Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT GENGSI DONG !!! (By : FigurX)

Bimabet
Maapkan hamba duhai paduka suhu :ampun: :ampun:
scene 2 belom diketik sama sekali :((:bata:
Wooi jancuk,,, tiwas tak sekrol sekrol....
Ngguateli ancen TS e...

Sehat Teros bosss...
Suroboyo iku Keras.
Sekeras Dedekku nek ndelok Fotor Najar & Hajar πŸ˜†πŸ˜†
 
Maaf suhu smua
ane ternyata kena sakit komplikasi
:((

sakit gigi + mencret

Cenut cenut atas bawah..

Sabar :ampun:
 
Balesan ane Komen dipending dulu ya om suhu..
penting apdet aja dulu nyempatin diantara sakit :ampun:
 
WELCOME TO











β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹

Bagian 22 : Dilamar, Lamaran, Melamar

β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹





Scene 2







γ€‹γ€‹γ€‹γ€‹β—‹γ€Šγ€Šγ€Šγ€Š




Di ujung cerita ini
Di ujung kegelisahanmu
Kupandang tajam bola matamu
Cantik, dengarkanlah aku

Aku tak setampan Don Juan
Tak ada yang lebih dari cintaku
Tapi saat ini 'ku tak ragu
'Ku sungguh memintamu

Jadilah pasangan hidupku
Jadilah ibu dari anak-anakku
Membuka mata dan tertidur di sampingku

Aku tak main-main
Seperti lelaki yang lain
Satu yang kutahu
Kuingin melamarmu

(Melamarmu - Badai Romantic Projects)



----------



"Jar.. kamu yakin mau masak sendiri untuk acara LAMARAN nya Dana dan Indra?", Hera tak tega melihat Najar bakal sibuk sendiri menyiapkan segala jamuan.

"Iya mbak.. dibantu Hajar kok", jawab Najar santai.











"Ooh gitu.. yaudah terserah kamu aja. Aku sih eman aja, kasihan kamu dik. Calon pengantin ga boleh capek-capek", ucap Hera menggoda calon duetnya.

"Ihh mbak apaan sih", Najar merajuk malu. Namun semakin malu semakin terlihat imut dan menggemaskan saja Najar ini.

"Berarti harus segera belanja ini.. 2 hari lagi lho acara lamarannya", ucap Hera sedikit khawatir melihat fisik Najar. Sudah barang tentu Najar akan terforsir banget untuk mengurusnya.

"Beress mbak.***usah khawatir. Najar kalau lihat mbak jadi hilang capeknya", sambut Najar sambil berseloroh.

"Hahaha kamu ini hmm.. lihat kamu ngomong aja ngegemesin lho. Imut banget sih adikku sayaaang", Hera tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada sosok Najar. Sudah tak sabar ia untuk resmi menikahkan Najar dengan suaminya. Hmm.. mulai dah Hera kumat. Awasss.. ojok garuk-garuk silit !!!

"Hehe.. mbakku sayang juga ngangenin banget.. lup yu mbakkuuh.. mwuahh", Najar mencium sayang pipi Hera. Ini apaan ya kok istri pertama dan calon istri kedua bisa akur banget gitu. Sepertinya Najar mulai tertular virus Hera. Virus baik hati dan tidak sombong he..

"Yaudah kalau gitu belanja ya dik. Sebentar.. Mass.. mas Angga...", Hera berteriak memanggil suaminya.

"Apa sayang?", Angga muncul di depan Hera serta Najar dengan memakai kaos singlet dan badan penuh keringat. sepertinya si ganteng tadi lagi angkat barbel di taman belakang rumah. Uhh seksinya.. membuat dua wanita di depan Angga menelan ludah.

"Mas, tolong anterin Najar belanja ya.. buat jamuan lamaran Dana dan Indra", ucap Hera menyampaikan maksudnya kepada sang suami tercinta.

"Kamu ga ikut?? Bertiga yuk", Angga merasa tidak enak terhadap Hera. Ingin sekali menjaga perasaan Hera. Tapi halooo... kisah kalian terbalik Angga. Semakin kamu lengket dengan Najar maka Hera akan semakin lengket pula. Aneh kan ya.

"Yee.. aku belum sehat sayaaang. Plis deh ah. Udah sana buruan berangkat pacaran. Ini perintah!!", Nah nah.. beneran kumat ni Hera. Suaminya lho, disuruh pacaran ama cewek secantik Najar.

Angga segera berlalu ke kamar mandi menutupi rasa malunya. Sedangkan Najar.. plungkar-plungker, mulat-mulet, mesam-mesem, melat-melet.. sungguh, sekali ini Najar terlihat sangat nggilani.

"Ehh waitt.. tunggu Pak Angga. Tolong dipersiapkan mas-kawinnya. Ustadz Zain sudah saya kontak dan ready dalam 2-3 pekan ke depan. Akad nikah dibawah tangan dulu gapapa kan Najar sayang??!. Sambil jalan kita pikirkan untuk cetak resminya. Setidaknya sah dulu secara agama", lagi-lagi Hera melakukan manuver mengejutkan.

"Mbak.. sebaiknya mbak dan Mas Angga ketemu bapak dulu. Biar ga salah paham", Najar berusaha mengarahkan bagaimana baiknya.

"Ooww.. itu juga sudah dong sayang. Sehari sesudah kamu nginep disini waktu itu, Pak Ali kesini. Kita koordinasi hihi", Hera tertawa bangga.

"Kok aku ga tahu sih?", Angga berteriak dari depan kamar mandi.

"Ishh calon mempelai diamlah.. ini bukan urusan kalian!!", Hera berteriak tinggi ala sinetron, senyumnya terkembang. Najar sudah terkapar hampir pingsan. Angga di depan kamar mandi sibuk berjongkok menggigit gombal mukiyo.

"Perhitunganku sudah pas banget kok. Minggu ini kita fokus acara lamaran Dana dan Indra. Minggu ke dua peresmian kantor baru Nada beserta susunan kabinetnya. Dan minggu ke tiga kalian menikah. Sempurnaaa !!!", suhu tahu gayanya Demian saat ngomong sempurna?. Percis Hera nih juga sambil begitu. Heraa heraa.. kabelmu pedot piro sakjane nduk??!.


----------



Hari bahagia yang ditunggu pun tiba. Semua pun bersorak.. Hore, horee, horeee.


Di ruang tengah rumah Angga, duduk dengan cantiknya dua orang bidadari, Annada Kamaniai dan Andira Kirana. Hajar mengelus lembut jemari Nada untuk menenangkan rasa gugup dalam hatinya. Najar menggamit penuh kasih pinggang Dira. Dan Pak Ali merangkul mesra tubuh Angga.. iih nggilani.












Tamu yang ditunggu akhirnya tiba. Kedua orang tua Dana, adik perempuan Dana yang cantik, Dana, Indra, Khusna, dilengkapi Yosa, Dodo, dan seorang gadis manis yang sepertinya tunangan Dodo, Amanda.

Tentunya brio Khusna tak akan muat mengangkut orang segitu banyaknya. Untung ada Sinto yang bersedia meminjamkan mobil temannya yang cukup besar. Mobil yang sangat indah dengan warna merahnya yang menyala. Sebuah blangwir stok terbaru.πŸš’

Kegiatan ramah tamah dan bertegur sapa mewarnai pertemuan tersebut. Semua berbahagia, hingga tiba pada acara puncak.

"Nak Angga selaku wali nikah dari Ananda Nada dan Dira. Perkenankan saya Sucipto selaku ayah kandung dari Dana, sekaligus mewakili orangtua Indra yang saat ini sedang bertugas di Aceh untuk menyampaikan LAMARAN untuk ananda Nada untuk menjadi calon istri dari ananda Dana, dan Ananda Dira untuk menjadi calon istri dari ananda Indra. Semoga permintaan kami ini diperkenankan, mengingat telah terjadinya kecocokan diantara anak-anak kita", bapak Sucipto yakni ayahnya Dana dengan tenang dan jelas menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka ke rumah Angga.

"Terimakasih bapak atas kepercayaannya memilih adik-adik kami menjadi calon istri dari adinda Dana dan Indra. Saya sebagai kakak tertua sekaligus wali dari adik-adik saya hanya bisa tut wuri handayani. Apa yang mereka inginkan dan mereka serius melakukannya maka saya hanya bisa mendukung dan merestui. Mqka daripada itu semua, alangkah baiknya jika jawaban kita dengarkan langsung dari kedua adinda saya", Angga menjawab dengan baik dan diplomatis. Semua mata kini tertuju pada kedua bidadari tak bersayap yang kini tertunduk malu-malu.

"Ayo Nada, Dira.. dijawab pertanyaan tamu kita", Pak Ali sebagai satu-satunya sesepuh di pihak keluarga Angga melengkapi.

Semuanya masih terdiam. Tak ada yang berani mengeluarkan suara. Menunggu jawaban langsung dari sang putri mahkota.


"Tunggu sebentar...!!"



Sebuah kejutan yang sangat tidak di inginkan terjadi. Diambang pintu telah berdiri Khusno dan Estu. Semua terhenyak kaget. Badai dan bencana segera tergambar di wajah mereka.

"Puuuut jamputt.. onok ae rek alangane (ada aja sih halangannya). Iki seng mbaurekso gunungsari lapooo rene barang (ini penguasa gunungsari ngapain kesini segapa). Asemm!!", Khusna ngedumel sendiri. Lirikan mata Dana memberi isyarat agar Khusna diam.

"Boleh kami masuk??", Kusno berucap sopan. Ada intonasi baru yang sepertinya ia pelajari.

"Injih monggo romo..", Angga cukup bijak. Dalam kondisi super genting, masih ia berusaha berpikir positif.

Sepasang manusia super dari gunungsari segera duduk manis di ruang tamu bersama seluruh tamu yang hadir. Semua mata kini tertuju pada Kusno. Indra sudah mengepalkan tangannya, siaga menunggu jika terjadi huru hara.







"Angga, Nada, Dira... romo minta maaf yang sebesar-besarnya atas perlakuan romo selama ini. Romo baru sadar setelah terjadi penangkapan atas Pras dan terlukanya Hera. Romo datang hanya ingin meminta maaf. Terserah kalian bisa memaafkan kami atau tidak. Tapi setidaknya kami bisa tenang saat meninggal nanti. Kami sudah cukup tua dan rakus menikmati dunia ini. Sekarang romo menyesal, sangatt menyesal", suara Kusno bergetar, airmata bercucuran membasahi kulitnya yang keriput. Estu tertunduk dan terisak menahan tangis.

Semua yang ada hanya mampu diam. Tak tahu harus berbuat apa. Tapi untuk garuk-garuk silit sepertinya kondisi tak memungkinkan. Apalagi garuk-garuk tilis beregu, berkelompok, bersama-sama. Oh sudahlah.

Tanpa menunggu jawaban, Kusno beranjak berdiri diikuti Estu. Tak ada satupun yang ingin mencegah.

"Meski kami bukan orangtua kandung kalian, tapi setidaknya mohon ampuni kesalahan kami. Terimalah kami sebagai teman", Estu angkat bicara. Ia masih menggantungkan harapan besar pada mantan anak-anak mereka.

"Romo, ibu.. duduklah.. dengarkan anak bungsu bicara. Kalian telah melengkapi kebahagiaan hari ini. Turut saksikanlah acara ini sebagai bagian dari keluarga kami. Nada mewakili kakak-kakak nyuwun pangapunten (mohon maaf) atas semua kejadian akhir-akhir ini. Kami tidak membenci romo dan ibu. Jika diperkenankan, kami ingin merawat panjenengan kekaleh (engkau berdua) di usia senja panjenengan", Nada berdiri dan mencium kedua tangan suami istri tersebut. Angga dan Dira pun ikut berdiri dan mencium tangan-tangan keriput tersebut.






"Wadooh.. lah kok malah jadi acara tali kasih ngene rek", kali ini Indra yang ngedumel heran, sambil garuk-garuk.....ehmm ketek. Lupa pakai deodoran pula. Jelas apek bin tengik.

"Iyo.. wes monggo dilanjutkan. Ini acara lamarannya nak... aduh maafkan romo yang dulu pernah menghina kamu nak. Ternyata malah kamu yang berhasil membongkar kedok si bajingan Pras kuwi. Romo isin rasane", ucap Pak Kusno kepada Dana.

"Injih pak, kulo beserta teman-teman ugi nyuwun agunging samudro pangaksami (juga mohon maaf sebesar-besarnya) bilih solah polah (mungkin tingkah perbuatan) kami waktu itu membuat panjenengan soho (dan) ibu tersinggung", Dana dengan bahasa jawanya yang sangat mlipit menjawab apa yang disampaikan Pak Kusno.

"Alus pituturmu nak.. romo penasaran kamu keturunan dari mana", lanjut Pak Kusno keppo.

"Tepangaken dalem Sucipto, Raden Sucipto Tjhakrabumi (Perkenalkan saya Sucipto, Raden Sucipto Tjhakrabumi) garis lurus keturunan kerajaan Dhoho Kediri. Meniko Dana putro mbajeng dalem. Nuwun. (Ini Dana adalah putra kami yang sulung. Permisi)", ayah Dana angkat bicara dan membuat kaget Kusno sang priyayi.

"Saya juga pak romo.. saya keturunan pasukan brawijaya siliwangi....", Indra sudah gatel dan akhirnya celetuk jenaka terlontar juga.

"Horaa takoon (ga tanya) !!!", potong Khusna disambut tawa seluruh yang hadir.

"Pangapunten.. semanten ugi kulo romo, kulo saking tlatah Lamongan. Leluhur kulo injih punika ingkang paring jejuluk Maskarebet (Maaf.. begitu juga saya romo, saya berasal dari Lamongan. Leluhur aaya adalah yang berjuluk Maskarebet)", tiba-tiba kalimat Indra berubah, membuat Khusna balik tercengang.

"Lho keturunan Joko Tingkir... wah wahh.. calon e anak-anak angkatku wes jan top markotop kabeh. Romo bangga pada kalian", Kusno berubah drastis sejak ia menginjakkan kaki di rumah Angga sore itu. Inilah hikmah atas segala penderitaan Nada selama ini.

"Kalau begitu kita kembali ke pokok pembahasan. Kami sedang menunggu jawaban Nada dan Dira atas Lamaran ini. Mungkin romo ada yang ingin disampaikan?", Angga kembali mengambil alih pembicaraan.

"Wes aku tutwuri handayani wae ngger", jawab Pak Kusno singkat.

"Nah gimana sekarang para bidadari?, ditunggu lhoo..", lanjut Angga.

"Iish apaan sih mas Angga. Nada malu dong. Mosok udah dandan cantik begini ditolak sih ah", pipi Nada memerah. Wajahnya tersipu.

"Idem", Dira singkat ikut-ikutan. Semua tersenyum bahagia.


----------



Sehari setelah acara lamaran Dana..




"Romo, kami ingin mengajak romo untuk tinggal bersama di rumah yang baru. Romo dan ibu sudah sepuh. Waktunya kami yang gantian merawat", Nada mengungkapkan maksudnya datang ke rumah Pak Kusno. Hari itu Nada, Angga, Dira, dan Hera sedang berkunjung ke rumah orangtua angkat mereka.

"Iyo romo dan ibu manut wae. Kami tak punya keluarga lagi selain kalian. Biar rumah ini kami jual, hasilnya bisa kalian gunakan untuk tambahan modal perusahaan", kali ini Pak Kusno tak jahat lagi. Mungkin ia takut ga dimunculkan TS lagi di kisah ini sehingga akhirnya ia memilih untuk berubah menjadi pemeran baik.

"Syukurlah...", ucap Angga gembira. Pun juga dengan Nada, Dira, serta Hera.

"Tapi begini.. romo ada pinjaman ke Pras sebesar sekian ratus juta. Tolong penjualan rumah ini dikurangi hutang itu dulu. Agar status jaminan atas pabrik plastik romo bisa terlepas. Setelah itu pabrik plastik kami serahkan ke kalian untuk kalian kelola. Romo sudah capek mikir", lagi-lagi Pak Kusno membawa kabar gembira. Tentu saja Rapi Design Group akan menjadi lebih besar lagi jika ditambah dengan satu aset pekerjaan yakni pabrik plastik yang diberikan pak kusno. Ini sungguh nikmat yang luarbiasa.


----------


Hari ini adalah acara peresmian PT. RDG sekaligus peresmian kantor baru. Berbagai tamu berdatangan, mulai dari teman-teman Nada, teman-teman Hajar, teman-teman Angga dan Dira, konsumen dan relasi rapi design, kolega-kolega Pak Kusno dari kalangan priyayi dan berduit, kolega-kolega Pak Hadi (ayah tiri Hajar) yang juga rata-rata kelas konglomerat, Yosa beserta ayah ibunya, Dodo bersama Amandanya yang manis, Sinto didampingi selusin polisi dari Polwiltabes, tak lupa Mak Yan sang pemilik warung nasi yang selalu menjadi langganan bagi Nada dan Hajar.

Wajah-wajah sumringah Nada Cs mewarnai acara yang ada. Semua bergembira, semua ceria. Satu persatu masalah telah terurai. Berganti dengan berlapis-lapis kebahagiaan.

Trio DKI beranjak menaiki panggung. Seperti waktu itu di kafe.. Indra pada keyboard, additional pada bas dan drum, Khusna pada melody, Dana pada vokal, penonton pada lari hehe πŸ˜…. Ga doong. Penonton pada mendekat. Mendekat untuk nimpukin pakai botol mineral dan uang recehan hahaha. Ada juga yang nimpukin pakai pembalut bekas, gathell thel thell.

Lagu pertama, lagu yang membangkitkan kenangan antara Dana dan Nada. Lagu yang juga membuat cinta Khusna dan Hajar pertama kali bersemi. Rahasia hati dari band legendaris element.

-----

Waktu terus berlalu
Tanpa kusadari yang ada hanya aku dan kenangan
Masih teringat jelas
Senyum terakhir yang kau beri untukku

Tak pernah 'ku mencoba
Dan tak ingin 'ku mengisi hatiku dengan cinta yang lain
'Kan kubiarkan ruang hampa di dalam hidupku

Bila aku harus mencintai
Dan berbagi hati itu hanya denganmu
Namun bila 'ku harus tanpamu
Akan tetap kuarungi hidup tanpa bercinta

Hanya dirimu yang pernah
Tenangkanku dalam pelukmu
Saat 'ku menangis


-----


Nada mengalirkan airmata, pun begitu juga Hajar. Ingatan mereka melayang pada saat melihat trio DKI pentas di kafe Khusna sekitar dua tahun silam. Saat itu Dana dengan iseng namun romantis turun dari panggung dan memberikan satu pot bunga kecil pada Nada sambil terus menyanyikan lirik Rahasia hati.





Nada terperanjat, belum selesai ingatannya mengimbas masa lalu tahu-tahu Dana sudah muncul dihadapannya membawa satu baskom gorengan kemudian tersenyum menghabiskan sisa lirik lagu Rahasia hati.

"7 ribu mbak", ucap Dana lembut.

"Kembaliannya ga usah mas", jawab Nada tersenyum dalam tangis bahagia.


"Kali ini kembalian aku terima, selalu kembali ke hatiku ya apapun masalahnya kelak. Jangan pernah tinggalkan aku duhai bidadari calon istriku!!", ucapan Dana disambut riuh keluarga dan penonton lainnya. Banyak yang ikut menangis terharu melihat kisah perjalanan cinta Dana dan Nada.

Gorengan itulah saksi bisu pertemuan Dana dan Nada. Berkah dari jual gorengan pula yang mempertemukan dana dan Nada. Gorengan pula yang membuat Dana berhasil mencicipi lembah nikmat Dona hahaiii..πŸ˜‰

Dana kembali ke panggung untuk melanjutkan pertunjukan. Kali ini Dana dan Khusna bertukar posisi. Dana yang memegang gitar sedangkan Khusna yang memegang setrum.

-----

Ku ingin kau mengerti
Betapa 'ku merindukan
Saat-saat yang indah
Seperti dulu

'Ku ingin engkau tahu
'Ku selalu mencintaimu
Buang keraguanmu
Kau selalu di hatiku

Begitu banyak kisah
Yang kita alami
Suka pun prahara

Menari di mentari
Mendulang cinta
Kita berdua

Kubernyanyi
Kubernyanyi lagu tentang
Cerita asmara kita
Tiada pernah
Dan takkan pernah dapat kulupa
Tersimpan selalu dalam jiwa
'Ku mencintaimu


----

Sebuah lagu berjudul 'Kisah', besutan band hebat asal Surabaya, Boomerang. Penampilan yang apik. Lirik pun sangat sesuai dengan kisah trio DKI dalam menggapai cinta mereka. Terjal berliku seperti rongga liang kenikmatan Hajar hahaha. Ah TS nyerempet-nyerempet sih, kapan nih scene esdegan panasnya ??!!.

"Terima kasih kepada semua undangan yang telah hadir menyaksikan peresmian kantor kami. Mohon waktunya sejenak. Perkenankan saya menyampaikan hal penting kepada semua hadirin. Mohon semua untuk tenang..", Khusna berbicara menggunakan mic nya. Sedangkan Nada mengernyit atas ulah Khusna. Tidak ada instruksi apapun untuk menyampaikan pengumuman. Apa maksud Khusna??

"Hal ini sangat penting dan krusial. Semoga semua yang hadir bisa menerima dan tidak terbawa emosi", lanjut Khusna semakin membuat Nada bingung.

"Informasi penting ini berkaitan dengan saudari Hajar, manager HRD kami. Mohon saudari Hajar untuk berdiri dari kursinya", semua mata tertuju pada sosok barbie cantik yang kini tengah berdiri dengan wajah bingung.





"Disaksikan oleh ratusan tamu undangan yang hadir, saudari Hajar Maya Saridewi, hari ini aku Khusna Dwipa Mahendra MELAMAR dirimu. Maukah engkau menjadi ibu dari anak-anakku??", sebuah ucapan yang menggemparkan acara peresmian tersebut. Semua bertepuk tangan dan tersenyum. Hajar tersipu malu dan mengangguk kemudian pingsan.

"Lho kok pingsan??", Khusna panik.

"Iya, pingsan bahagia..", jawab Dana mewakili TS.

"Mana ada pingsan bahagia??", lanjut Indra.

"Hanya ada di Gengsi Dong !!!", hehe TS terkekeh.



Belum Tamat.

Hmm.. sudah diujung kok masih belum tamat juga sih. TS menyebalkan.



----------

Seminggu setelah peresmian PT. RDG...




"Saudara Bangga Pambudi bin Ruslan Effendi, saya nikahkan anda dengan Najar Rina Mahadewi bin Ali Mahmudi dengan mas kawin uang senilai dua juta dua ratus dua puluh dua ribu dua ratus rupiah dibayar tunai"

"Saya terima nikahnya....."



-------



BERSAMBUNG

KE BAGIAN 23


SEE YAA...



βœ‹SALAM SEMPRUL πŸ‘ SALAM JANCUK
 
Terakhir diubah:
Mantabzzz, Suhu...
Semoga lekas sembuh dan sehat seperti sediakala...
Terima kasih atas updatenya dan dinanti update berikutnya...

:beer: :beer::beer:
:semangat::semangat::Peace::Peace:
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @FigurX ..
Wah akhirnya mendekati happy ending..
Angga udah poliklinik..
Trio DKI udah lamaran semua..
Tinggal hidangan penutupnya suhu..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
WELCOME TO











β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹

Bagian 22 : Dilamar, Lamaran, Melamar

β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹





Scene 2







γ€‹γ€‹γ€‹γ€‹β—‹γ€Šγ€Šγ€Šγ€Š




Di ujung cerita ini
Di ujung kegelisahanmu
Kupandang tajam bola matamu
Cantik, dengarkanlah aku

Aku tak setampan Don Juan
Tak ada yang lebih dari cintaku
Tapi saat ini 'ku tak ragu
'Ku sungguh memintamu

Jadilah pasangan hidupku
Jadilah ibu dari anak-anakku
Membuka mata dan tertidur di sampingku

Aku tak main-main
Seperti lelaki yang lain
Satu yang kutahu
Kuingin melamarmu

(Melamarmu - Badai Romantic Projects)



----------



"Jar.. kamu yakin mau masak sendiri untuk acara LAMARAN nya Dana dan Indra?", Hera tak tega melihat Najar bakal sibuk sendiri menyiapkan segala jamuan.

"Iya mbak.. dibantu Hajar kok", jawab Najar santai.











"Ooh gitu.. yaudah terserah kamu aja. Aku sih eman aja, kasihan kamu dik. Calon pengantin ga boleh capek-capek", ucap Hera menggoda calon duetnya.

"Ihh mbak apaan sih", Najar merajuk malu. Namun semakin malu semakin terlihat imut dan menggemaskan saja Najar ini.

"Berarti harus segera belanja ini.. 2 hari lagi lho acara lamarannya", ucap Hera sedikit khawatir melihat fisik Najar. Sudah barang tentu Najar akan terforsir banget untuk mengurusnya.

"Beress mbak.***usah khawatir. Najar kalau lihat mbak jadi hilang capeknya", sambut Najar sambil berseloroh.

"Hahaha kamu ini hmm.. lihat kamu ngomong aja ngegemesin lho. Imut banget sih adikku sayaaang", Hera tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada sosok Najar. Sudah tak sabar ia untuk resmi menikahkan Najar dengan suaminya. Hmm.. mulai dah Hera kumat. Awasss.. ojok garuk-garuk silit !!!

"Hehe.. mbakku sayang juga ngangenin banget.. lup yu mbakkuuh.. mwuahh", Najar mencium sayang pipi Hera. Ini apaan ya kok istri pertama dan calon istri kedua bisa akur banget gitu. Sepertinya Najar mulai tertular virus Hera. Virus baik hati dan tidak sombong he..

"Yaudah kalau gitu belanja ya dik. Sebentar.. Mass.. mas Angga...", Hera berteriak memanggil suaminya.

"Apa sayang?", Angga muncul di depan Hera serta Najar dengan memakai kaos singlet dan badan penuh keringat. sepertinya si ganteng tadi lagi angkat barbel di taman belakang rumah. Uhh seksinya.. membuat dua wanita di depan Angga menelan ludah.

"Mas, tolong anterin Najar belanja ya.. buat jamuan lamaran Dana dan Indra", ucap Hera menyampaikan maksudnya kepada sang suami tercinta.

"Kamu ga ikut?? Bertiga yuk", Angga merasa tidak enak terhadap Hera. Ingin sekali menjaga perasaan Hera. Tapi halooo... kisah kalian terbalik Angga. Semakin kamu lengket dengan Najar maka Hera akan semakin lengket pula. Aneh kan ya.

"Yee.. aku belum sehat sayaaang. Plis deh ah. Udah sana buruan berangkat pacaran. Ini perintah!!", Nah nah.. beneran kumat ni Hera. Suaminya lho, disuruh pacaran ama cewek secantik Najar.

Angga segera berlalu ke kamar mandi menutupi rasa malunya. Sedangkan Najar.. plungkar-plungker, mulat-mulet, mesam-mesem, melat-melet.. sungguh, sekali ini Najar terlihat sangat nggilani.

"Ehh waitt.. tunggu Pak Angga. Tolong dipersiapkan mas-kawinnya. Ustadz Zain sudah saya kontak dan ready dalam 2-3 pekan ke depan. Akad nikah dibawah tangan dulu gapapa kan Najar sayang??!. Sambil jalan kita pikirkan untuk cetak resminya. Setidaknya sah dulu secara agama", lagi-lagi Hera melakukan manuver mengejutkan.

"Mbak.. sebaiknya mbak dan Mas Angga ketemu bapak dulu. Biar ga salah paham", Najar berusaha mengarahkan bagaimana baiknya.

"Ooww.. itu juga sudah dong sayang. Sehari sesudah kamu nginep disini waktu itu, Pak Ali kesini. Kita koordinasi hihi", Hera tertawa bangga.

"Kok aku ga tahu sih?", Angga berteriak dari depan kamar mandi.

"Ishh calon mempelai diamlah.. ini bukan urusan kalian!!", Hera berteriak tinggi ala sinetron, senyumnya terkembang. Najar sudah terkapar hampir pingsan. Angga di depan kamar mandi sibuk berjongkok menggigit gombal mukiyo.

"Perhitunganku sudah pas banget kok. Minggu ini kita fokus acara lamaran Dana dan Indra. Minggu ke dua peresmian kantor baru Nada beserta susunan kabinetnya. Dan minggu ke tiga kalian menikah. Sempurnaaa !!!", suhu tahu gayanya Demian saat ngomong sempurna?. Percis Hera nih juga sambil begitu. Heraa heraa.. kabelmu pedot piro sakjane nduk??!.


----------



Hari bahagia yang ditunggu pun tiba. Semua pun bersorak.. Hore, horee, horeee.


Di ruang tengah rumah Angga, duduk dengan cantiknya dua orang bidadari, Annada Kamaniai dan Andira Kirana. Hajar mengelus lembut jemari Nada untuk menenangkan rasa gugup dalam hatinya. Najar menggamit penuh kasih pinggang Dira. Dan Pak Ali merangkul mesra tubuh Angga.. iih nggilani.












Tamu yang ditunggu akhirnya tiba. Kedua orang tua Dana, adik perempuan Dana yang cantik, Dana, Indra, Khusna, dilengkapi Yosa, Dodo, dan seorang gadis manis yang sepertinya tunangan Dodo, Amanda.

Tentunya brio Khusna tak akan muat mengangkut orang segitu banyaknya. Untung ada Sinto yang bersedia meminjamkan mobil temannya yang cukup besar. Mobil yang sangat indah dengan warna merahnya yang menyala. Sebuah blangwir stok terbaru.πŸš’

Kegiatan ramah tamah dan bertegur sapa mewarnai pertemuan tersebut. Semua berbahagia, hingga tiba pada acara puncak.

"Nak Angga selaku wali nikah dari Ananda Nada dan Dira. Perkenankan saya Sucipto selaku ayah kandung dari Dana, sekaligus mewakili orangtua Indra yang saat ini sedang bertugas di Aceh untuk menyampaikan LAMARAN untuk ananda Nada untuk menjadi calon istri dari ananda Dana, dan Ananda Dira untuk menjadi calon istri dari ananda Indra. Semoga permintaan kami ini diperkenankan, mengingat telah terjadinya kecocokan diantara anak-anak kita", bapak Sucipto yakni ayahnya Dana dengan tenang dan jelas menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka ke rumah Angga.

"Terimakasih bapak atas kepercayaannya memilih adik-adik kami menjadi calon istri dari adinda Dana dan Indra. Saya sebagai kakak tertua sekaligus wali dari adik-adik saya hanya bisa tut wuri handayani. Apa yang mereka inginkan dan mereka serius melakukannya maka saya hanya bisa mendukung dan merestui. Mqka daripada itu semua, alangkah baiknya jika jawaban kita dengarkan langsung dari kedua adinda saya", Angga menjawab dengan baik dan diplomatis. Semua mata kini tertuju pada kedua bidadari tak bersayap yang kini tertunduk malu-malu.

"Ayo Nada, Dira.. dijawab pertanyaan tamu kita", Pak Ali sebagai satu-satunya sesepuh di pihak keluarga Angga melengkapi.

Semuanya masih terdiam. Tak ada yang berani mengeluarkan suara. Menunggu jawaban langsung dari sang putri mahkota.


"Tunggu sebentar...!!"



Sebuah kejutan yang sangat tidak di inginkan terjadi. Diambang pintu telah berdiri Khusno dan Estu. Semua terhenyak kaget. Badai dan bencana segera tergambar di wajah mereka.

"Puuuut jamputt.. onok ae rek alangane (ada aja sih halangannya). Iki seng mbaurekso gunungsari lapooo rene barang (ini penguasa gunungsari ngapain kesini segapa). Asemm!!", Khusna ngedumel sendiri. Lirikan mata Dana memberi isyarat agar Khusna diam.

"Boleh kami masuk??", Kusno berucap sopan. Ada intonasi baru yang sepertinya ia pelajari.

"Injih monggo romo..", Angga cukup bijak. Dalam kondisi super genting, masih ia berusaha berpikir positif.

Sepasang manusia super dari gunungsari segera duduk manis di ruang tamu bersama seluruh tamu yang hadir. Semua mata kini tertuju pada Kusno. Indra sudah mengepalkan tangannya, siaga menunggu jika terjadi huru hara.







"Angga, Nada, Dira... romo minta maaf yang sebesar-besarnya atas perlakuan romo selama ini. Romo baru sadar setelah terjadi penangkapan atas Pras dan terlukanya Hera. Romo datang hanya ingin meminta maaf. Terserah kalian bisa memaafkan kami atau tidak. Tapi setidaknya kami bisa tenang saat meninggal nanti. Kami sudah cukup tua dan rakus menikmati dunia ini. Sekarang romo menyesal, sangatt menyesal", suara Kusno bergetar, airmata bercucuran membasahi kulitnya yang keriput. Estu tertunduk dan terisak menahan tangis.

Semua yang ada hanya mampu diam. Tak tahu harus berbuat apa. Tapi untuk garuk-garuk silit sepertinya kondisi tak memungkinkan. Apalagi garuk-garuk tilis beregu, berkelompok, bersama-sama. Oh sudahlah.

Tanpa menunggu jawaban, Kusno beranjak berdiri diikuti Estu. Tak ada satupun yang ingin mencegah.

"Meski kami bukan orangtua kandung kalian, tapi setidaknya mohon ampuni kesalahan kami. Terimalah kami sebagai teman", Estu angkat bicara. Ia masih menggantungkan harapan besar pada mantan anak-anak mereka.

"Romo, ibu.. duduklah.. dengarkan anak bungsu bicara. Kalian telah melengkapi kebahagiaan hari ini. Turut saksikanlah acara ini sebagai bagian dari keluarga kami. Nada mewakili kakak-kakak nyuwun pangapunten (mohon maaf) atas semua kejadian akhir-akhir ini. Kami tidak membenci romo dan ibu. Jika diperkenankan, kami ingin merawat panjenengan kekaleh (engkau berdua) di usia senja panjenengan", Nada berdiri dan mencium kedua tangan suami istri tersebut. Angga dan Dira pun ikut berdiri dan mencium tangan-tangan keriput tersebut.






"Wadooh.. lah kok malah jadi acara tali kasih ngene rek", kali ini Indra yang ngedumel heran, sambil garuk-garuk.....ehmm ketek. Lupa pakai deodoran pula. Jelas apek bin tengik.

"Iyo.. wes monggo dilanjutkan. Ini acara lamarannya nak... aduh maafkan romo yang dulu pernah menghina kamu nak. Ternyata malah kamu yang berhasil membongkar kedok si bajingan Pras kuwi. Romo isin rasane", ucap Pak Kusno kepada Dana.

"Injih pak, kulo beserta teman-teman ugi nyuwun agunging samudro pangaksami (juga mohon maaf sebesar-besarnya) bilih solah polah (mungkin tingkah perbuatan) kami waktu itu membuat panjenengan soho (dan) ibu tersinggung", Dana dengan bahasa jawanya yang sangat mlipit menjawab apa yang disampaikan Pak Kusno.

"Alus pituturmu nak.. romo penasaran kamu keturunan dari mana", lanjut Pak Kusno keppo.

"Tepangaken dalem Sucipto, Raden Sucipto Tjhakrabumi (Perkenalkan saya Sucipto, Raden Sucipto Tjhakrabumi) garis lurus keturunan kerajaan Dhoho Kediri. Meniko Dana putro mbajeng dalem. Nuwun. (Ini Dana adalah putra kami yang sulung. Permisi)", ayah Dana angkat bicara dan membuat kaget Kusno sang priyayi.

"Saya juga pak romo.. saya keturunan pasukan brawijaya siliwangi....", Indra sudah gatel dan akhirnya celetuk jenaka terlontar juga.

"Horaa takoon (ga tanya) !!!", potong Khusna disambut tawa seluruh yang hadir.

"Pangapunten.. semanten ugi kulo romo, kulo saking tlatah Lamongan. Leluhur kulo injih punika ingkang paring jejuluk Maskarebet (Maaf.. begitu juga saya romo, saya berasal dari Lamongan. Leluhur aaya adalah yang berjuluk Maskarebet)", tiba-tiba kalimat Indra berubah, membuat Khusna balik tercengang.

"Lho keturunan Joko Tingkir... wah wahh.. calon e anak-anak angkatku wes jan top markotop kabeh. Romo bangga pada kalian", Kusno berubah drastis sejak ia menginjakkan kaki di rumah Angga sore itu. Inilah hikmah atas segala penderitaan Nada selama ini.

"Kalau begitu kita kembali ke pokok pembahasan. Kami sedang menunggu jawaban Nada dan Dira atas Lamaran ini. Mungkin romo ada yang ingin disampaikan?", Angga kembali mengambil alih pembicaraan.

"Wes aku tutwuri handayani wae ngger", jawab Pak Kusno singkat.

"Nah gimana sekarang para bidadari?, ditunggu lhoo..", lanjut Angga.

"Iish apaan sih mas Angga. Nada malu dong. Mosok udah dandan cantik begini ditolak sih ah", pipi Nada memerah. Wajahnya tersipu.

"Idem", Dira singkat ikut-ikutan. Semua tersenyum bahagia.


----------



Sehari setelah acara lamaran Dana..




"Romo, kami ingin mengajak romo untuk tinggal bersama di rumah yang baru. Romo dan ibu sudah sepuh. Waktunya kami yang gantian merawat", Nada mengungkapkan maksudnya datang ke rumah Pak Kusno. Hari itu Nada, Angga, Dira, dan Hera sedang berkunjung ke rumah orangtua angkat mereka.

"Iyo romo dan ibu manut wae. Kami tak punya keluarga lagi selain kalian. Biar rumah ini kami jual, hasilnya bisa kalian gunakan untuk tambahan modal perusahaan", kali ini Pak Kusno tak jahat lagi. Mungkin ia takut ga dimunculkan TS lagi di kisah ini sehingga akhirnya ia memilih untuk berubah menjadi pemeran baik.

"Syukurlah...", ucap Angga gembira. Pun juga dengan Nada, Dira, serta Hera.

"Tapi begini.. romo ada pinjaman ke Pras sebesar sekian ratus juta. Tolong penjualan rumah ini dikurangi hutang itu dulu. Agar status jaminan atas pabrik plastik romo bisa terlepas. Setelah itu pabrik plastik kami serahkan ke kalian untuk kalian kelola. Romo sudah capek mikir", lagi-lagi Pak Kusno membawa kabar gembira. Tentu saja Rapi Design Group akan menjadi lebih besar lagi jika ditambah dengan satu aset pekerjaan yakni pabrik plastik yang diberikan pak kusno. Ini sungguh nikmat yang luarbiasa.


----------


Hari ini adalah acara peresmian PT. RDG sekaligus peresmian kantor baru. Berbagai tamu berdatangan, mulai dari teman-teman Nada, teman-teman Hajar, teman-teman Angga dan Dira, konsumen dan relasi rapi design, kolega-kolega Pak Kusno dari kalangan priyayi dan berduit, kolega-kolega Pak Hadi (ayah tiri Hajar) yang juga rata-rata kelas konglomerat, Yosa beserta ayah ibunya, Dodo bersama Amandanya yang manis, Sinto didampingi selusin polisi dari Polwiltabes, tak lupa Mak Yan sang pemilik warung nasi yang selalu menjadi langganan bagi Nada dan Hajar.

Wajah-wajah sumringah Nada Cs mewarnai acara yang ada. Semua bergembira, semua ceria. Satu persatu masalah telah terurai. Berganti dengan berlapis-lapis kebahagiaan.

Trio DKI beranjak menaiki panggung. Seperti waktu itu di kafe.. Indra pada keyboard, additional pada bas dan drum, Khusna pada melody, Dana pada vokal, penonton pada lari hehe πŸ˜…. Ga doong. Penonton pada mendekat. Mendekat untuk nimpukin pakai botol mineral dan uang recehan hahaha. Ada juga yang nimpukin pakai pembalut bekas, gathell thel thell.

Lagu pertama, lagu yang membangkitkan kenangan antara Dana dan Nada. Lagu yang juga membuat cinta Khusna dan Hajar pertama kali bersemi. Rahasia hati dari band legendaris element.

-----

Waktu terus berlalu
Tanpa kusadari yang ada hanya aku dan kenangan
Masih teringat jelas
Senyum terakhir yang kau beri untukku

Tak pernah 'ku mencoba
Dan tak ingin 'ku mengisi hatiku dengan cinta yang lain
'Kan kubiarkan ruang hampa di dalam hidupku

Bila aku harus mencintai
Dan berbagi hati itu hanya denganmu
Namun bila 'ku harus tanpamu
Akan tetap kuarungi hidup tanpa bercinta

Hanya dirimu yang pernah
Tenangkanku dalam pelukmu
Saat 'ku menangis


-----


Nada mengalirkan airmata, pun begitu juga Hajar. Ingatan mereka melayang pada saat melihat trio DKI pentas di kafe Khusna sekitar dua tahun silam. Saat itu Dana dengan iseng namun romantis turun dari panggung dan memberikan satu pot bunga kecil pada Nada sambil terus menyanyikan lirik Rahasia hati.





Nada terperanjat, belum selesai ingatannya mengimbas masa lalu tahu-tahu Dana sudah muncul dihadapannya membawa satu baskom gorengan kemudian tersenyum menghabiskan sisa lirik lagu Rahasia hati.

"7 ribu mbak", ucap Dana lembut.

"Kembaliannya ga usah mas", jawab Nada tersenyum dalam tangis bahagia.


"Kali ini kembalian aku terima, selalu kembali ke hatiku ya apapun masalahnya kelak. Jangan pernah tinggalkan aku duhai bidadari calon istriku!!", ucapan Dana disambut riuh keluarga dan penonton lainnya. Banyak yang ikut menangis terharu melihat kisah perjalanan cinta Dana dan Nada.

Gorengan itulah saksi bisu pertemuan Dana dan Nada. Berkah dari jual gorengan pula yang mempertemukan dana dan Nada. Gorengan pula yang membuat Dana berhasil mencicipi lembah nikmat Dona hahaiii..πŸ˜‰

Dana kembali ke panggung untuk melanjutkan pertunjukan. Kali ini Dana dan Khusna bertukar posisi. Dana yang memegang gitar sedangkan Khusna yang memegang setrum.

-----

Ku ingin kau mengerti
Betapa 'ku merindukan
Saat-saat yang indah
Seperti dulu

'Ku ingin engkau tahu
'Ku selalu mencintaimu
Buang keraguanmu
Kau selalu di hatiku

Begitu banyak kisah
Yang kita alami
Suka pun prahara

Menari di mentari
Mendulang cinta
Kita berdua

Kubernyanyi
Kubernyanyi lagu tentang
Cerita asmara kita
Tiada pernah
Dan takkan pernah dapat kulupa
Tersimpan selalu dalam jiwa
'Ku mencintaimu


----

Sebuah lagu berjudul 'Kisah', besutan band hebat asal Surabaya, Boomerang. Penampilan yang apik. Lirik pun sangat sesuai dengan kisah trio DKI dalam menggapai cinta mereka. Terjal berliku seperti rongga liang kenikmatan Hajar hahaha. Ah TS nyerempet-nyerempet sih, kapan nih scene esdegan panasnya ??!!.

"Terima kasih kepada semua undangan yang telah hadir menyaksikan peresmian kantor kami. Mohon waktunya sejenak. Perkenankan saya menyampaikan hal penting kepada semua hadirin. Mohon semua untuk tenang..", Khusna berbicara menggunakan mic nya. Sedangkan Nada mengernyit atas ulah Khusna. Tidak ada instruksi apapun untuk menyampaikan pengumuman. Apa maksud Khusna??

"Hal ini sangat penting dan krusial. Semoga semua yang hadir bisa menerima dan tidak terbawa emosi", lanjut Khusna semakin membuat Nada bingung.

"Informasi penting ini berkaitan dengan saudari Hajar, manager HRD kami. Mohon saudari Hajar untuk berdiri dari kursinya", semua mata tertuju pada sosok barbie cantik yang kini tengah berdiri dengan wajah bingung.





"Disaksikan oleh ratusan tamu undangan yang hadir, saudari Hajar Maya Saridewi, hari ini aku Khusna Dwipa Mahendra MELAMAR dirimu. Maukah engkau menjadi ibu dari anak-anakku??", sebuah ucapan yang menggemparkan acara peresmian tersebut. Semua bertepuk tangan dan tersenyum. Hajar tersipu malu dan mengangguk kemudian pingsan.

"Lho kok pingsan??", Khusna panik.

"Iya, pingsan bahagia..", jawab Dana mewakili TS.

"Mana ada pingsan bahagia??", lanjut Indra.

"Hanya ada di Gengsi Dong !!!", hehe TS terkekeh.



Belum Tamat.

Hmm.. sudah diujung kok masih belum tamat juga sih. TS menyebalkan.



----------

Seminggu setelah peresmian PT. RDG...




"Saudara Bangga Pambudi bin Ruslan Effendi, saya nikahkan anda dengan Najar Rina Mahadewi bin Ali Mahmudi dengan mas kawin uang senilai dua juta dua ratus dua puluh dua ribu dua ratus rupiah dibayar tunai"

"Saya terima nikahnya....."



-------



BERSAMBUNG

KE BAGIAN 23


SEE YAA...



βœ‹SALAM SEMPRUL πŸ‘ SALAM JANCUK
Mantap bingit suhu matur sembah nuwun sanget suhu :mantap: :mantap: :mantap: :beer: :beer: :beer: :beer: :cendol: :cendol: :cendol: :cendol: :baris: :baris:
 
Tanpa mengurangi rasa hormat, mohon maaf blm sempat bls komen satu2.. awak isih loyo bolak balik ke wc :bata:

Gara-gara kakehan garuk-garuk silit iki mesti.. halahh

nyempatin apdet dulu biar enak hehe
 
Bimabet
WELCOME TO










β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹


Bagian 23 : Loveee melulu πŸ’™


β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹β—‹





Scene 1







γ€‹γ€‹γ€‹γ€‹β—‹γ€Šγ€Šγ€Šγ€Š





"Saudara Bangga Pambudi bin Ruslan Effendi, saya nikahkan anda dengan Najar Rina Mahadewi binti Ali Mahmudi dengan mas kawin uang senilai dua juta dua ratus dua puluh dua ribu dua ratus rupiah dibayar tunai", Ustadz Zain dengan jelas mengucapkannya. Nampak disampingnya ada Pak Ali yang hikmad mendampingi.

"Saya terima nikahnya Najar Rina Mahadewi binti Ali Mahmudi dengan mas kawin uang senilai dua juta dua ratus dua puluh dua ribu dua ratus rupiah dibayar tunai", dalam satu tarikan napas Angga melanjutkan prosesi akad nikah.

"Saaaahhh", ucap keluarga kedua belah mempelai beserta sahabat-sahabat yang hadir. Acara ini hanya dihadiri keluarga Angga dan Keluarga Najar, diluar itu hanya ada trio DKI dan duo kadal buntung turut melangkapi. Ya karena ini hanyalah ijab qobul secara agama, belum didaftarkan ke KUA setempat.

"Wihhhh aku seneng bangettt", Hera mulai kumat. Biasanya sih dimana-mana itu istri pertama agak sedih atau minimal akting murung lah jika menyaksikan acara semacam ini. Tapi entah apa yang merasuki Hera, kok malah dia yang ngebet banget.

"Mbak ga sedih mbak??, ada kompetitor lho sekarang", Hajar menatap Hera dengan heran.

"Hmm.. kamu mau sekalian dinikahin sama mas Angga. Mumpung masih ada kuota lho..", lhuk Hera gendeng.

"Woiiss.. ga mbak.. ampun. Sama Khusna aja hehe", Hajar bergidik. Hera ini istri macam apa sih?? Suaminya di obral wkwkwk.

"Nak Hera.. terimakasih ya sudah bersedia berbagi dengan Najar", Pak Ali mendekati Hera.

"Lho saya yang malah berterimakasih pak, Najar sudah bersedia menolong saya untuk merawat mas Angga", dengan kepercayaan diri yang tinggi Hera tak ragu-ragu menjawab.

"Aduhhh adikku sayangg.. selamat ya cantik", Hera memeluk dan mencium pipi Najar yang terisak dalam tangis bahagia. Sejurus kemudian Angga duduk diantara kedua istrinya. Hera di kanan dan Najar di kiri.

Pak Ustadz sudah berpamitan, tersisa hanya keluarga dan sahabat yang kini duduk melingkar mengelilingi ruang tamu rumah Angga dengan Angga dan kedua istrinya di bagian ujung lingkaran.

"Wahh.. Ngga, kowe katon gagah (kamu kelihatan gagah) kinapit widodari loro kang ayu-ayu (diapit dua bidadari yang cantik-cantik). Wedan tenan kowe hahaha", Pak Kusno terkekeh melihat anak sulungnya duduk seolah raja yang diapit permaisuri dan selir.

"Mantap yo broh.. jos tenan", Indra mencolek Dana dan Khusna. Namun dengan cepat Nada, Dira, dan Hajar mendelik galak.

"Awas ya coba-coba meniru kayak gitu. Tak obras manukmu!!", Dira mengancam. Indra reflek menutup selangkangannya ketakutan.

"Setujuu", ucap Nada dan Hajar berbarengan. Dana dan Khusna pun ikut mengkeret takut.

"Eh Nad.. gimana rencana besok jadi kan ya?. Sekalian biar mempelai berdua bulan madu. Iya ga?", Hera bertanya dengan riang ke Nada.

"Jadi dong mbak.. sudah booking hotel juga lho", jawab Nada antusias.

Rencananya esok hari setelah pernikahan Angga dan Najar malam ini, keluarga besar PT. RDG akan mengadakan rekreasi bersama. Tak perlu jauh-jauh. Cukup ke kota dingin Malang untuk mempererat kebersamaan mereka.

Semua akan ikut serta. Mulai dari jajaran komisaris, direksi, manager, Koordinator unit usaha, hingga staf akan berangkat bersama. Tak terkecuali Pak Kusno dan istri serta Pak Hadi dan istri.

Mengingat mereka akan berangkat pagi-pagi sekali maka seusai acara akad nikah Angga, semuanya segera berpamitan. Angga dan Najarpun menunda malam pertama untuk menjaga fisik mereka.


----------



Hari H rekreasi...



Rombongan tiba di hotel kawasan Batu sekitar pukul 8 pagi waktu setempat. Masing-masing segera menuju kamar yang sudah ditentukan untuk berbenah diri sekaligus istirahat sejenak sebelum memulai rangkaian acara yang telah disusun.

Angga satu kamar bersama kedua istrinya, Nada Dira dan Hajar di kamar yang lainnya, Dana Indra dan Khusna dalam satu kamar, Yosa dan Dodo satu kamar, sedangkan pak Ali seorang diri dalam satu kamar.

"Aku takut Dan.. emoh aku.. turun aja, ga jadi!!", Nada berteriak ketakutan saat ia akan meluncur menggunakan Flying Fox. Acara mereka hari itu adalah kegiatan outbond yang dipandu oleh instruktur setempat.

"Mbaknya tenang aja.. aman kok", ucap mbak instruktur mencoba menenangkan Nada. Namun Nada bersikeras untuk tidak ikut dan bersiap turun dari tangga. Dana hanya bisa terbengong melihat kekasihnya ketakutan.

"Yawes gini aja, mbak naik berdua sama masnya gimana?. Kalau takut ya peluk aja masnya hehe", usul mbak instruktur memberikan solusi. Akhirnya Nada pun bersedia.

"Huwaaaaaa... matek aku Daaaaan...!!!", Flying Fox meluncur dengan cepat. Nada meraung-raung ketakutan dalam pelukan Dana. Tiba di tujuan mereka disambut teriakan seluruh yang hadir.

"Cieeeeh.. lengket terus reek!!", goda Indra saat Nada dan Dana selesai melepas karabiner.

"Ishh jantungku hampir lepas rasane.. wes emoh lagi naik yang lainnya.. ampuun", Nada merajuk manja. Dana cengar-cengir melihat polah lucu calon istrinya.

"Jantungnya lepas juga ada Aa' Dana yang nangkepin hahaha", Khusna ikut nimbrung menggoda.

"Wehh iki wong loro melu ae (ini dua orang ikut aja), iko deloken bojo-bojomu yo bakal kepoyoh-poyoh keweden (tuh lihat cewek-cewek kalian juga bakal terkencing-kencing ketakutan)", dengan kesal Nada menyemprot Indra dan Khusna. Tapi yang disemprot bukannya diam tapi semakin menjadi-jadi.

"Tapi cuma kamu Nad yang minta dipeluk hehe", imbuh Indra masih cengengesan.

"Bodoo !!. Ahh sudah ah, yuk kita balik hotel aja yuk Dan.. yang lain biar lanjutin acara", ucap Nada sewot, yang dibalas oleh Dana dengan anggukan kepala.

"Yeee durung sore wes pengen mlebu kamar ae rek (yeee belum sore udah pengen masuk kamar aja ihh)", lagi-lagi Khusna menggoda. Namun yang digoda udah kabur dan menghilang.


Hotel masih sepi tak ada seorangpun anggota PT. RDG nampak disana. Memang rencananya outbond akan dilanjutkan dengan kegiatan petik apel dan bermain berbagai wahana. Makan siangpun sudah disediakan panitia disana.

Yang sepuh-sepuh seperti Pak Ali dan Pak Kusno memilih untuk mengadakan acara sendiri dengan berkunjung ke sanak saudara dan kerabat yang ada di Malang. Ya ga mungkin juga sih jika mereka ikut outbond, bisa kumat sakit jantungnya Pak Ali.

"Lho mas Angga ga ikut acara ta?", tiba-tiba Dana dan Nada bertemu dengan Angga yang sedang mengambil jatah makan siang untuk dibawa ke kamar.

"Ooh enggak Dan.. masih capek banget habis acara semalam. Lagian juga kasihan Hera kalau ditinggal sendiri", jawab Angga sedikit kebingungan tak menyangka Dana dan Nada akan kembali secepat itu ke hotel.

Dana segera mengajak Nada berlalu. Bersama mereka menikmati jatah makan siang hotel dan duduk di kursi yang langsung menghadap area pertanian sayur di luar hotel. Sungguh pemandangan yang indah dan sejuk.


----------


"Waktunya pengantin baru beraksi.. eaaa eaaaa", Hera menggoda Angga dan Najar yang baru menyelesaikan makan siang mereka di kamar hotel.

"Ihh malu mbak ah. Masa disini sihh", Najar merajuk mencari pembelaan dari Angga. Tapi nampaknya Angga tidak sependapat dengan Najar.

"Ya simple sih.. pindah tidur aja sama bapak kamu", goda Angga. Nah ikan pindang udah di depan mata kok di sia-sia kan, ya ga pemirsah?? Hehe.

"Lahh mas kok malah belain mbak Hera siih", Najar semakin malu dipojokkan begitu.

"Adikku sayaaang.. bukan saatnya untuk malu. Kamu itu istrinya mas Angga lho. Jangan malah bikin malu ahh", Hera masuk memberikan persuasif.

"Iyaa iya... hmm ni dua orang berkomplot kayaknya deh", Najar sedikit merengut, tapi itu hanya pura-pura saja.

"Yaudah gih sana masuk kamar mandi, dipakai dong lingerie yang dibeliin mbak Hera", ucap Hera mempercepat persuasif. Hera sendiri sudah sedemikian menggebu membayangkan aksi hot Angga dan Najar.

Selang sekian menit muncullah Najar dsri balik pintu kamar mandi. Wajahnya yang cantik menyemu merah. Menempel di tubuhnya sebuah G-string putih bersih, ditutup oleh semacam kemeja berumbai-rumbai dengan bahan jaring terawang tanpa menggunakan bra.

Spontan Angga melotot tiada terkira melihat Najar yang sedemikian seksinya. Pun juga Hera yang takjub melihat tubuh adik kesayangannya. Batang kelamin Angga yang masih tertutup boxer menjadi mengeras tegak sempurna.

"Kalian mulai dulu yah.. aku nonton dulu aja", ucap Hera dengan menggigit bibir bawahnya, mulai terbakar birahi.

Tak menunggu lama Angga segera menarik Najar ke dalam pelukannya. Dengan cepat Angga melumat bibir istri keduanya tersebut. Najar tergagap mendapati ciuman yang mendadak, namun segera beradaptasi mengimbangi.

Pertukaran liur pun terjadi. Saling sedot lidah, saling kulum, saling lumat. Suaranya sungguh terdengar indah dan seksi.

Ehmm..


Najar melenguh tertahan saat Angga meraba lembut buah dadanya yang membulat montok. Perlahan wajahnya turun menggapai pucuk buah ranum di dada Najar.

Entah sejak kapan, tahu-tahu Hera sudah telanjang bulat menyisakan hijabnya tetap menutup rapi area kepala dan kemudian melangkah menghampiri Najar dan Angga.


Oouhhmmhh


Najar mendesah ketika mulut Angga mulai menjilati puting kanannya. Namun desahan Najar tiba-tiba tertahan oleh mulut Hera yang menyumpal bibir Najar. Najar sejenak kaget. Seumur-umur ia belum pernah mencium bibir wanita. Namun anggukan Hera meluluhkan hati Najar. Dengan buas ia terima bibir Hera dan kemudian saling melumat.

Angga tak tinggal diam. Bergantian ia jilati puting kanan dan kiri Najar. Tangan Angga meremas-remas dada indah tersebut tiada henti. Najar seperti melayang mendapatkan rangsangan dua arah dari Angga dan Hera.


Ooouhh.. hmmm


Angga yang tak sabar segera mendorong tubuh Najar hingga tertelentang di tempat tidur. Dibukanya lebar paha Najar kemudian menyingkap tali yang menutupinya. Nampaklah kini bukit indah merekah.


Auuchh..


Najar menggelinjang kuat saat mulut Angga yang sekonyong-konyong menerkam vegie nya. Rasa geli terpusat di setiap permukaan yang di jilat oleh Angga.


"Auuuh mass...ssshhh", Najar mendesah merasakan kenikmatan yang telah lama tak ia dapatkan.

"Eeehh aauhh", pinggulnya terangkat-angkat seiring permainan mulut Angga.

Hera berdiri menaiki tempat tidur. Ia kangkangi wajah Najar dan perlahan menyorongkan liangnya yang basah ke mulut Najar.

Seketika Najar paham akan apa yang dimau Hera. Dengan pelan ia mulai memainkan lidah di vegie Hera. Najar meniru semua perlakuan Angga dan ia terapkan di liang kenikmatan Hera.


"Ooouhhh dikk... shh sayangg eenn nakk", Hera mendesah merasakan nikmat yang luar biasa. Cukup lama ia tak tersentuh Angga karena sakitnya. Dan kini hasratnya begitu membuncah laksana gunung berapi yang siap meledak.

"Oouhh iyaa ahhh yang situu oowh owhh ahh" Hera terus merancau dan mengerang nikmat.

"Sshh ehhmmm", Najar juga merasakan kenikmatan yang sama sambil terus bibirnya bermain di lubang surgawi Hera.

Ooohhh

Aahhh

Sshhh ahh

Auuuwww hhhmm

Ahh ehh sshh

Desahan bersahutan diantara mulut Najar dan Hera. Keduanya menikmati rasa yang sama di bibir vegie masing-masing.

"Ooohh Jar.. ohhsss sayaangg.,mbakk mau kluarr ahh", Hera mengerang untuk segera mencapai orgasme.

"Aahh ahhh aku kelluuarrr ahhhhhhh", paha Hera mengapit kuat wajah Najar. Badan Hera melengkung ke belakang.. matanya terpejam meresapi orgasmenya.

Sesaat kemudian Hera terjatuh ke samping kasur. Napasnya ter engah-engah.

"Auhh mass.. akuuh jug ahh mauu dapethh ahh", Najar semakin mengangkat tinggi pinggulnya.

"Masss.. aahhhh ahhhh akuu nyampe aahh aaashh", Najar mengejan kuat. Badannya kaku. Hera segera bangkit dan memeluk wajah Najar dengan lembut. Dibawah sana Angga gelagapan karena ternyata Najar orgasme dengan squirt. Banjir aliran kenikmatan menyembur kuat ke wajah Angga.

"Hihihi.. lagi cuci muka mas??", goda Hera. Angga terkekeh, sedangkan Najar tersenyum lemas.

Permainan belum usai. Hera segera turun dan melucuti pakaian Angga. Terakhir ia lepas boxer di selangkangan Angga.

"Ooohh dik..", Angga melenguh saat mulut Hera mencaplok batang kejantanannya.

Lama Hera bermain-main dengan mengulum batang Angga. Tak luput skrotum dua telor angga juga jadi santapan nikmat bibir Hera.

Najar yang baru pulih dari rasa lemas segera bangkit dan melihat apa yang sedang dilakukan Hera dan Angga.

"Hahh !!!.. Mass.. kok guede ndlondeng ngunu.. yaa ampun", mata Najar terbelalak. Baru kali ini ia melihat batang sebesar itu. Jauh lebih besar dari punya Indra.

"Pantesan susunya Nada gede, ternyata kalian keluarga jumbo", lanjut Najar masih dengan menutup mulutnya menggunakan tangan.

"Najar mo nyobain?.. sini sayang..", Hera masih melongo tak bergerak.

"Kok bisa besar gitu mass??.. aduhh memekku langsung basah lagi", Najar kini tak malu-malu lagi. Nafsu telah munguasai dirinya.

"Dulu awalnya biasa ukurannya. Suatu hari mbak Hera bikin Donat. Nah pas ngaduk fermipan campur air hangat eh kesenggol dan tumpah deh ke celanaku. Akhirnya jadi bengkak gini sekarang", Angga tersenyum menggoda.

"Hahaha.. asal aja deh kalau ngomong", balas Najar tak percaya.

"Ayooh sini sayang cobain", Hera lagi-lagi mengajak Najar untuk ikut mengulum batang besar Angga.

"Mbakk.. boleh langsung dimasukin aja untuk kali ini??.. memekku udah kedutan banget!!", Najar dengan vulgar berterus terang.

Tanpa diminta kedua kalinya Hera segera mendorong Angga untuk melakukan penetrasi ke liang vegie Najar.

Dengan berdiri di sisi tempat tidur, Angga segera meraih paha Najar kemudian ia letakkan di pundaknya. Lembut Angga menggesekkan kepala konti di bibir kemaluan Najar. Najar menggelinjang kegelian.


Ooouuuhhgggh..


Najar mendelik kuat saat batang segede pentungan melesak masuk merojok liang kewanitaannya. Sangat besar dan kokoh. Namun basah berlebih di liang vegie Najar mempermudah penetrasi. Dalam empat hingga lima kali hentakan, masuklah keseluruhan batang Angga.

"Hhhkkkk mass.. gede bang ett.. hampir ga muat rasanya ehmmm", Najar mendelik lebar. Airmukanya tak serius dan tegang mendapati desakan super besar di bawah sana.

Perlahan Angga mulai memompa. Kian lama kian cepat..


"Oooh masss aku ga kuatt.. mauk sampe lagiih ahh", tubuh Najar terlonjak-lonjak. Badannya bergetar menahan gejolak, padahal baru sebentar batang besar Angga memasuki liangnya yang cukup sempit.

"Mass.. aahhhhhhh", Najar mengerang saat orgasmenya Yang kedua datang. Angga segera mencabut batangnya dari liang Najar. Aliran squirt kembali menyembur kuat membasahi seprei dan lantai.

Melihat Najar lemas, Hera segera naik keranjang di samping tubuh Najar dan menunggingkan buah pamtatnya yang semok. Angga langsung mengerti dan cepat bergeser selangkah menyambut tubuh Hera.


"Oussshh mass..", dalam sekali hentakan melesaklah batang besar kemaluan Angga diantara rongga kewanitaan Hera yang berkedut.

Angga kembali melakukan gerakan memompa. Batangnya keluar dan masuk dengan cepat membuat pertemuan kulit pahanya dan kulit buah pantat Hera menyisakan bunyi seperti tamparan.

Ceplakk ceplak..


"Ooh mass terussshh eeh enakk mass", Hera mendesah-desah. Liangnya semakin becek dipenuhi cairan cinta.

"Ooooh ohh ohh mas lebih kerasss ahh mass", Hera makin merancau parau. Kepalanya terpelanting ke kanan dan kiri mengikuti setiap hentakan.

"Mas ahh mass.. aahhhhhh", Hera mencapai orgasme kedua dan tersungkur ke depan. Najar menikmati pemandangan disampingnya dengan tatapan gairah.

Angga sejenak beristirahat. Ia melangkah mengambil air putih di kulkas mini kamar kemudian menenggak habis satu botol tanggung air mineral.

Saat Angga kembali ke tempat tidur terlihatlah di depan Angga sebuah pemandangan yang sungguh indah. Hera menungging mengangkangi tubuh Najar. Mereka berdua berciuman. Di depan batang perkasa Angga kini terpampang dua liang surgawi.

Angga dengan sigap kembali menyodok liang kenikmatan Najar.

"Oooouhmmpp", Najar melenguh namun terhalang perciuman bibir dengan Hera.

Sekitar sepuluh tusukan, Angga mencabut batangnya kemudian berpindah pada liang kewanitaan Hera.

"Ooohhhmmp", giliran desahan Hera hilang tertelan lumatan bibir Najar.

Terus saja Angga menusuk secara bergantian kedua liang istrinya. Setiap sepuluh hingga lima belas tusukan ia berpindah, begitu seterusnya.

Aouuhh

Aahhh
Awwww

Hmmm ahhh

Najar dan Hera silih berganti melenguh dan mendesah. Sesekali mereka masih saling melumat bibir satu sama lain.

"Ooohh.. masss enakkkhh", Hera mendesah keras.

"Masss.. Ang gaa.. ampunnn enakk bangett gedehh ahhhh", Najar menyusul mendesah keras.

Kamar mereka dipenuhi teriakan nikmat dari dua permaisuri yang sedang di garap oleh sang raja.

Hingga akhirnya keduanya kembali melenguh..

"Aaahhhh masss aku keluarrr ahhhhhh", Hera menegang kuat, badannya mengejang menikmati orgasme ke tiga. Namun ia masih berusaha tidak menindih tubuh Najar yang ada dibawahnya.

"Keluarin pejunya di memek Najar mass.. moga jadi dedek", bisik Hera diantara desahan yang makin melemah.

"Mass aahhh ahhhh akuuu nyampe", Najar mengerang dan kelojotan.

Angga terus memompa mengejar klimaksnya yang sebentar lagi tercapai.

"Oooh.. aku kluarrrrr ahhhh", Angga mendorong kuat batangnya dan menyemburkan semua cairan cinta di rahim Najar.

Ketiganya terengah. Angga segera berbaring di ranjang. Diikuti kedua permaisuri yang merangkul mesra di kanan dan kirinya.

"Terimakasih sayang.. cupp cupp", Angga mencium kedua kening istrinya dengan penuh kasih sayang.

Angan Najar melayang. Sebuah kenikmatan yang belum pernah ia rasakan. Sangat nikmat hingga seluruh persendiannya terasa lemas. Tungkai kakinya seperti tak kuasa untuk menopang berdiri. Ia tak pernah menyangka akan menikmati percintaan 3some di sepanjang hidupnya. Dan tentu saja nikmatnya tiada tara.


----------



BERSAMBUNG
KE SCENE 2 ‡
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd