Chapter 10: Petualagan di Jepang – Jangan Ganggu Shani II
Kereta express, menuju restoran pinggir kota.
‘
yang bener nih... harus di tempat umum banget shan...’ Gumam Galuh yang tak percaya menyaksikan Shani.
Sepanjang berjalan bersama, Galuh dan Shani tidak banyak bicara, keduanya tegang satu sama lain. Hal tersebut dikarenakan Galuh yang masih merasa canggung akibat kebingungannya yang melihat Shani bermasturbasi dengan meja. Kalau dari Shani nya sendiri, ia memang tak mahir berbicara jika hanya berdua dengan seseorang, apalagi orang itu adalah pria.
Namun kondisi saat ini sedikit berbeda, hobi Shani ‘kambuh’ lagi, dan sekarang mereka sedang berada di kereta umum.
Galuh menyandarkan wajahnya di telapak tangannya, melihat Shani yang kembali berusaha bermasturbasi, namun kali ini dengan tiang penyangga kereta. Keadaan sekitar memang tidak terlalu ramai sebab tidak banyak yang pergi ke daerah pesisir jepang saat malam hari, namun tetap saja orang – orang disekitar harusnya menyadari apa yang sedang Shani lakukan. Apakah Shani menyadarinya? Entahlah, Galuh sendiri masih belum berani menanyakan mengapa Shani melakukan hal – hal seperti itu.
Shani saat ini hanya mengenakkan kaos putih dibalut br4z3r hitam, dibawahnya ia memakai celana kain, sehingga memang tampak mudah baginya menjepit tiang kereta tersebut dengan selangkangannya.
Tiang penyangga kereta itu bak tiang poledance, Shani menggesekkan selangkangannya ke tiang tersebut pelan namun bertenaga. Wajahnya memerah kenikmatan, ia menaik turunkan selangkangannya di tiang tersebut bak seorang penari striptease.
‘
apa ia tak sadar semua orang, termasuk aku dapat melihatnya sedang sange?’ Tanya Galuh dalam batinnya.
“Mmmmhng~” Desah Shani.
Galuh mulai merasa ini tidak beres, jika hal ini berlanjut mungkin Shani akan mengalami hal yang lebih buruk dari Melati saat di bis umum, ia harus melakukan sesuatu.
“Ahh! Akhirnya sampai di stasiun tujuan!” Seru Galuh memecah Shani yang sedang keasikan memainkan tiang kereta.
Shani buyar, ia langsung berusaha merapihkan diri seolah merasa bahwa orang – orang tak ada yang sadar akan kelakuannya.
Mereka pun akhirnya sampai di restoran tujuan, restoran ini sengaja mereka pilih di samping kota sebab langsung berhadapan dengan laut, demi mendapatkan pemandangan yang menenangkan.
Sesampainya mereka disana, tanpa banyak menunggu mereka segera memesan dan menyantap makanan khas jejepangan yang disediakan sambil menikmati pemandangan. Tak banyak yang diobrolkan dari kedua ini, hingga kemudian Galuh berusaha membangun percakapan menuju kelakuan Shani dari yang sebelum – sebelumnya.
“Shani, kalau boleh tau apakah kau pernah berpacaran?” Tanya Galuh sambil menyantap sisa – sisa makannanya.
“Eh? Ummm... Sejujurnya belum pernah Kak...” Jawab Shani sambil mengunyah makanannya.
“Heeee... Seorang Shani belum pernah berpacaran? Rasanya aneh cewek sesempurna kamu tidak ada yang mau, hahaha...” Ucap Galuh dengan menyisipkan candaan ala wota.
Shani menunduk, ia tampak tak menyukai kata – kata yang Galuh sebutkan barusan.
“Aku kurang suka kak disebut sempurna – sempurnaan itu... Gara – gara orang pada mandang aku ‘tinggi’, jadi ga ada cowok yang mau sama aku karena minder...” Lanjut Shani sedikit murung.
‘
ah jadi begitu rupanya...’ Gumam Galuh dalam hatinya
“Ummm... Maaf Shani, kalau boleh tanya lagi... Apakah itu alasan mengapa kamu suka bermasturbasi dengan benda mati?” Tanya Galuh dengan suara pelan.
Shani tampak terkejut mendengar pertanyaan Galuh, wajahnya tampak merona sedikit.
“K-K-K-K-Kak Galuh liat ya?! Tuh kan sudah aku duga kakak memang lihat!” Ucap Shani dengan intonasi penuh rasa canggung.
‘
ya ampun shan, semua orang juga ngeliat kali... polos banget sih kamu...’ Gumam Galuh dalam hatinya sambil berekspresi
sweatdrop.
Galuh kemudian menjelaskan, semua yang Shani lakukan dapat dilihat oleh siapapun, bahkan yang di kereta barusan jelas dilihat oleh orang lain yang ada di kereta. Galuh memperingatkan Shani untuk tidak terlalu polos sebab ia dapat saja diperkosa jika memungkinkan bagi pelaku.
“Aku pun mendengar semalam suara desahanmu di kamar, kau bermasturbasi dengan tembok penghalang kamar kita kan? Aku sampai terbangun lhoo...” Lanjut Galuh.
“Heeee?! Heeeeee?! Jadi Kak Galuh sadar ya?! Duhh... Yaampun kenapa aku polos sekali...” Kata Shani setengah panik menyesali kepolosannya.
“Yasudah tidak apa – apa kok Shan, aku tidak akan beritahu siapapun... Tapi kenapa kau se-begitu sange nya akhir – akhir ini?” Tanya Galuh.
Shani sejenak diam, kemudian lanjut menjawab.
“Aku pengen banget nyobain rasanya ngewe kak.” Ucap Shani.
“O...kay? Tapi kenapa caramu seperti itu? Kau bisa diperkosa lho...” Tanya Galuh penasaran.
“Kan sudah kubilang kak... Cowok pada minder gara – gara aku disebut sempurna, jadi aku sulit dapat pacar, apalagi ngewe. Kalau udah dititik ini, kayanya aku gak masalah diperkosa, aku pingin banget ngerasain orgasme langsung oleh kontol cowok... Aku tuh pengen dilihat sebagai ‘wanita dewasa’ juga kak sekali – kali.” Jawab Shani.
GLEK
Galuh menelan ludah mendengarkan penjelasan Shani, ia merasa kasihan pada Shani karena image polos dan sempurnanya jadi tak pernah merasakan hubungan sex.
“O-oke Shan, aku ngerti sekarang kenapa kamu melakukan itu...” Balas Galuh.
“Kak Galuh...” Panggil Shani.
“Ya?” Sahutnya.
“Kalo Kak Galuh sendiri... Mau gak ngewe sama Shani?” Pinta Shani dengan wajah memelas.
JEDEEERRRRR
Bak dihantam halilintar, pikiran Galuh langsung melayang kemana – mana, ia tak menyangka Shani sendiri yang menawarkan dirinya pada Galuh. Memang Galuh sempat minder sama seperti cowok lainnya, tapi mendengar penjelasan Shani sebelumnya membuat tekadnya bulat yaitu:
ngewe sama Shani biar dia senang.
“AYOK!”
---
Galuh kemudian membawa Shani ke gang sempit kumuh tempat pembuangan sampah disamping restoran tempat mereka makan. Ia percaya tempat ini aman, sebab biasanya ketika ia membaca komik hentai, gang kecil tempat sampah lah yang biasa dipakai untuk berhubungan sex.
“Tak apa kan ditempat seperni ini?” Tanya Galuh.
Shani mengangguk.
“Iya, lebih menantang juga kan kalau di tempat umum? Hihi”
Shani membuka kancing blazernya satu persatu lalu melempar blazernya ke lantai, sehabisnya ia buka baju kaos didalamnya hingga hanya bra merah saja yang tersisa. Galuh meraih celana kain Shani lalu membantunya membuka celana menyisakan celana dalam warna serupa bra. Bermodalkan pengetahuannya di film bokep, Shani berinisiatif membuka celana Galuh.
Kini mereka berdua berada dalam keadaan telanjang bulat, di luar ruangan. Shani naik dan berduduk diatas penutup tong sampah besar berbentuk kotak, memberikan isyarat untuk Galuh memberi memeknya cumbuan lalu mengangkang lebar.
“Shani... Kau cantik sekali mala ini...” Galuh terperangah melihat kecantikan gadis dihadapannya.
Entah kenapa Galuh mendadak sange melihat seorang Shani dengan kulit putih mulus dan tubuh yang indah berada di sebuah tempat pembuangan sampah kotor dalam keadaan telanjang.
“MMMHMM!”
Tanpa basa basi Galuh memendamkan wajahnya di memek Shani, ia langsung menghisap dan mencumbui memek Shani. Sementara mulutnya menyedot memek Shani, kedua lengan Galuh meremas pantat Shani.
“Mmmhmmm... Enak Galuh sayanggg.... mmmh” Shani mengerang.
Galuh memainkan lidahnya keluar masuk memek Shani, beberapa kali ia menjilati klitoris yang menyembul. Merupakan hal yang jarang bagi Galuh mendapatkan kesempatan berada sedekat ini dengan memek perawan harum, terutama memek tersebut adalah milik seorang Shani Indira Natio.
“Scchluuur sluuurppphhh”
“Aaaahhhhh~” Desah Shani.
Tanpa disadari memek Shani mulai becek, libido Shani mulai naik. Permainan lidah Galuh telah berhasil membuat Shani menjadi semakin sange.
“Kak Galuh...
Shani mengangkat kepala Galuh yang berada di memeknya lalu mengarahkannya ke wajahnya. Shani kemudian mencium galuh penuh nafsu, lidah mereka saling bertemu membuat saliva mereka saling mengucur.
Galuh segera naik keatas tong sampah yang tertutup tempat Shani berduduk, lalu membaringkan Shani tepat berada dibawah dirinya.
“Shani sayang... Aku udah ngaceng banget...” Ucap Galuh yang sudah kepalang sange.
“Mmmhmm... Masukin aja Kak Galuh... Jebol memek Shani untuk pertama kalinya...” Balas Shani.
! ! ! ! !
Tepat setelah Shani mengucap kalimat barusan, Galuh merasakan seolah ada sesuatu yang tersentuh di dalam kepalanya, seolah ada ‘sesuatu’ yang berusaha bangkit. Namun nafsunya yang sudah tak tertahan tak memperdulikan hal itu.
SCHLEEEPP
“Aaannghhh~” Shani mengerang sakit, namun juga nikmat secara bersamaan.
Satu tusukan kontol Galuh cukup untuk menjebol dinding keperawanan Shani, beberapa bercak merah darah perawan terlihat menempel di kontol Galuh disetiap sodokan.
SCHELLLP SCHLEEPP SCLEEPPH
“Aahhh ahhhh! Mmppphhss... Inikah rasanya... Uhhhhh....” Shani meracau merasakan kenikmatan yang baru ia rasakan pertama kali.
“Aaarghhh Shani... kamu sexy banget... Aku gatau apakah aku bisa bertahan sampe kamu orgasme atau tidak...” Ucap Galuh penuh keraguan, sebab sekarang pun ia sudah menuju puncak.
Tak mendengarkan ucapan Galuh, Shani menarik kepala Galuh lalu menciuminya lagi. Kali ini Shani yang memimpin permainan lidah mereka seraya Galuh menggenjot memek perawan Shani, setelah beberapa saat kemudian Shani melepas ciuman mereka.
“Kak, aku percayakan tubuh aku padamu ya... Aku percaya keperawananku hilang pada kakak merupakan hal yang tepat...” Ucap Shani sambil memegangi wajah Galuh yang berada beberapa senti dari wajahnya.
! ! ! ! !
‘Perasaan itu’ muncul kembali, seolah ada sesuatu yang akan bangkit dari dalam kepala Galuh. Perkataan Shani seolah pelan – pelan tapi pasti menekan setiap tombol syaraf yang ada di kepala Galuh, dan ‘sesuatu’ yang berada di kepalanya tampak ‘menyukai’ ucapan Shani tersebut.
Fokus Galuh terbelah, ritme sodokannya melambat, namun ternyata Shani tidak akan membiarkan hal tersebut. Shani segera membantu genjotan Galuh dengan cara menggelinjangkan pinggulnya, membuat kontol yang berada didalam memeknya dikocok oleh pinggul Shani.
“Mmmhmmm... Mhmmm... Gimana Kak? Untuk pertama kali, Shani bagus ga goyangannya?” Ucap Shani sambil menggelinjang dan menggeliat seperti ulat.
“Arrrrghhh... Shani... Jangan... Aku bakal cepet keluar kalau kamu lakukan itu... Aaaahhh~” Ucap Galuh yang mulai memuncaki orgasme.
Sekilas, Galuh merasa kecewa dengan dirinya sendiri sebab ia merasa akan orgasme sebelum lawannya orgasme lagi untuk kesekian kalinya. Jika begini terus, ia merasa bahwa dirinya tak pantas di sebut pria.
“Hmm?”
Shani menyadari fokus Galuh tak kunjung kembali padanya segera memperbaiki permainannya menjadi semakin liar. Meski Shani tidak tau apa yang dipikirkan Galuh, namun ia berusaha memberikan goyangan yang terbaik.
“Kak Galuh...” Panggil Shani.
Galuh yang benar – benar berada di ujung orgasme menoleh ke wajah Shani, ia mendapati Shani menatapnya dalam – dalam.
“Tolong fokuslah denganku, aku ingin Kak Galuh juga menikmati tubuh Shani. Aku sudah membulatkan niatku, untuk malam ini... Tubuh Shani milik Kak Galuh...” Ucap Shani.
! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !
! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !
Sesuatu bangkit dari kepala Galuh, tepat setelah Shani mengucapkan kalimat sebelumnya. Seolah menjadi pelatuk, Shani berhasil membangkitkan sisi liar dari seorang Galuh, kali ini yang berada di depan Shani merupakan Galuh si Buas.
.
Apex Predator telah berhasil diaktifkan, Galuh memasuki mode buasnya.
.
“AAAAAAAAARRRRGHHHH!!!” Galuh mengerang keras.
“K-Kak Galuh???” Tanya Shani kebingungan.
Galuh melepas kontolnya dari memek Shani, ia kemudian mengangkat Shani dan membalikannya hendak membuat Shani berada dalam posisi doggy style.
“Kyaaaaah~” Shani merasakan perbedaan tenaga Galuh sekarang menjadi lebih kasar, namun bukannya membencinya tapi malah membuat Shani lebih bernafsu.
“Grrrhhhhaaaarghhh!” Galuh yang membuas kembali menggenjot Shani, jauh lebih cepat dan kuat dari sebelumnya.
“Aaaahhhh~ Aaaaaahhhhh~ Kak Galuh~ Enaaaakkk... Nnnngghhmppss” Shani mengerang keenakan, kini kendali penuh berada dalam permainan Galuh.
Sambil menggenjot Shani, Galuh memainkan kedua toket Shani dengan meremasnya secara kasar. Kemudian Galuh mencumbu punggung putih Shani dan menjilatinya.
“Mmmphmmms... Tubuhmu... Milikku...” Ucap Galuh yang mencumbui punggung Shani, caranya berbicara secara intonasi terdengar lebih berat, dengan kata lain yang satu ini memang adalah Galuh dalam mode
Apex Predator.
“Iyaaahhhnngg... Iyaahhh... Tubuh Shani... Milik Kak Galuh... Aaaaannghhh~” Shani semakin tergila – gila destiap sodokan Galuh, kini ia mulai mencapai orgasme pertamanya, “Kak... Mau keluar... Mau keluarrrrr.... Uunnngghhh~”
Mendengar desahan sang gadis, Galuh menyodoknya semakin gila, membiarkan Shani mendapatkan orgasme yang diinginkan.
“Aaaaaannghhhhhh~”
SHHHHHHRRRRRSSSSS—
Air orgasme Shani menyemprot deras diatas tong sampah tempat mereka bercumbu. Tubuh Shani yang menungging jatuh tengkurap secara lemas, nafasnya tak karuan, tubuhnya berkeringat hebat. Seumur hidup, Shani belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini sebelumya.
“Hufft... Huffftt... Terimakasih Kak Gal—KYAAAH“
Ucapan Shani terhenti, Galuh yang masih menggila mengangkat tubuh Shani yang sudah lemas tak berdaya. Ia kembali membuat Shani menungging, namun kali ini tangannya tak mampu menopang sehingga membuat pantat Shani menungging keatas namun kepalanya berada dibawah tepat di tong tutup tong sampah.
“M-Masih lanjut... Kak?” Tanya Shani tak percaya.
Satu hal yang Shani lupakan sebelum meminta Galuh untuk berhenti, ia lupa bahwa Galuh masih belum
orgasme.
Galuh menarik kedua lengan Shani kebelakang dalam keadan menungging, ia memasukan kontolnya ke lubang
ANAL Shani.
“K-Kak! Jangan! Jangan disitu! Bukan itu tempatnya, KAK GALUH!!!” Shani meronta berusaha memberitahu Galuh bahwa ia tak mau di anal.
Namun Galuh yang terlanjur buas tak memperdulikan ucapan Shani.
“GAAAAARRRGHHHHH!!!” Gemuruh Galuh sembari menyodok lubang anal Shani yang amat sempit.
KSSSHHRTTT KSHHHRT KSHRTT
“Aaaaaanghhh!!! Sakitthhh... Sakitthhhh, Kak Galuh...” Erang Shani penuh air mata.
Namun tak meski Shani merasakan sakit yang luar biasa, tapi tak disangka Shani kembali sange. Dapat tertampak pada memek Shani yang kembali basah seraya Galuh menggenjot lubang anal Shani.
“Rrrrghhhh... Aku... Mau Keluar...” Erang Galuh yang mencapai ujung orgasme yang sesungguhnya kali ini.
“Mmmnghhhh!!! Stooopppphh! Aaaangghhhh Fuuuuckkkkk... Aku mau keluar lagi juga, kaaaakkk~”
Seiring nafsu Shani yang kembali, kini lubang anal Shani semakin berkontraksi dengan kontol galuh hingga melebar dan menyempit disetiap sodokan yang dihantamkan oleh Galuh si buas.
Hingga akhirnya sampai disatu titik mereka berdua kompak bergetar hebat, menandakan bahwa mereka akan mencapai ujungnya.
“Kak Galuhhhhhhh... Keluarin barenggg, Aaanghhhhhssshhh” Shani mendesah kegilaan.
“Aku... Keluarrr... AAARRRGHHHHHH!!!” Galuh balas mengerang hebat seperti seekor banteng yang sedang bertarung.
SPPPLLRRRTT SPLLRRTT SHRSHHHHH
Air mani Galuh dalam volume yang sangat banyak menyembul keluar lubang pantat Shani yang sangat mulus. Begitu juga air orgasme kedua Shani yang menciprati tong sampah tempat mereka bedua bersetubuh.
Secara perlahan Galuh mulai kembali ke kesadarannya, disusul oleh rasa lelah yang luar biasa pada tubuh Galuh, sebab ia menggunakan seluruh stok adrenalin yang ada di tubuhnya.
Galuh yang sadar menoleh kearah Shani.
“Ungghh... S-Shani? Kau tidak apa – apa?” Panggil Galuh.
Shani tak menjawab.
Si gadis baru saja pingsan akibat orgasme pertama dan keduanya yang luar biasa.