Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI HISTORY OF AXEL

Ntar jg macet,req banned,lalu ganti id seperti biasa,basii :ngacir:
 
AXEL #5 BRUTAL ASSAULT


Weekend yang di nanti para pasangan remaja untuk menghabiskan waktu dengan kekasih akhirnya kembali datang, , tak terkecuali bagi dua orang remaja kelas 1 SMA NEGERI RRR yaki Hito dan Rosma. Karena saking asyiknya mereka pacaran dan jalan-jalan di Mall membuat mereka terutama Hito tidak sadar bahwa sedari rumah ia sudah diikuti seseorang. Bahkan sampai mereka berdua keluar dari Mall menaiki CRV Putih yang di kendarai Hito, mereka tetap tidak tahu. Entah karena mereka yang sama sekali tidak peduli dengan keadaan sekitar bahwa ada seseorang berpakaian serba hitam mengawasi tindak-tanduk mereka berdua.

Sosok asing tersebut pada dasarnya bukanlah sosok "asing" buat Hito dan Rosma, dia adalah Axel. Axel sekarang ini tengah mengekor beberapa meter di belakang CRV Putih. Axel membuntuti dengan mengendarai Vario. Ia mengenakan pakaian serba hitam termasuk helm full face. Axel terus menjaga jarak. Mobil yang ia buntuti di kendarai oleh Hito dan Rosma pacarnya. Axel yang mulai bosan membuntuti orang pacaran, timbul semangatnya saat mobil Hito mulai mengarah mendekati SMA SWASTA RRR. Ini pertanda Hito sedang menuju rumah Rosma. Dan prediksi Axel benar, Hito memang mengantar Rosma pulang. Tetapi Axel kembali merasa kesal karena Hito ikut turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

“Bidjiii emang Hito. Pasti ngewe dulu mereka,” geram Axel.

Mau gak mau Axel mesti menunggu sampai Hito keluar dari rumah Rosma. Axel berhenti di perempatan, cukup jauh tetapi dari sini ia bisa mengamati mobil CRV yang terparkir di depan rumah. Sore itu kawasan perumahan ini sepi. Axel pun merokok di atas motornya yang terparkir tepat di bawah pohon nan rindang. Tepat ketika rokok yang Axel hisap tinggal tersisa puntungnya, Axel melihat Hito keluar dari rumah.

Axel segera kembali memakai buff serta helm full face yang ia tutup kacanya. Axel menekan-nekan gasnya, menunggu momen yang tepat. Saat mobil CRV sudah bergerak perlahan, Axel tancap gas! Axel memepet mobil dari sisi kanan, kemudian Axel memukul spion kanan mobil dengan kunci inggris yang ia selipkan di balik pinggang.

BRAK !

Kaca spion bukan cuma pecah namun juga patah terkulai. Axel tidak puas, ia juga memukul kap mobil depan hingga berbekas baretan panjang,

“Anjinggg, apa-apaan nih !” pekik Hito marah. Ia tentu saja kaget sekaligus emosi tingkat dewa karena motor yang entah datang dari mana tahu-tahu sudah merusak kaca spion dan kap mobil. Apalagi setelah melakukan penyerangan, motor tersebut tancap gas ! Hito yang tidak terima jelas saja langsung mengejar sang pengendara motor yang berpakaian serba hitam. Hito benar-benar tidak tahu kenapa sang pengendara motor merusak mobilnya.

Axel melihat dari kaca spion motor dan senang karena ia sukses memancing amarah Hito. Hito kini mengejar dirinya. Axel segera tancap gas, ia yang sudah hafal kawasan ini segera mengarahkan motor keluar dari area perumahan menuju ke lahan kosong berupa lahan kebun pisang yang tidak jauh dari sini. Sementara Hito, tidak berpikir panjang. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih tdan tidak sadar sedang di giring oleh sang pengendara motor yang sudah tancap gas. Meski jauh namun motor tersebut masih terlihat oleh Hito. Karena tidak mau kehilangan jejak, Hito menambah kecepatan. Ia sudah tidak peduli mengarah kemana, yang jelas ia terus menguntit motor. Ingin rasanya Hito menabrak motor dari belakang tetapi Hito masih bisa mengendalikan nafsu membunuhnya. Ia memang tidak berniat membunuh orang yang tanpa alaasan jelas merusak mobilnya. Tapi ia tetap ingin memberikan pelajaran, ya dengan menghajar orang tersebut.

Hito mulai kesulitan menguntit ketika jalanan semakin kecil dan banyak cabang berupa perempatan serta pertigaan kecil. Sang pengendara motor semakin gesit dan semakin sering berbelok-belok membuat Hito kesal, hingga akhirnya ia kehilangan jejak. Hito kemudian menepikan mobilnya di sisi jalan yang banyak di tanami pohon pisang. Sementara di seberangnya ada beberapa rumah, namun menilik dari kondisi rumah yang rusak, tidak terawat, sudah pasti rumah-rumah ini tidak ada penghuninya.

Hito kemudian turun dari mobil dan melihat di sekelilingnya. Selain kesal karena sudah kehilangan jejak sang pengendara motor, Hito menyadari ia tidak tahu dimana ia sekarang berada.

“Anjinggg !!” umpat Hito saat mengecek kaca spionnya yang tergantung patah, lecet serta penyok di kap depan juga membuat Hito makin kesal bukan kepalang. Mobil baru dua minggu keluar dari dealer udah seperti ini! Terbayang sudah Ayahnya yang marah melihat kondisi mobil barunya rusak. Yang terpikir Hito sekarang ini adalah ia tidak langsung pulang tetapi mampir ke bengkel untuk segera memperbaikinya sebelum Ayahnya marah-marah. Saat Hito sedang mengecek google maps di ponselnya untuk mencari tahu jalan menuju jalan besar dan bengkel mobil terdekat, tanpa ia sadari bahaya sedang mengintainya.

Axel yang masih mengenakan masker dan helm full face hitam, mengendap-endap di belakang Hito yang lengah. Kemudian tanpa ragu, Axel menghantamkan kepala kunci Inggris ke pundak kanan Hito!

BUGH!

Hito berteriak kesakitan dan ponselnya terjatuh.

Selanjutnya kepala kunci inggris terus Axel hantamkan ke punggung, perut Hito yang tidak berdaya mendapat serangan tiba-tiba. Serangan pertama di pundak yang ia terima membuat mental Hito drop. Saat Hito terbaring di tanah dan reflek melindungi kepalanya, Axel terus menginjak-injak kepala serta badan Hito.

BUGH!BUGH!BUGH!BUGH!BUGH!BUGH!BUGH!BUGH!BUGH!BUGH!BUGH!BUGH!

Axel menghajar Hito sambi bersiul dan tidak keraguan di setiap perbuatannya. Sebuah sepakan kakki Axel yang mengenai muka Hito membuat Hito pingsan telentang dengan hidung dan mulut berdarah. Namun Axel belum puas, ia ingin memberikan kenangan seumur hidup untuk Hito.

CRASH !!

Axel mengayunkan kunci inggris menyambar pelipis Hito hingga sobek dan tentu saja berdarah-darah. Meski Hito tengah pingsan, tetapi ekspresinya tetap menampakkan rasa sakit. Baru Axel puas hatinya. Lalu dengan bersiul-siul dan menimang-nimang kunci inggris yang ujung terkena bercak darah Hito, Axel berjalan kembali ke tempat ia memarkir motornya di tempat tersembunyi tidak jauh dari situ.

“Hito, lo mesti bangga kawan karena elo gue jadikan martir. Dengan begini lo gak akan terlibat dalam tawuran dan otomatis nyawa lo akan selamat dari tawuran berdarah,” gumam Axel sambil memandang Hito, teman sekelasnya yang paling dekat dengan dirinya, terkapar dengan luka cukup parah.

“No hard feeling dude, kita gak akan berjumpa lagi. Lo memang kawan yang baik dan hal itu membuat elo jadi adalah umpan yang sempurna,” lanjut Axel kemudian tancap gas memacu motornya.


***

2 jam kemudian…di sebuah ruang karaoke…

Lagu “Somebody I Used To Know” dari Gotye mengalun tapi tidak ada yang mengambil mic untuk menyanyikannya. Karena dua sejoli yang tengah berada di dalam ruang karaoke, sedang bercumbu, berciuman dengan penuh nafsu. Keduanya saling balas memagut bibir satu sama lain. Kemudian ciuman Coki, sang cowok, turun mengarah ke leher Kirana, pacarnya. Kirana melenguh dan kemudian tangannya menyambar satu gelas minuman yang sudah terisi Black Label. Kirana menenggak minuman tersebut namun tidak langsung ia telan. Ia memegangi kepala Coki yang sudah merambat turun menciumi dadanya yang masih tertutup tanktop. Kirana lantas menyambar bibir Coki dan memindahkan cairan alkohol dari dalam mulutnya ke mulut Coki. Nafsu Coki berlipat-lipat, ia meneguk alkohol dari mulut pacarnya dengan senang hati, bahkan ia hisap-hisap mulut Kirana dan lidahnya merojok bergerilya di dalam mulut Kirana seolah mencari sisa alkohol yang tertinggal.

“Beb, ayo ngewe,” bisik Coki saat menciumi kuping kanan Kirana. Tanpa menunggu jawaban Kirana, tangan kiri Coki masuk ke dalam rok yang di kenakan Kirana, ia berupaya menarik celana dalam Kirana. Namun Kirana menepis tangan Coki dan mendorong kepala Coki menjauh.

“Kenapa Beb? Di sini aman, gak akan ketahuan dan tidak ada CCTV tersembunyi di ruang karaoke yang satu ini,” bujuk Coki yang udah sange.

Kirana tersenyum.

“Tunggu sini, gue mau ke kamar mandi dulu,” kata Kirana sembari merapikan kaos serta roknya, tidak lupa ia menyambar ponselnya.

“Jangan lama-lama beb.”

“Iyah, lo nyanyi aja dulu beb.”

Kemudian Kirana keluar dari ruang karaoke dan menuju ke kamar mandi cewek. Kirana langsung masuk ke dalam salah satu bilik. Kirana mengambil ponsel dan mengetikkan sesuatu di layar SMS.

nomor 27

Lalu ia kirim kepada satu nomor yang secara random ia berikan nama ITA LAUNDRY.

Dengan gugup, Kirana menunggu balasan. Lalu setelah satu menit yang seperti satu jam, muncul balasan.

Sudah di depan 27. Lima menit lagi lo bisa balik ke sini

Kirana tersenyum. Sudah terbayang ponsel iPhone 11 Pro Max dalam benaknya, sebentar lagi.

Di saat yang sama, seseorang yang memakai jaket yang hoodienya di tegakkan serta full masker berdiri di depan ruang karaoke nomor 27. Dari kaca yang ada di pintu, ia mengintip di dalam. Coki sedang bernyanyi, dari pantulan layar TV karaoke, ia duduk di sofa paling ujung.

Kemudian, dengan gesit orang ini membuka pintu lalu berlari meloncati meja dan mengarahkan tendangan ke arah muka Coki.

BUAGH !

Wajah Coki terhantam dengan telak, ia pingsan tersandar di sofa dengan kondisi posisi hidung sedikit miring dan mengeluarkan banyak darah. Karena saking cepatnya, Coki benar-benar tidak tahu apa yang terjadi selain ia mendengar pintu terbuka dari luar dan sosok serba hitam melesat masuk dan selanjutnya ia tidak ingat apapun.

“Ups, sepertinya gue terlalu kencang, sori bro,” kata orang tersebut yang kemudian duduk di samping Coki. Dia kemudian membuka maskernya dan meneguk Black Label. Lalu dengan santai, dia mengetikkan judul lagu di layar pencarian lagu.

SEX ON FIRE

Setelah menyalakan rokok yang ia ambil dari rokok Coki yang tergeletak di atas meja, orang ini mengambil mic dan mulai bernyanyi dengan penuh semangat!



Orang itu siapa lagi kalau bukan Axel.

Sementara Kirana yang gelisah di kamar mandi, memutuskan kembali ke ruangan karena lima menit sudah berlalu. Saat berada di depan ruang nomor 27, ia samar mendengar seseorang tengah bernyanyi. Lantas ia pun masuk ke dalam.

“Xel, Coki..dia gak mati kan?” tanya Kirana terbata-bata karena ia melihat Coki, pacarnya tergolek lemas di sofa dengan hidung berdarah-darah.

Axel menarik Kirana duduk di sampingnya ketika ia selesai bernyanyi.

“Enggaklah, dia cuma bobo nyenyak,” kata Axel sambil menatap Kirana.



Nafsu Axel tergugah juga melihat Kirana, sang Kakak kelas yang sangat seksi sekali dengan rambut tergerai dan tank top yang ia kenakan memiliki belahan dada yang mengekspose toket nan mengkal. Kirana berada dalam list cewek di sekolah yang ingin Axel tiduri, tetapi belum sempat untuk Axel prospek lebih jauh.

Untuk memuluskan rencana malam ini, Axel menggunakan semua kekuatan yang ia punyai. Bukan cuma kekuatan untuk berkelahi, namun kekuatan uang serta penampilan fisik yang sangat di atas rata-rata, benar-benar ia maksimalkan. Pagi tadi ia menelepon Kirana dan meminta bantuan, bantuan yang membuat Kirana terperangah kaget dan mengumpat kasar.

“Gila lo yaa!sakit jiwa lo!” bentak Kirana di ujun telepon.

Tentu saja Kirana memaki-maki Axel karena Axel, adik kelasnya yang berparas bule nan ganteng, tiba-tiba menelepon dan meminta dirinya untuk mengajak Coki, pacarnya ke Gold Coast, salah satu tempat Karaoke di Kota RRR. Axel sengaja memilih tempat yang berdekatan dengan SMA SWASTA RRR.

“Coki hutang duit sama gue, tetapi sebenarnya gue gak masalah duit gue di pinjam. Tetapi dia selalu menghindar bahkan sikap dia yang sok banyak banyak duit, bikin gue kesal. Memang lo suka punya cowok yang terkenal sering ngutang di mana-mana?” Axel mengeluarkan akal bulusnya yang sudah jelas sebuah kebohongan.

Kirana terdiam.

“Lo cukup ajak Coki ke salah satu ruang di lantai 3 yang eksklusif, buat dia enjoy, lalu lo ke kamar mandi , kirim teks ke gue nomor ruangan, tunggu 5 menit di kamar mandi. Done.”

Kirana masih terdiam, namun sebelum ia hendak menutup telepon. Axel yang tahu Kirana punya sifat matre langsung mengeluarkan tawaran yang ia tahu benar tidak akan bisa Kirana tolak.

“Tentu saja bantuan dari elo tidak gue minta gratis. Lo butuh ponsel baru gak? iPhone 11 Pro Max 512 GB mau?”

Kirana terdiam, namun Axel tahu, Kirana tidak bisa menolak. Karena logikanya, terlepas apapun tawaran dari Axel, ia sudah menutup sambungan telepon.

“Ini gue gak maksa sih, kalau lo gak bisa yaudah, mungkin ada teman lain yang lebih butuh ponsel iPhone paling baru…”

“Tu-tunggu!”[/i] sergah Kirana saat Axel sudah menutup telepon.

Axel tersenyum riang.

Kini, rencana Axel menghajar Coki, kakak kelasnya di SMA NEGERI RRR yang juga punya hubungan pertemanan cukup dekat dengan dirinya, sukses terlaksana.

“Done, udah gue transfer, lebih dari cukup buat lo beli iPhone idaman lo,” kata Axel sembari menunjukkan layar M-Banking transfer ke rekening Kirana.

Kirana terkejut karena Axel mentransfer sangat banyak, bahkan ia bisa membeli 2 iPhone 11 Pro Max 512 GB dengan uang yang Axel transfer.

Kirana bingung karena kemudian, Axel berdiri di hadapannya dan memelorotkan celananya dan mengeluarkan penisnya yang sudah mengacung tegak. Sejenak Kirana terpana melihat keperkasaan penis Axel yang putih berurat dengan diameter mengerikan.

“Gue sengaja transfer dua kali lebih banyak karena selain bantuan elo yang barusan, gue ingin minta sesuatu lagi dari elo. Kirana, puasin gue malam ini..”

Kirana berdebar-debar, ia tidak sanggup menolak. Apalagi tadi nafsunya juga sempat naik saat bercumbu dengan Coki. Kirana diam tetapi ia menggerakkan tangan menggenggam penis itu, rasanya hangat dan berdenyut karena yang punyanya sedang terangsang, lalu tangannya mulai mengocok batang itu.

“Ohhh…so good..” puji Axel sambil membelai rambut Kirana itu.

Lalu Kirana dengan penuh nafsu menjilati seluruh batang penis Axel, terkadang buah pelirnya pun diemut. Kemudian dia menyibak rambutnya dan membuka mulut mengarahkan penis itu ke mulutnya. Memberikan blowjob kepada orang lain sementara pacarnya berada di dekatnya dalam kondisi pingsan, membuat birahi Kirana terpacu! Axel mengerang nikmat, Kirana ini berbeda dari korban Axel lainnya yang umumnya pasif atau melakukannya. Teknik oral seks Kirana ini sungguh profesional, batang penis itu dikulum-kulum dalam mulutnya dan juga diputar-putar dengan lidahnya, tangannya pun memijati buah zakarnya dengan lembut.

Setelah puas menikmati pelayanan mulut Kirana itu, Axel menarik lengan Kirana agar bangkit dari sofa dan memapah Kirana bersandar ke tembok terdekat. Baju dan branya telah terbuka dan rok mininya tergulung ke atas memperlihatkan organ-organ kewanitaanya.

Axel memasukkan jari ke dalam vagina Kirana itu yang membuat si Kirana tersentak dan mendesah. Kemudian mulutnya melumat payudara kanan si Kirana. Dengan rakus mulutnya menyedoti payudara montok itu sesekali giginya menggigit ringan putingnya yang menggemaskan. Si Kirana memejamkan mata menikmati serangan sang playboy sambil mendesah dan meremasi rambut Axel. Axel juga mengusap-usapkan jarinya pada klitorisnya sehingga Kirana itu makin diamuk birahi, membuat tubuhnya bergetar.

Tak lama kemudian si Kirana merasakan jari yang mengorek kemaluannya dikeluarkan lalu berganti sebuah benda tumpul lain yang menekan-nekan belahan bibir kemaluannya. Axel mengangkat kaki kanan Kirana itu hingga sepinggang, lalu pelan-pelan dia tekan masuk penisnya ke vagina yang telah becek itu.

“Uuhh…!” si Kirana merintih sambil memeluk Axel lebih erat merasakan setengah dari batang itu melesak masuk ke vaginanya yang sudah tidak perawan itu. Gila keras dan gede banget, ugh rasanya seperti kembali di perawani, batin Kirana dalam hati dan mengigit bibir bawahnya karena penis Axel memang terlalu besar buatnya.

“Enak say ?” tanya Axel berhenti sejenak memperhatikan ekspresi wajah si Kirana yang meringis menahan nyeri.

Kirana mengangguk dan setelah ekspresi wajahnya kembali normal, Axel mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vagina si Kirana. Tubuhnya tersentak-sentak karena Axel dengan penuh nafsu menghujam-hujamkan batang kemaluannya dalam jepitan vagiananya, tangannya meremas bongkahan pantatnya dengan gemas. Axel lalu mendekatkan wajah mencium bibir tipis Kirana dan Kirana menyambut pagutan bibir Axel dengan penuh gairah. Permainan lidahnya bahkan lebih dahsyat dari Axel, mereka terlibat adu lidah yang panas sampai air liurnya menetes-netes dari bibir masing-masing. Erangan-erangan tertahan terdengar di tengah percumbuan itu.

Axel terus menggenjot Kirana itu sambil terlibat dalam ciuman yang panas dan cukup lama, hampir lima menit. Begitu mereka melepas bibir, nafas mereka sudah demikian menderu-deru dan berusaha mengambil udara segar. Axel lalu mengangkat kaki si Kirana yang satunya sehingga tubuhnya tidak berpijak di tanah lagi. Si Kirana juga memeluknya lebih erat dan melingkarkan kakinya di pinggang Axel sementara kedua pahanya disangga Axel.

Hujaman penis itu makin terasa dalam dalam posisi ini. Baru kali ini Kirana di setubuhi sambil di gendong seperti ini, Axel sungguh perkasa !

“Ohhh…terushh…terus…Axel !” Kirana itu menceracau karena merasakan sudah mau mencapai puncak.
Vagina Kirana itu makin basah saja sehingga penis Axel bergerak makin lancar karena cairan itu melicinkan dinding kemaluannya. Tubuh keduanya bergoyang kian liar, beradunya kedua jenis kelamin itu menimbulkan bunyi seperti suara tepukan bercampur suara kecipak akibat pengaruh cairan kewanitaan yang membasahi daerah itu. Bercak keringat nampak membasahi baju keduanya. Kirana yang terlebih dahulu mencapai klimaks, Kirana mengeratkan pelukan dan menciumi bibir Axel saat ia di hantam gelombang kedutan di kemaluannya.

Axel sendiri sudah berada di ambang batas, ia menurunkan Kirana sehingga ia berlutut di lantai.

Suck it!!” perintah Axel.

Kirana menggenggam batang Axel dan diarahkan ke mulutnya. Axel mengerang nikmat merasakan hisapan-hisapan Kirana pada penisnya, gadis ini memang sungguh ahli menyenangkan pria, gelitikan lidahnya pada kepala penisnya yang bersunat membuatnya menceracau minta terus dan lebih. Sekitar tiga menitan saja Axel sudah mengeluarkan pejuhnya di dalam mulut Kirana.

“SUCK IT TILL THE LAST DROPPP !” lenguhnya sambil meremas rambut gadis itu.

Kirana kembali mempertunjukkan keahliannya mengisap penis, ia menelan setiap tetes pejuh yang keluar agar tidak tersedak atau meluber keluar mulut dan kali ini Kirana benar-benar berjuang keras agar tidak tersedak karena pejuh Axel luar biasa banyak. Axel memejamkan mata meresapi klimaksnya, hisapan Kirana serasa mengirimnya ke sorga. Kirana pun akhirnya mengeluarkan batang itu dari mulutnya setelah tidak ada lagi cairan yang keluar. Dia sedikit terbatuk begitu melepas benda itu dari mulutnya. Ia mengambil tisu untuk menyeka mulutnya. Untuk menghilangkan aroma pejuh di rongga mulut, Kirana meneguk Aqua dan meminum satu sloki Black Label.

Kemudian Kirana merapikan pakaian. Karena rencana Axel masih belum sepenuhnya selesai.

“Xel, tolong jangan pukul keras-keras ya, pliss” pinta Kirana memelas.

“Iya tenang saja, gak akan keras-keras kok, lo hitung mundur gih, satu sampai lima.”

Kirana menghela nafas. “Benar ya jangan keras-keras, lima..empat…tig-”

BUGH!

Kirana tidak menyelesaikan hitungan mundur karena tiba-tiba Axel menghantam pelipis Kirana dengan asbak kaca yang cukup tebal.

Kirana pingsan di lantai dengan pelipis berdarah.

Axel menatap Kirana dan Coki.

Rencana Axel adalah membuat skenario dimana seolah-olah keduanya di serang saat sedang karaoke. Tidak lucu kalau hanya Coki yang pingsan, maka ia perlu Kirana untuk menyempurnakan TKP. Saat siuman nanti, Kirana tinggal bercerita mereka di serang oleh beberapa orang bertopeng.

Tetapi Axel belum merasa puas, ia lalu menelanjangi Kirana. Ia lepas rok serta celana dalamnya hingga sampai di bawah lutut. Tanktop serta bra Kirana juga ia tarik hingga di atas perut, menampakkan kedua payudaranya yang sekal. Axel kemudian menenggak isi botol Black Label tersisa sedikit lagi. Setelah botolnya kosong, Axel memegang leher botol lalu ia ayunka ke arah kepala Coki.

DUGH !

Botolnya tidak pecah.

DUGH ! DUGH !

Botol tidak kunjung pecah. Namun dari sela rambut dan dahi Coki, mengalir darah segar.

“Keras juga nih botol, apa kurang keras ya gue mukulnya, ah tar kalau kekencengan, bisa mati beneran nih si Coki. Okela, sudah cukup.”

Axel membuang botol lalu ia menatap TKP dan ia sangat puas.

“Kalau sudah begini, semuanya akan mengarah ke anak SMA SWASTA RRR sebagai pelaku penyerangan Hito dan Coki sebagai tindakan balas dendam atas serangan kepada Hendri, fu…fu…fu…”

Sambil bersiul, Axel keluar dari ruang karaoke dan kemudian turun dengan tangga darurat. Di bawah ia bertemu dengan seorang sekurity.

“Gimana bos, udah beres urusan?” tanyanya sambil senyum-senyum.

Axel merogoh uang di saku celananya, lima lembar uang 100 ribuan.

“Buat beli rokok bang.”

“Aih ngrepotin nih, makasih yak bos. Tenang aja bos, gue jamin aman sesuai perintah.

Axel mengacungkan jempol lalu ia keluar dari pintu belakang.

Saat di atas motor, Axel mengeluarkan ponsel dan menelepon seseorang.

“Selamat malam Papah..”

“Halo koboi..”

“Pah, lagi di Surabaya?”

“Yep, di hotel Merlin seperti biasa. Jadi kamu kesini besok?”

“Jadi donk.”

“Oke, besok kita ketemu di resto hotel pas makan siang, udah lama papah gak makan siang bareng jagoan Papah.”

“Siap. See u soon Dad..Take care..”

“See u tommorow Son..”

KLIK.

“Fuah, hari yang melelahkan tapi so satisfying…” gumam Axel.

Lalu Axel pun melajukan motornya, bukan menuju ke rumah, tetapi menuju ke hotel dekat bandara, karena besok pagi ia mesti terbang ke Surabaya untuk menemui Papanya selain untuk makan siang bareng, ia juga hendak meminta “restu” orang nomor 1 dalam hidupnya .


XXX *** XXX



 
Terakhir diubah:
Widdih nambah satu lagi nich koleksi bacaan gue selain si joni bos kecil ramah....waddaaw makin nikmat aje nich mata di manjain sama cerita suhu morguevanguard n suhu joni...aajjjiibb lah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd