Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

I Need You... Doctor

ditunggu kelanjutannya suhu ...

rawat inapnya bakalan enak2 nih
 
Lanjut pak dokter, semoga bisa di rawat inap pasiennya biar bs diobservasi tiap hari hehehe, ditunggu praktek praktek selanjutnya ya semoga lancar
 
ceritanya kaya alur cerita Bokep jepang ya cmn aku lupa kodenya
Bener... haha saya nulisnya sambil nonton.
Benernya pengen nulis cerita lain sih cmn dipikir lg harus ada penjelasan "knp jd seperti itu" jd saya buat cerita selewat dl untuk penjelasan knp aqila

Kalau suhu nyimak cerita saya yang dl (tp udh di hapus momod mungkin karena underage) aqila diceritakan dan anak yang ia kandung bukan dr suaminya tp sama adiknya kandungnya sendiri. Tdnya pengen remake tp males nulis lg cerita yang sama.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
cerita ini hanya sebuah karangan dari saya. tempat dan nama - nama yang berada dalam cerita ini karangan juga. semoga para pembaca masih berminat membaca cerita - cerita dari saya.

baca aja langsung ya... lg males bikin pembukaan. >..<. kalau ada yang meminta ilustrasi gambar boleh kasih masukan via mesage ke saya hihihi.

Ini adalah pertama kalinya aku mengandung, aku belum terlalu paham. Untung saja ibuku selalu mendampingiku saat aku mengandung anak pertamaku. Cukup senang ada ibu yang selalu mendampingku meski suami semakin hari semakin disibukan dengan masalah kerjaan. Sehingga aku putuskan untuk tinggal bersama di rumah ibu.

“udh siap la ? ke RS nya ?” ucap ibuku yang melihatku yang berpakaian rapih.

“udh nih mih… yuk… berangkat.” Jawabku mengajak ibu.

“tapi mamih mamih cmn anter aja ya ra gpp ? soalnya mamiih ada pengajian dulu bentar. Tar mamih nyusul”

“ya udh gpp sendiri jg bisa sih benernya”

Ibu tak menjawab dan langsung menggandengku untuk pergi ke RS. Lokasi rumah sakit tersebut tidak terlalu jauh dengan rumah ibuku. Hanya memakan setengah jam perjalanan.



Sesampai nya di depan rumah sakit aku pun berpamitan dan sebelum turun dari mobil ibu mengecup kening dan kedua pipiku. “ati – ati ya ra kalau ada apa – apa kabarin mamih” pesannya di dlm mobil. ku jawab dengan anggukan. Lalu mobil ibuku melaju menuju ke sebuah masjid dimana tempat ia mengaji.



Di depan receptionist aku mendaftarkan namaku. Ku lihat sekeliling ruang tunggu ternyata cukup sepi, hanya seorang bapa – bapa yang mungkin sedang menunggu istrinya diperiksa oleh dokter. Akupun duduk di kursi tunggu dan mengeluarkan handphone untuk mengabari ibuku. Sedang asik2 nya mengabari ibuku tiba – tiba seorang bapak – bapak menyapaku.

“hai bu… lagi mau cek kandungannya ?” sapa nya padaku. Lalu aku menutup hp ku dan aku tersenyum padanya sebagai jawaban. “besar sekali bu kandungannya, apa kembar mungkin ya ?” lanjutnya.

“mungkin pa ?” jawabku datar. Aku tak mau terlalu banyak bicara pada orang yang tak ku kenal. Malas juga rasanya. Tak berapa lama namaku di panggil oleh seorang suster “nyonya aqila adinda malaika, silahkan masuk”. Untung saja namaku langsung di panggil, jadi tak perlu lama – lama untuk basa – basi dengan orang tak kukenal. Aku berpamitan padanya dan aku langsung masuk keruangan dokter.

Setelah aku masuk aku duduk di depan dokter yang sudah menungguku. “Eddi Hermawan” itulah yang di tertulis di ukiran kayu yang berada di mejanya. Dokter tersebut tersenyum dan mengajaku berjabat tangan. “siang dok, Aqila” ucapku seraya memperkenalkan diri pada dokter. Dokter lagi – lagi membalas nya dengan senyuman. Mungkin pikirnya ia tak perlu memperkenalkan dirinya lagi karena sudah tertera di atas mejanya. Ia hanya menyuruhku duduk kembali dan mulai menanyakan kehamilanku.

“ini hamil pertama bu ? sudah berapa bulan ?” Tanya nya padaku sambil melihat perutku yang sudah buncit.

“iya dok pertama kalinya, usianya 8 bulan jalan.” Jawabku sambil mengelus – ngelus perutku. Ia melanjutkan dengan pertanyaan dari seputar keluhan – keluhan apa yang di alami saat mengandung.

“ga ada kayanya dok hanya mual – mual biasa saja dok. Kata ibuku kalau mual – mual emang normal pada kehamilan. Tapi itupun pas awal – awal mengandung. Cmn jadi aga malasan sih dok sayanya. Males ngapa – ngapain. Hehe” jawabku pada dokter.

“owh itu sih normal bu kalau ibu nya jadi males – malesan memang bawaan dari jabang bayi yang ibu kandung. Tapi ibunya jadi senang berdandan ya ?”

Kujawab dengan anggukan dan sedikit heran, dengan pertanyaan dokter, tapi dokter tersebut langsung mengetahui apa yang ada di pikiranku. “soalnya bu aqila cantik banget”. Akupun tersenyum.

“boleh sekarang saya periksa bu ?” dokterpun berdiri dari tempat duduknya dan mempersilahkan aku untuk menaiki tempat tidur yang di pakai untuk memeriksa. “cukup besar juga ya bu perut ibu. Hati – hati pola makan juga di jaga ya bu.” Ucap sang dokter sambil mengelus – ngelus perutku yang masih tertutup baju.

Saya ukur dulu ya bu perutnya, aku diam dan menurutinya. Dokter pun membuka bagian bawah bajuku dan menyingkapkan sampai sebatas di bawah payudaraku. Ia mulai mengukur perutku dari belakang sampe depan perutku. “cukup bu.” Ucapnya. Aku pun menurunkan bajuku.

Saya periksa ukur lingkar dadanya juga ya bu…” pinta dokter padaku. Aku cukup kaget dengan permintaannya. “bisa di buka bajunya bu ?” lanjut dokter memintaku untk melepaskan bajuku, aku tidak langsung membuka bajuku. Sedikit heran dengan permintaan dokter tersebut. Melihat wajahku yang bingung dokter tersenyum “ini hanya untk pemeriksaan saja bu… saya sudah terbiasa kok melakukan ini” jelas sang dokter untuk meyakinkanku.

Aku coba menuruti nya, ku lepas sweater warna abu yang aku pakai setelahnya aku lepas baju yang aku pakai. Setelah aku menaruh kedua bajuku, aku berbalik ke dokter sambil menutup kedua payudaraku. Malu sekali rasanya, dan baru pertama kali aku seperti ini di depan suami yang bukan suamiku. Dokter tersenyum dan menjelaskan “bagaimana saya mengukurnya bu… kalau ibu tutup”

“malu dok….” Ucapku. Dokter tak menjawab ia raih kedua tanganku sambil tersenyum dan berusaha untuk melebarkan kedua tanganku. Perlahan tanganku dipegang oleh dokter dan aku menurutinya meskipun sedikit ragu. Perlahan namun pasti gerakan tangan dokter berhasil memperlihatkan kedua payudaraku yang ikut membengkak akibat kehamilanku. Aku menutup kedua mataku karena malu, perlahan tangan dokter melpaskan pegangannya dari tanganku. Sampai akhirnya lepas ia berbisi padaku yang masih menutup mata “tahan ya bu’ ia setengah memelukku. aku semakin gusar dengan perlakuan dokter tersebut. Namun yang kurasakan ada seperti pita yang menempel di kedua payudaraku, kucoba membuka mataku dengan perlahan. Kulihat sebuah tali ukur melingkari tubuhku yang tepat pada payudaraku. Setelah mengukur ia menulis nya di sebuah kertas. Setelah ia sadar aku telah membuka mata ku, ia tersenyum.

“santai saja bu… saya hanya ingin memeriksa kondisi tubuh ibu” dokter tersebut berusaha meyakinkan aku agar aku terlihat tenang. Ucapan demi ucapan yang di lontarkan darinya seolah menghipnotisku untuk percaya. Rasa was – wasku pun mulai luntur, kini aku coba mempercayai apa yang dokter tersebut lakukan. “semoga saja ini menjadi kebaikan untuk kandunganku” pikirku dalam hati.

Iapun melanjutkan pemeriksaan nya tersebut. Sekarang dokter tersebut menaruh sebuah sigmat di payudaraku. Aerolaku pun diukur olehnya dari kanan dan kiri ia tak lupa langsung menulisnya di sebuah kertas yang ia siapakan. Lalu putingku. Aku menggigit bibir bawahku menahan rasa geli yang aku rasa oleh perlakuan dokter tersebut. rasa geli ketika kedua tangan dokter meremas kedua payudaraku lalu memilin putingku yang sudah mengeras. Okter menyadari. Aku benar – benar tak tahan, tak kuasa ingin mendesah. Malu rasanya kalau aku mendesah di hadapan seorang lelaki yang bukan suamiku.

Dokter yangenyadari apa yang kurasa. Ia meminta aku ntuk menahannya ia meyakinkaku lagi untuk percaya padanya. Kuturuti semua perkataannya karena ia melakukannya untuk memeriksa kondisi putting dan payudaraku yang membengkak.

Kedua tangannya mulai meremas kedua payudaraku lagi dengan lembut sambil digoncang – goncangkan. tak lama menggoncang – goncangkan payudaraku dokter tersebut mengehntikan kegiatannya dan beranjak menuju lemari. Ia membawa sebuah benda kecil bulat.

Rasa penasaranku semakin jadi aku coba bertanya pada dokter alat apa yang di bawah oleh dokter.

“ini benda biasa disebut dildo. Cuma yang kecil nya. Saya mau coba ke payudara ibu agar asi nya bisa keluar dengan lancar. Nanti ibu pasti akan merasakan rasa geli yang luar biasa, ibu tahan ya. Kalau ibu mau mendesah… silahkan saja” jelas dokter padaku.

Selanjutnya ia menempelkan dildo tersebut pada pada putingku. Awalnya dildo tersebut bergetar dengan sangat halus, aku masih bisa menahan rasa gelinya. Namun makin lama dokter menambahkan getaran dari dildo yagn ia pegang. tak bisa aku bending rasa geliku, aku mendesah sejadi – jadinya. Ia tersenyum dan mencoba menenangkanku dengan setengah memeluk tubuhku. Tanpa sadar tanganku memeluk tubuhnya karena rasa geli. “doook… ahhhhh geli dok… akuhh… tak tahaaanhhh…”

Dokter tidak menjawab apapun ia terus melakukannya. Cukup lama, mungkin sekitar 3 menitan aku merasakan rasa geli tersebut. dokter mengehntikan kegiatannya dan menyuruhku untuk mengeluarkan asi. Aku yang sudah terlanjur horni dengna perlaku dokter, ku coba meremas payudaraku. Aku tak bisa berkonsentrasi, aku malah meremas payudaraku. Menjadikannya gerakan – gerakan tanganku sungguh sangat erotis di depan dokter. Tangan dokter menyentuh tanganku yang sedang asik meremas dan mengehntikannya. Tangannya lanjut meremas payudaraku dan putingku. Tapi ASI ku tak kunjung keluar juga.

“apa suami ibu menunggu di luar ?” tanyanya padaku. Aku yang sedang horni dan mendesah tersadar dengan pertanyaan dokter. Malu memang tapi tak dipungkiri aku menginginkan lagi remasan dokter yang sangat lembut. Dengan rasa malu aku hannya menggelengkan kepala.

“boleh saya yang bantu saja ya bu. Saya coba keluarkan asinya pakai mulut saya” dokter meminta izin untuk menyedot asi ku dengan mulutnya. Aku hanya mengangguk saja. Setelah anggukan ku dokter tanpa perintah langsung menyedot payudaraku dengan mulutnya. Putingku di mainkan oleh lidahnya.

“aaaah dok… enakkkh sekali dok…asssshhh… hmmm” tanpa sadar aku mendesah, dan memeluk kepala dokter. Jilatan – jilatan lidah dokter semakin liar, seperti menari diputingku. Dokter mengehntikan jilatannya lalu berpindah pada payudaraku yang sebelah kiri. Tak kuasa aku menahannya, desahan demi desahan sudah tak bisa aku tahan. Nikmat sekali rasanya.

Namun dokter tersebut menghentikan kegiatannya dan menatap wajahku yang sudah sangat horni. Kami saling menatap, aku sudah pasrah apa yang akan dilakukan dokter. Tapi tak disangka dokter memeintaku untuk melepaskan celanaku. Tak tak langsung menuruti apa yang diminta oleh dokter selanjutnya. Rasa malu dan rasa was – was menyelimuti dalam bathinku. Aku juga takut apa yang di lakukannya nanti membuatku lepas kontrol. Sekarang saja vaginaku sudah gatal, ingin rasanya berhubungan badan sekarang juga. Dokter terdiam mematung lalu menganggukkan kepala nya sebagai tanda untuk aku yakin padanya.

Seperti terhipnotis aku dengan dan tanpa paksaan melepaskan celanaku rokku. Dan tampkalah celana dalamku yang berwarna merah muda berenda. Lalu ku tutupi bagian vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Dokter kembali tersenyum padaku dan mendekat. Di dekatkannya bibir dokter pada kupingku dan berbisik “lain kali jgn pake celana dalam seperti ini, pakailah G-String agar perut ibu enak.kalau bisa yang memakai tali di sebelah kiri kanannya” tak hanya saran yang ada di pikiranku, tapi rangsangan yang aku rasa lebih tajam menempel di telingaku. Lalu ia menuntunku untuk duduk di tempat pemeriksaan. Dan ia berlalu menuju mejanya, ia membawa sebuah sarung tangan yang terbuat dari latex. Ia memakaikan pada tangan kanannya. Ia menghampiriku dan membukakan kedua pahaku. Posisiku kini mengangkang lalu dokter berjongkok di tengah – tenah selangkanganku. Wajahnya begitu dekat tepat di tengah selangkanganku. Ada rasa malu dalam diriku ketika dokter mengkritik rambut – rambut vaginaku. Memang aku tak pernah bercukur rambut pada vaginaku, karena aku rasa tidak perlu.

Tangan kanan dokter merayap menuju lubang vaginaku. Tangan kirinya menahan selangkanganku yang lain dan menahan agar lubang vaginaku terbuka lebar. Tangan kanannya dengan lembut menyentuh klitorisku. Lalu menggerakannya seperti menggelitik klitorisku. Aku kembali mendesah dengan perlakuannnya. Aku yang sudah telanjang bulat tak kuhiraukan lagi rasa Maluku. Aku mulai meremas kedua tanganku, dan dokter memasukan jari nya secara perlahan kevaginaku yang sudah sangat basah. Gerakannya begitu pelan dan lembut, rasa nikmat menyelimuti diriku. Tak pernah aku diperlakukan seperti ini oleh suamiku. Nikmat sekali rasanya. Aku terus mendesah tanpa henti. “doook… nikmat sekali doook… terus dok lebih dalam dok…. Shhh aaaah iya disitu dok…” desahku ketika tangan kiri dokter memainkan klitorisku dan tangan kanannya mengocok lubang vaginaku sedikit kencang.. aaasssh doook … sudaaah doook… aku pengen kenciiiing….” Dokter tak menghiraukan perkataanku malah mempercepat kocokannya. Aku berusaha untuk menggerakan tubuhku agar dokter tidak tersemprot air kencingku yang akan keluar. Tetapi ia malah menahan tubuhku dan tak bisa bergerak… aku tak mempunya tenaga. Tubuhku melengkin dan tanganku meremas – remas sprei. mau tidak mau aku keluarkan di depan mukanya dan “seeeeeeer….” keluar cukup banyak tepat di muka dokter.

“hahh hah… hahh” nafasku tak beraturan pandanganku benar – benar kosong. Nikmat sekali rasanya, belum pernah aku merasakan senikmat ini. di tengah – tengah pikiranku yang sedang merasa kenikmatan dokter membuyarkan lamunanku “maaf bu menganggu, ini hanya pemeriksaan jadi kita akhiri dulu pemeriksaannya”.

Ucapannya membuatku kaget dan malu, terlebih lagi melihat muka dokter yang basah akibat cairan kenimatanku. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Tapi dokter memasang muka biasa – biasa saja seakan tidak memperdulikan apa yang sudah terjadi. Tangannya memegang kepala bagian belakangku untuk membuatku pada posisi duduk.

“pakai kembali yuk baju ibu” ajaknya padaku sambil tersenyum dan mulai meninggalakanku tempat pemeriksaan. Ia menuju wastafle yang berada di sudut ruangan untuk membersihkan muka. selagi dokter mencuci mukanya, aku berpakaian kembali. Setelah dokter selesai mencuci mukanya. Ia menuju tempt duduknya dan mempersilahkan ku duduk di kursi yang ada di hadapannya.

Ia menjelaskan tentang keadaan tubuhku dan kandunganku. Dan ia perlu waktu lagi untuk memeriksanya. aku disarankan untuk menyediakan waktu untuk pertemuan selanjutnya. Dan memintaku untuk bisa inap di rumah sakit agar dokter bisa meng observasi kondisi kandungan dan kondisi aku. Aku tak langsung membuat keputusan, karena aku harus meminta izin pada suamiku. Lalu aku meminta izin untuk berpamitan dan tak lupa berterima kasih pada dokter.

Setelah beberapa hari akhirnya aqila memutuskan untuk mengikuti saran dari dokter eddi untuk menginap di rumah sakit (rawat inap) dengan alasan bisa agar bisa mengobservasi kandungannya. Setelah ruangan untuk aqila siap, iapun dengan memakai pakai rumah sakit. tak lama aqila tiduran di kasur yang sudah disediakan di rumah sakit datang lah suster yang membawa makanan. Makanan itu tampak bukan makanan untuk orang sakit seperti biasanya. Makanan tersebut berupa nasi gorieng dengan telor yang di dadar. Sempat heran kenapa rumah sakit menyediakan makanan yang tidak seperti biasanya.

“ini memang bukan dari rumah sakit, tapi dokter eddi memesan untuk ibu” jawabnya suster tersebut. dengan jawaban dari suster, aqila sudah tidak penasaran lagi. Dia hanya tersenyum, menatap makanan itu yang ternyata dari dokter eddi. “perhatian banget dokter eddi”pikirnya. Merasa diperhatikan, aqila dengan lahap memakan makanan yang sudah tersaji di depan matanya. Setelah memastikan aqila makan, lalu suster tersebut pamit dan keluar dari ruangan aqila. Tak berapa jauh suster tersebut di cegat oleh seorang pria yang memakai baju dokter lengkap. Dokter tersebut ternyata dokter eddi, ia menanyakan pada suster apakah pasiennya sudah memakannya atau belum.

“sudah dok. Tadi langsung di makan dengan lahap oleh ibu aqila” jawab suster sambil berpamitan dan meninggalkan dokter eddi sendiri. Setelah suster pergi dia tersenyum pada pintu yang berada di depannya. pintu ruangan yang terdapat pasien bernama aqila di dalamnya lalu ia membuka kan tangan kanan nya dan tampak seperti sebuah obat pil yang sudah di buka. Ia membuang pil sisa tersebut lalu kembali keruangannya. Ia merapikan mejanya dan menyimpan barang – barangnya ke dalam tasnya. Setelah semuanya selesai, ia keluar ruangan dan menghampiri ruangan kamar aqila. Ia mengetuk halus ruangannya dan membuka ruangan secara perlahan seolah tau dokter eddi tidak ingin mengganggu tidur nya aqila.

Setelah ia berhasil masuk secara perlahan dan benar saja aqila sudah tertidur pulas. Dokter eddi mendekati aqila yang sedang tertidur pulas. Tangan kanan nya menyentuh pipi pasiennya yang sedang tertidur pulas. Setelah yakin bahwa pasiennya terleleap ia meraba kedua pyaudaranya yang a masih terbungkus baju piyama rumah sakit. satu persatu dibuka kancingnya hingga akhirnya terpampang lah kedua payudara yang putih mulus. Aerolanya begitu menggoda, berwarna pink dan bulat. Perlahan ia memilin putingnya sambil memperhatikan wajah pasiennya. Mata aqila yang merupakan pasiennya masih tertutup rapat, ia sangat yakin bahwa pasiennya masih dalam pengaruh obat yang di berikannya. Karena sudah yakin pasiennya terlelap, ia meremas payudaranya yang membengkak karena kehamilannya. Payudaranya bisa diperkirakan berukuran 40C. ia remas kedua payudaranya lalu melahapnya. Saat ia melahap payudara sebelah kanannya ia berhenti dan melihat wajah pasien karena mendengar suara desahan. Ia diam dan menatap sambil meremas payudara. Setelah pasiennya diam, ia melanjutkan meremas kedua payudaranya, yang perlahan turun mengelus – elus perut nya yang membuncit. Karena baju piyama yang merupakan seragam pasien adalah baju terusan, ia buka kembali kancing aqila sampai bawah.

Setelah semua kancing terbuka dokter eddi tersenyum melihat apa yang di kenakan aqila. Ternyata aqila memakai G-string yang sangat transparan. Meski masih terbungkus Gstring, dokter bisa melihat yang berada di dalamnya. Bulu yang berada di antara selangkanggannya sudah dicukur, meski tidak dicukur habis Nampak mengundang birahi sang dokter.

lalu dokter melepaskan ikatan tali yang ada di Gstring aqila. Ia berjongkok dan mulai menjilat – jilati vaginanya aqila. Meski nafas aqila memburu seperti merasakan dari jilatan – jilatan dari dokter eddi, matanya tak mampu membuka. Efek obat tidur itu begitu kuat sehingga dengan leluasa dokter eddi menjilati vaginanya dan memainkan klitoris. Vaginanya begitu wangi dan lubangnya masih sangat sempit. “ehhmmm…” desah aqila namun matanya tetap tertutup. dokter eddi memasukan jari tangan kanannya ke dalam vagina dan mengobok – obok vaginanya yang udah tampak basah.

Setelah puas memainkan vaginanya, dokter eddi membuka reseletin celananya. Dan mengeluarkan penisnya. Ia mengarahkan kemulut aqila. Tangan nya perlahan memegang mulutnya agar terbuka. Setelah mulut nya terbuka ia mulai mendorong penisnya kedalam mulutnya. Dokter mmulai mengocok – ngocok pensinya keluar masuk di mulut aqila. “aaaah… mulut mu lembut sekali. Kontolku enak ga lonte ? haha” ucapnya pada aqila yang masih tertidur. “kalau sudah sadar nanti akan ku jadikan kau lonte nanti, bukan pasien lagi”. Beberapa menit berlalu dokter eddi menyudahi penis nya di dalam mulut aqila. Penis dokter eddi sudah tegang maksimal akibat gesekan – gesekan dari mulut aqila. Lalu ia turun dari ranjang pasien dan mengocok2 vagina aqila dengan tangan kanannya sambil menghisap – hisap payudaranya sebelah kiri. Begitu asik ia menghisapnya dan gairah nya semakin memburu ketika cairan ASI di payudara aqila keluar. Dengan rakus ia menyedotnya dan meminum ASI yang keluar. Dokter eddi mulai membuka kedua paha nya aqila lebar – lebar. Penisnya mengelus – ngelus di bibir vagina aqila yang sudah becek. “rapet sekali ini memek mu lontek, sudah siap ?” lalu penis dokter eddi perlahan memasukan ke dalam vagina. Tampak kesusahan karena lubang vagina tersebut masih kecil. Dokter sangat yakin kalau vagina pasiennya tersebut belum jarang dikunjungi oleh penis suaminya “atau mungkin penis suami kamu kecil ?” pikirnya. Penis dokter eddi baru masuk setengah nya, tapi nikmatnya sangat luar biasa. “shhh aaah…” desah dokter eddi yang merasakan vagina aqila. Kontol nya terassa sesak di dalamnya. “aaaaah anjing enak banget” ucapnya setelah setelah penisnya sepenuhnya masuk kedalam vagina aqila. “aaaah” desah aqila merasakan penis dokter. Meski mendeah dokter eddi tetap yakin pasiennya tersebut masih dalam pengaruh obat yang ia berikan. Ia memompa penisnya di dalam vagina aqila. Perlahan demi perlahan sambil menikmati jepitan lubang nikmatnya. Baginya wanita yang sedang hamil sensasinya luar biasa ditambah ia mendapatkan vagina nya masih rapat, luar biasa. Penisnya memompa vagina aqila sedikit dipercepat, dan ia mulai meremas – remas kedua payudaranya aqila yang sesekali mendesah merasakan penis nya dokter eddi. Sesekali dokter eddi menghias payudaranya. “enak ga ?” bisik dokter eddi di telinga aqila sebelah kanan. Dirasakan penis nya akan mengeluarkan lahar panas. Dokter eddi berhenti, ia tidak mau terlalu cepat menikmati vagina aqila.

Ia memiringkan posisi tubuh aqila. Ia meremas - remas kembali payudara aqila dari belakang sambil menciumi tengkuknya. Setelah puas meremas dokter eddi mengarahkan penis nya mulut vagina aqila. Dengan mudah penis dokter eddi masuk kedalam vagina aqila. “aaaah…” desah aqila. Dokter eddi memompa kembali penis nya di dalam vagina aqila dengan cepat. Namun tidak sepenuhnya masuk karena sedikit terhalang oleh pantat aqila yang begitu besar (semok). “hah hah…” dokter eddi tampak lelah dengan posisi nya yang menahan tubuh aqila. Ia memposisikan aqila tidur kembali dan membuka lebar selangkangan pasiennya. Kedua tangannya menahan paha aqila dan memasukan penisnya dan memompa dengan cepat.

satu jam dokter eddi menyetubuhi pasiennya, ia merasakan penisnya akan keluar. Ia masih memompa dan mendeah panjang. “aaaaasssssh” desahnya dan keluar lah sperma didalam vagina aqila. Dokter edi “hah hhh hah” dengus nya yang berada di sebelah aqila yang masih terlelap. Lelehan – lelehan sperma nya keluar dari mulut vagina aqila. Ia membersihkannya menggunakan tangan kanannya. Lalu tangan yang masih berlumur sperma tersebut ke dalam mulut aqila.

Dirasa selesai “kunjungan” dokter eddi. Ia mulai merapihkan ranjang dan baju pasien seperti semula. Dan menyelimuti pasien tersebut. setelah semua rapih dokter eddi lalu memakai celananya kembali dan bertepatan dengan itu, ia menyadari ada sepasang mata yang mengawasinya. Iapun dengan cepat memakai celan dan sepatu lalu meraih tas kerja nya. Dengan cepat ia mengejar dan mencari tahu siapa yang telah melihat perlakuannya terhadap pasie. Namun orangnya berlari terlalu cepat.
Apakah masih ada kelanjutan hingga menjelang kelahiran suhu?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd