Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY HOLY GRAIL WAR - Update Side Story: Adam's Bad Ending !

Siapa yang harus jadi 5 member / ex member kandidat?

  • Gracia

    Votes: 121 45,3%
  • Shani

    Votes: 119 44,6%
  • Vanka

    Votes: 91 34,1%
  • Kinal

    Votes: 42 15,7%
  • Naomi

    Votes: 133 49,8%
  • Vienny

    Votes: 88 33,0%
  • Melati

    Votes: 54 20,2%
  • Yupi

    Votes: 120 44,9%
  • Silahkan comment jika tidak ada pilihannya disini

    Votes: 25 9,4%

  • Total voters
    267
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Yess mantep... Wajib dipantau ini mah. Nyai Ve gemesin idaman para konti semoga beneran dimasukin di mari. Semangat, bang. Sehat terus semoga nyampe tamat ini ceritanya.
 
Chapter 7: Petualangan di Jepang – Bersama Melati I



“WOOOOOOAAHH!!!” Teriak Melati penuh tepat setelah mereka keluar dari pintu bandara, “Jadi gini yah rasanya ada di Jepang?!”



“Ya ampun, mee... meee... Kaga malu apa teriak – teriak diliatin orang...” Sahut Desy dengan logat ngapak khas dirinya yang dicampur jargon kejakarta – jakartaan.



“Hihihihi, kalian lucu banget” Tawa Shani meramaikan suasana.



“Aku tak menyangka yang pergi hanya kita berempat... Kenapa bos makin pelit soal budget ya sekarang, huhu...” Ucap Galuh dengan nada yang lesu sambil membawa banyak tas dan koper yang tertempel di tubuhnya.



Mereka berempat akhirnya sampai, ketiga gadis cantik diantaranya tampak sangat bersemangat berada di Negara Sakura tersebut, kontras dengan sang pria. Galuh tampak lesu dan penuh peluh membawa banyak sekali tas dan koper yang berisi peralatan shooting dan wardrobe member. Nampaknya sang bos enggan mengeluarkan budget lebih untuk menambah bala bantuan dan menyerahkan semua pertanggung jawaban pada Galuh.



Galuh juga sempat berpikir apa mungkin salah satu dari ketiga member ini dapat menjadi kandidatnya di Holy Grail? Namun ia tak mau banyak berharap, toh ia masih belum terlalu mengenal mereka jauh lebih dekat.



“Ayolah Kak Galuh! Semangat dong! Mumpung di Jepang nih, hehehe” Ucap Melati menepuk pundak Galuh dari kanan secara bersemangat, sekejap Galuh dibuatnya menelan ludah melihat ‘susu’ dibalut kaos hijau milik Melati bergoyang naik – turun.



“Kak Galuh, semangat yah?” Kini Shani dengan segala kesempurnaannya tersenyum sambil membungkukkan badannya menatap Galuh.



Desy mengangguk setuju pada ucapan Melati dan Shani, wajahnya tampak cerah tersenyum kearah Galuh sambil mengacungkan jempol.



“Iyaa, aku akan berusaha...” Balas Galuh beruasha mengikuti semangat mereka, ‘...kapan lagi bisa traveling bersama tiga gadis cantik di negara lain?’ Gumamnya.



Galuh paham, satu minggu ini akan menjadi minggu yang panjang bersama mereka.



Mereka kemudian berjalan menuju titik penjemputan yang sudah disepakati, menunggu jemputan yang sudah dipesan oleh bos mereka.



Namun berbeda dari apa yang mereka bayangkan, sebuah mobil hatchback mini menghampiri mereka. Mobil tersebut sangat kecil, bahkan mungkin hanya akan cukup untuk dinaiki 2 orang saja jika barang – barang yang dibawa Galuh dimasukan.



Kaca mobil itu terbuka, menampakkan sosok supir berwargakenegaraan Indonesia.



“Mas Galuh, yah?” Tanya sang supir.



“Iya betul... Ermmm... Anu... Apakah bos saya pesan 2 mobil ya? Soalnya saya rasa kita berempat plus barang – barang ini tidak akan cukup di mobil ini.” Tanya Galuh.



“Waduhhhh mas.... Pesanannya sih cuman satu mobil doang nih? Yah bisa sih muat barang – barang dan 2 orang lagi, sisanya mungkin pakai transportasi umum.” Jawab si supir.



Bos sialan itu memang benar – benar pelit’ Umpat Galuh dalam hati.



“Hmmmmmm~” Desy bergumam memecah suasana.



“Kenapa Des?” Tanya Shani.



“Enggaaa kok, Shan... Aku cuma mikir, kan selama ini yang udah pernah ke Jepang adalah aku dan kamu nih... Apa kita naik bis aja ya? Pemandangan kota Jepang kan PALING BAGUS KALO NAIK BIS... HEHEHE.” Ucap Desy sambil melirik kearah Melati dan Galuh, “...yah itu sih kalo Meme sama Galuh ingin naik mobil kecil ini.”



“Heeyyy, tunggu dulu...” Ucap Galuh berusaha protes.



“GAAAK!!! MEME PINGIN NAIK BIS!!!” Bentak Melati yang tampak lebih bersemangat.



Aduh...’ Gumam Galuh.



Desy tersenyum puas melihat Melati dengan mudahnya dijebak untuk naik transportasi umum, di sisi lain Shani tampak tersenyum dengan raut wajah ‘sweatdrop’ melihat betapa polosnya Melati.



“Naaah, sekarang Kak Galuh taro aja barang – barangnya di mobil dan pergi temenin Meme naik bis yaah? Kalo sendiri bahaya lho, nanti kaya adegan – adegan yang ada di bokep lagi, amit – amit hahahaha!” Lanjut Desy sambil tertawa dan kemudian melangkah masuk ke mobil jemputan.



VROOOM!



Mobil kecil itu akhirnya pergi bersama Shani dan Desy beserta barang – barang shooting, menyisakan Galuh yang lesu dan Melati yang masih bersemangat. Galuh sesekali melirik Melati, ia tidak tega melihat semangatnya luntur oleh pembawaan Galuh yang kaku, maka ia putuskan untuk berusaha memasang raut yang tampak tertarik.



“Baiklah! Ayo, Melati!”



---


ifjEznZ.jpg



“Whoaaaahh! Bener kata Kak Desy yah, perkotaan Jepang tampak indah dari dalam bus umum, hahahaha!” Ucap Melati girang sambil berpindah kesana – kemari dari dalam bus.



“Kurasa mau dilihat darimanapun, perkotaan Jepang memang indah sih!” Balas Galuh dengan senyum lebar.



Pemberhentian demi pemberhentian mereka lewati, tampak bus yang tadinya sepi menjadi mulai ramai. Satu persatu orang memasuki bus dari setiap pemberhentiannya tanpa ada satupun yang turun.



NEXT STOP IS SHINJUKU. NEXT STOP IS SHINJUKU.



“Hmmmn?!” Galuh mengintip dari jendela sebuah pemberhentian yang selanjutnya, tampak kali banyak sekali orang yang mengantri, jika semua orang tersebut masuk kedalam bus maka mereka harus berdiri dan berdempetan.



Pintu bus terbuka, dengan posisi Melati yang berdiri di bus bagian depan dan Galuh yang duduk di belakang.



THIS STOP IS SHINJUKU. THIS STOP IS SHINJUKU.



“Oh tidak, Melati!” Panggil Galuh yang bermaksud memberi tempat duduknya pada Melati, sebab bus akan segera penuh.



“Hmm?” Sahut Melati yang melirik Galuh polos.



DRAP DRAP DRAP DRAP



Namun terlambat, orang – orang yang mengantri itu keburu masuk ke dalam bus. Benar firasat Galuh, kini bus tampak sangat padat dengan puluhan orang di dalamnya, Galuh bahkan kesulitan melihat Melati yang notabene memiliki tinggi badan yang pendek.



Ugghhh... Kuharap dia baik – baik saja.’ Gumam Galuh yang kembali duduk diantara padatnya penumpang.



5 menit berlalu, destinasi mereka masih jauh.



Bus yang mereka tunggangi tampak mempercepat laju kemudi. Jepang memang terkenal dengan orang – orangnya yang disiplin, begitu pula supir bus ini yang ingin membawa penumpang mereka yang terburu – buru hingga sampai pada tujuan sebelum atau tepat pada waktunya.



Namun cara mengemudinya yang dipercepat dirasa Galuh terlalu ugal – ugalan, beberapa penumpang bahkan tak sengaja menabrak Galuh yang sedang duduk berkali – kali.



momen seperti ini sepertinya tak asing...’ Gumamnya



‘tunggu...’



‘betul juga, momen ini seperti apa yang Desy sebutkan, mirip adegan – adegan yang ada di bokep jepang, hahaha...’



‘bokep jepang...’



‘EH?! MELATI?!’




Galuh sontak berdiri mencari Melati, ia tampak kesusahan mencari dimana Melati berpijak karena tinggi badan sang gadis.



“M-Melati?!” Panggil Galuh, namun malah seisi bus yang meliriknya sinis, sebab berbicara dengan volume tinggi di transportasi umum merupakan tabu di Jepang.



Dengan sekuat tenaga, Galuh menerobos kumpulan pria – pria paruh baya dengan jas kerja menuju bagian depan bus.



Ketakutannya menjadi nyata, wajah melati pucat penuh keringat dingin. Seorang pria tampak menempelkan selangkangannya di bokong Melati. Melihat keadaan tersebut Galuh yang geram langsung berusaha untuk mendekatinya.



Tampak lengan si pria itu hendak menggenggam payudaran sekal Melati, namun Galuh datang tepat waktu dan mencengkram lengan si pria, membuatnya terkejut setengah mati.



”Move away.” Ucap Galuh geram.



“N-N-Nani?!” Sontak si pria tersebut terkejut lalu spontan menyebut kalimat ‘apa’ dalam bahasa jepang.



“Move. Away. Fucking Japs.” Ucap Galuh dengan tegas.



Ciut dengan nyali Galuh yang sedang geram, si pria tersebut segera kabur menuju bagian bus paling depan menghindari perkelahian.



“KAK GALUH!” Melati yang ketakutan segera memeluk Galuh diantara sempitnya penumpang bus.



“Maafkan aku Melati, aku tak bisa melihatmu dari belakang tadi...” Ucap Galuh.



Melati menggelengkan kepalanya dan mendongak kearah wajah Galuh, “Enggak apa – apa, akunya kan pendek, haha.”



Wajah Galuh memerah melihat kecantikan Melati sedekat ini. Begitu pula dengan toket kencang Melati yang menempel pada perut Galuh, ukurannya yang besar membuat jantung Galuh berdegup cepat. Ukurannya mungkin lebih besar dari Vanka? Namun jelas lebih besar dari Kinal dan Feni.



“Ummhh... Melati?” Panggil Galuh yang merasa canggung dengan posisi mereka.



“Ehh.. Iya... Sorry... Hahahaha...” Melati melepaskan pelukan mereka dan mundur beberapa langkah.



Meski sudah mundur, ujung toketnya yang besar dan kencang masih saja menempel pada permukaan perut Galuh.



y-yaaah... mau gimana lagi sih... ukurannya memang besar sekali...’ Gumam Galuh dalam hati dengan wajah yang sudah blushing sedari tadi.



Namun perjalanan mereka masih belum selesai.



Sempat bus tersebut kembali ugal – ugalan, disetiap belokannya tampak membuat Melati terdorong ke badan Galuh.



kenyal.’



‘kenyal sekali.’




Berkali – kali Galuh dibuatnya bergumam setiap kali Melati terdorong kearahnya.



“Kak... Aku peluk kakak aja ga? Daripada ngedorong – dorong terus...” Pinta Melati dengan wajah yang rona memerah.



“I-iya boleh...” Balas Galuh.



PUFFF~



Melati meluk Galuh, menekan dadanya tepat di bagian perut Galuh.



“Ooooff~” Galuh mengerang merasakan kontolnya yang mulai bangun dari tidur.



“Kenapa, kak?” Tanya Melati seraya mendongakan kepalanya melihat wajah Galuh.



“I-itu... Itunya...” Jawab Galuh gelagapan.



“Itu? Apany—“ Ucapan Melati terhenti saat ia merasakan kontol Galuh yang mulai ngaceng menekan badannya.



Mereka berdua dengan perasaan awkward sempat saling tukar tatap, kemudian dengan kompak saling membuang muka.



“M-maaf... Aku sangat tidak bisa mengaturnya...”Ucap Galuh melirik Melati dengan wajah yang sudah sangat kemerahan.



Melati kembali menatap Galuh, kini mata mereka saling bertemu.



“Nggg... Enggak apa – apa kak... Normalnya seperti itu kan, ha ha ha...” Balas Melati mencoba mencairkan suasana.



Tanpa sadar mereka sudah saling menatap selama lebih dari 2 menit, desir darah masing – masing berakselerasi disertai degup jantung yang tak kunjung melambat.



Nafas panas mereka saling bertemu.



Entah apa yang ada di pikiran Galuh saat itu, ia kemudian mendekatkan wajahnya kearah Melati hendak berusaha menciumnya.



Melati yang sadar kemudian memejamkan matanya, dan kemudian juga mendekatkan wajahnya pada Galuh.



Sesaat sebelum bibir mereka bertemu...



THIS STOP IS NIPPORI. THIS STOP IS NIPPORI.



Yap, mereka sampai di tujuan.
 
Chapter 8: Petualangan di Jepang – Bersama Melati II



Sesampainya mereka di rumah yang telah disewa...



“Wuiihhhhh rumahnya besar!!! Ada kolam renangnya segala lagi!” Mata Melati berbinar – binar, seolah kejadian yang hampir terjadi di bus beberapa saat lalu terlupakan begitu saja.



“Heeee, ini sih mantap... Yah meski bos memang sangat pelit untuk hal teknis, namun setidaknya ia patut kuberi terima kasih sudah menyewakan rumah sebagus ini...” Ucap Galuh yang tak percaya bosnya menyewakan rumah besar dengan kolam renang.



Tak berlama – lama lagi mereka segera membuka pintu rumah tersebut.



“Oh! Selamat datang, Meme, Kak Galuh... Rumahnya bagus yah?” Shani yang berduduk di ruang tengah menyapa Galuh dan Melati dengan senyum lembut. Betapa ademnya.



“Iya Kak Shani! Benerang yuk! Hahahaha!” Ajak Melati dengan ceria.



Tampak Desy yang baru turun dari lantai dua ikut sumringah melihat kawan – kawannya sudah sampai dirumah.



“Wuihh dah sampe nih... Gimana perjalanannya? Banyak gedung – gedung kan? Hahahaha.” Tanya Desy dengan penuh tawa.



Galuh dan Melati yang langsung terbayang kejadian barusan mendadak salting dan saling membuang muka.



“Ya begitulah... Sudah tidak usah dibahas... Aku mau istirahat dulu, capek!” Jawab Galuh dengan wajah yang memerah.



Galuh berjalan meninggalkan para member, ia memilih kamar di lantai 1 tepat berada disamping kamar yang dipilih Shani, bukan untuk modus melainkan ia memilih kamar tersebut murni karena ingin tinggal di kamar yang pemandangannya langsung ke kolam renang, tampak sejuk menurutnya.



Selepas ia memasuki kamar, tanpa membereskan barang – barang yang ia bawa ataupun mengganti baju terlebih dahulu, ia memilih untuk langsung berbaring dan memejamkan matanya di ranjang.



Bayang Melati dan kejadian yang hampir terjadi di bus terus menerus muncul di benaknya, membuatnya ia berpikir.



melati imut sekali hari ini...’



‘yang barusan hampir saja terjadi...’



‘apakah ini awal untukku membuatnya menjadi kandidat holy grail?’



‘aargghhh! Tidak! Tidak! Aku tak boleh terlalu percaya diri, yang tadi hanya kebetulan!’



‘seharusnya aku lanju—‘



Tanpa menyelesaikan gumamnya dalam pikir, Galuh terlelap setelah hari yang panjang dan melelahkan.



---​





Malam tiba.



DUGGG...



DUGGGGG....



DUGGG....



ngggnnhh... apaan sih ganggu banget...’



Galuh yang terlelap sedari siang terbangunkan oleh suara sesuatu yang saling hantam, suara itu tepat berada dibalik tembok pemisah kamarnya dengan kamar Shani.



DUGGGG..



‘oh shani rupanya... yaudahlah tidur lagi deh...’



“Nnngaaah~”



?!



Suara sesuatu yang saling hantam di kamar Shani itu kini disusul oleh suara seorang gadis yang terdengar seperti sedang mendesah. Galuh tidak yakin apakah itu suara Shani atau bukan, namun ia jelas mendengar seseorang sedang mendesah di balik kamar Shani.



DUGGGG...



“Mmmpssshh.... Aaaaahh!~”



Galuh bangun dari ranjang tidurnya, wajahnya penuh rasa penasaran apa yang sebenarnya sedang terjadi dibalik tembok ini, di kamar Shani. Benaknya berpikir menjurus ke hal – hal yang sexual, namun ia ragu sebab Shani tampak polos dan tidak seperti seseorang yang akan membawa cowok tak dikenal ke kamarnya lalu berhubungan sex.



Ia beranjak dari kamarnya, membuka pintu untuk memastikan apa yang sedang terjadi.



Tepat ketika ia keluar kamar, ia sempatkan untuk menoleh ke sebelah kanan, kearah kola renang.



“Eh?” Galuh terkejut mendapati apa yang ia lihat.



Galuh terkejut melihat Melati sedang duduk di pinggir kolam renang lengkap dengan baju renang berupa bikini, membelakanginya. Ia tampak sedang memainkan kakinya yang berada di kolam renang dengan lembut dan perlahan.


xEbeudn.jpg




Kepala Galuh tampak melirik ke kiri dan ke kanan, bingung untuk mengecek Shani yang berada di kamar tepat sebelah kiri dari dirinya atau Melati yang berada di kolam renang sebelah kanan.



Tepat ketika ia putuskan untuk pergi ke sebelah kiri dan menuju ke Shani, sebuah suara menghentikannya.



“Hiks...”



Galuh menoleh ke sumber suara, itu adalah Melati. Rupanya Melati yang berada di kolam renang sedang menangisi sesuatu. Hal tersebut lantas membuat Galuh mengurungkan niat untuk berjalan ke kamar Shani, nurani lelakinya berkata bahwa Melati sedang membutuhkan teman lebih dari Shani untuk saat ini.



Ia menghampiri Melati dari belakang.



“Melati? Kamu nangis?” Tanya Galuh memecah sunyi.



Melati sontak terkejut, ia menoleh kearah Galuh. Benar saja, air mata Melati mengalir deras disela detik – detik tatapan mereka bertemu.



“Enghhh... E-enggak... Aku nggak nangis kok... Masa Melati nangis, Hahahahaha!” Balas Melati sambil mengusap air matanya.



Raut wajah Galuh berubah menjadi serius, ia kemudian duduk disamping Melati.



“Ada apa? Kamu tak perlu menyembunyikannya dariku, dengan tawa palsu itu.” Ucap Galuh yang lalu menatap Melati dalam – dalam.



Melati tertegun mendengar perhatian Galuh.



“Enggak kok... Beneran, kak!” Balas Melati dengan melemparkan senyum



...



Galuh masih menatap mata Melati tanpa membalas pembelaan dirinya. Tak lama dari itu, Melati yang tau bahwa Galuh menyadari topengnya, raut wajahnya berubah murung.



“Aku bahagia lho kak...” Ucap Melati dalam murungnya, ia yang tak kuasa menahan sedih kembali meneteskan air mata, “Tapi disatu sisi, aku juga sangat sedih...”



“Tepat setahun lalu, aku divonis mengidap penyakit yang tak bisa disembuhkan. Dokter bilang aku tidak akan bisa bertahan sampai tahun depan.” Ungkap Melati.



“APA?!” Galuh terkejut mendengar pernyataan dari Melati, ia paham bahwa mata Melati sedang tidak menyiratkan kebohongan.



“Aku tidak sedih sama sekali soal umurku yang sudah tidak akan lama. Namun kau tau? Aku ini berasal dari keluarga yang bisa dibilang tidak terlalu berada. Ketika aku masuk jeketi, aku sangat senang karena akhirnya aku bisa berguna untuk keluarga, maka dari itu aku berjanji pada orangtuaku bahwa aku akan membawa mereka suatu saat nanti ke jepang.” Lanjut Melati.



“Namun, aku bahkan baru bisa ke Jepang 1 tahun tepat sebelum kematianku. Aku tidak tau apakah aku akan bisa membawa mereka ke jepang sebelum waktuku tiba...”



Galuh tertegun mendiam, bola matanya bergetar melihat kemurnian hati Melati. Ia tak percaya Melati yang selama ini selalu riang gembira rupanya menanggung beban yang sangat berat.



Ia sontak mengenggam lengan Melati.



“Melati! Kau tak boleh menyerah pada vonis bodoh itu! Kau harus percaya kau akan mendapatkan jalan untuk sembuh dan membawa orangtuamu kesini! Ke Jepang!” Ucap Galuh dengan penuh keyakinan.



Melati terkejut melihat respon Galuh yang penuh keyakinan.



“Apa yang membuatmu—“ Ucap Melati yang kemudian dipotong Galuh.



“Melati yang sesungguhnya, Melati yang penuh tawa... TIDAK AKAN TAKLUK OLEH PENYAKIT!” Potong Galuh.



“Percayalah kau akan menemukan cara, jika tidak, maka aku akan menemukannya untukmu!” Lanjutnya.



Secara mengejutkan, Galuh langsung memeluk Melati, dengan begitu pula air mata yang sedari tadi menetes berhenti. Melati kemudian tersenyum lembut, ia balas memeluk Galuh dengan sangat erat.



Dibawah sinar rembulan, itu adalah pelukan terhangat yang pernah Melati terima.



“Kak Galuh... Kau ini ternyata benar – benar manis ya...”



Melati melepas pelukan mereka, ia kemudian merangkulkan pergelangannya ke leher Galuh dan menciumnya. Mereka berdua terdorong masuk kedalam air kolam renang dalam posisi saling berciuman Galuh yang masih dalam pakaian lengkapnya.



“Mmmmmhmsmssh~”



Seolah dunia hanya milik mereka berdua, tak henti dan penuh kasih sayang mereka saling mencumbu, mereka saling bermain lidah tanpa henti.



“Mppfuaaah...” Melati melepaskan ciuman basah tersebut dengan lidah menjulur, tampak saliva lengket menempel dari lidah Melati dan Galih yang menjulur.



Tanpa menunggu inisiatif Galuh, Melati sontak melepaskan celana Galuh yang berada di dalam air. Ia menarik keluar kontol Galuh dan mengusapnya dalam air. Raut wajah Galuh berubah ragu mengisyaratkannya pada Melati.



“Tidak apa – apa, aku ingin Kak Galuh menghiburku dengan cara ini untuk malam ini.” Kata Melati.



“Tidak mau...” Ucap Galuh yang sejenak membuat Melati terkejut menatapnya, “...Aku tidak mau kamu berlarut pada kesedihan, jika ini caranya maka ayo kita lakukan.”



Galuh segera melepas atasan bikini Melati, lantas ia membenamkan wajahnya diatas toket besar Melati.



“MMmhmmmmss... Yesss, teruuushhh.... Uhhh...” Erang Melati yang toketnya dimainkan diatas air.



Tak lama dari itu, kontol Galuh yang sudah keras segera digenggam oleh Melati. Ia menggosok kontol tersebut yang berada didalam air dengan perlahan, berusaha untuk menaikan nafsu Galuh.



Kemudian Melati menyelami air, ia lahap kontol Galuh yang sudah berdiri tegang. Melati memaju – mundurkan kepalanya seraya mengulum kontol Galuh, sesekali lidahnya bermain melingkari kontol tegang tersebut seperti ular.



“Aarrghh... Nikmat sekali, Melati...” Erang Galuh keenakan.



BLURBBB BLURBB BLUB



Gelembung – gelembung bermunculan ke permukaan kolam air dari setiap kuluman Melati.



“Fuaaaah... Bagaimana? Enak kan disepong aku?” Melati tampak muncul naik ke permukaan untuk mengambil oksigen, ia sekejap tersenyum lembut kearah Galuh dan kembali masuk ke dalam air.



Kali ini Melati menunjukan keunggulannya, yaitu mengocok kontol Galuh dengan toket besarnya. Ia jepit kontol Galuh dengan sekuat tenaga, lalu mengocoknya dengan ritme cepat dan kuat.



“Ooooooorrrghhh... Fuckkk.... Aku baru tau begini rasanya mendapatkan titjob...” Ucap Galuh penuh kenikmatan.



Tak mau kalah, Galuh memaju – mundurkan pinggangnya juga dengan nafsu yang menggebu – gebu. Sedangkan dibawah air, Melati tampak mengapit kontol Galuh dengan toketnya dan sesekali menjilatinya.



5 menit berlangsung, Melati yang naik turun permukaan air kini kembali ke atas permukaan dan mengambil nafas.



“Masukin yah... Kak Galuh?” Ia membuka bikini bagian bawahnya, lalu mengangkat satu kaki keatas memperlihatkan puting dan memeknya yang berwarna merah muda.



“Ughhh! Tentu saja!” Jawab Galuh mantap.



Galuh mendorong Melati tepat ke tembok ujung kolam renang, ia mengangkat bokong melati dengan kedua tangannya, dan mengarahkan kontolnya yang sudah sangat tegang ke memek Melati dibawah air.



SCHEEELPP



“Nggghhh~ Aaaaaahh~” Desah Melati.



Galuh memasukan kontolnya ke memek Melati, kemudian menggenjotnya. Seraya Galuh menggenjoti Melati, lengannya yang menumpu bokong lawan mainnya itu mulai menggerayangi dan meremas daerah sekitaran pantat Melati.



Melati mengalungkan lengannya ke leher Galuh untuk membantunya menjadi penopang agar tidak terjatuh ke dalam air.



“Mmhmmmm.. Aku sangat menyukai toketmu lebih dari apapun...” Ucap Galuh sambil menimbun wajahnya dalam jepitan toket Melati.



“Hihihi bosen ya pacarnya ga punya toket?” Sindir Melati dengan tawa kecil.



PLASSCH PLAAASCH PLASSSCHHH



Tanpa menggubris ucapan Melati, Galuh mempercepat laju pinggangnya,



“Nghhhh... Terusssshhh... Terusshhh Kak Galuh...” Melati menggelinjang dibuatnya, ia mendesah tak karuan tanpa memperdulikan lingkungan sekitar.



“Aaarrrggghh... Kamu udah mau keluar belum?” Tanya Galuh yang sudah menuju puncak.



“Masih belummmhhh.. Ohhhhhhh... Ssshhhh...” Balas Melati.



Sial... Ayolah muncul, Apex Predator... Aku tak mau ini berakhir sama seperti Feni lagi...’ Gumam Galuh dalam hatinya.



Tampak jelas, Galuh mulai dekat dengan orgasme meski Melati masih menikmati permainan. Jika tanpa mengaktifkan kemampuannya, Apex Predator, Galuh tidak akan bisa membuat Melati orgasme dalam waktu dekat.



“AAAAARRGGHHH!!!” Galuh memaksa dirinya untuk bergerak jauh lebih cepat, ia pangku Melati untuk naik ke samping kolam dan mulai menggonjotnya jauh lebih keras dan cepat.



Ia berusaha keras untuk mengeluarkan kemampuannya, dalam benaknya kali ini ia percaya mungkin dengan mempercepat ritme genjotan dapat menarik pelatuk kemampuan tersebut. Namun sejauh ini, ia tak kunjung merasakan kekuatan yang muncul saat bersama Vanka dan Kinal keluar.



“Ooooouhhhhh! Teruusss... Terussss Kak Galuh... Memek Meme keenakan~” Disatu sisi Melati semakin menggila, meski belum menuju ke orgasme.



Berita buruk, Galuh berkontraksi.



PLOK PLOK PLOK



Tubuhnya bergetar hebat, ritme genjotannya semakin pelan namun tenaganya menguat. Tubuh Melati dibuatnya bergetar dalam setiap sodokan.



“Aku... Akan keluar... Melati...” Ucap Galuh yang berada diujung orgasme.



“Mmmhmm.. Gak apa apa, keluarin aja Kak.” Ucap Melati.



“Aaaaahhh... Ahhhhhkk... Maafkan aku keluar lebih dulu, Melati... AAARRGHHHH!!!"



SPLLLRRRTT SPLRRRT SPLRTTT



Galuh mencabut kontolnya dari memek Melati, ia semprotkan air maninya kearah jendela geser diantara rumah dan kolam renang. Meski berejakulasi lebih dini dari Melati, namun jumlah air mani yang disemprotkan Galuh tergolong sangat banyak menciprati jendela geser.



Namun ada yang aneh.



Ada sosok seseorang dibalik jendela.



“Nguehehehe...” Sosok itu terkekeh melihat Galuh yang berejakulasi ke jendela.



Mendengar suara tersebut, Galuh dan Melati sontak penuh kejut meoleh kearah jendela.



.



.



.





“DESY???!!”
 
Bimabet
Wahh shani lagi diapain tuh ama Desy? 😂 Lagi di tes drive ama desy
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd