SIDE STORY: Chapter 30 Alternate Ending
Adam’s Bad Ending - Requested by @aonr48
“Aaaannghhh! Kyaaaahh! Tolong, Nyonya Veranda!” Erang Yupi berusaha menjulurkan tangan pada Veranda meminta pertolongan.
“Cantik – cantik, kalo mengerang kok berisik sih, sini om cium!” Ucap salah satu penjaga yang sedari tadi kesulitan mendapat spot dari tubuh Yupi.
“MMPHHMMSSSHHH” Yupi menggelinjang mendapatkan mulutnya dikulum oleh penjaga tersebut.
Sang penjaga mengkulum paksa mulut Cindy Yuvia hingga lumer dan basah, Yupi yang tak mampu melawan hanya bisa mengikuti permainannya. Memang ia tak menginginkan ini, namun tubuhnya yang telah dilatih Veranda untuk seks tak bisa menolak kuluman lidah yang dimainkan oleh penjaga tersebut. Lidah yang dijulurkan oleh penjaga kekar tersebut disedot oleh Yupi bak kehausan.
“Wiihhhh gampang banget nih lonte mungil satu ini, langsung sange gitu doang!” Ucap salah satu penjaga lain yang sedang memainkan toket Yupi.
Bagaimana pun juga, lima orang berperawakan kekar sedang meremas dan mengelus tubuhnya, ditambah satu orang mengulum hebat mulut Yupi, tak mungkin wanita manapun dapat menolak rasa nikmat satu ini meski tidak diinginkan.
“MMMPHHMSSSHHH… AHHHH…” Yupi mengerang dan menggelinjang.
Ia yang sudah berkeringan akibat gugup pun kini malah lebih deras, seluruh tubuhnya basah kuyup oleh keringat membasahi kulit putih bak sutera. Kaosnya tampak basah oleh keringat memperlihatkan tubuhnya serta bra pink.
---
“
Aku tak percaya…” Gumam Yupi dalam hatinya.
“
Aku tak percaya Kak Adam telah meninggalkan kita… Padahal ia berjanji akan melepaskanku dari perbudakan… Namun sekarang ia malah kabur seperti pengecut… Aku telah salah mempercayai orang…” Lanjutnya masih dalam benak.
Berjam – jam telah lewat, Adam yang seharusnya muncul tak kian muncul, Yupi pun mulai menyadari bahwa sang Playmaker telah kabur karena ketakutan. Kini mereka yang sudah terlampau masuk kedalam kendang singa, tak punya pilihan lain selain melayani tuan rumah.
“K-Kak Ve… Hiks…” Sahut Yupi menangis sambil menoleh kearah Veranda.
Tampak disana, Veranda sudah dalam keadaan telanjang mengangkang dengan kedua bola matanya putih semua, serta lidah yang menjulur. Seluruh tubuhnya telah basah oleh peju dari para penjaga Benteng Jinan. Pikiran Veranda telah rusak, ia telah menjadi lonte yang ter-
bukkakke oleh para pejantan disini. Melihat majikan nya sendiri kalah dan terlecehkan, sudah tak ada pilihan lain untuk Yupi selain pasrah dan menerima nasibnya.
“
Hikss… Ini semua gara – gara Adam! Pengecut itu lari!” Gumamnya menyalahkan Adam.
“Inilah balasannya jika kalian berusaha melawan Melody’s Circle… Paham kamu sekarang, Yupi?” Tanya Jinan dengan sorot mata arogan.
“I-Iyaa… M-Mohon maafkan kelancangan Yupi… Plisss ampuni Yupi… Biarkan aku pergi dari sini…” Pinta Yupi memohon pada Jinan.
Tak memperdulikan harga dirinya, Yupi yang sudah ditelanjangi oleh 5 penjaga pun bersujud di hadapan kaki Jinan. Memohon ampunan dari sang penjaga Villa Melody itu untuk melepaskannya.
“Ampunn… Ampuni aku nyonya Jinan… Jangan siksa Yupi lebih jauh lagi…” Ucap Yupi dalam sujudnya sambil mencium ujung kaki Jinan.
“PENJAGA!” Panggil Jinan, seketika pula tubuh Yupi bergetar mendengar suara yang menggelegar itu.
“Jablay yang bernama Veranda barusan enak gak?!” Tanya Jinan.
“ENAK NYONYA!” Balas mereka serentak.
“Masih nafsu gak buat entotin lonte tanpa harga diri satu ini?” Tanya Jinan sambil menginjak kepala Yupi.
“Hikss… Ampunn… Kumohon Ampuni Yupi… Nyonya Jinan…” Pinta Yupi semakin terisak dalam sujudnya.
“MASIH NYONYA! Tubuhnya sexy, dan kulit nya putih banget!” Jawab salah satu dari mereka.
“Istri gue sih ga ada apa – apanya dibanding dia, kaya bumi dan langit!” Sahut penjaga yang lainnya.
“Hahahaha, tapi masih mending lah istri lu punya harga diri, dibanding perek satu itu sampe sujud – sujud begitu!” Balas temannya.
“Benar juga, hahaha!”
Mendengar keinginan dari anak buahnya, Jinan menjambak rambut Yupi dan mengangkat kepalanya hingga ia berdiri serta mata mereka saling tatap. Tampak sorot wajah Yupi yang ketakutan berhadapan dengan seringai Jinan yang sangat amat dingin dan licik.
“Nasib lo itu udah seharusnya jadi perek… Punya badan sebagus lo, sayang kalau gak dipake buat ngelonte… Sekarang julurkan lidah lo…” Perintah Jinan.
Yupi yang hanya bisa pasrah pun menjulurkan lidahnya.
“CUH!”
Ludah Jinan menyemprot membasahi lidah Yupi yang menjulur, air liur tersebut sontak mengalir berjatuhan ke dadanya yang tidak begitu besar namun terekspos. Seluruh penjaga dibuat menelan ludah melihat pemandangan yang sangat menggoda dihadapan mereka.
“Penjaga! Rusak cewek satu ini!” Perintah Jinan.
“SIAAPP NYONYAA!!!”
Jinan melepas jambakan Yupi dan berlalu begitu saja menuju Villa bagian dalam hendak melapor pada Melody. Sementara itu 5 penjaga lainnya secara penuh nafsu segera berkerumun dan menjamahi tubuh Yupi, hendak menggerayangi sang gadis yang sudah terekspos secara bebas.
“HYAAAAHHHH!!! TIDAAKKK!!! AMPUNNN!!! AMPUNNN!!!” Teriak Yupi histeris mendapati lengan serta lidah para penjaga menggerayangi tubuh telanjang sembari menggelinjang.
Yupi diangkat oleh satu penjaga, ia dibuat menungging sementara dihadapannya ada kontol yang sudah mencuat. Beberapa kontol lain tampak melingkari tubuhnya, termasuk bagian belakangnya yang sangat terekspos.
Satu penjaga menjambak rambut Yupi dengan kedua tangannya, pergerakan pinggulnya maju – mundur seiring kontol tersebut masuk kedalam tenggorrokkan Yupi. Air liur dan saliva Yupi mengucur dari mulut hingga dagu dan menetesi lantai tempat ia menungging, pikirannya sudah kacau tak peduli lagi akan reputasinya.
“Hikss… Ampunnn… Pelan – pelan aja pliss… MPPFHSHHHHH—” Ucapan Yupi terpotong oleh paksaan kontol yang masuk kedalam mulutnya.
Selagi mulutnya sibuk oleh kontol, penjaga lainnya memanfaatkan momen tersebut untuk mengambil alih memek Yupi yang menungging. Warna merah muda dan basah itu membuat siapapun yang melihatnya akan tergoda untuk segera menggenjot daging kemaluan Yupi.
ZLEEEPPP
Kontol Penjaga yang sudah mengaceng itu masuk kedalam memek Yupi. Ukurannya tidak lebih besar dari kontol yang sedang Yupi sepong, namun sudah jelas lebih besar daripada ukuran Adam. Begitu pula memek Yupi yang memang sangat sempit membuat kenikmatan dari dalam lubang memek itu menjadi sangat luar biasa.
“MMMPPFHHHHSSS… OOOUUWWHHHHFFF…” Lolong Yupi merasakan kenikmatan dari sodokan depan dan belakang.
Sementara kedua penjaga itu menyodok Yupi dari depan dan belakang, 3 penjaga sisanya tampak memainkan tubuh Yupi. Satu penjaga menggapai tangan Yupi, memaksa sang idol untuk mengocok kontolnya dengan tangan kiri. Lalu penjaga lain tampak menggesekkan kontolnya ke punggung Yupi yang sangat mulus dan licin. Serta penjaga terakhir hanya menikmati memandang tubuh Yupi sambil mengocok kontolnya sendiri.
“Ahhh… Ahhhh… Ahhh… Anjingg enak bangeethhh… Kenapa memekmu gak di obral aja sih, bakal laku ini sih fix ahhhhh… Ooouuuhhhh…” Erang penjaga yang menyodok memek Yupi.
Penjaga itu terus menerus menyodoki memek Yupi dalam posisi doggy-style, sementara Yupi masih saja sibuk mengulum kontol yang dipaksa masuk kedalam mulutnya dengan ekspresi ahegao, nampaknya Yupi sudah mulai menikmati pemerkosaan gangbang ini. Seperti lintah yang disirami garam, Yupi menggelinjang disetiap sodokan dari depan maupun belakang, apalagi Ketika toketnya diremas oleh penjaga yang menempelkan kontolnya di punggung Yupi.
“Shhhslllrrppshhh… Mmppphhsshhh… Mmmpphhhh…” Desah Yupi menyedot kontol yang ada dimulutnya, tanpa disadari ia sudah mulai melakukannya secara sukarela akibat rasa sange yang ikut meninggi.
“Ahh… Gue mau keluarr…” Ucap penjaga yang kontolnya dikulum secara sukarela oleh Yupi.
Pinggul penjaga itu berkontraksi hebat, begitu juga mulut Yupi yang mendapati kontol tersebut terbenam. Dengan hentakkan terakhir dari pinggang sang pejantan, ia memuncratkan air peju dengan sangat derasnya didalam mulut Yupi, dihiasi oleh ekspresi
ahegao yang sangat mengundang.
SPPPLRRRTT SPLLLRRTTTT SPLRRRRTTT
“Mppffuaaaaaaaahhhh…” Desah Yupi melepas kontol yang penuh air mani itu dari mulutnya dengan isyarat seperti lonte yang sudah kecanduan.
Lidahnya menjulur, memperlihatkan Sebagian air mani yang tak bisa ia telan, secara perlahan menetes jatuh ke lantai. Ekspresinya kembali berubah menjadi ekspresi haus kontol, ia rupanya masih belum puas dengan perlakuan dari para penjaga tersebut karena baru merasakan sangenya sekarang.
“Teruss… Teruss pejantanku sayaangg… Kontolin memek lonte murahan yang hanya sebatas anjing betina ini… Ouhhh… Ahhhhhhh… Bikin bayi buat aku, sayaannghhh….” Desah Yupi yang sudah kehilangan akal sehatnya.
“Iyaahh… Ahhhh… AHhh…. Jangan banyakhh bacoottt… Anjing betina cukup tau enak aja… Ahhhh… Gilaaa sempit banget memek jablay ini…. Ouhhhhhhh…” Erang penjaga yang masih sibuk mengentoti memeknya itu dengan mempercepat sodokannya.
PLAKKK! PLAKKK! PLAKKK!!
Sebuah tamparan keras berkali – kali didaratkan pada kulit punggung serta bokong Yupi yang halus, putih, dan lembut. Namun anehnya dalam setiap tamparan, Yupi justru semakin meliar, ia bahkan membantu sodokkan penjaga yang menyodoknya, menyesuaikan ritme maju – mundur agar hentakkan kontol semakin keras menerobos Rahim sang gadis.
“Enak gak?! Enak gak ditamparin gini?! Jadi hewan ternak aja sekalian, jablay murah!” Bentak salah satu penjaga.
“Iyahhh—OOOUHHHHH…. AMPUNNHHH… AHHHH… AMPUNNN TUAANNN… IYAAHHH… AKU RELA JADI HEWAN TERNAKK… OUUHWHHHHH… SAKITHHH… TERUUSHHH…” Teriak Yupi penuh kenikmatan, namun sakit secara bersamaan.
SLAPPP ZLAPPP ZLAPPPP
Yupi yang semakin sange membuat memeknya menstimulasi banyak cairan, sehingga rongga – rongga yang digenjot oleh penjaga menjadi semakin basah dan becek. Fokus Yupi kini ada pada memeknya, disetiap gerakannya yang seirama dengan penjaga, memeknya menjepit semakin keras namun tetap licin.
“Anjinghhhh… Anjinghhh… Ahhhhh… Gak kuat…. Mau keluaarhhh…” Teriak Penjaga itu mengalami kontraksi dan bergetar.
“Ouhhhh… Ahhhhh… ANJINGHHH… MAU KELUAR JUGAAA… SAMA – SAMA… OUHHHH AHHHHHH….”
SPPLRRRTT SPPLLRRRTT SPPPLRRRTTT
Secara bersamaan, orgasme dicapai oleh keduanya yang menyemprotkan air suci masing – masing. Penjaga tersebut menyemprot Rahim Yupi hingga penuh dan meluap keluar memeknya, menetsi lantai. Sementara air suci Yupi menyemprot deras membasahi lantai, bercampur dengan air liur, saliva, dan keringatnya sendiri.
Penjaga itu pun mencabut kontolnya dari memek Yupi, sang gadis kini terjatuh dalam posisi menungging, wajahnya menempel di lantai bersama dengan cairan – cairan yang sudah bercampur barusan.
“Fueeehh… Ahhhhh… Lagi… Kontolin aku lagi, penjaga—Maksudku, tuan – tuan… Haaahhh… Nikmat… Jadikan aku peliharaan kalian… Jadiin Yupi sebagai anjing betina buat kalian…” Ucap Yupi pelan setengah mendesah.
“Bagus… Udah rusak pikirannya dengan sex… Kita berhasil, teman – teman…” Ucap penjaga yang barusan disepong dengan penuh kebanggaan.
Kini salah satu dari mereka yang badannya paling besar mengangkat Yupi dalam keadaan women on top, ia memposisikan kontolnya untuk menancap pada lubang pantat Yupi. Sementara 2 penjaga sisanya yang masih memiliki tenaga untuk lanjut berdiri di samping kanan dan kiri Yupi, meminta Yupi untuk mengocok kedua kontol tersebut dengan masing – masing tangan.
“Sodok akuuhhh… Ahhhhhhhh…. Huehehehehe… Yupi suka kontolll… Kontolin Yupi tuan tuaaannn… Fuehehehehe…” Racau Yupi.
ZLEBBBBB
Kontol penjaga bertubuh besar itu mulai menusuk lubang pantat Yupi, seirama dengan kocokan kedua tangan Yupi pada kontol – kontol yang lain. Dalam sodokan pertama itu, tampak ekspresi Yupi mengerang hebat, merasakan kenikmatan juga rasa sakit secara bersamaan yang membuatnya kecanduan.
“OUUUUUUHHHHHHHHH!!!! ENHAAAAKKKKKHHHHH!!!!” Lolong Yupi tak kuasa menahan nafsunya.
PLOKKK PLOKKK PLOKKKK
Pantat Yupi yang sangat kenyal itu beradi dengan selangkangan dari sang penjaga yang paling besar. Hantaman demi hantaman membuat pantatnya menjadi merona merah, sementara cengkraman dari kedua tangan Yupi kian mengeras.
“Gilak! Lonte satu ini memang terbaik! Kapan lagi dapet yang beginian! Hehehehee…” Ucap sang penjaga.
“GOOOUHHHHHH!!! AKKKHHH!!!” Erang Yupi menggelinjang.
Tubuh Yupi berkontraksi hebat, rupanya titik lemahnya ada pada lubang pantat dari sang gadis tersebut. Akumulasi rasa nikmat sedari awal hingga sekarang memuncak pada birahi Yupi, ia pun mencapai orgasmenya dengan sangat hebat.
SHRRSSHHHH SHRSSSHHH SHRHHHSHHH
“AAAAKKKHHHHH!!! AKU MUNCRAATHHHH!!! AHHHH!!!” Lolong Yupi tak karuan sembari meronta hebat.
“Gilaaak… Nafsunya gede banget ini perek!” Ucap sang penjaga yang masih menggenjoti Yupi.
Meski baru saja mengalami orgasme, Yupi yang sudah gila akan kontol masih tetap sadar dan mengikuti ritme permainan dari para penjaga…
Tak memperdulikan waktu maupun situasi, Yupi sang kandidat keempat dari Holy Grail telah jatuh pada lubang kenikmatan. Malam yang semakin larut tak membuat para penjaga Lelah menyetubuhi lonte terbaik yang pernah mereka rasakan.
---
Subuhnya, tepat sebelum matahari terbit…
Adam berjalan menunduk kembali ke Villa setelah ia menyesali pelariannya meninggalkan Yupi dan Veranda. Ia berjalan bungkuk dan lesu, suasana Villa yang awalnya mencekam pun sekarang tampak sepi, mungkin Melody, para penjaga, juga para peserta Holy Grail lain sudah menyelesaikan masalahnya lalu pergi dari tempat ini.
Ia pun membuka pintu timur, tempat Yupi dan Veranda masuk.
“ASTAGA!”
Alangkah terkejutnya ia melihat Yupi dan Veranda mengangkang di sandaran tembok dengan wajah
ahegao penuh air mani serta tulisan spidol.
Lonte, Toilet Peju, Budak Kontol, Perek Murahan.
Begitulah tulisan tersebut menempel pada tubuh Yupi dan Veranda.
“HUAARGHHH!!! HIKSSS HIKSSS… MAAFKAN AKU! MAAFKAN AKU! MAAFKAN AKU YANG TAK BERDAYA!” Tangis Adam pecah, ia terduduk lesu melihat rekan dan separuh jiwanya telah dihajar habis – habisan.
Nampaknya, Playmaker tidak berpihak padanya kali ini…