Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY GREAT DAIRAZER ANGELION (racebannon)

Ada cerita Gundam nih!!

Ternyata secara visual Gundam, tapi secara cerita ada unsur Gundam dan Pacific Rim, dibalut dengan unsur seksual, ciri khas Om Race. Must read!!
 
Terakhir diubah:
GREAT DAIRAZER ANGELION

=====

PART 2 – CONNECTION

comman10.jpg

“Tidur bersama dan berhubungan seks”

“APA?!?!?!?!?!?”

Kenji dan Kaguya melepas jabat tangan mereka. Mereka menatap ke arah Profesor Daijiro Hayashi dengan mata melotot. Perasaan mereka campur aduk. Bagi Kenji, rasanya seperti dibanting ke tanah setelah terbang jauh tinggi membumbung ke angkasa.

“Singkronisasi batin terbaik manusia akan dicapai kalau mereka dapat berhubungan seks dengan baik dan benar” sambung sang profesor mbeling itu.

Seluruh mata memandang ke arah Kenji dan Kaguya. Kaguya tampak meringis aneh sambil melirik ke arah Kenji dengan pandangan jijik.

“Nah… Silakan duduk kembali…” James Chu tersenyum awkward sambil meminta dua pilot itu untuk duduk manis kembali. Dengan gerakan enggan, Kaguya kembali mendarat di kursi. Sedangkan Kenji melempar badannya dengan asal-asalan ke tempat duduk yang tadi.

Kenji melongo, sambil menatap bolak balik ke arah Kaguya, James Chu dan Daijiro Hayashi.

“Anda bercanda kan?” tanya Kaguya dengan nada tak nyaman.
“Tentu tidak” jawab Prof. Daijiro. “Semakin sering kalian berhubungan, dan semakin akrab kalian di ranjang, maka potensi Great Dairazer Angelion akan semakin meningkat”

“Nonsense!” bentak Kenji. Dia bingung. Tidak masuk akal. Masa untuk jadi pilot robot raksasa, mesti tidur bareng dulu?

“Tentu make sense… Seks adalah komunikasi yang sakral, komunikasi tingkat tinggi. Energi yang dihasilkan dari seks yang konsensual sangatlah positif, dan akan menjadi stimulan yang baik untuk partikel gamma” senyum Profesor aneh itu.

“Dalam medan perang, kalian akan dibantu oleh tim support, yang tentunya dipimpin oleh Yuki Yoneda, Kaguya dan Kenji sudah berkenalan kan, dengan beliau…” sambung James Chu.

“Tunggu!” teriak Kaguya. “Anda pasti bercanda! Masa saya harus tidur dengan pria asing ini sebelum perang… Apa-apaan??”
“Ini bohongan kan? Maksud saya….” Kenji mencoba ikut-ikutan bersuara lagi.

“Sudahlah, cerna dulu informasi ini” James Chu melanjutkan pembicaraannya. “Ini bukan bercanda, dan ini penting….”

“Sejak kapan perang harus making love dulu??” bingung Kenji.

“Istilah itu lebih tepat, kalau sekadar seks mungkin kurang maksimal. Kalau kalian bisa sampai tahap making love, wah… Pasti keren sekali robot ini di lapangan nanti” senyum Prof. Daijiro.

“Kenapa kalian mengizinkan orang pervert macam kakek ini merancang robot?” Kaguya tampak pusing. Mukanya merah, dia bertanya sambil memukulkan kepalan tangannya ke pahanya.

“Kaguya, dengarkan dulu… Saya baru mau memperkenalkan Field Support yang lain….” Potong James Chu.

“Angkatan Bersenjata Filipina tidak akan terima kekonyolan ini” kesal Kaguya.
“Sejujurnya, semua pihak sudah tahu dan sudah setuju soal ini…. Jadi…”
“Jangan bilang kalau hanya kami berdua saja yang baru tahu hal bodoh ini sekarang…” sambar Kenji.

“Iya”
“Wah kacau…”
“Apa-apaan ini….”

“Ini semua demi umat manusia” sambung James Chu. “Tolong maklumi…”

Kenji dan Kaguya diam. Mereka kehabisan kata-kata. Ini jelas tidak masuk di akal sama sekali. Apalagi untuk Kenji. Bayangan muka Nami Takahara berputar-putar di kepalanya. Entah kenapa, detik ini dia ingin sekali melempar kursi ke wajah Jendral James Chu dan Profesor Daijiro Hayashi.

“Nah, boleh saya lanjutkan kembali?”

Entah bicara apa lagi sang Jendral. Kaguya dan Kenji sudah tidak fokus. Malam ini sungguh-sungguh absurd dan tak jelas. Suasana di ruangan itu juga sudah tak kondusif lagi. Harapan manusia untuk melawan Astromonster, memiliki syarat yang lumayan berat.

Sungguh-sungguh berat.

=====

kaede_10.jpg

“Selamat istirahat” Gloria Reyes tersenyum ke arah Kenji dan Kaguya. Dia baru saja mengantarkan kedua pilot itu ke kamar mereka. Jelas, mereka sharing kamar. Karena mereka diharapkan untuk dapat berhubungan seks. Demi umat manusia.

Kenji tidak menjawab Gloria. Kaguya apalagi.

Gloria Reyes adalah salah satu Field Operator untuk Project G.D.A. Kalau tidak salah ingat, tugasnya adalah memonitor reaksi fusi dari bahan bakar robot raksasa itu. Tapi tentu Kaguya dan Kenji sudah lupa, akan perempuan berambut panjang yang seksi itu.

Kenji menatap ke arah Kaguya yang juga sedang menatap ke arah Kenji. Mereka saling tatap-tatapan.

“Apa kamu lihat-lihat?” sentak Kaguya, yang melempar badannya ke atas kasur.
“Siapa yang lihat-lihat?”
“Kamu”
“Kalau begitu kamu juga ngapain lihat-lihat?!?” Kenji melempar badannya ke sofa.

“Kalau kamu sampai tidur di kasur yang sama denganku, awas saja… aku tembak pesawat kamu nanti di udara” bentak Kaguya. Kasur yang ditiduri Kaguya adalah kasur besar, king size untuk dua orang.

“Enak saja”
“Kamu sepertinya mesum… Jangan mikir yang macam-macam!! Awas…”
“Apa-apaan sih?” Kenji menekan jam tangannya. Dia ingin memberi pesan pada Nami, tapi bingung mau nulis apa. Akhirnya dia hanya bersandar ke sofa besar yang ia duduki.

Interior kamar mereka berdua minimalis, seperti kamar hotel mewah dengan segala fasilitas yang lengkap. Seperti kasur yang besar, sofa yang nyaman, televisi layar datar yang berukuran raksasa, kamar mandi lengkap dengan bathtub, jacuzzi, dan shower. Rasanya seperti honeymoon suite.

Karena bingung harus bertindak apa, akhirnya dia batal mengirim pesan pada tunangannya. Dia bangkit, menuju ke arah barang-barangnya yang ditumpuk di sudut ruangan. Dia mengambil amplop dokumen dari tasnya. Kaguya, melalui sudut matanya memperhatikan gerak-gerik Kenji. Dia makin merasa tak nyaman. Kenji juga begitu. Dia merasa diperhatikan oleh Kaguya, tapi dia berusaha cuek, berusaha masa bodo.

Kenji kembali duduk di sofa besar dan dia membuka amplop dokumen itu. Dengan perasaan yang tak nyaman dia mulai membaca-baca kembali dokumen soal Project G.D.A, terutama manual singkat dan hasil simulasi perang yang pernah ia lakukan. Dia masih ingat, dengan penuh percaya diri dia mengendalikan robot itu secara virtual pada simulasi beberapa waktu lalu.

Bayangannya soal bertempur bersama Great Dairazer Angelion tampak baur sekarang, gara-gara syarat aneh yang ditetapkan oleh Project G.D.A.

Harus having sex dengan Kaguya? Apa-apaan, pikirnya. Lihat saja nanti, aku bisa menghancurkan Astromonster tanpa harus bergabung dengan Angelion. Hanya Dairazer dan kemampuannya yang diatas rata-rata pasti bisa meluluh lantakkan monster-monster aneh yang dilepas oleh armada Desdiber untuk menghancurkan umat manusia.

Lihat saja nanti!!

=====

kapal_10.jpg

22 September 2053

Sebuah kapal induk raksasa yang menakutkan sedang mendarat di permukaan bulan. Beberapa pesawat alien berpatroli di sekelilingnya, menjaga keamanan kapal induk tersebut.

Di ruangan utama kapal induk tersebut, ada empat sosok yang berkumpul, duduk melingkari sebuah meja besar yang futuristik. Di atas meja besar itu, ada hologram planet bumi yang berputar pelan, lengkap dengan titik-titik serangan Astromonster yang terbaru.

“Astromonster Zabiter A sedang bergerak ke arah Australia” General Trow membuka suara. Nafas aneh yang berat keluar dari sela-sela kepalanya yang terlihat seperti sebuah helm futuristik. “Besok, benua-negara itu akan mulai dihancurkan… Kita akan bisa mengambil sumber daya di alamnya”

“Mau ambil apa kamu disana?” ledek President Leer. Bentuknya yang aneh tampak mengganggu. Dia mengambang di udara, di tengah gravitasi buatan itu. Mata besarnya menatap ke arah peta Australia, kepalanya yang berbentuk seperti gunting bergoyang-goyang, berusaha tetap stabil.

“Mengambil batu-batuan tolol dan kangguru” tawa Ambassador Rem. Giginya yang besar bergetar, meledek rencana General Trow. “Kamu tak lihat, Astromonster milikku berhasil menduduki Napoli? Sebentar lagi kita bisa mengambil lahar panas dari Gunung Vesuvius. Jelas lebih berguna daripada Zabiter A…”

“Tapi Androman 32 butuh waktu seminggu untuk kembali ke kepompongnya dan menyimpan tenaga, bodoh sekali harus seperti itu dulu” General Trow meledek balik.

“Yang pasti kalian berdua bodoh, rencana kalian aneh semua. Kalau kubilang kita cepat selesaikan meriam Draguin dan langsung tembak inti bumi, setelah bumi merasakan kiamat, baru kita harvest sumber dayanya” potong President Leer.

“Meriam Draguin yang sampai sekarang belum jadi itu?” tawa Ambassador Rem.
“Akan lebih cepat jadi kalau kalian mau membantu, bukannya bersenang-senang dengan Astromonster-Astromonster sampah itu” balas President Leer.

“Semua obrolan kalian tak ada gunanya” General Krall baru bersuara. “Aku tidak melihat perlunya kita sebegitu berusaha untuk menyerang bumi”
“Ini perintah Yang Mulia pemimpin kita” suara Ambassador Rem terdengar sinis. “Aku tidak melihat kamu berusaha untuk menyenangkan dia”

“Penjilat” balas General Krall. Tubuh bajanya yang berwarna hitam dan mengerikan itu tampak tak bergerak. Hawa-hawa panas keluar dari sela-sela tubuhnya, menyesuaikan suhu badannya dengan sekitar. “Sampai sekarang kalian semua tak efektif kalau memang ingin ini semua cepat selesai”

“Jadi maumu apa? Membuat senjata tidak, menurunkan Astromonster tidak? Mau sampai kapan kamu Cuma diam-diam saja dan sesekali menyuruh pasukanmu untuk ikut perang bersama armada kami?” bentak Governor Trow, sambil memukul meja.

“Memikirkan hal yang lebih efektif daripada ini semua” jawab General Krall.
“Seperti apa?”
“Seperti misalnya membunuh kalian semua dan menguasai armada kalian, lalu fokus menyerang planet yang lebih berguna untuk kita” General Krall mengepalkan tangannya. Suara berdesis muncul, dan matanya mendadak menyala terang, berwarna putih.

“Coba saja kalau bisa!” Governor Trow mengeluarkan pedang laser dan mengacungkannya ke arah General Krall.

“Mahluk-mahluk panasan dan bodoh….” Tawa President Leer. Dia mengambang mengitari meja itu. Dia terlihat seperti ular terbang yang memiliki tangan. “Tak heran kalau Yang Mulia sampai sekarang tidak memberi armada tambahan ke bumi…. Mungkin disini tempat untuk mahluk-mahluk rendahan buangan seperti kalian”

“Kau juga rendahan dan buangan berarti” General Krall menunjuk ke arah President Leer, seperti bersiap-siap menembakkan sinar mematikan dari ujung jarinya.

“Aku ada disini karena aku yang paling pintar dari semuanya, jadi harusnya kalian mulai mendengarkan aku”

“AHAHHAHAHAHAHAHAHAHA” tawa Ambassador Rem menggelegar di dalam ruangan itu. Dia menertawakan semua perseteruan antara para pemimpin armada ini. Empat kapal induk, empat pemimpin, empat pribadi yang berbeda, dan semua persaingan dan permusuhan mereka. “Bagaimana kalau kita taruhan?”

“Kenapa mendadak taruhan?” bingung General Trow, yang masih mengacungkan pedangnya ke arah General Krall.

“Karena walaupun kita saling benci satu sama lain, kita semua sama-sama suka bertaruh….. Kita lihat, apakah di akhir minggu ini Zabiter A sampah itu bisa menghancurkan Australia… Kalau bisa, aku akan memberikan 5000 pasukan dan 250 kapal perang ke armadamu… Kalau tidak, kamu yang memberikan sebaliknya….” Desis Ambassador Rem.

“Pasti bisa”
“Hmm…. Kalau begitu menarik…. Aku bertaruh, Zabiter A akan mati, dan kalau mati, maka kamu….” President Leer ikut-ikutan.

“Diam semua!!” bentak Governor Trow. “Kalau begitu, begini saja. Kalau Zabiter A bisa menghancurkan Australia, kalian semua masing-masing harus memberikan 6500 pasukan, 150 kapal perang, 2 penghancur bulan, 10 exoskeleton, dan 50 spider tank, kepadaku….” Suaranya terdengar sangat bersemangat.

“Kalau gagal, maka kamu memberikan semua itu pada kami, kalikan tiga ya?” tawa Ambassador Rem.
“Menarik” balas General Krall, menarik kembali tangannya ke dalam jubah.
“Deal”
“Deal”

Mendadak, lampu ruangan itu berubah menjadi redup. Hologram bumi hilang dan berganti menjadi siluet muka menyeramkan yang melayang.

Aku meminta bumi segera dikuasai, diambil sumber dayanya, tapi kalian malah taruhan!!!

Keempat warlord itu lalu berlutut, membungkuk ke arah hologram. “Yang Mulia… Kami….”

Diam!!! Berhenti bermain-main dan segera laksanakan tugas kalian!!! Armada perangku tidak punya waktu lama untuk menunggu permainan bodoh kalian berempat!!!!”

Cahaya ruangan terang kembali, dan hologram siluet wajah itu kembali berganti ke image bumi kita tercinta. Mereka berempat terdiam, sambil menunggu nasib Australia di tangan Zabiter A. Taruhan mereka, tetap tidak ada yang bisa menghentikan, walau itu Yang Mulia pemimpin Armada Perang Desdiber sekalipun.

=====

sea_li10.jpg

“Steady”
“Semua fungsi normal”

“Kaguya, copy, apa semua stabil?”
“Stabil”

“Kita coba untuk masuk ke Mach 9, bisa?”
“Bisa” Kaguya menjawab Field Operator dengan nada penuh percaya diri. Dia sedang berada di dalam cockpit Angelion, lengkap dengan baju pilot yang terhubung langsung ke sistem syarafnya lewat pemindai di balik leher. Tangannya menggenggam tuas yang penuh tombol itu dengan semangat.

Dia lantas menekan tombol di kanan panel, dan bersiap-siap.

“Masuk ke kecepatan Mach 9 secara instan dalam….”
“1….”

“Sekarang!” teriak Kaguya sambil menginjak pedal dalam-dalam. Angelion langsung menyalak di udara, meluncur dengan kecepatan super tinggi. Adrenalin perempuan itu menggelegak, dia merasakan kontrol penuh di dalam kokpit pesawat canggih itu. Permukaan laut seperti terbelah oleh gerakan super cepat Angelion.

“Hebat…” Puji Gloria Reyes, Field Operator yang dari tadi memandu Kaguya.

“Bagaimana kalau aku kejar?” suara Kenji mendadak menggema di ruangan kontrol. Dairazer sedang terbang pelan, mengelilingi Sea Lion dengan kecepatan yang stabil.

“Tidak usah, Kenji… Tadi kan sudah test masuk ke Mach 9” balas Park Eun Hyun, Field Operator lain asal Korea Selatan. Perempuan kalem dan manis itu memperhatikan tanda-tanda vital Kenji dari layar, sambil membandingkannya dengan data-data pesawat Dairazer.

“Tapi dia tadi masuk di hitungan satu. Aku di hitungan tiga” Kenji terdengar tidak mau kalah.

“Panas ya mereka berdua, seperti saling tidak mau kalah begitu” Naoto Nakajima bersuara. Pria kurus berkacamata, yang merupakan Field Operator ke tiga, tertawa kecil sambil memainkan rubik cube di tangannya.

“Coba saja sini masuk ke mach 9!” teriak Kaguya dari communicatornya.
“Oke!”

“Kalian bisa tidak, ikut perintah dari markas saja? Sumber daya kalian memang hampir tak terbatas, tapi untuk apa buang-buang waktu, daripada buang-buang waktu, lebih baik kalian memulai ‘itu’, supaya pesawat kalian berdua bisa bergabung!” bentak Yuki Yoneda yang sedang memperhatikan belasan layar di hadapannya.

“TIDAK MAU !!!!!” balas Kenji dan Kaguya bersamaan. Mereka masih enggan berhubungan seks, walaupun itu penting untuk Project G.D.A.

“Aduh….” Kesal Yuki Yoneda.
“Tapi dengan kemampuan mereka, sepertinya kedua pesawat itu mampu Pak, untuk melawan Astromonster” Naoto berusaha mencairkan suasana, dia sangat percaya pada skill kedua pilot jagoan itu.

“Tidak, tidak bisa… Mereka tidak tahu kalau ini sangat penting…. Dan….”

“TEEEETTTTTT” “TEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEET”

Cahaya merah mendadak menyala di ruangan kontrol. Ada pesan masuk. Dari Australia.

“Australian Coast Guard disini, Sea Lion, tolong copy”
“Copy, disini Sea Lion” balas Gloria Reyes.

“Code Red, kami gagal menghalau Astromonster, sekarang dia semakin mendekat ke arah lepas pantai Darwin”
“Sudah coba tembakkan zeta cannon?”
“Sudah, tapi kulit Astromonster itu terlalu keras, sama sekali tidak mempan”

“Hmm…. Oke” Yuki Yoneda tampak berpikir. Ini pasti Zabiter A. Kulitnya keras sekali seperti baja, belum lagi daya hancurnya yang luar biasa. Kalau dia berhasil masuk ke pantai Australia, bukan tidak mungkin dalam hitungan hari, nasib Australia sama seperti Papua Nugini.

“Kita akan bantu… Kita kirimkan 10 Unicorn Submarine, dan 2 Destroyer Gunship”
“Baiklah”

“Yoneda San!” mendadak suara Kenji menggelegar kembali di ruangan itu.
“Apa?”
“Aku dan Dairazer akan membantu!”
“Apa??? Jangan dulu!! Kalian masih belum bisa bergabung!”

“Sudah telat…. Sebentar lagi aku masuk ke Mach 9 dan menuju Australia!”

“Kenji!!!”

“Dia juga telat, aku sekarang sudah menuju Australia” Kaguya. Di radar, terlihat Angelion meluncur ke arah Australia dengan kecepatan tinggi.

“Kalian berdua!! Kembali ke Sea Lion sekarang juga!!!”

“TIDAK MAU!!!”

=====

BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
GREAT DAIRAZER ANGELION - ANNOTATION

Project G.D.A


Project Super Robot, dibawah komando Sea Lion Base untuk melawan Armada Perang Desdiber.

Sea Lion Base

Pangkalan militer yang terletak di Laut Cina Selatan. Joint Operation antara Angkatan Bersenjata Jepang, Filipina, Hong Kong dan Korea Selatan.

- Kenji Sato : Pilot Dairazer, tokoh sentral serial ini.
- Kaguya : Pilot Angelion, tokoh sentral serial ini.

- Gen. James Chu : Komandan Sea Lion Base, Ketua Project G.D.A
- Yuki Yoneda : Field Commander Project G.D.A
- Gloria Reyes : Field Operator / Support Project G.D.A
- Park Eun Hyeun : Field Operator / Support Project G.D.A
- Naoto Nakajima : Field Operator / Support Project G.D.A
- Professor Daijiro Hayashi : Pencipta Great Dairazer Angelion

Civilian

- Nami Takahara : Reporter TV, Tunangan Kenji Sato

main_c10.jpg

Kaguya - Kenji Sato - Nami Takahara

Desdiber

Armada Pasukan Perang antar Galaksi yang berambisi menguasai Alam Semesta dari ujung ke ujung.

Mysterious Leader : Sosok pemimpin Armada Perang Desdiber
General Krall : Perwira Armada Perang Desdiber
Ambassador Rem : Perwira Armada Perang Desdiber
Governor Trow : Perwira Armada Perang Desdiber
President Leer : Perwira Armada Perang Desdiber

desdib10.jpg

Astromonster

Senjata milik armada Desdiber. Monster raksasa puluhan meter hasil kreasi bioteknologi, robotika dan mistis.

Andoman 32 : Menyerang Italia, bersarang di Gunung Vesuvius
Zabiter A : Dalam proses menyerang Australia, sukses menghancurkan Papua Nugini
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd