Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

SHARE Fantasi dengan bpk tua/oldman/grandpa menggelitik andrenalin

Bro sis suhu, judul cerita ini fantasi dengan bapak tua/Oldman/grandpa menggelitik andrenalin akan saya buat sub judul atau subheading ya biar tema cerita dari setiap part nya teratur dan tetap nyambung dgn judul utama
Besok update dgn subheading SEX INSTINCT di part-5, sex tonic, sex addict, sex toxic, sex medic
 
Terakhir diubah:
Mohon maaf sebelumnya kalau ada kesamaan nama dan tempat di cerita ini, semua hanya kebetulan belaka dan cerita ini hanya sekedar fantasi saja tidak lebih. Seandainya ada yang tersinggung, penulis bersedia cerita ini dihapus.

Monggo para suhu yang berkenan dengan cerita ini selamat membaca. (hanya untuk kalangan dewasa 18 tahun ke atas)

Subheading


SEX INSTINCT

Part 5


Setelah obrolan itu Wak Udin berpamitan pulang dan diantar Cinta sampai keluar menuju pintu depan, Wak Udin berlalu hingga tidak terlihat lagi oleh Cinta. Saat Cinta akan menutup pintu ada yang bergerak-gerak, mengendap-endap dibalik pot bunga besar yang berjejer di samping teras rumah sebelah kanan, Cinta kembali menoleh ke pot bunga itu. Cinta menutup pintu depan dan pura-pura tidak tahu ada orang yang bersembunyi di balik pot bunga itu, baru berjalan lima langkah ada yang mengetuk pintu depan, tok,,tok,,tok,,,teh,,,teteh..., ini Jessy...!, Cinta (istriKu) menghentikan langkahnya lalu kembali berjalan untuk membukakan pintu depan. Saat pintu terbuka Si Jessy sudah berdiri di depan pintu dengan OOTD ABG jaman now memakai rok mini yang panjangnya hanya 25cm dari pinggang sampai paha, berbahan katun stretch warna hitam, bersaku besar di tengah, dipadu dengan kaos (T-Shirt) ketat warna coklat pastel berbahan katun combed tipis sehingga kedua payudaranya yang bulat mengkal tercetak menonjol. Si Jessy langsung masuk berjalan agak terburu-buru menuju ruang TV, Cinta (istriKu) heran dengan tingkah laku si Jessy lalu menghampirinya di ruang TV ternyata si Jessy sedang tengkurap di kursi sofa sambil menangis tersedu-sedu.

Cinta duduk di samping si Jessy sambil mengusap-usap punggung dan membelai rambut si Jessy. Cinta (istriKu) meminta si Jessy untuk bicara apa yang terjadi padanya. Tangisan si Jessy lambat laun mereda lalu bicara kalau dia dikecewakan dan dicampakan oleh pacarnya yang matrealistis ditambah dengan kedua orang tuanya yang jarang ada rumah kalaupun ada di rumah bapaknya selalu memarahinya tanpa sebab, Cinta (istriKu) menyarankan si Jessy sementara tinggal bersamanya agar bisa tenang untuk memulihkan mentalnya yang terguncang karena broken home dan permasalahan dengan pacarnya. Tampaknya memang si Jessy kurang kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Cinta (istriKu) memperlakukan si Jessy sudah seperti saudaranya sendiri karena mamah sambungnya si Jessy yaitu Ayu merupakan solmet (sobat lemet)/teman sejak kecil Cinta (istriKu).

Ayu perawakan dan kecantikannya hampir sama dengan Cinta (istriKu) hanya badannya lebih tinggi dari Cinta dan bodynya lebih padat berisi (bohay). Ayu sendiri sering curhat ke Cinta (istriKu) tentang permasalahan rumah tangganya yang cukup rumit (diceritakan oleh Ayu kalau si Jessy adalah anak sambungnya dari suaminya yang sekarang yaitu Pak Arul dari istri pertamanya namanya gebby yang lari ke luar negeri dengan laki-laki lain (bule) yang tidak lain merupakan rekan bisnis Pak Arul. Gebby merupakan perempaun dengan gaya hidup hedon yang selalu berpakaian seronok menurun ke si Jessy yang selalu berpakaian sexy. bapaknya si Jessy (Pak Arul) nikah lagi dengan prempuan namanya Utami seorang sosialita, sombong dan tempramental sehingga rumah tangganya dengan Pak Arul tidak harmonis, begitupun dengan si Jessy merasa tidak nyaman hidup serumah dengan Utami sebagai ibu sambungnya, malah lebih nyaman dan memilih hidup serumah dengan Ayu sebagai mamah sambung ke dua yang merupakan istri ke tiga Pak Arul. Ayu memang orangnya baik, ramah, cenderung pemalu, pintar masak dan familiar banget, makanya sedari kecil hingga sekarang tetap terjalin komunikasi dengan Cinta (istriKu) bisa dibilang bestian gitu lah.

Karena sifat tempramental dari Utami istri ke dua Pak Arul, rumah tangga Ayu dan Pak Arul sering diganggu oleh Utami bahkan sering datang melabrak ke rumah Ayu, sehingga Ayu sering meninggalkan rumah pemberian Pak Arul dan memilih tinggal dengan kedua orang tuanya, sehingga kehidupan rumah tangga Ayu dan Pak Arul juga akhirnya jadi kurang harmonis, ditambah lagi dengan kesibukan urusan bisnis Pak Arul yang makin sukses hingga jarang bertemu antara mereka berdua. Itulah sekelumit jalan kehidupan si Jessy dan Ayu yang diceritakan Ayu sendiri ke Cinta (istriKu).

Hari ini kamis malam tanggal 11 Januari 2018, Aku telephon Cinta (istriKu) memberi kabar kalau Aku besok akan berangkat ke lokasi tambang di salah satu pulau di Indonesia ditugaskan oleh menagement untuk field check pekerjaan tambang di sana selama 2 minggu. Dalam 1 tahun biasa Aku 3 sampai 4 kali ditugaskan berangkat ke lokasi tambang yang dikerjakan oleh perusahaan tempat Aku bekerja untuk mengambil data sebagai bahan laporan triwulan dan laporan tahunan.

Aku: “hallo sayang...! apa kabar..?”

Cinta: “hayy sayang...!, baik...!, Papah gimana baik kan...?”

Aku: “baik sayang...!, eh sayang,,,Papah hari sabtu pagi berangkat ke lokasi tambang ditugaskan sama kantor untuk kontrol pekerjaan tambang di sana sekitar 2 mingguan lah...!”

Cinta: “oh ya...!, Papah ga bisa pulang dulu sebelum berangkat ke sana..?”

Aku: “waktunya mepet sayang...!, besok Papah meeting sama owner sampai sore,,,langsung prepare nyiapin segalanya..! hari Sabtunya tiket pesawat paling pagi lagi..!”

Cinta: “oooh...! ya ga apa-apa kalau begitu..!, jaga kesehatan selama di sana ya Papah...!, banyak makan sama minum...! istirahat yang cukup..!, jangan lupa minum vitaminnya Pah..!, hati-hati ya Pah,,,baik-baik di sana...!”

Aku: “iya sayang...!”

Cinta: “telephon Mamah kalau mau berangkat ya Pah...!”

Aku: “iya dong sayang,,,pasti papah telephon kamu...!”

Hari Sabtu dini hari sekitar jam 2 wib Aku berangkat dari apartement menuju Bandara Cengkareng karena 2 jam sebelum keberangkatan harus sudah ada di bandara untuk check-in. Hampir 1 jam perjalanan dari apartemnt menuju Bandara karena lalulintas mobil di jalan TOL cukup padat dikarenakan weekend seperti biasa banyak yang liburan atapun urusan pekerjaan menggunakan pesawat terbang menuju pulau Indonesia di bagian Barat maupun pulau Indonesia di bagian Timur. Saat tiba di bandara para penumpang pesawat cukup banyak berlalulalang membawa barang bawaannya seperti travelbag dan tas punggung menuju pintu Check-in yang terlihat antrian cukup panjang, Aku melihat jadwal keberangkatan di tiket yang Aku pegang jam 4.30 wib lalu Aku ikut dalam antrian itu untuk Check-in. Sebagian calon penumpang lain ada yang sedang sarapan pagi di restoran sebelum masuk ke ruang tunggu keberangkatan, sementara Aku langsung masuk dan duduk di ruang keberangkatan karena Aku fikir nanti saja sarapan di dalam pesawat makan roti dan minum soft drink.

Semua kursi di depan dan tengah sudah penuh dan kebetulan di kursi pojokan masih ada yang kosong jadi Aku memilih duduk di situ. Masih sekitar 1 jam lagi waktu boarding jadi Aku gunakan untuk telephon Cinta (istriKu).

Aku: “hallo sayang...!”

Cinta: “hallo Pah...! dimana ini...?”

Aku: “masih dibandara sayang...! 1,5 jam lagi baru take-off..!”

Cinta: “sudah sarapan Pah...? ooohhmmm...!”, tanya Cinta sambil menguap karena masih ngantuk

Aku: “belum sayang..! nanti di pesawat aja makan roti...!”

Cinta: “Papah sama siapa berangkat ke lokasi tambangnya...?”

Aku: “sendiri...!”

Cinta: “hmm...! hati-hati Pah...! lancar sehat selamat sampai tujuan ya...!”

Aku: “iya sayang,,,amin...!”

Cinta: “ga lupa bawa vitaminnya Pah...!, makan minum teratur sama istirahat yang cukup ya...!”

Aku: “siap...! Papah sudah bawa ini..!, sayang...! kalau nanti Wak Udin datang lagi ke rumah kita..! kamu ladenin aja sayang jangan ragu-ragu ya...!”

Cinta: “iya Pah...!, oh iya Pah...! Mamah mau cerita sedikit ni...! lucu juga sih tapi ga tahu benar ga nya..!”

Aku: “cerita apaan sayang...?”

Cinta: “hari senin kemarin tgl 8 tuh Pah..! Wak Udin kan datang ke rumah..! setelah ML sama Wak Udin,,terus dia nanya..! kenapa Mamah mau ML sama dia..!, Mamah jawab karena sering nonton film porno yang pemerannya seumuran Wak Udin ML sama perempuan masih muda..!, malahan Mamah lihatin film pornonya yang threesome..! itu Pah yang judulnya JAPANESE FORBIDDEN CARE TWO OLDMAN FUCK A BEAUTY NURSE...!”

Aku: “terus...?”

Cinta: “Wak Udin hanya bilang ooh pantesan kamu mau ngewe sama Wak..! terus Wak Udin juga nanya apa kamu mau nyoba juga ngewe digumul sama 2 orang laki-laki seumuran Wak yang mirip di film ini...!, katanya gitu Pah..!”

Aku: “terus kamu jawab apa sayang...?”

Cinta: “ya Mamah jawab iya...!, terus Wak Udin bilang gini..!, kalau kamu mau ada teman Wak bisa diajak ngewe tuh..! usianya seumuran sama Wak katanya...!, Aku tanya lagi siapa namanya teman Wak itu...!, Wak Udin jawab namanya Amat sehari-harinya jualan kupat tahu dekat pasar...!, Mamah kaget saat dengar nama Amat dan propesi temannya Wak Udin itu...!, jangan-jangan Bah Amat ya Pah...?”

Aku: “oh gitu...! haha,,,bisa jadi Mah...!, terus gimana kata Wak Udin lagi...?”

Cinta: “Wak Udin mau ajak temannya itu ke rumah kita kalau Mamah mau ngewe bertiga katanya..!”

Aku: “ya udah sayang kamu sanggupi aja...!, kan kamu mau nyoba ML bertiga sama seumuran Wak Udin dan Bah Amat..!”

Cinta: “iya Pah...! itu juga Mamah sanggupi asal masih sehat badannya seperti Wak Udin dan bisa jaga rahasia...!, Mamah bilang begitu sama Wak Udin...!”

Aku: “ya coba aja nanti temannya Wak Udin itu siapa tahu memang Bah Amat kan jadi lebih mudah ML bertiganya...!”

Cinta: “iya Pah...!, Mamah akan pura-pura belum kenal aja kalau temannya Wak Udin itu benar Bah Amat..!, Bah Amat juga akan Mamah kasih tahu untuk pura-pura belum kenal sama Mamah...!”

Aku: “wah mantap sayang,,,kamu pinter...!, kapan katanya Wak Udin sama temannya mau datang lagi ke rumah kita...?”

Cinta: “Mamah bilang ke Wak Udin kalau mau ajak temannya ke rumah kita harus kasih tahu dulu sebelumnya..!”

Aku: “ooh sipa deh kalau gitu..! ya sok aja sayang ML threesome sama Wak Udin dan temannya itu moga Bah Amat ya...! Papah ijinkan asalkan siapkan kamera dinyalakan biar terekam..! jangan lupa nanti kirim rekamannya sama Papah ya..! Papah mau lihat gimana 2 orang Bapak Tua ML sama kamu sayang hehee...!”

Cinta: “iya Pah nanti kalau ML threesome jadi,,,Mamah kirim rekaman videonya sama Papah...!”

Aku: “rekaman video ML sama Wak Udin kirim sama Papah sekarang sayang...!”

Cinta: “iya Pah...! Mamah mau mandi dulu..! habis sarapan Mamah kirim sama Papah..!, tapi Papah jangan ngetawain Mamah sama Wak Udin ya hmhmmm...!, kalau Wak Udin sih kelihatan lucu banget saat ML sama Mamah tuh,,,sampai mengap-mengap, merem-melek gitu dia...!, ehh tapi jangan salah Pah,,,Wak Udin hebat lho..! masih kuat banget dia sex nya...!, ga nyangka sih Mamah ternyata Wak Udin sekuat itu...!, Mamah sampai kewalahan ngeladeninnya...!”

Aku: “waah mantap..! kamu puas dong sayang...!, Wak Udin belum dikasih tahu kan kalau Papah sudah tahu kelakuan nakalnya dia sama kamu sayang...!”

Cinta: “ya belum Pah..!, Wak Udin mengira Papah belum tahu semua..! makanya setelah selesai ML dia buru-buru pulang..! Wak Udin juga bilang ke Mamah harus jaga rahasia..! Mamah jawab ya saling jaga rahsia aja hmhmmm...!”

Aku: “ya udah kirim segera rekaman video ML Wak Udin sama kamu sayang...! Papah jadi pengen cepet-cepet lihat ni...!, sayang,,,Papah mau boarding ni...!”

Cinta: “iya Papah sayang...!, hati-hati ya Papah,,,have a nice trip...! love you..!”

Aku: “iya..! makasih sayang..! love you to hanny..!”

Selesai telephon dengan Cinta (istriKu) Aku langsung beranjak berdiri dan berjalan beriringan dengan penumpang lain menuju lorong garbarata lalu masuk ke dalam pesawat dengan tujuan yang sama. Aku kembali melihat tiket pesawat kursi duduk Aku di 18A dan setelah Aku temukan lalu Aku menyimpan tas punggung di bagasi atas. Di samping Aku persisnya di tengah sudah ada penumpang yang duduk seorang Bapak Tua usianya kira-kira seumuran dengan Bah Amat. Sesekali Aku perhatikan Bapak Tua itu kulitnya lebih hitam dari Bah Amat, badannya tampak masih sehat dan kekar walau ada keriput-keriput di leher dan tangannya. “Ladies and Gentlemen, welcome aboard this flight. Please fasten your seatbelt and put your seat in an upright position as we prepare for take-off” terdengar pramugari memberikan informasi di pengerah suara dan tak lama kemuadian “Ladies and Gentlemen, we will be begine take-off shortly, so please ensure that your seat is the vertikal position” kembali informasi dari pramugari kalau pesawat akan segera terbang. Setengah perjalanan Aku tertidur dan terbangun oleh pramugari yang menawarkan makanan dan minuman ke Bapak Tua yang duduk di sebelah Aku lalau pramugari membuka meja lipat yang ada di hadapanKu dan memberikan roti dan menawarkan minuman padaKu. Saat Aku memakan roti dan minum juice apel Bapak Tua yang duduk disebelahKu tampak ragu lalu melihat ke arahKu.

Aku: “ayo Pak dimakan rotinya,,,enak ini...!”

Bapak Tua: “euu,,,ya,,ya makan lah...!, berapa harga roti sama minuman ini...?”, tanya Bapak Tua itu

Aku: “ooh...! ini gratis Pak..! sudah masuk sama bayar tiket pesawat yang bapak bayar..!”

Bapak Tua: “ohhoo..! aku kira harus bayar lagi ini...!, baru ini aku naik pesawat jadi nggak belum tahu lah kalau makanannya gratis heheee...!”

Aku: “oh iya...! ayo sama-sama makan Pak...!, Bapak dari mana..?”

Bapak Tua: “dari Jakarta aku...!, ada sedikit urusan sama perusahaan tambang yang nambang di tanah aku..!”

Aku: “urusan apa itu Pak..?”

Bapak Tua: “itu perusahaan tambang ganti rugi lahan punya aku..!, dimintanya aku datang langsung ke kantornya di Jakarta..!”

Aku: “ooh gitu...! saya Abde Pak...!”, sambil mengulurkan tangan untuk kenalan

Bapak Tua: “euu,,ya..! aku Kumpi...!”, jawabnya

Bapak Tua itu namanya Pak Kumpi, kami berdua ngobrol panjang lebar tentang lokasi tambang dan masalah ganti rugi lahan yang terkena pekerjaan pertambangan oleh salah satu perusahaan. Hingga sampai Aku tanya alamat dia berasal ternyata satu lokasi Desa, Kecamatan, Kabupaten dan propinsi yang sama dengan tujuan Aku untuk meninjau pekerjaan tambang di sana, dan kagetnya lagi Pak Kumpi ternyata ikut kerja di perusahaan yang akan Aku tinjau sebagai penjaga pos jalan tambang. Pak Kumpi lalu menceritakan latar belakang dia dulu sebagai pencari dan penebang kayu di hutan sana hingga bisa membeli lahan cukup luas untuk berkebun disamping dia juga punya warisan dari peninggalan orang tua angkatnya yang sangat luas. Kami makin akrab ngobrol hingga Pak Kumpi berterus terang kalau istrinya sudah meninggal dan sudah lama menduda tanpa anak, dia tinggal sendiri di rumahnya, pekerjaan dia sehari-hari selain bekerja sebagai penjaga pos jalan tambang juga memiliki penghasilan dari hasil kebun yang digarap orang dengan sistim bagi hasil.

“Ladies and Gentlemen, we will be landing shortly. Please ensure your seat belt are securely fastened, your tray table and seat back are in their full upright position, and all electronic devices are turned off. Thank you for choosing to fly with us today, and we hope you have pleasant stay at your destination” informasi dari pramugari terdengar lewat pengerah suara, tak terasa saking asiknya Aku dan Pak Kumpi ngobrol higga pesawat yang kita tumpangi sebentar lagi akan mendarat di Bandara, cuaca cukup cerah selama perjalanan hingga pesawat mendarat dengan lancar di Bandara tujuan tepat waktu. Seluruh penumpang termasuk Aku dan Pak Kumpi turun dan berjalan masuk menuju ruang pengambilan bagasi di dalam gedung Bandara, sambil menunggu bagasi diturunkan dari pesawat kembali Aku dan Pak Kumpi ngobrol karena Pak Kumpi terus berda di samping Aku.

Aku: “Pak Kumpi kalau gitu ikut sama mobil saya aja..!, kan kita sama tujuannya ya...!”

Pak Kumpi: “ya,,ya...! kalau bisa aku ikut sama Pak Adi aja..!”

Aku: “iya bisa lah Pak...! biar saya ada teman juga selama perjalanan..!, nanti ada supir perusahaan yang antar mobil untuk saya ke sini...!”

Pak Kumpi: “ya,,ya...! Pak Adi bawa setir sendiri mobilnya...?”

Aku: “iya Pak...!, biasanya sih saya dianterin sama supir perusahaan sampai lokasi..! tapi ada Pak Kumpi biar saya sendiri yang bawa mobil sambil ngobrol kita ya...!”

Pak Kumpi: “ouw,, ya,,ya..! bagus aja itu...!”

Sambil menunggu bagasi Aku mengaktifkan HP dan saat sudah aktif ada chat WhatApp masuk dari Cinta (istriKu) mengirim rekaman video dia Making Love dengan Wak Udin. Aku melihat bagasi milikKu sudah terlihat di conveyor lalu aku angkat dan disimpan di troli, Aku lihat Pak Kumpi belum juga mengambil bagasinya hingga bagasi di conveyor habis.

Aku: “lho Pak Kumpi mana bagasinya...?”

Pak Kumpi: “euu,,,apa itu bagasi...?”

Aku: “oh ini barang bawaan Pak Kumpi yang lain apa selain tas itu...?”, tanya Aku, karena Pak Kumpi hanya menenteng tas jinjing yang di bawanya

Pak Kumpi: “ya ini aku bawa tas ini aja...!, aku belum faham ini jadi aku ikut Pak Adi aja..!”

Aku: “oh gitu ya sudah mari kita ke lobi penjemputan Pak ayo...!”,

Pantas saja dari sejak tadi turun dari pesawat berjalan disamping Aku terus, ternyata memang benar-benar Pak Kumpi baru sekali ini naik pesawat dan belum faham harus kemana setelah turun dari pesawat, dengan gaya dan penampilannya yang norak wajar saja Pak Kumpi begitu karena memang dia berasal dari daerah terpencil. Kami berdua berjalan menuju lobi bandara dan setelah sampai Aku telephon supir perusahaan ternyata sudah ada menunggu Aku di parkiran bandara. Aku dan Pak Kumpi melaju keluar denga mobil 4 wheel drive yang dikemudikan Aku, sementara supir perusahaan kembali ke kantor dengan sepeda motor bersama rekan kerjanya.

Hampir setengah perjalanan dengan mobil Aku merasa lelah dan lapar, saat melihat jam tangan ternyata menunjukan pukul 11.57 siang lalu Aku mengajak Pak Kumpi untuk makan siang di rumah makan yang ada di pinggir jalan lintas. Aku parkirkan mobil di parkiran rumah makan itu, kami berdua masuk dan tampak pengunjung yang makan di situ tidak terlalu banyak, Aku memilih tempat makan di lesehan pojok yang jaraknya jauh dari tempat duduk dan lesehan lainnya. Seorang pelayan perempuan datang menghampiri sambil memberikan daftar menu, Aku lihat Pak Kumpi memperhatikan dan melirik-lirik nakal matanya ke pelayan itu.

Pak Kumpi: “adoohh..! cantiknya ade ini lah,,,ayyy...!”, puji Pak Kumpi

Pelayan: “eumhmm...! bisa aja bapak ini...!”, jawab melayan sambil tersenyum simpul

Pak Kumpi: “ya,,ya..! benar cantik,,,ya Pak Adi ehehhee...!”

Aku: “iya cantik lah...!”, setuju dengan apa yang dikatakan Pak Kumpi

Memang pelayan itu cantik, putih, tampak rambut hitam tebal tergerai, usianya kira-kira masih sekitar 20 tahunan seumuran si Jessy sepertinya. Pak Kumpi tampaknya termasuk Bapak Tua yang suka berbasa-basi agak nakal, suka ngobrol bercerita apapun juga karena memang sudah lama menduda merasa kesepian dan kegatelan kalau melihat perempuan cantik. Selama di perjalananpun Pak Kumpi ngobrol dengan Aku sangat komunikatif, ramah dan juga humoris malahan sampai menceritakan masalah rumah tangga hingga pengalaman sexnya. Setelah Aku dan Pak Kumpi memesan makan dan minuman dan tak lama kemudian pelayan itu datang lagi dengan membawa pesanan kami dengan nampan sambil berlenggak-lenggok berjalan pelan. Aku dan Pak Kumpi memesan makan dengan goreng pepes ikan patin dan minuman air jeruk dingin.

Pak Kumpi: “iyyaa...!, jalannya aja uwiiih,,,bagus ini ehheee...!”, goda Pak Kumpi ke pelayan itu

Pelayan: “iiihh...! bapak ini nakal ya euhmmm...!”, seraya tersenyum malu-malu ke Pak Kumpi

Pak Kumpi: “yaahhaa...! habis kamu cantik ayo haaa...!”, puji Pak Kumpi lagi

Pelayan: “bapak ini...! mentang-mentang ga ada istrinya disini hayoo...!”

Pak Kumpi: “ohhoo...! aku memang sudah tidak punya istri ayoo,,,heheee...!”

Pelayan: “hmhmm...!, silahkan selamat makan Pak...!”, tersenyum ramah

Setelah beres menyimpan makanan dan minuman di atas meja lesehan lalu pelayan itu berlalu pergi berjalan menuju meja kasir memberikan nota yang kita pesan, mata Pak Kumpi terus menatap ke arah pelayan itu berjalan.

Aku: “eiiiyy,,,Pak Kumpi...! suka sama yang cantik ya...!”

Pak Kumpi: “ehhehee...! ya aku mau sama dia itu cantik hahhaaiii...!”

Aku: “istri Pak Kumpi dulu juga cantik kan...?”

Pak Kumpi: “ahh..! tidak juga..! jauh lah cantikan pelayan itu ehheee...!”

Aku: “nanti saya ajak Pak Kumpi kalau mau yang cantik-cantik lah...! ayo kita makan Pak...!”

Pak Kumpi: “ayyaahhaa...!, ya aku mau aja..! ajak aku sama yang cantik lah Pak Adi ehehheee...! ayo makan..!”

Karena rasa lapar dengan perjalanan cukup jauh Kami berdua makan sangat lahap. Setelah beres makan kami berdua ngobrol kesana-kemari hingga Pak Kumpi tak sungkan-sungkan lagi dengan Aku membicarakan dan membagi pengalamannya sexnya dan tampaknya dia sangat senang membahas masalah sex hingga kami berdua kembali memesan minuman dingin karena Aku terus meladenin obrolannya. Pelanggan lain yang makan disitu tampaknya sudah pada pergi dan hanya tinggal kita berdua yang masih bertahan di rumah makan itu. Karena susana sepi Aku membuka HP lalu memutar video rekaman adegan sex Cinta (istriKu) dengan Wak Udin yang dikiriman Cinta (istriKu) tadi pagi.

Aku: “Pak Kumpi mau lihat ga..?, ni saya punya video adegan sex seumuran Pak Kumpi dengan perempuan masih muda...!”

Pak Kumpi: “ya ya mau aku...! mana aku lihat lah...!”, jawab Pak Kumpi sangat antusias

Aku: “ini...! volumenya Aku pelankan ya...! biar ga terdengar sama yang lain...!”, bisik Aku

Aku menaruh HP di atas meja di hadapan Pak Kumpi, padahal Aku sendiri belum melihat adegan sex Cinta (istriKu) dengan Wak Udin karena tadi belum sempat saat di bandara.

Pak Kumpi: “auccchh....! waaahahaaa...! cantik sekali ini perempuannya..! putih mulus...! ayyayyaaahh badannya juga bagus ini eehh...!”, komentar Pak Kumpi pelan

Aku: “ya...! gimana..? Pak Kumpi suka...?”

Pak Kumpi: “aku suka sekali ini...! eiiyy...! mau juga perempuan cantik ini sama laki-laki seumuran aku ya...?”

Aku: “ya mau-mau saja Pak...!, asalkan badannya sehat...! apalagi kalau kemaluannya besar, panjang dan masih kuat sex pasti mau itu...!”

Pak Kumpi: “waaahh...! aku mau juga ini..! aku masih sehat lah...! kuat juga aku lawan perempuan muda begini...! cantik lagi...! ahhh,,,aku mau sekali...!”

Aku: “ya nanti Pak Kumpi saya ajak deh sex sama perempuan cantik dan masih muda kalau mau...!”

Pak Kumpi: “ayo aja...! aku mau,,,mau sekali ini...! auuuhh...! enak sekali bapak tua ini ya huuhh...!, yaa,,,hampir sama aja itu kemaluannya bapak tua ini dengan punya aku ini ahh,,,besar, panjang juga lah ehehheeeiii...! ”

Aku: “oh ya...! mantap kalau begitu...! pasti mau perempuan cantiknya sama Pak Kumpi...!”

Pak Kumpi: “ayo lah aku mau aja heheeeiii...!, tapi...? apa mau perempuan muda, cantik mirip ini sama aku...?, ehh,,,jelek, hitam, sudah ada keriput, umur tua juga ahhkk...!”

Aku: “hahaa...! yaa mau saja Pak...! tuh buktinya di video itu juga mau dia..!, perempuan cantik manapun kalau sudah lihat kemaluan Pak Kumpi besar, panjang dan sexnya kuat pasti kelepek-kelepek Pak...!”

Pak Kumpi: “ya,,ya...! bisa itu...! perempuan cantik ini nafsu sekali sama bapak tuanya..! sama-sama enak ehh mantap pelm purnonya ini..!”, karena pelafalan dan gaya bicara Pak Kumpi maksudnya film porno jadi pelm purno

Aku: “ayo Pak kita jalan lagi...! lihat videonya dilanjut di sana ya..! keburu malam nanti sampai di lokasi...!”

Pak Kumpi: “iya ayo...! waah,,,hebat aja ini film nya...!”

Aku dan Pak Kumpi bernajak dari duduk dan berjalan menuju kasir, selagi Aku mengambil dompet di dalam tas slempang tiba-tiba Pak Kumpi bertanya ke kasir sambil memberikan sejumlah uang.

Pak Kumpi: “ini uangnya...! sudah Pak Adi aku yang bayar ini...!”

Aku: “eehh Pak Kumpi jangan dong biar saya yang bayar...! jangan jangan ini aja Pak...!”

Pak Kumpi: “aahh sudah ga apa-apa aja...! aku ada uang juga ini dapat ganti rugi lahan banyak lah...!”, sambil menahan tanganKu yang akan memberikan uang pada kasir

Aku: “terima kasih lho Pak...! jadi Pak Kumpi yang bayarin saya makan ini...!”

Pak Kumpi: “ahh biasa aja aku..! tidak juga seberapa ini...!”

Memang Pak Kumpi orangnya baik, tampaknya ga itung-itungan terlebih dia baru mendapatkan banyak uang ganti rugi lahan dari perusahaan tambang yang melakukan pekerjaan penambangan di tanah miliknya. Kami berdua kembali melanjutkan perjalanan menuju lokasi tujuan dengan jarak tempuh kurang lebih sekitar 200 Km lagi dan memakan waktu sekitar 4-5 jam. Pak Kumpi tampak tertidur setelah kembali mengobrol dengan Aku, berselang 2 jam perjalanan akan sampai di lokasi. Saat sekitar 30 menit akan sampai lokasi, Pak Kumpi terbangun.

Pak Kumpi: “eummmhh...! uuhh aku tertidur ya..! eehh kasian Pak Adi ini nyetir sendiri terus..! kalau aku bisa gantian bawa mobil ini..! aku ga bisa ahahaa...!”

Aku: “ga apa-apa Pak santai saja...! ini sebentar lagi mau sampai...!”

Pak Kumpi: “ahh iya ini...! sebentar lagi sampai rumah aku itu..!”

Aku: “dimana rumah Pak Kumpi...?”

Pak Kumpi: “sebentar aja sampai paling 10 menit lagi...!”

Aku: “masuk lagi dari jalan besar ini kah rumah Pak Kumpi...?”

Pak Kumpi: “aah tidak..! rumah aku dipinggir jalan ini aja...!”

Benar saja tak lama sekitar 10 menitan Pak Kumpi memberikan kode sebentar lagi akan sampai rumahnya dan.

Pak Kumpi: “ya pelan-pelan aja...! itu rumah aku di sebelah kiri...!, ya masuk aja kesitu halaman rumah aku luas aja...!”

Aku: “okey...!”

Pak Kumpi: “ya sampai kita...!, ayo Pak Adi masuk ke rumah aku lah istirahat dulu..!”

Aku: “ayo Pak...!”

Setelah memarkirkan mobil Aku berjalan sambil menenteng makanan dan minuman yang Aku beli tadi di jalan, kami berdua masuk ke dalam rumah milik Pak Kumpi. Tampak di dalam rumah Pak Kumpi cukup rapih dan bersih walapun tinggal sendiri sepertinya Pak Kumpi juga rajin membersihkan dan merapihkan rumahnya, setelah Pak Kumpi mempersilahkan Aku duduk lalu mengeluarkan makanan dan minuman karena sudah waktunya untuk makan sore dan dirasa sudah lapar juga, kami berdua makan lagi sama-sama, selesai makan Aku ikut mandi di rumah Pak Kumpi, sehabis mandi Aku rebahan di lantai ruang tamu yang beralaskan karpet sambil ngobrol dengan Pak Kumpi membicarakan adegan sex yang ada di HP Aku hingga Aku tertidur pulas, sementara Pak Kumpi melanjutkan menonton kembali rekaman video adegan sex Cinta (istriKu) dan Wak Udin yang ada di HP milikKu karena Pak Kumpi sudah cukup istirahat dan tidur di mobil selama 1/3 perjalanan tadi.

Saat Aku terbangun langsung melihat jam tangan menunjukan pukul 9.45 malam berarti Aku tertidur sekitar 3 jam lebih dari jam 6 sore tadi. Pak Kumpi tidak nampak di ruangan itu padahal tadi ada di dekat Aku saat menonton rekaman video di HP. Sebentar Aku duduk lalu berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk kencing, letak kamar mandi di rumah Pak Kumpi melewati salah satu ruangan yang terdapat TV di situ sepertinya ruangan keluarga, di ruangan itu ada kamar tidur dan saat Aku berjalan melewati pintu kamar tidur itu samar-samar terdengar suara melenguh, mendesah secara reflek langkah kakiKu tertahan sejenak, lalu Aku berjalan pelan mendekati pintu kamar itu yang tidak tertutup sempurna dan tampak olehKu di dalam kamar itu Pak Kumpi sedang mengocok-ngocok batang kontolnya sambil melihat ke layar HP milikKu yang dipegang tangan kirinya, walau celah pintu itu sempit tapi cukup jelas terlihat oleh Aku untuk mengintip kelakuan Pak Kumpi di dalam kamar itu. Pelan-pelan suara lenguhan dan desahan Pak Kumpi makin panjang tapi jelas terdengar oleh Aku karena jarak pintu kamar itu sangat dekat dengan posisi duduk Pak Kumpi “oouuuhh....! ssss,,,hoooohh...! auuummm,,eumm,,eumm...! cupp,,cupp,,eumm..! adoooohh,,, Aku mau juga payudara kamu itu Cinta,,,uuuhh,,,mantap..! cantik sekali kamu...! ayyy,,,putih mulus..! auccchh badan kamu bagus sekali Cinta,,,aaahhk...!, hmmmgghh,,,ini kemaluan aku besar, panjang juga ayo kamu mau ya ya,,,auuucchh...!”, gumaman dan racauan Pak Kumpi sambil terus meilhat ke layar HP bersamaan dengan tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang kontolnya yang memang terlihat panjang dan besar, hitam berurat mengacung-ngacung tegang sambil menyebut dan memanggil nama Cinta. Aku kaget saat Pak Kumpi memanggil-manggil dan menyebut nama Cinta (istriKu) euu,,,Pak Kumpi tahu dari mana,,,?, apa Wak Udin di adegan sex sama Cinta (istriKu) memanggil dan menyebut nama Cinta,,,? Hmm,,? Pertanyaan dalam fikiranKu.

Pak Kumpi terlihat makin cepat gerakan tangannya mengocok-ngocok batang kontolnya sembari mulutnya terus memanggil-manggil Cinta, makin kencang terdengar dengusan, erangan dan desahannya saat mengeluarkan air maninya kencang memuncrat hingga menetes-netes cukup banyak ke lantai kamar “oouuuuuuhhkk,,,,aaaaargghh,,,ay,,ay,,ayyaauuuuhh,,,Cinta,,,aku mau kamu uuuuugghh cupp,,cupp,,cuppaahh...! kamu mau punya aku juga ini besar, panjang ayo,,,aaaahhkk,,,Cinta,,,cuppaahh...!, Aku melihat tangan Pak Kumpi makin pelan mengocok-ngocok batang kontolnya yang masih melelehkan air maninya seraya tak henti-henti memanggil dan menyebut nama Cinta sambil mencium ke layar Hp milik Aku, buru-buru Aku berjalan menuju kamar mandi untuk kencing dan setelah kembali dari kamar mandi ternyata Pak Kumpi masih ada di dalam kamarnya lalu Aku segera menuju ruang tamu.

Selang 10 menit Pak Kumpi Aku mendengar langkah Pak Kumpi menuju kamar mandi dan tak berselang lama Pak Kumpi keluar dari kamar mandi langsung berjalan ke ruang tamu, saat Pak Kumpi mendekat Aku pura-pura tidur. Sekitar 3 menit Aku membuka mata dan Pak Kumpi sedang duduk di kursi tamu.

Aku: “euuuhh,,,hoaaammm....! ehh Pak...! jam berapa ini..? hoaammm...!”

Pak Kumpi: “iyyaa...! jam 10 malam ini...! tenang aja masih belum terlalu malam juga ini..! nginap aja di rumah aku biar besok ke tambangnya lah...!”

Aku: “hoaammm...! ya,,,lelah juga perjalanan tadi Pak...! sampai ketiduran ini...!”

Pak Kumpi: “sebentar saya buatkan teh hangat ya Pak Adi...!”

Berselang 10 menit Pak Kumpi sudah kembali dengan membawa 2 gelas teh hangat manis dan membuka kue yang Aku beli di perjalanan tadi. Kami berdua minum dan makan kue sambil kembali ngobrol.

Aku: “sruuppaahh...!

Pak Kumpi: “besok aja kita sama-sama ke lokasi tambangnya lah...! tidur di rumah aku aja malam ini...!”

Aku: “iya Pak...! besok pagi-pagi saja kita ke lokasi tambangnya...!”

Pak Kumpi: “aku tadi lihat pelm purno di HP Pak Adi sampai habis itu heheheee...!”

Aku: “oh ya...! bagus ga adegan sexnya Pak..?”

Pak Kumpi: “waaahh...! mantapph itu..! perempuan cantiknya itu adooohh hebat eyyy...! badannya putih mulus bersih sekali aaahahaaa...! beruntung itu bapak tuanya dapat perempuan itu ehhh...! aku mau juga itu kalau ada aaayyhaaa...!”

Aku: “Pak Kumpi mau perempuan di film itu...?”

Pak Kumpi: “yaa,,,mau sekali aku adooohh,,,mantap itu kalau aku dapat eiiiheheeee...!, eh tapi itu orang kita lah yang di pelm purno itu lah...?”

Aku: “iya orang kita Pak..! bukan orang luar negeri sana...!”

Pak Kumpi: “wiiihheheeee...! mau sekali aku kalau dapat itu adoooohh...!”

Aku: “kalau Pak Kumpi mau nanti saya ajak ke sini perempaun di film porno itu...!”

Pak Kumpi: “ehh...! Pak Adi kenal lah sama perempuan di pelm itu...?”

Aku: “kenal Pak...! itu orang saya..!, bisa diajak ke sini kalau Pak Kumpi mau...!”

Pak Kumpi: “ahh...! bintang pelm purno dia lah...!, oh iyya namanya Cinta itu perempuan...!, bapak tua di pelm itu yang manggil namanya...!”

Aku: “iya Pak..! namanya Cinta...! dia bukan pemain film porno..! tapi orang saya yang mau coba merasakan berhubungan badan sama bapak tua seumuran Pak Kumpi...! tapi akhirnya ketagihan dia, jadi keterusan mau kontol bapak tua...!”

Pak Kumpi: “waaahh...! aku mau kalau begitu...!, ayo Pak Adi kalau bisa ajak dia kesini lah..! aku siap aja adooohh mantap..! aku mau itu berhubungan badan sama Cinta aeeehheheheee...!”, ketawa khas bapak tua/kake-kake

Aku: “ya bisa Pak...! nanti saya ajak Cinta ke sini kalau Pak Kumpi siap...!”

Pak Kumpi: “ya ya aku siap aja ini...! adooohh...! bisa kapan itu Pak Adi bawa Cinta ke sini lah...! ga sabar aku eiiii,,,heheheeee....!”

Aku: “bisa Pak...! nanti saya kondisikan dulu waktunya ya...!”

Pak Kumpi: “kenapa itu Cinta bisa mau sama bapak tua semuran aku ini...?, sudah tua, jelek, hitam, peot...! ahh,,bingung aku...!”

Aku: “ya Cinta mau saja...! asalkan bapak tuanya sehat fisiknya, kontolnya besar,panjang dan masih kuat sexnya..! satu lagi harus bisa jaga rahasia si bapak tuanya...!, itu syaratnya Pak...!”

Pak Kumpi: “ahh...! aku bisa jaga rahasia itu...! aku juga masih sanggup main-main sex sama perempuan muda lah..! sanggup aku aja 3 kali lawan 1 lah...!, nah punya aku juga hampir sama besar, panjang juga ini..! punya aku lebih besar lebih panjang juga dari bapak tua itu,,,ayo ehhehheeeeiii...!”

Aku: “saya percaya sama Pak Kumpi...! badan masih sehat dan bisa jaga rahasia juga ya...!”

Pak Kumpi: “iya itu...! bisa aku jaga rahasia lah...!”

Aku: “iya Pak nanti saya ajak Cinta ke sini ketemu sama Pak Kumpi...!, sepertinya Cinta mau berhubungan badan sama Pak Kumpi..! karena Pak Kumpi usianya hampir sama dengan bapak tua itu dan kalau saya lihat juga Pak Kumpi typenya Cinta lho...!”

Pak Kumpi: “ahh...! Pak Adi ini bisa aja buat aku senang lah...!, biar nanti kalau Cinta ke sini aku yang kasih uang untuk ongkos pesawatnya, mobilnya juga...! pokoknya aku yang bayar semuanya sampai disini...!, pas aja uang aku banyak lah..!”

Aku: “weiiss asik...! Pak Kumpi lagi banyak uang ya...!”

Pak Kumpi: “iya ini...! aku punya uang di bank itu hampir 5 miliar...! aku dapat dari pengganti lahan kebun aku yang terkena tambang itu, aku juga ada penghasilan dari kebun itu 30 juta dapat satu bulannya...! kebun aku luasnya 100 hehtar lebih itu...!, kalau kerja di tambang dapat sedikit buat beli rokok aja itu heheee..!”

Aku: “banyak sekali itu Pak..!, sabar nanti Cinta saya ajak ke sini..! tapi tunggu waktunya tepat Pak...!”

Pak Kumpi: “ya banyak uang aku itu..! bagus aja kalo cepat lah aiiihheheeee..! ga sabar aku ini sama Cinta ehh mantap itu...!, aku kasih uang banyak nanti itu Cinta kalau mau ketemua aku...!”

Aku: “mantap Pak...!, Aku ngantuk ni Pak..! tidur ah biar besok lebih enakan badannya...!”

Pak Kumpi: “ayo aja tidur di kamar itu Pak Adi...!”, kata Pak Kumpi sambil menunjuk ke arah kamar yang satu ruangan dengan ruang tamu

Aku beranjak berdiri lalu berjalan masuk ke kamar itu tampak rapih dan bersih dengan ranjang kayu dan kasur kapuk yang sudah ditutupi seprey, walau terlihat sederhana tapi cukup nyaman. Aku merebahkan badan dan tertidur pulas. Semalam tadi Pak Kumpi sangat antusias dan semangat sekali membicarakan adegan sex Cinta (istriKu) dengan Wak Udin, Aku mengerti semua yang diucapkan Pak Kumpi walau gaya bicara dan logatnya sangat kental sebagai orang daerah setempat.

Sehabis mandi pagi sekitar pukul 7 Aku dan Pak Kumpi berangkat menuju lokasi tambang langsung menuju kantin tambang untuk sarapan, Aku dan Pak Kumpi sarapan tidak dalam satu ruangan karena ruang makan karyawan staff terpisah dengan pegawai lainnya. Lalu lalang karyawan yang sarapan cukup banyak saat itu tapi tetap telihat disiplin mengantri. Banyak sekali Aku bertemu rekan kerja di kantin itu saling menyapa satu sama lain dan kita makan bersama. Setelah sarapan Aku langsung menuju kantor yang ada di lokasi tambang untuk mengolah data pekerjaan tambang yang sudah ada di meja kerjaKu, sementara itu Pak Kumpi berangkat menuju pos penjagaan di jalan tambang untuk melaksanakan pekerjaannya.

Tak Terasa 4 hari sudah Aku berada di lokasi tambang, seluruh file data dan dokumen yang menumpuk di meja kerjaKu telah selesai Aku kerjakan. Bearada di lingkungan pekerjaan tambang yang sehari-harinya berpakaian seragam tambang, helm dan sepatu safety, selalu menggunakan mobil double cabin 4WD bolak-balik ke PIT tambang dan ke kantor untuk mengambil data dan memonitor pekerjaan ditemani raungan suara knalpot alat berat membuat otot-otot ini tegang karena energi yang terkuras. Besok Aku bisa lebih santai bahkan bisa jalan-jalan untuk melepas lelah dan penat karena hanya tinggal menunggu data pekerjaan berikutnya. Saat jam 12 siang waktunya istirahat dan makan siang, Aku menuju kantin dan berpapasan dengan Pak Kumpi yang juga akan makan siang di kantin tambang.

Pak Kumpi: “hallu Pak Adi..! apa kabar..? ahh baru ketemu lagi ini...! sibuk lah...!”

Aku: “ehh Pak Kumpi..! baik Pak...! iya banyak sekali pekerjaannya..! tapi sekarang sudah selesai semua..! jadi besok saya bisa jalan-jalan tuh...!”

Pak Kumpi: “wah bagus lah itu...! ayo jalan-jalan ke kebun aku aja kalau mau...!, aku punya rompok di kebun itu..! kita bisa maka-makan disana enak teduh...!”

Aku: “oh ya...! ayo pak..!, Pak Kumpi makin gagah pakai seragam tambang ini ehh..!”

Pak Kumpi: “ehhehheee Pak Adi ini bisa aja puji-puji aku..!, besok aku jemput Pak Adi kesini..! pakai sepeda motor aku aja lah..! enak pakai motor aku bisa langsung masuk ke rompok itu..! pakai mobil jalan kaki lagi itu baik pakai motor aku..!”

Aku: “biar saya bawa motor inventaris ini saja Pak...! nanti pagi-pagi habis sarapan saya ke rumah Pak kumpi ya..!, oh ya saya mau foto sama-sama, mumpung lagi pakai seragam tambang ini..!”

Pak Kumpi: “ayo lah...!, ya bagus juga itu kalau Pak Adi ke rumah aku besok lah..!”

Aku: “okey..! sekarang kita makan dulu Pak...!”

Pak Kumpi: “ayo...!”

Setelah makan siang Aku kembali ke kantor dan hanya memonitor produktivitas pekerjaan, begitu juga dengan Pak Kumpi kembali lagi ke pos jaga melaksanakan tugasnya di jalan hauling tambang. Pada pukul 5 sore setelah selesai jam bekerja Aku menuju mess tambang untuk mandi dan istirahat, sambil merebahan badan di kasur kamar mess karyawan staff Aku telephon Cinta (istriKu).

Aku: “hallo sayang...! apa kabar..!”

Cinta: “hallo Papah sayang..! baik Pah...! Papah gimana...?, jangan lupa minum vitamin, banyak minum, makan juga...! jaga kesehatan Pah..!”

Aku: “baik sayang...! iya Papah selalu minum vitaminnya tiap malam ko..!”

Cinta: “Papah sibuk ya..? baru sekarang telephon Mamah...!, Mamah mau telephon Papah takut ganggu kerjaan Papah...!”

Aku: “iya sayang sibuk banget banyak kerjaan, tapi hari ini sudah selesai tuh..! jadi besok Papah bisa santai-santai..! tinggal nunggu data berikutnya saja...!”

Cinta: “Papah harus cukup istirahat juga dong..! jangan terlalu diporsir Pah...!”

Aku: “iya sayang...! ya gimana lagi kerjaannya numpuk Mah, kerjaan di meja kerja Papah kemarin harus selesai..!”

Cinta: “iya yang penting Papah harus tetap sehat ya..!”

Aku: “oh iya sayang..! Wak Udin sama Bah Amat belum datang lagi ke rumah kita...?”

Cinta: “besok Bah Amat suruh Mamah datang ke rumah kita..!, Mamah minta bersihin taman sama kebun, Bah Amat kan bisa juga kerja bersih-bersih Pah, jadi Mamah suruh dia saja..!, sekalian mau bicara sama Bah Amat kalau satu saat diajak sama Wak Udin ke rumah Bah Amat pura-pura belum kenal sama Mamah..!, kan Wak Udin orangnya baperan gitu Pah...!”

Aku: “iya Mah..! sekalian suruh Bah Amat bersihin rumah kebun sama rumah utama Mah..! biar kamu ga terlalu cape...!”

Cinta: “iya Pah...!, kalau si Jessy datang ke sini sih biasanya dia bantu Mamah beresin rumah..! tapi sudah 3 hari ini belum ke sini dia...!”

Aku: “ok Mah..!, ehh Mah..! Papah mau cerita ni..!”

Cinta: “cerita apa Pah...?”

Aku ceritakan sama Cinta dari awal bertemu sama Pak Kumpi di pesawat hingga sekarang dan ternyata Pak Kumpi bekerja di perusahaan tambang yang sama tempat Aku kerja. Aku ceritakan juga latar belakang Pak Kumpi yang dulunya berpropesi sebagai tukang pencari dan penebang kayu di hutan, tapi seiring bertambahnya usia sekarang Pak Kumpi bekerja di perusahaan tambang sebagai penjaga pos keamanan jalan hauling tambang, walaupun sudah berumur 64 tahun tapi Pak Kumpi masih terlihat tegap, sehat dengan otot-ototnya masih tercetak jelas walau sudah mengendur dan keriput dibeberapa bagian tubuhnya karena dimakan usia, berkulit hitam, rambut ikal beruban dengan tinggi badan hampir sama dengan Bah Amat, postur tubuhnya tidak gemuk dan tidak juga kurus. Pak Kumpi statusnya sudah lama menduda tanpa memiliki anak. Kebetulan ketemu sama Papah saat di pesawat karena dia baru pertama kali naik pesawat jadi belum faham harus kemana setelah turun dari pesawat, akhirnya terus ikut sama Papah karena rumah Pak Kumpi juga berada satu wilayah Desa dengan lokasi tambang tempat Papah bekerja, malahan tanah lahan kebun milik Pak Kumpi terkena pekerjaan penambangan makanya datang ke Jakarta untuk menerima uang pembebasan lahan dari perusahaan tambang ini.

Pak Kumpi orangnya baik, ramah, humoris senang ngobrol juga karena mungkin sudah lama kesepian hidup sendiri di rumahnya jadi kalau ketemu sama Papah seneng sekali dia ada teman bicara, semua dibicarakannya termasuk membahas masalah sex paling senang tuh Pak Kumpi membagi pengalamannya. Saat sampai di Desa ini sore hari, malamnya Papah nginap di rumah Pak Kumpi karena dia ngajak ngobrol sampai Papah ketiduran di rumahnya. Obrolan Pak Kumpi itu paling senang kalau bicara masalah sex, makanya saat nginap di rumahnya itu Papah kasih lihat video rekaman adegan kamu dengan Wak Udin, tapi Papah ga kasih tahu Pak Kumpi kalau kamu istri Papah. Saking sukanya sampai-sampai Pak Kumpi onani mengocok-ngocok kontolnya sendiri sambil melihat adegan sex kamu sama Wak Udin di HP Papah yang dia bawa ke dalam kamarnya, sementara Papah tertidur di ruang tamu rumahnya. Saat Papah berjalan ke kamar mandinya mau kencing Papah mendengar desahan dan erangan Pak Kumpi di dalam kamarnya lalu Papah intip dan ternyata Pak Kumpi sedang onani sambil melihat ke arah layar HP Papah yang dipegangnya. Papah terus intip dia di celah-celah pintu kamarnya yang agak sedikit terbuka, waaah,,,Papah lihat batang kontol Pak Kumpi lebih besar dan panjang dari batang kontol milik Bah Amat lho sayang. Menurut Papah sih kayaknya si Pak Kumpi ini model bapak tua/kake-kake type kamu juga sayang, hasrat sexnya masih besar juga tuh, jadi Papah rasa kamu bakalan cocok deh sama Pak Kumpi.

Cinta: “iiihh,,,Papah panjang banget ngejelasinnya sampai detil gitu hmhmmm..!”, jawab Cinta sambil tersenyum

Aku: “ya biar jelas saja sayang...!”

Cinta: “ada foto Pak Kumpi ga di HP Papah..?, kalau ada coba Mamah pengen lihat fotonya Pak Kumpi kalau gitu..!”

Aku: “boleh..! Papah kirim foto Pak Kumpi sekarang ya sayang..!”

Aku menutup telephon dan mencari foto Pak Kumpi di HP, saat menemukan foto Pak Kumpi bersamaKu waktu di kantin dengan pakaian seragam tambang lalu Aku kirimkan ke Cinta (istriKu) Via chat WhatsApp. Berselang 5 menit Aku kembali telephon Cinta (istriKu) dan

Aku: “hallo sayang...! gimana Pak Kumpi menurut kamu sayang..!”

Cinta: “iya sih Pah..! type Mamah juga tuh Pak Kumpi...!, bisa aja Papah nebak-nebak selera Mamah..!, model bapak tuanya yang ndeso gini Mamah suka..!”

Aku: “ya Papah faham lah sayang...!, kalau kamu mau bisa lah nanti ketemu sama Pak Kumpi ya..!”

Cinta: “ketemu gimana Papah ini..? kan jauh Pah..!”

Aku: “ehh iya Papah kan besok diajak Pak Kumpi ke rompok kebunnya miliknya dia..!, katanya disana udaranya segar, sejuk gitu..!, nah nanti disana Papah mau lihatin lagi rekaman video adegan sex kamu sama Bah Amat ya..! sama film porno lainnya..!, Pak Kumpi doyan sekali lihat film porno..!, nah nanti Papah kenalin Pak Kumpi sama kamu sayang..!, Papah usahakan kamu sama Pak Kumpi bisa video call sex ya biar seru..!”

Cinta: “iih Papah..! baru kenal masa langsung video call sex sih..! malu ah..!”

Aku: “ga apa-apa sayang..! Pak Kumpi pasti senang tuh..!, ehh iya sayang..! saat Papah intip Pak Kumpi onani di kamarnya itu ngocok-ngocok batang kontolnya sambil nyebut-nyebut nama kamu lho sayang..!, Cinta oohh,,,Cinta aku mau kamu uuhh,,,kamu cantik sekali Cinta...! gitu sayang..!”

Cinta: “ahh masa..? beneran Pah...?”

Aku: “beneran sayang...! ngapain Papah bohong..!”

Cinta: “iiihh ko bisa ya..! ya sudah Papah yang atur deh..! Mamah ngikut Papah saja..!”

Aku: “okey sayang..! nanti Papah atur..! pokoknya kamu ikut apa kata Papah saja ya..!”

Cinta: “iya Papah sayang..!, eh tapi kan besok ada Bah Amat juga di rumah kita Pah..! gimana..?”

Aku: “ya lebih bagus dong..! klo bisa sambil video call sama Pak Kumpi, ajak Bah Amat adegan sex sama kamu sayang..!, Papah juga mau lihat pasti seru banget tuh..! ya sayang..!”

Cinta: “iya deh Pah..! nanti Mamah coba moga aja bisa..!, tapi Papah yang duluan telephon Mamah ya..!”

Aku: “iya sayang..!, Papah mau tidur ya..! malam sayang..!”

Cinta: “iya malam Papah sayang..! selamat bobo ya...!”

Setelah Aku menutup telephon Aku langsung tidur nyenyak hingga pagi jam 5 baru Aku terbangun lalu mandi, selesai mandi Aku siapkan madu dan oliv oil serta perlengkapan HP seperti ear phone threepot dan kamera handycam juga tak lupa perlengkapan mandi. Sekitar jam 6.30 Aku sarapan di kantin tambang dan sehabis sarapan Aku mengambil motor jenis trail di garasi khusus sepeda motor inventaris tambang. Aku melaju dengan sepeda motor menuju rumah Pak Kumpi pada jam 7 pagi. Tampak Pak Kumpi sudah siap meunggu Aku di depan rumahnya, kami berdua langsung melaju dengan sepeda motor masing-masing Pak Kumpi memakai sepeda motor jenis matik sementara Aku memekai sepeda motor jenis trail. Sesampainya di pasar Pak Kumpi belanja bahan makanan (kue, makanan ringan, sayuran dan laik pauk) dan minuman (air mineral dan soft drink) untuk perbekalan di rompok kebunnya, dirasa semua sudah cukup lengkap kami berdua melanjutkan perjalanan menuju rompok kebun milik Pak Kumpi. Aku dan Pak Kumpi melaju pelan saja menyusuri jalan tanah bekas loading kayu perusahaan HPH yang sudah lama tidak digunakan lagi dengan lebar badan jalan sekitar 10 meter. Pak Kumpi berbelok ke kiri masuk ke jalan setapak, Jarak dari jalan bekas perusahaan loading kayu ke arah jalan setapak sekitar 3 kilometer, Pak Kumpi melaju dengan sepeda motornya di depan Aku menyusuri jalan setapak itu yang cukup nyaman dilalui dengan sepeda motor dan sekitar 2 kilometer sampailah kami berdua di rompok Pak Kumpi yang asri dan bersih walau tampak sederhana terbuat dari kayu papan dan anyaman bambu yang berbentuk rompok panggung pada bagian bawahnya ada bangku kayu berupa lesehan untuk tiduran lalu kami berdua memarkirkan sepeda motor di bawah kolong rompok itu.

Tampak area kebun yang ada rompoknya dikelilingi oleh pagar kawat berduri dan saat mematikan sepeda motor terdengar suara gemericik air di belakang belakang rompok, lalu Aku berjalan ke arah suara gemericik air itu dan Aku melihat aliran sungai yang tidak terlalu besar berair jernih dan berbatu dengan pohon-pohon besar di pinggir sungai menambah kesejukan dan keteduhan di sekitarnya. Rompok kebun milik Pak Kumpi yang ditata rapi dengan dikelilingi bunga2 liar di sekitar rompknya menambah susana makin indahan dan asri. Pak Kumpi menghampiri Aku yang berdiri di pinggir sungai.

Pak Kumpi: “ini rompok kebun aku Pak Adi...!, ya untuk sekedar istirhat lah..! aku sering tidur di rompk ini kalau di rumah suntuk enak disini sejuk..!”

Aku: “iya Pak...! enak disini indah, sejuk, asri suasananya adem banget..! mantap Pak..!”

Pak Kumpi: “iya itu...!, Pk Adi sering-sering ke sini aja sama aku..! udaranya bersih disini lah..!”

Aku: “boleh-boleh Pak..! saya bisa betah ini...! sssshuuuuuhh segaaarr...!”

Pk Kumpi: “aman aja disini..! aku keliling pagar kawat duri itu sampai 1 hektar itu..!”

Aku: “oh ya...! mantap Pak..! enak mau ngapai-ngapain juga dong..! ga ada orang bisa masuk sini ya..!”

Pak Kumpi: “ya itu..! bawa cewek ke sini bisa aja itu..! ga ada orang lain bisa lihat juga lah heheeee...!”

Aku: “hahaaa iya Pak...!”

Pak Kumpi: “itu Cinta kalau mau ketemu aku bisa disini aja lah..! lebih enak udaranya segar ini..!”

Aku: “iya Pak..! Cinta pasti kerasan disini..! susananya sejuk, segar ada sungainya lagi enak untuk mandi-mandi ya..!”

Pak Kumpi: “ya itu..! bisa mandi-mandi di sungai air nya jernih segar..!”

Aku: “iya mantap Pak Kumpi punya rompok kebunnya..!”

Pak Kumpi: “ayo kita ke rompok makan-makan dulu lah Pak Adi..!”

Aku: “ayo Pak..!”

Pak Kumpi dan Aku berjalan menuju rompok dan naik masuk ke dalam rompok, susana di dalam rompok cukup nyaman karena bersih dan rapi dengan beralaskan kayu yang sebagian dilapisi karpet plastik dengan atap pelepah sejenis daun palm sehingga tidak terasa panas saat berada di dalam rompok ditambah dengan 6 jendela menabah ventilasi yang cukup baik hingga terasa adem. Di dalam rompok terdapat dua kamar tidur dengan kasur kapuk dan kelambu dan dapur, sementara kamar mandi ada di bawah dekat pakiran sepeda motor.

Pak Kumpi dan Aku makan kue dan minum soft drink yang dibeli di pasar tadi, sementara sayuran dan lauk pauknya disimpan untuk dimasak nanti saat makan siang tiba. Pak Kumpi dan Aku sambil ngobrol bicara kesana-kemari dan ujung-ujungnya Pak Kumpi kembali membicarakan Cinta (istriKu).

Pak Kumpi: “bagaimana itu Cinta..! sudah mau kesini lah..ehhehheee..!”

Aku: “oh iya..! bentar saya telepon Cinta sekarang Pak..!”

Pak Kumpi: “ya ya bagus aja itu...!”

Aku mengeluarkan Hp di dalam tas gendong lalu ngechat via WhatApp kalau Aku akan telephon dan sekarang sudah di rompok kebun Pak Kump, Aku kasih tahu kalau dia (Cinta/istriKu) dan Aku seolah-olah bukan suami istri/sebagai teman saja saat Aku bersama/dekat dengan Pak Kumpi, dan Cinta (istriKu) setuju apa yang Aku sarankan. Aku video call Cinta (istriKu)

Aku: “hallo...! apa kabar...?”

Cinta : “haai..! baik...! kamu disana gimana baik juga kan...?”

Aku: “baik lah..!, kamu sendiri kan..?”

Cinta: “sendiri..! ehh ada Bah Amat tuh lagi bersih-bersih rumah kebun..!”

Aku: “oh ya...! ini Aku sama Pak Kumpi sekarang d rompoknya..! waah enak susana rompok kebun nya Pak Kumpi lho...! ndah, adem, sejuk, segar suasananya mantap lah pokoknya..! kamu akan betah deh kalau ada disini..!”

Cinta: “oh ya...! mana coba lihat...!”

Aku: “ni....!”

Aku memegang HP sambl berputar memperlihatkan susana di dalam rompok, lalu Aku berjalan menuju jendela dan memperlihatkan halaman depan rompok, kembali Aku berjalan menuju jendela belakang ke arah aliran sungai di belakang rompok milik Pak kumpi

Cinta: “waaahh indah sekali...! iiihh ada sungainya juga...! bening sekali airnya, seger kayaknya mandi-mandi disitu ya...! bagus ih adem, sejuk banget kayaknya...!”

Aku : “iya..! pokoknya kamu bakalan betah kalau ada di sini..!”

Cinta : “iya ih enak banget suasananya...!”

Lalu Aku berjalan lagi mendekati Pak Kumpi dan duduk di sampingnya sambil terus Aku video call ke Cinta (istriKu) sambil memasang threepot HP lalu Aku simpan HP mlikKu di threepot itu agar video callnya lebih enak dan leluasa.

Aku: “ini Pak Kumpi mau kenalan katanya sama kamu nah...!”

Aku putar threepot agar layar Hp mengarah ke Pak Kumpi

Cinta: “hallo Pak..! Pak Kumpi ya..! saya Cinta salam kenal ya Pak..!”

Pak Kumpi: “hallu....! aiyyyy,,,adoohh salam kenal lah..! Cinta apa kabarnya..?”

Cinta : “baik Pak...! Pak Kump baik juga kan...?”

Pak Kumpi: “ya aku bak aja...! ini sama Pak Adi jalan-jalan ke rompok aku..! enak disini sejuk udaranya masih segar aja..! ayo kapan mau datang ke sini lah heheeee...!”

Cinta: “oh iya Pak...! kapan ya...? Cinta mau sih datang ke situ..! ya nanti cari waktunya yang tepat Pak

Pak Kumpi: “ayo lah aku tunggu..! baik lebih cepat Cinta datang ke sini..! aku kasih ongkos pesawatnya sama ongkos mobilnya biar aku bayar semuanya sampa disini lah ayo heheee..!”

Cinta: “iya Pak..! coba bicara sama Pak Adi biar waktunya diatur Pak..!”

Pak Kump: “ya ya..! aku bicara sama Pak Adi aja atur waktunya lah..! bisa juga aku transferr uangnya 100 juta cukup lah untuk ongkosnya sampai disini...!”

Cinta: “oh ya cukup Pak..!”

Pak Kumpi: “ya ya bagus aku trasferr aja uangnya lah biar Cinta atur sendiri lebih enak itu..!”

Cinta: “iiih..! Pak Kumpi baik banget sama Cnta..! makasih ya Pak hmhmm..!”

Pak Kumpi: “ya terima kasih juga mau kenal sama aku yang jelek sudah tua juga ini lah hehheee...!”

Cinta: “eeehh..! siapa bilang Pak Kumpi jelek, masih gagah, sehat juga tuh..!”

Pak Kumpi: “addooohhooo..! baru ini aku dibilang gagah sama perempuan cantik ehheeeiyy..!”

Cinta: “ya beneran Pak Kumpi masih gagah ko ya Pak Adi..!”

Aku: “iya bener...! Pak Kumpi juga ngesexnya masih kuat tuh..!, kalau ga percaya coba aja nanti ngesex sama Pak Kumpi kalau kamu datang ke sini Cinta..!”

Pak Kumpi: “ahhaaiyyy...! Pak Adi ini hehheeeii..!, tapi benar juga itu aku masih kuat lah adooohhooo..!”

Cinta: “waaah hebat dong..!, oh iya tolong jagain baik-baik Pak Adi ya Pak Kumpi..! dia teman baik Cinta, sangat perhatian juga sama Cinta..!”

Pak Kumpi: “iya itu pasti aku jaga dia..! aman lah sama aku..! Pak Adi juga teman baik aku ini..!”

Cinta: “iya..! makasih Pak..! ehh tadi beneran Pak Kumpi masih kuat ya sex nya hayo,,,hmhmmm..!”

Pak Kumpi: “addooohhoo..! ya ya masih kuat aja aku kalau sex itu..! sanggup aja aku lawan perempuan muda lah 3 kali aku baru satu itu nah hehheeeii..!”

Maksudnya Pak Kumpi perempuan muda 3x keluar/ejakulasi saat bersetubuh dengan dia (Pak Kumpi), sementara dia (Pak Kumpi) masih satu kali keluar/ejakulasi

Cinta: “iiih hebat dong Pak Kumpi..!”

Pak Kump: “ayo kesini kalau mau coba..! nanti kamu baru percaya aku ini lah hehheeeeii..!”

Cinta: “iya deh Pak..! tapi biasanya kalau sexnya masih kuat bisa dilihat dari alat kelaminnya tuh Pak..! kalau besar, panjang itu tandanya masih kuat hmhmmm...!”

Pak Kumpi: “aku ga paham itu..! tapi punya aku ini masuk besar panjang juga lah ehhehheeeii...!”

Cinta: “oh ya..! mana coba Cinta mau lihat kemaluan Pak Kumpi kalau boleh hayo,,,hmhmmmm...!”

Pak Kumpi: “adooohhoooo...! malu aku..! punya aku ini hitam, keriput, sudah banyak putih rambutnya ahh jelek hehheeeii..!”

Cinta : “ga apa-apa Pak..! ga usah malu..! justru Cinta mau lihat yang hitam, keriput kayak punya Pak Kumpi hmhmmm..!”

Pak Kumpi: “addooohh..! bagaimana ini..! malu aku sama perempuan cantik kaya kamu itu ahh..! nanti kamu takut sama aku ini..!”

Cinta: “ngga Pak...! Cinta malah mau lihat punya Pak Kumpi..! biar Cinta yakin kalau Pak Kumpi masih kuat sexnya hayoo,,hmhmmm..!”

Pak Kumpi: “addooohaaaiyyy..! bagaimana ini Pak Adi ehehheeeii..!”

Aku: “ga apa-apa Pak..! tuh Cinta sendiri yang mau lihat kontol Pak Kumpi katanya, ga usah malu Pak..! ayo saya temani Pak Kumpi deh..! kita sama-sama buka baju sama celana biar Pak Kumpi ga malu ya..! kamu juga Cinta sama-sama kita buka baju dan celananya barengan ayo..!”

Cinta: “iya Pak Kumpi..! Cinta juga mau buka bajunya ni..! ayo kita sama-sama buka bajunya biar adil kan hmhmmm..!”

Terliihat di layar HP Cinta membuka satu persatu baju dan celananya dan tampak sekarang hanya mengenakan BH warna hitam dan celana dalam juga warna hitam sehingga terlihat kontras dengan warna kulit Cinta (istriKu) yang putih, mulus dan bersih.

Aku: “ayo Pak kita sama-sama buka baju dan celananya yu..!”,

Kata Aku sambil membuka baju kemeja berbahan flanel dan kaos T-shirt juga celana panjang berbahan jeans, Aku tinggal mengenakan celana dalam saja di samping Pak Kumpi yang juga sudah membuka baju kemeja lengan pendeknya tapi masih ragu-ragu saat akan membuka celana panjangnya.

Pak Kumpi: “addoooohhaaiyyy...! malu aku ini ahh..! aku biasa tidak pakai celana dalam ini ehhehheeeii..!”

Aku: “oh ya ga apa-apa Pak..! ayo saya buka juga celana dalam ni..!”, kata Aku seraya membuka celana dalam dan tampak jelas kontol Aku yang masih lembek kecil mengerucut.

Pak Kumpi: “ayo..! ga apa-apa juga lah..! biar Cinta lihat punya aku ini ehheeeeii..!”

Tangan Pak Kumpi mulai membuka resleting celana panjangnya sedikit agak kesulitan karena dengan posisi duduk dan byaarrrrrrrr...., tampak batang kontol Pak Kumpi walau masih terkulai layu tapi tampak terlihat panjang dan besar. Akhirnya kami berdua benar-benar telanjang bulat yang sudah barang tentu terlihat jelas oleh Cinta (istriKu) di layar Hpnya. Reflek kedua telapak tangan Pak Kumpi menutupi batang kontolnya saat celananya sudah terlepas dari tubuhnya.

Cinta: “ehh..! kenapa ditutup Pak..! dibuka saja..! kan Cinta mau lihat ayoo,,,hmhmmm..!”

Aku: “tuh Cinta minta dibuka saja Pak..! mau lihat kontol Pak Kumpi katanya..! saya juga dibuka ni..!”

Pak Kumpi: “addooohhaaiiyy...! aucccchh...! nah,,,hahaaaa..!, ahh jelek punya aku ini..!”

Cinta: “iihh..! ngga Pak..! justru Cinta seneng ko lihat punya Pak Kumpi..! aduuuhh..! masih layu saja sudah kelihatan besar, panjang Pak..!”

Pak Kumpi: “aucccchh...! heheeeeii..! iya ini masih belum keras aja..! kalau sudah keras besar, panjang punya aku ini ehheeeeii...!”

Cinta: “Cinta buka juga ya BH sama celana dalamnya biar sama-sama telanjang hmhmmm..!”

Kembali terlihat di layar HP miliKu Cinta membuka pelan-pelan BHnya dan byaaaaarrrrrrrr......, kedua payudara putih mulus, menonjol mengkal dengan kedua puting dan areola berwarna merah muda milik Cinta (istriKu) terpampang jelas di layar HP Aku, tampak mata Pak Kumpi seakan mau loncat, melotot tak berkedip saat menyaksikan kedua payudara Cinta (istriKu).

Cinta: “hallo Pak Kumpi..!, gimana...? apa harus dibuka juga celana dalam saya hmhmmm..!”

Pak Kumpi: “addoooohhoooo...! ya ya buka aja celananya itu..! uwiiiiihhh,,,bagus sekali itu payudaranya aaaiyyy...!”

Cinta perlahan berdiri dan membuka celana dalamnya pelan-pelan dan waaaaaaawwww...., gundukan tembem daging memek Cinta yang ditumbuhi bulu hitam tipis pada bagian atasnya yang dicukur rapi sangat kontras dengan kulit area selangkangan Cinta yang putih mulus dan bersih, Pak Kumpi mengalihkan pandangannya ke area selangkangan Cinta (istriKu). Cinta melangkah mundur lalu duduk di kursi sofa sambil membenarkan posisi layar HPnya hingga seluruh bagian tubuh Cinta terlihat jelas di layar HP milikKu.

Cinta: “euhmmm..! itu kemaluan Pak Kumpi biar cepat keras harus digimanain hayoo hmhmmm..!”

Pak Kumpi: “aiiyyaahaaa..! harus dipegang-pegang perempuan ini baru keras itu hahhaaa..!”

Cinta: “yaa..! Cinta kan jauh Pak..! kalau dekat sih Cinta mau pegang kemaluan Pak Kumpi hmhmmm..!”, sambil melempar senyum genit ke Pak Kumpi

Pak Kumpi: “adoooohhaaaiiyy..! maka itu Cinta cepat aja datang ke sini lah..! bagus itu biar sama-sama bisa pegang-pegang kita hahhaaaaiii...!”, tersenyum riang

Cinta: “terus gimana sekarang..? Cinta mau lihat kemaluan Pak Kumpi besar keras gitu..!”

Pak Kumpi: “aiiihhaaa...! gampang aja itu..! bisa aku kocok-kocok punya aku ini sebentar keras lah..!”

Cinta: “iya Pak..! dikocok-kocok saja sambil lihat punya Cinta ini ya..!”, ujar Cinta (istriKu) sambil memegang, mengusap-usap, meremas-remas kedua payudaranya dari bawah ke atas hingga tampak kedua payudara Cinta (istriKu) makin menonjol bergoyang-goyang kenyal menantang birahi Pak Kumpi

Pak Kumpi: “ya ya bisa itu..! cepat keras burung aku ini lihat payudara Cinta aaiiyyaaahahaaa..!”

Aku: “ini Pak..! dikocok-kocoknya pakai minyak ini biar licin..! sini telapak tangan kanan Pak Kumpinya..!”, sahut Aku sambil menenteskan oliv oil melumuri telapak tangan kanan Pak Kumpi dengan oliv oil

Pak Kumpi: “ya..! bagus aja pakai ini..! enak licin itu..!”

Aku merubah posisi threepot lebih dinaikan lagi agar video call sexnya bisa sambil berdiri dan lebih leluasa supaya terlihat jelas semua bagian tubuh Pak Kumpi oleh Cinta (istriKu). Aku mengajak Pak Kumpi untuk berdiri sambil video call sex (VCS), tampak batang kontol Pak Kumpi sudah menggelantung kenyal walau belum ngaceng tapi sudah nampak besar dan panjang efek dari rangsangan obrolan cabul dengan Cinta (istriKu) yang sudah telanjang bulat membangkitkan gairah birahi dan decak kagum Pak Kumpi. Batang kontol Pak Kumpi yang mulai bereaksi kontras dengan buah zakarnya yang hitam, keriput, menggelayut ditumbuhi bulu-bulu memutih yang jarang tampak sedikit bergerak-gerak karena gerakan dari biji pelernya. Pak Kumpi terlihat mulai mengoles-oles oliv oil ke batang kontolnya sambil mengocok-ngocok pelan terus dan terus makin intens mengocok-ngocok kontolnya hingga terdengar suara crekk,,,crekk,,,crekk,,,crakk,,,crekk,,,crakk,,,crekk..... dan

Pak Kumpi: “nah punya aku sudah mulai keras ini auccccchh,,,hahaaa..!”

Cinta: “iya Pak Kumpi..! terus dikocok ya...! iiihh bagus Pak..! besar,,panjang ya..! Cinta suka deh..!”

Pak Kumpi: “auuuhohooo...! ya itu cepat-cepat Cinta ke sini lah kalau suka punya aku ini hahhaaa..!, aku suka juga punya kamu itu adoooohh..! putih mulus, bersih..! bagus itu badannya ehh..! baru ini aku lihat perempuan cantik telanjang sama-sama aku ehh...! mantaph...!”

Cinta: “hmhmmm..!”, tersenyum genit sambil meraba-raba dan meremas-remas kedua payudaranya hingga kedua putingnya yang merah merona bergerak naik turun menggoda birahi dan merangsang libido Pak Kumpi, sesekali tangan kiri Cinta (istriKu) meraba-raba kemaluannya sambil menggigit bibir bawahnya lidahnya tampak berputar membasahi bibirnya makin tambah seksi menggoda naluri sex Pak Kumpi.

Pak Kumpi: “adooohh...! cek cek cek glekk,,,aahh,,,aku mau itu aaahahaaa..! putih mulus bersih ehh mantap..!, kalau aja dekat aku terkam sudah itu payudaranya Cinta aiiiihhahaaa...!”, sahut Pak Kumpi mulutnya berdecak kagum sambil menelan air liur yang meleleh di dalam mulutnya melihat raut wajah cantik dan kemolekan tubuh Cinta (istriKu).

Cinta: “iiih Pak Kumpi nakal juga ya hmhmmm..!”

Pak Kumpi: “auuuhhuhuuu...! ya ya aku pasti nakal kalau lihat Cinta ini ehh..! cantik, badannya mantaph..! siapa orangnya yang ga mau lah hehheee..!”

Cinta: “aduuhh..! Pak Kumpi bisa aja..!, cinta juga suka lihat tubuh Pak Kumpi masih kekar ya, burungnya besar, panjang lagi..!, sambil dikocok-kocok burungnya Pak..! biar enak..! hmhmmm..!”, pinta Cinta (istriKu), memang ukuran kontol milik Pak Kumpi jauh lebih besar dan panjang dari ukuran kontol milik Aku bahkan dengan kontol milik Bah Amat dan Wak Udin, makanya istriKu langsung sreg dengan Pak Kumpi.

Pak Kumpi: “auccchh..! hahaaii..! ya..ya..! ini saya kocok untuk cinta biar cepat keras lah..!”, jawab Pak Kumpi sambil terus mengocok-ngocok batang kontolnya, begitupun Aku ikut mengocok-ngocok kontol dengan tanganku sendiri menemani Pak Kumpi agar tidak malu dan canggung.

Cinta: “iya Pak..! terus dikocok-kocok ya..! kalau sudah keras burungnya Pak Kumpi untuk Cinta ya..! ssshhmmm,,,,aahh..!”, Cinta mendesah genit, tangannya terus meremas-remas payudara dan meraba-raba memeknya

Pak Kumpi: “adohhoooo..! ya..ya..! ini burung aku sudah keras aucccchh,,,,ahhahhaaa..! ssshhmmm..! hooohk,,,enak juga ini aiiyyy..!”

Cinta: “ssshmmmhh..! ooohh..! burung Pak Kumpi untuk Cinta ya..! sini dong Pak Kumpi..! Cinta ga tahan mau burungnya Pak Kumpi iiihh...!”

“auuuuwwhhuhuuu..! ya ya..! burung aku ini untuk Cinta aja..! adodooohh..! saya mau dekat-dekat sama Cinta lah..! ssshooohh..!”

Cinta: “ooohh..! Pak Kumpi..! gimana kalau burungnya Pak Kumpi dikocok-kocok sama tangan Pak Adi, burung Pak Adi dikocok-kocok sama tangan Pak Kumpi..! bayangin aja yang ngocok-ngocok burung Pak Kumpi itu tangan Cinta ya..! mau ya Pak..? sshmmmhh..!”

Pak Kumpi: “adoohhooo...! ya..ya..! apa maunya Cinta, aku ayo aja lah..! buat Cinta bahagia aku siap aja itu ahahaaaii..!”

Jawaban Pak Kumpi terdengar sangat tegas dengan penuh rasa percaya diri akan selalu siap dan mau apapun yang Cinta (istriKu) minta, tampaknya Pak Kumpi sudah terpesona akan kecantikan dan kemolekan Cinta (istriKu) juga terhipnotis oleh rayuan, godaan dan rangsangan Cinta.

Cinta: “ssshmmmhh..! aduuuh Pak Kumpi baik banget sama Cinta..! Cinta makin suka deh sama Pak Kumpi hmhmmm..!”

Pak Kumpi: “aiiyyyaahaaa..! aku juga suka sama Cinta lah..! euu,,,tapi anu itu,,,Pak Adi nya mau ga ngocok burung punya aku ini ahaaaaaiii..! pasti lah Pak Adi nya ga mau itu ehehheeeeiii..!”

Cinta: “iiihh...! kalau Pak Adi mau saja Pak..! apa yang diminta Cinta selalu dipenuhinya..! ya kan Pak Adi hmhmmm..!”

Ahhk....!, anjrittt...!, Aku dikerjain Cinta ini, masa Aku harus ngocok-ngocok kontol Pak Kumpi, aarrggh sialan....! (gumam Aku meraju dalam hati). Karena dorongan ingin tersalurkannya hasrat fantasi liar ini terpaksa Aku menyanggupi keinginan Cinta (istriKu) dan Aku hanya menganggukan kepala ke Pak Kumpi tanda setuju apa yang diucapkan Cinta.

Pak Kumpi: “ahahaaaaiii..! bisa aja itu Cinta lah..! dibikinnya Pak Adi susah itu ehheeeii..!, kalo aku mau aja itu..! untuk Cinta bahagia aku sanggup lah heheeeiii...! ayo aku kocok punya Pak Adi itu..!”

Karakter Pak Kumpi yang memang tipe orang gampang akrab dan sangat humoris sehingga tidak ragu dan canggung lagi padaKu, tangan kanan Pak Kumpi dengan cepat segera memegang dan mengocok-ngocok kontolKu. Aku terdiam kaget dan bingung dibuatnya, terus dan terus tangan Pak Kumpi makin intens mengocok-ngocok kontolKu yang sedari tadi sudah licin dilumuri oliv oil sambil menyaksikan Cinta (istriKu) yang terus meremas-remas, menggoyang-goyangkan kedua payudaranya bersamaan dengan tangan kirinya meraba-raba kemaluannya.

Cinta: “sss,,,ooohh..! ya terus Pak..! iiihh itu Pak Adi ko ga ngocok burung Pak Kumpi ya..? ayo dong Pak Adi dikocok-kocok burung Pak Kumpi nya..! kasian iihh Pak Kumpi nya..!”

Pak Kumpi: “ga apa-apa lah itu..! ehehheeeii..! biar aku aja kocok burung Pak Adi ini..!, gau mau itu Pak Adi pegang burung aku jelek ini ehheee..!”

Aku: “oh ya ngga gitu Pak..! saya bisa juga ko pegang burung Pak Kumpi..!”

Dengan sangat terpaksa dan berat hati akhirnya tanganKu memegang dan mengocok-ngocok kontol Pak Kumpi yang sudah besar, panjang, hitam berurat, keras ngaceng sempurna. Aku membayangkan telapak tangan Cinta (istriKu) yang halus dan lentik tidak akan bisa menggenggam seluruhnya batang kontol Pak Kumpi yang besar ini. Gerakan kocokan tangan Pak Kumpi dibatang kontolKu seirama dengan kocokan-kocokan tanganKu di batang kontol milik Pak Kumpi, makin lama makin intens kita berdua saling mengocok-ngocok kontol satu sama lain hingga terdengar suara berdecak dan berdecik crakk,,crekk,,crakk,,crekk,,crak,,crikk,,crakk,,crikk...

Cinta: “iiihh..! lihatnya saja sudah enak sssshmmmhh..!, ehh bentar Pak..! saya ambil terung ungu dulu ya..!”, Kata istriKu

Tak lama Cinta (istriKu) sudah kembali sambil menggenggam terung ungu panjang dan besar yang kalau diperhatikan hampir seukuran dengan kontol milik Pak Kumpi.

Cinta: “ssshmmmhh..! sruupp..auummaahh..!, terungnya seukuran burung Pak Kumpi ya hmhmmm..!, Cinta bayangin terung ini burungnya Pak Kumpi ya auuummaahh,,,sruppaahh..!”, ujar Cinta sambil menjilat-jilat dan mengulum-kulum terung ungu yang dipegangnya

Pak Kumpi: “ssss,,,adooohhaaiii heheee..! ya ya..! hampir aja itu sama burung punya aku lah..! ayo..! uuuuhhh..! hmmmhk..!”

Cinta: “sss,,,aummm...srupp..sruppaahh..!, Cinta jepit burungnya Pak Kumpi ya sama payudara Cinta..!”, ucap Cinta sambil menjepit terung ungu diantara kedua payudaranya lalu menggerakan naik turun batang terung ungu

Pak Kumpi: “auuuwwhhk..! yaaa,,,enak itu burung aku dijepit disitu adooohooo..! ayo oooohhk..!”

Sekitar 7 menit Cinta (istriKu) menjepit terung ungu dinatar kedua payudaranya digesek-gesekan, digerakan naik turun sambil dijilat-jilatnya. Cinta melepaskan jepitan terung ungu itu dikedua belahan payudaranya lalu menggesek-gesekan terung ungu itu pada belahan memeknya. Aku perhatikan Cinta makin berani dan makin liar saat VCS dengan Pak Kumpi, sepertinya Cinta (istriKu) sangat terobsesi dengan Pak Kumpi yang sesuai dengan kriteria dari type bapak tua di fantasinya selama ini, tepat seperti dugaanKu saat pertama kali melihat sosok Pak Kumpi.

Cinta: “ssssaaaahh..! uuuhh..! Pak Kumpi sini dong..! saya mau burungnya Pak Kumpi ooohh..!”,

Ucap Cinta (istriKu) meracau menyebut nama Pak Kumpi sambil mendesah menikmati gesekan-gesekan batang terung ungu di kelentitnya.

Pk Kumpi: “auuuuhh...! oyayaaahk...! ayo,,,aku mau aja kesitu..! burung aku ini punya Cinta sorang lah..! uuuuhhk..!”

Cinta: “sssshmmmahh..! Cinta masukin burung Pak Kumpi ya..! ssss,,,oooohhh...! aaaahhh...! iiihh.. enak sekali burungnya Pak Kumpi...! sss,,,uuuuhh..!”

Cinta meracau, mendesah, mengerang nikmat saat terung ungu itu dimasukan perlahan-lahan dan blesssssssssssss...., setengah dari terung ungu itu masuk ke dalam lubang memek Cinta.

Cinta: “ooooooooohh...! sssss,,,aaaaaaahh..! enak Pak...! uuuuuuuhh,,,burung Pak Kumpi besar panjang ssss,,,uuuuuhh cinta suka...!”

Cinta mengangkat dan melipatkan kaki kirinya bertumpu ke kursi sofa hingga nampak jelas batang terung ungu itu saat keluar masuk di dalam lubang memeknya, belahan memek Cinta yang merah merekah makin terbuka lebar saat batang terung ungu yang besar dan panjang menyeruak masuk bergesekan dengan dinding lubang memeknya. Mendengar Cinta (istriKu) yang terus- menerus memanggil-manggil Pak Kumpi, membuat Pak Kumpi makin bersemangat, tarikan nafasnya terlihat tersengal-sengal, gerakan dadanya naik turun tak beraturan saat melihat Cinta menggerakan terung ungu kelur masuk di dalam lubang memeknya. Kelakuan Cinta berhasil membuat nafsu syahwat Pak Kumpi makin kelabakan, amat sangat terangsang birahinya, tergelitik libidonya.

Pak Kumpi: “adooohhoo..! terus masuk aja burung aku enak itu..! auuuuhhuuu..! burung aku sudah keras ini..! ayo siap masuk kemaluan Cinta itu adooohhooo enak sekali..!”

Cinta: “oooohh Pak Kumpi..!”

Makin lama Cinta makin intens menggerakan keluar masuk terung ungu ke dalam memeknya diiringi suara desahan dan eragan nikmat yang keluar dari mulutnya. Sekitar 10 menit Cinta mulai melenguh keras dan tubuhnya agak bergetar, tiba-tiba Cinta mencabut terung ungu dari dalam lubang memeknya lalu membalikan tubuhnya masih di atas kursi sofa dengan posisi menungging dan kembali memasukan terung ungu ke dalam lubang memeknya dan blessssssss...., dengan mudah menembus, menyeruak masuk karena lubang memek Cinta sudah basah dan licin oleh cairan putih kental nampak menempel di batang terung ungu.

Cinta: “ooooohhh...! aaaaahhh..! ssss,,,hhmmmhh..! iiiihh..! oooohh..! enak sekali burung Pak Kumpi ini..! aaaahhh..!”

Pak Kumpi: “acucuuuuhh..! pantatnya Cinta bagus itu aaaahh..! putih mulus lah..! auccchh lubang anus Cinta itu bersih juga, mau aja aku jilat itu sss,,,hooooohh enak pasti lah..!”

Racau Pak Kumpi saat melihat buah pantat Cinta yang putih mulus, bulat mengkel dengan lubang anus yang memang terlihat bersih karena memang Cinta sangat telaten melakukan perawatan di sekujur tubuhnya terlebih di bagian organ vital dan wajahnya.

Sekita 5 menit istriKu kembali melenguh, mendesah, tubuhnya bergetar-getar, pantatnya bergoyang kencang dan nampak cairan putih kental menempel hingga meleleh di batang terung ungu itu.

Cinta: “oooooohh..! aaaaahh..! iiiiihhh..! Pak Kumpi..! terus Pak..! enak iiiihhh..! ssssshmmm..! ooooohh..! Pak Kumpi..! Cinta ooooohh kellluaaaar aaaaahh..!”

Cinta meracau menyebut-nyebut nama Pak Kumpi sambil menghentikan gerakan keluar masuk terung ungu di dalam lubang memeknya yang mengeluarkan air maninya mengalir meleleh menyusuri batang terung ungu hingga akhirnya menetes-netes ke kursi sofa.

Pak Kumpi: “auuuuhhh..! enak itu adooohh..! ayyaaahk..! aku mau jilat itu cairannya Cinta sss,,,aaahh crekk glekk,,,eummm..!”

Cinta membalikan tubuhnya lalu duduk dan bersandar di kursi sofa kembali menghadap ke layar HP miliknya, Cinta terlihat menghela nafas panjang merasakan sisa-sisa kenikmatan ejakulasi sambil meremas-remas kedua payudaranya. Sementara Aku dan Pak Kumpi masih saling mengocok-ngocok kontol yang makin menegang, mengacung-ngacung keras.

Cinta: “ayo Pak Kumpi sampai keluar juga cairannya ya sss,,,hmmmhh..! saya mau lihat..!”

Pak Kumpi: “ya ya ini sudah dekat lah..! ssss,,,uuuuhh..! sebentar lagi ini auuuuhh..!, burung aku ini nah lebih besar panjang dari punya Pak Adi itu ehheheeeeiii..!”

Cinta: “iya..! sss,,eummmhh punya Pak Kumpi lebih besar, lebih panjang juga..! sss,,uuuhh punya Pak Kumpi pasti lebih enak..!”

Mendengar ucapan mereka berdua Aku hanya tersenyum ketus, anjrit sialan juga ini Pak Kumpi membandingkan batang kontolnya dengan kontol punya Aku (gumamaKu dalam hati) yang walaupun kesal tapi memang Aku akui kontol Pak Kumpi jauh lebih besar dan panjang.

Terasa gerakan tangan Pak Kumpi makin cepat mengocok-ngocok kontolKu dan Aku pun ikut mengimbanginya. Tampak tubuh Pak Kumpi bergetar-getar, pinggulnya berkedut-kedut membuat selangkangannya ikut maju-mundur hingga terlihat bertambah panjang batang kontolnya makin keras mengacung diikuti dengan suara erangan keras keluar dari mulutnya dan Aku buru-buru menghentikan kocokan dan melepaskan genggaman tanganKu pada batang kontolnya, begitupun dengan Pak Kumpi secara reflek tangannya melepaskan genggaman di batang kontol milik Aku lalu Pak Kumpi melanjutkan mengocok-ngocok kontolnya sendiri, pinggang Pak kumpi tampak makin melengking sehingga pinggulnya makin terdorong ke depan, tak henti-henti mengerang, mendesah makin keras terdengar dan crottt..crottt..crott......serrr................srottt.....crett...crett..crotttt.......

Pak Kumpi: “auuuuuuuuuhhk..! haaaaaahhk...! ayyyyyaaaaahhk..! Cinta..! aahk,,,aahk,,,aaahk..! punya aku keluar ini uuhhk,,uuhhk,,uuhhk..! yayy,,yayy,,yaaaaahhk..! Cinta,,,enak sekali ini..! ouuuuhhk..!”

Gumaman dan racauan terdengar bersahutan dengan suara desahan dan erangan Pak Kumpi saat memuncratkan air maninya yang putih kental menyembur sangat banyak lengket menempel membasahi lantai kayu rompok kebunnya. Perlahan Aku mundur teratur bergeser ke kiri menjauhi Pak Kumpi dan layar HP milik Aku, lalu Aku duduk di lantai kayu dan bersandar ke dinding kayu sambil meneruskan kembali gerakan kocokan pada batang kontolKu sendiri. Andrenalin fantasi sex Aku makin terasa tertantang, gejolak birahiKu memuncak melayang tinggi, libido sex Aku terasa makin meningkat saat menyaksikan Pak Kumpi yang nota bene seorang bapak tua ndeso berkulit coklat kehitaman, berumur 64 tahun dengan Cinta (istriKu) yang berparas cantik, muda, berkulit putih mulus, bertubuh molek, sintal dan sexy saling memuji, merayu, merangsang, menggoda nakal berbincang cabul.

Cinta: “sss,,,eummmhh..! iiihh hebat sekali Pak Kumpi..! terus Pak..!, Cinta mau burungnya Pak Kumpi..! pasti enak hmhmmm..!”

Pak Kumpi: “sss,,,hoooohhk..! ya ya..! boleh ini adoooooohhk..! ayo lah aku juga mau punya Cinta itu auuuuuuuhhk..! pasti enak juga lah ayyaaaaahk..!”

Cinta: “Pak Kumpi hebat deh masih kuat ngesexnya..!, Cinta suka..! burungnya Pak Kumpi yang bikin Cinta gereget hmhmmm..!”

Pak Kumpi: “addoohhoooo...! aku suka juga sama Cinta lah..! ayo..aahhahaaaa..! muach,,,muachh ahahhaaaiii..!”

Cinta: “iiiihh Pak Kumpi genit deh hmhmmm..!”

Pak Kumpi: “eheheeeiiyy..! habisnya Cinta cantik sekali itu adoooooh..! payudaranya putih mulus auuuhhuuu pas aja besarnya itu aiiiiihhaaa..! pantatnya bulat putih juga lah padat itu ehh..! apalagi itunya adooohooo kemaluannya itu eummm,,,glekk aku mau sekali ayyaaahaaa..! aku suka lah aku mau semuanya punya Cinta itu ahhaaaaii..! ”

Cinta: “iiiihh Pak Kumpi nakal ya hmhmmm...! makasih lho pujiannya..!, nanti kalau ketemu sama Cinta, Pak Kumpi boleh cium jilatin semua juga boleh hmhmmm...! Cinta juga mau burung Pak Kumpi masuk kemaluan Cinta ya..! pasti enak hmhmmm..!”, tersenyum genit

Pak Kumpi: “addoooohooooiii....! ya ya saya mau semuanya..saya suka semuanya..! ayo cepat-cepat Cinta ketemu aku disini lah..! nanti bisa masuk burung aku ni nah adoohhooooo..!”

Cinta: “iya Pak Kumpi..! nanti Cinta ke situ deh sabar ya..!”

Pak Kumpi: “ga sabar aku ini ahaaaiii..! bagus cepat aja bertemu kita..! aku bisa aja kirim uang besok lah..! 100 juta aku kirim itu ya ya..!”

Cinta: “iya Pak..!, Pak Kumpi bicara aja dulu sama Pak Adi ya..! biar waktunya diatur gitu..!”

Pak Kumpi: “ya aku bicara sama Pak Adi lah..! biar atur semuanya itu..!”

Cinta: “oh iya Pak..! jagain Pak Adi ya..! jangan sampai dia main perempuan disana lho..! bahaya HIV aids itu..! Pak Kumpi juga sama jangan main perempuan nakal disana ya..! bahaya itu Pak..! Cinta ga mau ketemu sama Pak Kumpi kalau suka main perempuan nakal di komplek prostitusi..!”

Pak Kumpi: “aku tidak pernah main perempuan nakal diluaran itu..! aku takut penyakitnya bahaya ehh..!”

Cinta: “iya bagus Pak..!, oh iya Pak Kumpi telephon nya sudah dulu ya..! nanti di sambung lagi..! mana Pak Adi ya..?”

Pak Kumpi: “ya ya..! nanti aku telepon lagi Cinta lah..! aku kangen aja ini, pasti kangen terus sama Cinta ehehheeeeiii..!”

Cinta: “dah Pak Kumpi..! muuaahh..!”

Pak Kumpi: “adoooohoooo...! muuuuaacch,,,muuuaacchh..! ya sampai nanti lah..!, ini nah Pak Adi..!”

Aku mendekati layar HP lalu bicara sama Cinta (istriKu), selesai bicara kami berdua sepakat untuk menutup telephon masing-masing. Pak Kumpi meminta Aku untuk ikut ke Bank besok hari, mau mengirim uang 100 juta untuk Cinta agar cepat-cepat bisa datang disini katanya, dan Pak Kumpi juga bicara kalau dia belum faham cara mengirimkan uang melalui Bank. Pak Kumpi langsung ke kamar mandi dan setelah keluar dari kamar mandi Pak Kumpi memasak makanan untuk makan suang, sementara Aku menuju sungai di belakang rompok lalu mandi di aliran sungai berbaty dengan air yang jernih dan menyegarkan. Sangat indah dan cantik sungai ini, rindang, sejuk, teduh, airnya jernih dan bersih, berbatu kerikil dan terdapat mini watter fall dengan kubangannya airnya yang sangat bening. Aku jadi membayangkan kalau Aku, Cinta (istriKu) dan Pak Kumpi ML threesome di sungai ini sambil mandi-mandi aaaaahh segar dan sangat nikmat di alam terbuka di aliran sungai ini. Aku makin setuju dengan Pak Kumpi untuk mengajak Cinta segera datang ke sini ke rompok kebun milik Pak Kumpi.

Sementara situasi di rumah saat Cinta (istriKu) menutup telephonenya dengan Aku, tanpa disadari ternyata dari tadi ada yang mengintip Cinta (istriKu) saat video cal sex (VCS) dengan Pak Kumpi dan Aku. Ya Cinta lupa menutup pintu samping yang terhubung dari luar ke ruang TV, dibalik pintu itu dia mengintip. Cinta berjalan dengan telanjang menuju pintu itu untuk mengambil handuk, sekilas terlihat gerakan secepat kilat orang berlari menuju rumah kebun. Cinta keluar mendekati jemuran tempat handuk, saat Cinta (istriKu) mellitkan handuk di badannya sambil menengok ke samping rumah kebun dilihatnya Bah Amat sedang menyapu di sana.

Cinta: “Bah....!”, panggil Cinta (istriKu) agak keras

Bah Amat: “euu...! iyya,,,teh..! ehh non..!” agak gugup menjawab panggilan Cinta (istriKu)

Cinta: “sini dulu Bah..! ,,,,,,,,?,,,,,?,,,,?”

Bah Amat: “iyya non..!”

Bah Amat buru-buru menyimpan sapu lidi lalu berjalan menghampiri Cinta (istriKu), Bah Amat membungkukkan badannya saat berjalan makin dekat dengan Cinta (istriKu) sambil menundukan kepalanya memalingkat pandangannya dari Cinta (istriKu) yang berdiri dengan hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya.

Cinta: “Abah kapan datang ke sini..? ko saya ga tahu ya..?”

Bah Amat: “baru datang non ehh teh..!, itu tadi gerbang depan kebuka jadi Abah langsung masuk saja..! euhheuu,,,euu..!”, tetap menundukan kepala sambil sedikit membungkukan badannya

Cinta: “oh saya lupa tadi kunci gerbangnya mungkin Bah..!, ya sudah Abah lanjutkan bersih-bersih rumah kebunnya ya..!, nanti kalau sudah selesai Abah ke sini ya..!”

Bah Amat: “iyya teh ehh non..!” bererak mundur teratur menjauhi Cinta, memng Bah Amat orangnya sopan walaupun pernah ML dengan Cinta (istriKu) dia tetap menjaga sikap dan cara menempatkan dirinya.

Saat Bah Amat baru mundur 3 langkah tiba-tiba terdengar suara orang memanggil Cinta (istriKu) sambil mengetuk pintu depan rumah. Dari suaranya orang yang baru datang Cinta (istriKu) sudah familiar kalau yang datang itu adalah Wak Udin. Cinta kaget dan terperangah dengan kedatangan Wak Udin secara tiba-tiba begitu juga dengan Bah Amat, Cinta buru-buru tersadar dan mengendalikan keadaan tak terduga ini lalu menyarankan agar Bah Amat bersembunyi di rumah kebun dan jangan sampai terlihat oleh Wak Udin. Tanpa basa-basi lagi Bah Amat menuruti apa yang diperintahkan oleh Cinta (istriKu).

Setelah Bah Amat berlalu dan bersembunyi di rumah kebun, Cinta bergegas menuju pintu depan, saat membuka pintu benar saja Wak Udin sudah berdiri di sana. Cinta (istriKu) mempersilahkan Wak Udin untuk masuk. Beda dengan Bah Amat, dengan berani Wak Udin langsung masuk ke dalam rumah tanpa rasa ragu lalu duduk di kursi sofa.

Wak Udin: “aiiyyy...! Cinta tahu aja kalau Wak suka lihat kamu pakai handuk begini ehheee..!”

Cinta: “iihh Wak ini..! Cinta baru mau mandi Wak..! kebetulan aja pas Wak datang yee GR..!”

Wak Udin: “ahahhaaa..! ga apa-apa atuh GR juga..! Wak memang suka lihat kamu cuma pakai handuk alalaaahh putih mulus..! Wak kangen ahh..!”

Cinta: “iihh dasar kake-kake nakal ya hmhmmm..!, Cinta mandi dulu ya..! Wak duduk aja dulu..!”

Wak Udin: “ahh ga usah mandi atuh..! kamu mah tetap cantik, wangi belum mandi juga..!”

Cinta: “ampun Wak ini bener-bener deh..!” jawab Cinta tersanjung dengan pujian Wak Udin

Wak Udin: “iya..! aslinya kamu malah lebih cantik Wak lihat..!” menggombal

Cinta: “makin deh Wak ini kambuh nakalnya ya hmhmmm..!” tersenyum genit

Wak Udin: “cieeeehehehheee..! ya gimana atuh Wak jadi terangsang kalau lihat kamu pakai handuk begini..! makin cantik makin aduhaiiiyy hahhaaaaa...!”

Cinta: “hmhmmm...! ehh katanya Wak mau datang sama temannnya..? mana..?”

Wak Udin: “oh iya si Amat..! tadi Wak ke tempat dia jualan kupat tahunya tapi tidak ada dia..! Wak susul ke rumah kontrakannya juga tidak ada..!, terus Wak tanyain ke pemilik kontrakan kamarnya tapi ga tahu juga katanya..! malah ngasih nomor HP nya si Amat..! ni,,,Wak dikasih nomor HP nya..!”

sahut Wak Udin sambil memperlihatkan kertas kecil berisi angka-angka nomor HP Bah Amat. Ya memang Bah Amat memiliki HP, tapi HP monophonic atau sitilahnya sering disebut HP jadul (cinitnit) karena kehadiran smartphone di era sekarang.

Cinta: “Wak lagi ga ngabarin Cinta kalau mau ke sini..!”

Wak Udin: “Wak ga sebenarnya niat ke sini tuh ke bapak kamu Cinta, tapi pas bapak kamu mau berangkat ke luar kota, ya sudah mampir ke sini (modus)..!, Uwak kan ga punya HP atuh..! ngabarinnya gimana..?, Cinta telepon saja tuh si Amat suruh ke sini kata Wak gitu..!”

Cinta: “hmm..! mana sini kertasnya Wak..!”

Cinta pura-pura memasukan nomor HP Bah Amat di HP nya karena nomor HP Bah Amat sebenarnya sudah ada di HP miliknya. Cinta tidak langsung menelephon Bah Amat tapi chat via SMS {“Bah...! di rumah ada Wak Udin, Abah sekarang mandi yang bersih di rumah kebun ya, pakai handuk yang ada di lemari, sabun cair sudah ada di kamar mandi di situ, sikat gigi bekas Abah ada di kamar mandi juga yang di atas tempat sabun warna biru ya..!, nanti setelah mandi saya telephon Abah..!}, {iya non ehh teh..!”, jawab Bah Amat}

Wak Udin: “apa kata si Amat..?”

Cinta: “belum jawab Wak..!, ehh Cinta lupa ga kasih minum Wak..!, bentar Cinta ambil dulu ya..!”

Wak Udin: “sudah biar Wak saja ngambil sediri ke dapur..! kamu terus hubungi si Amat ya..!”

Cinta: “iya..! maaf ya Wak..! sok aja ambil di dapur..!”

Wak Udin berdiri lalu berjalan menuju dapur yang melewati ruang TV. Saat sampai di ruang TV, Wak Udin menatap ke arah kursi sofa merasa heran melihat terung ungu tergeletak di sana. Wak Udin mendekati kursi sofa itu lalu memegang terung ungu yang basah mengkilat oleh cairan putih lengket sebagian sudah mengering. Tampak Wak Udin makin penasaran lalu didekatkannya terung ungu yang besar dan panjang itu ke hidungnya dan tercium bau amis dari cairan lengket itu dan Wak Udin tahu persis kalau cairan yang menempel di batang terung ungu itu adalah air mani. “hmmm..!, si Cinta ini rupanya sudah kegatelan mau ngewe ya..! sss,,hmmm,,,harum,,,gurih...!, ahhk enak banget kamu terung,,,ehheee..!, terung ini hampir sama juga dengan kontol saya euhh..!, hmmm..? jadi si Cinta kangen juga sama kontol saya euuuy..!”, gumam Wak Udin saat kembali menghirup air mani yang menempel di batang terung ungu bekas masturbasi Cinta (istriKU). Wak Udin bergegas menuju dapur, setelah minum Wak Udin kembali ke ruangan tamu lalu duduk di dekat Cinta (istriKu). Wak Udin pura-pura tidak tahu dengan terung ungu yang ada di kursi sofa ruang TV. Cinta (istriKu) tidak menyadari kalau terung ungu bekas masturbasinya masih tergeletak di kursi sofa ruang TV bekas Video Call Sex dengan Pak Kumpi, karena kedatangan Wak Udin yang tiba-tiba jadi Cinta lupa belum mebereskannya.

Wak Udin: “Cinta...! euu ini..! kita ngobrolnya di rumah kebun itu saja ya..! Wak mau itunya euu,,,anu..! kita lakukan berhubungannya di sana heheeeee..!”

Cinta: “hubungan apa tuh Wak..? hmhmmm..!”, tanya Cinta pura-pura bego

Wak Udin: “itu...! euu...! ahk kamu pura-pura tidak ngerti maksud Wak..! ya itu hubungan mirip suami istri hahahaaaaa..! yu ahh disana lebih enak teduh ehheee..!”

Cinta: “iiih...! Wak makin cabul aja..! makin tua makin nakal Wak ini ya hmhmmm..!” tersenyum genit

Sekitar 10 menit Cinta dan Wak Udin ngobrol, akhirnya Cinta dan Wak Udin sepakat berjalan menuju ke rumah kebun. diperkirakan oleh Cinta kalau Bah Amat sudah selesai mandinya, lalu sesampainya di rumah kebun Cinta kembali menghubungi Bah Amat dengan cara menelephonenya.

Cinta: “hallo...!, apa ini dengan Bah Amat ya..?”

Bah Amat: “iya non eh teh...!”

Cinta: “saya dapat nomor Abah dari Wak Udin temannya Bah Amat kan..?”

Bah Amat: “oh iyya non ehh teh..!, itu kang Udin euu,,,Wak Udin iya iya teman saya..!”

Cinta: “di rumah saya sekarang ada Wak Udin..! Bah Amat bisa datang ke rumah saya sekarang kata Wak Udin..! bisa ya..?”

Bah Amat: “rumah non ehh teteh nya dimana ya..!”

Cinta (istriKu) bicara denga Bah Amat saat itu menjelaskan posisi rumahnya, padahal sebelumnya Cinta sudah memberitahu Bah Amat via telephone saat Wak Udin ke dapur untuk minum kalau antara Cinta dan Bah Amat pura-pura belum kenal dan belum tahu alamat rumah Cinta (istriKu), Bah Amat sangat faham dengan saran Cinta (istriKu) mengikuti semua yang direncanakannya.

Bah Amat berpura-pura akan tiba di rumah Cinta (istriKu) sekitar 10 menit lagi, dan katanya kebetulan juga Bah Amat sedang ada di daerah rumah Cinta (istriKu). Kake-kake/Bapak Tua modus, modus Wak Udin dibalas modus Bah Amat. Kurang dari 10 menit terdengar di luar gerbang pagar rumah ada orang mengucapkan permisi sambil membenturkan slot kunci besi dengan pagar nesi sehingga terdengar trengng...trengng...trengng...!.

Wak Udin: “nah Cinta..! ada tamu tuh diluar..!, apa si Amat itu ya..?”

Cinta: “iya Wak..!, mungkin Bah Amat..! maaf coba Wak lihat ya..! Cinta masih pakai handuk ini..!”

Wak Udin: “ya biar Wak yang lihat..!”

Sahut Wak Udin beranjak berdiri dan berjalan menuju gerbang pagar rumah. Tak lama Wak Udin kembali terlihat berjalan mendekati rumah kebun diikuti oleh Bah Amat berjalan di belakangnya. Seperti biasa tampak Bah Amat berjalan menundukan kepalanya sambil sedikit membungkukan badannya hingga sampai di rumah kebun lalu mereka berdua duduk di kursi bangku lesehan terbuat dari kayu jati berhadapan dengan Cinta (istriKu) yang duduk di kursi anyaman rotan yang dilapis jok pada bagian alas tempat duduknya.

Wak Udin: “nah ini si Amat itu Cinta..!, jelek, hitam, sudah tua lagi ahk..!”

Cinta: “eehh Uwak suka gitu deh..! Wak juga sudah tua hayoo hmhmmm..! ya Pak Amat..!”

Bah Amat: “ehhee..! euu,,,Kang Udin memang begitu orangnya non ehh teh..!”

Wak Udin: “eh Mat..! kamu harusnya terima kasih sama saya..! kamu diundang ke sini itu mau diajak..? euu,,,,itu ehehheee...!”

Cinta: “diajak apa sih Wak ga jelas gitu sih..? hmhmmm..!” tersenyum genit ke Wak Udin dan Bah Amat

Wak Udin: “diajak itu tuh..! aaahk itulah heheheee..!”

Cinta: “apaan sih Wak..! yang jelas bicaranya..! Cinta ga ngerti..! Pak Amat juga pasti ga ngerti..!, ehh saya panggilnya bapak atau apa ya..?”

Wak Udin: “biasanya si Amat ini dipanggil Abah kalau sama seumuran kamu Cinta..!

Cinta: “ooh..! kalau gitu Cinta panggil Abah juga ya Bah Amat..!”

Bah Amat: “iyya non ehh teh..!”

Cinta: “bentar ya Wak..! Cinta mau pipis..!”

Sahut Cinta sambil beranjak dari duduknya dan berjalan ke kamar mandi rumah kebun yang ada di samping sebelah timur. Saat Cinta berada di kamar mandi Wak Udin dan Bah Amat melanjutkan obrolan mereka berdua.

Wak Udin: “ Mat..! kamu saya ajak ke sini mau diajak ngewe bareng sama Cinta..! kamu mau ga..?”

Bah Amat: “ampuuuunn si Akang..! saya kira ada kerjaan..!”

Wak Udin: “ya ini juga kerjaan Mat..! tapi kerjaan enak maknyos Mat..! ngewe bareng-bareng Mat heheheeeee..!, makanya kamu harus terima kasih sama saya..!”

Bah Amat: “yang bener Kang..! serius atuh..! mana mungkin si non itu mau ngewe sama kita..?, sudah tua begini, peot, hitam, jelek ahhk..!

Wak Udin: “serius ini Mat..! saya pernah ngewe sama Cinta seminggu lewat lah tuh di rumah itu..!”

Bah Amat: “ahk ya bener Kang..! ga percaya saya..!”

sahut Bah Amat, “lah kamu ini Kang..! saya lebih duluan ngewe sama non Cinta dari pada kamu atuh heheheee..!, maaf Kang..! saya duluan yang merasakan kemolekan dan kenikmatan tubuh non Cinta..! ehehheeee...! sorry ye,,,sorry yeeee...! hahaaaa...!”, gumam Bah Amat dalam benaknya

Wak Udin: “yeh kamu ini dasar blo’on..! payah ahhk..! ya sudah kalau ga percaya..! ni sekarang saya buktikan ya..! biar kamu percaya..! lihat saja..!”

Bah Amat: “ya gimana Akang saja atuh..!”

Wak Udin: “gini..! kamu lihat saja dulu..! nanti kalau Cinta minta apapun sama kamu tinggal nurut saja lah..!, mau dikasih kerjaan enak malah banyak ngomong..!”

Bah Amat: “iya iya saya nurut saja kemauan Akang lah..!”

Terlihat Cinta (istriKu) telah keluar dari kamar mandi dan berjalan pelan melenggak lenggok sexy hingga tampak buah pantatnya bergetar bergoyang-goyang karena ayunan langkah. Saat Cinta (istriKu) masih berdiri akan duduk di kursi tiba-tiba lilitan handuk di kedua payudaranya terlepas hingga melorot. uuuuucccchh....., terpampang lah tubuh molek putih mulus, padat bohay Cinta (istriKu) di hadapan Wak Udin dan Bah Amat. Aduuuuhaayy..., pemandangan yang menyilaukan mata menantang libido dan gairah birahi terusik menggelitik Wak Udin dan Bah Amat.

Cinta: “aduuuuuuhh...! iiiihh...! maaf Wak,,,Bah..! gara-gara Wak Udin sih jadi lepas deh handuk Cinta..!”

Sahut Cinta sembari buru-buru meraih handuk di lantai keramik rumah kebun lalu memakainya lagi seperti semula dan kembali duduk di kursi anyaman rotan menghadap Wak Udin dan Bah Amat mulutnya terbuka menganga, sorot matanya tajam seolah tak berkedip menatap Cinta (istriKu) dengan tatapan cabul.

Wak Udin: “awwwwwaaaahh...! adjuuuuuuhh..! tuh Mat..! mantapph..!”, ucapan Wak Udin membuyarkan konsentrasi Bah Amat dan langsung menundukan kepala mengalihkan pandangannya

Cinta: “iiih dasar Wak cabul..!, sudah tua juga masih nakal ya Bah hmhmmm..!” tersenyum genit menggoda

Bah Amat: “euu,,,ehhe,,iyya non eh teh..!”

Wak Udin: “kamu gugup ya Mat..! dari tadi non eh teh ehh non ehh teh..! tenang atuh Mat..! baru lihat kamu ya pemandangan luar biasa tadi heheheee..! ini yang namanya bidadari cantik itu Mat..! assoyyy geboy..!, putih mulus, bahenol aduuuhayy..! ahhk kamu jadi gagap Mat heheheeeee...!”

Cinta: “ehh Uwak ini...! kan Bah Amat baru pertama ketemu sama Cinta..! ya Bah..!”

Bah Amat: “iyya non eh teh..!”

Wak Udin: “aaahhk...! kamu Mat pura-pura lah..!, si Amat ini paling suka diajak ngewe tuh..! masih kuat dia ini ngewenya..! hati-hati Cinta, kamu bisa kewalahan sama si Amat..!”

Cinta: “waaahh hebat dong...! tapi katanya sih orang pendiam kayak Bah Amat ini kuat sexnya..! beneran ga tuh hayoo euhmmm..! tapi moga aja bener ya Bah..! hmhmmm...!”

Bah Amat: “ehhee..!”,

Bah Amat hanya tersenyum-senyum kuning ga jelas, menundukan kepalanya mengalihkan pandangannya tapi sesekali melirik mencuri pandang ke arah Cinta (istriKu), tampak kedua telapak tangan Bah Amat merapat menutupi selangkangannya, karena sedari tadi kontolnya sudah mengacung tegang saat mengintip menyaksikan Cinta (istriKu) masturbasi dengan terung ungu sewaktu Video Call Sex dengan Pak Kumpi tadi pagi.

Wak Udin: “iya..! biasanya kontolnya juga gede panjang orang pendiam mirip si Amat ini hehehhee..!”

Pembicaraan dan obrolan mereka bertiga makin menjurus nakal dan cabul, sehingga Cinta (istriKu) yang saat itu sudah tidak memakai celana dalam dan BH dibalik handuknya terasa puting payudaranya berkedut-kedut hingga menjalar ke bagian dalam di lubang memeknya berdenyut-denyut geli nikmat akibat terbayang adegan sex threesome yang bisa diwujudkan saat ini, seperti dalam fanatasinya ingin melakukan threesome sex dengan 2 orang Bapak Tua di halaman samping rumah kebun di bawah pohon mangga yang rindang disiang hari yang terang benderang di alam terbuka ditiup angin sepoy-sepoy.

Tanpa disadari oleh Cinta (istriKu), Wak Udin dan Bah Amat ada yang bergerak-gerak sambil berjongkok mengendap-endap mendekat mengintip, mendengar pembicaraan mereka dibalik rimbunnya bunga supril. Sorot matanya tajam memperhatikan Cinta (istriKu), Wak Udin dan Bah Amat. Wak Udin dan Bah Amat saking tergesa-gesanya sampai lupa tidak mengunci pintu gerbang pagar saat Bah Amat datang, sehingga si Jessy tanpa sungkan dan tanpa permisi langsung masuk begitu saja. Ya Si Jessy memang pernah tanpa senagaja mempergoki dan mengintip Cinta (istriKu) ML dengan Wak Udin di kursi sofa ruang tamu rumah utama seminggu yang lalu. Makanya saat si Jessy melihat ada Wak Udin dan Cinta (istriKu) sedang ngobrol di rumah kebun langsung curiga dan menduga akan melakukan adegan sex lagi, terlebih melihat Cinta (istriKu) saat ini hanya memakai handuk untuk menutupi badannya yang makin terlihat sexy, putih mulus menggoda birahi laki-laki manapun yang melihatnya. Si Jessy terus bergeser pelan mendekat sambil berjongkok mengendap-endap makin dekat terus mendekat ingin menyaksikan dan mendengar lebih jelas apa yang akan dilakukan dan dibicarakan Cinta (istriKu), Wak Udin dan kake-kake itu. “Tapi..?, siapa kake-kake itu..?, eumm..? ganggu aja si kake..!, apa dia ikut..?, ahh ga tahu lah..!”, gumam Jessy dalam benaknya penuh tanda tanya (“kamu nanya....! kamu bertanya-tanya...!”).

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd