Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY HOLY GRAIL WAR - Update Side Story: Adam's Bad Ending !

Siapa yang harus jadi 5 member / ex member kandidat?

  • Gracia

    Votes: 121 45,3%
  • Shani

    Votes: 119 44,6%
  • Vanka

    Votes: 91 34,1%
  • Kinal

    Votes: 42 15,7%
  • Naomi

    Votes: 133 49,8%
  • Vienny

    Votes: 88 33,0%
  • Melati

    Votes: 54 20,2%
  • Yupi

    Votes: 120 44,9%
  • Silahkan comment jika tidak ada pilihannya disini

    Votes: 25 9,4%

  • Total voters
    267
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Chapter 32: Melody of Redemption
Notes: Mohon maaf chapter kali ini tanpa ilustrasi, karena TS sudah agak lelah menulisnya dan belum menyiapkan ilustrasi sama sekali. Jadi mohon maaf yak :D




Rooftop Melody’s Villa.


“B-Bagaimana kalian bisa melewati seluruh penjagaan?!” Tanya Melody terkejut penuh keringat dingin melihat duo paling berbahaya tersebut berdiri menutup pintu keluar dari rooftop villa miliknya itu.



Kodrat si babi bertubuh besar berdiri menyeringai, mengucurkan air liurnya dari mulut kotor tersebut. Natalia juga tampak menyeringai duduk dibahu budak sex berperawakan kekar gendut tersebut, menatap mangsa berhijab yang sudah tersudut dengan raut penuh kepanikan.



“Emang elo tuh lonte paling arogan yang pernah gue tau ya… Lo pikir penjaga – penjaga lemah dibawah itu bisa menghalangi kita? Pake Dhey segala untuk ngejagain pula, dasar mucikari bangsat!” Bentak Natalia yang sudah geram seraya turun dari Pundak Kodrat.



Natalia memang sudah geram pada Melody yang menjual informasi keberadaan para member dan ex-member kepada peserta Holy Grail, termasuk budaknya kini, Kodrat. Meski sifat Natalia yang kasar dan frontal, ia mengutuk keras penjualan informasi tersebut, korban yang telah berjatuhan sudah banyak, termasuk Yona dan Shanju yang diperkosa Kodrat.



Kini yang ada di benak Natalia hanya satu, yaitu Penebusan atas segala perbuatan Melody.



“O-Oke… Tenang ya… Kita bicarakan ini baik – baik…” Balas Melody berusaha menenangkan Natalia.



“Baik – baik kau bilang?”



“Korban yang berjatuhan dari tangan si babi ini saja sudah puluhan, belum lagi dari peserta Holy Grail lainnya…” Lanjut Natalia geram sambil memecut Kodrat dengan rantai anjing yang terpasang hingga leher budak sexnya itu.



“Ngoikk! Ngoikkk! Ngoikkhhh!!!” Kodrat melolong mendapati pecutan dari nyonya besarnya itu.



“Kodrat!” Sahut Natalia tegas.



“Guaarghh!!! Apa perintahmu, nyonya? Nguehehehe…”



“Rusak lonte satu itu!” Perintah Natalia.



Mendengar perintah itu, Melody yang panik sontak mundur satu langkah berusaha mencari jalan keluar, namun Kodrat menerjang membabi – buta lebih dulu hingga sudah berada dihadapan wanita berhijab itu.



Kemudian digenggamlah kedua tangan Melody dengan satu tangan perkasa Kodrat, ia mengangkat Melody dengan mudahnya lalu membanting wanita tersebut ke lantai dalam posisi tersungkur menungging. Tanpa menunggu lama lagi, sang babi segera merobek paksa seluruh pakaian Melody kecuali hijab putihnya sembari mengendus – endus leher Melody hingga punggungnya.



“Tidak! Kodrat! Natalia! Jangan lakukan ini, tolong! Kalian salah orang… Aku hanyalah informan! Tolong lepaskan!” Ucap Melody menggelinjang berusaha melawan meski tenaganya tak sama sekali menyamai Kodrat.



“Lonte… Sudah bikin marah nyonya… Ngoikkkk… Harus dirusak…” Ucap Kodrat lirih penuh nafsu mendekatkan wajah buruk rupanya mendekati wajah Melody.



“HIIIKKKK!!! Tidak! Tidak! Jangann!!! Aku akan berikan kalian apapun yang kalian mau! Tolong jangan sakiti aku!” Ronta Melody penuh kengerian melihat pejantan buas sudah memposisikan kontolnya di pantat Melody yang putih dan bersih menungging.



“Inilah rasanya menjadi korban dari nama – nama yang kau sebutkan itu…” Ucap Natalia tersenyum menonton sang informan hendak diperkosa.



Situasi berubah ironis, kini Natalia duduk di kursi tempat Melody duduk sebelumnya sambil menuangkan wine pada gelas yang digunakan Cero, sambil menonton Melody yang tersiksa.

ZLEBBBB ZLEBBB ZLEBBB



“AAAAKKKHHHHH!!! SAKITTT!!! GEDE BANGETT AKKHHH!!!” Erang Melody melolong keras.



Kodrat menghujamkan kontol gemuknya ke lubang anus Melody sambil menampar – nampari permukaan memek merah mudah Melody. Tanpa memikirkan rasa sakit lawan mainnya, ia menghentakkan pinggulnya begitu keras menerobos lubang anal Melody.



“NGOOIIKKHHHH!!! NGOIKKKHHH!!”



Ia meremas toket Melody yang bersih dan sudah terekspos itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya menampar – nampari memek wanita malang tersebut.



“AAAHHHH!! AHHH!! AHHHH!! SAKITHHH!! SAKITHHH ANJINGGHH!!” Lolong Melody tak berdaya.



Melody menjulurkan lidahnya disetiap hentakkan, dorongan keras tersebut terasa menyodok hingga ubun – ubunnya. Bahkan mantan pacar hingga suaminya belum pernah memberikan ia sensasi seluar biasa ini. Ia berusaha merangkak menjauh, namun pada setiap hentaknya, Kodrat selalu menarik kembali pinggul Melody yang kecil dibanding ukuran tubuhnya.



“Akkhh… Udah… Tolong hentikann…” Ucap Melody dengan benak yang sudah kacau bercampur dengan rasa panik.



ZLEBBB ZLEBBB ZLEBBBB



Ia merasakan keringat serta cairan precum yang keluar dari kontol Kodrat justru membuatnya gila akibat rasa nikmat. Kemampuan Dis-Member Kodrat rupanya berpengaruh pada lubang pantat Melody.



“Menahan kontol babi ini saja tidak kuat, tapi pakai acara membocorkan nama – nama member segala… Gak malu lo, lonte? Hahahaha!” Bentak Natalia.



“Nat… Plisss… Ahhhh… Uhhhhh… Suruh dia berhentiihhhh…” Pinta Melody dengan wajah memelas menahan rasa sakit dan nikmat.



“NGOOOOUHHHHHHH!!!”



Kodrat bergetar memberi isyarat kontraksi, rupanya lubang pantat dari wanita berhijab itu terasa begitu nikmat untuk kontolnya. Ia bergetar menuju orgasme, seraya mempercepat pergerakan dan memperkeras tamparannya pada memek Melody.



PLAKKK PLAKKKKK ZLEEBBB



“Ahhhhh!!! ANNNHHHHHH!!! GILAAAAAKKK!” Racau Melody hampir kehilangan kesadarannya.



“NGOOOOUUHHHHHH!!!”



SPPLRRTTT SPLLRRTT SPLRRTT



Kodrat menyemburkan cairan air maninya kedalam lubang pantat Melody dalam hentakkan yang sangat keras hingga membuat wanita tersebut tersungkur. Dalam posisi menungging, air mani tampak menyeruak keluar lubang pantat Melody, begitu pula air mani Kodrat yang masih menyemproti permukaan pantat wanita tersebut.



“Huff… Hufff.. Huff…” Melody tampak menjulurkan lidahnya dengan posisi kepala menempel pada lantai, berusaha mempertahankan kesadarannya.



“Nguehehehee… Enaakk… NGOOOOIKKKHHH!”



Melihat celah Kodrat yang sedang lengah mengurut kontolnya, Melody yang nafasnya tersengal – sengal pun menggapai botol wine di meja, kemudian ia lemparkan kearah Natalia sebagai pengalihan untuk kabur.



PRANKKK



“Ahhh!” Natalia mengerang kesakitan mendapati botol tersebut pecah mengenai kepalanya.



“Ngoihhh?? Nyonya??!” Kodrat yang lengah pun segera meninggalkan mangsanya tersebut, berusaha menggapai Natalia yang hendak jatuh.



Melody memanfaatkan momen ini untuk kabur, ia pun beranjak setengah pincang dengan keadaan telanjang penuh air mani di pantatnya menuju pintu exit. Meninggalkan Natalia yang sedang mengelus kepalanya yang tampak berdarah akibat pecahan botol barusan di pangkuan Kodrat.



“AKKHHH!! LONTE! JANGAN KABUR LO! TUNGGU!” Teriak Natalia yang masih tampak sempoyongan di pangkuan Kodrat.



---​



Tangga Menuju Lantai 2

“Huff… Hufff… Ahhh… Sialaannn… Babi bangsat! Bisa – bisanya ia memperkosaku…” Gerutu Melody dengan nafas tersengal – sengal sambil membersihkan air mani yang melingkupinya.



Ia berusaha menuruni tangga demi tangga yang berbelok dengan segenap tenaganya, berharap Kodrat dan Natalia tidak mengejarnya. Sesekali Melody memanggil nama – nama penjaga dan anggota Melody’s Circle untuk menolongnya, namun tak ada jawaban sama sekali.



Hingga akhirnya tinggal satu kali lagi belokan menuju lantai 2, langkahnya terhenti melihat 2 sosok yang sama – sama terkejut saling pandang.



“K-Kau…” Ucap Melody terkejut.



“Astaga… Kenapa lo telanjang dah?” Ucap sosok pria berkaca mata di hadapan Melody.



“Ketemu juga akhirnya…” Lanjut gadis dengan pakaian agen rahasia.



Mereka berdua adalah Kris dan Naomi, keduanya hendak menuju rooftop menemui Melody, namun ternyata mereka bertemu di tangga. Entah kabar baik atau buruk, namun sorot mata Naomi tampak memberi tatapan tajam senada dengan tatapan Natalia barusan.



“Melody, kau ditahan atas nama Badan Intelijen, segera menghadap tembok dengan kedua tangan di belakang!” Perintah Naomi dengan kuda – kuda penuh kewaspadaan.



“N-Naomi! Kumohon tolong aku! Aku baru saja diperkosa oleh sang pemerkosa ex-member! Aku tahu kamu sedang mencari orang itu!” Balas Melody memohon.



“Apa maksudmu? Bukankah kau dan sang pemerkosa itu adalah rekan? Kau sendiri yang membantu dia dalam mencari mangsanya!” Bentak Naomi dengan benak membayangkan adiknya yang juga menjadi korban.



BRUKKK



Naomi mengunci pergerakan Melody pada tembok, mencengekram tangannya erat. Tampak toket Melody yang tak terlalu besar bergesek pada tembok dengan licin dan menggumpal.



“I-Iya! Aku dapat mengakui itu di pengadilan! Tapi kumohon tolong aku keluar dari tempat ini lebih dulu! Orang itu sangat berbahaya!” Ucap Melody menggeliat di tembok.



“Kau tak bisa menipuku… Jalang… Kau yang membocorkan keberadaan adikku pada si pemerkosa itu…” Balas Naomi agak gearam.



“H-Hey… Santai dulu…” Sahut Kris berusaha menenangkan Naomi.



“Diam! Kita kesini untuk menahan jalang satu ini!” Balas Naomi membentak Kris.



“Uhhh… Okee…” Lanjut Kris yang bungkam agak bergidik melihat reaksi Naomi yang penuh dendam.



Sial kenapa gue malah salah fokus melihat tubuh telanjang cewek ini? Terus apa pulak itu fetish yang ia miliki? Aneh banget!’ Gumam Kris dalam benaknya.



Ia tampak kesulitan untuk fokus menatap tubuh sexy telanjang dihadapannya, namun fetish yang dimiliki Melody tampak sangat aneh dibaca oleh kemampuan Eos Eyes milik Kris.



Beastiality? Itu kan ngewe sama binatang?’ Gumam Kris.



“NGOOUUUHHHHHHH!!!” Sebuah lolongan muncul dari hadapan mereka bertiga.



“Oh tidak…” Sahut Melody dengan wajah ketakutan melihat sang pengejar berhasil sampai disini.



Tampak Kodrat datang dengan raut wajah marah, begitu juga Natalia yang kepalanya sedikit mengucurkan darah. Sementara itu, Kris tampak kebingungan mencerna situasi, ditambah lagi ia sedang tidak fokus memperhatikan tubuh Melody.



“Naomi?! Ngapain lu disini?!” Tanya Natalia yang sudah terlampau kesal.



“Sang pemerkosa ex-member…” Naomi terperangah melihat Natalia datang bersama Kodrat, ia tanpa sadar melonggarkan jepitannya pada Melody.



Benak Naomi teringat pada deskripsi yang Yona berikan di apartemen saat itu ternyata menjadi kenyataan. Natalia benar – benar bersekutu menjadi kandidat Kodrat, dan pria gemuk dihadapannya itu sangatlah cocok dengan deskripsi ‘Sang Pemerkosa Ex-member’ sesuai dengan yang ia dapatkan dari Yona dan atasannya saat menginterogasi Kris.



“Kau… KAU YANG MEMPERKOSA SINKA?!” Bentak Naomi melepaskan Melody.



“N-Naomi…” Natalia terkejut, ternyata selain Shanju dan Yona, adik dari temannya adalah korban dari budak sex miliknya juga.



Ditelan oleh amarah, Naomi hendak menerjang Kodrat, namun Kris menahan pergerakan dari sang agen rahasia itu. Kris memeluk Naomi dari belakang, berusaha sekuat tenaga agar Naomi tidak menyerang pria berperawakan monster itu dengan membabi – buta,



“Tenanglah! Lo bisa hancur kalau asal menyerang orang itu! Entah kenapa, gue merasakan firasat buruk dari babi gendut itu!” Ucap Kris.



“Lepas! Ini urusan gue!”



“Tidak! Lo kan kandidat gue! Jangan sembarangan cari mati!”



Naomi terkejut dengan wajah memerah menoleh ke wajah Kris, disusul oleh Kris yang ikut memerah melihat betapa cantiknya wanita yang ia peluk. Karena canggung, ia pun melepas pelukannya pada Naomi saat sang gadis tampak sudah lebih tenang.



Situasi yang semakin kacau membuat Melody mendapatkan celah kembali, tanpa menunggu lama ia pun segera berlari menghindari keempat orang yang sedang berusaha menangkapnya itu, menuju lantai 2.



“H-hey! Tunggu lonte sialan! Lo harus tebus kesalahan lo!” Sahut Natalia hendak menyusul Melody.



Namun langkahnya tertahan oleh Naomi yang berdiri dihadapannya dengan raut tatapan tajam.



“Nat… Serahin babi peliharaan lo itu pada gue… Dia harus diadili…”



“Jangan bikin gue harus pake cara kasar Naomi… Minggir…”



Keduanya saling tatap tajam, ini adalah momen pertama dua kandidat dan peserta Holy Grail bertemu secara bersamaan. Kris yang jaraknya lebih jauh dari Kodrat pun ikut saling tatap, meski terkesan agak pengecut, namun Kris sadar bahwa nyawanya bergantung pada pria gendut seperti babi disana, ia harus mengalahkan orang itu kelak.



Seketika, suasana hening dengan kedua pasangan saling tatap lawan masing – masing untuk Holy Grail kelak, seolah sepakat untuk membiarkan Melody kabur.



---​

Ruang Tengah Lantai 2.



Langkah pelarian Melody kembali terhenti, melihat seseorang duduk disebuah kursi bak singgasana tepat di ruang tengah lantai 2, dengan wanita yang familiar baginya berdiri disamping sang pria.



“Sampai juga kau, rakyat jelata…” Ucap pria tersebut.



Sial! Apa semua anggota Melody’s Circle telah dikalahkan? Kenapa para peserta ini berhasil menerobos villa?!’ Gumam Melody.



Kesialannya tak berhenti di Naomi dan Kris, ternyata Raja Roy dan Ratu Vienny telah menunggunya di lantai 2.



“Kumohon… Biarkan aku pergi… Apa yang kau inginkan?!” Pinta Melody.



“Aku ingin melihatmu sengsara… Sebagai hukuman telah menggunakan informasi identitasku…” Balas Roy dingin.



“Apapun alasanmu, kamu sudah berurusan dengan orang yang salah, Kak Mel…” Lanjut Vienny dengan senyum khasnya.



“B-Baiklah… Aku minta maaf! Kumohon, akan kuberikan apa saja! Asal biarkan aku lewat… Aku tidak mau hancur di tangan babi itu!” Balas Melody memohon, harga dirinya sudah tak berarti kini.



Roy beranjak dari kursinya, memberikan tatapan intimidasi, seketika auranya menutup seluruh ruangan lantai 2. Seperti biasanya, pancaran aura absolutnya membuat Melody dan Vienny mematung tak bisa bergerak dihadapan raja yang sesungguhnya.



“Babi?”



“Berikan apa saja?”



“Kau pikir kau ini siapa?”



“Kau telah menggunakan identitasku… Identitas raja yang absolut ini, untuk kepentingan rakyat jelata sepertimu…”



“Dan kini yang kau takutkan adalah dihancurkan oleh babi?”



“Entah siapa babi yang kau maksud itu, tapi yang seharusnya kau takutkan adalah aku…”



“Roy.”



BRUKKK



Melody jatuh berlutut dihadapan Roy, tubuh telanjangnya mengucurkan keringat dingin, aura intimidasi Roy terlalu kuat untuk ia lawan. Pikirannya berkecamuk, rasa takut yang ia alami akibat dikejar Kodrat kini bercampur dengan rasa takut akan kengerian yang ada dihadapannya, entah apa yang akan Roy lakukan padanya.



A-apa ini… Kenapa tiba – tiba tubuhku gemetar dan ketakutan…” Gumam Melody dalam benaknya.



Seluruh tubuh Melody bergetar, secara perlahan instingnya membuat tubuhnya tanpa sadar bersujud dihadapan Roy penuh gemetaran.



“M-Maaf… Maafkan hamba… Kumohon maafkan kelancangan hamba… Ampuni hamba…” Racau Melody yang sudah gila akan rasa takut.



Roy menginjak kepala Melody yang sedang bersujud dihadapannya.



“Seharusnya seperti ini sejak tadi…”



Roy membuka seleting celananya, mencuatkan kontolnya yang sudah menegang.



“Mengangkanglah…” Ucap Roy dingin dengan seringai licik.



Rasa takutnya mendorong Melody untuk menuruti permintaan Roy, dengan gemetaran ia mulai melebarkan kakinya di lantai. Roy tak menunggu lama untuk menghantam memek dari wanita yang tampak sudah matang dan sexy tersebut.



ZLEEBBBBB



“Aaaahhhh—” Erang Melody.



Roy menghantamkan kontolnya masuk kedalam memek Melody yang tampak sudah merah akibat ditampari oleh Kodrat. Meski tubuhnya tak sebesar si babi, hentakkan pinggul Roy yang menggenjot tubuh Melody tampak konstan dan kuat. Melody yang tampak menjulurkan lidah penuh kenikmatan membuktikan hal tersebut.



Sial… Entah kenapa aku tak bisa berkutik menghadapi kharismanya… Mana kontolnya enak banget lagi nyodok memekku…” Gumam Melody.



Kenapa jadi seperti ini… Kenapa aku menjadi sehina ini…” Lanjutnya dalam gumam.



“Uuuuuu… Uuuuhhhh…” Melody yang terbawa suasana pun berusaha menyodorkan bibirnya kehadapan wajah Roy.



PLAKKKKK



Alih – alih mendapatkan ciuman, tamparan keras dari Roy mendarat di wajah putihnya yang dilingkari hijab.



“OOOUUUHHHKKKKK… AHHHHH AHHH AHHH…” Erang Melody mendapatkan tamparan barusan.



SHRRSHHHHH SHRHHHSSHHH



Bukannya kesakitan, tamparan barusan merangsang wanita itu lebih hebat, pinggulnya seketika berkontraksi, disusul oleh getaran orgasme yang tiba – tiba muncul. Roy memang diberkati dengan kemampuan Orgasmendt, namun yang barusan pure merupakan rasa sange Melody yang telah terakumulasi sejak diperkosa Kodrat.



“Siapa yang memperbolehkanmu menciumku? Apa kau tak malu? Jelata.” Balas Roy dingin seraya menghentakkan pinggulnya.



“A-Ampun… Maafkan hamba…” Balas Melody bergidik ngeri setengah Lelah akibat orgasme barusan.



ZLEEBBB ZLEBBBB ZLEBBB



Beberapa saat telah terlewati, sudah sekitar 3 kali pula Melody mengalami orgasme yang semakin menguras tenaga serta akal sehatnya. Kini ia tak bisa berhenti menjulurkan lidah bak anjing betina.



“Ahhh… Ahhh… Ahhhh…” Desah Melody dengan lidah menjulur, kini dalam posisi doggy style.



“Ugghhhh!” Roy bergetar, mengalami kontraksi.



Ritme hentakkan Roy semakin dipercepat seraya tubuhnya bergetar menuju orgasme. Melody semakin menggila dibuatnya, hingga akhirnya Roy benar – benar mencapai orgasmenya.



SPPLRRTT SPLRRTT SPLRRTTT.



Air mani raja Roy telah menyemprot didalam memek Melody, kini kedua lubang bagian bawah wanita berhijab itu telah benar – benar ternodai oleh air mani dari dua orang yang berbeda, bagaikan lonte murahan.

“Hufff… Hufff…” Roy melepas kontolnya, kembali memasukannya kedalam celana.



“Aaahh… Ampun… Ampuni hamba… Tuan Royyhhh…” Racau Melody yang terkulai lemas mengangkang di lantai penuh dengan air mani dan keringat.



Setelah puas menghamili Melody, Roy beranjak dari tempat Melody yang terkulai hendak pergi menuju rooftop sembari memberi isyarat tangan pada Vienny.



“Sudah puas tuan?” Tanya Vienny tersenyum mendekat dan menggapai tangan Roy.



“Sudah… Tapi ada satu hal lagi yang ingin kutemui…”



“Hmmm?” Sahut Vienny memberikan isyarat bertanya.



“Para peserta yang sudah sampai duluan diatas… Mari kita lihat, seperti apa lawan kita kelak…” Ajak Roy.



Keduanya pun segera naik, menuju 2 team yang sudah berada diatas lebih dulu.



Sementara itu, Melody yang sudah sangat kelelahan, merangkak turun untuk kabur dari Kodrat yang masih ia takutkan.



“Sial… Hikkss… Kenapa jadi seperti ini…” Ucap Melody menitikkan air mata sambil merangkak turun menuju lantai 1.



---​



Lorong Panjang Lantai 1



Setelah mendapatkan sedikit tenaga yang tersisa, Melody berusaha bangkit sambil menempel di tembok lorong lantai 1, berjalan perlahan menuju pintu keluar untuk kabur dari kegilaan serta kesialan yang menimpanya.



“Kenapa aku jadi sehina ini…”



DRAP DRAP DRAP



Bulu kuduk Melody kembali dibuat merinding mendengar suara langkah kaki beberapa orang datang dari arah timur. Meski begitu, ia yang sudah tak bisa melawan terlalu jauh kini hanya bisa menoleh menuju sumber suara.



Tiga orang tampak berlari kearahnya, siluet orang – orang tersebut semakin jelas, memperlihatkan wajah familiar.



Itu adalah Team Veranda Slavery Market.



“Astaga, kak Mel!” Teriak Yupi terkejut melihat keadaan hina Melody.



“Ya tuhan, apa yang terjadi…” Lanjut Adam yang ikut terkejut.



“Whoahahaha! Apa yang terjadi padamu? Habis orgy ramai – ramai ya, hahahaha!” Ucap Veranda menertawai Melody.



“Apa yang kalian inginkan? Apa kalian ingin menyiksaku juga?” Tanya Melody dengan nada memelas.



“Tidak… Aku sih hanya ingin memastikan sesuatu.” Balas Veranda.



“Apa yang kau ingin tau?”



“Apakah bocah culun ini benar – benar peserta keempat Holy Grail?” Tanya Veranda sambil menunjuk Adam.



“H-Halo…” Sapa Adam.



“Y-Ya… Dia adalah Adam, peserta keempat, pengguna kemampuan Playmaker…” Balas Melody dengan kedua kakinya gemetaran menahan rasa lelahnya, “Ada lagi? Jika tidak, kumohon biarkan aku pergi…”



“Hmmmm… Tidak ada sih…Tapi sungguh, ada apa sih diatas?” Tanya Veranda yang rautnya berubah serius.



“Mereka ada disana…” Jawab Melody lirih.



“Mereka?”



“Ketiga peserta beserta kandidatnya…”



Bak mendapatkan durian runtuh, Veranda kembali sumringah.



“Bagus! Ini adalah kesempatan bagus untuk mempelajari lawan – lawanmu, Adam! Ayo kita hampiri mereka!” Ajak Veranda.



“T-Tapi… Bagaimana dengan Melody?” Tanya Adam khawatir akan apa yang terjadi pada Melody.



“Biarkan saja… Dia pantas mendapatkan perlakuan ini… Kau tak tau apa yang wanita ini lakukan pada teman – temannya sendiri…” Balas Veranda.



Adam tertegun menunduk.



“Pergilah sekarang!” Perintah Veranda.



Yupi dan Adam yang mematung pun dengan berat hati kembali beranjak berlari menuju rooftop, hendak menemui peserta lain, meninggalkan Veranda bersama Melody.



“Sudah kubilang, kamu ini terlalu meremehkan para peserta tahun ini, Melody…” Ucap Veranda.



“Pergilah… Aku tak butuh belas kasihanmu, Ve…” Balas Melody lirih berusaha berjalan menjauhi Veranda.



“Hummm… Okedeh… Hati – hati aja dengan ‘sosok’ itu kalau begitu…” Lanjut Veranda sambil menunjuk ujung lorong dekat tangga menuju basement, sementara itu Veranda kembali beranjak menuju rooftop menyusul Adam dan Yupi.



“Huh?”



GRRHHHH…



Tepat saat mata Melody menoleh kearah ujung lorong, Galuh yang masih dalam pengaruh Apex Predator menatap tajam kearahnya. Terlihat tubuh Galuh tak mengenakan atasan sama sekali memperlihatkan tubuh atletisnya yang agak kekar, sementara bawahnya hanya celana jeans yang sudah terbuka sletingnya.



“Tidak… Tidak… Kumohon jangan lagi… Aku sudah cukup… CUKUP!!!” Teriak Melody histeris ketakutan melihat Galuh yang berjalan kearahnya.



Galuh mendekat dengan nafas semakin menggebu – gebu, secara sekejap pun ia mulai berlari hendak menerjang Melody. Dalam larinya, ia membuka celana yang menutupi bawahannya, ia pun segera memperlihatkan batang kontolnya.



“GROAAAHHHHH!!!” Erang Galuh.



“Tidak! Ampunn! Ampunn!! AAAKKHHHH!!!”



Melody yang hendak jatuh pun ditahan oleh Galuh yang menjambak hijab di kepalanya dengan kedua tangan. Dengan cepat, Galuh yang mengamuk dalam efek Apex Predator pun memasukkan kontolnya kedalam mulut Melody dengan paksa.



“MMPPHMMPPHHFFF!!! UUGGHHHHFFHHH!!!” Melody meronta merasakan kontol besar memasuki mulutnya, membuatnya sulit bernafas.



“AAARGGHHH!!! GAAAHHHHH!!!”



Tanpa memperdulikan wanita yang sudah setengah nyawa itu meronta, Galuh menghentakkan pinggulnya pada wajah malang Melody. Setiap hentakan kerasnya membuat Melody semakin dimabuk kepayang, matanya kini memutih semua kekurangan oksigen akibat susah nafas.



Agkkhh! Aku sulit bernafas… Kumohon… Seseorang cabut nyawaku… Aku sudah tidak kuat lagi…” Gumam Melody dalam benaknya.



Hijab Melody telah rusak tak karuan akibat permainan kasar Galuh yang buas, hentakkan demi hentakkan membuat wajah Melody semakin memerah. Saking kuatnya hentakan tersebut, seluruh tubuh Melody bergoyang, memperlihatkan kedua toket yang bergetar membuat Galuh menjadi semakin buas.



“MPPPHHFHHH… UGGGHHAAAAKKHHH… MMFFPPUAAAHH…”



“OOOHH OHHH… NNGMMPHHFF…”



Setelah beberapa saat terlewati, Galuh mencapai kontraksinya. Tanpa memperlama sepongan Melody, Galuh segera mempercepat ritme pergerakannya.



“GAAAAKKKHHHHH!!!’



SPPLRRTTT SPLRRTTT SPLRRRTT



Air mani tersebut memuncrat hebat di dalam mulut Melody. Kini seluruh lubang ditubuhnya telah basah oleh air mani orang – orang yang berbeda.



Selesai sepongan paksa barusan, Galuh melempar kepala Melody dengan mudahnya bak sampah jatuh ke tanah. Ia yang masih dalam pengaruh Apex Predator tampak tidak sama sekali terkuras energinya, masih berdiri tegap.



“Jelek… Wanita berkualitas rendah… Grrrhhh…” Gerutu Galuh dalam mode Apex Predatornya, “Aku ingin yang barusan.”



Veranda kah maksudnya?



Tanpa mengucap apapun lagi, Galuh segera beranjak lari menyusul Team Veranda Slavery Market menuju rooftop. Kelima peserta akan segera berkumpul dalam waktu yang dekat. Apa kira – kira yang akan terjadi?



Sementara itu, Melody yang sudah setengah sadar, menangis penuh rintih sembari tergeletak di lantai.



“Hikss… Hiksss… Bunuh saja aku… Kenapa harus jadi seperti ini… Hiks….”



Melody kembali merangkak menuju pintu keluar…



Ia menyesali segala perbuatannya yang telah melibatkan diri menjadi salah satu peran berlangsungnya turnamen Holy Grail. Tubuhnya telah ternodai begitu jauh, ia diperlakukan lebih hina dari binatang, bahkan lebih hina dari sampah.



Bahkan kini untuk jalan saja sudah tidak sanggup.



Namun pintu keluar sudah berada di gapaiannya…



Ia merangkak, jarak demi jarak…



Satu persatu ia perhatikan para penjaga wanita anggota Melody’s Circle telah tumbang tak berdaya dengan memek terekspos semua. Beberapa dari penjaga lelaki malah tampak sudah tak sadarkan diri, mungkin sudah tak bernyawa.



Hingga akhirnya ia berhasil keluar dari villa miliknya sendiri,..



“WOOOFFF!!! WOFFF!!! WOOOFFF!!”



“GRRRHHHHHHH… WOOOFFF WOOOFFF!!!’



Namun bukan tenang yang ia rasakan, ia kembali dibuat ketakutan melihat adanya sosok seseorang berdiri dihadapannya dengan dua anjing berjenis Belgian malanois menunggunya tepat di taman pekarangan depan villa tersebut.



“Oh tuhan… Apalagi ini… Apa masih belum cukup aku menderita… Hiksss…” Keluh Melody dengan tatapan lirih.



PROKK PROKK PROKK



Pria itu bertepuk tangan, dengan tali anjing mengikat pada tangan kirinya menahan kedua anjing buas tersebut untuk menyerang Melody.



“Lihat… Benar kataku bukan? Pertunjukan malam ini menarik karena kau lah yang membuatnya menarik, Melody…” Ucap Sosok tersebut.



“C-Cero?” Sahut Melody mendongak melihat sosok pria jangkung berjas itu.



“Aku sebagai rekan kerjamu sudah baik memperingatkan untuk segera kabur, tapi sifatmu terlalu arogan dan naif meremehkan para pesertaku, fufufufuh…”



“Cero… Kumohon… Jika kau hadir untuk menyiksaku, lebih baik bunuh saja aku… Kumohon akhiri penderitaanku ini…” Ucap Melody memohon pada Cero.



“Sayangnya tidak bisa… Anjing – anjing ini bukanlah anjing pembunuh… Mereka tidak dilatih untuk itu masalahnya…” Ucap Cero dengan tenang.



“Mereka dilatih untuk sesuatu yang lebih menarik…”



Melody memperhatikan pergerakan kedua anjing itu, rupanya benar apa yang Cero katakan. Reaksi anjing – anjing itu bukan seperti anjing yang kelaparan, melainkan seperti yang sedang naik birahinya. Terlihat pula kontol besar berurat dari anjing – anjing tersebut mencuat memperhatikan Melody.



“Tidak… Ampunn… Tidak dengan binatang… Cero kumohon akan kulakukan apapun… Aku berjanji akan menjadi budak sexmu, atau kau boleh pakai memek ini semaumu… Kumohon asal jangan dengan anjing…” Ucap Melody.



“Bwahahaahaha!” Tawa Cero menyeruak.



“Kau pikir aku bernafsu melihatmu? Maaf saja… Tapi kau lebih layak menjadi betina dari peliharaanku ini…” Balas Cero.



“Tidak… TIDAAAAKKKK!”



“Baiklah, silahkan nikmati betina kalian, anak – anakku~”



Cero melepas kedua anjing tersebut, dengan seketika pula mereka menghampiri Melody dengan penuh nafsu, hendak menghamili betina tersebut…



---​



Rooftop Villa Melody



“Hentikan perbuatanmu, dan menunduklah dihadapan raja yang sesungguhnya…” Ucap Roy dingin dengan nada agak tinggi.



“NGOOIKKHH NGOIKKKH NGOIIKKHHH!!!” Kodrat mengeluh penuh nikmat.



“NNMPPHFFHHH… MMPHFHHHH!!! MMFFUAAAHHH!!!” Desah Naomi yang tampak penuh sesak.



Seluruh area rooftop tampak penuh kengerian, kharisma aura absolut Roy terpancar hebat ke segala arah, begitu juga dengan kengerian si Babi. Tampak Naomi dipaksa untuk mengulum kontol si babi, sementara itu Roy yang tak menyukai pemandangan dihadapannya itu berusaha mengecam Kodrat untuk berhenti.



Sementara itu, Kris tampak tersengal – sengal dengan wajah bonyok terduduk di pojokan pagar rooftop. Sepertinya, sebelum Roy tiba, Kodrat telah menghajar Roy dan Naomi yang berusaha menangkapnya, lalu ia memaksa Naomi untuk mengulum penisnya.



“L-Lepaskan… Lepaskan Naomi… Babi bangsattthh,…” Erang Kris yang sudah bonyok penuh darah berusaha bangkit namun akhirnya jatuh lagi.



“Ini adalah ulah kalian sendiri, karena tak mau mendengarkan penjelasan gue lebih dulu…” Balas Natalia menanggapi reaksi Kris.



“Kalian… Benar – benar mengabaikan perintahku… Huh?” Ucap Roy pelan.



Namun tak ada yang menggubris.



MENUNDUKLAH, RAKYAT JELATA!” Bentak Roy, sebuah reaksi yang belum pernah ia tunjukan sama sekali.



Seketika pula seluruh area rooftop hening, aura absolut yang Roy pancarkan berhasil membuat semua mata tertuju padanya yang sedari tadi meracau. Kodrat yang awalnya tak memperdulikannya pun akhirnya melepaskan Naomi, lalu menatap Roy dengan sorot mata penuh amarah.



“Mppfuaahhhh… Ahhh… Sialan kau…” Erang Naomi yang baru saja lepas, kemudian menjauh dari tempat Kodrat, mendekati Kris pasangannya.



“Nggrhhhh… Siapa orang ini? Kenapa ia terasa begitu mengintimidasi? Aku jadi ingin menghajarnya, Nyonya… Ngoikkk…” Ucap Kodrat yang menggerutu kesal melihat sifat arogan dari Roy.



“Tunggu, Kodrat… Orang ini berbeda dari orang – orang yang pernah gue temui…” Ucap Natalia menahan budak sexnya itu.



“Bagus… Menurutlah… Makhluk – makhluk lemah…” Balas Vienny yang berdiri disamping Roy.



Suasana semakin hening, ketiga pasangan saling tatap satu sama lain, namun Kris dan Naomi yang sudah terpojokkan tampak lebih memasang posisi defensif menghindari konflik lebih lanjut mengetahui bahwa mereka berdua masih belum bisa menandingi Kodrat dan Roy.



“Kalian yang berdiri dibalik tembok pintu keluar… Tunjukkan diri kalian, jangan hanya sembunyi disana…” Ucap Roy menunjuk arah keluar dari rooftop.



Merasa terpanggil, tiga orang yang ternyata sedari tadi mengintip dari dalam ruangan Villa pun keluar menuju rooftop. Mereka adalah Veranda Slavery Market team, ketiganya tampak tegang menuruti ucapan Roy dengan penuh kewaspadaan.



“Sial… Aku tak menyangka ia adalah salah satu dari peserta juga… Roy, si raja yang Tangguh, pemilik perusahaan dagang nomor satu di Indonesia…” Ucap Veranda penuh ketegangan.



“P-Pria gendut itu… Dia adalah Sang Pemerkosa Ex-Member, bukan?” Sahut Yupi yang bergidik ngeri memperhatikan perawakan Kodrat, sambil menggandeng tangan Adam.



“Siaal… Kenapa orang – orang ini tampak begitu menyeramkan… Apakah mereka semua ini adalah lawan – lawanku?” Tanya Adam yang tak kalah tegang.



“Dalam beberapa hari lagi, kita semua akan berhadapan sebagai lawan di turnamen Holy Grail… Kuharap kalian paham posisi kalian, jadi jangan coba – coba melawanku…” Ucap Roy menegaskan posisinya, sekaligus memberikan peringatan, “Jika kalian tidak ingin hancur, tentunya.”



“Sombong sekali fuckboy satu ini… Asal lo tau aja, gue menahan Kodrat agar tidak membuang tenaga untuk Holy Grail nanti… Jika gue melepaskannya, bisa mati lo bajingan…” Balas Natalia sinis terhadap penegasan Roy.



“Hooo… Mau dibuktikan?” Tantang Roy.



“Hentikan… Jangan gegabah… Apa kalian tidak berpikir, jika ada peserta yang gugur sebelum turnamen, itu bisa berimbas fatal… Kita masih tidak tau apa yang akan terjadi nantinya…” Potong Veranda berusaha menengahi suasana yang semakin tegang.



Roy dan Natalia tampak mereda setuju dengan ucapan pemimpin tim Veranda Slavery Market itu.



“Tapi ngomong – ngomong… Dimana peserta satunya lagi? Apa ia tidak datang kemari?” Tanya Vienny yang juga berusaha mengalihkan pembicaraan dari suasana tegang yang hampir pecah tersebut.



DRAP…



DRAP…



DRAP…



“Dia disini…” Balas Veranda, menoleh kearah pintu masuk rooftop.



GRRHHHHH…

Seluruh mata peserta dan kandidat tertuju pada sumber suara geram barusan, pria berambut merah dengan wajah buas mulai muncul dari pintu yang telah dihancurkan Kodrat. Sang pemilik kemampuan Apex Predator itu berjalan tenang, namun memancarkan aura merah yang sama berbahayanya dengan Kodrat dan Roy.



“NGOOIKKHH! NGOIKKHHH! NGGRRRRHHHH…” Insting buas Kodrat menggerutu melihat sosok yang tak kalah buas itu datang dari arah Villa.



“…” Kris yang sudah tak berdaya menatap lirih, penasaran dengan sosok tersebut.



“Ugghhh… Yang satu ini tak kalah menyeramkannya… Sial… Mereka semua monster…” Ucap Adam yang bergidik ngeri melihat sosok tersebut.



“Hmmmm… Menarik…” Sahut Roy sedikit menyeringai.



Galuh telah tiba dihadapan seluruh peserta dan kandidat, sendirian.



Dengan ini, seluruh peserta telah berkumpul untuk pertama kalinya, meski Galuh masih belum memiliki kandidat. Padahal Holy Grail akan dimulai dalam beberapa hari lagi.



“GRRRRRRHHH--- eh.”



Erangan penuh geram barusan yang hendak menjadi sebuah teriakan buas tiba – tiba terhenti, dengan nada yang tiba – tiba menurun. Rupanya Apex Predator telah kembali masuk kedalam tubuh Galuh, dan Galuh yang asli kembali menguasai tubuhnya.



“Ummmmm…”



Suasana hening, semua orang tampak keheranan melihat perubahan sifat Galuh yang terjadi secara tiba – tiba. Begitu pula Galuh yang tampak kebingungan melihat beberapa wajah pria yang asing di matanya. Hanya para perempuan yang tampak Galuh kenali, karena ia sempat bekerja di perusahaan yang menaungi mereka.



Dalam bingung, Galuh angkat suara…



.



.



.



“Kalian siapa ya?”
 
Chapter 32: Melody of Redemption





Rooftop Melody’s Villa.


“B-Bagaimana kalian bisa melewati seluruh penjagaan?!” Tanya Melody terkejut penuh keringat dingin melihat duo paling berbahaya tersebut berdiri menutup pintu keluar dari rooftop villa miliknya itu.



Kodrat si babi bertubuh besar berdiri menyeringai, mengucurkan air liurnya dari mulut kotor tersebut. Natalia juga tampak menyeringai duduk dibahu budak sex berperawakan kekar gendut tersebut, menatap mangsa berhijab yang sudah tersudut dengan raut penuh kepanikan.



“Emang elo tuh lonte paling arogan yang pernah gue tau ya… Lo pikir penjaga – penjaga lemah dibawah itu bisa menghalangi kita? Pake Dhey segala untuk ngejagain pula, dasar mucikari bangsat!” Bentak Natalia yang sudah geram seraya turun dari Pundak Kodrat.



Natalia memang sudah geram pada Melody yang menjual informasi keberadaan para member dan ex-member kepada peserta Holy Grail, termasuk budaknya kini, Kodrat. Meski sifat Natalia yang kasar dan frontal, ia mengutuk keras penjualan informasi tersebut, korban yang telah berjatuhan sudah banyak, termasuk Yona dan Shanju yang diperkosa Kodrat.



Kini yang ada di benak Natalia hanya satu, yaitu Penebusan atas segala perbuatan Melody.



“O-Oke… Tenang ya… Kita bicarakan ini baik – baik…” Balas Melody berusaha menenangkan Natalia.



“Baik – baik kau bilang?”



“Korban yang berjatuhan dari tangan si babi ini saja sudah puluhan, belum lagi dari peserta Holy Grail lainnya…” Lanjut Natalia geram sambil memecut Kodrat dengan rantai anjing yang terpasang hingga leher budak sexnya itu.



“Ngoikk! Ngoikkk! Ngoikkhhh!!!” Kodrat melolong mendapati pecutan dari nyonya besarnya itu.



“Kodrat!” Sahut Natalia tegas.



“Guaarghh!!! Apa perintahmu, nyonya? Nguehehehe…”



“Rusak lonte satu itu!” Perintah Natalia.



Mendengar perintah itu, Melody yang panik sontak mundur satu langkah berusaha mencari jalan keluar, namun Kodrat menerjang membabi – buta lebih dulu hingga sudah berada dihadapan wanita berhijab itu.



Kemudian digenggamlah kedua tangan Melody dengan satu tangan perkasa Kodrat, ia mengangkat Melody dengan mudahnya lalu membanting wanita tersebut ke lantai dalam posisi tersungkur menungging. Tanpa menunggu lama lagi, sang babi segera merobek paksa seluruh pakaian Melody kecuali hijab putihnya sembari mengendus – endus leher Melody hingga punggungnya.



“Tidak! Kodrat! Natalia! Jangan lakukan ini, tolong! Kalian salah orang… Aku hanyalah informan! Tolong lepaskan!” Ucap Melody menggelinjang berusaha melawan meski tenaganya tak sama sekali menyamai Kodrat.



“Lonte… Sudah bikin marah nyonya… Ngoikkkk… Harus dirusak…” Ucap Kodrat lirih penuh nafsu mendekatkan wajah buruk rupanya mendekati wajah Melody.



“HIIIKKKK!!! Tidak! Tidak! Jangann!!! Aku akan berikan kalian apapun yang kalian mau! Tolong jangan sakiti aku!” Ronta Melody penuh kengerian melihat pejantan buas sudah memposisikan kontolnya di pantat Melody yang putih dan bersih menungging.



“Inilah rasanya menjadi korban dari nama – nama yang kau sebutkan itu…” Ucap Natalia tersenyum menonton sang informan hendak diperkosa.



Situasi berubah ironis, kini Natalia duduk di kursi tempat Melody duduk sebelumnya sambil menuangkan wine pada gelas yang digunakan Cero, sambil menonton Melody yang tersiksa.

ZLEBBBB ZLEBBB ZLEBBB



“AAAAKKKHHHHH!!! SAKITTT!!! GEDE BANGETT AKKHHH!!!” Erang Melody melolong keras.



Kodrat menghujamkan kontol gemuknya ke lubang anus Melody sambil menampar – nampari permukaan memek merah mudah Melody. Tanpa memikirkan rasa sakit lawan mainnya, ia menghentakkan pinggulnya begitu keras menerobos lubang anal Melody.



“NGOOIIKKHHHH!!! NGOIKKKHHH!!”



Ia meremas toket Melody yang bersih dan sudah terekspos itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya menampar – nampari memek wanita malang tersebut.



“AAAHHHH!! AHHH!! AHHHH!! SAKITHHH!! SAKITHHH ANJINGGHH!!” Lolong Melody tak berdaya.



Melody menjulurkan lidahnya disetiap hentakkan, dorongan keras tersebut terasa menyodok hingga ubun – ubunnya. Bahkan mantan pacar hingga suaminya belum pernah memberikan ia sensasi seluar biasa ini. Ia berusaha merangkak menjauh, namun pada setiap hentaknya, Kodrat selalu menarik kembali pinggul Melody yang kecil dibanding ukuran tubuhnya.



“Akkhh… Udah… Tolong hentikann…” Ucap Melody dengan benak yang sudah kacau bercampur dengan rasa panik.



ZLEBBB ZLEBBB ZLEBBBB



Ia merasakan keringat serta cairan precum yang keluar dari kontol Kodrat justru membuatnya gila akibat rasa nikmat. Kemampuan Dis-Member Kodrat rupanya berpengaruh pada lubang pantat Melody.



“Menahan kontol babi ini saja tidak kuat, tapi pakai acara membocorkan nama – nama member segala… Gak malu lo, lonte? Hahahaha!” Bentak Natalia.



“Nat… Plisss… Ahhhh… Uhhhhh… Suruh dia berhentiihhhh…” Pinta Melody dengan wajah memelas menahan rasa sakit dan nikmat.



“NGOOOOUHHHHHHH!!!”



Kodrat bergetar memberi isyarat kontraksi, rupanya lubang pantat dari wanita berhijab itu terasa begitu nikmat untuk kontolnya. Ia bergetar menuju orgasme, seraya mempercepat pergerakan dan memperkeras tamparannya pada memek Melody.



PLAKKK PLAKKKKK ZLEEBBB



“Ahhhhh!!! ANNNHHHHHH!!! GILAAAAAKKK!” Racau Melody hampir kehilangan kesadarannya.



“NGOOOOUUHHHHHH!!!”



SPPLRRTTT SPLLRRTT SPLRRTT



Kodrat menyemburkan cairan air maninya kedalam lubang pantat Melody dalam hentakkan yang sangat keras hingga membuat wanita tersebut tersungkur. Dalam posisi menungging, air mani tampak menyeruak keluar lubang pantat Melody, begitu pula air mani Kodrat yang masih menyemproti permukaan pantat wanita tersebut.



“Huff… Hufff.. Huff…” Melody tampak menjulurkan lidahnya dengan posisi kepala menempel pada lantai, berusaha mempertahankan kesadarannya.



“Nguehehehee… Enaakk… NGOOOOIKKKHHH!”



Melihat celah Kodrat yang sedang lengah mengurut kontolnya, Melody yang nafasnya tersengal – sengal pun menggapai botol wine di meja, kemudian ia lemparkan kearah Natalia sebagai pengalihan untuk kabur.



PRANKKK



“Ahhh!” Natalia mengerang kesakitan mendapati botol tersebut pecah mengenai kepalanya.



“Ngoihhh?? Nyonya??!” Kodrat yang lengah pun segera meninggalkan mangsanya tersebut, berusaha menggapai Natalia yang hendak jatuh.



Melody memanfaatkan momen ini untuk kabur, ia pun beranjak setengah pincang dengan keadaan telanjang penuh air mani di pantatnya menuju pintu exit. Meninggalkan Natalia yang sedang mengelus kepalanya yang tampak berdarah akibat pecahan botol barusan di pangkuan Kodrat.



“AKKHHH!! LONTE! JANGAN KABUR LO! TUNGGU!” Teriak Natalia yang masih tampak sempoyongan di pangkuan Kodrat.



---​



Tangga Menuju Lantai 2

“Huff… Hufff… Ahhh… Sialaannn… Babi bangsat! Bisa – bisanya ia memperkosaku…” Gerutu Melody dengan nafas tersengal – sengal sambil membersihkan air mani yang melingkupinya.



Ia berusaha menuruni tangga demi tangga yang berbelok dengan segenap tenaganya, berharap Kodrat dan Natalia tidak mengejarnya. Sesekali Melody memanggil nama – nama penjaga dan anggota Melody’s Circle untuk menolongnya, namun tak ada jawaban sama sekali.



Hingga akhirnya tinggal satu kali lagi belokan menuju lantai 2, langkahnya terhenti melihat 2 sosok yang sama – sama terkejut saling pandang.



“K-Kau…” Ucap Melody terkejut.



“Astaga… Kenapa lo telanjang dah?” Ucap sosok pria berkaca mata di hadapan Melody.



“Ketemu juga akhirnya…” Lanjut gadis dengan pakaian agen rahasia.



Mereka berdua adalah Kris dan Naomi, keduanya hendak menuju rooftop menemui Melody, namun ternyata mereka bertemu di tangga. Entah kabar baik atau buruk, namun sorot mata Naomi tampak memberi tatapan tajam senada dengan tatapan Natalia barusan.



“Melody, kau ditahan atas nama Badan Intelijen, segera menghadap tembok dengan kedua tangan di belakang!” Perintah Naomi dengan kuda – kuda penuh kewaspadaan.



“N-Naomi! Kumohon tolong aku! Aku baru saja diperkosa oleh sang pemerkosa ex-member! Aku tahu kamu sedang mencari orang itu!” Balas Melody memohon.



“Apa maksudmu? Bukankah kau dan sang pemerkosa itu adalah rekan? Kau sendiri yang membantu dia dalam mencari mangsanya!” Bentak Naomi dengan benak membayangkan adiknya yang juga menjadi korban.



BRUKKK



Naomi mengunci pergerakan Melody pada tembok, mencengekram tangannya erat. Tampak toket Melody yang tak terlalu besar bergesek pada tembok dengan licin dan menggumpal.



“I-Iya! Aku dapat mengakui itu di pengadilan! Tapi kumohon tolong aku keluar dari tempat ini lebih dulu! Orang itu sangat berbahaya!” Ucap Melody menggeliat di tembok.



“Kau tak bisa menipuku… Jalang… Kau yang membocorkan keberadaan adikku pada si pemerkosa itu…” Balas Naomi agak gearam.



“H-Hey… Santai dulu…” Sahut Kris berusaha menenangkan Naomi.



“Diam! Kita kesini untuk menahan jalang satu ini!” Balas Naomi membentak Kris.



“Uhhh… Okee…” Lanjut Kris yang bungkam agak bergidik melihat reaksi Naomi yang penuh dendam.



Sial kenapa gue malah salah fokus melihat tubuh telanjang cewek ini? Terus apa pulak itu fetish yang ia miliki? Aneh banget!’ Gumam Kris dalam benaknya.



Ia tampak kesulitan untuk fokus menatap tubuh sexy telanjang dihadapannya, namun fetish yang dimiliki Melody tampak sangat aneh dibaca oleh kemampuan Eos Eyes milik Kris.



Beastiality? Itu kan ngewe sama binatang?’ Gumam Kris.



“NGOOUUUHHHHHHH!!!” Sebuah lolongan muncul dari hadapan mereka bertiga.



“Oh tidak…” Sahut Melody dengan wajah ketakutan melihat sang pengejar berhasil sampai disini.



Tampak Kodrat datang dengan raut wajah marah, begitu juga Natalia yang kepalanya sedikit mengucurkan darah. Sementara itu, Kris tampak kebingungan mencerna situasi, ditambah lagi ia sedang tidak fokus memperhatikan tubuh Melody.



“Naomi?! Ngapain lu disini?!” Tanya Natalia yang sudah terlampau kesal.



“Sang pemerkosa ex-member…” Naomi terperangah melihat Natalia datang bersama Kodrat, ia tanpa sadar melonggarkan jepitannya pada Melody.



Benak Naomi teringat pada deskripsi yang Yona berikan di apartemen saat itu ternyata menjadi kenyataan. Natalia benar – benar bersekutu menjadi kandidat Kodrat, dan pria gemuk dihadapannya itu sangatlah cocok dengan deskripsi ‘Sang Pemerkosa Ex-member’ sesuai dengan yang ia dapatkan dari Yona dan atasannya saat menginterogasi Kris.



“Kau… KAU YANG MEMPERKOSA SINKA?!” Bentak Naomi melepaskan Melody.



“N-Naomi…” Natalia terkejut, ternyata selain Shanju dan Yona, adik dari temannya adalah korban dari budak sex miliknya juga.



Ditelan oleh amarah, Naomi hendak menerjang Kodrat, namun Kris menahan pergerakan dari sang agen rahasia itu. Kris memeluk Naomi dari belakang, berusaha sekuat tenaga agar Naomi tidak menyerang pria berperawakan monster itu dengan membabi – buta,



“Tenanglah! Lo bisa hancur kalau asal menyerang orang itu! Entah kenapa, gue merasakan firasat buruk dari babi gendut itu!” Ucap Kris.



“Lepas! Ini urusan gue!”



“Tidak! Lo kan kandidat gue! Jangan sembarangan cari mati!”



Naomi terkejut dengan wajah memerah menoleh ke wajah Kris, disusul oleh Kris yang ikut memerah melihat betapa cantiknya wanita yang ia peluk. Karena canggung, ia pun melepas pelukannya pada Naomi saat sang gadis tampak sudah lebih tenang.



Situasi yang semakin kacau membuat Melody mendapatkan celah kembali, tanpa menunggu lama ia pun segera berlari menghindari keempat orang yang sedang berusaha menangkapnya itu, menuju lantai 2.



“H-hey! Tunggu lonte sialan! Lo harus tebus kesalahan lo!” Sahut Natalia hendak menyusul Melody.



Namun langkahnya tertahan oleh Naomi yang berdiri dihadapannya dengan raut tatapan tajam.



“Nat… Serahin babi peliharaan lo itu pada gue… Dia harus diadili…”



“Jangan bikin gue harus pake cara kasar Naomi… Minggir…”



Keduanya saling tatap tajam, ini adalah momen pertama dua kandidat dan peserta Holy Grail bertemu secara bersamaan. Kris yang jaraknya lebih jauh dari Kodrat pun ikut saling tatap, meski terkesan agak pengecut, namun Kris sadar bahwa nyawanya bergantung pada pria gendut seperti babi disana, ia harus mengalahkan orang itu kelak.



Seketika, suasana hening dengan kedua pasangan saling tatap lawan masing – masing untuk Holy Grail kelak, seolah sepakat untuk membiarkan Melody kabur.



---​

Ruang Tengah Lantai 2.



Langkah pelarian Melody kembali terhenti, melihat seseorang duduk disebuah kursi bak singgasana tepat di ruang tengah lantai 2, dengan wanita yang familiar baginya berdiri disamping sang pria.



“Sampai juga kau, rakyat jelata…” Ucap pria tersebut.



Sial! Apa semua anggota Melody’s Circle telah dikalahkan? Kenapa para peserta ini berhasil menerobos villa?!’ Gumam Melody.



Kesialannya tak berhenti di Naomi dan Kris, ternyata Raja Roy dan Ratu Vienny telah menunggunya di lantai 2.



“Kumohon… Biarkan aku pergi… Apa yang kau inginkan?!” Pinta Melody.



“Aku ingin melihatmu sengsara… Sebagai hukuman telah menggunakan informasi identitasku…” Balas Roy dingin.



“Apapun alasanmu, kamu sudah berurusan dengan orang yang salah, Kak Mel…” Lanjut Vienny dengan senyum khasnya.



“B-Baiklah… Aku minta maaf! Kumohon, akan kuberikan apa saja! Asal biarkan aku lewat… Aku tidak mau hancur di tangan babi itu!” Balas Melody memohon, harga dirinya sudah tak berarti kini.



Roy beranjak dari kursinya, memberikan tatapan intimidasi, seketika auranya menutup seluruh ruangan lantai 2. Seperti biasanya, pancaran aura absolutnya membuat Melody dan Vienny mematung tak bisa bergerak dihadapan raja yang sesungguhnya.



“Babi?”



“Berikan apa saja?”



“Kau pikir kau ini siapa?”



“Kau telah menggunakan identitasku… Identitas raja yang absolut ini, untuk kepentingan rakyat jelata sepertimu…”



“Dan kini yang kau takutkan adalah dihancurkan oleh babi?”



“Entah siapa babi yang kau maksud itu, tapi yang seharusnya kau takutkan adalah aku…”



“Roy.”



BRUKKK



Melody jatuh berlutut dihadapan Roy, tubuh telanjangnya mengucurkan keringat dingin, aura intimidasi Roy terlalu kuat untuk ia lawan. Pikirannya berkecamuk, rasa takut yang ia alami akibat dikejar Kodrat kini bercampur dengan rasa takut akan kengerian yang ada dihadapannya, entah apa yang akan Roy lakukan padanya.



A-apa ini… Kenapa tiba – tiba tubuhku gemetar dan ketakutan…” Gumam Melody dalam benaknya.



Seluruh tubuh Melody bergetar, secara perlahan instingnya membuat tubuhnya tanpa sadar bersujud dihadapan Roy penuh gemetaran.



“M-Maaf… Maafkan hamba… Kumohon maafkan kelancangan hamba… Ampuni hamba…” Racau Melody yang sudah gila akan rasa takut.



Roy menginjak kepala Melody yang sedang bersujud dihadapannya.



“Seharusnya seperti ini sejak tadi…”



Roy membuka seleting celananya, mencuatkan kontolnya yang sudah menegang.



“Mengangkanglah…” Ucap Roy dingin dengan seringai licik.



Rasa takutnya mendorong Melody untuk menuruti permintaan Roy, dengan gemetaran ia mulai melebarkan kakinya di lantai. Roy tak menunggu lama untuk menghantam memek dari wanita yang tampak sudah matang dan sexy tersebut.



ZLEEBBBBB



“Aaaahhhh—” Erang Melody.



Roy menghantamkan kontolnya masuk kedalam memek Melody yang tampak sudah merah akibat ditampari oleh Kodrat. Meski tubuhnya tak sebesar si babi, hentakkan pinggul Roy yang menggenjot tubuh Melody tampak konstan dan kuat. Melody yang tampak menjulurkan lidah penuh kenikmatan membuktikan hal tersebut.



Sial… Entah kenapa aku tak bisa berkutik menghadapi kharismanya… Mana kontolnya enak banget lagi nyodok memekku…” Gumam Melody.



Kenapa jadi seperti ini… Kenapa aku menjadi sehina ini…” Lanjutnya dalam gumam.



“Uuuuuu… Uuuuhhhh…” Melody yang terbawa suasana pun berusaha menyodorkan bibirnya kehadapan wajah Roy.



PLAKKKKK



Alih – alih mendapatkan ciuman, tamparan keras dari Roy mendarat di wajah putihnya yang dilingkari hijab.



“OOOUUUHHHKKKKK… AHHHHH AHHH AHHH…” Erang Melody mendapatkan tamparan barusan.



SHRRSHHHHH SHRHHHSSHHH



Bukannya kesakitan, tamparan barusan merangsang wanita itu lebih hebat, pinggulnya seketika berkontraksi, disusul oleh getaran orgasme yang tiba – tiba muncul. Roy memang diberkati dengan kemampuan Orgasmendt, namun yang barusan pure merupakan rasa sange Melody yang telah terakumulasi sejak diperkosa Kodrat.



“Siapa yang memperbolehkanmu menciumku? Apa kau tak malu? Jelata.” Balas Roy dingin seraya menghentakkan pinggulnya.



“A-Ampun… Maafkan hamba…” Balas Melody bergidik ngeri setengah Lelah akibat orgasme barusan.



ZLEEBBB ZLEBBBB ZLEBBB



Beberapa saat telah terlewati, sudah sekitar 3 kali pula Melody mengalami orgasme yang semakin menguras tenaga serta akal sehatnya. Kini ia tak bisa berhenti menjulurkan lidah bak anjing betina.



“Ahhh… Ahhh… Ahhhh…” Desah Melody dengan lidah menjulur, kini dalam posisi doggy style.



“Ugghhhh!” Roy bergetar, mengalami kontraksi.



Ritme hentakkan Roy semakin dipercepat seraya tubuhnya bergetar menuju orgasme. Melody semakin menggila dibuatnya, hingga akhirnya Roy benar – benar mencapai orgasmenya.



SPPLRRTT SPLRRTT SPLRRTTT.



Air mani raja Roy telah menyemprot didalam memek Melody, kini kedua lubang bagian bawah wanita berhijab itu telah benar – benar ternodai oleh air mani dari dua orang yang berbeda, bagaikan lonte murahan.

“Hufff… Hufff…” Roy melepas kontolnya, kembali memasukannya kedalam celana.



“Aaahh… Ampun… Ampuni hamba… Tuan Royyhhh…” Racau Melody yang terkulai lemas mengangkang di lantai penuh dengan air mani dan keringat.



Setelah puas menghamili Melody, Roy beranjak dari tempat Melody yang terkulai hendak pergi menuju rooftop sembari memberi isyarat tangan pada Vienny.



“Sudah puas tuan?” Tanya Vienny tersenyum mendekat dan menggapai tangan Roy.



“Sudah… Tapi ada satu hal lagi yang ingin kutemui…”



“Hmmm?” Sahut Vienny memberikan isyarat bertanya.



“Para peserta yang sudah sampai duluan diatas… Mari kita lihat, seperti apa lawan kita kelak…” Ajak Roy.



Keduanya pun segera naik, menuju 2 team yang sudah berada diatas lebih dulu.



Sementara itu, Melody yang sudah sangat kelelahan, merangkak turun untuk kabur dari Kodrat yang masih ia takutkan.



“Sial… Hikkss… Kenapa jadi seperti ini…” Ucap Melody menitikkan air mata sambil merangkak turun menuju lantai 1.



---​



Lorong Panjang Lantai 1



Setelah mendapatkan sedikit tenaga yang tersisa, Melody berusaha bangkit sambil menempel di tembok lorong lantai 1, berjalan perlahan menuju pintu keluar untuk kabur dari kegilaan serta kesialan yang menimpanya.



“Kenapa aku jadi sehina ini…”



DRAP DRAP DRAP



Bulu kuduk Melody kembali dibuat merinding mendengar suara langkah kaki beberapa orang datang dari arah timur. Meski begitu, ia yang sudah tak bisa melawan terlalu jauh kini hanya bisa menoleh menuju sumber suara.



Tiga orang tampak berlari kearahnya, siluet orang – orang tersebut semakin jelas, memperlihatkan wajah familiar.



Itu adalah Team Veranda Slavery Market.



“Astaga, kak Mel!” Teriak Yupi terkejut melihat keadaan hina Melody.



“Ya tuhan, apa yang terjadi…” Lanjut Adam yang ikut terkejut.



“Whoahahaha! Apa yang terjadi padamu? Habis orgy ramai – ramai ya, hahahaha!” Ucap Veranda menertawai Melody.



“Apa yang kalian inginkan? Apa kalian ingin menyiksaku juga?” Tanya Melody dengan nada memelas.



“Tidak… Aku sih hanya ingin memastikan sesuatu.” Balas Veranda.



“Apa yang kau ingin tau?”



“Apakah bocah culun ini benar – benar peserta keempat Holy Grail?” Tanya Veranda sambil menunjuk Adam.



“H-Halo…” Sapa Adam.



“Y-Ya… Dia adalah Adam, peserta keempat, pengguna kemampuan Playmaker…” Balas Melody dengan kedua kakinya gemetaran menahan rasa lelahnya, “Ada lagi? Jika tidak, kumohon biarkan aku pergi…”



“Hmmmm… Tidak ada sih…Tapi sungguh, ada apa sih diatas?” Tanya Veranda yang rautnya berubah serius.



“Mereka ada disana…” Jawab Melody lirih.



“Mereka?”



“Ketiga peserta beserta kandidatnya…”



Bak mendapatkan durian runtuh, Veranda kembali sumringah.



“Bagus! Ini adalah kesempatan bagus untuk mempelajari lawan – lawanmu, Adam! Ayo kita hampiri mereka!” Ajak Veranda.



“T-Tapi… Bagaimana dengan Melody?” Tanya Adam khawatir akan apa yang terjadi pada Melody.



“Biarkan saja… Dia pantas mendapatkan perlakuan ini… Kau tak tau apa yang wanita ini lakukan pada teman – temannya sendiri…” Balas Veranda.



Adam tertegun menunduk.



“Pergilah sekarang!” Perintah Veranda.



Yupi dan Adam yang mematung pun dengan berat hati kembali beranjak berlari menuju rooftop, hendak menemui peserta lain, meninggalkan Veranda bersama Melody.



“Sudah kubilang, kamu ini terlalu meremehkan para peserta tahun ini, Melody…” Ucap Veranda.



“Pergilah… Aku tak butuh belas kasihanmu, Ve…” Balas Melody lirih berusaha berjalan menjauhi Veranda.



“Hummm… Okedeh… Hati – hati aja dengan ‘sosok’ itu kalau begitu…” Lanjut Veranda sambil menunjuk ujung lorong dekat tangga menuju basement, sementara itu Veranda kembali beranjak menuju rooftop menyusul Adam dan Yupi.



“Huh?”



GRRHHHH…



Tepat saat mata Melody menoleh kearah ujung lorong, Galuh yang masih dalam pengaruh Apex Predator menatap tajam kearahnya. Terlihat tubuh Galuh tak mengenakan atasan sama sekali memperlihatkan tubuh atletisnya yang agak kekar, sementara bawahnya hanya celana jeans yang sudah terbuka sletingnya.



“Tidak… Tidak… Kumohon jangan lagi… Aku sudah cukup… CUKUP!!!” Teriak Melody histeris ketakutan melihat Galuh yang berjalan kearahnya.



Galuh mendekat dengan nafas semakin menggebu – gebu, secara sekejap pun ia mulai berlari hendak menerjang Melody. Dalam larinya, ia membuka celana yang menutupi bawahannya, ia pun segera memperlihatkan batang kontolnya.



“GROAAAHHHHH!!!” Erang Galuh.



“Tidak! Ampunn! Ampunn!! AAAKKHHHH!!!”



Melody yang hendak jatuh pun ditahan oleh Galuh yang menjambak hijab di kepalanya dengan kedua tangan. Dengan cepat, Galuh yang mengamuk dalam efek Apex Predator pun memasukkan kontolnya kedalam mulut Melody dengan paksa.



“MMPPHMMPPHHFFF!!! UUGGHHHHFFHHH!!!” Melody meronta merasakan kontol besar memasuki mulutnya, membuatnya sulit bernafas.



“AAARGGHHH!!! GAAAHHHHH!!!”



Tanpa memperdulikan wanita yang sudah setengah nyawa itu meronta, Galuh menghentakkan pinggulnya pada wajah malang Melody. Setiap hentakan kerasnya membuat Melody semakin dimabuk kepayang, matanya kini memutih semua kekurangan oksigen akibat susah nafas.



Agkkhh! Aku sulit bernafas… Kumohon… Seseorang cabut nyawaku… Aku sudah tidak kuat lagi…” Gumam Melody dalam benaknya.



Hijab Melody telah rusak tak karuan akibat permainan kasar Galuh yang buas, hentakkan demi hentakkan membuat wajah Melody semakin memerah. Saking kuatnya hentakan tersebut, seluruh tubuh Melody bergoyang, memperlihatkan kedua toket yang bergetar membuat Galuh menjadi semakin buas.



“MPPPHHFHHH… UGGGHHAAAAKKHHH… MMFFPPUAAAHH…”



“OOOHH OHHH… NNGMMPHHFF…”



Setelah beberapa saat terlewati, Galuh mencapai kontraksinya. Tanpa memperlama sepongan Melody, Galuh segera mempercepat ritme pergerakannya.



“GAAAAKKKHHHHH!!!’



SPPLRRTTT SPLRRTTT SPLRRRTT



Air mani tersebut memuncrat hebat di dalam mulut Melody. Kini seluruh lubang ditubuhnya telah basah oleh air mani orang – orang yang berbeda.



Selesai sepongan paksa barusan, Galuh melempar kepala Melody dengan mudahnya bak sampah jatuh ke tanah. Ia yang masih dalam pengaruh Apex Predator tampak tidak sama sekali terkuras energinya, masih berdiri tegap.



“Jelek… Wanita berkualitas rendah… Grrrhhh…” Gerutu Galuh dalam mode Apex Predatornya, “Aku ingin yang barusan.”



Veranda kah maksudnya?



Tanpa mengucap apapun lagi, Galuh segera beranjak lari menyusul Team Veranda Slavery Market menuju rooftop. Kelima peserta akan segera berkumpul dalam waktu yang dekat. Apa kira – kira yang akan terjadi?



Sementara itu, Melody yang sudah setengah sadar, menangis penuh rintih sembari tergeletak di lantai.



“Hikss… Hiksss… Bunuh saja aku… Kenapa harus jadi seperti ini… Hiks….”



Melody kembali merangkak menuju pintu keluar…



Ia menyesali segala perbuatannya yang telah melibatkan diri menjadi salah satu peran berlangsungnya turnamen Holy Grail. Tubuhnya telah ternodai begitu jauh, ia diperlakukan lebih hina dari binatang, bahkan lebih hina dari sampah.



Bahkan kini untuk jalan saja sudah tidak sanggup.



Namun pintu keluar sudah berada di gapaiannya…



Ia merangkak, jarak demi jarak…



Satu persatu ia perhatikan para penjaga wanita anggota Melody’s Circle telah tumbang tak berdaya dengan memek terekspos semua. Beberapa dari penjaga lelaki malah tampak sudah tak sadarkan diri, mungkin sudah tak bernyawa.



Hingga akhirnya ia berhasil keluar dari villa miliknya sendiri,..



“WOOOFFF!!! WOFFF!!! WOOOFFF!!”



“GRRRHHHHHHH… WOOOFFF WOOOFFF!!!’



Namun bukan tenang yang ia rasakan, ia kembali dibuat ketakutan melihat adanya sosok seseorang berdiri dihadapannya dengan dua anjing berjenis Belgian malanois menunggunya tepat di taman pekarangan depan villa tersebut.



“Oh tuhan… Apalagi ini… Apa masih belum cukup aku menderita… Hiksss…” Keluh Melody dengan tatapan lirih.



PROKK PROKK PROKK



Pria itu bertepuk tangan, dengan tali anjing mengikat pada tangan kirinya menahan kedua anjing buas tersebut untuk menyerang Melody.



“Lihat… Benar kataku bukan? Pertunjukan malam ini menarik karena kau lah yang membuatnya menarik, Melody…” Ucap Sosok tersebut.



“C-Cero?” Sahut Melody mendongak melihat sosok pria jangkung berjas itu.



“Aku sebagai rekan kerjamu sudah baik memperingatkan untuk segera kabur, tapi sifatmu terlalu arogan dan naif meremehkan para pesertaku, fufufufuh…”



“Cero… Kumohon… Jika kau hadir untuk menyiksaku, lebih baik bunuh saja aku… Kumohon akhiri penderitaanku ini…” Ucap Melody memohon pada Cero.



“Sayangnya tidak bisa… Anjing – anjing ini bukanlah anjing pembunuh… Mereka tidak dilatih untuk itu masalahnya…” Ucap Cero dengan tenang.



“Mereka dilatih untuk sesuatu yang lebih menarik…”



Melody memperhatikan pergerakan kedua anjing itu, rupanya benar apa yang Cero katakan. Reaksi anjing – anjing itu bukan seperti anjing yang kelaparan, melainkan seperti yang sedang naik birahinya. Terlihat pula kontol besar berurat dari anjing – anjing tersebut mencuat memperhatikan Melody.



“Tidak… Ampunn… Tidak dengan binatang… Cero kumohon akan kulakukan apapun… Aku berjanji akan menjadi budak sexmu, atau kau boleh pakai memek ini semaumu… Kumohon asal jangan dengan anjing…” Ucap Melody.



“Bwahahaahaha!” Tawa Cero menyeruak.



“Kau pikir aku bernafsu melihatmu? Maaf saja… Tapi kau lebih layak menjadi betina dari peliharaanku ini…” Balas Cero.



“Tidak… TIDAAAAKKKK!”



“Baiklah, silahkan nikmati betina kalian, anak – anakku~”



Cero melepas kedua anjing tersebut, dengan seketika pula mereka menghampiri Melody dengan penuh nafsu, hendak menghamili betina tersebut…



---​



Rooftop Villa Melody



“Hentikan perbuatanmu, dan menunduklah dihadapan raja yang sesungguhnya…” Ucap Roy dingin dengan nada agak tinggi.



“NGOOIKKHH NGOIKKKH NGOIIKKHHH!!!” Kodrat mengeluh penuh nikmat.



“NNMPPHFFHHH… MMPHFHHHH!!! MMFFUAAAHHH!!!” Desah Naomi yang tampak penuh sesak.



Seluruh area rooftop tampak penuh kengerian, kharisma aura absolut Roy terpancar hebat ke segala arah, begitu juga dengan kengerian si Babi. Tampak Naomi dipaksa untuk mengulum kontol si babi, sementara itu Roy yang tak menyukai pemandangan dihadapannya itu berusaha mengecam Kodrat untuk berhenti.



Sementara itu, Kris tampak tersengal – sengal dengan wajah bonyok terduduk di pojokan pagar rooftop. Sepertinya, sebelum Roy tiba, Kodrat telah menghajar Roy dan Naomi yang berusaha menangkapnya, lalu ia memaksa Naomi untuk mengulum penisnya.



“L-Lepaskan… Lepaskan Naomi… Babi bangsattthh,…” Erang Kris yang sudah bonyok penuh darah berusaha bangkit namun akhirnya jatuh lagi.



“Ini adalah ulah kalian sendiri, karena tak mau mendengarkan penjelasan gue lebih dulu…” Balas Natalia menanggapi reaksi Kris.



“Kalian… Benar – benar mengabaikan perintahku… Huh?” Ucap Roy pelan.



Namun tak ada yang menggubris.



MENUNDUKLAH, RAKYAT JELATA!” Bentak Roy, sebuah reaksi yang belum pernah ia tunjukan sama sekali.



Seketika pula seluruh area rooftop hening, aura absolut yang Roy pancarkan berhasil membuat semua mata tertuju padanya yang sedari tadi meracau. Kodrat yang awalnya tak memperdulikannya pun akhirnya melepaskan Naomi, lalu menatap Roy dengan sorot mata penuh amarah.



“Mppfuaahhhh… Ahhh… Sialan kau…” Erang Naomi yang baru saja lepas, kemudian menjauh dari tempat Kodrat, mendekati Kris pasangannya.



“Nggrhhhh… Siapa orang ini? Kenapa ia terasa begitu mengintimidasi? Aku jadi ingin menghajarnya, Nyonya… Ngoikkk…” Ucap Kodrat yang menggerutu kesal melihat sifat arogan dari Roy.



“Tunggu, Kodrat… Orang ini berbeda dari orang – orang yang pernah gue temui…” Ucap Natalia menahan budak sexnya itu.



“Bagus… Menurutlah… Makhluk – makhluk lemah…” Balas Vienny yang berdiri disamping Roy.



Suasana semakin hening, ketiga pasangan saling tatap satu sama lain, namun Kris dan Naomi yang sudah terpojokkan tampak lebih memasang posisi defensif menghindari konflik lebih lanjut mengetahui bahwa mereka berdua masih belum bisa menandingi Kodrat dan Roy.



“Kalian yang berdiri dibalik tembok pintu keluar… Tunjukkan diri kalian, jangan hanya sembunyi disana…” Ucap Roy menunjuk arah keluar dari rooftop.



Merasa terpanggil, tiga orang yang ternyata sedari tadi mengintip dari dalam ruangan Villa pun keluar menuju rooftop. Mereka adalah Veranda Slavery Market team, ketiganya tampak tegang menuruti ucapan Roy dengan penuh kewaspadaan.



“Sial… Aku tak menyangka ia adalah salah satu dari peserta juga… Roy, si raja yang Tangguh, pemilik perusahaan dagang nomor satu di Indonesia…” Ucap Veranda penuh ketegangan.



“P-Pria gendut itu… Dia adalah Sang Pemerkosa Ex-Member, bukan?” Sahut Yupi yang bergidik ngeri memperhatikan perawakan Kodrat, sambil menggandeng tangan Adam.



“Siaal… Kenapa orang – orang ini tampak begitu menyeramkan… Apakah mereka semua ini adalah lawan – lawanku?” Tanya Adam yang tak kalah tegang.



“Dalam beberapa hari lagi, kita semua akan berhadapan sebagai lawan di turnamen Holy Grail… Kuharap kalian paham posisi kalian, jadi jangan coba – coba melawanku…” Ucap Roy menegaskan posisinya, sekaligus memberikan peringatan, “Jika kalian tidak ingin hancur, tentunya.”



“Sombong sekali fuckboy satu ini… Asal lo tau aja, gue menahan Kodrat agar tidak membuang tenaga untuk Holy Grail nanti… Jika gue melepaskannya, bisa mati lo bajingan…” Balas Natalia sinis terhadap penegasan Roy.



“Hooo… Mau dibuktikan?” Tantang Roy.



“Hentikan… Jangan gegabah… Apa kalian tidak berpikir, jika ada peserta yang gugur sebelum turnamen, itu bisa berimbas fatal… Kita masih tidak tau apa yang akan terjadi nantinya…” Potong Veranda berusaha menengahi suasana yang semakin tegang.



Roy dan Natalia tampak mereda setuju dengan ucapan pemimpin tim Veranda Slavery Market itu.



“Tapi ngomong – ngomong… Dimana peserta satunya lagi? Apa ia tidak datang kemari?” Tanya Vienny yang juga berusaha mengalihkan pembicaraan dari suasana tegang yang hampir pecah tersebut.



DRAP…



DRAP…



DRAP…



“Dia disini…” Balas Veranda, menoleh kearah pintu masuk rooftop.



GRRHHHHH…

Seluruh mata peserta dan kandidat tertuju pada sumber suara geram barusan, pria berambut merah dengan wajah buas mulai muncul dari pintu yang telah dihancurkan Kodrat. Sang pemilik kemampuan Apex Predator itu berjalan tenang, namun memancarkan aura merah yang sama berbahayanya dengan Kodrat dan Roy.



“NGOOIKKHH! NGOIKKHHH! NGGRRRRHHHH…” Insting buas Kodrat menggerutu melihat sosok yang tak kalah buas itu datang dari arah Villa.



“…” Kris yang sudah tak berdaya menatap lirih, penasaran dengan sosok tersebut.



“Ugghhh… Yang satu ini tak kalah menyeramkannya… Sial… Mereka semua monster…” Ucap Adam yang bergidik ngeri melihat sosok tersebut.



“Hmmmm… Menarik…” Sahut Roy sedikit menyeringai.



Galuh telah tiba dihadapan seluruh peserta dan kandidat, sendirian.



Dengan ini, seluruh peserta telah berkumpul untuk pertama kalinya, meski Galuh masih belum memiliki kandidat. Padahal Holy Grail akan dimulai dalam beberapa hari lagi.



“GRRRRRRHHH--- eh.”



Erangan penuh geram barusan yang hendak menjadi sebuah teriakan buas tiba – tiba terhenti, dengan nada yang tiba – tiba menurun. Rupanya Apex Predator telah kembali masuk kedalam tubuh Galuh, dan Galuh yang asli kembali menguasai tubuhnya.



“Ummmmm…”



Suasana hening, semua orang tampak keheranan melihat perubahan sifat Galuh yang terjadi secara tiba – tiba. Begitu pula Galuh yang tampak kebingungan melihat beberapa wajah pria yang asing di matanya. Hanya para perempuan yang tampak Galuh kenali, karena ia sempat bekerja di perusahaan yang menaungi mereka.



Dalam bingung, Galuh angkat suara…



.



.



.



“Kalian siapa ya?”
kenalkan, namaku Skey Mouse. Akulah ajudan Nona Bchsr.......
terima kasih......
 
Waduh... Adegan fetishnya Melody kok malah diskip, gan. Hehehe... :pandajahat:

Anyway, nice update. Ditunggu kelanjutannya. :jempol:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd