Oh Sinta, terserah deh... tp hanya waktu yang bisa menjawab nantinya, Sinta ga selamanya indah dan bersinar, Sinta mungkin juga bisa munafik sama umurnya, tp kecantikan akan pudar dan fisiknya akan menurun diikuti kesehatannya yang menuntut untuk dipulihkan, berharap bisa pulih susah ya..
Belum lagi kalau mentalnya sekarang ini adalah mental korban, hadeuh...
Melakukan proses pemulihan adalah saat yang sakral, karena hanya ada dirimu dan setitik harapan dalam hati untuk hal yg terbaik dimasa depan, akan banyak dialog dalam kesendiriannya itu... Sinta oh Sinta
*tulisan diatas mirip curahan teman saya, yang bekerja di dunia usaha, beda dengan dunia Sinta, tp ada sedikit bumbu ranjangnya juga.. Tajir iya melintir lah, lalu kehidupan keluarga, jauh dari dua mantan suami dan anak-anaknya. Tapi setelah 25 tahun berlalu.. Saat ini hanya menikmati proses pemulihannya, menata ulang irama hidupnya bahkan tidak bisa berpikir keras lg seperti masa jayanya, udah ke forsir kalo kata atlit mah udah lewat masanya.
Udh habis mental dan batinnya yg bekerja tanpa ada batasan waktu, ngga itu istilah betul atau salah, apalagi batasan agama, semua di kesampingkan demi kemajuan perusahaan yg bahkan bukan miliknya.. tp katanya memang seperti ini dunia bisnis dan usaha saat ini, gilanya... teman saya ini termasuk yg senior dibidangnya tapi bukan yang terbaik dan terkejam, masih banyak lagi para perempuan diatas dia dan lebih muda.
Sintanya ngga mau ditolong.. maunya menarik yg menjerumuskan dirinya ke neraka...
Makasi ceritanya..
*maaf ada titipan moral nya...temanku terkesan sama ceritanya tp ga mau bikin akun.tq