Chapter 8: Petualangan di Jepang – Bersama Melati II
Sesampainya mereka di rumah yang telah disewa...
“Wuiihhhhh rumahnya besar!!! Ada kolam renangnya segala lagi!” Mata Melati berbinar – binar, seolah kejadian yang hampir terjadi di bus beberapa saat lalu terlupakan begitu saja.
“Heeee, ini sih mantap... Yah meski bos memang sangat pelit untuk hal teknis, namun setidaknya ia patut kuberi terima kasih sudah menyewakan rumah sebagus ini...” Ucap Galuh yang tak percaya bosnya menyewakan rumah besar dengan kolam renang.
Tak berlama – lama lagi mereka segera membuka pintu rumah tersebut.
“Oh! Selamat datang, Meme, Kak Galuh... Rumahnya bagus yah?” Shani yang berduduk di ruang tengah menyapa Galuh dan Melati dengan senyum lembut. Betapa ademnya.
“Iya Kak Shani! Benerang yuk! Hahahaha!” Ajak Melati dengan ceria.
Tampak Desy yang baru turun dari lantai dua ikut sumringah melihat kawan – kawannya sudah sampai dirumah.
“Wuihh dah sampe nih... Gimana perjalanannya? Banyak gedung – gedung kan? Hahahaha.” Tanya Desy dengan penuh tawa.
Galuh dan Melati yang langsung terbayang kejadian barusan mendadak salting dan saling membuang muka.
“Ya begitulah... Sudah tidak usah dibahas... Aku mau istirahat dulu, capek!” Jawab Galuh dengan wajah yang memerah.
Galuh berjalan meninggalkan para member, ia memilih kamar di lantai 1 tepat berada disamping kamar yang dipilih Shani, bukan untuk modus melainkan ia memilih kamar tersebut murni karena ingin tinggal di kamar yang pemandangannya langsung ke kolam renang, tampak sejuk menurutnya.
Selepas ia memasuki kamar, tanpa membereskan barang – barang yang ia bawa ataupun mengganti baju terlebih dahulu, ia memilih untuk langsung berbaring dan memejamkan matanya di ranjang.
Bayang Melati dan kejadian yang hampir terjadi di bus terus menerus muncul di benaknya, membuatnya ia berpikir.
‘
melati imut sekali hari ini...’
‘yang barusan hampir saja terjadi...’
‘apakah ini awal untukku membuatnya menjadi kandidat holy grail?’
‘aargghhh! Tidak! Tidak! Aku tak boleh terlalu percaya diri, yang tadi hanya kebetulan!’
‘seharusnya aku lanju—‘
Tanpa menyelesaikan gumamnya dalam pikir, Galuh terlelap setelah hari yang panjang dan melelahkan.
---
Malam tiba.
DUGGG...
DUGGGGG....
DUGGG....
‘
ngggnnhh... apaan sih ganggu banget...’
Galuh yang terlelap sedari siang terbangunkan oleh suara sesuatu yang saling hantam, suara itu tepat berada dibalik tembok pemisah kamarnya dengan kamar Shani.
DUGGGG..
‘oh shani rupanya... yaudahlah tidur lagi deh...’
“Nnngaaah~”
?!
Suara sesuatu yang saling hantam di kamar Shani itu kini disusul oleh suara seorang gadis yang terdengar seperti sedang mendesah. Galuh tidak yakin apakah itu suara Shani atau bukan, namun ia jelas mendengar seseorang sedang mendesah di balik kamar Shani.
DUGGGG...
“Mmmpssshh.... Aaaaahh!~”
Galuh bangun dari ranjang tidurnya, wajahnya penuh rasa penasaran apa yang sebenarnya sedang terjadi dibalik tembok ini, di kamar Shani. Benaknya berpikir menjurus ke hal – hal yang sexual, namun ia ragu sebab Shani tampak polos dan tidak seperti seseorang yang akan membawa cowok tak dikenal ke kamarnya lalu berhubungan sex.
Ia beranjak dari kamarnya, membuka pintu untuk memastikan apa yang sedang terjadi.
Tepat ketika ia keluar kamar, ia sempatkan untuk menoleh ke sebelah kanan, kearah kola renang.
“Eh?” Galuh terkejut mendapati apa yang ia lihat.
Galuh terkejut melihat Melati sedang duduk di pinggir kolam renang lengkap dengan baju renang berupa bikini, membelakanginya. Ia tampak sedang memainkan kakinya yang berada di kolam renang dengan lembut dan perlahan.
Kepala Galuh tampak melirik ke kiri dan ke kanan, bingung untuk mengecek Shani yang berada di kamar tepat sebelah kiri dari dirinya atau Melati yang berada di kolam renang sebelah kanan.
Tepat ketika ia putuskan untuk pergi ke sebelah kiri dan menuju ke Shani, sebuah suara menghentikannya.
“Hiks...”
Galuh menoleh ke sumber suara, itu adalah Melati. Rupanya Melati yang berada di kolam renang sedang menangisi sesuatu. Hal tersebut lantas membuat Galuh mengurungkan niat untuk berjalan ke kamar Shani, nurani lelakinya berkata bahwa Melati sedang membutuhkan teman lebih dari Shani untuk saat ini.
Ia menghampiri Melati dari belakang.
“Melati? Kamu nangis?” Tanya Galuh memecah sunyi.
Melati sontak terkejut, ia menoleh kearah Galuh. Benar saja, air mata Melati mengalir deras disela detik – detik tatapan mereka bertemu.
“Enghhh... E-enggak... Aku nggak nangis kok... Masa Melati nangis, Hahahahaha!” Balas Melati sambil mengusap air matanya.
Raut wajah Galuh berubah menjadi serius, ia kemudian duduk disamping Melati.
“Ada apa? Kamu tak perlu menyembunyikannya dariku, dengan tawa palsu itu.” Ucap Galuh yang lalu menatap Melati dalam – dalam.
Melati tertegun mendengar perhatian Galuh.
“Enggak kok... Beneran, kak!” Balas Melati dengan melemparkan senyum
...
Galuh masih menatap mata Melati tanpa membalas pembelaan dirinya. Tak lama dari itu, Melati yang tau bahwa Galuh menyadari topengnya, raut wajahnya berubah murung.
“Aku bahagia lho kak...” Ucap Melati dalam murungnya, ia yang tak kuasa menahan sedih kembali meneteskan air mata, “Tapi disatu sisi, aku juga sangat sedih...”
“Tepat setahun lalu, aku divonis mengidap penyakit yang tak bisa disembuhkan. Dokter bilang aku tidak akan bisa bertahan sampai tahun depan.” Ungkap Melati.
“APA?!” Galuh terkejut mendengar pernyataan dari Melati, ia paham bahwa mata Melati sedang tidak menyiratkan kebohongan.
“Aku tidak sedih sama sekali soal umurku yang sudah tidak akan lama. Namun kau tau? Aku ini berasal dari keluarga yang bisa dibilang tidak terlalu berada. Ketika aku masuk jeketi, aku sangat senang karena akhirnya aku bisa berguna untuk keluarga, maka dari itu aku berjanji pada orangtuaku bahwa aku akan membawa mereka suatu saat nanti ke jepang.” Lanjut Melati.
“Namun, aku bahkan baru bisa ke Jepang 1 tahun tepat sebelum kematianku. Aku tidak tau apakah aku akan bisa membawa mereka ke jepang sebelum waktuku tiba...”
Galuh tertegun mendiam, bola matanya bergetar melihat kemurnian hati Melati. Ia tak percaya Melati yang selama ini selalu riang gembira rupanya menanggung beban yang sangat berat.
Ia sontak mengenggam lengan Melati.
“Melati! Kau tak boleh menyerah pada vonis bodoh itu! Kau harus percaya kau akan mendapatkan jalan untuk sembuh dan membawa orangtuamu kesini! Ke Jepang!” Ucap Galuh dengan penuh keyakinan.
Melati terkejut melihat respon Galuh yang penuh keyakinan.
“Apa yang membuatmu—“ Ucap Melati yang kemudian dipotong Galuh.
“Melati yang sesungguhnya, Melati yang penuh tawa... TIDAK AKAN TAKLUK OLEH PENYAKIT!” Potong Galuh.
“Percayalah kau akan menemukan cara, jika tidak, maka aku akan menemukannya untukmu!” Lanjutnya.
Secara mengejutkan, Galuh langsung memeluk Melati, dengan begitu pula air mata yang sedari tadi menetes berhenti. Melati kemudian tersenyum lembut, ia balas memeluk Galuh dengan sangat erat.
Dibawah sinar rembulan, itu adalah pelukan terhangat yang pernah Melati terima.
“Kak Galuh... Kau ini ternyata benar – benar manis ya...”
Melati melepas pelukan mereka, ia kemudian merangkulkan pergelangannya ke leher Galuh dan menciumnya. Mereka berdua terdorong masuk kedalam air kolam renang dalam posisi saling berciuman Galuh yang masih dalam pakaian lengkapnya.
“Mmmmmhmsmssh~”
Seolah dunia hanya milik mereka berdua, tak henti dan penuh kasih sayang mereka saling mencumbu, mereka saling bermain lidah tanpa henti.
“Mppfuaaah...” Melati melepaskan ciuman basah tersebut dengan lidah menjulur, tampak saliva lengket menempel dari lidah Melati dan Galih yang menjulur.
Tanpa menunggu inisiatif Galuh, Melati sontak melepaskan celana Galuh yang berada di dalam air. Ia menarik keluar kontol Galuh dan mengusapnya dalam air. Raut wajah Galuh berubah ragu mengisyaratkannya pada Melati.
“Tidak apa – apa, aku ingin Kak Galuh menghiburku dengan cara ini untuk malam ini.” Kata Melati.
“Tidak mau...” Ucap Galuh yang sejenak membuat Melati terkejut menatapnya, “...Aku tidak mau kamu berlarut pada kesedihan, jika ini caranya maka ayo kita lakukan.”
Galuh segera melepas atasan bikini Melati, lantas ia membenamkan wajahnya diatas toket besar Melati.
“MMmhmmmmss... Yesss, teruuushhh.... Uhhh...” Erang Melati yang toketnya dimainkan diatas air.
Tak lama dari itu, kontol Galuh yang sudah keras segera digenggam oleh Melati. Ia menggosok kontol tersebut yang berada didalam air dengan perlahan, berusaha untuk menaikan nafsu Galuh.
Kemudian Melati menyelami air, ia lahap kontol Galuh yang sudah berdiri tegang. Melati memaju – mundurkan kepalanya seraya mengulum kontol Galuh, sesekali lidahnya bermain melingkari kontol tegang tersebut seperti ular.
“Aarrghh... Nikmat sekali, Melati...” Erang Galuh keenakan.
BLURBBB BLURBB BLUB
Gelembung – gelembung bermunculan ke permukaan kolam air dari setiap kuluman Melati.
“Fuaaaah... Bagaimana? Enak kan disepong aku?” Melati tampak muncul naik ke permukaan untuk mengambil oksigen, ia sekejap tersenyum lembut kearah Galuh dan kembali masuk ke dalam air.
Kali ini Melati menunjukan keunggulannya, yaitu mengocok kontol Galuh dengan toket besarnya. Ia jepit kontol Galuh dengan sekuat tenaga, lalu mengocoknya dengan ritme cepat dan kuat.
“Ooooooorrrghhh... Fuckkk.... Aku baru tau begini rasanya mendapatkan titjob...” Ucap Galuh penuh kenikmatan.
Tak mau kalah, Galuh memaju – mundurkan pinggangnya juga dengan nafsu yang menggebu – gebu. Sedangkan dibawah air, Melati tampak mengapit kontol Galuh dengan toketnya dan sesekali menjilatinya.
5 menit berlangsung, Melati yang naik turun permukaan air kini kembali ke atas permukaan dan mengambil nafas.
“Masukin yah... Kak Galuh?” Ia membuka bikini bagian bawahnya, lalu mengangkat satu kaki keatas memperlihatkan puting dan memeknya yang berwarna merah muda.
“Ughhh! Tentu saja!” Jawab Galuh mantap.
Galuh mendorong Melati tepat ke tembok ujung kolam renang, ia mengangkat bokong melati dengan kedua tangannya, dan mengarahkan kontolnya yang sudah sangat tegang ke memek Melati dibawah air.
SCHEEELPP
“Nggghhh~ Aaaaaahh~” Desah Melati.
Galuh memasukan kontolnya ke memek Melati, kemudian menggenjotnya. Seraya Galuh menggenjoti Melati, lengannya yang menumpu bokong lawan mainnya itu mulai menggerayangi dan meremas daerah sekitaran pantat Melati.
Melati mengalungkan lengannya ke leher Galuh untuk membantunya menjadi penopang agar tidak terjatuh ke dalam air.
“Mmhmmmm.. Aku sangat menyukai toketmu lebih dari apapun...” Ucap Galuh sambil menimbun wajahnya dalam jepitan toket Melati.
“Hihihi bosen ya pacarnya ga punya toket?” Sindir Melati dengan tawa kecil.
PLASSCH PLAAASCH PLASSSCHHH
Tanpa menggubris ucapan Melati, Galuh mempercepat laju pinggangnya,
“Nghhhh... Terusssshhh... Terusshhh Kak Galuh...” Melati menggelinjang dibuatnya, ia mendesah tak karuan tanpa memperdulikan lingkungan sekitar.
“Aaarrrggghh... Kamu udah mau keluar belum?” Tanya Galuh yang sudah menuju puncak.
“Masih belummmhhh.. Ohhhhhhh... Ssshhhh...” Balas Melati.
‘
Sial... Ayolah muncul, Apex Predator... Aku tak mau ini berakhir sama seperti Feni lagi...’ Gumam Galuh dalam hatinya.
Tampak jelas, Galuh mulai dekat dengan orgasme meski Melati masih menikmati permainan. Jika tanpa mengaktifkan kemampuannya, Apex Predator, Galuh tidak akan bisa membuat Melati orgasme dalam waktu dekat.
“AAAAARRGGHHH!!!” Galuh memaksa dirinya untuk bergerak jauh lebih cepat, ia pangku Melati untuk naik ke samping kolam dan mulai menggonjotnya jauh lebih keras dan cepat.
Ia berusaha keras untuk mengeluarkan kemampuannya, dalam benaknya kali ini ia percaya mungkin dengan mempercepat ritme genjotan dapat menarik pelatuk kemampuan tersebut. Namun sejauh ini, ia tak kunjung merasakan kekuatan yang muncul saat bersama Vanka dan Kinal keluar.
“Ooooouhhhhh! Teruusss... Terussss Kak Galuh... Memek Meme keenakan~” Disatu sisi Melati semakin menggila, meski belum menuju ke orgasme.
Berita buruk, Galuh berkontraksi.
PLOK PLOK PLOK
Tubuhnya bergetar hebat, ritme genjotannya semakin pelan namun tenaganya menguat. Tubuh Melati dibuatnya bergetar dalam setiap sodokan.
“Aku... Akan keluar... Melati...” Ucap Galuh yang berada diujung orgasme.
“Mmmhmm.. Gak apa apa, keluarin aja Kak.” Ucap Melati.
“Aaaaahhh... Ahhhhhkk... Maafkan aku keluar lebih dulu, Melati... AAARRGHHHH!!!"
SPLLLRRRTT SPLRRRT SPLRTTT
Galuh mencabut kontolnya dari memek Melati, ia semprotkan air maninya kearah jendela geser diantara rumah dan kolam renang. Meski berejakulasi lebih dini dari Melati, namun jumlah air mani yang disemprotkan Galuh tergolong sangat banyak menciprati jendela geser.
Namun ada yang aneh.
Ada sosok seseorang dibalik jendela.
“Nguehehehe...” Sosok itu terkekeh melihat Galuh yang berejakulasi ke jendela.
Mendengar suara tersebut, Galuh dan Melati sontak penuh kejut meoleh kearah jendela.
.
.
.
“DESY???!!”