Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT IMMORAL PERVERSION (racebannon)

Cewe dgn cita2 tinggi tapi dibatasi oleh keadaan ekonomi keluarga, memaksa dia masuk ke duni yg tidak dia kehendaki,,..

moga sinta secepatnya bisa keluar dari dunianya sekarang
 
IMMORAL PERVERSION - PART 11

----------------------------------------------------


kosan10.jpg

“Kalau aku gak ada harganya di depan kakak, mendingan aku gak ada”

“Apa?”

“Semua orang mau ngapa-ngapain aku…. Kecuali kakak….”
“Terus?”

“Aku gak pernah kakak liat kan….” Ucapnya lirih, masih dalam kondisi terkulai lemah di dalam pelukanku.

“Ngomong apa kamu? Justru saya pengen nolongin kamu, bikin kamu gak usah ngelakuin hal-hal hina kayak ini semua” tegasku.

“….”

Dia hanya diam. This is so disturbing. Rasanya logikanya agak twisted. Aku takut, jangan-jangan dia makin terbiasa dengan perlakuan-perlakuan cabul, sehingga dia menganggap hasrat seksual orang lain adalah bukti eksistensinya.

Dengan kata lain, dia terbiasa menjadi pusat perhatian kalau dia melayani nafsu seks lelaki. Apalagi dia terbiasa ditiduri beberapa lelaki sekaligus. Bayangkan, kamu menjadi spotlight.

Aku pun agak bergidik, sambil melirik ke arah handphone barunya, tas mahalnya, yang tidak mungkin bisa ia beli sendiri dari penghasilannya menjual diri. Pasti ada yang memberikan itu pada dirinya.

Instant gratification. Caranya mendapatkan dopamin selama ini sudah tidak wajar. Dia mungkin jadi rela menghinakan dirinya demi mendapatkan dua hal yang dia tidak miliki. Perhatian dan uang.

“Sinta…”
“Kak…”

“Please, pulang”
“Gak mau”

“Pulang, atau saya paksa anter kamu” bisikku, sambil berusaha tidak mengindahkan pikiran burukku yang tadi. Aku tidak ingin merusak pikiranku yang kalut dengan pikiran pikiran yang macam-macam.

Bagaimana cara memutus rantai ini?

“Pulang, besok saya coba cariin kamu kerja” aku berbisik dengan nada aneh. “Entah ngapain… Jadi waitress kek, apa kek…”

“….” Sinta hanya diam. Dia diam saat dia tidak bisa membalas kata-kataku. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang. Tapi dari awal, Sinta adalah sebuah misteri karena dia tidak biasa menolak dan tidak biasa berkata jujur.

“Saya pernah manggilin kamu gojek…. Sekarang pake baju, saya panggilin, terus kamu pulang”

Sinta hanya bisa diam saja. Aku melepas pelukanku. Perhatianku pada dirinya bukan dengan cara menyetubuhinya asal-asalan. Aku ingin melepaskan dirinya dari jerat lubang neraka ini.

Gila, mindsetnya mungkin sudah berubah jadi aneh gara-gara ini semua. Dan aku termasuk orang yang berdosa, merubahnya jadi seperti ini.

Dan aku akan menebus kesalahanku.

----------------------------------------------------
----------------------------------------------------
----------------------------------------------------


“Coba dulu deh, anaknya lulusan SMA, mau cari duit buat kuliah, bisa kan?”
“Aduh, gak tau, gue gak ada lowongan” jawab salah satu temanku yang kuhubungi.

Aku benar-benar bergerilya, mencari tempat yang mungkin bisa memperkerjakan Sinta. Sebagai apapun, asal halal dan terhormat. Sudah cukup rasanya dia berkutat di dunia kelam prostitusi. Masa depannya masih panjang.

“Sinta, sabar ya, belum ada yang oke nih” aku mengirim pesan singkat lewat aplikasi pada dirinya, mengabari progress perjuanganku. Sinta tidak membalasnya. Hanya centang biru saja. Yasudahlah, yang penting aku sudah berusaha.

Di sisi yang lain, hidupku semakin lurus. Aku sudah tidak pernah lagi mencari-cari perempuan bayaran untuk memuaskan hawa nafsuku. Sejak tidak bergaul dengan geng bejat itu, justru perasaanku kini jadi ringan.

Aku bahkan berharap untuk segera memiliki pasangan lagi. Entah siapa. Beberapa kali wajah Sinta lewat di pikiranku, tapi aku langsung mengalihkan pikiranku ke tempat lain. Masa depannya masih panjang. Jangan bebani dia dengan apapun, dan jangan juga membebani diriku lebih jauh lagi untuk urusan Sinta.

Bantulah ia berdiri di kakinya sendiri dulu dengan cara yang benar. Jauhkan dia dari dunia hitam sebisamu, itu pikirku.

Untung Sinta tidak hidup di negara yang melegalkan pornografi. Bukan tidak mungkin dia akan tenggelam di dunia itu, kalau ada celahnya. Untungnya tidak.

Di sisi lain, aku juga berusaha menjauhkan diriku dari situs-situs pornografi. Terutama forum-forum lokal. Pasti foto-foto atau video Sinta sudah beredar disana. Siapa yang tidak ingin melihat perempuan berusia 18 tahun, yang manis dan polos, yang begitu lugu, digagahi beberapa lelaki secara bersamaan. Itu premis film porno yang umum.

Yang pasti, aku sudah melontarkan belasan pertanyaan kemana mana, untuk mencarikan Sinta pekerjaan yang pantas.

Aku harap, usahaku membuahkan hasil.

----------------------------------------------------
----------------------------------------------------
----------------------------------------------------


cafe10.jpg

Sudah sekitar dua minggu dari aku mencarikan pekerjaan untuk Sinta.

Sekarang aku berada di sebuah coffee shop milik temanku, di bilangan Jakarta Selatan. Aku sedang menunggu Sinta, yang ceritanya akan diinterview oleh temanku disini. Dengan sedikit gugup, aku menyesap kopi hangat yang ada di hadapanku.

Sinta yang mau interview, aku yang deg-degan. Wajar. Karena aku ingin Sinta segera melepaskan dirinya dari dunia kelam.

Selama dua bulan ini, aku tidak tahu apa yang ia lakukan. Aku juga tidak pernah bertemu dengan dirinya lagi. Dia seperti menghilang walau aku bisa menghubunginya lewat medsos.

Sinta setuju untuk datang, dari pesan singkat yang dia kirimkan kepadaku semalam. Aku sedang menunggu dan terus menunggu, karena waktu yang disediakan oleh temanku itu akan segera tiba.

10 menit lagi.

Mudah-mudahan Sinta tidak telat.

Aku sedang ditemani oleh temanku di meja ini. Dia menatap handphonenya dalam-dalam, sambil berusaha bersabar menunggu Sinta yang mungkin saja sedang menuju tempat ini. Entahlah, karena tidak ada kabar lagi dari dirinya sejak semalam.

“Mudah-mudahan ga telat ya” sahutku, memecah keheningan ini.
“Iya”
“BTW lo ga bisa nawarin gaji lebih tinggi dari itu?” tanyaku dengan tololnya.

“Sejuta sebulan buat anak lulusan SMA yang belum pernah kerja dimana-mana itu permulaan yang bagus tau” balas temanku dengan muka yang aneh.

Muka yang menyiratkan kalau pertanyaanku itu bodoh. Mungkin memang bodoh, karena aku ingin Sinta lebih cepat lagi meninggalkan dunia kelam prostitusi.

Aku tidak memberitahu soal Sinta lebih banyak lagi dari itu. Aku tidak ingin temanku ini berprasangka negatif pada Sinta. Bukan tidak mungkin dia langsung menolak, andai ia tahu profesi SInta sekarang, apalagi daftar pengalamannya di ranjang dengan orang-orang bejat itu.

Tanpa sadar aku nyengir aneh, sambil berusaha memeriksa handphoneku. Sinta sudah sampai mana, kira-kira. Aku tidak ingin dia telat datang kesini.

“Sinta, kamu udah sampe mana? Lagi ditungguin ini”

Nihil balasan. Mungkin aku berharap Sinta segera membalasnya, karena aku benar-benar anxious menunggu kabar balasan dari anak itu.

Aku celingukan, berusaha mengalihkan perhatianku dari penantian akan Sinta. Aku terlihat seperti orang bodoh dan linglung mungkin.

“Kenapa sih lo, kayak kebingungan gitu?”
“Enggak, gue Cuma gak pengen anak itu telat aja”
“Lo kenal dimana sih BTW, kok gak cerita ke gue ketemunya dimana awalnya?”
“Ah?”

“Iya, lo kenal si Sinta-Sinta ini dari mana?”
“Emm.. Itu…”
“Jangan-jangan simpenan lo” canda temanku.
“Simpenan dari mana, gue kawin aja belom”
“Becanda” tawanya, sepertinya dia berusaha untuk membuatku tenang.

Aku Cuma tersentum sebisaku, sambil memeriksa handphoneku lagi.

Dan mendadak aku melotot.

“Maaf kak aku gak bisa. Ada janji mendadak”

Jawabnya, baru saja sedetik dua detik yang lalu. WTF, pikirku.

“Kok gitu? Ini penting lho buat kamu?”
“Maaf”

Maaf, dia bilang. Gak bisa datang, dia bilang.

Entah kenapa pikiranku langsung lari kemana-mana. Sudah pasti ada hidung belang yang menyewanya tiba-tiba.

Mendadak, aku seperti blingsatan. Aku harus mencari dia.

Sekarang.

----------------------------------------------------

BERSAMBUNG
 
Haduh kirain bakalan dicelup dulu dikit :hore:

Lanjuut bray
 
Hahah kayak nya perlu lama berjuang bebasin shinta nya, jngn aja ujung2 nya kayak lagu "air susu di balas air tuba"
 
Harusnya sinta di babysit sampe dapet kerjaan dan betah dikerjaanya kalo nggak ya balik terus kesana soalnya otaknya udah didoktrin yg bggak nggak
 
kok malah jadi si 'aku' ya yg terobsesi, ya? Entah kenapa, ane malah jadi kasian ke si 'aku'nya ketimbang Shinta. Ada beban 'rasa bersalah', ngotot ingin menolong, dst. Kalo Sinta nya masih tetep kayak gini ya susye. Harus ada tekad kuat dari doinya sendiri kalo mau keluar dari dunia kelam.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd