Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT GELOMBANG NESTAPA

Bimabet
Penyesalan selalu datang terlambat......

Bulan datang terlambat membuat Ana menyesal,
Informasi datang terlambat membuat surya menyesal,
Terlambat menyadari kedatangan anton cs membuat kepala apong dan hendra terpenggal,
Kalau anton terlambat pulang bisa2 ana meninggal......

##### :benjol:
(Ngerusuh mulu lu di trit orang, buruan balik lanjutin ketikan.)
#####
Hihi...

Kalo telat up pasti nyesel ditinggal ama om..
 
Hooaaam ngebaca di pejwan ini dari awal sampe akhir bikin... Bikin... Bikin...



:-D kepala atas bawah puyeng wkwkwkwkakak
lancrotkan suhu & SEMANGKA
 
OK sip, setelah baca banyak hal yang bagus dari cerita Suhu
Tetep izinin ane titip Swallow ya Suhu
Mungkin ane ambil kalo trit ini udah disematkan [TAMAT]
 
~~EPISODE 25~~
DUA CAHAYA LENTERA


ANTON SURYADINATA


RENATA DWI ANGGITA


ANNA PRADITA





Tok.. Tok.. Tak lama pintu terbuka..

Saat Anna membuka pintu, Langsung kaget siapa yang tadi mengetuk, tanpa ragu langsung memeluk orang yang mengetuk pintu tadi

".. Kak antooon.. Kapan pulang, Anna kangen.. Kok ga ada kabar....?" berondong pertanyaan Anna,

"..Barusan nyampe.. Loe baik baik saja kan.. Maaf gue pulang ga kasih kabar.. Kak Eka kemana.." tanya Anton sambil masuk ke dalam rumah.

"..Yach kak aku baik baik saja,.." jawab Anna sambil mengusap perutnya, ".. Kalo kak eka, waktu ka anton pergi dia ditelp ama oom Surya, sepertinya dia dapet tugas penting soalnya langsung pamit, dan akhirnya dia di sini tidur kadang kadang, mungkin dia sibuk, oh iya kak anton mo minum apa, Anna siapin makanan dulu,.. itu sia..?" tanya Anna terpotong saat Anna melirik seseorang di belakang Anton, terlihat perubahan wajah pada Anna.

Merasa ada perubahan pada Anna, Setelah masuk kedalam rumah, Anton langsung memperkenalkan Renata

"..Oh iya Na.. Ini kenalin Renata.. Teman Gue dulu waktu kecil, waktu DiMedan..".. Ujar Anton

"..Renata.. Panggil aja Rena.." Renata memperkenalkan diri, sambil mengasongkan tangannya

"..Anna.." dengan sedikit tersenyum membalasnya terdengar pelan tak bersemangat, menjabat tangan Rena, lalu Anna memandangi Anton.

Anna sedikit kikuk apalagi saat dia melihat kalung yg biasa anton pakai sekarang sudah tak ada di leher anton.

"...apakah dengan gadis ini anton punya janji.." Pikir anna..

"..Eh.. Maaf Silahkan duduk mbak.. Mau minum apa.." Tawar Anna

"..Apa saja dech... Makasih.." jawab Renata

Anna lalu meninggalkan mereka ke arah dapur.

"..Mut.. Aku tinggal dulu ke kamar.. Mau ganti baju.. Gerah.." ujar Anton, lalu meninggalkan Renata di ruang depan

"..Iya.." jawab Renata

Saat Anton, Ke kamar, Renata menyusul Anna ke dapur..
Renata melihat Anna sedang membuat sirup, Dan dia melihat Anna sedang menangis sambil mengaduk minuman.

"..Kenapa Na.." tiba tiba Rena berada disamping Anna .

"..Eh mbak.. Engga ini cuma kelilipan.." jawab Anna Sambil mengusap airmatanya.

"..panggil aku Rena, ga usah pake mbak,.." ujar Rena

"..Iya mba eh ren.." balas Anna yang masih canggung dan kikuk, Dengan wajah membelakangi Rena, seperti enggan bertatap wajah dengan Rena

Rena tersenyum melihat sikap Anna, lalu kedua tangannya mengenggam pundak Anna, di arahkannya tubuh Anna ke hadapannya, Anna hanya bisa menunduk dan wajahnya sengaja ditutupi rambutnya yang tergerai

"..Kenapa kamu menangis.." tanya Rena

".., eenggak kenapa.." balas Anna sambil menghembuskan nafas, menenangkan emosi dalam hatinya.

"..Kamu jangan bohong ke aku, aku tau siapa kamu, Anton dah ceritakan semuanya tentang kamu an.. Aku tau perasaan kamu sekarang ini..!!"
Ujar Rena menatap Anna, lalu tangannya menengadahkan wajah Anna yang tertunduk lalu disibakkan rambutnya, Rena Tersenyum pada Anna, dibalas dengan tatapan Anna yang sendu sebagai pancaran kegalauan hatinya.

Terlihat Genangan Air mata dimata Anna yg ia tahan akhirnya kembali keluar..

Tiba riba Anna Lalu memeluk Renata dan menangis dalam pelukannya

"..Maafkan aku Ren.. Maafkan, aku terlalu berharap pada kak Anton... Tp aku sadar siapa aku.. Hiiks.. Semua kelakuanku membuatku sadar.. Dan aku sangat menyesali atas kelakuanku itu dan sekarang aku menerima akibatnya...hiiks" ujar Anna menangis dalam pelukan Rena

Renata tersenyum lalu melepaskan pelukan Anna, Kemudian dia mengusap perut Anna
"..Berapa bulan janin yang kau kandung.." tanya Rena

"..Jalan 4bulan.. " jawab Anna

"..Aku hanya bisa katakan.. Jangan pernah kau sia siakan anak ini.. Anak ini tidak bersalah atas kesalahan yg kau perbuat.. Tapi dengan anak ini kau bisa menebus kesalahanmu dulu.. kita ga tau apa yang inginkan tercapai, tapi yang musti kamu ingat, mungkin kamu ga dapatkan Anton seutuhnya tapi musti kamu sadari bhw Anton sangat menyayangi kamu.." ujar Rena

Anna menganguk tersenyum sambil mengusap sisa airmatanya
"..Ren, hubungan kamu dengan kak anton..? "
Sebelum Anna menyelesaikan pertanyaannya

"..Dulu sejak sd Anton dan aku telah berjanji kalo kita berjodoh kita kan ketemu lagi 13 tahun kemudian.."

Renata bercerita dari awal hingga pertemuannya sekarang dengan Anton

....

....

....

"..Dan Seperti yang sekarang kamu lihat, janji kita telah terpenuhi.." Renata mengakhiri ceritanya.

Anna hanya bisa terdiam, dia membandingkan renata dengan dirinya sangat jauh berbeda.. 13th Renata bersabar akan janji cinta sejatinya untuk bertemu, Sedangkan dia 3 tahun bersama anton, janji sehidup semati pupus hanya karena nafsu kenikmatan sesaat, meskipun itu hanya jeratan temannya seharusnya dia mampu mengakhirinya.
Harga yg pantas untuk renata atas kesabaran, ketulusan dan kesetiaan janjinya terhadap anton.

".. Aku harap kamu jangan menjauh dari Anton, Na. Anton sangat menyayangi kamu, Meskipun nanti dia bukan milikmu lagi.. Akupun begitu jika emang anton bukan jodohku.. Akupun akan selalu menyayangi dia, Selamanya sampai kapanpun, ujar Rena.

"..jangan pernah kita merasa bersaing untuk mendapatkan Anton, Tapi yang kita lakukan adalah membalas rasa sayang dia pada kita, Sayangilah dia.. Na.. Ini pun yg akan aku lakukan jika Anton memilih kamu.." Lanjut Renata sambil mengusap sisa airmata dipipi Anna.

"..makasih Ren.. Aku seneng mendengar itu.. Tapi Aku ga mau jd batu sandungan diantara kalian.." balas Anna

".. Hmm.." renata kembali tersenyum
".. Kamu bukanlah batu sandungan diantara kita.. Meskipun itu ada bagi kami Itu hanyalah ujian, yang harus kita hadapi.. Hanya kepercayaan, ketulusan dan cinta kasih yg akan melewati itu semua.. Jadi jangan pernah kamu berkata begitu,.. Kalo boleh jujur aku dalam hati kecilku aku cemburu padamu Na, disaat kamu terpuruk Anton selalu hadir menyayangi kamu, tapi aku coba tepis semua rasa cemburu itu.."

"..Aku sadar bahwa Aku wanita kamu wanita, jadi aku tau yg kamu rasakan jika aku dalam posisi kamu, jadi Biarkan waktu yg akan menunjukan apa takdir kita, Kita hanya musti jalani apa yg musti dijalani.. Kamu mengerti.. "

Anna menganguk ".. Makasih Ren.."

"..Yu..akh katanya mau bikin air minum.. Sekalian aja na, aku laper kamu bisa masak.. Dari medan lom nemu nasi nich.." Rena memulai bercanda pada Anna

"...O.. Hihihi iya kamu lapar, maaf aku aku, bentaran yach aku masak dulu.." Anna pun kembali ceria

".. Aku bantu yach Na.." Ujar Rena sambil membuka lemari es u mencari apa yg akan dimasak.



Dibalik dinding dapur, Anton bersandar.. Setelah berganti pakaian saat hendak Ke depan dia melihat renata ke arah dapur, Dari awal pembicaraan Rena dan Anna hingga akhir dia mendengarkan di balik dinding dapur.

"..Ya.. Allah cobaan apa lagi, Yg akan ku hadapi, Aku menyayangi mereka berdua.. Meskipun aku mencintai Renata tapi aku ga bisa meninggalkan Anna begitu saja, aku pun menyayanginya... Berilah hamba petunjukmu ya allah.." doa Anton dalam hatinya

Lalu Anton kembali ke dalam kamar dengan hati tak menentu, saat dia hatinya dalam kegelapan, dia seperti menemukan dua cahaya lentera dalam hidupnya.


Terdengar suara canda tawa Rena dan Anna dikamar Anton, melihat keakraban anna dengan renata , mereka bersenda gurau sambil bercerita membuat anton dalam kegalauan hatinya merasa nyaman dengan keadaan seperti ini, hingga Anton tak terasa terlelap tertidur

Beberapa saat kemudian
"..Kak Anton bangun ayo kita makan.."
Teriak Anna dari arah dpn pintu kamar

"..Iya.. An.. Bentar.." Anton beranjak dr tempat tidur lalu ke ruang meja makan

Terlihat Anna, Renata telah duduk berhadapan disana, Anton kemudian duduk diantaranya..

"..Kak Anton.. Ini Rena yg memasaknya enak lho.. Anna juga kalah..," sambil mengambil nasi lalu menuangkan ke piring Anton..

"..Yee.. Aku cuma bantu kok, yang masak tadi Anna.." Renata pun mengambil sayur sop dari mangkuk ke piring Anton..

"..Goreng ayamnya mau.." Mereka bersamaaan menawari anton, sesaat terdiam saling memandang, Lalu mereka tertawa bersama

Anton tersenyum melihat kelakuan mereka berdua..

"..Kak.. Boleh Besok Rena antar aku ke dr kandungan, sekalian ke kampus minta izin cuti kemarin lom beres administrasinya.." ujar Anna disela makannya

".. Iya ton aku mungkin lusa pulang ke bandung mumpung masih libur.. Aku mau antar Anna, bolehkan..?? "tanya Rena

Anton mengangguk..

".. Kok diam aja sich dari tadi.. Ga seru akh... " lanjut Renata..

"..Enggaa.. Paapaah lahi sarihawan .. Jawab pura pura sambil mengambil nasi lalu disuapkan pada mulutnya. Padahal Anton dalam hatinya gembira, satu lagi permasalahan telah beres dimana situasi yg ia hadapi, Anna dan Renata saling menerima..
Tapi dalam hatinya ia dalam kebingungan karena ia musti memilih satu diantara mereka..

Lalu,
"... Besok pagi pagi kita sama sama aja, kemarin gue dapat kabar skripsi gue diterima, besok aku musti sidang,..yaam..yammm" ujar Anton sambil mengunyah makannya lagi

"..lho kok kak, aku ga tau..? Tanya Anna

"..iya nich, aku juga ga tau... " timpal Renata

"..iya aku sengaja diam diam ga bilang kalian, mau bikin surprise ke kalian berdua bahwa aku bisa hehehe..." canda Anton sambil menyendok nasinya lalu disuapkan lagi ke dalam mulutnya

"..ooo jadi gitu, kak Anton udah main Rahasia rahasian dibelakang, .." Anna cemberut sambil menopang tangannya didadanya,

"..huu, makan sendiri aja surprisenya emang enak kita ga dianggap.. " timpal Renata sambil mengembungkan pipinya, lalu mereka beranjak meninggalkan meja makan ke dapur membawa piring kotor. Anna mengambil sisa hidangan dimasukan kedalam lemari makan.

Piring yang dipake Anton pun Diambil Rena dengan paksa, padahal Anton belum beres menyelesaikan makannya, Anton hanya bisa bengong melihat kelakuan mereka berdua..

".. Sini sendoknya.." ujar Anna mengambil sendok yang ada ditangannya. saat akan meraih gelas untuk minum, gelas berisi air putih pun Renata Ambil dibawa ke dapur, Anton hanya melongo Makin gondok kayak orang bego menghadapi semuanya,

Lalu Anton mendekati mereka yang sedang mencuci piring bersama.

"..maaf..aku ga bilang sebelumnya pada kalian, aku hanya mau bikin kejutan pada kalian, tapi ternyata bukan ini yang kalian inginkan.. Maaf.." Lirihnya

Mereka berdua hanya terdiam tak membalas, hanya meneruskan mencuci alat makan yang kotor.

".. Ren.. Na, jangan gitu dong, masa kalian diam saja, aku kan sudah minta maaf, tolong dong bicara, aku mau lakukan apa aja, asal dimaafkan.." ujar Anton memelas

".. Kamu tau kesalahan kamu.." ketus Rena, membalikan badannya menatap tajam anton

"..ya aku tau, aku tak berterus terang.." jawab Anton tertunduk seperti anak kecil yang sedang disidang orang tuanya

"..kamu tau kak, perasaan kami.." cecar Anna

"..ya.." anton makin tertunduk.

Rena dan Anna saling memandang sesaat mereka Terdiam..

Tiba tiba ..

"..hahahahaha.." mereka berdua tertawa..

".. Kena dech kita kerjain surprisenya, hahaha.." tawa Anna

"..hihihi makanya kalo bikin suprise pake rencana dulu dong.." timpal Renata

Anton kembali melongo dia hanya mengaruk garukan kepala yang tidak gatal, saat dia tau bahwa mereka hanya mengerjain dirinya.

"..selamat yach, mudah mudahan kanu lancar sidangnya..hmmmp.." Renata mengucapkan selamat lalu mencium pipi kanannya.

"..kak Anton selamat yach anna doakan lancar nanti sidangnya..cuuupp.." ujar Anna pun mencium pipi kirinya..

Anton dengan wajah memerah lalu berbalik melangkah meninggalkan mereka, kedua tangannya memegang pipinya.. Lalu

"..mimpi apa aku.. Dicium dua bidadari dalam hidupku.." gumamnya dengan muka memerah

"..hihi malu dia.. Yuk Na.." ajak Rena

"..ayoo.."

Mereka memeluk lengan Anton, bergandengan dikiri kanan Anton menuju ruang tengah

Mereka mengobrol bercanda tawa Hingga malam, saat akan tidur Rena meminta memilih tidur bersama Anna, mereka merasa nyaman satu dengan yang lainnya, meskipun mereka bersaing dalam mendapakan sosok Anton yang mereka sayangi dalam hidupnya.

Anton pun tertidur di sofa ruang tengah dalam mimpinya, dia merasa senang dalam kesendirian dimalam gelap hidupnya menjadi sangat terang disinari dua lentera disampingnya.



Lanjut...Kebawah..
 
Terakhir diubah:
Lanjutan




Diwaktu yang bersamaan.

Sesampai dikota bandung, diperempatan jalan pajajaran pasirkaliki.

".. Mah.. kita sekarang mau kemana.." tanya Putri,

"enggak tau Put, mamah juga bingung, Kita cari informasi aja dulu Put, untuk sekolah kamu nanti, kalo dah dapet informasi baru tinggal kita cari kontrakan yang dekat sekolah kamu.." jawab Soffie.

"..iya mah,... Eh Mah itu ada pak polisi kita tanya dia aja.." Ujar Putri Belum juga Soffie menjawab putri udah berlari ke arah polisi yang sedang berjaga

"..Pa.. Pa.. Boleh numpang tanya..?" Tanya Putri

"..Oo iya de mau nanya apa.."jawab polisi itu.

"..Kalo smp yg dekat dekat sini ada gak pa, Kalo bisa deket daerah yg banyak kontrakannya pa.. ?" lanjut tanya Putri polos.

Polisi keheranan melihat kepolosan Putri.

"..Emang ade dari mana trus sama siapa, ke kota ini?..".. Polisi balik bertanya

"..Saya Putri pa.. , Saya dari Medan mau pindah ke Bandung, dengan mamah saya. tuch mamah saya,.." Jawab Putri sembil tersenyum manis, Sambil menunjuk ke arah Soffie, Terlihat Soffie berjalan tertatih tatih seperti menahan rasa sakit, mendekati Putri

Putri berlari mendekat soffie, ".. Mah kenapa mah ada yg sakit..? Tanyanya sambil memapah soffie ke tempat yang teduh.

"Enggak Nak,.. mamah cuma capek. Gimana kata pa polisi.. Ada yg deket gak..?" Balik bertanya mengalihkan perhatian Putri.

".. Maaf bu,..?" tanya pak polisi mengikuti Putri dibelakang, mendekati sambil terus menatap Soffie.

"..Iya pak.. Maaf anak saya barusan.. Nanya soalnya kita baru pertama kali ke Bandung,..!!" ujar Soffie sambil meringis menahan kesakitan.

"Enggak papa bu.. Kelihatannya ibu kesakitan, tapi sebentar bu maaf yach, sepertinya saya kenal ibu.." Sambil memicingkan matanya.

Sofie sedikit terkejut ada yg mengenal dia padahal dia berharap tidak ada yg mengenal dia di kota ini. Sedikit waswas takut polisi mengenal dia waktu dilokalisasi, pelanggan dia waktu di Medan.

"Enggak papa, ini perut saya gak enak mungkin akibat naik pesawat baru sekarang kerasanya, oo iya Di mana pa.. Mungkin itu mirip saya..?" elak Soffie,

".. Barusan ade ini bilang dari Medan yach bu.. ?" Tanya polisi.

"..Eh.. Ii.. Iya.." jawab Soffie terbata bata.

".. Bentar bu saya mengingat dulu.." Polisi lalu menopang dagu sambil memicingkan mata... Sesaat..

Merasa dirinya akan dikenali soffie

"..Put.. Tolong mamah belikan air minum, mamah haus, nich uangnya.." pinta Soffie.

"..yah mah.." jawab putri lalu beranjak ke supermarket tak jauh dari situ.

"... Ooooo, iya aku baru ingat.. Ibu itu, Bu Surya yach...." tebak pa polisi

Deg.. Sofiie berdebar yakin polisi ini mengenal dia.

".. Iya bu Surya.. Bu ingat saya.. Saya Herman bu dulu ajudan bapak.. Sewaktu tugas di Palembang.. Saya pernah bantu ibu waktu pindah ke medan sama bapak, ibu ingatkan..?. Gimana bapak.. Kok gak sama bapak..?" Ujar pak polisi yang bernama Herman, dulu dia anak buahnya Surya ketika bertugas di Pelembang

"..Ehh iiyya.. Saya lupa pa.. Maaf..!!" Sofiie mendadak kelu ternyata polisi ini bekas ajudan mantan suaminya.

"..Saya... Saya eeeuu telah lama berpisah dengan pa Surya.. Jadi gak tau sekarang dia tugas dimana..?" lanjut jawab Soffie pelan, sambil menoleh takut Putri sudah kembali.

".. Ooo maaf bu kalo saya keterlaluan nanya..." ujar Herman merasa tidak enak dengan pertanyaannya pada Soffie

"Enggak papa.." jawab Soffie

".. Ohh iya tadi mau nanya sekolah yach sama kontrakan dah saya antar bu Surya.." ajak herman

".. Jangan panggil saya bu Surya panggil aja Soffie.." ujar Soffie

"..Eh iya bu Soffie.." balasnya

"..mah, ini minumnya.. Pak ini untuk bapak.." putri telah kembali membeli minum, lalu menawarkan ke Serman.

"..makasih de, gak usah.. Saya dah ada.." tolak Herman

"..terima aja pa, sebagai ungkapan terima kasih, Put pak Herman ini mau bantu nyariin tempat kontrakan untuk kita..." ujar Soffie

".. Oooya.. Makasih pa atas bantuannya.." balas Putri sambil tersenyum gembira

Setelah keliling seputaran kota bandung sebelah barat akhirnya soffie sudah dapat sekolah smp dan kamar kontrakan di seputaran station Bandung..

Dalam kamar kontrakan yang tak begitu besar hanya terdapat ruangan dengan satu tempat tidur, dapur yang disekat triplek dari ruang tidur dan pintu menuju kamar mandi,

Sambil berbenah barang.

"..Makasih pa, telah mengantar saya dan putri saya... Jadi ganggu tugas bapak..." Soffie mengucapkan terima kasih.

"Enggak papa bu, dulu saya juga sering di bantu bapak.." balas Herman

"..mah maksud pak Herman, yang bantu pak Herman.. Papahnya putri yach..??" putri yang sedari tadi mendengar percakapan Soffie dengan Herman.

"..huuuk.." Soffie tersedak mendengar pertanyaan Putri, "..Bentar saya ambil minum dulu.. " Soffie Sambil beranjak ke arah dapur.


"..Guubrrakkkk.. Terdengar sesuatu terjatuh dari arah dapur

Putri berlari ke dapurr.. Sesaat..

"..Mamah...." Jerit Putri dari dapur, pak Herman langsung bergegas menyusul..

Terlihat Soffie telah tergeletak pingsan, lalu dibopongnya Soffie ke ranjang.

Tak lama.. Soffie telah siuman..

"..Dimana saya.." tanya Soffie kebigungan

".. Mah,.. Mamah kenapa.. Kok mamah tadi pingsan, hiiks.." tanya Putri menangis, Tak menjawab pertanyaan Soffie

"Enggak papa mungkin mamah kecapean keliling.." jawab Soffie enggan membuat Putri cemas

".. Ibu sekarang istirahat dulu, nanti sore saya antar ibu berobat, .." jawab pa Herman..

"..Makasih pa.. Pa herman dah banyak bantu saya, gak usah biar saya periksa sendiri ke dokter.. " tolak Soffie

"Enggak papa bu sekalian aja takut.. Ada apa2..?" curiga pa herman..

"Enggak usah pa.." Sofiie diam sejenak menatap Putri, Lalu,

"..Put bisa mamah beliin teh manis, sekalian beli cemilan buat pak Herman.."

".. Iya mah, ..".. Jawab Putri yang sebenernya enggan meninggalkan mamahnya, sambil meranjak keluar

Soffie lalu meneruskan pembicaraannya dengan pak Herman..

"Enggak usah pa biar urusan periksa ke dokter biar saya sama Putri aja.. Tapi kl boleh saya mau mnta tolong.."..pinta Soffie

"..Apa bu.. Kalo emang saya sanggup saya bantu.. " jawab Herman

"Enggak.. Sy cuma minta tolong, tolong carikan informasi tentang mantan suami saya, dimana dia tugas sekarang.." Menatap sayu ke arah pa Herman..

".. Itu gampang bu ntar sy cari info dikantor.. Ada ya g lain" balas Herman

"Enggak cuma itu aja untuk sementara pa.!!" sambil menatap iba ke putri, yang sudah kembali membawa bungkusan.

".. Ya udah kalo gitu, saya mau pamit pulang, udah sore, kalo saya dapat informasi saya kabari secepatnya.." pamit Herman

".. Pa, ini airnya, kok pulang.." tawar Putri sambil menyodorkan teh manis.

"..Lain kali aja dek..,udah sore kesian anak saya dah nunggu saya janji mau bawa dia main..oh iya dek, nanti kalo ibu mu dah mendingan bawa ke dokter yach.." ujar Herman

".. Iya pak.." jawab Putri

Sesudah Herman meninggalkan mereka berdua..

"..Put sini nak, ibu mau bicara.." pinta Soffie sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding kamar. Lalu putri duduk disampingnya, lalu direbahkan kepalanya dipangkuan mamahnya

"..Put, mamah harap apapun yang terjadi, kamu musti terima itu, mamah akan lakukan semuanya untuk kebahagiaan kamu nak.." sambil mengelus kepala Putri

"..emang mamah mau lakuin apa.." tanya Polos Putri.

"..kita lihat saja nanti Put, yang jelas kamu pasti suka.." balas Soffie sambil tersenyum pada Putrinya





Bersambung....









NEXT -----> ~~EPISODE 26~~
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Fix page 75 update
Brarti ntar malem nich hahahahaha
Ngosip ach biar pada demo wkwkwkw
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd