Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Friend's Mom and Mom's Friend

the_net

Semprot Kecil
Daftar
17 Jun 2021
Post
56
Like diterima
609
Bimabet
ORIGINAL EARLY OF JULY

Saya baru saja bangun dan seperti biasa keluar dari kamar tidurnya bermaksud sarapan terlebih dahulu baru mandi sesudahnya, dikarenakan pandemi covid, Saya sudah berbulan-bulan tidak ke sekolah dan tidak perlu takut terlambat hingga perlu merapikan diri terburu-buru ke sekolah seperti dahulu. Sekarang jadi terbiasa bangun kesiangan dan sering menghabiskan waktu bermalas-malasan di ranjangnya bermain game mobile sampai terasa lapar baru bangkit dari ranjang. Berjalan menelusuri selasar dalam keadaan lesu menuruni tangga ke bawah menuju ruang makan, rumahku besar lengkap dengan kolam renang ,yah rezeki keluarga Saya memang sangat baik, Saya hanya perlu duduk di meja makan dan Para pembantu rumah tangga yang akan menyediakan minuman dan makanan sesuai permintaan Saya.

“Duh, terima kasih lho mbak sudah menambah satu paket lagi, ini akan membantu saya menutupi target,”

“Oh, walah ini memang sudah saya anggap investasi, jika beneran ada musibah nilai ganti asuransi ini gak seberapa dibandingkan dengan warisan kami buat putra tak berguna saya itu,..hi hi”

Suara khas tertawanya Ibu saya, sayup terdengar hingga ke ruang makan, sambil menikmati sarapan atau istilahnya brunch, karena sudah mendekati jam makan siang, saya pasang telinga mendengarkan boostingan Bunda yang memang punya hobby pamer kekayaannya. Memang urusan keuangan , Bunda tinggal minta kepada Papa yang pasti akan dikabulkan tanpa perlu menjelaskan akan dipakai untuk apa, Papa Saya memang sayang sekali kepada Bunda yang menurut cerita asmara mereka dulu adalah high school sweetheart yang mendapatkan pertentangan Ortu Bunda, tetapi nekat kawin lari bareng Papa hingga hamil diri Saya baru kemudian kembali ke Ortunya. Papa waktu itu statusnya memang dibawah bunda, kakek dari bagian Papa Saya cuma sebagai sebagai seorang debt collector sedangkan Kakek dari Bunda adalah seorang kontraktor bangunan yang cukup sukses saat itu.

Sejak Papa diterima ke dalam keluarga Bunda dan diberi kepercayaan membantu bisnis kontraktor Papanya Bunda, Bisnis kontraktor kemudian menjadi developer dan sekarang menggurita dari supply bahan bangunan hingga real estate dan furniture. Dibantu dengan koneksi dari dunia Hitam Kakek, Papa sering sukses memenangkan perebutan lahan dan tanah-tanah bersengketa dari mafia teman teman kakek. Makanya Saya semenjak kecil sudah menjadi maskot di dua keluarga besar Bunda dan Papa saya karena dianggap pembawa Rezeki. Semua masalah yang saya timbulkan, mulai dari membully murid lain, Ketahuan mengerjain Guru bisa lewat seakan-akan tidak pernah terjadi, hingga nilai ujian saya yang seharusnya tinggal kelas, ajaibnya bisa berubah menjadi bagus diatas rata-rata.

“ Oh, ho… Juragan muda kita sudah bangun,”

Bunda berkacak pinggang sambil menyeringai kepada saya.

“ Pagi,..eh Siang Ma,” Saya cengar-cengir ke Bunda.

“ Eh, sadar juga yah Elu sudah siang,”

“Halah Mama,.. Kan gak sekolah buat apa bangun pagi”

“Duh, kamu ini, bakal jadi apa yah Elu Nantinya , papa lu saja yang statusnya Presdir, belum jam delapan saja sudah berangkat Ngantor,”

Bunda menggelengkan kepalanya sambil mencubit-cubit bagian diantara kedua alis matanya.

“Gak usah cemas Mama, nanti setelah dewasa gue pasti akan berubah,”

“Pala lu yang masih kecil, sudah tujuh belas tahun usia elu,”

Seru Bunda sambil menunjuk-nunjuk ke arahku, saya cuma bisa senyum dan menunduk pura-pura sibuk memotong-motong sosis yang di atas piring padahal sudah dalam keadaan terpotong saat disajikan tadi. Saya tahu itu cuma akting Bunda untuk menunjukkan wibawanya buat dilihat tamunya, yah saya sudah terbiasa dengan aksi ini berpura-pura jadi anak penurut yang tidak membantah.

“Ntar elu antar Tante Linda pulang soalnya mang Anto perlu ngantar Mama Ke Mall, Tas pesanan Mama sudah nyampe hari ini,”

“Napa gak suruh anter ke rumah saja, mereka pasti gak berani nolak, tuh gedung Mallnya kan punya Kita,”

“Mama sudah janjian sama bibi dan sepupu kamu untuk shopping bareng,”
Mama mendelikkan matanya ke saya,

”Ngapain lu minta dibeliin mobil baru jika pantat lu susah keluar dari rumah,”

“Hei,.. waiiiiit.. the minute,.. Gue antar Tante, Bu Bos,..jangan dicancel mobil impian saya,”
Saya langsung berdiri dan menambah akting gaya hormat ke Bunda. Saya lupa Bunda pasti pengen memamerkan tas birkin terbarunya kepada adik dan kakak sepupunya yang dulu sering memandang rendah Bunda saat Baru nikah bareng Papa, mereka tak pernah menyangka Papa bisa sesukses sekarang.


“Lagian Tante Linda kan mamanya teman sekelas kamu kan?”

“Iya ma,..iya … gue mandi dulu, ntar gue yang antar pulang Tante Linda,”


Saya bergegas ke atas menuju kamar Saya, masih terdengar suara Tante Linda,

“Duh,..mbak, saya bisa pesan taksi online, gak perlu repotin,”

“Gak usah Sungkan mbak Linda, itu anak gak sekolah tapi taunya males-malesan maen gameeee...aj, sengaja saya suruh antar mbak agar dia ada aktivitasnya,”

“Heh eh,.. karena pandemi covid, jadinya pada gak sekolah anak-anak,”

Kamar Saya dilengkapi dengan kamar mandi, kututup pintu kamar dan segera mandi. Selesai mandi dan siap dandan, saya turun kebawah dan kudapati Tante Linda menunggu di ruang tamu dengan sebuah koper,

“Ini punya Tante?” Saya menunjuk ke arah koper.

“Oh Iyah,. Dikasih Mama kamu isinya selimut lama,”

“Ok, ..sini gue aja yang bawain tante,” jawab saya dengan gaya gentleman.

“Ringan saja dik Dany, biar tante saja,”

“Ah, .. santai saja Tante, ikuti gue aj , yuk ke garasi,”

Kuangkat koper tersebut yang memang ringan saja walaupun ukurannya lumayan gede, berdua kami berjalan ke arah garasi. Sampai di garasi, mengingat kondisi lokasi rumah Tante Linda yang sama dengan rumah teman sekelas yang tentunya sudah pernah saya singgahi, Saya memilih SUV merek jepang agar tidak terlalu mencolok. Kuletakkan Koper tersebut di baris penumpang agar nantinya mudah dikeluarkan. Kubuka pintu depan untuk Tante Linda, tentunya saya lebih prefer dia duduk di samping Saya daripada di belakang yang terkesan Saya sebagai supir. Tante Linda tersenyum dan naik duduk di kursi sebelah pengemudi, Saya tutup perlahan pintu mobil dan lalu berjalan ke arah pengemudi. Sejenak setelah Saya lihat lampu indikator mesin berubah biru Saya jalankan mobil dan bergerak menuju ke arah rumah Tante Linda.
Dalam Mobil Saya mencoba memecah Keheningan dengan memulai percakapan,

“Jadi selama liburan si Majid di rumah saja yah Tante?”

“Oh, gak lar.. dia kerja,”

“Kerja?, kerja apa di masa pandemi gini Tante?”

“Dia kerja di rumah makan padang dekat rusun,”

“Wah, rajin juga yah dia,”

“Maklumlah, kondisi Tante agen asuransi ini gak tetap penghasilannya, jadi cuma ala kadar saja buat jajan dia makanya dia nyari tambahan buat jajan nya,”


Tante Linda menghela Nafas selesai menjawab, kulirik dadanya yang berukuran lumayan naik turun mengikuti helaan nafasnya. Tante Linda masih berusia dibawah 40 tahun karena dari cerita anaknya, Majid yang merupakan teman sekelas Saya bahwa Ibunya tidak tamat sekolah karena hamil dirinya, jadi menurut perkiraan saya jika si Majid seusia Saya tujuh belas berarti jika dulu Tante Linda Hamil semasa SMA , maka perkiraan usianya cuma sekitar pertengahan tiga puluhan aj, mungkin sekitar 35 atau 36 tahun saja. Hanya saja Saya meragukan jika si Majid dilahirkan olehnya, karena menurut cerita teman saya Majid, Ibunya ini kecanduan main Togel dan sering meminta uang darinya, Saya curiga si Majid sebenarnya diadopsi oleh Tante Linda untuk bekerja membiayai Hobby Togelnya. Punya Anak kok sedari kecil sudah disuruh kerja dan wajib menyetor gajinya, jajan saja jarang, lebih sering di traktir oleh saya dan beberapa teman saya bergantian, dan lagian si Majid itu otaknya encer banget, sekolah saja gak pernah bayar dengan kondisi ekonomi yang morat marit gituh dia tetap juara, makanya sebenarnya Saya satu gank bukan ikhlas traktir tapi sebenarnya bayaran atas penyelesaian tugas sekolah yang hampir semuanya dikerjain oleh si Majid, jadi kami ke rumah Majid bukan karena akrab sama dirinya, tetapi menjemput tugas sekolah yg dikerjakan si Majid.

“Tante seharusnya bangga dan bersyukur dapat anak sebaik Majid,”

“He eh,.. Gue bangga sama dia,”

Tante Linda membusungkan dadanya yang sudah besar terlihat makin besar, Saya sesekali melirik ke Tante Linda dan mulai menilai dirinya, Wajahnya memang manis dengan hidung yang mancung dan lesung di pipinya, ditambah dengan kulitnya yang putih mulus bebas dari bintik ataupun plak. Walaupun Body Tante Linda tidak langsing malahan semok, tetapi dengan kulit putihnya dan dadanya yang besar menambah sensual penampilanya, Bibirnya yang tebal membuat diriku membayangkan penisku dikulum-kulum oleh bibir itu pastilah nikmat sekali, tanpa sadar birahiku perlahan timbul dari lirikanku terhadap Tante Linda dimana dia saat itu memakai rok yg diatas lutut sehingga terlihat sedikit putih dan mulus pahanya. Untunglah Saya memakai jeans yang agak ketat sehingga penis Saya yang mulai mengeras tidak begitu terlihat, hanya Saya yang merasa penisku agak sakit akibat tertekan oleh ketatnya jeans, tetapi tidak bisa Saya kontrol karena selama perjalanan banyak percakapan dan canda yang membuat Tante Linda terus tersenyum dengan bibir sensualnya dan payudaranya yang terguncang-guncang saat tertawa. Untunglah tidak lama kemudian kami tiba ditempat tujuan dan Saya bergegas turun tanpa lupa membawa turun koper pemberian Bunda.

“Terima kasih dik Dany, dari sini Tante saja, dik Dany bisa lanjut, terima kasih,”

“Biar gue aj yang bawain kopernya ke atas Tante,”

“Gak usah dik Dany, Tante sanggup kok,”

“Sudah Tanggung Tante, biar gue bantu sampai tuntas, duluan di depan aja Tante,”

“Yah baiklah dik Dany, Hati-hati perhatikan jalannya,”

Tante Linda tersenyum manis padaku membuat birahiku makin memuncak, sejak pandemi mulai tahun lalu saya sudah jarang booking Cewek Online takut terkontaminasi virus Covid. Saya memikul kopernya di bahu agar bisa berjalan lebih cepat dan leluasa, ku ikuti Tante Linda, sambil sesekali melirik lenggak-lenggok pinggulnya yg lumayan lebar dan tonggek ke belakang , kubayangkan penisku menghujam ke vaginanya dari belakang sambil meremas-remas bokongnya yang terkesan lunak dan kenyal.

Rumah Tante Linda adalah rusun berlantai sepuluh, saat kami memakai lift rusun ukurannya agak yang kecil sehingga walaupun hanya 4 orang tetapi terasa sudah sesak, Posisi Saya berdiri dibelakang Tante Linda bisa mencium Aroma shampoo rambutnya dan bokongnya terasa mengelus-ngelus Penisku yang sudah mengeras dalam ukuran maximum. Jantungku berdebar-debar kencang menahan birahi yang sudah sampai ke ubun-ubun akibat sudah lama tidak tersalur akibat pandemi ini. “Ting”
Suara lift saat mencapai lantai tujuh, pintu lift terbuka dan kami berdua bergegas keluar, karena sudah siang terasa sekali suasana sepi dengan semua pintu rusun dalam kondisi tertutup semua. Tante Linda mengeluarkan kuncinya dan membuka lebar pintunya agar saya mudah masuk dengan kopernya.

“Letakkan saja di tengah ruangan dik Dany, kamu pasti capek, sebentar saya ambilkan minum buat kamu,”

“Ok , terima kasih Tante,”

Saya meletakkan Koper ke lantai dan berjalan ke pintu utamanya yang masih terbuka lebar, Sepertinya sengaja dibiarkan terbuka oleh Tante agar Saya Keluar cepat dari rumahnya. Saya mencabut kunci pintu yang masih tergantung di luar pintu, kututup pintunya dan segera Saya kunci dari dalam.

“Dik Dany, minum dulu, terima kasih sudah bawain kopernya sampai atas,...eh lho, kok,”

Tante Linda sedikit terkejut dan heran melihat Pintu depan rusunnya dalam kondisi tertutup, Dengan posisi tangannya tergantung di depan menyodorkan aqua cup di tangan kanan dan pipet di tangan kirinya. Saya tidak menyambut tawaran minumannya tetapi langsung memeluk Tante Linda, kucium mulutnya yang sedang terbuka menganga. Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya dan lidah kita berdua saling membelit memberikan sensasi yang nikmat sekali bagiku sehingga membuat birahiku semakin memuncak, kusedot lidah dan lalu menggigit bibir bawahnya yang tebal dan kusedot bibirnya yang sensual, sesuai dengan imajinasiku tadi bibir sensual Tante Linda sangat nikmat sekali saya kelum dan mainkan dengan lidahku.

Tante Linda terkejut dan melepaskan genggaman aqua cup nya dan kedua tangannya langsung mencoba mendorong dadaku agar bisa terlepas dari dekapanku, tetapi dengan bentuk badan bagian tim basket, saya yang kekar dan tinggi badan hingga 185, tentu saja sia-sia saja usaha Tante Linda. Tangan Saya perlahan turun kebawah dan meremas kedua bokongnya dan seperti dugaan Saya Bokong Tante Linda lembut dan lunak seakan-akan berisi air, bahkan seluruh badan semok Tante Linda seakan -akan terbuat dari air karena lembut sekali, bukan tipikal body yang berisi lemak yang keras, jadi walaupun semok tapi terasa gemas sekali saat dipeluk membuat Saya makin kuat memeluknya. Kulepaskan bibirku dari mulut Tante Linda dan bergerak ke bawah mencium lehernya dan bergerak ke arah telinganya. Tante Linda dengan suara serak dan mendesah,

“Dany , jangan kurang ajar, saya ini mamanya teman kamu,”

“ so what,” jawabku, apa yang perlu saya takutkan , body si majid yang kurus kurang gizi, mana mungkin bisa menang menantang Saya.
Tanganku mulai menyusup masuk ke dalam blus Tante Linda, kuremas dan elus payudaranya, lalu bergerak ke punggungnya, dengan sekali hentakan saja saya berhasil melepaskan kaitan Bra nya, Tanganku lalu kembali kembali ke depan dan makin leluasa meremas-remas payudara Tante Linda, sesekali memilin dan memelintir lembut putingnya yang jauh dari ukuran kismis yang sering saya nikmati dari cewek muda yang sering saya booking tetapi besar seperti ukuran anggur hijau, besar dan cepat mengeras saat kupilin-pilin ,sementara tanganku yang lain tetap pada posisi meremas bokongnya Tante Linda, hm.., seluruh badannya terasa lunak sepertinya diciptakan untuk dipeluk dan diremas Pria.

“LEPASKAN DANY!” suara Tante Linda Makin meninggi.

“Aku akan teriak Dany,“


“Teriak aj , toh nanti yang malu kamu juga,”
Saya lanjut mencoba mencium mulutnya,

“Hmp...lepaskan Dany atau kulaporkan kamu ke polisi,”
Tante Linda memalingkan wajahnya menghindari ciumanku,

“Terserah elu,”

Naif, Apa yang saya takutkan, Kakek akan membereskan semuanya, Saya yakin! gak mungkin mereka biarkan saya mendekam dalam Penjara.

“Sadar Dany, saya teman mama lu!”

Saya melepaskan pelukanku, Tante Linda merasa lega mengira saya menyerah, tetapi bukan itu yang terjadi, Saya yang sudah gak sabar dengan birahiku yang makin memuncak, kuseret Tante Linda dan ku hempas dia ke sofa panjang. Saya lalu menindih Tante Linda dan kembali mencoba menciumnya, tetapi Tante Linda terus mengelak sehingga yang bisa saya cium hanyalah lehernya dan terus ke bawah ku cium dan kusingkap bajunya sehingga terlihat Payudaranya yang besar dan putingnya, ku cium dan ku emut-emut putingnya sebelah kiri dan kanan sambil sesekali meremas-remas kedua payudaranya bergantian, badan Tante Linda menggelinjang sepertinya menahan nikmat permainanku pada payudaranya,

“Ah,.. Dany ,..ja..jangan..hm..arh”

Suara Tante Linda sudah tidak tinggi lagi , tetapi berganti mendesah. Saya tidak menjawab tetapi tetap melanjutkan permainan lidahku di putingnya, melihat ukuran putingnya berarti si Majid memang anak kandungnya, ukurannya memang hasil menyusui si Majid kayaknya. Tanganku mulai mengelus pahanya Tante Linda, dari lutut terus makin tinggi hingga ke selangkangannya, tanganku mengelus-elus celana dalam yang melapisi Vaginanya Tante Linda. Kedua tangan Tante Linda Tidak mendorong badanku, tetapi mencoba menarik tanganku dari selangkangannya, tentu saja dengan kondisi menahan sensasi birahi yang mungkin sudah mulai timbul pada Tante Linda, tenaganya untuk menolak diriku semakin lemah.

“Cukup Dany, argh,..ah…,“

Tante Linda menggigit bibir bawahnya menahan sensasi kenikmatan saat tanganku mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya dan mulai mengelus bulu-bulu halus sekitar vaginanya dan juga mencubit lembut bibir vaginanya yang sudah mulai sembab basah oleh cairan birahinya. Perilaku Tante Linda yang menggigit bibir bawahnya sangat merangsang diriku, saya berhenti memainkan payudaranya terus memandangi dirinya , tetapi tanganku terus bermain-main di selangkangannya, jari tengahku mulai kumasukkan ke dalam vagina Tante Linda,

“Hm...ah..ah..”


Desahan Tante Linda menikmati gerakan keluar masuk jari tengahku di vaginanya, lambat dan perlahan saja kugerakkan jariku sambil menjelajahi bagian dalam lobang vagina Tante Linda, ke elus-elus benjolan dalam vagina Tante Linda yang membuat dirinya menggelinjang hebat dan makin kuat menggigit bibirnya menahan agar tidak mendesah nikmat, kedua tangannya tidak mendorong tanganku lagi tetapi lebih terasa mengelus tanganku mengikuti ritme gerakan jariku. Saya lalu mengeluarkan jariku dan kedua tanganku cepat melorotkan celana dalam Tante Linda hingga terlepas dari dirinya, kusingkap roknya dan kubuka paksa kedua kakinya mengangkang sehingga terlihat bibir vaginanya yang merah merekah, kudekati dan kucium aroma uniknya, lalu ku kecup kelentitnya dan lalu mulai menjilati bibir vaginanya dari sebelah kiri bergantian ke kanan hingga turun ke bawah dekat lubang anusnya,

“Oh,.. ARG...AH…..DANIIIIIIIII..AHHH….”

Tante Linda mengerang kuat melepaskan sensasi nikmat yang dicoba tahankan sedari tadi, Saya merasakan kedua tangan Tante Linda menekan kepalaku agar melanjutkan permainanku di vaginanya. Saya dengan sabar mulai menjilati vagina Tante Linda dan jariku kumasukan ke lobang vaginanya sambil mngelus benjolan di dalam. Tidak ada lagi perlawan dari Tante Linda, kedua kakinya membuka lebar sukarela membiarkan Saya dengan leluasa menjilati bibir vaginanya, hingga lipatan pahanya, bagian antara anus dan vaginanya,

“Gila ...Dany..kamu jago sekali..ah..ah….”

Tante Linda mendesah memutar-mutar selangkangannya agar posisi vaginanya mendapatkan sensasi yang maksimum dari permainan lidahku di seputaran vaginanya, kedua tanganku lalu melorotkan gaunnya. Tante Linda lalu bangun dan melepaskan bajunya, seluruh badannya sekarang telanjang polos terlihat. Badannya yang putih dengan payudaranya yang besar dan kedua putingnya yang sudah mengeras menonjol dan bulu-bulu halus terawat di seputaran vaginanya, bibir vaginanya merah muda merekah, tidak menghitam seperti beberapa cewek bookingan yang pernah Saya nikmati.Tidak tahan juga Saya lalu cepat berdiri dan dalam sekejap, tubuhku juga sudah dalam keadaan telanjang dengan penisku yang gede mengeras dan menantang dihadapan Tante Linda.

“Aw.., Daniii… besar sekali punyamu,”

Kedua tangan Tante Linda refleks menangkap penisku, kepala penisku masih diluar jangkauan genggaman kedua tangannya.

“Ampun Dany, punyamu yang terbesar dan terpanjang yang pernah saya lihat,”

“Ho,. jadi sudah banyak yang pernah Tante lihat yah,“

Saya menyeringai dan mendekati Tante Linda dan mengarahkan penisku ke arah mulutnya.

“Jangan mikir terlalu jauh kamu Dany,” Tante Linda menguatkan genggaman kedua tangan nya.

‘Aaaw,... Aw..Sorry Tante, jgn kuat pencetnya, sakit..”

Saya meringis sejenak sebelum merem menikmati gerakan tangan Tante Linda yang berganti menjadi gerakan mengocok naik turun penisku. Lalu dia mulai mencium kepala penisku dan turun menjilati seluruh kepala penisku dan kemudian memasukkan penisku ke dalam mulutnya,

“Hm..ah..ah..,”

kupejamkan mataku menikmati permainan lidah Tante Linda pada penisku dalam mulutnya, bibir tebalnya menambah nikmat sensasi geli-geli nikmat pada seluruh batang penisku, Tante Linda memonyongkan mulutnya sehingga bibirnya mengemut-ngemut penisku dan menghisap-hisapnya, tak tahan diriku mulai terasa olehku gejala-gejala akan ejakulasi, saya mencoba mencabut keluar penisku dari mulut Tante Linda, Saya tidak ingin selesai secepat ini. Tante Linda sepertinya tahu keadaan diriku dan dengan sengaja mendekapku dan memasukkan penisku lebih dalam ke mulutnya hingga terasa olehku kepala penisku sepertinya menyentuh tenggorokannya, terasa olehku sedotannya semakin kuat, tak tahan lagi oleh diriku, Saya merongrong kuat dan menggelinjang menahan sensasi orgasme pada diriku,

“Oh,..oh..se..setop Tante ,..gue gak ..ta..tahan..lagi..”

Tante Linda tidak berhenti tetapi makin dalam memasukkan penisku hingga ke tenggorokannya,

“Argh,,ah..ah….,”

Saya mendesah kuat saat ejakulasi, kutembakkan keluar semua spermaku dalam mulut Tante Linda, yang oleh dirinya langsung disedot-sedot dan ditelan olehnya, sensasi sedotannya membuat sensasi nikmat ejakulasi terasa lebih lama dari semua pengalaman blowjob yang pernah saya terima, Luar Biasa sekali. Tante Linda lalu melepaskan penisku dan memungut aqua cup tadi, lalu dia berkumur dengan air tersebut. Dia lalu memalingkan wajahnya padaku dan tersenyum getir,

“Puas sekarang kamu dik Dany ?”

Tentu saja saya belum puas,.hanya bibir atas yang kunikmati belum bibir bawahnya,

“Belum Tante, saya masih sanggup...,”

Saya lalu duduk disampingnya dan mulai mengelus-elus pahanya,

“Hm,.. masih kuatkah adikmu ini?”

Tangan Tante Linda juga ikut mengelus penisku dan kantong zakarku,

“Tentu masih kuat Tante,”

Saya lalu mengarahkan bibirku pada mulutnya dan kali ini Tante Linda tidak menolak ciumanku, dia menyambutnya dan menyodorkan lidahnya untuk saya hisap dan emut dan bergantian kami berdua saling bermain lidah dalam mulut.
Bibirnya saya gigit lembut bergantian atas bawah, sambil berciuman kedua tangan saya mengelus Payudara Tante Linda dan perlahan turun hingga vaginanya dan kumainkan kembali jariku pada Vagina Tante Linda, ini membuat Tante Linda kembali mendesah dan menggelinjang menikmati elusan jariku pada benjolan dalam vaginanya sementara Penisku sudah kembali memanjang dan mengeras.

“Kamu duduk saja, biar Tante nikmati punya elu,”

Tante Linda lalu jangkok di antara kedua kakiku dan mencium penisku, perlahan dia jilati lagi kepala penisku, lalu kedua tangannya mengangkat payudaranya dan lalu menjepit penisku di antara payudaranya dan melakukan gerakan naik turun payudaranya menggosok penisku, sambil sesekali mencium kepala penisku, ini sensasi yang luar biasa nikmat penisku di kehangatan antara kedua payudara besar Tante Linda, membuat Penisku semakin mengeras hingga terlihat jelas uratnya, dia lalu melepaskan penisku dan kemudian dia berdiri dan naik ke sofa hingga dalam posisi menduduki diriku, tangannya lalu menggenggam penisku dan mengarahkannya pada vaginanya, dia lalu memasukkan penisku ke dalam lobang vaginanya, dengan posisi menghadap ke arahku, otomatis seluruh penisku masuk kandas ke dalam vaginanya,

“OOooh…. Argh,. Sssh ..ah..”

Tante Linda mendesah dan mengerang menikmati Penisku dalam vaginanya, kedua matanya merem dan menggigit bibir bawahnya, pemandangan ini benar-benar menggairahkan, tak tahan Saya lalu memeluk erat dirinya dan kemudian menciumnya. Tante Linda lalu mulai menggerakkan pinggulnya naik turun perlahan-lahan sesekali melakukan gerakan memutar-mutarkan pinggulnya seperti menggunakan Penisku mengaduk-ngaduk bagian dalam vaginanya, Dia lalu melepaskan ciumanku dan menggerakkan pinggulnya naik turun makin cepat frekuensinya, Kepalaku didekap olehnya di antara kedua Payudaranya, tentu saja Saya ikut aktif mencium belahan payudaranya dan kedua tanganku meremas-remas kedua payudaranya dan sesekali membantu mengangkat pinggul Tante Linda membantunya agar makin cepat gerakan naik turunnya dan tentunya juga meremas-remas bokongnya yang lunak. Payudaranya yang berguncang hebat dihadapanku memberikan pemandangan yang menggairahkan dan putingnya yg mengikuti bantingan Payudaranya seakan akan menantang saya untuk dapat menangkapnya dengan mulutku, kugigit lembut dan ku emut- emut putingnya setiap kali tertangkap oleh mulutku, ini seperti permainan makan kerupuk di acara tujuhbelasan, saya mencoba menangkap puting payudara Tante Linda yang berguncang kiri-kanan, atas-bawah, memang ukuran yang besar dan karena sesuai usianya, Payudara Tante Linda tidak lagi sekel tetapi agak lunak seperti balon yang terisi air, memberikan sensasi nikmat tersendiri, ayunan guncangannya , kelembutannya saat diremas, dan ukuran putingnya semuanya menambah gairah dan birahi Saya sehingga belum sepuluh menit, saya sudah merasa akan ejakulasi lagi.
“oh,..ah..ah,..Dany… Tante gak tahan lagi….”

Gerakan naik turun pinggul Tante Linda makin cepat dan makin kuat dia mendekap diriku.

“Ah,..ah...huh..huh..saya juga sudah mau nembak juga Tante,”

“ah..ss..ah..kalo...gih...gituh ki..kita barreenggg..arghh….AAHHHH”

Tante Linda tidak sanggup menahan dirinya menjerit menikmati sensasi orgasmenya yang ternyata lebih cepat tercapai olehnya daripada diriku.
Saya yang belum orgasme tentu saja tidak tinggal diam, Saya lalu merebahkan Tante Linda ke sofa dan kemudian memasukkan penisku ke lobang vaginanya , kugerakkan pinggulku naik turun cepat, dan karena memang sudah mendekati klimaks sebelumnya , tidak butuh lama Saya lalu menembakkan semua spermaku ke dalam vagina Tante Linda, dan setelahnya Saya merebahkan diriku memeluk Tante Linda, Wanita ini benar-benar unik konstitusi tubuhnya, lunak dan lembut, tidak bosan saya memeluknya.
Kami berciuman sejenak sebelum kembali pada posisi duduk dan menggunakan kertas tissue Saya membersihkan diriku, sementara Tante Linda ke kamar mandi dan kemudian berganti baju daster dan membawakan minuman untukku, kali ini Saya menyambut minumannya , dengan kondisi masih telanjang Saya minum dan lalu duduk kembali tanpa indikasi untuk berpakaian kembali, tentu saja Saya bertahan untuk telanjang karena belum puas menikmati Tante Linda, perlu dua ronde lagi Saya rasa baru cukup.

“Eh,..elo kok gak make baju lo balik?”

Tante Linda casual menyapaku sekarang tak ada lagi dik Dani,.. He..he..

“Belum puas tante, gue mau dua ronde lagi”

“Hi..hi.. Lu gak ada janjian sore ini?”

“Gak ada Tante, hari ini semua jadwal saya buat Tante,”

Saya lalu menangkap Tante Linda dan Kembali memeluknya,.. Hm sepertinya Tante Linda tadi sempat membasuh dirinya dan menggunakan lotion, Tubuhnya semakin harum menggairahkan.

“Hi..hi… kamu ini sudah keringatan, capek kan?”

“Keringatan iyah,..capek,..no way,..lihat adikku sudah mulai bangun,”

Saya menunjuk ke penisku yang sudah mulai memanjang dan mengeras kembali akibat memeluk Tante Linda.

“Wow… jagoan nih,..beneran masih kuat,”

“Beneran dong, Belum puas Tante, sekali yah,..Plz…,” Saya kecup Tante tanpa melepaskan pelukanku.

“Okay,..okay… lu mandi dulu sana, ntar saya sediakan handuk buat elo,”
Tante Linda mendorong diriku agar bisa lepas dari pelukanku,

“Nanti setelah mandi, kita lanjut di kamar saja ber AC didalam”

“Ok Tante,” saya melepaskan pelukanku tetapi sempat Saya remas bokong Tante Linda sejenak baru saya berjalan ke kamar mandi.

Selesai Mandi setelah mengeringkan badan, saya berjalan ke kamar tidur Tante Linda dimana dia sudah terlentang diatas ranjangnya menanti diriku. Tanpa basa basi lagi, saya lalu mulai dari Vaginanya, perlahan diriku jilati bibir vaginanya dan kelentitnya hingga area anusnya, kedua tanganku mengelus mulusnya paha Tante Linda dan lidahku terus memainkan vagina Tante Linda hingga dia mendesah kuat dan menggelinjang menikmati sensasi permainan lidahku dan dilanjutkan dengan permainan jariku, perlahan lidahku bergerak menjilati badan Tante Linda dari vagina terus ke pusarnya , ku elus-elus perutnya yang sedikit buncit tetapi lunak dan mulus, terus ke atas sampai ke bagian payudaranya, tanganku bergerak meremas-remas payudara Tante Linda sementara putingnya saya kecup dan saya kulum-kulum, lidahku terus memainkannya, terasa olehku puting payudara Tante Linda semakin mengeras dan mencuat ke depan.

“Oh..ah..ah...enak sekali Dany,...ahh..ah..”

Tante Linda mendesah menikmati permainan lidahku di putingnya. Sementara tanganku tak bosan-bosannya meremas-remas payudara Tante Linda yang lunak dan mulus.

“ sekarang gantian Dany,...kamu rebah biar Tante yang melayani lu,”

Saya lalu terlentang disamping Tante Linda yang kemudian berguling sehingga posisinya berubah di atas tubuhku dan menghadap ke diriku.Kami berciuman dahulu , baru Tante Linda perlahan turun dan memainkan lidahnya pada putingku dan mengelus-elus dadaku yang bidang.

“Hm..ah..ah..,”

Saya mendesah menikmati sensasi geli-geli nikmat pada putingku yang dijilat-jilati oleh Tante Linda,dia lalu perlahan turun menjilati pusarku dan turun hingga ke penisku, dia mulai menjilati kantung zakarku dan perlahan menjilati batang penisku sebelum akhirnya mengulum kepala penisku dan kemudian memasukkan penisku ke dalam mulutnya, gerakan tersebut berulang kali dilakukan oleh Tante Linda pada penisku, kemudian Tante Linda kembali menggunakan teknik menjepit penisku dengan payudaranya dan sambil sesekali mengulum penisku, luar biasa nikmatnya. Saya yakin pasti banyak klien asuransi Tante Linda mendapatkan service ini sebelum menandatangani polis asuransi mereka,.. Saya pasti akan sering jajan Polis sama Tante Linda sejak hari ini, karena belum pernah saya dapatkan sensasi kenikmatan ini dari para cewek bookingan online yang padahal harga bayarannya lumayan tinggi,. Yah harus diakui jika mereka menang usia muda, tetapi untuk service dan permainan di atas ranjang, menang Tante Linda, belum lagi konstitusi unik badan Tante Linda yang lunak dan putih mulus.
Sesaat setelahnya Tante Linda lalu naik dan mengarahkan penisku memasuki lobang vaginanya, Tante Linda lalu mulai menggerakkan pinggulnya naik turun dan sesekali memutar-mutar pinggulnya, dia terlihat sangat cantik ketika dia merebahkan dirinya ke belakang sehingga perutnya terlihat rata tetapi payudaranya terlihat semakin besar mancung ke atas, terlihat olehku batang penisku yang sedang memasuki vaginanya yang merah merekah, tanganku lalu memainkan klitorisnya yang menghadap ke arahku,

“Ah..sssh..ah..”

Tante Linda mendesis menikmati permainan jariku, dia lalu mengganti posisi rebah ke diriku sehingga payudaranya menghadap ke wajahku, kutangkap putingnya dengan mulutku sedangkan tanganku meremas-remas payudaranya,

“oh,..ah..ah...Dany,..Tante sudah mau datang,... ah,...”

“ah..ah...Saya juga Tante, kali ini kita barengan tante,..ah..ah…”

Tante Linda mempercepat gerakan naik turun pinggulnya dan mendesah semakin kuat sampai akhirnya melonglong menikmati orgasmenya, begitu juga dengan diriku yang menembakkan spermaku ke dalam vagina Tante Linda,

‘ah..ah...Huh..huh..”
Saya kemudian memeluk erat tubuh lunak Tante Linda, kami berciuman sejenak sebelum barengan membersihkan diri ke kamar mandi. Saya mengeringkan badan tetapi belum berniat memakai bajuku, perlu satu ronde lagi sepertinya saya baru bisa puas.

“Eh,.. cukup sudah Dany,.. Sudah sore, hampir jam 5 sebentar lagi Majid pulang, malu ketahuan dia,”

Tante Linda menggelengkan kepala sambil memungut bajuku dan melemparkannya ke arahku.

“Satu Ronde lagi Tante, ayolah,..masih kuat gue,”

“Sudah sore, hampir jam 5 sudah , tadi no polisi mobil elo berapa?, Tante punya feeling bakal menang sore ini, sudah yah,..ntar Tante gak sempat belanja,”

“Oh,..walah , gak sempat beli Togel toh,”
Saya menggelengkan kepala,kusebutkan no polisi mobilku padanya.

“Hari ini feeling Tante bagus, pasti menang , eh..kamu gak mau sponsorin Tante sedikit,” Tante Linda menyeringai lebar menanti jawaban saya.

“Saya transfer dari HP, kasih saya no rekening Tante,”

Tante Linda melompat girang seperti anak kecil sambil memberikan no rekeningnya padaku,

“ segini cukup Tante,” Saya memperlihatkan nominal transfer di Hp ku.

“ Hi..hi.. Kalo segitu lebih dari cukup dan Tante kasih kamu satu ronde lagi”
Saya lalu menunjukkan bukti sukses kirim ke Tante Linda yang berubah jadi anak kecil melompat kegirangan dan mengecup pipiku sambil menggesekkan payudaranya ke lenganku.

“Waktunya terbatas sekali Dany,. Takutnya si Majid nanti Pulang, sementara pasaran togelnya hampir close,”

“Jadi gimana tante?” Saya mulai meremas bokong Tante Linda yang lunak.

“Tante nungging saja sambil ngisi taruhan, elu sodok dari belakang saja, jadi taruhan Tante tidak terlambat beli dan elu bisa dapat enak juga,hi..hi…,”
Tante Linda tidak sungkan lagi menarik diriku ke arah meja riasnya, di atas meja memang sudah ada buku tafsir mimpi dan lembaran yang berisi coretan-coretan angka, Dia lalu jongkok didepan Penisku dan mulai mengulum-ngulum penisku dan menjilati batang penisku,

“Nah sudah keras dan basah nih adikmu, elo tinggal masukin,hi..hi..,”

Tante Linda kemudian menghadap ke meja rias dan menungging menunjukkan bokongnya ke arahku, diantara belahan Bokongnya terlihat rekahan merah muda dibawah anusnya menantang menanti untuk dihujam Penisku. Saya lalu mengarahkan penisku dan memasukkannya perlahan ke dalam Lobang vagina Tante Linda, hangat basah terasa dinding lobang vagina Tante Linda mencengkram penisku memberikan sensasi nikmat yang sukar diungkapkan dengan kata -kata. Kedua tangan Saya memegang pinggang Tante Linda, menahan sodokan saya, setiap kali pinggul maju ke depan, saya menarik pinggul Tante Linda ke arah saya sehingga Penisku Masuk sedalam-dalamnya ke Lobang vagina Tante Linda,

“Ah..ah...oh..ah…,”

Tante Linda mendesah setiap kali Penis Saya kandas masuk ke dalam lobang vaginanya, ini beneran nikmat buat Tante Linda atau merupakan bagian dari servisnya, berakting pura-pura menikmati penis kliennya, soalnya dengan kondisi satu tangan menahan dirinya agar tidak maju menabrak meja rias, tangan yang satu lagi dengan terampil mengisi angka-angka taruhan togelnya ke dalam Hp nya.

“Puk..pukk…”

Suara kecipak kecipuk saat diriku menabrak bokong lunaknya Tante Linda, walaupun janggal dengan posisi Tante Linda yang terus melihat ke arah Hpnya sambil mengetik, Saya tetap menikmati sensasi gaya nungging Tante Linda ini, karena dari cermin di meja rias saya bisa diriku yang sedang menyodok bokong Tante Linda dan tentu saja goncangan payudara Tante Linda, seperti melihat bokep live jadinya, tangan saya kadang juga bergerilya dari meremas-remas Bokong Tante Linda hingga Payudaranya. Cengkraman dinding Vagina Tante Linda memang nikmat sensasional, belum 15 menit saya tidak tahan lagi,


“Oh...oh...ah…...arghh..huh..”

Saya mengerang nikmat menembakkan spermaku ke dalam vagina Tante Linda.
Saya tidak mandi lagi tetapi hanya menggunakan tissue membersihkan penisku, lalu saya memakai bajuku,

“hi..hi..Tante Sibuk, Dany cayank,.. Nanti kamu tutup sendiri pintu depan yah,”

Tante Linda terus sibuk memperhatikan coretan- coretan angka yang di kertas sambil sesekali mengetik angka tersebut di layar Hpnya.

“Yah, sudah Tante ,..sampai jumpa lagi,”

“Okay,..bye cayank..”

Saya berjalan keluar dari kamar tidur, lalu keluar dari rumah Tante Linda dan menutup balik pintunya. Sambil berjalan ke lift saya cengar-cengir bahagia, membayangkan aktivitas yang disarankan oleh Bunda ternyata nikmat sekali, harus sering-sering saya lakukan aktivitas ginian bareng Tante Linda, he,,he...kubayangkan jika kubuat kisah yang saya alami hari ini dua kategori tercapai Fuck with Friend’s Mom and Fuck with Mom’s Friend.

Bagian ke 2
https://www.semprot.com/threads/friends-mom-and-moms-friend.1393345/post-1904571622

Bagian ke 3
https://www.semprot.com/threads/friends-mom-and-moms-friend.1393345/post-1904591281
 
Terakhir diubah:
translatenya madi ada kalimat yg kaku jadi mengurangi kenikmatan membacanya..terus perbaiki bos....semangat terus
 
mantap banget hu ceritanya,
sedikit saran hu, penyebutan orang pertama dan orang kedua kalau bisa konsisten hu kayak lu lu aja, gua gua aja, atau aku kamu dll. dan kalau emang mau rubah bisa di kondisikan dengan keadaan.
sisanya mantep sih ceritanya eksekusinya juga matep.
tetap semangat hu, ditunggu kelanjutannya
 
mantap banget hu ceritanya,
sedikit saran hu, penyebutan orang pertama dan orang kedua kalau bisa konsisten hu kayak lu lu aja, gua gua aja, atau aku kamu dll. dan kalau emang mau rubah bisa di kondisikan dengan keadaan.
sisanya mantep sih ceritanya eksekusinya juga matep.
tetap semangat hu, ditunggu kelanjutannya
Konsepnya saya gunakan penulisan yang formal dengan penyebutan orang pertama "saya", tetapi untuk bagian percakapan tentunya saya berusaha agar bisa realistis dengan gaya percakapan sehari-hari dengan penyebutan "elu" , " gue". Thanks buat masukkanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd