Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Gairah Birahi Akhwat

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
takluknya farah... menanti konsolidasi dengan suami... mungkin swinger
 
uuuhhhh.. Warbiyasahh... Akhirnya farah takluk di tangan pak markus..
lanjutin pelan2 sensasinya suhuu...
Part 8

Saat berjalan menuju ke tempat parkir aku menangis, yang ada di benakku adalah rasa takut kehilangan suamiku. Memang ada rasa marah tapi rasa takut kehilangan Haikal lebih besar. Awalnya aku berencana mengamuk dan marah sejadinya pada suamiku. Aku akan meluapkan emosi dengan menunjukan bukti-bukti foto yang dikirim nomor tak dikenal di WA. Tapi karena kejadian aku salah melabrak pak Markus emosiku menurun dan malah berganti dengan rasa takut. Saat mau menyalakan motorku aku sempatkan sekali lagi melihat foto-foto itu sekaligus video yang baru dikirim saat aku diruang keuangan yang belum kulihat. Setelah melihat dengan cermat foto-foto itu sebenarnya biasa saja. Cuma terlihat Haikal selalu dekat dengan seorang wanita cantik disemua foto yang dikirim itu. Lebih tepatnya terlihat selalu berdempetan. Sementara videonya adalah adegan di sebuah tempat karaoke dimana Haikal duduk rapat dengan wanita itu sambil menyanyi.
Aku mungkin terprovokasi dengan kata-kata pengirim pesan WA itu. Meski begitu tetap saja ada rasa kecewa dan curiga terhadap suamiku. Karena bukan sifat Haikal mau berdekatan dengan perempuan apalagi menyanyi karaoke bersama seperti itu.
Aku tidak tahu apa aku harus secepatnya membahas persoalan foto-foto itu dengan Haikal atau menundanya sampai aku siap mental menghadapi resiko apa yang akan timbul setelah aku mengungkap soal itu kepada suamiku. Atau aku menyelidiki lebih dulu hingga mendapat info yang memadai mengenai apa yang sebenarnya terjadi antara Haikal dan wanita itu.
Malam ini pada saat aku selesai membereskan meja makan usai makan malam aku menuju ke ruang keluarga. Di sana suamiku terlihat asyik bermain dengan Shafira. Lagi-lagi aku dilanda dilema antara mau membahas soal foto-foto dan video yang dikirim di WA saat ini juga atau menanti saat yang tepat. Atau bahkan tak perlu membahasnya karena takut akan masa depan keluargaku.
Setelah Shafira ngantuk dan aku membawa dia kekamar dan menidurkannya aku kembali ke ruang keluarga. Haikal nampak asyik menonton berita di TV. Saat aku duduk didekatnya Haikal langsung menggandengkan tangannya dibahuku.
”Besok papah akan ke surabaya urusan kerjaan.”
“Oh ya kok mendadak?”
”Ia sayang, papah juga baru tahu saat Andre ngasih tahu siang tadi. Dia juga sudah membelikan papah tiket.”
“kalau gitu mamah ke dalam mengemasi barang-barang papah di travel bag!”
“Ya tapi papah agak lama disana, sekitar 3 mingguan. “
“Wah lama juga. Biasanya kalau urusan kerja diluar kota Cuma 2 atau 3 hari. Paling lama seminggu.” Ada berbagai perasaan berkecamuk di hatiku.
”Andre minta papah menyelesaikan urusan usahanya di sana.” Ujar Haikal lagi.
”Sekarang papah pengen, karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut Haikal lagi sambil memelukku dan mencium keningku.
Hatiku sedang kacau dan kecewa akibat kiriman pesan WA nomor tak dikenal itu hanya bisa diam. Tapi aku kasihan juga dengan Haikal kalau dugaanku salah dan orang misterius itu hanya memfitnah suamiku. Seharusnya saat ini aku bahagia karena dimanja oleh suami yang penuh dengan rasa sayang dan cintanya walau akhir-akhir ini terkadang ia bersikap kasar saat aku tak melayani nafsunya meski aku punya alasan sedang haid.
Tangan Haikal mulai menyusup di balik baju yang aku kenakan. Ingin rasanya aku menepis tangan suamiku yang tengah menggerayangi daerah terlarang milikku saat teringat foto-foto tadi. Namun entah mengapa semuanya terasa sulit aku lakukan, tubuhku malah menggigil menahan birahi ketika tangan Haikal mulai mengelus-elus selangkanganku yang masih terbungkus celana dalam hingga ke bulatan pantatku. Beberapa kali aku merasakan kemaluan Keras Haikal yang juga masih terbungkus celana dalam. Kini aku justru membuka kedua pahaku kian lebar sehingga tangan Haikal kian leluasa menggerayangi kemaluanku.
Aku mulai mendesah perlahan, ketika tangan Haikal terasa menyusup ke balik celana dalam yang aku pakai. Jemarinya menyusuri gundukan bukit kemaluanku hingga celah lubang kenikmatannya. Aku bahkan mengerang menahan nikmat ketika bibir lubang kemaluanku itu diusap pelan oleh jemari tangan Haikal. Rasa birahi ternyata telah membuatku melupakan soal foto dan video tentang suamiku.

Aku mulai menggelinjang saat jemari tangan Haikal mengelus-elus perlahan bibir kemaluanku hingga terasa jemari tangan suamiku mulai melesak ke dalam lubang kemaluanku yang telah mengeluarkan satu orang anak tersebut. Tubuhku gemetaran dan mulutku mendesah saat kemudian kelentit dalam kemaluannya disentuh oleh jemari tangan Haikal lantas dipilinnya lembut membuat aku nyaris melayang.
“Ohh..aahhhh…mmhhh…enghhh..sshhh”‘desahanku mulai keras.
Tubuhku menggelinjang di kursi ruang keluarga. Akupun mulai menikmati saat Haikal meletakkan wajahnya disela kedua kakiku yang terjulur terbuka, sehingga selangkanganku yang merekah menganga langsung dikecupnya.
“Owh...”
Dengan bernafsu Haikal menguakkan bibir kemaluanku yang merah dan lembab itu kemudian menjilatnya. Aku mengejang ketika merasakan lidah Haikal menyusuri belahan kemaluanku. Tubuhku bergetar ketika lidah itu menyapu klitorisku. Semakin lama aku tak kuasa menahan eranganku ketika bibir suamiku mengisap dan menyedot-nyedot klitorisku, dan selanjutnya aku semakin dilanda oleh birahi.
“Aihhhh…eungghhhh….”
Aku mengerang dengan mata mendelik, ketika beberapa saat kemudian kontol yang keras dan hangat mulai menusuk kemaluanku. Kemaluan milik suamiku telah bersarang di lubang kemaluanku dan menggesek dinding-dinding dalam kelaminku.
“Ayo mah… …nikmati…ahh….nikmati…malam ini.” Racau Haikal.
Suamiku itu terus memaju mundurkan penisnya yang terjepit lubang kemaluanku. Aku memejamkan mata menikmati terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa bimbang dan ragu akan suamiku. Aku mendesah dan mengerang dengan tubuh menggelinjang jalang dan akhirnya dalam waktu beberapa menit kemudian aku merasakan akan segera meraih puncak kenikmatan. Haikal terus mengaduk lubang kemaluanku dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman panjang, ia menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluanku hingga aku kelojotan.
“Akwhhhhhhh....owhhhhh...shhhhhh!” Eranganku saat cairan kemaluanku menyembur menyiram penis Haikal yang sedang mengaduk aduk kemaluanku.
Aku praktis mengalami beberapa kali orgasme malam ini. Orgasme terakhir memberiku gelombang kenikmatan. Begitu dahsyat saat bagian dalam lubang kemaluanku yang sedang menyemburkan cairan kenikmatan dibalas dengan semprotan cairan hangat mani dari penis Haikal yang terasa banyak dan hangat membanjiri lubang kemaluanku.
Kami terkapar di karpet ruang keluarga dalam keadaan tak berdaya.
***
Pagi ini sudah jam 8 lewat aku masih di jalan belum sampai kantor. Aku ikut mengantar suamiku ke bandara. Sebenarnya Haikal dijemput oleh pak Andre saat mau ke bandara. karena kebetulan Shafira yang biasanya diantar oleh suamiku dengan motor ke rumah mertua atau rumah orang tuaku setiap kami kerja merengek pingin ikut ke bandara. Aku jadinya ikut naik mobil pak Andre mengantar Haikal bersama anakku Shafira.
Pulang dari bandara langsung ke rumah mertuaku yang lebih dekat bandara. Habis itu tinggal aku dan pak Andre di mobil menuju kantorku. Aku menelepon ibu Hanum minta izin datang agak telat karena mengantar suamiku ke Bandara. Sepanjang jalan aku hanya bicara seadanya dengan pak Andre. Aku agak risih juga semobil hanya berdua dengan sahabat suamiku itu. Untung aku menolak tawarannya untuk pindah ke bangku depan duduk disampingnya saat pulang dari bandara. Kalau tidak tentu aku akan tambah risih kalau harus duduk sangat dekat dengan lelaki itu.
Pak Andre seusia dengan suamiku. Lelaki yang sahabat sekaligus bos dari Haikal itu cukup tampan dan sudah berkeluarga. Satu hal yang membuat aku risih adalah cara pak Andre menatap mataku. Seperti tatapan yang punya arti. Entahlah aku seperti merasakan ada sesuatu dibalik tatap matanya.
“Dek Farah betah ya jadi PNS?”
“Ya emang saya bercita-cita jadi PNS.”
“Gajinya kecil loh.”
“Tapi saya rasa cukup pak!”
“Kalau dek Farah mau aku bisa kasih kerjaan yang gajinya lebih dari PNS.”
“Makasih Pak Andre. Bapak sudah banyak menolong. Jadi gak enak. Lagian suami saya sudah kerja sama pak Andre. Masak saya juga ikutan kerja sama pak Andre.”
“Gapapa. Tidak masalah.”
“Makasih pak. Tapi saya sudah sangat bersyukur jadi PNS. Ini tempat pengabdian saya. Tidak mungkin saya menyia-nyiakan amanah negara buat saya.”
“Waduh dek Farah ini sangat idealis.”
Aku hanya diam mendengar pujiannya.
“Saya jadi kagum.”
“Hmmmm...”
“Bolehkan saya kagum sama dek Farah?”
“Bapak berhak punya rasa kagum sama siapapun. Tapi bapak juga harus berpikir apa semua kekaguman itu harus disampaikan.”
“Aku memilih jujur untuk soal itu. Aku kagum maka aku ungkapkan.”
“Tidak etis juga sih kalau seorang yang sudah punya istri kagum sama wanita istri orang.”
“Hahahahha...jadi tambah kagum sama dek Farah. Sudah cantik pinter pula.”
Aku memilih diam saja atas apa yang diungkap oleh pak Andre. Makin dilayani tambah menjadi omongannya. Aku hanya berusaha bersikap sopan saja. Seraya berharap cepat sampai di kantor. Tapi apa daya jam segini macetnya sudah terasa.
Sebuah notifikasi mesengger FB masuk ke ponselku. Ternyata dari pak Markus.
“Pagi Farah. Maaf mengganggu. Aku tidak lihat kamu di apel pagi. Apa karena kejadian kemarin sore? Aku minta maaf kalau kamu jadi gak masuk karena itu.”
Aku jadi merasa bersalah juga sama pak Markus. Aku harus membalas pesan FB dia biar dia tidak berpikir yang bukan-bukan.
“Pagi juga pak Markus. Aku agak telat nih. Kejebak macet.”
“Oh kirain karena masalah kemarin.”
“Tidak. Lagi pula kalau soal kemarin aku yang harus minta maaf. Aku sudah salah sama pak Markus.”
“Ah gapapa. Aku Cuma cemas kamu gak masuk karena soal kemarin.”
“Gak perlu khawatir pak Markus. Masalah itu bisa aku atasi.”
“Oh ok. Tapi kita masih sahabat kan?”
“Iya dong pak. Kapan juga aku memutuskan persahabatan kita?”
“Makasih ya. Aku kira setelah yang aku lakukan ke kamu aku tidak lagi dianggap sebagai sahabat.”
“Ah enggak pak Markus. Kamu itu tetap sahabat aku.”
“Sekali lagi makasih.”
Aku mengirim emoticon senyum mengakhiri chat dengan pak Markus.
“Asyik lagi chatting ya?”
“Enggak ini teman kantor nanya kalau saya mau masuk atau gak?”
“Udah telat gini mending jalan ama aku. Gimana?”
“Makasih deh pak. Saya masih ada kerjaan. Lagian atasan saya mengizinkan saya datang terlambat kali ini.”
“Oh ya. Asik juga jadi PNS ya. Datang telat gak masalah.”
Benar-benar lelaki yang bikin kesal ini orang. Aku jadi merasa tidak nyaman dengan omongannya. Meski banyak menolong suamiku bukan berarti dia bisa bicara seenaknya. Untung saja kantorku sudah dekat kalau tidak aku bisa muak mendengar omongannya yang makin lama makin menyebalkan.
“Ini ya kantornya!” pak Andre membelokan mobilnya memasuki halaman kantor.
Aku hanya mengangguk saja. Kemudian menyapa satpam yang menjaga pos. Tiba juga aku di kantor setelah sekian waktu duduk semobil bersama pak Andre. Meski menyebalkan aku tetap bersikap sopan padanya dan mengucapkan terima kasih.
Sebelum istirahat makan siang pak Markus kirim pesan WA padaku. Dia mengajak aku makan siang katanya buat mengakrabkan kembali hubungan kami yang renggang.
“Waduh gimana ya? Kalau bareng sama Velly dan Nadia aku mau sih!”
“Mereka ada kesibukan masing-masing. Ayolah aku gak akan macam-macam kok. Cuma makan berdua saja. Lihat wajah kamu yang cantik sepuasnya aku sudah senang.”
Pak Markus mulai lagi. Tapi anehnya aku kali ini tidak marah dan merasa nyaman saja dengan kata-kata dia. Aku sudah dua kali di lecehkan oleh lelaki itu dan dua duanya aku biarkan begitu saja. Seperti berat bagiku untuk melaporkan dia kepada siapapun. Bahkan menceritakannya pada orang lain meski itu orang terdekatku sekalipun aku enggan. Kini dia mengajak aku ketemuan dan makan bersama.
“Oke aku mau.!”
“Makasih cantik.”
Entah kenapa aku hanya senyum saja membaca pesan dia menyebut aku cantik. Ada perasaan senang juga sih biar bagaimanapun.
Setelah sholat dzuhur aku jalan sama pak Markus dengan mobil citycarnya. Maklumlah PNS bawahan kalau mampu beli mobil yah Cuma sekelas LGCC kata Pak Markus. Tapi mendingan dibanding aku dan suamiku baru punya sepeda motor.
Kami pergi mencari rumah makan yang agak jauh dari kompleks kantor kami. Aku tidak khawatir kalau jumpa orang yang aku atau kami kenal. Waktu masih jadi staff keuangan kami kadang jalan berdua kalau Velly atau Nadia berhalangan mengurus pencairan anggaran kantor. Kadang naik mobil Dinas kantor. Kadang naik mobilnya pak Markus sendiri. Tapi kini kami jalan bukan urusan kantor. Tapi sekedar makan siang saja.
Sembari makan pak Markus tak bosan-bsannya menatap wajahku. Tatapannya kali ini lebih ketatapan orang jatuh cinta dibanding tatapan orang mesum yang punya hasrat birahi. Sesekali aku balas menatapnya. Ada binar-binar kebahagiaan di matanya saat beradu tatap mata denganku.
“Kenapa sih pak Markus sampe jadi gini?”tanyaku.
“Jadi gini gimana?”
“Itu sampai punya perasaan ke aku gitu? Soalnya dulu sebelum aku pindah kepegawaian kita kan sering jalan bareng juga.”
“Dari dulu juga aku udah punya rasa ke kamu Fa. Tapi aku masih bisa pendam. Tapi saat kamu pindah ke keuangan aku jadi gimana gitu. Bahkan sampai nekad.”
“Pak Markus jangan gitu lagi ya. Aku jadi takut banget kalau pak Markus kayak gitu.”
“Aku janji gak akan kayak gitu asal aku bisa dekat dengan kamu.”
“Hmmmm gimana ya. Sebenarnya ini gak boleh. Tapi aku kali ini merasa nyaman jadi gapapa kalau pak Markus pengen dekat ama aku. Asalkan dekat sebagai sahabat saja.”

Aku kaget juga kenapa aku sampai bisa mengatakan seperti itu. Tapi aku seperti melepas beban berat bisa mengucapkan itu. Walau ujungnya aku bilang dekat sebagai sahabat tapi namanya lelaki dan perempuan yang bukan muhrim bisa dekat kalau ditinjau secara agama pasti tidak boleh. Tapi melihat berbagai kejadian termasuk yang menimpaku maka aku mulai melunak. Aku merasa dosa dekat dengan lelaki bukan muhrim sudah banyak dilakukan oleh teman-temanku bahkan suamiku.
Kini duduk makan siang dengan pak Markus rasanya nyaman dan kenapa aku merasa sok suci untuk menjauhi rasa nyaman itu. Toh suamiku sudah melangkah lebih jauh dariku. Pak Markus walau usianya 15 tahun lebih tua dariku tapi wajahnya lumayan tampan. Khas orang Indonesia timur yang hitam manis. Saat membalas tatapannya biar Cuma sekian detik aku merasa sesuatu yang aku tidak mengerti. Seperti rasa yang pernah muncul dihatiku saat masuk SMA yang berhasil aku tindas dan aku usir dari hatiku karena aku merasa itu dosa. Tapi kini aku tidak ingin mengusir rasa itu walaupun aku masih malu-malu tapi tak urung aku kembali membalas tatapannya hingga berulang kali. Sampai kami lupa bahwa makanan di piring kami sudah habis dan jam istirahat kantor sudah lama lewat.
***
Tak terasa sudah hampir tiga minggu suamiku di surabaya. Waktu terasa begitu cepat. Empat hari lagi Haikal akan pulang. Anehnya aku malah tidak merasa rindu padanya. Aku bahkan merasa pulangnya dia akan merusak perasaan nyaman yang sedang aku alami. Hari-hariku laksana gadis remaja yang sedang dilanda kasmaran. Sebuah perasaan yang dulu aku tolak untuk hadir dalam hatiku. Aku yang menyia-nyiakan masa SMA ku dengan berlagak sok suci menjadi garda depan remaja menolak pacaran. Padahal kini aku merasa pacaran itu begitu indah.
Ya aku akui sekarang aku menjalin hubungan laksana orang pacaran dengan pak Markus. Aku mengatakannya pacaran bukan selingkuh karena kami hanya menjalaninya dengan rasa saling jatuh cinta bukan saling nafsu. Setidaknya begitu yang aku rasa dalam hatiku. Kami hanya jalan berdua. Makan berdua. Nonton berdua. Melakukan yang anak remaja bilang pacaran sehat. Saling berpegangan tangan. Berpelukan dan saling memberi kecupan mesra. Namun kami tidak sampai melakukan hubungan intim melampaui batas. Karena aku masih tetap takut melakukan dosa zinah yang sesungguhnya. Meski dulu aku sering menganggap yang aku lakukan sekarang itu sudah masuk kategori zinah. Kini anggapan seperti itu sudah aku jauhkan dari pikiranku. Aku hanya ingin merasakan jatuh cinta. Sesuatu yang telah aku biarkan lewat begitu saja dalam kehidupan remajaku.
Hal yang mengganggu hubunganku dengan pak Markus hanyalah teman suamiku pak Andre. Aku makin sadar bahwa segala kebaikan yang dia lakukan selama ini hanya untuk menarik simpatiku. Dia punya hasrat padaku. Sayangnya aku tidak tertarik padanya. Meski dia hampir setiap pagi datang ke rumah menawarkan jasa untuk mengantar aku ke kantor. Aku tolak mentah-mentah. Karena aku curiga dia yang diam-dim mengirim pesan foto dan Video WA padaku. Aku jadi benci dengan sikap pengecutnya.
Bahkan foto dan Video terbaru kembali masuk ke ponselku. Gambarnya lebih vulgar dan sudah makin mengarah kepada kenyataan bahwa Haikal suamiku selingkuh. Si pengirim pesan WA telah berhasil membuat aku membenci suamiku namun dia tidak akan pernah mendapatkan simpatiku.
“Sayang suami aku bentar lagi pulang!” kataku manja saat duduk berdua di tepi pantai di waktu malam bersama pak Markus. Sejak menjalin hubungan kami sudah saling menyapa sayang.
Karena merasa waktu kedatangan suamiku sudah semakin dekat maka aku berinisiatif mengajak pak Markus ke pantai. Aku beralasan ke suami aku dan keluargaku bahwa aku Dinas luar ke banten dan menginap di sana. Dan emang benar kita pergi ke daerah banten. Menyusuri suasana malam di pantai anyer.
Kalau pak Markus bukan masalah besar dia keluar malam. Karena istrinya kerja di Bandung. Jadi pak Markus tinggal di kos-kosan sekarang ini. Sekali seminggu dia pulang ke bandung menemui keluarganya.
Suasana romantis malam ini benar-benar manghanyutkanku. Belum pernah sebelumnya kami berdua bersama di malam hari di tepi pantai seperti ini. Paling jauh aku berdua dengan pak Markus adalah jam 7 malam. Itupun hanya di bioskop.
“Tapi kita masih bisa begini kan meski ada dia?”
“Itu yang aku bingung.”
“Aku harap kita masih bisa terus berhubungan.”
“Aku takut banget sayang.”
“Gak usah dipikirkan mending kita nikmati saja malam ini.”
Aku hanyut dalam pelukan lelaki bukan suamiku ini. Dalam dinginnya udara malam di tepi pantai.
Aku merebahkan kepalaku didada Pak Markus dan menyandarkan tubuhku pada lelaki itu. Aku merasakan kekarnya lengan Pak Markus yang memeluk tubuhku, dan aku mulai merasa bergairah. Karena merasa takut kebablasan aku mengajak pak Markus pulang. Kami naik ke mobil. Pak Markus memutar musik. Sebuah lagu slow baru mengalun dengan syahdu. Menambah suasana romantis.
“Kita langsung pulang ke Jakarta atau cari penginapan di sini?” tanya pak Markus.
“Kita nginap saja di sini. Capek kalau harus pulang malam ini. Tapi jangan kebablasan ya sayang!”
“Iya aku sih terserah kamu Fa!”
Entah kenapa aku malah yang menawarkan untuk menginap. Meski aku mewanti-wanti agar jangan kebablasan aku sadar bahwa nafsuku telah menguasai tubuh dan hatiku. Aku sadar akan sulit untuk melawannya.
Kami bergegas memasuki salah satu penginapan dan Pak Markus segera memesan kamar. Setelah selesai urusan kami menuju kamar yang kami pesan. Aku sudah tidak perduli lagi bahwa saat ini kami sudah menuju ke arah maksiat. Sampai di kamar aku masuk ke toilet karena kebelet ingin buang air kecil. Aku lakukan tanpa menutup pintu toilet. Setelah selesai aku membasuh tanganku di washtafel, aku melirik ke arah cermin dihadapanku. Karena aku melihat pak Markus masuk saat aku selesai kencing. Bayangan Pak Markus yang terpantul di cermin hanya punggungnya yang nampak di cermin namun dibenakku membayangkan seperti apakah bentuk dari batang penis milik kekasih gelapku ini, dan kenyataan saat ini bahwa aku berada dalam ruang ini hanya berdua dengan Pak Markus dan dia berada tak jauh dariku. Pak Markus membalikkan tubuhnya dan kemudian melangkah mendekati Aku untuk membasuh tangannya juga.
Kami saling berpadangan dan tersenyum penuh cinta dan nafsu. Lalu kami berdua berpelukan sambil berjalan ke ranjang. Pelukanku kali ini begitu erat hingga aku yakin Pak Markus bisa merasakan putingku yang mengeras dibalik gamisku. Aku juga merasakan batang penis Pak Markus yang terasa besar memberi rangsangan yang hebat padaku. Aku bisa merasakannya mendesak pada bagian bawah tubuhku yang masih terhalang gamisku dan celana panjang yang dia kenakan. Tapi aku bertekad bahwa ini hanya akan menjadi sebuah percumbuan saja. Mungkin saling raba dan saling remas. Aku tidak berpikir untuk lebih jauh karena aku masih takut. Aku yakin kalau aku minta ini dihentikan pak Markus yang sangat mencintaiku akan berhenti juga.
Aku mulai mendesah pelan dan menggesekkan tubuh bagian bawahku ke tubuh Pak Markus dia mengimbangi dengan gesekan yang mengakibatkan batang penis Pak Markus kali ini lebih terasa diselangkanganku. Aku melirik ke bawah dan aku terkejut dengan pemandangan batang penis Pak Markus yang menyeruak keluar dari resleitingnya yang terbuka.
"Masukkan lagi Pak Markus," kata ku sambil mengalihkan pandangan ke arah lain..
Namun Pak Markus tak bergeming hingga Aku kembali mengulang perintahnya namun tetap saja kekasih gelapku ini tak mengacuhkannya.
Mau tak mau aku melayangkan pandangannya ke bawah dan memandang dengan takjub menyadari pak Markus yang usianya sudah 42 tahun ini memiliki batang penis yang sedemikan besar . Yang membuatnya tercekat adalah kenyataan bahwa meskipun batang penis ini terlihat belum ereksi sepenuhnya karena ujung kontolnya tertutup kulup namun masih tetap terlihat lebih besar dibandingkan dengan milik suamiku saat ereksi penuh.
Aku melihat lagi kontol berkulup. Aku sekarang mau jujur pada hatiku. Aku juga punya masa lalu yang kurang baik. Aku pernah melakukan dosa. Waktu aku masih SMA aku memiliki tetangga baru tepat disebelah rumah. Sepasang suami istri dengan anak tunggal yang sudah dewasa usia kuliah namanya kak Hendrik. Anaknya itu pemabuk dan kalau mabuk suka kencing sembarangan. Aku pertama kali tak sengaja melihatnya kencing berdiri dan aku terpesona. Itu juga pengalaman pertama aku melihat kontol orang dewasa. Ada rasa berdesir saat melihatnya. Kontolnya berkulup karena tidak disunat. Sejak itu aku diam-diam sering mengintip Andrew kalau kencing dan secara tak sadar aku mengelus-elus kemaluanku sendiri sambil memelototi kontolnya. Aku juga meremas-remas payudaraku. Mereka hanya 2 tahun tinggal di rumah itu. Saat mereka pergi aku merasa kehilangan. Kemudian lambat laun aku menyadari bahwa memainkan kemaluan sendiri itu sebuah dosa. Dan aku mulai menjauhinya. Aku juga mengira semua penis laki-laki ukurannya sama. Sampai kemudian aku menikah dan mendapati penis suamiku yang kecil dan disunat.
Kini aku melihat lagi kontol berkulup dan ukurannya jauh lebih besar. Dan ini milik kekasih gelapku. Lelaki yang menjadi cinta terlarangku. Sesaat kemudian kesadaran muncul dibenakku.
"Pak Markus stop. Cepat masukan punyamu ke dalam celana." Kembali aku memintanya untuk memasukan kemaluannya kedalam celana.
“Sakit sayang soalnya kejepit.”

Pak Markus berkata sambil memandangku dengan penuh nafsu. Aku yang sudah dikuasai nafsu tak dapat mengontrol gairahku sendiri. Pak Markus kemudian merengkuh tubuhku dan menciumi wajahku, menjilati setiap tetes keringatku yang berbaur dengan wangi parfumku. Dia mencengkeram bagian atas gamis yang aku kenakan. Pak Markus menyentakkannya turun hingga sebatas pinggang, membuat buah dada terbungkus bra hitam milikku kini terekspos dihadapannya. Pak Markus meraba-raba dengan penuh nafsu payudaraku yang masih terbungkus bra. Kaitan bra dipunggungku segera aku lepas sendiri. Hingga buah dada kencang nan kenyal miliku segera melompat keluar begitu penutupnya terlepas dan Pak Markus langsung memasukkan salah satu putingnya yang sudah sedemikin mencuat keras ke dalam mulutnya lalu tangannya segera memberikan remasan pada buah dada yang satunya lagi. Tubuhku yang begitu dia idamkan kini bisa dia nikmati.

"Owh Pak Markus… oh sayang... ya… disitu oh... ahkkk," Aku mengerang dan memejamkan mataku rapat sedangkan punggungku meregang kencang ke belakang membuat buah dadaku semakin mencuat untuk dinikmati Pak Markus.

Pak Markus terus menghisap, melumat dan terkadang menggigit pelan puttingku yang membuat aku menggelinjang tak karuan. Gemuruh ombak kenikmatan meletus dalam tubuhku dan aku memeluk tubuh Pak Markus dengan kencang dan menariknya semakin merapat ke tubuhnya. Hingga setelah ledakan kenikmatan tersebut mereda, Aku melepaskan tubuh Pak Markus dan bersandar di ujung atas rajang. Aku sangat bergairah dan buah dadaku terlihat basah oleh keringat yang bercampur dengan air liur Pak Markus, bergerak naik turun seirama deru nafasku yang memburu. Kemudian Pak Markus dengan buas melepas celana dalamku hingga memek yang hanya pernah dilihat oleh suamiku yang sah terpampang didepan matanya. Aku hanya pasarah dan membiarkan pak Markus membelai kemaluanku itu dan membuat aku terbakar api syahwat yang dahsyat. Apalagi saat pak Markus dengan lidahnya yang kasar mulai menjilati bibi memekku. Saat mulut pak Markus mengisap kuat klitorisku yang membengkat aku tak kuasa menahan orgasmeku. Ledakan orgasmeku memuncratkan cairan nikmat yang menerpa wajah pak Markus.
“Arghhhhhh.....”
Begitu hebat puncak birahi yang melanda diriku membuatku terengah-engah. Batang kejantanan pak Markus kulihat tegak bergerak-gerak seirama jantungnya yang berdegup keras. Aku masih menggeliat-geliat dengan mata melotot menatap kontol pak Markus yang perkasa. Apakah aku harus menyerah pada nafsu yang sedemikian kuat menguasai tubuhku. Aku yang awalnya hanya ingin bercumbu sepuasnya kini sudah melangkah jauh dan sulit untuk berbalik.
Aku menyerah oleh kenikmatan sambil mencengkram kasur dengan kuat kedua pahaku yang indah kubuka lebar, kepalaku yang masih terbalut jilbab. Pak Markus menempatkan dirinya di antara kedua pahaku, lalu mengangkat kedua paha itu hingga membuat kemaluanku menganga.
Sesaat kemudian dengan cepat penis pak Markus yang tegang segera melesak ke dalam tubuhku melalui lubang kemaluanku. Pak Markus pun segera bergerak dengan begitu ganas dan liar, seperti hendak meluluh-lantakkan tubuhku yang sedang menggeliat-geliat kegelian ini. Tak kenal ampun, batang kontol berkulup milik pak Markus menerjang-nerjang, menerobos dalam sekali sampai ke bagian yang selama ini tak pernah tersentuh. Aku wanita berjilbab ini merintih dan mengerang penuh kenikmatan akibat goayang lelaki bukan suamiku. Pak Markus mengerahkan seluruh tenaganya menyetubuhiku wanita yang sok alim ini. Wanita yang sejujurnya kini mengakui bahwa sangat menyukai kontol besar.
Pak Markus terus bergerak memberikan kepuasan bagiku. Otot-otot bahu dan lengannya terasa menegang dan terlihat berkilat-kilat karena keringat. Pinggangnya bergerak cepat dan kuat memompa memekku dengan sangat perkasa.
Suara berkecipak terdengar setiap kali tubuh pompaan pak Markus menerpaku. Aku mendesah, merintih dan mengerang bagai wanita jalang merasakan kenikmatan yang ganas dan liar. Seluruh tubuhku terasa dilanda kegelian, kegatalan yang membuat otot-ototku menegang. Kewanitaanku terasa nikmat. Sebuah kenikmatan yang tak terlukiskan. Dengan mata merem melek, aku mengerang dan merintih menyongsong datangnya puncak birahi yang tak terperi. Pak Markus pasti merasakan batang kejantanannya bagai sedang dipilin dan dihisap oleh memekku yang mencengkeram kuat kemaluan besarnya..
Pak Markus tak mampu menahan lagi, Kenikmatan yang didapatkan dari jepitan kemaluanku wanita yang dia anggap alim ini. Dengan erangan liar pak Markus memuncratkan seluruh isi kontolnya dalam lubang kemaluanku, bersamaan dengan muncratan kenikmatan yang keluar dari memekku membanjiri seluruh rongga kewanitaanku. Aku wanita berjilbab lebar yang sedang megap-megap dilanda orgasme. Aku mengerang merasakan siraman birahi panas dari ujung kontol pak Markus ke dalam dasar kemaluannkua. Pak Markus merasakan jepitan memekku yang kian ketat berdenyut-denyut pada batang penisnya dan cairan kewanitaan wanita alim ini terasa mengguyur batang kontolnya. Aku dan pak Markus menggeram liar susul menyusul seakan hendak saling meremukan sebelum akhirnya terkapar tak berdaya. Nafas kami berdua tersengal-sengal .
“Oh, nikmat sekali. Sebuah dosa besar yang nikmat…” kataku dalam keadaan masih terengah-engah..
Setelah nafasku mulai normal aku mulai menikmat lagi saat tangan pak Markus yang tengah asyik meremas-remas payudaraku. Tangan yang satunya bergerak mengelus-elus paha dan kemaluanku yang berlepotan sperma. Diperlakukan seperti itu aku hanya bisa pasrah, matanya merem melek sementara tubuhku seolah tak bertulang.
Pak Markus menjadi tak tahan. Laki - laki ini segera menindihku yang tengah pasrah. Aku sempat melirik kontol besar tak disunat itu sebelum mulai melesak ke dalam lubang kemaluanku. Aku wanita yan selama ini merasa alim mengerang dan merintih liar menyongsong kenikmatan. Apalagi saat aku merasakan penis pak Markus menyusuri lubang kemaluanku kian dalam, dan aku kembali membuka pahaku lebar-lebar untuk menerima sodokan penis yang besar dan panjang milik pak Markus . Tak berapa lama kemudian, pak Markus menaik turunkan pantatnya diatas kemaluanku. Kini dia mulai menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di dalam lubang kamaluanku yang semakin hangat. Lubang memekku yang sudah sangat becek dan berdenyut- denyut, seperti mau melumat kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Pak Markus mendekatkan mulutnya menciumi wajahku. Aku sambut ciumannya dan kami saling melumat dan membelit lidah kami masing-masing. Tangan pak Markus juga menggerayangi payudara putih mulusku. Diremas- remasnya perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya bagian putting susu yang sudah mencuat ke atas. Pinggulku yang membulat indah dan besar ini ikut bergoyang-goyang sehingga pak Markus merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.
“Owhh sayang... nikmati memekku...owh...!”
Penis besar pak Markus memang terasa sekali, membuat syaraf-syaraf di dalam lubang senggamaku menjadi sangat sensitif terhadap sodokan kontol berkulupnya Sodokan kontonya terasa mau membelah bagian selangkanganku. Belum lagi urat-urat besar yang menonjol di sekeliling batang kemaluan pak Markus membuat aku merasakan nikmat yang luar biasa. Meski agak pegal dan nyeri Karena sudah beberapa kali orgasme karena disetubuhi oleh pak Markus tapi rasa enak di kemaluanku makin bertambah besar. Lendirku kini makin banyak keluar membanjiri kemaluanku, karena rangsangan hebat yang aku alami. Ketika pak Markus membenamkan seluruh batang kemaluannya, aku merasakan seperti benda besar dan hangat berdenyut- denyut itu masuk ke rahimku.
Aku kini mulai menuju puncak orgasme. Lubang kemaluanku kembali menjepit-jepit dengan kuat penis pak Markus. Aku mengangkat kakiku sambil menjepit kuat pinggang pak Markus dan tanganku mencengkram kasur. Dengan menghentakan keras pinggulku, aku memuncrakan cairan dari dalam lubang kemaluanku menyiram dan mengguyur kemaluan pak Markus disertai erangan panjang penuh kenikmatan.
“Owhhhhh kontollllll...!” Aku berteriak cabul.
Setelah itu aku terkulai lemas di bawah tubuh berat pak Markus. Kakiku mengangkang lebar dan pasrah menerima tusukan-tusukan kemaluan pak Markus yang semakin cepat karena kontolnya masih belum mendapat kepuasan.
Tanpa merasa lelah pak Markus terus memacu penisnya dan sesekali menggoyang-goyangkan pinggulnya. Sepertinya ia ingin mengorek-ngorek setiap sudut kemaluanku yang menjadi obsesinya selama ini. Wanita alim yang awalnya sulit dia taklukan ternyata telah bertekuk lutut menerima kontol berkulupnya. Suara bunyi becek makin keras terdengar karena lubang kemaluanku kini makin dibanjiri lendir kental yang membuatnya lebih licin. Aku mulai merasakan pegal di kemaluankua karena gerakan pak Markus yang bertambah liar dan kasar. Tubuhkua ikut terguncang-guncang ketika pak Markus menghentak-hentakkan pinggulnya dengan keras dan cepat.

“Plok.. plokk… plok.. plookk…
crrppp… crrppp… crrrppp… srrrpp… srrppp…” Bunyi keras terdengar dari persenggamaan kami .
“Sayang….. ouhhh .. akhhhh …!” desisku sambil meringis menahan sakit sekaligus nikmat. Hingga akhirnya grakan pak Markus mulai tak beraturan
Dia menekankan badannya kuat-kuat sambil menghentakkan pinggulnya keras berkali-kali membuat tubuhku ikut terdorong. Muncratlah air mani dari penisnya mengguyur rahim dan kemaluanku. Air mani itu meluber keluar membasahi permukaan kasur
Kedua mataku kupejamkan dengan senyum kepuasan yang tersungging di bibirku. Pak Markus Cuma menggumam, menenggelamkan kepalanya di antara dua payudaraku. Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiranku. Aku telah melakukan dosa besar tapi aku menikmatinya.
Bersambung.
 
akirnya dua bola di taklukkan oleh penjaga gawang timnas Markus si botak berkulup😁😁😁
 
mantap pak markus....bikin farah hamil dgn anak yg berbeda rupa dan warna kulit dan rambutnya yg indo timur dgn anak pertama farah dan haikal....ditunggu kelanjutannya bos....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Waduh ketinggalan jauh euy...makasih suhu atas karya mu...lancrot kan suhu jgn kasih kendor
 
Akhirnya takluk juga... Makanya klo kelamaan tak di buai ya gitu apalagi lingkungan PNS duit banyak mobil oke... Faktanya ada harta ada cinta 😁😁
 
Pada akhirnya Farah takluk juga, kombinasi sakit hati dan godaan, btw makasih updatenya bang @Clit0riZ
 
Apakah akan terjadi 3S atau swing dengan Velly atau Nadya?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd