Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Goodbye

Ada berapa lagi ya.. ini belum keluar semua, inget gemmy dr cerita the end, ane masukin di cerita ini. Masih pagi jgn maen tebak2an dl tar baper lho... hahaha...
Cerita "the end" ada dimana hu?
Di wattpad kah?
 
Wes ganjil iki cak kpn update

Tsh terlalu pagi untuk main tebak2 siapa istri nathan, yg pasti bukan anggun katna nathan seleranya yg jauh lbh tua dari nathan karna anggun seumuran nathan
 
Yg akun hendue?
Mau di upload ulang kah dg akun baru? Dibisikin disini kan ya suhu juvon?
 
hallo masbro juvon, hehehe goodbye ya, ak pikir masuk rilis di watp*d, tyt dimunculin disini toh, semoga lancar ya, kasian the end sma sva dianggurin tuh
 
Ini masih pagi lho, dah maen tebak2an aja. Coba baca prolog nya sekali lg, itu kunci dr semua kasus ini.
:ampun: caakkk...kan karya cak juvon selalu TTS ...hehe.brarti cuma perasaan saya saja.btw ada SS nya gk ni di seri yg ini???
 
Chapter 6

Sebuah Umpan

“Maaf pak, saya mau tanya tentang seseorang yang bernama Nessa, apa bapak kenal ?”, tanyaku pada seseorang yang sedang nongkrong di warung makan.

“Waduh, saya ini bukan orang sini jadi gak tau”, jawabnya dengan sedikit tercium aroma alcohol dari mulutnya.

“Terima kasih”, ujarku.

Sialan, sudah satu jam disini tapi aku masih tidak menemukan tempat/dirumah bordir mana si nessa bekerja. Setelah cukup lama akhirnya aku mengalihkan tujuanku, bukan lagi nessa yang aku cari tapi tempat bekerja dari bu farahlah tujuanku. Aku pun segera menuju kesana untuk mencari tau tentang kabar terakhir bu farah sebelum kejadian yang menimpanya.

“Aku rasa ini tempatnya karena waktu itu aku bertemu dengannya disini”, ucapku dalam hati.

Sebuah rumah dengan 2 lantai dimana didalamnya terdapat banyak sekali sekat-sekat kamar untuk para tamu, aku pun masuk ke dalam dan langsung disambut hangat oleh seorang wanita parauh baya, cukup cantik dan wajah terlihat sangat binal sekali, bibir yang merah merona dengan paduan busana super mini serta body yang aduhai, membuat siapa saja yang melihat akan menelan ludah tidak peduli walaupun dia sudah paruh baya.

“Hey.. boss, mau cari yang seperti apa boss?”, tanya wanita itu padaku dengan genitnya.

“Hanya lihat-lihat saja kok”, jawabku dengan memperhatikan sekelilingku.

“Kalau Cuma lihat-lihat doank mending diluar saja boss jangan di dalam, bikin sesak aja”, sautnya sedikit kecewa dengan jawabanku.

“Satu jam berapa disini?”, tanyaku lagi pada mucikari ini.

“Ada duit gak?”, tanya balik darinya dengan ketus sekali.

Aku tidak ingin membuang-buang waktu disini, aku pun langsung mengeluarkan dompetku dan aku sodorkan sebuah ATM pada mucikari ini. Dengan tampang sangat serius aku pun mencoba menyakinkan mucikari ini agar tidak main-main denganku. Dan wajah dari mucikari ini pun langsung berubah setelah melihat isi dari dompetku, sepertinya dia sudah mengerti siapa diriku karena banyak ATM dan credit card serta uang tunai yang lumayan banyak.

“Ambil yang kau mau”, ucapku pada mucikari tersebut dengan nada sedikit mengintimidasi.

“Maaf boss, soal tadi.. habisnya boss bercanda melulu she!”, ucap dari mucikari tersebut mencoba merayuku.

“Satu jam disini 500K itu untuk sekali maen, itu sudah include room dan caps lho boss, murahkan.. “, ucap dari mucikari tersebut.

“Ehm.. seleraku wanita paruh baya, seperti kau ini”, ucapku pada mucikari tersebut.

“Kalau gitu ama aku aja boss, gimana ?”, jawab dari mucikari tersebut.

“Kau bukan typeku”, ucapku menolak tawarannya.

“Kau ada atau tidak, aku akan membayarmu 10X lipat”, lanjutku untuk memancingnya.

“Yaa.. sayang banget boss, kemarin seh tapi sekarang dia sudah keluar dari tempat ini”, ucapnya menjawab pertanyaanku.

“Ama yang muda aja boss, dijamin deh full service”, sambungnya menawarkan anak asuhnya.

“Kemarin ada, maksudmu pernah ada wanita paruh baya yang sempat bekerja disini?”, tanyaku dengan nada serius padanya.

“Iya ada boss, ngomong-ngomong ada apa nih bos kok serius banget nadanya?”, jawabnya dengan bertanya balik padaku, wajah curiganya pun langsung muncul.

“Akan aku beri kau 5juta tapi dengan satu syarat, layani aku”, ucapku berbisik pada mucikari tersebut.

“Ahh.. boleh, yuk”, ucapnya dengan menarik tanganku mengajakku masuk kedalam kamar.

Aku pun mengikutinya masuk kedalam kamar, sebuah ruangan kecil dengan bilik-bilik dari triple menyekat dan membatasi dari ruangan lainnya. Ruangan ini tanpa atap jadi jika ada sedang berhubungan intim suaranya sangat jelas terdengar. Setiap langkah selalu saja aku mendengar suara desahan serta rintihan dari pasangan yang sedang memadu kasih di dalam bilik-bilik ini.

Kakiku mengarah kesebuah kamar yang berada oada ujung lorong di lantai dua, lampu remang-remang membuat suasana kian romantic, di iringi music ajeb-ajeb layaknya lagu-lagu diskotik. Setelah tiba di dalam kamar aku pun langsung disuguhi oleh adengan telanjang dari si mucikari ini, dia langsung melepaskan semua pakaiannya dan langsung meremas kemaluanku.

“Tunggu dulu”, ucapku singkat dengan menyingkirkan tangannya dari kemaluanku.

“Apa kau punya ruangan khusus, maaf aku tidak biasa dengan tempat seperti ini”, sambung dari perkataanku.

“Ahh.. sudahlah disini saja, sama saja kan”, ucapnya dengan sangat bernafsu sekali.

“Maaf aku tidak bisa, aku tidak bergairah jika bercinta ditempat seperti ini”, bujukku agar dia mau menunjukan tempat pribadinya.

“Ahh.. kau ini banyak maunya”, ujarnya sedikit kesal.

Wanita ini pun segera mengenakan pakaiannya dan langsung berjalan menuju ke ruangan pribadinya, sebuah ruangan tertutup dimana hanya ada meja dan kursi, sepertinya ruangan ini hanya untuk pertemuan penting saja, layaknya ruang kerjaku tak ada tempat tidur, yang ada hanya meja panjang untuk kerja dan sebuah kursi serta sofa yang cukup panjang.

“Braaakkk… “, suara pintu tertutup lumayan keras.

Wanita ini sudah sangat bernafsu denganku, dia ingin sekali segera bercinta denganku. Lagi-lagi dia pun menelanjangi dirinya lalu menabrakku hingga aku tersungkur di sofa, dengan sangat bergairah dia pun langsung mencumbu bibirku. Sesekali aku pun meladeni ciumannya yang beringas ini, dan sesekali aku pun mencoba untuk melepaskannya dan mengajaknya ngobrol.

“Kau bisa control nafsumu, santai saja dulu”, ucapku pada wanita binal ini.

“Kita nikmati saja malam ini, tidak usah buru-buru”, sambung dari bujukkku.

Perlahan wanita ini pun menurut akan perkataanku, dia mulai menurunkan agresifitasnya dan mulai perlahan menikmati cumbuanku. Aku pun membalik tubuhnya dan kini tubuhku menindih tubuhnya, tanganku membelai bagian belakang telingannya dengan terus mencumbu bibirnya, kedua kakinya aku buka lebar sehingga aku bisa menggesek-gesekan kemaluanku pada kemaluannya yang hanya berbalut celana dalam.

Nafasnya mulai mendera keras, desahan lirih terdengar dari mulutnya. Sepertinya wanita ini sudah terbang tinggi dalam dunia birahi, kedua matanya pun hanya terpejam saja menikmati setiap sentuhanku pada bagian tubuhnya. Payudaranya mulai mengeras dan lagi-lagi rintihan dari seorang wanita yang telah jatuh dalam pusaran nafsu kembali terdengar. Perlahan aku buka kancing bajunya satu-persatu, dan disaat itu pula aku mulai membuka obrolan.

“Apa kau biasa threesome?”, tanyaku padanya.

“Puaskan aku dulu, setelah itu aku berikan dirimu threesome”, ucapnya dengan nafas sudah menggebu-gebu.

“Selera adalah wanita seperti, percuma juga threesome jika tidak ada lagi wanita sepertimu, karena aku tidak bakal bernafsu dengan wanita yang lebih muda”, ucapku mulai memancing kearah bu farah.

“Selera aneh sekali, masih muda tapi doyan MILF”, ucap dari wanita itu.

“Ohh.. iya ngomong-ngomong wanita yang keluar itu cantik atau tidak ?”, tanyaku pada wanita binal ini.

“Lumayanlah, kenapa she kok jadi bahas dia”, ucap darinya dengan nada jengkel.

Sialan, wanita binal ini sangat sensitive sekali. Mungkin aku bisa memancing saat aku sudah memuaskannya, aku pun langsung membuka BH yang menutupi gunung kembar dari wanita ini, lalu aku menghisapnya dengan keras dan sebelahnya lagi aku remas-remas dengan sangat gemasnya, desahannya pun langsung menggelora dengan keras.

“Pelan sayang…”, ucapnya dengan mendesah.

Sudah lebih dari 15 menit permainan ini berlangsung hanya berpusar pada bagian dada saja, dan sesekali aku pun memainkan kemaluannya dengan jemariku. Nampak sekali jika wanita ini sudah tidak tahan lagi segera bercinta, dia pun langsung menarik celanaku dan mengubah posisi, dimana sekarang dia berada di atasku dan aku tidur di sofa tersebut.

Dia pun membuka celanaku dan langsung merogoh kedalam celana dalamku untuk bisa melahap penisku, dengan cepat dia pun menelan utuh-utuh penisku dan dia pun mengkocoknya dalam mulutnya, hangat dan terasa nikmat, kemaluanku pun tegang dengan kerasnya.

Tak ada lagi waktu dan aku tidak bisa berlama-lama disini, setelah hamper setengah jam berlalu dan wanita binal ini sudah tergulai lemas disampingku setelah puas melampiaskan nafsunya padaku, aku pun mencoba untuk merayunya kembali dan memancingnya untuk bisa aku korek keterangan tentang bu farah selama disini.

“Puas yaa”, ucapku pada wanita ini.

“Ehm.. “, jawabnya agak malas.

“Umurmu berapa she?”, tanyaku lagi.

“Baru 41, gak tua-tua bangetlah”, jawabnya lagi.

“Ehh.. punya kontak dari wanita yang pernah bekerja disini gak, yang seusiamu itu lho”, tanyaku lagi.

“Si fera maksudmu?”, tanyanya dengan menegaskan nama dari orang yang aku maksud.

“Fera, siapa dia ?”, tanyaku balik belaga bodoh.

“Yaa itu nama cewek yang dirimu maksud say.. wanita yang mungkin usianya sekarang seumuran denganku”, jawabnya dengan bermanjaan di dadaku.

“Ohh fera yaa namanya, itu nama asli atau bukan, kan biasanya orang bekerja disini pakai nama samara?”, tanyaku lagi.

“Farahdilla nama aslinya, kalau nama panjangnya aku gak tau deh, yang aku tau di bekas guru dan punya anak satu cewek”, jawab dari wanita ini.

“Dimana dia tinggal?”, tanyaku lagi.

“Nanti aku kasih tau deh alamatnya, emangnya ada apa she say ?”, tanyanya balik padaku.

“Penasaran aja, dari tadi aku keliling lokalisasi ini gak ada yang sesuai seleraku”, jawabku padanya.

“Kan sudah aku puasin say.. mau nambah lagi yaa”, rayu dari wanita binal ini.

“Ada photonya gak?”, tanyaku lagi mencoba menghindari rayu nakal dari wanita ini.

“Ada di handphoneku, ini orangnya lumayan cakepkan”, ucap dari wanita itu dengan menunjukan photo seorang wanita pada handphonenya.

Iya benar sekali, dia adalah bu farah yang aku kenal dan ternyata dia bekerja disini sesuai dengan dugaanku. Tapi wanita ini bilang jika dia sudah keluar dari pekerjaannya beberapa hari yang lalu, berarti itu setelah bu farah bertemu denganku. jika begitu pembunuh itu memang membuntutiku sejak dari awal, dan kemungkinan besar dia berada di sekitar sini untuk kembali membuntutiku.

“Cakep banget sesuai dengan seleraku, saying banget dia sudah keluar, ngomong-ngomong kenapa dia keluar dari sini?”, tanyaku lagi.

“Dia bilang she tabungannya sudah cukup dan pingin bukan usaha dari pada bekerja seperti ini, dari awal dia dating juga kelihatan kok kalau dia tidak nyaman sekali bekerja seperti ini, mungkin karena keadaan kali yaa..”, penjelasan dari wanita tersebut.

“Yaa.. sayang sekali, aku gak bisa booking dia lagi donk”, ucapku dengan nada sedikit kecewa.

“Tapi coba aja datang ketempat tinggalnya, kali aja dia masih bisa untuk di booking, itu juga kalau dirimu gak malu say.. “, ucap dari wanita ini.

“Kan ada anaknya, pasti dia gak bakal maulah”, ucapku menanggapi perkataan dari wanita ini.

“Anaknya pergi sudah lama kok, dia hidup sebatang kara”, ucap dari wanita ini.

Mendengar ucapan dari wanita ini, sentak saja aku langsung terdiam dan berpikir tentang agnes. Dari sini aku menilai ada sesuatu yang salah, entah apa yang terjadi pada mereka berdua yang pasti agnes dan bu farah memberikan keterangan palsu padaku, mungkin hal ini sengaja mereka lakukan karena merasa tidak enak jika harus memberitahuku keadaan dari keluarga mereka sebenarnya.

Waktu itu bu farah bilang jika agnes bekerja di luar kota dan diperusahaan batubara, sedangkan saat agnes bertemu denganku di rumah sakit, dia bilang kalau dia bekerja sebagai pengajar meneruskan pekerjaan dari ibunya. Agnes bilang jika dia jjarang mengunjungi bu farah karena agnes memilih untuk ngekost dan tidak tinggal serumah dengan bu farah, sedang menurut keterangan bu farah juga sama tapi ada kebohongan di antara mereka berdua. Hal ini menunjukan jika memang kalau agnes dan bu farah sudah lama tidak berkomunikasi lagi, keduanya saling berbohong namun tidak ada kecocokan dari kebohongan tersebut.

Jika mereka berdua sudah lama tidak berkomunikasi berarti hubungan mereka sedang tidak sehat, entah kenapa tapi yang pasti aku akan mencari tau. Dan aku tidak akan memberitahu agnes tentang keadaan dari ibunya.

“Ada satu hal yang menjadi pertanyaanku dan belum bisa aku nalar dengan logika, yaitu dari mana dia tahu aku ada dirumah sakit dan dia juga tau tentang keadaan istriku”, ucapku dalam hati.

Agnes mengetahui semua tentang diriku, berarti dia selama ini mengikuti perkembanganku tapi kenapa dia tidak langsung menemuiku dari dulu, kenapa baru-baru ini dia datang dan menyapa. Bisa dibilang setelah kasus pembunuhan yang melibatkan nama Nessa. Tapi aku mengenalnya sangat baik, jadi tidak mungkin dia melakukan semua ini, ada satu hal yang berubah dari dirinya yaitu dia menjadi sangat misterius tidak terbuka seperti dulu dan dia begitu feminim sekarang tidak tomboy lagi, walaupun cara bicara masih seperti dulu.

“Satu hal yang pasti adalah, pelaku ini sangat mengenal diriku, orang yang mengenal diriku kemungkinan besar adalah orang terdekatku, dan salah satunya adalah agnes”, uucapku dalam hati.

Jika seperti itu maka aku harus menjauhkan agnes dari istriku sebelum terlambat, aku tidak peduli jika dia teman baikku atau siapapun dia, aku harus memprotect istriku dari orang-orang yang bisa membahayakannya, dan untuk saat ini agnes masuk dalam list orang yang aku curigai.

“Maafkan aku nes, walaupun aku tidak yakin kalau kaulah pelakunya tapi ini demi keselamatan istriku”, ucapku lagi dalam hati dengan sangat cemas akan keadaan dari istriku.

Akupun langsung berdiri dari tidur, segera membereskan semua pakaianku. Tanpa banyak pikir aku langsung menelepon opsir polisi yang menjadi partnerku dalam menangani kasus ini, aku akan meminta tolong kepadanya untuk mengirimkan anak buahnya untuk menjaga istriku dan memintanya juga agar tidak ada satu pun orang selain diriku yang boleh menjenguk istriku.

“Nanti aku jelas, yang penting sekarang lindungi istriku karena yang dia incar adalah diriku”, ucapku pada opsir polisi tersebut dan langsung aku tutup teleponku.

Aku melihat wanita ini sangat binggung sekali dengan semua gelagatku, kini dia Nampak sangat cemas dan takut karena telah berhubungan denganku. nterlihat jelas dari wajahnya jika dia sangat curiga dan ketakutan akan adanya diriku disini.

“Tak perlu takut dan cemas, aku bukan orang jahat”, jawabku menenangkannya.

“Siapa dirimu sebenarnya?”, tanyanya sedikit gugup.

“Aku bukan siapa-siapa, sekarang ikuti semua ucapkanku jika kau masih ingin hidup lebih lama lagi”, ucapku pada wanita ini.

“Apaaa?”, tanyanya sedikit gemetaran.

“Setelah aku pergi, tetaplah disini atau tetap dalam keramaian, dan disamping itu minta kepada seseorang untuk pulang kerumahnya untuk mengambil semua keperluanmu, karena aku ingin kau tinggalkan kota ini sejauh-jauhnya”, ucapku pada wanita ini.

“Kenapa?”, tanyanya lagi dengan sangat ketakutan.

“Karena diluar sana ada seorang pembunuh yang akan membunuh siapapun yang telah berhubungan denganku”, jawabku dengan serius.

“Ingat pesanku, jangan pernah sendirian dan pilih orang kepercayaanmu untuk menemanimu”, saranku pada wanita ini.

“Siapa pembunuh itu, kenapa kau tidak menangkapnya saja?”, tanya dari wanita ini.

“Tidak ada satu pun orang yang tau siapa pembunuh itu, bahkan diriku”, jawabku padanya.

“Dan sedikit info untukmu, aku kesini untuk mengkorek informasi tentang farahdilla nuraini, jika kau ingin tau keadaannya dia sekarang sedang sekarat di rumah sakit, dengan kondisi sangat mengenaskan”, ucapku pada wanita binal yang sedang ketakutan ini.

Wajahnya benar-benar sangat pucat setelah mendengar semua yang aku katakana, untuk sekarang aku hanya bisa memberikan dia saran demikian. Aku tidak tau apa yang akan terjadi padanya tapi semoga saja wanita ini bisa menuruti dan menjalankan apa yang aku perintahkan dengan baik agar tidak ada lagi kasus seperti ini.

“Tolong aku, aku tidak mau mati”, ucap dari wanita ini dengan menangis.

“Baiklah, tapi turuti semua perintahku”, ucapku pada wanita ini.

“Baik”, jawabnya singkat.

“Ceritakan kepadaku tentang fera, sejauh mana kau kenal dia?”, tnayaku pada wanita ini.

“Dia sudah 3 tahun ini berada disini, waktu datang dia bilang pada kalau ingin bekerja apa saja asal ada duitnya, oleh karena itu aku membantu dengan mencarikan dia pria hidung belang”, terangnya.

“Bagaimana dengan keluarganya terutama anaknya?”, tanyaku lagi.

“Dia pernah bercerita padaku jika anaknya pergi meninggalkannya saat semua usahanya jatuh, dia bilang anaknya pergi untuk mencari temannya”, jawabnya.

“Untuk apa?”, tanyaku sangat penasaran.

“Dia tidak bilang untuk apa tapi yang dia katakana kalau anaknya sangat benci dengan temannya itu”, jawab dari wanita ini.

Benci, agnes benci kepadaku, jika benar yang dia cari adalah aku kenapa dia membenciku, apa dia sudah tau semua yang terjadi saat itu. Tapi saat itu bukanlah aku yang berbuat demikian, apa mungkin dia telah di hasut oleh hans. Sebenci apa dia padaku, kenapa sekarang pikirkan mengarah ke agnes, kenapa harus agnes yang aku curigai.

“Apa dia pernah punya musuh selama disini?”, tanya layaknya orang menginterogasi.

“Setau dia tidak pernah punya musuh, karena dia sangat telaten dengan pria yang membookingnya”, jawab lagi dari wanita ini.

“Siapa yang sering membookingnya atau dengan siapa dia sering bertemu?”, tanya lagi.

“Banyak sekali pria yang ingin berkencan dengannya, kadang aku juga merasa cemburu karena kalah bersaing dengannya”, ucap dari wanita ini.

“Kenapa kau cemburu, bukankah kau ini seorang mucikarinya?”, tanyaku lagi.

“Bukan, aku baru saja mencari mucikari, dulunya aku sama dengannya”, jawab dari wanita ini.

“Siapa yang jadi mucikarinya dulu?”, tanyaku lagi dengan sangat penasaran.

“Mama rin, aku tak tau nama aslinya tapi dia sudah meninggal sehari setelah anak asuh meninggal”, jawab wanita ini.

“Apa kau kenal dengan Nessa, salah satu pelacur disini yang beberapa minggu yang lalu dia ditemukan mati di jalan tol?”, tanyaku lagi pada wanita ini.

“Iya, dialah anak asuh dari mama rin”, ucap dari wanita binal ini.

“Apa kau juga tau tentang rumor bahwa Nessa telah meninggal kurang lebih 6 bulan yang lalu karena HIV/AIDS ?”, tanyaku lagi.

“Waktu itu memang sempat santer diberikan kalau dia memang telah meninggal karena HV/AIDS, tapi aku tidak pernah melihat jasadnya”, jawab dari wanita ini.

“Dia sudah tidak disini waktu itu, sudah 6bulan yang lalu, dia di kabarkan meninggal di kampong halamannya, tapi tiba-tiba ada berita yang memberitakan kalau dia meninggal minggu kemarin di jalan tol”, sambung dari penjelasan wanita ini.

“Apa kau yakin yang meninggal di jalan tol itu adalah Nessa?”, tanyaku lagi.

“Aku tidak tau karena tidak pernah melihat jasadnya”, jawabnya dengan polos.

Ehm… sepertinya apa yang dikatakan oleh prasta waktu itu ada benarnya, petunjukan yang dikumpulkan oleh prasta kini mendapatkan secercah asa untuk mengungkap kasus ini. Aku sedikit mulai paham akan metode dari pembunuhan ini, jika semua perkiraanku benar maka pembunuhnya bisa aku jebak dengan mudahnya.

“Tunggu dulu, katakan padaku seperti apa pria yang sering bersama dengan fera?”, tanyaku lagi sebelum mengakhiri pembicaraan ini.

“Dia putih, tingginya hamper sama dengan fera tapi masih lebih tinggi dia sedikit, selalu pakai topi dan kacamata bulat tebal, sepertinya dia orang yang terpelajar”, jawab darinya atas pertanyaanku.

“Kira-kira berapa usianya?”, tanyaku lagi.

“Mungkin seusiamu”, jawabnya.

“Terima kasih atas semua keteranganmu, sekarang telepon orang kepercayaanmu untuk mengambil semua keperluanmu di rumah, aku akan menemanimu disini sementara waktu sampai temanmu datang”, ucapku kepadanya menyarankan agar segera meninggalkan kota ini.

“Ini ambilah, buat keperluanmu nanti”, sambungku dengan memberikannya sebuah uang tunai yang cukup banyak.

“Ini terlalu banyak”, ucap dari wanita ini setelah menerima uang pemberianku.

“Ambil saja, dan ingat ikuti semua perintahku jangan sampai kau melanggarnya atau nyawamu bisa terancam”, tegas atas ucapanku.

“Baiklah”, jawabnya singkat.

Aku tau apa yang harus aku perbuat, seekor ikan tidak akan pernah memakan kail jika tidak ada umpannya, aku akan memberimu umpan untuk kau makan setelah itu aku ikan apa yang sedang bersembunyi dikeruhnya air ini.

“Tidak ada pilihan lagi bagimu selain memakan umpanku, jika kau tidak memakannya maka kau melakukan blunder besar”, ucapku dalam hati dengan sangat dendam akan pembunuh ini.
 
Wogh perangkap nya baru saja di lempar :jempol:
apa karena nathan yang bawa masalah kekeluarga bu Fara ya jadi Agnes dendam? :bingung:
 
Genderang perang telah di tabuh........
Dan akhir nyaaaaaaaaaaaa
Selalu dengan penuh rasa penasaran yg susah sekali bumbunya hahaha
 
wah berarti pelakunya ada di antara tokoh tokoh di cerita sebelumnya....
jadi penasaran.....
makasih mas, dah update
 
Nanti ane posting disini la The End nya, banyak yang pada taya tentang The End... tapi satu-satu yaa, kalau bebarengan takutnya kayak kemarin, apa lagi ini ane posting karena emang lagi masa-masa liburan, kalau udah masuk kerja bakal jarang banget online.

Target awal bulan selesai cerita ini, doa'in aja moga gak ada gangguan.
 
mungkin pelanggannya bu farrah itu si gemmy .
yg msh misterius hans benerah dah mati apa blm kalo dilihat dr crita sblm nya hans cuma amnesia hehehe sory suhu juvon,gatel pengen utak atik dulu :D
 
Bimabet
Nanti ane posting disini la The End nya, banyak yang pada taya tentang The End... tapi satu-satu yaa, kalau bebarengan takutnya kayak kemarin, apa lagi ini ane posting karena emang lagi masa-masa liburan, kalau udah masuk kerja bakal jarang banget online.

Target awal bulan selesai cerita ini, doa'in aja moga gak ada gangguan.


Awal bulan brarti crita iki ra dowo koyo lione opo pancen di borong cak...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd