Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Jessica Veranda's Graduation: The Story Behind (Update Feb 2023)

Lanjutin gak nih?

  • Cukup Gan! Bosen baca fiksi Ve melulu. Mending bikin cerita yg baru

    Votes: 187 13,4%
  • Lanjut Gan! Ve harus ML sama cowok jelek lain

    Votes: 573 41,0%
  • Lanjutin! Asiknya Ve main bertiga sama cewek cantik lain

    Votes: 637 45,6%

  • Total voters
    1.397
Bimabet
Paling suka pas ve ktagihan sm org prtama yg jebolin dia yg bikin dia ktagihan ampe part trakir, disamping ada kocaknya jg si mukidi.. sama part kuli bangunan hehe:tegang:

Kl sex partnya suka kl penggambarannya intim dan nafsuin gitoe:)

Smangat hu
 
Terakhir diubah:
gue aja lupa part berapa yang mana. padahal yang nulis ceritanya gue sendiri hahaha

BTW sambil nunggu update, coba share Chapter favorit masing-masing. Boleh karena plot/ceritanya, sex scene-nya, tokohnya, dsb. Biar gue ada masukan buat penulisan cerita ke depannya.
The very first chapter.. Mukidi kena cuckold si ujang, haha.. Dan karena preference saya pribadi yang suka tema ntr di cerita/film/hentai.. (walopun mukidi veranda bukan pasangan resmi yang direbut, tetep bikin seru ngeliat mukidi jengkel sama ujang gara2 itu)
 
gue aja lupa part berapa yang mana. padahal yang nulis ceritanya gue sendiri hahaha

BTW sambil nunggu update, coba share Chapter favorit masing-masing. Boleh karena plot/ceritanya, sex scene-nya, tokohnya, dsb. Biar gue ada masukan buat penulisan cerita ke depannya.
Waktu sama tukang bangunan itu paling hot sih
 
-=-=-=-
CHAPTER 7



"Pah!" panggil mamanya Ve kepada suaminya yang sedang asik menonton acara desain interior di Youtube.

Pria yang dipanggil langsung menolehkan kepalanya ke samping. Matanya beralih dari memandang layar iPad jadi ke istrinya.

"Ini Jessie ada! Tadi kata papah, Jessie udah pergi?"

Papanya Ve menatap sosok gadis cantik yang berdiri manis di sebelah istrinya. Putri satu-satunya itu tampak cantik dengan makeup tipis dan rambut yang belum kering sepenuhnya.

"Loh? Tadi papa ke kamar kamu tapi kosong?"

"Ih udah rabun si papah!" celetuk mamanya Ve. "Udah tua. Udah jadi opa-opa."

"Belum jadi opa-opa dong... Kan belum punya cucu..."

Mendengar kata 'cucu' Ve refleks mengusap perutnya dari luar.

Saat mandi tadi, dia mencuci bersih vaginanya bahkan menyemprotkan shower hingga ke rahimnya dengan harapan sperma di dalamnya tidak ada yang berhasil berenang ke sel telurnya.

"Kayaknya pas tadi papah ke kamar, akunya lagi mandi di kamar yang ujung deh" ujar Ve.

"Ohh... Pantesan. Eh, tapi kamu kenapa mandinya di kamar tamu?" tanya papanya Ve.

"Abisnya ada tukang lagi ngecat tembok luar kamar aku," jawab Ve. "Daripada aku diintipin, mending mandi ke kamar tamu belakang"

"Pah, Jessie disuruh ngekos dulu aja kali ya selama kita renovasi rumah?" pinta mamanya Ve. Kasian anak gadis kita jadi gak tenang kalo ada kuli bangunan lagi kerja."

'Udah gak gadis lagi kali mah...' celetuk Ve dalam hati. "Sebenernya sih....Aku juga kepikiran gitu, Ma... Ini sekarang aku mau ketemuan sama Kinal buat cari kosan."

"Oh, Kinal mau ngekos juga? Yaudah gih sana cari-cari. Mama tenang kalo kamu ada yang jagain"

"Oke. Kalo gitu aku pergi dulu ya, Ma... Jessie pamit ya Pa...." Ve mencium pipi papa-mamanya, lalu melambaikan tangannya sambil pergi.

Mata papanya Ve terus mengikuti gerakan anak perempuan satu-satunya itu. Entah kenapa, papanya merasa Ve terlihat sedang menyembunyikan sesuatu. Terlebih saat mengusap perutnya tadi.

Setelah Ve terdengar sudah keluar dari pagar, papanya Ve bertanya dengan nada serius ke istrinya.

"Mah... mama yakin ngizinin Jessie nge-kos? Nanti kalau dia kebablasan gimana?"

"Kebablasan apanya, sih Pa? Pergaulannya atau...?"

"Yaa... namanya anak muda. Maksud aku... kita sendiri juga kan dulu begitu?"

Mamanya Ve ikut duduk di sofa lalu menyandarkan kepalanya di bahu suaminya. "Iya sih, Pa... Tapi menurut mama justru lebih berbahaya kalau kita jadi orangtua yang over protected. Anak-anak justru malah makin bandel kalau dikekang"

"Papa cuma gak mau Jessie kenapa-kenapa."

"Mama tau.." jawab mamanya Ve sambil mengusap kepala suaminya. "Tapi kita sama-sama tau Jessie itu anak baik-baik. Kalau pun dia mau bandel sedikit, mama sudah nasehatin dia untuk jaga nama baik keluarga. Jangan sampai ada cerita anak mama sampai hamil di luar nikah."

"Iya Ma... papa bakalan malu sama tetangga dan keluarga besar kita."

"Kita semua yang malu, Pa. Dan yang paling malu pastinya Jessie. Makanya mama yakin dia pasti akan berhati-hati dalam bergaul"



Dan harapan orangtua Ve nampaknya terkabul. Setidaknya selama dua bulan ke depan.
Flashback

Ve mendengar papanya melangkah keluar dan menutup pintu kamarnya.

"Bwwaaahhhh... " Boim langsung menarik napas lega setelah mulutnya terlepas dari ciuman Ve. "Gilaaaaa.... gue gak pernah ngentot seenak ini...." katanya setengah berbisik.

'Sama' ucap Ve dalam hati.

"Udah ah, kerja dulu biar dapet duit hehehe... Besok kita ngentot lagi ya, Neng?"

"MMhhhhhmmm...." Ve melenguh manja saat Boim mencabut penisnya. Membiarkan cairan cinta mereka berdua meleber keluar dari vagina Ve dan tumpah mengotori lantai kamar.

Tubuh Ve terasa begitu lemah, bahkan mengangkat satu jari tangannya saja terasa sangat sulit. Pandangan mata Ve terasa tidak fokus. Boim yang kabur lewat jendela kamar Ve hanya terlihat sebagai bayang-bayang buram.

"Besok, lagi?" tanya Ve dengan lirih.

Boim tidak menjawab. Dia sudah keburu melompati kusen jendela Ve dan menuruni tangga.

Apakah besok aku akan dipake asal-asalan lagi?

Apakah besok Bang Boim akan bertindak nekat dan membuat orangtuanya memergoki dirinya sedang dibuahi?

Apakah besok dirinya akan disewakan ke teman-teman Bang Boim dengan harga murah?

"mmmmmhhhhh...." vagina Ve kembali orgasme. Entah karena sisa-sisa persetubuhan tadi atau karena imajinasi Ve barusan.

Meski pikiran kotor barusan terasa mengada-ada. Namun Ve tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Ada ruang kosong dalam hati Ve, yang tercipta saat Boim menarik penisnya keluar dari vagina Ve.

Ve tidak pernah merasakan persetubuhan yang lebih enak dari barusan. Dan rasa itu timbul, bukan karena cinta.

Kenapa bisa senikmat itu?

Apakah karena aku melakukannya dalam kondisi takut ketahuan?

Atau....

DHEG
Jantung Ve berdegup kencang, seakan malu dengan pikirannya sendiri.

Jangan-jangan... Persetubuhan ini terasa begitu nikmat karena aku melakukannya dalam kondisi tidak berdaya?

Mang Ujang, Tukul, dan para preman di gudang miras. Tiga momen itu selalu terngiang di benak Ve. Bukan berarti Ve tidak menikmati momen-momen penuh kehangatan bersama Young Lex, Sule dan Uya Kuya; nikmat sih nikmat. Tapi tak ada rasa yang membekas di dirinya. Gak bikin nagih.

Justru sensasi tidak berdaya, direndahkan dan dianggap hanya sebagai pemuas nafsu belaka, itu yang membuat Ve kecanduan.

Jemari Ve mulai bergerak. Tangan kanannya terangkat ke atas seolah berusaha menggapai langit-langit kamarnya.

Tenaganya mulai pulih.

Hanya ada satu cara untuk membuktikan teori gila ini, yaitu......

Pertemuan Ve dengan Kinal dan Abang ternyata berlangsung cukup singkat. Secara to the point Abang menjelaskan niatnya untuk jadi Creative Assitant-nya Ve. Tugasnya adalah membantu Ve untuk membuat konten digital yang menarik. Bukan hanya demi fans-nya Ve, tapi juga demi menarik minat brand/produk yang ingin promosi di akun Youtube/Instagram milik Ve.

Kinal senang melihat Ve semangat dengan ide tersebut. Ini artinya langkah pertama dari rencana Kinal untuk 'menjaga' Ve telah berhasil dijalankan.

Langkah kedua adalah membuat Ve tinggal di dekat Kinal. Dan rencana ini pun berjalan dengan mulus. Begitu melihat kamar kosan yang direkomendasikan Kinal, Ve langsung cocok. Baik dalam hal fasilitas, harga, dan lokasi. Ve bahkan langsung membayar uang sewa saat itu juga dan memutuskan untuk langsung menempatinya.

"Habis rumahku lagi direnov, banyak tukang gitu..." Ve menjelaskan.

Kinal sendiri baru bisa pindahan beberapa hari lagi karena sedang sibuk dengan beberapa kegiatan.

'Tapi nggak masalah,' pikir Kinal dalam hati. 'Yang penting Ve sekarang bisa aku awasin terus.'




"Besok? Cepet amat, Jess?" papanya kaget mendengar rencana Ve.

"Yaa... soalnya kan, tukangnya juga udah mulai ngerenov rumah kita? Nunggu apa lagi?" jawab Ve.

"Tapi Jess," mamanya menyela. "Besok kita mesti ke kondangan om Rudi, lho!"

"Oiyaaa.... aku lupaaaaaa!"

"Eng.... Papa juga lupa sebenernya hahahahaha..."

"Duuhhh... kalian ini gimana sih? Mama kan udah ingetin berkali-kali???"

"Gini-gini... hmmm... acara resepsinya jam berapa, Ma?"

"Hmm... agak siang sih. Jam 11 kalo ga salah"

"Ok, Jess kamu mending pindahan pagi-pagi..... apa sore-sore abis pulang dari kondangan?"

"Sama aja sih..." Ve berpikir. "Eh, mendingan pagi-pagi aja deh, Pa! Habis kondangan aku mau main sama Asta!"

Asta adalah nama cucu dari om Rudi. Usianya baru 8 bulan dan sedang lucu-lucunya.

"Yaudah, kamu packing sekarang biar besok pagi bisa langsung pindahan."

"Ya mana keburu lah, Pa...." mamanya Ve protes. "Paling pagi juga jam 8 baru bisa jalan. Sampe kosan sejam, bongkar-bongkar setengah jam, balik lagi ke rumah sejam. Terus berangkat ke kondangan sejam, belum lagi dandannya. Papa tahu sendiri kalo cewek tuh dandannya gak bisa cepet-cepet!"

Sebagai ibu rumah tangga, mamanya Ve memang terbiasa melakukan hitung-hitungan seperti ini. Namun papanya Ve pun punya keahliannya sendiri: melihat gambaran besar dari sebuah masalah untuk menemukan solusi yang terbaik.

"Ya ngapain bolak-balik? Sekalian aja pindahan terus langsung ke kondangan?"

"Hahh?" Ve dan mamanya berpandang-pandangan.

"Kamu malem ini packing, besok pagi mandi, dandan. Kita pergi ke kosan Jessi, nge-drop barang doang terus langsung lanjut ke kondangan. Ga usah ke rumah dulu."

"Ya kali kita pindahan pake dress sama kebaya? Angkut-angkut koper dibopong-bopong sampe keringetan. Yang ada makeup mama luntur sebelum acara. Gimana deh si papa nih!"

"Gini lho Ma.... Yang angkut-angkut barang ga usah kita... Suruh aja si Boim sama temennya tuh. Dia bisa nyetir kok! Kita suruh dia tunda dulu ngerjain rumahnya... nanti kasih uang lebih. Barang-barang kamu paling cuma baju sama sprei doang, kan Jess? Gak perlu bawa perabotan, kan?"

"Kosannya udah full furnished sih. Udah ada kulkas, dispenser, dan lain-lain" Ve menjelaskan sambil menunjukkan foto-foto kosan barunya.

"Nah. Jessi tinggal bawa koper doang paling, Ma. Rapih-rapih baju ke lemari mah bisa besok-besok atau abis pulang dari kondangan. Gampang..."

Ve dan mamanya pandang-pandangan sekali lagi. Apa yang disampaikan papanya Ve barusan terdengar simple dan masuk akal.

"Terserah kamu aja deh, sayang" mamanya menyerahkan keputusan ke Ve. "Kan kamu yang pindahan."

"Yaudah. Jessi ikutin rencana papa aja"

Ve dan kedua orangtuanya tersenyum.

"Kalo gitu, sekarang Papa telpon Boim. Kamu packing! Oke?"

"Oke bosss!" jawab Ve sambil memberi hormat.



Keesokan harinya, Ve sudah berdandan cantik dengan dress yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Ve sedang memoles lipstik di depan cermin saat pintu kamarnya diketuk oleh Boim.

"Masuukk..." sahut Ve. Pintu kamarnya tidak dikunci, bahkan terbuka lebar. Ve memang sedang menunggu kopernya diangkut ke mobil.

Begitu masuk kamar, Boim langsung terpana melihat sosok Ve saat itu. Dia tidak percaya kalau bidadari secantik ini pernah dia nikmati tubuhnya.

"Heh, ngapain?" tanya Ve setengah membentak. Soalnya Boim malah menghampiri Ve, bukan tumpukan koper di atas tempat tidur.

"Gilaaa.... seksi banget sih lo?" ujar Boim sambil tangannya menyusuri lekukan di punggul Ve.

"Eh, jangan pegang-pegang! Nanti ngaceng!" ledek Ve sambil menepis tangan Boim.

"Ngentot lagi yuk, Neng?" tanya Boim sambil menelan ludah.

"Nggak! Gue mau kondangan!"

"Yaudah kalo gitu ngentotnya abis kondangan aja hehehe..." sahut Boim seenaknya sambil meremas pantat Ve.

"HEH! Di bawah ada bokap nyokap gue!" mata Ve melotot. Tapi bibirnya tersenyum.

Boim cengengesan melihat sikap Ve yang malu-malu kucing. Boim lalu menampar pantat sekal itu sebelum pergi sambil memanggul turun koper-koper Ve dan menaruhnya ke bagasi mobil.




Di depan rumah, Ve melihat dua mobil sedang dipanaskan mesinnya.

"Jess, kamu nanti naik Avanza sama Boim ya! Kamu yang nunjukin arah ke kosan kamu biar si Boim ga nyasar"

Ve melirik Boim yang cengengesan dan memutuskan untuk duduk di belakang kursi supir.

Rupanya Ve benar-benar ditinggal berdua saja bersama Boim di dalam mobil Avanza yang penuh dengan koper. Seluruh anggota keluarganya memilih untuk menaiki mobil Toyota Fortuner dan membuntuti Avanza yang ditumpangi Ve dari belakang.

Sepanjang perjalanan menuju kosan Ve, mata Boim terus-terusan melirik spion dalam. Boim bahkan sempat diklakson oleh mobil-mobil di belakangnya karena tidak memerhatikan lampu lalu lintas yang sudah berubah hijau.

"Jangan ngeliat ke belakang mulu, nanti jereng!" celetuk Ve.

"Sumpah gue masih ga percaya kalo lo ternyata cantik banget. Kenapa gue baru sadar sekarang ya? Padahal kemarin gue entotin"

"Baru nyadar kalo gue cantik? Makanya kalo nyodok anak orang jangan dari belakang!" ledek Ve.

"Hahahaha..." Boim tertawa geli mendengar candaan Ve. "Eh, nama lo Jessica, ya?"

"Ngapain nanya-nanya nama gue?"

"Gapapa..."

"??"

"Jess..."

"Apaan?"

"Gue gak tahan pengen ngentotin lo lagi"

"Heh! Nyetir yang bener! Gila!"

Ve berusaha cuek dan mengalihkan perhatiannya ke layar handphone-nya. Tapi rupanya Ve sedang melewati daerah yang sinyalnya kurang bagus. Ve cemberut dan menggembungkan pipinya karena kesal dengan koneksi internet-nya.

"Duhhh... tembem amat sih pipinya? Isinya bakpao apa bakso tuh?" rayu Boim sekali lagi.

"Sosis," jawab Ve singkat. Dengan genit, dia mengedipkan sebelah matanya lalu membuka bibirnya seperti huruf O. Tidak hanya itu, Ve juga menggoyangkan tangannya seperti sedang mengocok sesuatu.

"Aduuuuuhhhh...... amppunnnnn... gak tahan gueeeeee...." Boim meraung karena gemas.

Ve tertawa geli melihat Boim yang tidak berdaya menahan birahinya.

"Jess, isepin kontol gue sini!" perintah Boim sambil membuka retsleting celananya.

"Hah. Gila lo! Ketahuan bokap gue nanti! Mereka di belakang kita tau!" sahut Ve dengan nada galak.

"Ketutupan koper, kok! Tenang aja...." jawab Boim. Dengan cuek, dia mengelus-elus penisnya yang sudah mengacung tegak.

Ve menengok ke arah belakang. Memang benar sih, Boim menumpuk koper-kopernya sedemikian rupa sehingga menumpuk dan menghalangi sebagian besar area kaca belakang mobil Ve. Jika susunannya seperti ini, sulit bagi pengemudi mobil di belakang untuk melihat apa yang terjadi di dalam mobil depan.

"Ya tapi tetep aja ga ketutup semua! Masih ada celah, tau! Gue bisa keliatan dari belakang kalo mau pindah ke depan!"

"Kalo gue bisa bikin ga keliatan pas lo pindah ke depan? Lo isepin kontol gue, ya!"

"Hah?"

"Ya Jess, ya?" paksa Boim.

"Emang bisa? Gimana caranya?" tanya Ve.

Boim tersenyum. Ini artinya Ve setuju untuk mengoralnya.

"Mobil truk depan, yang ada gambar Sponge Bob-nya!" tunjuk Boim. "Kalo gue salip ke depannya, lo punya waktu 20 detikan buat pindah ke depan sebelum mobil bokap lo ikutan nyalip ke belakang kita."

Ve tidak percaya dengan apa yang rencana Boim. Memangnya akan benar-benar aman dan tidak akan kelihatan sama sekali nih?

"Siap?"

"Eh?"

Ve belum sempat bersiap-siap, Boim sudah menambah kecepatan. Tidak terlalu kencang, tapi cukup untuk mendapatkan timing yang sesuai dengan rencananya.

"Kalo gue kasih tanda, lo cepetan pindah ke depan ya Jess?"

Ve tidak sempat berpikir apa-apa. Dia hanya memasukkan HP ke tas clutch-nya, lalu berpegangan ke kursi depan.

"Sekarang! Cepetan pindah ke depan!"

Ve langsung bergerak menuruti aba-aba Boim.

Sambil berusaha pindah ke kursi depan, Ve melirik ke arah samping. Ve baru mengerti rencana Boim. Dengan menyalip truk di momen seperti ini, mobil yang ditumpangi papanya baru bisa ikutan menyusul truk Sponge Bob tadi beberapa saat lagi. Sebab di jalur kanan dan kiri mereka mobil-mobil lain berjajar cukup rapat sehingga sulit untuk disalip.

"Cepetan!" Boim memerintah hingga jantung Ve semakin deg-degan.

Ve berusaha secepatnya pindah ke kursi depan. Tapi masalahnya bergerak dengan kebaya itu sangat sulit. Berjalan di luar mobil saja tidak bisa cepat-cepat, apalagi pindah kursi dari belakang mobil ke depan!

TOOTTT!!

Ve dan Boim kompak melirik ke belakang. Truk Sponge Bob yang mereka salip baru saja mengklakson. Boim terlalu lama mengulur waktu sehingga mengganggu laju truk tersebut.

Ketika akhirnya Ve berhasil pindah ke kursi penumpang depan, posisinya cukup tidak karuan. Dia tidak duduk, tapi jongkok dan meringkuk karena berusaha menyembunyikan kepalanya agar tidak kelihatan dari belakang.

"Aman" kata Boim.

Ve melirik spion di sebelah kiri dan terlihat mobil papanya baru mengambil ancang-ancang untuk menyalip truk tadi. Dengan begini, apapun yang terjadi di kursi depan mobil Ve tidak akan bisa dilihat dari mobil belakang.

"Udah aman...... Sepongin gue sini cepetan!" rajuk Boim tidak sabar.

Ve tertawa geli seolah tidak percaya dengan aksi barusan. Kenapa dia mau-maunya disuruh-suruh oleh Boim?

Tapi.... Ve harus mengakui kalau kejadian tadi cukup seru.

Dan..... oral sex di jalan tol tampaknya juga cukup seru.

Tanpa perlu diperintah untuk kedua kalinya, Ve menjulurkan kepalanya ke seberang kanan, ke kursi pengemudi. Tangannya sudah menggenggam penis Boim.

Dia merapihkan poninya sebentar, lalu merendahkan kepalanya agar bibir manisnya bisa melahap penis panjang Boim yang sudah membuatnya ketagihan.

"Sssshhhh...." Boim mendesah seperti orang kepedesan saat Ve mengoral penisnya. Kuli serabutan itu sadar (dan bangga) punya penis yang panjangnya di atas rata-rata. Hanya saja dia tidak menyangka Ve akan mencaplok seluruh batang kejantanannya begitu dalam, hingga ke pangkalnya.

Suasana di jalan tol saat itu ramai lancar. Tapi di antara berbagai kendaraan yang melaju kencang di sana, siapa yang menyangka di salah satu mobil ada Jessica Veranda, mantan anggota JKT48 yang dipuja banyak pria karena kecantikannya sedang melakukan deep throat batang kontol seorang buruh kasar di jalan tol?

Ve benar-benar menghisap dan memainkan lidahnya untuk memberikan service terbaik ke Boim. Mulut dan lehernya berkordinasi dengan kompak untuk menaik-turunkan kepala Ve dengan konstan. Beruntung mobil yang Ve tumpangi bertipe matic. Jadi aksi nakalnya tidak terganggu dengan tongkat persneling.

Sebetulnya ada satu hal lagi yang Boim banggakan selain panjang penisnya, yaitu soal daya tahannya. Tapi di hadapan Ve, dia tidak kuat berlama-lama. Sama seperti kemarin, Boim rasanya sudah ingin keluar saja meski permainan baru saja dimulai.

"Ahhhhnnngg..." erang Boim sambil meremas kepala Ve.

Ve menyingkirkan tangan Boim dari kepalanya. Dia tidak ingin tatanan rambutnya rusak. Tapi Boim terus berusaha menjambak rambut Ve karena tidak tahan dengan nikmat yang dia rasakan. Agar aman, akhirnya Ve mengarahkan tangan Boim ke bawah, ke payudaranya sebelah kanan.

Bagai kucing disodori ikan, Boim pun tanpa ampun langsung meremas gunung itu dengan kasar. Tapi tanpa Boim sadari, remasan kasarnya itu ternyata malah membuat Ve jadi tambah horny. Beberapa kali bersetubuh sambil dikasari tampaknya membuat Ve jadi suka disiksa. Ve jadi semakin semangat mengoral penis Boim, dan Boim pun jadi semakin tidak tahan.

"Hhhhh.... Cepetin Jess... Mmmhhh.... Udah mau keluarrr..."

Mendengar kode itu, Ve langsung tancap gas. Dihisapnya dengan seksama dan dikocoknya penis Boim dengan tempo yang sesingkat-singkatnya. Ketika penis itu mulai berkedut, Ve segera cepat-cepat menyedot dengan sekuat tenaga hingga pipi tembemnya jadi kempot.

Crooooottttttttt!

Tembakan pertama menyemprot deras langit-langit mulut Ve hingga dia hampir tersedak. Rasa asin dan aroma amis langsung menyerbak di mulut Ve.

Crottt! Crottt!!!!

Tembakan berikutnya masih cukup deras, tapi tidak sekuat yang pertama. Ve melepaskan kulumannya dan memutuskan untuk menyaksikan 'air mancur' dari penis Boim. Dia mengocok penis itu dengan cekatan, memeras saripati kejantanan Boim. Ve menunggu semprotan keempat. Kepalanya sedikit didongakkan ke atas dan mulutnya dibiarkan terbuka.

Saat kepalanya tidak lagi menunduk itulah, Ve bisa melihat di jendela pintu mobilnya: ada seorang petugas gerbang tol sedang menatapnya tak percaya. Rupanya saat Boim bilang "udah mau keluar" itu artinya bukan cuma spermanya yang sudah di ujung kontol, tapi mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di gerbang tol.

Ve tidak menyangka aksi nakalnya akan ketahuan. Dia mematung diam terpaku dengan mulut menganga yang penuh sperma. Penis Boim menembakkan pejuhnya lagi untuk keempat kalinya. Karena tidak siap, lendir putih itu pun mendarat di mata kiri dan sebagian wajah cantik Ve.

Sebagian sperma di mulut Ve meleleh turun berusaha keluar dari mulut. Secara refleks, mantan center JKT48 itu pun menutup mulutnya dan menelan semua pejuh yang ada di dalamnya dengan sekali telan.

Setelah lega dengan orgasmenya, Boim menempelkan kartu tolnya dan kembali mengemudikan mobil itu untuk pergi dari gerbang tol, seolah tidak pernah terjadi apa-apa di sana.

Penjaga gerbang tol tersebut menjulurkan kepalanya keluar, matanya terpaku mengikuti kepergian mobil Avanza barusan. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dirinya tidak bisa mencerna adegan singkat barusan. Durasinya mungkin tidak sampai satu menit, tapi pastinya akan terngiang terus seumur hidupnya. Bukan hanya karena kejadian itu datang sangat mendadak dan tak terduga, tapi karena....

Petugas tol itu meraba bagian dalam dinding gardu tol tempat dia sehari-hari bekerja. Dinding itu dihiasi dengan stiker-stiker bergambar foto member JKT48 yang dia kumpulkan dari hadiah biskuit Pocky.

'Mungkin cuma mirip,' sahut si petugas tol dalam hati. Berusaha membohongi dirinya sendiri.

'Meski pun bukan dia, tapi perempuan tadi memang sangat mirip sekali dengan si Ratu Badai yang sudah jadi mantan member JKT48.'

'Tapi... gak mungkinlah yang tadi itu Jessica Veranda. Ya kali hehehe...' ucapnya sekali lagi ketika mobil berikutnya berhenti di samping gradu tolnya.

Sebuah Toyota Fortuner yang berisi rombongan keluarga. Di kursi penumpang depan, ada sosok wanita dengan dandanan ala ibu-ibu pejabat yang mencubit gemas lengan suaminya sambil berkata "Papa cepetan ih nyetirnya nanti ketinggalan jauh sama Jessica!"

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Lanjut ke Chapter 8

Big Credits to agan @serenade1 untuk koleksi mulustrasinya yang luar biasa
:)
 
Terakhir diubah:
Mohon maaf kalau ada salah ketik atau ceritanya kurang seru.

Seperti yang udah gue bilang di postingan sebelumnya, kisah petualangan Veranda ini akan jadi lebih singkat (demi penulisan yang lebih cepat) jadi kemungkinan besar akan berkurang feel & gregetnya dibanding chapter-chapter 1-6.

Selamat menunggu Chapter 8

:)
 
Ceritanya hampir kualitas JAV bro.lanjutkan
Mohon maaf kalau ada salah ketik atau ceritanya kurang seru.

Seperti yang udah gue bilang di postingan sebelumnya, kisah petualangan Veranda ini akan jadi lebih singkat (demi penulisan yang lebih cepat) jadi kemungkinan besar akan berkurang feel & gregetnya dibanding chapter-chapter 1-6.

Selamat menunggu Chapter 8

:)
 
Dude that was something else, ntaps

Anyway samaan euy kaca lemari gw jg ada stiker memba n ex memba wkk
 
Terakhir diubah:
-=-=-=-
CHAPTER 7


33645825-172367040127380-2588971810326315008-n.jpg

"Pah!" panggil mamanya Ve kepada suaminya yang sedang asik menonton acara desain interior di Youtube.

Pria yang dipanggil langsung menolehkan kepalanya ke samping. Matanya beralih dari memandang layar iPad jadi ke istrinya.

"Ini Jessie ada! Tadi kata papah, Jessie udah pergi?"

Papanya Ve menatap sosok gadis cantik yang berdiri manis di sebelah istrinya. Putri satu-satunya itu tampak cantik dengan makeup tipis dan rambut yang belum kering sepenuhnya.

"Loh? Tadi papa ke kamar kamu tapi kosong?"

"Ih udah rabun si papah!" celetuk mamanya Ve. "Udah tua. Udah jadi opa-opa."

"Belum jadi opa-opa dong... Kan belum punya cucu..."

Mendengar kata 'cucu' Ve refleks mengusap perutnya dari luar.



"Kayaknya pas tadi papah ke kamar, akunya lagi mandi di kamar yang ujung deh" ujar Ve.

"Ohh... Pantesan. Eh, tapi kamu kenapa mandinya di kamar tamu?" tanya papanya Ve.

"Abisnya ada tukang lagi ngecat tembok luar kamar aku," jawab Ve. "Daripada aku diintipin, mending mandi ke kamar tamu belakang"

"Pah, Jessie disuruh ngekos dulu aja kali ya selama kita renovasi rumah?" pinta mamanya Ve. Kasian anak gadis kita jadi gak tenang kalo ada kuli bangunan lagi kerja."

'Udah gak gadis lagi kali mah...' celetuk Ve dalam hati. "Sebenernya sih....Aku juga kepikiran gitu, Ma... Ini sekarang aku mau ketemuan sama Kinal buat cari kosan."

"Oh, Kinal mau ngekos juga? Yaudah gih sana cari-cari. Mama tenang kalo kamu ada yang jagain"

"Oke. Kalo gitu aku pergi dulu ya, Ma... Jessie pamit ya Pa...." Ve mencium pipi papa-mamanya, lalu melambaikan tangannya sambil pergi.

Mata papanya Ve terus mengikuti gerakan anak perempuan satu-satunya itu. Entah kenapa, papanya merasa Ve terlihat sedang menyembunyikan sesuatu. Terlebih saat mengusap perutnya tadi.

Setelah Ve terdengar sudah keluar dari pagar, papanya Ve bertanya dengan nada serius ke istrinya.

"Mah... mama yakin ngizinin Jessie nge-kos? Nanti kalau dia kebablasan gimana?"

"Kebablasan apanya, sih Pa? Pergaulannya atau...?"

"Yaa... namanya anak muda. Maksud aku... kita sendiri juga kan dulu begitu?"

Mamanya Ve ikut duduk di sofa lalu menyandarkan kepalanya di bahu suaminya. "Iya sih, Pa... Tapi menurut mama justru lebih berbahaya kalau kita jadi orangtua yang over protected. Anak-anak justru malah makin bandel kalau dikekang"

"Papa cuma gak mau Jessie kenapa-kenapa."

"Mama tau.." jawab mamanya Ve sambil mengusap kepala suaminya. "Tapi kita sama-sama tau Jessie itu anak baik-baik. Kalau pun dia mau bandel sedikit, mama sudah nasehatin dia untuk jaga nama baik keluarga. Jangan sampai ada cerita anak mama sampai hamil di luar nikah."

"Iya Ma... papa bakalan malu sama tetangga dan keluarga besar kita."

"Kita semua yang malu, Pa. Dan yang paling malu pastinya Jessie. Makanya mama yakin dia pasti akan berhati-hati dalam bergaul"



Dan harapan orangtua Ve nampaknya terkabul. Setidaknya selama dua bulan ke depan.


Pertemuan Ve dengan Kinal dan Abang ternyata berlangsung cukup singkat. Secara to the point Abang menjelaskan niatnya untuk jadi Creative Assitant-nya Ve. Tugasnya adalah membantu Ve untuk membuat konten digital yang menarik. Bukan hanya demi fans-nya Ve, tapi juga demi menarik minat brand/produk yang ingin promosi di akun Youtube/Instagram milik Ve.

Kinal senang melihat Ve semangat dengan ide tersebut. Ini artinya langkah pertama dari rencana Kinal untuk 'menjaga' Ve telah berhasil dijalankan.

Langkah kedua adalah membuat Ve tinggal di dekat Kinal. Dan rencana ini pun berjalan dengan mulus. Begitu melihat kamar kosan yang direkomendasikan Kinal, Ve langsung cocok. Baik dalam hal fasilitas, harga, dan lokasi. Ve bahkan langsung membayar uang sewa saat itu juga dan memutuskan untuk langsung menempatinya.

"Habis rumahku lagi direnov, banyak tukang gitu..." Ve menjelaskan.

Kinal sendiri baru bisa pindahan beberapa hari lagi karena sedang sibuk dengan beberapa kegiatan.

'Tapi nggak masalah,' pikir Kinal dalam hati. 'Yang penting Ve sekarang bisa aku awasin terus.'




"Besok? Cepet amat, Jess?" papanya kaget mendengar rencana Ve.

"Yaa... soalnya kan, tukangnya juga udah mulai ngerenov rumah kita? Nunggu apa lagi?" jawab Ve.

"Tapi Jess," mamanya menyela. "Besok kita mesti ke kondangan om Rudi, lho!"

"Oiyaaa.... aku lupaaaaaa!"

"Eng.... Papa juga lupa sebenernya hahahahaha..."

"Duuhhh... kalian ini gimana sih? Mama kan udah ingetin berkali-kali???"

"Gini-gini... hmmm... acara resepsinya jam berapa, Ma?"

"Hmm... agak siang sih. Jam 11 kalo ga salah"

"Ok, Jess kamu mending pindahan pagi-pagi..... apa sore-sore abis pulang dari kondangan?"

"Sama aja sih..." Ve berpikir. "Eh, mendingan pagi-pagi aja deh, Pa! Habis kondangan aku mau main sama Asta!"

Asta adalah nama cucu dari om Rudi. Usianya baru 8 bulan dan sedang lucu-lucunya.

"Yaudah, kamu packing sekarang biar besok pagi bisa langsung pindahan."

"Ya mana keburu lah, Pa...." mamanya Ve protes. "Paling pagi juga jam 8 baru bisa jalan. Sampe kosan sejam, bongkar-bongkar setengah jam, balik lagi ke rumah sejam. Terus berangkat ke kondangan sejam, belum lagi dandannya. Papa tahu sendiri kalo cewek tuh dandannya gak bisa cepet-cepet!"

Sebagai ibu rumah tangga, mamanya Ve memang terbiasa melakukan hitung-hitungan seperti ini. Namun papanya Ve pun punya keahliannya sendiri: melihat gambaran besar dari sebuah masalah untuk menemukan solusi yang terbaik.

"Ya ngapain bolak-balik? Sekalian aja pindahan terus langsung ke kondangan?"

"Hahh?" Ve dan mamanya berpandang-pandangan.

"Kamu malem ini packing, besok pagi mandi, dandan. Kita pergi ke kosan Jessi, nge-drop barang doang terus langsung lanjut ke kondangan. Ga usah ke rumah dulu."

"Ya kali kita pindahan pake dress sama kebaya? Angkut-angkut koper dibopong-bopong sampe keringetan. Yang ada makeup mama luntur sebelum acara. Gimana deh si papa nih!"

"Gini lho Ma.... Yang angkut-angkut barang ga usah kita... Suruh aja si Boim sama temennya tuh. Dia bisa nyetir kok! Kita suruh dia tunda dulu ngerjain rumahnya... nanti kasih uang lebih. Barang-barang kamu paling cuma baju sama sprei doang, kan Jess? Gak perlu bawa perabotan, kan?"

"Kosannya udah full furnished sih. Udah ada kulkas, dispenser, dan lain-lain" Ve menjelaskan sambil menunjukkan foto-foto kosan barunya.

"Nah. Jessi tinggal bawa koper doang paling, Ma. Rapih-rapih baju ke lemari mah bisa besok-besok atau abis pulang dari kondangan. Gampang..."

Ve dan mamanya pandang-pandangan sekali lagi. Apa yang disampaikan papanya Ve barusan terdengar simple dan masuk akal.

"Terserah kamu aja deh, sayang" mamanya menyerahkan keputusan ke Ve. "Kan kamu yang pindahan."

"Yaudah. Jessi ikutin rencana papa aja"

Ve dan kedua orangtuanya tersenyum.

"Kalo gitu, sekarang Papa telpon Boim. Kamu packing! Oke?"

"Oke bosss!" jawab Ve sambil memberi hormat.



Keesokan harinya, Ve sudah berdandan cantik dengan dress yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Ve sedang memoles lipstik di depan cermin saat pintu kamarnya diketuk oleh Boim.

"Masuukk..." sahut Ve. Pintu kamarnya tidak dikunci, bahkan terbuka lebar. Ve memang sedang menunggu kopernya diangkut ke mobil.

Begitu masuk kamar, Boim langsung terpana melihat sosok Ve saat itu. Dia tidak percaya kalau bidadari secantik ini pernah dia nikmati tubuhnya.

Screenshot-54.png

"Heh, ngapain?" tanya Ve setengah membentak. Soalnya Boim malah menghampiri Ve, bukan tumpukan koper di atas tempat tidur.

"Gilaaa.... seksi banget sih lo?" ujar Boim sambil tangannya menyusuri lekukan di punggul Ve.

"Eh, jangan pegang-pegang! Nanti ngaceng!" ledek Ve sambil menepis tangan Boim.

"Ngentot lagi yuk, Neng?" tanya Boim sambil menelan ludah.

"Nggak! Gue mau kondangan!"

"Yaudah kalo gitu ngentotnya abis kondangan aja hehehe..." sahut Boim seenaknya sambil meremas pantat Ve.

"HEH! Di bawah ada bokap nyokap gue!" mata Ve melotot. Tapi bibirnya tersenyum.

Boim cengengesan melihat sikap Ve yang malu-malu kucing. Boim lalu menampar pantat sekal itu sebelum pergi sambil memanggul turun koper-koper Ve dan menaruhnya ke bagasi mobil.




Di depan rumah, Ve melihat dua mobil sedang dipanaskan mesinnya.

"Jess, kamu nanti naik Avanza sama Boim ya! Kamu yang nunjukin arah ke kosan kamu biar si Boim ga nyasar"

Ve melirik Boim yang cengengesan dan memutuskan untuk duduk di belakang kursi supir.

Rupanya Ve benar-benar ditinggal berdua saja bersama Boim di dalam mobil Avanza yang penuh dengan koper. Seluruh anggota keluarganya memilih untuk menaiki mobil Toyota Fortuner dan membuntuti Avanza yang ditumpangi Ve dari belakang.

Sepanjang perjalanan menuju kosan Ve, mata Boim terus-terusan melirik spion dalam. Boim bahkan sempat diklakson oleh mobil-mobil di belakangnya karena tidak memerhatikan lampu lalu lintas yang sudah berubah hijau.

"Jangan ngeliat ke belakang mulu, nanti jereng!" celetuk Ve.

"Sumpah gue masih ga percaya kalo lo ternyata cantik banget. Kenapa gue baru sadar sekarang ya? Padahal kemarin gue entotin"

"Baru nyadar kalo gue cantik? Makanya kalo nyodok anak orang jangan dari belakang!" ledek Ve.

"Hahahaha..." Boim tertawa geli mendengar candaan Ve. "Eh, nama lo Jessica, ya?"

"Ngapain nanya-nanya nama gue?"

"Gapapa..."

"??"

"Jess..."

"Apaan?"

"Gue gak tahan pengen ngentotin lo lagi"

"Heh! Nyetir yang bener! Gila!"

Ve berusaha cuek dan mengalihkan perhatiannya ke layar handphone-nya. Tapi rupanya Ve sedang melewati daerah yang sinyalnya kurang bagus. Ve cemberut dan menggembungkan pipinya karena kesal dengan koneksi internet-nya.

"Duhhh... tembem amat sih pipinya? Isinya bakpao apa bakso tuh?" rayu Boim sekali lagi.

"Sosis," jawab Ve singkat. Dengan genit, dia mengedipkan sebelah matanya lalu membuka bibirnya seperti huruf O. Tidak hanya itu, Ve juga menggoyangkan tangannya seperti sedang mengocok sesuatu.

Ve.gif

"Aduuuuuhhhh...... amppunnnnn... gak tahan gueeeeee...." Boim meraung karena gemas.

Ve tertawa geli melihat Boim yang tidak berdaya menahan birahinya.

"Jess, isepin kontol gue sini!" perintah Boim sambil membuka retsleting celananya.

"Hah. Gila lo! Ketahuan bokap gue nanti! Mereka di belakang kita tau!" sahut Ve dengan nada galak.

"Ketutupan koper, kok! Tenang aja...." jawab Boim. Dengan cuek, dia mengelus-elus penisnya yang sudah mengacung tegak.

Ve menengok ke arah belakang. Memang benar sih, Boim menumpuk koper-kopernya sedemikian rupa sehingga menumpuk dan menghalangi sebagian besar area kaca belakang mobil Ve. Jika susunannya seperti ini, sulit bagi pengemudi mobil di belakang untuk melihat apa yang terjadi di dalam mobil depan.

"Ya tapi tetep aja ga ketutup semua! Masih ada celah, tau! Gue bisa keliatan dari belakang kalo mau pindah ke depan!"

"Kalo gue bisa bikin ga keliatan pas lo pindah ke depan? Lo isepin kontol gue, ya!"

"Hah?"

"Ya Jess, ya?" paksa Boim.

"Emang bisa? Gimana caranya?" tanya Ve.

Boim tersenyum. Ini artinya Ve setuju untuk mengoralnya.

"Mobil truk depan, yang ada gambar Sponge Bob-nya!" tunjuk Boim. "Kalo gue salip ke depannya, lo punya waktu 20 detikan buat pindah ke depan sebelum mobil bokap lo ikutan nyalip ke belakang kita."

Ve tidak percaya dengan apa yang rencana Boim. Memangnya akan benar-benar aman dan tidak akan kelihatan sama sekali nih?

"Siap?"

"Eh?"

Ve belum sempat bersiap-siap, Boim sudah menambah kecepatan. Tidak terlalu kencang, tapi cukup untuk mendapatkan timing yang sesuai dengan rencananya.

"Kalo gue kasih tanda, lo cepetan pindah ke depan ya Jess?"

Ve tidak sempat berpikir apa-apa. Dia hanya memasukkan HP ke tas clutch-nya, lalu berpegangan ke kursi depan.

"Sekarang! Cepetan pindah ke depan!"

Ve langsung bergerak menuruti aba-aba Boim.

Sambil berusaha pindah ke kursi depan, Ve melirik ke arah samping. Ve baru mengerti rencana Boim. Dengan menyalip truk di momen seperti ini, mobil yang ditumpangi papanya baru bisa ikutan menyusul truk Sponge Bob tadi beberapa saat lagi. Sebab di jalur kanan dan kiri mereka mobil-mobil lain berjajar cukup rapat sehingga sulit untuk disalip.

"Cepetan!" Boim memerintah hingga jantung Ve semakin deg-degan.

Ve berusaha secepatnya pindah ke kursi depan. Tapi masalahnya bergerak dengan kebaya itu sangat sulit. Berjalan di luar mobil saja tidak bisa cepat-cepat, apalagi pindah kursi dari belakang mobil ke depan!

TOOTTT!!

Ve dan Boim kompak melirik ke belakang. Truk Sponge Bob yang mereka salip baru saja mengklakson. Boim terlalu lama mengulur waktu sehingga mengganggu laju truk tersebut.

Ketika akhirnya Ve berhasil pindah ke kursi penumpang depan, posisinya cukup tidak karuan. Dia tidak duduk, tapi jongkok dan meringkuk karena berusaha menyembunyikan kepalanya agar tidak kelihatan dari belakang.

"Aman" kata Boim.

Ve melirik spion di sebelah kiri dan terlihat mobil papanya baru mengambil ancang-ancang untuk menyalip truk tadi. Dengan begini, apapun yang terjadi di kursi depan mobil Ve tidak akan bisa dilihat dari mobil belakang.

"Udah aman...... Sepongin gue sini cepetan!" rajuk Boim tidak sabar.

Ve tertawa geli seolah tidak percaya dengan aksi barusan. Kenapa dia mau-maunya disuruh-suruh oleh Boim?

Tapi.... Ve harus mengakui kalau kejadian tadi cukup seru.

Dan..... oral sex di jalan tol tampaknya juga cukup seru.

Tanpa perlu diperintah untuk kedua kalinya, Ve menjulurkan kepalanya ke seberang kanan, ke kursi pengemudi. Tangannya sudah menggenggam penis Boim.

veranda-24.jpg

Dia merapihkan poninya sebentar, lalu merendahkan kepalanya agar bibir manisnya bisa melahap penis panjang Boim yang sudah membuatnya ketagihan.

"Sssshhhh...." Boim mendesah seperti orang kepedesan saat Ve mengoral penisnya. Kuli serabutan itu sadar (dan bangga) punya penis yang panjangnya di atas rata-rata. Hanya saja dia tidak menyangka Ve akan mencaplok seluruh batang kejantanannya begitu dalam, hingga ke pangkalnya.

Suasana di jalan tol saat itu ramai lancar. Tapi di antara berbagai kendaraan yang melaju kencang di sana, siapa yang menyangka di salah satu mobil ada Jessica Veranda, mantan anggota JKT48 yang dipuja banyak pria karena kecantikannya sedang melakukan deep throat batang kontol seorang buruh kasar di jalan tol?

Ve benar-benar menghisap dan memainkan lidahnya untuk memberikan service terbaik ke Boim. Mulut dan lehernya berkordinasi dengan kompak untuk menaik-turunkan kepala Ve dengan konstan. Beruntung mobil yang Ve tumpangi bertipe matic. Jadi aksi nakalnya tidak terganggu dengan tongkat persneling.

Sebetulnya ada satu hal lagi yang Boim banggakan selain panjang penisnya, yaitu soal daya tahannya. Tapi di hadapan Ve, dia tidak kuat berlama-lama. Sama seperti kemarin, Boim rasanya sudah ingin keluar saja meski permainan baru saja dimulai.

"Ahhhhnnngg..." erang Boim sambil meremas kepala Ve.

Ve menyingkirkan tangan Boim dari kepalanya. Dia tidak ingin tatanan rambutnya rusak. Tapi Boim terus berusaha menjambak rambut Ve karena tidak tahan dengan nikmat yang dia rasakan. Agar aman, akhirnya Ve mengarahkan tangan Boim ke bawah, ke payudaranya sebelah kanan.

Bagai kucing disodori ikan, Boim pun tanpa ampun langsung meremas gunung itu dengan kasar. Tapi tanpa Boim sadari, remasan kasarnya itu ternyata malah membuat Ve jadi tambah horny. Beberapa kali bersetubuh sambil dikasari tampaknya membuat Ve jadi suka disiksa. Ve jadi semakin semangat mengoral penis Boim, dan Boim pun jadi semakin tidak tahan.

"Hhhhh.... Cepetin Jess... Mmmhhh.... Udah mau keluarrr..."

Mendengar kode itu, Ve langsung tancap gas. Dihisapnya dengan seksama dan dikocoknya penis Boim dengan tempo yang sesingkat-singkatnya. Ketika penis itu mulai berkedut, Ve segera cepat-cepat menyedot dengan sekuat tenaga hingga pipi tembemnya jadi kempot.

Crooooottttttttt!

Tembakan pertama menyemprot deras langit-langit mulut Ve hingga dia hampir tersedak. Rasa asin dan aroma amis langsung menyerbak di mulut Ve.

Crottt! Crottt!!!!

Tembakan berikutnya masih cukup deras, tapi tidak sekuat yang pertama. Ve melepaskan kulumannya dan memutuskan untuk menyaksikan 'air mancur' dari penis Boim. Dia mengocok penis itu dengan cekatan, memeras saripati kejantanan Boim. Ve menunggu semprotan keempat. Kepalanya sedikit didongakkan ke atas dan mulutnya dibiarkan terbuka.

Saat kepalanya tidak lagi menunduk itulah, Ve bisa melihat di jendela pintu mobilnya: ada seorang petugas gerbang tol sedang menatapnya tak percaya. Rupanya saat Boim bilang "udah mau keluar" itu artinya bukan cuma spermanya yang sudah di ujung kontol, tapi mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di gerbang tol.

Ve tidak menyangka aksi nakalnya akan ketahuan. Dia mematung diam terpaku dengan mulut menganga yang penuh sperma. Penis Boim menembakkan pejuhnya lagi untuk keempat kalinya. Karena tidak siap, lendir putih itu pun mendarat di mata kiri dan sebagian wajah cantik Ve.

4fd5b1905703674.jpg

Sebagian sperma di mulut Ve meleleh turun berusaha keluar dari mulut. Secara refleks, mantan center JKT48 itu pun menutup mulutnya dan menelan semua pejuh yang ada di dalamnya dengan sekali telan.

Setelah lega dengan orgasmenya, Boim menempelkan kartu tolnya dan kembali mengemudikan mobil itu untuk pergi dari gerbang tol, seolah tidak pernah terjadi apa-apa di sana.

Penjaga gerbang tol tersebut menjulurkan kepalanya keluar, matanya terpaku mengikuti kepergian mobil Avanza barusan. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dirinya tidak bisa mencerna adegan singkat barusan. Durasinya mungkin tidak sampai satu menit, tapi pastinya akan terngiang terus seumur hidupnya. Bukan hanya karena kejadian itu datang sangat mendadak dan tak terduga, tapi karena....

Petugas tol itu meraba bagian dalam dinding gardu tol tempat dia sehari-hari bekerja. Dinding itu dihiasi dengan stiker-stiker bergambar foto member JKT48 yang dia kumpulkan dari hadiah biskuit Pocky.

'Mungkin cuma mirip,' sahut si petugas tol dalam hati. Berusaha membohongi dirinya sendiri.

'Meski pun bukan dia, tapi perempuan tadi memang sangat mirip sekali dengan si Ratu Badai yang sudah jadi mantan member JKT48.'

'Tapi... gak mungkinlah yang tadi itu Jessica Veranda. Ya kali hehehe...' ucapnya sekali lagi ketika mobil berikutnya berhenti di samping gradu tolnya.

Sebuah Toyota Fortuner yang berisi rombongan keluarga. Di kursi penumpang depan, ada sosok wanita dengan dandanan ala ibu-ibu pejabat yang mencubit gemas lengan suaminya sambil berkata "Papa cepetan ih nyetirnya nanti ketinggalan jauh sama Jessica!"

BERSAMBUNG

Big Credits to agan @serenade1 untuk koleksi mulustrasinya yang luar biasa
:)
Damn, that was awesome story.. Mulustrasinya juga on point as always.. Dan dapet koleksi gambar baru(veranda ngoralnya jadi inget suhu kurobo soto style), thanks haha

Dari semua delusi ke veranda, dapet oral service dari doi emang first on the wish list :))
 
Mohon maaf kalau ada salah ketik atau ceritanya kurang seru.

Seperti yang udah gue bilang di postingan sebelumnya, kisah petualangan Veranda ini akan jadi lebih singkat (demi penulisan yang lebih cepat) jadi kemungkinan besar akan berkurang feel & gregetnya dibanding chapter-chapter 1-6.

Selamat menunggu Chapter 8

:)
Pendapat pribadi saya sih cukup puas dengan kualitas chapter ini..

Penyambung event dari chapter sebelumnya terasa pas dan build up di chapter ini untuk adegan di jalan tol juga terbayar puas.. Perubahan sikap ve yang mulai masokis juga mantap(tapi kalau bisa jangan terlalu ekstrim nantinya), ve ngelakuin gesture menggoda buat nyepong jadi tambahan detail yang bagus..

All in all walopun dikasih chapter yang lebih singkat asalkan detail nya sebaik ini, saya pribadi gak ada masalah..

Dan thanks suhu, sudah ngasih story di sela2 kesibukan real life nya.
 
Ngeri gile story nya bro. Singkat tp penuh dgn kualitas.

Ga sangka apa yg akan trjadi slanjutnya.. jd penasaran bngt.. terutama gmn doi mau buktiin teorinya.

Tq suhu atas updatenya.
Ditunggu update keren selanjutnya.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd