasme pertamaku hari ini.

"Hahahaha, udah nge-crit aja non?, sekarang saya pengen ngontol.in memek non yang mulus ini"

Kini ganti aku yang telentang di ranjang dengan Erna di atas tubuhku. Pak Anto mulai menggesek-gesekkan penisnya di bibir vaginaku.

"Ehhmmm, ahhhkkkk, ehmmm" desahku saat penis Pak Anto mengenai klitorisku

"Hihihi, kamu keenakan ya sayang" ucap Erna meledekku diiringi gigitan kecil di bibirku

Tapi tanpa disangka, alih-alih memasukkan penisnya ke vaginaku, secara tiba-tiba dia justru membenamkan penisnya ke dalam vagina Erna

"Ahhhhkkk,, ehmmm" desah Erna dibalik mulutnya yang meringis kesakitan saat penis yang luar biasa besar Pak Anto masuk kedalam vaginanya

"Hahahaha, mampus lu.. Kaget kan lu?" ucap Pak Anto diiringi dengan tawa puasnya

Mendengar desahan dan melihat wajah Erna yang sedang dilanda nikmat membuatku sangat ingin menciumnya, aku tarik kepalanya mendekat dengan bibirku, dan aku lumat habis bibirnya, namun aku sedikit kecewa karena Erna tampaknya tak sanggup membalas ciumanku, dia sibuk mendesah menikmati penis luar biasa besar milik Pak Anto yang saat ini menghujam vaginanya

"Ahhh, anjing, enak banget memek lu" ucap Pak Anto seraya menampar keras pantat Erna

Desahan desahan Erna semakin tak beraturan seiring dengan gerakan pinggang Pak Anto yang semakin cepat, tubuhnya terhentak-hentak oleh hujaman penis milik supirku ini, mulutnya terus menganga hingga terkadang air liurnya menetes ke daguku, payudaranya bergoyang seirama dengan goyangan Pinggang Pak Anto. Entah nikmat atau perih yang dirasakan Erna saat ini, yang jelas melihat wajahnya saat ini membuatku sangat terangsang, aku bisa merasakan bibir vaginaku mulai berdenyut, tubuhku sesekali menggeliat tanpa kusadari, ada apa dengan diriku?, kenapa aku bisa terangsang dengan Erna yang disetubuhi oleh supirku ini?

“Enak ya Er?” ucapku lirih sambil membelai rambutnya menyingkirkannya dari wajahnya

“Ehhmm ahh, enak sayang, ahhkk, kamu pengen nyobain ya? Ahhh, ehm” ucap Erna tersengal-sengal.

Mendengar jawaban Erna ini tawa Pak Anto meledak memenuhi ruangan “Hahahahah, tadi sok-sok an ga mau, baru ngerasain kan enaknya kontol gw? Dasar perek…!!!” sahut Pak Anto sambil menjambak kasar rambut Erna dari belakang

“Eh pak…!!!, ga usah ngomong kasar ya…!!!” aku refleks membentak Pak Anto

“Eh non, ga usah bacot, emang kenapa kalo saya ngomong kasar? Kalian bisa apa? hahaha” ucapnya sambil meneruskan gelak tawanya

“Nih non saya incipin kontol saya, biar non ga bacot aja…!!!” lanjutnya sambil mencabut penisnya dari vaginanya dan memasukkannya kedalam vaginaku, namun vaginaku yang masih sangat sempit membuat penis besarnya susah masuk kedalamnya

“Bangsat, sempit banget memek perek satu ini” ucapnya sambil terus mendorong penisnya berusaha menembus sempitnya vaginaku

“Ahhhh, sakit pak, pelan-pelan please…” racauanku saat penisnya mulai menyodok memaksa masuk ke dalam vaginaku

Sementara itu Erna dengan sangat lembut mengusap-usap dahiku dengan tangannya, menatap dalam mataku "Tahan ya sayang, bentar lagi juga enak kok" ucapnya dengan sangat lembut

Setelah sekian lama Pak Anto berusaha membenamkan penisnya, akhirnya dia berhasil memasukkannya kedalam vaginaku dan seketika itu juga dia langsung menggoyangkan pinggulnya maju dan mundur begitu cepat

"Ahhh, pak, tunggu ahhhk, ehhhhmmm, pak pelann…!!! ahhhhk, punya bapak terlalu besar, ahhhk… please pak pelan…!!! ehhmmmpp" aku berteriak kencang namun tak sedikitpun Pak Anto peduli

Sementara itu Erna menjilati putingku, tangan kanannya meremas payudaraku, sesekali jarinya memutar-mutar ujung putingku, entah mengapa aku sangat menyukai sensasi dari rasa nikmat dan perih ini, persis seperti sensasi yang aku rasakan kemarin malam saat dua penis berada di dua lubang di selangkanganku. Aku benar-benar terlena dengan sensasi ini, desahanku kini lebih terdengar seperti teriakan karena lantangnya, aku bahkan tak lagi punya kendali terhadap tubuhku, dengan sendirinya tubuhku menggeliat-geliat akibat dari kenikmatan yang melanda tubuhku.

"Uuhh, sexy banget sih kamu kalo lagi keenakan" ucap Erna manja dengan jari-jarinya yang masih memilin lembut putingku

Aku memandang wajah Erna yang juga memandangku, beberapa kali dia menggigit kecil bibir bawahnya, membuat wajahnya yang penuh dengan keringat menjadi jauh lebih sexy. Saat itu juga aku melingkarkan lenganku di belakang lehernya dan menarik wajahnya mendekat ke wajahku, sejenak kita saling menatap mata satu sama lain, hingga birahi menggerakkan lidahku menjilati bibir dan lehernya

Ditengah keasyikanku beradu lidah dengan Erna, secara tiba-tiba Pak Anto mencabut penisnya dari vaginaku dan memasukkannya ke vagina Erna, namun kurang dari 10 detik dia mencabutnya dan memasukkannya kembali ke vaginaku, berulangkali Pak Anto melakukan hal ini, memasukkan dan mencabut penisnya bergantian di vagina kami, kelakuannya membuat desahan ku dan Erna saling bersahutan.

"Anjing, enak banget ngewe dua memek sekaligus hahaha" ucap supirku diiringi dengan tawa

Hampir 5 menit dia melakukan hal ini, hingga penisnya menetap di dalam vagina Erna, gerakannya semakin cepat, Erna tampak sangat menikmati penis supirku ini, desahan Erna pun semakin pendek dan cepat.

"Ahhhkkk, aku keluar, ahkkk ehhmmpp ahkkkk" Erna mengerang bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang, aku rasa Erna baru saja menikmati orgasme

Kini tubuh Erna lemas terkulai diatas dadaku, namun Pak Anto tak sedikitpun mempedulikannya, dia justru semakin mempercepat gerakannya

"Ahhhkkk, makan nih peju, ahhhkk" Pak Anto membenamkan habis penisnya kedalam vagina Erna hingga Erna terdorong maju. Dia menumpahkan spermanya di dalam vagina Erna

"Hahahah, mantap banget memek kalian" lanjutnya sembari mencabut penisnya dari vagina Erna dan turun dari ranjang menuju pakaiannya

Erna kemudian bangkit dan menghempaskan tubuhnya tepat disampingku. Beberapa detik aku menatap vagina Erna, entah mengapa aku merasakan dorongan dalam tubuhku untuk menjilat vagina Erna, aku berusaha menahan keinginan ini, namun dorongan ini begitu kuat, dan aku menyerah pada birahi, aku bangkit dan membenamkan wajahku diantara paha Erna, segera aku menjilat vagina Erna yang penuh dengan lelehan sperma dan cairan kewanitaan Erna, aku bahkan berani menghisap dalam liang vaginanya.

"Ahhhk, sayang…!!!, ehmm" desahan Erna ketika aku menjilati vaginanya, aku bisa melihat dengan jelas ekspresi terkejut tergambar jelas di wajahnya

Aku seketika berhenti menjilati vagina Erna ketika mataku menangkap kilatan cahaya dari flash kamera

"Hahahahha, seenak itu ya non peju saya? Sampe non Erna semangat banget jilat nya, gak nyangka ternyata non Erna punya jiwa perek, hahahaha" ucap Pak Anto dengan tangannya yang mengarahkan kamera di handphone nya ke aku dan Erna

"Foto dan vidio kalian yang lagi jilat-jilatan memek ini bakal aku kirim ke orang tua kalian kalau kalian sampai bilang kejadian ini ke siapapun!!!! Ngerti kalian!!!"

Kami hanya terdiam tak merespon sedikit pun ancaman Pak Anto hingga akhir nya dia keluar dari kamarku diiringi dengan siulan sumbangnya. Aku merebahkan tubuhku disamping Erna, berusaha mengembalikan nalar warasku, memikirkan apa yang barusan terjadi. Erna kemudian memeluk erat tubuh telanjangku yang selanjutnya aku balas pelukannya dengan erat pula.

"Aku sayang kamu El" dia berbisik pelan padaku

"Aku juga sayang kamu Er" kalimat ini keluar begitu saja dari mulutku

---------- BERSAMBUNG ----------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd