Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG I'm not a Loser

cerita khas wuxia
- MC ahli bela diri dan pengobatan baru turun gunung
- cewek utama bos perusahaan obat/kosmetik
- MC kerja di perusahaan ceweknya dan temen kerja pertama dia cewek dan anak baru
- ada tanda-tanda ada tuan muda kaya yang songong minta ditampol mukanya
hahaha ya benar dan banyak cerita cerita kayak gini di platform yang ada di indo apalagi platform novel sampai udah males bacanya tapi jarang sih atau mungkin gaj ada yg bikin ada seks nya kalaupun ada pasti di skip oleh penulis gara gara aturan platform nya
 
BAB II


Keesokan Harinya

Karna melanjutkan rutinitasnya seperti biasa, bekerja dengan Clara. Dan pada waktu makan siang, mereka berdua kembali makan bersama rekan-rekannya yang lain di kantin perusahaan. Dan sama seperti kemarin, ditengah obrolan mereka, tiba- ruangan kembali menjadi sunyi.

"Hmm. Ada apa ini? Masa ada cewek cantik lagi? Tadi bukannya Ibu Devina keluar?", pikirnya.

Seorang pria berjas, dengan rambut yang berkilat dan disisir kebelakang, mengenakan kacamata berbingkai emas, masuk dengan sedikit kesombongan pada tiap langkahnya. Raut muka yang tegas dan angkuh terlihat jelas. Pria ini tidak lain adalah pria di dalam Marcedes Benz yang kemarin memaki Karna di pintu masuk perusahaan.

"Hah dia?", Karna mengerutkan kening.

"Loh, mas kenal Pak Ronald?", tanya Clara, berbisik sambil memandang Karna.

"Pak Ronald?" Kebingungan ada di wajah Karna.

"Mas gak tau? Dia adalah Ronald Sumargo, Direktur Keuangan di perusahaan dia. Dia sangat pintar mengelola keuangan, dan sangat dihormati di perusahaan ini. Bahkan, Ibu Katsia juga menaruh respek kepadanya. Pak Ronald dan Bu Devina adalah dua orang eksekutif yang dianggap tangan kanan Ibu Katsia."

"Walaupun tegas, Pak Ronald sangat ramah kepada karyawan. Dia jelas merupakan pangeran menawan bagi sebagian besar dari karyawati sini", Clara menambahkan dengan penuh kasih sayang. "Namun, tampaknya Pak Ronald ga tertarik sama wanita biasa. Dia terlihat sekali mengabdi dan sayang sama Ibu Katsia."

"Dia suka sama Bu Katsia?" Mendengar hal itu, Karna merasa tidak senang tanpa alasan tertentu. Tatapan Karna pada Ronald dipenuhi dengan ketidakpuasan terhadap pria tersebut. Clara tidak menyadari perubahan emosi Karna dan melanjutkan. "Ibu Katsia masih muda, dan memimpin perusahaan yang besar. Dia juga sangat cantik. Adalah normal bagi Pak Ronald untuk suka sama padanya. Banyak orang di perusahaan ini yang berpikir bahwa mereka cocok satu sama lain. Mereka pasangan yang sempurna", lanjut Clara dengan sedikit nada kecewa.

Saat itu, Ronald kebetulan melewati Karna dan duduk di dekatnya. Meski dipisahkan oleh dua baris kursi, Karna masih bisa mencium arom samar yang datang dari Ronald. "Hmmm. Bau ini..." Tiba-tiba, sesuatu muncul di benak Karna. Wajah Karna menjadi dingin, dan dia mengerutkan kening.

"Mas Karna kenapa? Sakit?" akhirnya Clara menyadari tingkah aneh Karna dan bertanya dengan prihatin.

"Gak kok, aku baik-baik aja". Karna menggelengkan kepalanya. Setelah berpikir sejenak, dia meletakkan sendok dan garpunya kemudian dia berkata. "Clara, aku udah kenyang. Aku naik duluan ya". Tidak lama, Karna meninggalkan kantin dan menuju lift untuk naik ke lantai paling atas.

Di lantai paling atas, begitu Karna keluar dari lift, dia segera berjalan ke kantor CEO. Di depan pintu, seorang sekretaris melihat Karna, dan tercengang sesaat dengan kehadirannya. Kemudian dia segera menghentikannya.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?"

"Selamat siang, saya disini untuk menemui Ibu Katsia", kata Karna kepadanya.

"Bapak dari perusahaan apa? Apakah bapak sudah membuat janji?", sekretatis tersebut memandang Karna dengan waspada

Karna berkata, "Saya seorang staf di sini dan saya memiliki sesuatu yang mendesak untuk dilaporkan kepada Ibu Katsia"

"Staf?" Sekretaris semakin curiga setelah mendengar ini.

"Ya, nama saya Karna. Saya bekerja di bagian R&D" kata Karna buru-buru.

Sekretaris tersebut segera menghubungi bagian HRD untuk mengkonfirmasi identitas Karna, setelah mendapatkan konfirmasi, dia tetap bersikeras untuk menghentikannya."Maaf, sekarang waktunya istirahat. Jika ada sesuatu yang ingin Anda laporkan, silahkan datang kembali nanti sore", kata sekretaris itu, masih berusaha sopan.

"Aduh, maaf saya punya informasi yang sangat mendesak", kata Karna buru-buru.

"Iya, tapi tanpa appointment Anda tidak bisa menemui Ibu Katsia", kata sekretaris tersebut tegas.

Karna menjadi sangat cemas. Tanpa pikir panjang, Karna berteriak langsung ke ruangan CEO "Ibu Katsia, saya Karna, ada yang ingin saya sampaikan, saya--"

"Hei, bapak jangan lancang!" Ada perubahan ekspresi wajah sekretaris. Dia mengangkat telepon dan siap memanggil petugas keamanan. Tepat pada waktunya, sebuah suara terdengar dari ruangan CEO,
"Biarkan dia masuk!"

Sekretaris teregun sejenak dan meletakkan telepon. Di saat yang sama, Karna sudah masuk ruangan CEO.

Di kantor, Katsia yang mengenakan dress hitam dan dilapisi blazer berwarna abu-abu, duduk di belakang meja kayu besar dan menatap Karna dengan dingin.

"Katsia, gini-" Karna memulai kalimatnya. Sebelum menyelesaikan kata-katanya, Karna diinterupsi oleh suara dingin Katsia. "Baru satu hari, loe udah lupa sama omongan gw kemaren?"

"Bukan gitu, gw ada hal yg mendesak yang ingin gw sampaikan."

Katsia sedikit mengernyit dan dengan dingin berkata, "Apa?"

"Begini." Karna menjelaskan, "Gw tadi papasan sama Pak Ronald pas makan di kantin. Gw mencium parfum yang serupa, sama parfum yang menempel di baju loe saat loe dibius minggu lalu. Gw jadi curiga, jangan-jangan kejadian itu ada hubungannya sama Pak Ronald."

"Itu yg mau loe omongin?" Rasa dingin masih menyelimuti suara Katsia.

"Ya. Gw pengen loe berhati-hati sama--"

Sekali lagi kata-kata Karna diinterupsi oleh suara dingin Katsia, "Klo udah selesai, silahkan keluar dari ruangan"

Karna tertegun sejenak dan kemudian buru-buru berkata,"Gw ga boong. Barunya mirip banget. Jadi tolong---"

"Cukup!" Katsia berteriak dengan dingin dan menatap Karna. Menggelengkan kepalanya, Katsia berkata, "Gila ya. Gw gak habis pikir. Ini baru hari kedua loe kerja di perusahaan gw, dan loe udah mau coba menjatuhkan orang dengan cara2 kotor?"

"Eh gw......" Karna berusaha membela diri.

Katsia berkata dengan dingin, "Ronald adalah tangan kanan gw. Dan dia udah ikut perusahaan ini selama lebih dari 5 tahun. Menurut loe, gw harus percaya sama loe yang baru gw kenal seminggu? Atau sama Ronald.

"..." Setelah hening sejenak, Karna menatap mata Katsia; mereka dipenuhi dengan kemarahan dan kekecewaan. Karna menunduk, merasa kecewa.

Katsia mendengus sedikit dan berkata, "Gw ga tau gosip apa yang loe denger di kantin yang bikin loe bisa mikir macem-macem. Sekali lagi gw ingetin bahwa pernikahan kita cuma sebuah akting. Inget posisi loe dan jangan lewatin batas."

"Dan jangan campurin masalah pribadi gw. Ngerti?". Nada suara Katsia sekarang agak kasar.

Karna menatap mata penuh kemarahan Katsia dan menarik napas dalam-dalam sebelum berkata,"Okay gw ngerti".

"Hmph, kalau begitu. Loe bisa pergi sekarang!" Katsia berkata dengan dingin.

Karna keluar dari ruangan tersebut tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sesampainya di lift, Karna menekan tombol turun. Ia kemudian masuk ke dalam lift.

Tepat ketika pintu lift akan ditutup, suara Katsia dan sekretarisnya terdengar di ruangan CEO. "Orang itu masuk ke kantor presiden tanpa janji. Jangan sampai terulang lagi, lain kali kamu langsung panggil satpam dan bilang ke HRD untuk berikan SP 1 ke dia"

"Ya bu" sekretaris itu menjawab dengan hormat.

Pintu lift terbanting menutup, seperti ketukan palu yang berat jatuh ke hati Karna.

Senyum pahit terbentuk di bibir Karna. Sambil menggelengkan kepalanya, Karna berkata didalam hatinya, "Yah, bener sih. Gw cuma suami kontrak. Gw yang ****** untuk ikut campur urusan dia"

---

POV Devina

Aduh Devina, kenapa sih kamu bisa bodoh banget. Baru aja balik dari lunch meeting, kok lupa sekalian ambil agreement sama Head Hunter yg harus disubmit hari ini? Mau ga mau harus keluar lagi kan. Akhirnya liftnya kebuka juga. Eh siapa nih cowok culun ini?

"Sssselamat ssiang bu"

"Siang"

Hmm. Orangnya ganteng juga, tapi itu mata kok ga berhenti melirik ke payudaraku ya. Duh, kok dia jadi salting gitu. Sepertinya pakaian yang kukenakan memang begitu mengundang mata untuk melirik ke arahku. Apalagi belahan dadaku cukup rendah hari ini.

"Dari bagian apa mas?"

"Eh,..Er.. Dari bagian R&D bu", jawabnya terbata-bata. Nah kan. Mukanya jadi merah. Kayaknya seru nih klo aku godain.

Hmm.. Klo aku duduk, pasti belahanku lebih keliatan. Akupun mulai menundukkan badanku dan duduk di bangku yang ada di lift ini, sambil berpura-pura bermain HP. Kubiarkan mata cowok itu menatapku puas-puas dengan kondisi seperti ini.


Dadaku berdebar kencang. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya saat ini. Tapi aku rasa dia mulai terangsang. Akupun sebenernya belum tahu apa yang akan aku lakukan berikutnya. Apakah aku akan sedikit menurunkan tali spagetti dari dressku? Atau aku harus melakukan hal apa yang lebih menegangkan lagi. Aduh, putingku mulai mengeras.

Sempat timbul keraguan, apakah tidak apa-apa melakukan hal seperti ini. Baru kali ini aku pamer aurat didepan karyawan yang gak aku kenal. Namun, dorongan ini begitu besar. Ak tidak tahu dari mana perasaan ini datang. Apa gara2 wine yang tadi aku minum pas lunch ya? Aku sangat menyukai sensasi ini. Ah, kubiarkan saja rasa ini lepas. Ga perlu aku tahan-tahan.

Aku liat cowok itu. Dia masih diam saja dari tadi, sambil melirik-lirik ke belahan dadaku. Kyknya cowok ini udah mupeng deh.

"Eeh aduh, kaki ku tiba-tiba kram"

"Aduh bu, saya bisa bantu apa?"

"Kamu bisa pijetin kaki ku?"

Tanpa menunggu lama, cowok ini langsung pijetin kakiku. Dengan belahan dress ini, aku yakin dia semakin tergoda melihat kemulusan pahaku. Pijatannya lembut. Aduh sensasi apa ini, kayaknya G-Stringku udah mulai basah deh.

Ting. Pintu lift pun sampai di lantai 4.

"Eh mas turun disini?"

"Err iya bu.. Eh enggak bu.. Enggak", hihihi. Lucu sekali ekspresinya klo lagi salah tingkah gitu.

"Loh bukannya R&D di lantai 4 mas?"

"Eerr. Eeh iya ya bu. Maaf bu sy belum hafal. Saya pamit dlu ya bu."

"Oke"

Dia pun buru-buru keluar dari lift. Hmm. Siapa ya namanya? Kok aku ga familiar sama mukanya ya?. Ah, sayang sekali, padahal baru aja aku mau kasih dia pemandangan indah dari gstringku.

---

POV Karna

Gila gila gila. Baru kemarin gw bisa dapet pemandangan toked indahnya Bu Devina, eh hari ini gw ketiban rejeki nomplok buat pijetin kakinya. Duh beruntungnya gw. Gimana ya caranya bisa deketin Bu Devina? Eh tapi kan dia temen baik istri gw? Halah, Karna. Kejadian di lt 20 tadi bukannya tamparan keras buat loe ya? Itu Katsia anggep loe cuma keset doang. Udah baik-baik dikasih tau, malah begitu balesannya.

"Woi mas Karna!", panggilan Clara mengagetkan gw.

"Eh. Clara. Kenapa2?"

"Siang2 bengong mikirin apa mas?"

Pas gw menoleh, aduh, hari ini kok Clara jg keliatan seksi innocent gitu ya? Atasan sabrina itu bikin bahunya terlihat seksi. Walaupun tocil, Clara ini seksi juga klo gw perhatiin.

"Eh enggak Clara. Gpp Kok. Lagi mikirin kerjaan aja"

"OOh, abis dari mas masuk ruangan kok kyk bengong, trus mukanya agak merah. Aku kira km sakit mas. Klo mas gpp coba deh liat ini, ini formula baru dari krim pemutih kita", kata Clara sambil mendekat dan sedikit membungkuk. Aduh Clara, ini gw nahan sange. Kenapa ditambahin lagi sih cobaan ini. Tuhannnn.

"Mana coba Clara?", Fokus. Inget. Fokus ke report, jangan ke belahan toked. Aduh tp itu kok ga ada tali branya ya? Jangan-jangan.....

"Ini loh, formulanya kan mestinya Niacinamidenya 5% buat efek pemutih yang glowing. Tapi kenapa ini" bla bla bla. Aduh gw udah ga fokus ini, wangi parfumnya Clara ini merknya apa sih, jadi pingin jilat lehernya bawaannya.

"Aduh aduh Clara. Stop bentar deh. Aku mau ke WC dlu. Mau cuci muka, kayaknya aku ngantuk deh. Jadi ga bisa dengerin kamu secara fokus"

Baru gw mau bangun dari kursi, tiba-tiba pintu ruangan terbuka.

---

POV Ketiga

Disaat itu sesosok pria berjas masuk dengan seorang satpam. Clara segera menghampiri untuk menyambutnya.

"Pak Ronald? Ada yang bisa kami bantu?"

Karna juga mendongak dan melihat sosok jangkung dengan jas formal dan sepatu kulit di depan pintu ruangan R&D. Sosok itu benar-benar Pak Ronald, Direktur Keuangan. Ini mengejutkan baik bagi Karna maupun Clara. Ronald mengamati Karna, dan berkata. "Apakah kamu Karna? Karyawan baru di kantor ini?

Karna terkejut. Adalah hal yang aneh Direktur Keuangan datang ke ruangan R&D, lebih aneh lagi ketika dia mengenal Karna. Tetapi beberapa saat berikutnya dia berkata" Benar Pak, saya Karna. Saya baru masuk kemarin di perusahaan ini"

"Saya mendapatkan laporan, kalau kamu adalah mata-mata perusahaan yang dikirimkan dari kompetetitor kami. Saya sudah check background kamu. Dan saya lihat memang aneh. Tidak ada referensi yang kamu lampirkan. Tidak ada pengalaman kerja sebelumnya. Dan tiba-tiba kamu diterima tanpa interview HRD dll."

Karna yang tadinya berusaha setengah mati untuk bersikap ramah, langsung berubah menjadi sedingin batu. Karna memandang Ronald dan dengan dingin berkata. "Maaf pak, saya tidak mengerti dengan tuduhan yang bapak ajukan. Bapak bisa bertanya kepada departemen HRD, namun sy masuk sini dengan prosedur yang jelas"

Dalam sekejap, ketegangan di ruangan R&D tiba-tiba menjadi tinggi.

"Jadi kamu membantah fakta yang ada? Sebagai staff di Beauty Lab, saya adalah atasan kamu. Sekarang, saya ingin kamu ikut keruangan saya untuk memeriksamu."

Ekspresi wajah Karna menjadi lebih gelap dan dia berkata, "Apa hak Anda untuk memeriksa saya"

"Kamu menolak?" Ronald mendengus dan menunjuk ke pintu masuk. "Kalau begitu, keluar dari perusahaan ini. Kamu dipecat!"

Melihat situasinya, Clara buru-buru mencoba untuk membujuk Ronald. "Pak Ronald, saya rasa ini pasti kesalahpahaman. Karna..."

"Apakah saya meminta kamu untuk bicara?" Ronald memelototi Clara.

"Cepat kamu keluar dari ruangan ini" Kata Ronald ke Karna, dengan penuh senyum kemenangan.

Karna menyipitkan matanya, lalu melepas seragamnya, dan melemparkannya ke atas meja. Dia berkata dengan dingin, "Jika anda ingin saya pergi, saya akan pergi."

"Karna, jangan keras kepala" - Clara buru-buru berteriak. Karna meliriknya, mengangguk sedikit, lalu berjalan keluar. Ronald menyipitkan matanya saat melihat mereka berdua. Ada kilatan cahaya di mata Ronald, seolah-olah dia sedang memikirkan sesuatu. Saat Karna sudah dekat di pintu keluar, senyum jahat terlihat samar di sudut bibir Ronald. "Berhenti!"

"Apa lagi yang anda mau?" Karna berbalik dan menatap Ronald dengan dingin.

"Saya khawatir tidak semudah itu untuk pergi seperti ini. Saya harus memeriksa dulu, untuk mencegah sampah macam kamu mencuri sesuatu dari perusahaan ini".

"Apa?" Karna menatap Ronald dengan dingin.

"Saya bilang, kamu mencuri barang dari perusahaan". Saat berbicara, Ronald melambaikan tangannya dan memberi isyarat kepada sekelompok satpam yang dibawa untuk mengepung Karna. Kemudian, dia memerintahkan "Orang ini diduga mencuri properti perusahaan. Geledah dia!"

Sekelompok satpam segera mengepung Karna, sementara yang lain menggeledah seragamnya yang ada di meja. Tatapan Karna menjadi gelap. Mengepalkan tinjunya, Karna siap untuk bertarung. Pada saat itu, seorang satpam mengeluarkan kantong plastik kecil dari sakunya tanpa disadari siapa pun, lalu mengangkatnya dan berteriak, "Pak Ronald, saya menemukannya."

Ronald mengambil kantong plastik itu, membukanya, dan menemukannya pil merah di dalamnya. Dia lalu memandang Clara dan bertanya,"Kamu seharusnya tahu apa itu."

Clara terkejut saat melihat pil itu. "Ini.. Ini pil yang baru saja diimport oleh perusahaan. Pil anti aging yang belum diedarkan"

"Berapa harga pil ini?" Ronald melanjutkan pertanyaannya.

Clara menjawab,"Ini.. Sekitar 500rb rupiah/butir"

"500rb per butir, dan di plastik ini, setidaknya ada 100 butir. Itu artinya dia mencuri senilai 50juta rupiah dari perusahaan. Ronald memandang Karna dengan mata menyipit dan kemudian melanjutkan "50jt bukanlah jumlah yang kecil"

"Buktinya sudah ada di sini. Kamu dicurigai mencuri properti perusahaan. Apa ngeles apalagi kamu?" Sudut bibir Roland melengkung dengan senyum jahat yang puas diri.

Ekspresi wajah Karna menjadi gelap dan membela diri, "Saya tidak mencuri pilnya. Adapun, apa yang sebenarnya terjadi, saya pikir Anda tahu sendiri?"

"Buktinya sudah ada sekarang, dan kamu masih berusaha menyangkalnya. Ronald mencibir dan segera memerintahkan penjaga keamanan, "Panggil polisi dan tangkap dia."

Clara panik ketika dia mendengar itu dan dengan demikian, dia dengan cepat berkata, "Pak Ronald, pasti ada yang salah. Karna tidak mencuri, dia-"

"Kamu tidak perlu membelanya. Untuk beberapa bajingan yang tidak diajari orang tuanya, menangkapnya adalah hukuman yang ringan"/ Ronald mencibir dan berkata.

Namun, ketika Karna mendengar ini, wajahnya menjadi gelap. Karna memelototi Ronald dan berteriak dengan marah, "Apa yang anda katakan?"

Ronald dikejutkan oleh mata sengit Karna, tetapi kemudian dia sadar dalam waktu singkat. Dia mengerutkan kening dan berkata dengan nada masam, "Saya bilang kamu pencuri, bajingan yang tidak beradab. Dibesarkan oleh orang tua yang ******."

Dengan ruangan, Karna menjadi marah dalam sekejap. Karna tidak tersinggung dengan hinaan itu, tapi untuk seseorang yang telah menjadi yatim piatu sejak masa kecilnya, dia tidak akan pernah diam dengan siapapun yang menghina orang tuanya. Ronald sudah melewati batas toleransi itu. Saat ini, Karna tidak peduli dengan konsekuensinya. Dia hanya ingin menghajar orang itu.

Dalam sekejab, Karna berada di depan Ronald, dan mengayunkan tinjunya. Ronald tidak menyangka Karna begitu agresif. Dia tidak punya waktu untuk menghindari tinju Karna. Dengan demikian, Ronald dipukul telak dan jatuh ke lantai dengan darah di wajahnya.

Karna tidak berhenti; sebaliknya dia melanjutkan serangannya. Tinju dan tendangan Karna mendarat di Ronald, membuatnya menjerit dan berteriak kesakitan. Rasa sakit akibat pukulan itu membuat Ronald meraung dan berteriak minta tolong dengan cepat. "Satpam, kalian tunggu apa? Bawa orang gila ini! Cepat-". Tiba-tiba, penjaga keamanan sadar dan bergegas maju untuk menyelamatkan Ronald. Namun, mereka tidak menyangka bahwa Karna begitu kuat sehingga mereka bukanlah tandinganya.

Tiba-tiba terdengar suara wanita yang dingin, "Berhenti! Apa yang kalian lakukan?"

Mengikuti sumber suara, semua orang terkejut. Mereka segera membungkuk dan berbisik, "Ibu Katsia!"

Karna, yang dalam keadaan marah, juga berangsur-angsur menjadi berhenti saat melihat Katsia berjalan ke arahnya. Akhirnya, Karna menghentikan pemukulan tersebut. Ronald menutupi pipinya yang bengkak dan berteriak dengan liar, "Ayo! Seseorang pukul dia sampai mati!"

"Diam, kalian semua. Ikut saya ke ruangan" kata Katsia dengan dingin. Kemudian, dia berbalik dan pergi.

Ronald memelototi Karna dan mengikuti Katsia. Karna kembali menatap Ronald tanpa ekspresi dan hendak mengikuti mereka.

Tepat ketika Karna hendak mengambil langkah pertamanya, Clara datang dan membujuknya dengan suara lembut, "Karna, jangan impulsif di depan Ibu Katsia."

"Aku tahu. Terima kasih, Clara". Karna tersenyum pada Clara dan melambaikan tangannya sebelum mengikuti Ronald dan Katsia.

---
 
Terakhir diubah:
kayak nya sih keren cuma sering baca yang hampir mirip mirip begini di F***O dan biasanya disana alurnya njelimet alias ruwet karena terlalu di panjang panjangin jadi sering hilang feel bacanya

semoga alurnya gak terlalu njelimet alias ruwet dan panjang lebih enak baca yang alurnya simpel jadi gak hilang feel

cerita khas wuxia
- MC ahli bela diri dan pengobatan baru turun gunung
- cewek utama bos perusahaan obat/kosmetik
- MC kerja di perusahaan ceweknya dan temen kerja pertama dia cewek dan anak baru
- ada tanda-tanda ada tuan muda kaya yang songong minta ditampol mukanya

hahaha ya benar dan banyak cerita cerita kayak gini di platform yang ada di indo apalagi platform novel sampai udah males bacanya tapi jarang sih atau mungkin gaj ada yg bikin ada seks nya kalaupun ada pasti di skip oleh penulis gara gara aturan platform nya

Jalan ceritanya kayak banyak cerita di apk pijo atau novel bagus

Bener suhu :ampun::ampun::ampun:

Jadi klo boleh sedikit cerita, ane suka banget membaca salah satu cerita dari Wuxiang. Memang, kebanyakan temanya mirip2, Cowok Ahli bela diri, jadian sama CEO perusahaan dll dll.

Dan disisi lain, ane inget, pernah baca cerbung disini yang temanya seru banget menurut ane. Cerita yg ane maksud adalah:
- 4 Hearts & A Fool byNijyuuichi (ane cari sekarang ga ada di forum, adanya di Wa****d
- Vanquish by suhu alan_smith
- Silent Rose by Rainmaker

Cerbung2 ini ane ikutin dan ane lebih penasaran sama storynya daripada sex scene nya.

Di sisi lain lagi, ane suka banget sama karyanya suhu bramloser, Kak Echi, Dira, maupun cerita dari suhu lainnya yg menampilkan peran wanita mirip2, seperti Kak Alya dkk. Oleh sebab itu ada karakter Devina yang kurang lebih terinspirasi dari pemeran wanita2 tersebut.

Daaan, kemudian ane menemukan beberapa penampakan mulustrasi, yang saat ane liat, kok mulustrasi ini mirip bgt sama bayangan ane pas baca cerita2 Wuxiang tersebut.

Nah, akhir kata, ane tiba-tiba kepikiran. Gimana ya klo cerita2 Wuxiang itu digubah dengan sex scene dan dilengkapi dengan mulustrasi yang pas. Akhirnya ane nulis ini, dan berbagi dengan rekan-rekan semproters disini. Akan ada beberapa plot twist, dengan alur cerita utamanya adalah perebutan kekuasaan, persahabatan, dan sedikit drama cinta.

Sex scene yang dimasukkan disini pun nantinya akan memiliki peranan di alur cerita ini, sehingga bukan cuma sekedar bumbu pelengkap. Dan untuk semua sex scene, ane udah siapkan mulustrasi, dari pakaian, dllnya, yang diharapkan akan bisa merangsang imajinasi para suhu sekalian.

Akhir kata, mohon maaf kalau tidak berkenan bagi beberapa suhu2 disini.

NB: Ane ngefans sama Ik* Uwa*. Itu jg sebabnya ane pengen banget bikin cerita dengan tokoh utama beliau, dan mau gak mau, cerita yg cocok adalah cerita dengan alur beladiri seperti yg biasa di apk novel/wuxiang itu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd