Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hamidah dan Anaknya

#20 Ayo Terusin, Cepat Keluarin

Suara langkah kaki Ratna telah menjauh ke belakang. Ratna menuju ke kamar mandi.


“Ayo terusin, cepat keluarin,” kata Hamidah.


Anwar pun langsung menggerakkan pinggulnya dengan cepat sesuai arahan ibunya.


Crottt… Crotttt… sperma Anwar menyembur di rahim ibunya. Permainan selesai. Hamidah segera memakai bajunya dan keluar dari kamar Anwar.


Hamidah segera masuk ke kamarnya. Sudah ada anaknya, Fadian yang telah terlelap.


Tak lama kemudian suara langkah kaki langkah Ratna terdengar kembali ke kamarnya.


Hamidah bersyukur, Ratna tak mengetahui kejadian malam itu.


***


Hamidah dan Anwar terus melanjutkan hubungan terlarang itu. Jika ada kesempatan, mereka sering bermesraan di rumah hingga melakukan persetubuhan.


Hubungan ini nampaknya mulai dicurigai oleh Ratna. Hamidah jadi lebih perhatian ke Anwar saat di rumah. Ratna kadang juga melihat ibunya dan Anwar melakukan hal yang tak wajar.


Pernah Ratna memergoki Hamidah memeluk mesrah Anwar, hal yang berlebihan jika disebut kasih sayang ibu ke anaknya. Kemudian Hamidah melepas pelukan itu saat melihat ada Ratna.


Kecurigaan Ratna itu bertambah, saat suatu malam ia tak melihat ibunya di kamar. Ia curiga ibunya tidur di kamar Anwar, namun Ratna belum berani menanyakan soal itu.


Hingga pada akhirnya, ia mendengar suara aneh di kamar Anwar. Ratna mendengar suara desahan dari kamar Anwar.


Ratna kemudian menempelkan telinganya di pintu kamar Anwar.


“Ahhh, terus, enak,” suara Hamidah mendesah.


Ratna pun syok dengan suara tersebut. Ia kemudian mengecek kamar ibunya, benar saja ibunya tidak ada. Hanya ada adiknya.


Ratna seperti mimpi mendengar suara tersebut. Ia masih penasaran apa yang dilakukan ibu dan adiknya itu. Apakah benar keduanya melakukan hal-hal yang tidak wajar.


“Udah bu, mau keluar, uhhh,” kali ini suara Anwar terdengar.


Jantung Ratna makin berdebar-debar. Tak percaya apa yang telah dilakukan ibu dan adiknya.


Ratna pun pelan-pelan kembali ke kamarnya, ia takut ketahuan menguping di kamar Anwar.


***


Suatu malam, Ratna duduk di ruang tamu.


“Kamu tidak tidur nak? Tanya Hamidah.


“Enggak bu, belum ngantuk,” ucap Ratna.


Hamidah malam itu menunggu Ratna dan Fadian tertidur agar segera bisa masuk ke kamar Anwar. Birahinya kembali muncul malam itu. Sementara Anwar sudah ada di kamar.


“Adikmu sudah tidur semua ya,” tanya Hamidah.


“Fadian pasti tidur jam segini, nggak tahu kalau Anwar,” ujar Ratna.


Setelah menunggu 15 menit, Ratna tak kunjung masuk ke kamarnya. Hamidah sudah tidak sabar.


“Saya coba cek apakah adikmu, Anwar sudah tidur,” Hamidah punya alasan mau ke kamar Anwar.


“Ngapain dicek bu, anak sudah besar,” ujar Ratna.


Kecurigaan Ratna pun kian bertambah. Tak biasanya ibunya bergelagat aneh seperti ini.


Hamidah berjalan ke kamar Anwar. Mengetuk pintu Anwar.


“Sudah tidur nak?” tanyanya.


“Belum bu,” jawab Anwar.


“Oh, yaudah, aku lagi sama kakakmu,” ucap Hamidah.

Hamidah pun kembali ke Ratna.


“Ibu kok perhatian lebih sekarang ke Anwar?” tanya Ratna bikin Hamidah agak kebingungan.


“Eeee, gak kok, perhatian ibu sama ke kalian semua,” ucapnya.


(Bersambung)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd