Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA [Incest - No SARA] DIORAMA - Bukan Cerita Cinta

Rencana mau re upload yg nyai ajeng galuh (krn kmaren tll sibuk mencangkul d sawah, jadinya thread d lock om momod). Nyai sudah nubi tulis kelar, tapi krn di lock jadinya tdk bisa upload lanjutannya

Soalnya setelah diorama selesai rencana pengen release cerita baru yg sedikit berbau bau spionase, pengkhianatan, perselingkuhan, 3some, GB 🙄

Dan cerita itu masih dlm rangkaian diorama dan nyai serta trampoline 😉

Nanti malem akan sy coba upload teasernya di mari, barangkali ada respon positip 🙄
Wih, mantap tuh suhu, sangat ditunggu re-upload dan new-releasenya... 😍

Oya, kyknya om @fran81 udah pernah sering nulis di forum tetangga terdahulu kan, emang id nya agak beda sih, tapi gaya penulisan dan alur ceritanya sangat mirip dan sama mantapnya. Tapi kalau bukan mohon maaf, mungkin hanya kesamaan saja 😁
 
Sesuai yang kemaren nubi sampaiin di kolom komen, ini nubi upload teaser dari cerita baru yang sudah nubi kelarin. Mohon caci-maki-nya dari master-master semua. Kalau semua berjalan lancar, cerita ini rencana akan nubi posting juga dimari






NEGARA 5 PILAR
BOOK 1: PEMUDA


A silly Story by
Franciscus D
Fran81

TEASER

Chapter 1: Friction / Gesekan
Seg: Breach / Penyusupan


---

Interpol Safe House - Jakarta Selatan

Aku terpekur di depan file-file dan layar LCD dari komputer desktop yang menampilkan data-data sesuai dengan kata kunci yang berulang kali kumasukkan. Interpol memang organisasi Internasional yang payah, batinku mengkritisi data yang dapat kuakses dengan otoritas sandi yang kupunyai. Tetapi apa boleh buat, didalam sini memang banyak sekali kepentingan. Bahkan, kalau kamu mau tahu, Interpol sejatinya bukan Lembaga Penegak Hukum, melainkan semacam paguyuban, wadah untuk menjembatani komunikasi antara lembaga kepolisian dari negara peserta

Resminya seperti itu, tetapi kenyataannya mereka memiliki banyak sekali aktivitas spionase dan cabang-cabang kecil organisasi yang aku ragu sanggup dikontrol semuanya oleh Lyon. Markas besar mereka

Keraguanku semakin besar, saat melihat sponsor-sponsor dalam pembiayaan operasi mereka. Sebagai informasi saja untukmu, sejak tahun 1985, dalam rentang kepemimpinan John Simpson, organisasi ini melakukan pemekaran luar biasa sampai puncaknya tatkala skandal Bjorn Eriksson tahun 90an dengan perusahaan komunikasi terbongkar. Dalam hal ini, Interpol dituding telah melakukan banyak sekali aktivitas spionase untuk kepentingan pemodal dan industrialis

Ah, tapi apa peduliku?

Saat ini, kendaraan inilah satu-satunya yang dapat kuboncengi untuk menemukan adik-ku yang masuk ke gerbang ajaib. Dan sialnya, data mengenai gerbang yang dimaksud itu sama sekali belum bisa kutemukan validasinya.

Semua berawal tiga bulan yang lalu…

TIGA BULAN YANG LALU
Mondu – Kanatang, Sumba Timur

Minggu yang seharusnya menjadi sangat indah, dirusak oleh kehadiran wanita yang paling kuhindari didunia. Bekas bos ku, Miss B – Interpol. Kau tau, waktu itu seharusnya adalah bulan madu yang pantas kudapatkan, tapi tidak. Miss B datang membawa file yang bukan saja menyatakan kalau Adik-ku, si bego itu bertugas di Interpol, tetapi juga hilang masuk ke dalam gerbang misterius yang sedang dikembangkan oleh seorang ilmuwan gila

Sebenarnya tidak aneh, kalau adik-ku tiba-tiba diterima di Kepolisian, lalu menyasar Interpol untuk penugasan. Bukan hal yang aneh kalau Bengal satu itu dapat melakukan hal-hal seperti ini. Kecerdasan dan keuntungan fisiknya cukup untuk membawanya ke-hampir semua tujuan apapun yang ia mau. Yaa, selain paman kami adalah seorang Jenderal di institusi kepolisian dan dia adalah ponakan kesayangannya, privilege itu memang sedikit banyak membantu, sih

Interpol, dia mungkin mendengar kalau aku pernah secara tidak sengaja mempunyai gesekan dengan mereka. Tapi, ah…

Dan yang paling menyakitkan, adalah…

“Kapan kejadiannya? Tanyaku kepada mantan boss ku yang sebenarnya cantik itu

“Masuk 72 jam” jawabnya pendek

“Di Ayia Napa, Cyprus?” tanyaku lagi

“Hmm” dengungnya pendek sambal melirik tajam

“Dan dalam 72 jam, kalian dapat menemukanku, lalu jalan kesini? Waw, terus-terang aku kagum dengan kecepatan kalian saat ini, kalau kalian sudah demikian hebat, kenapa bisa kehilangan agen??” ujarku sarkasme

“Kami tidak harus menemukanmu, dan ‘Agen D’ masuk ke gerbang dengan kemauan sendiri, untuk mengejar Dr. Okun, yang kita sinyalir melakukan penelitian persenjataan baru untuk salah satu organisasi terorisme internasional” jawabnya menerangkan.

Oh, sekarang adik-ku sudah di panggil dengan sebutan ‘Agen D’, sesuai dengan inisial namanya. Lalu aku apa? Agen D3? Inisialku sama dengan dia. Ah, tapi aku bukan agen ding…

“Tidak harus menemukanku?” tanyaku untuk mengklarifikasi suatu hal

Tapi ini memang harus diklarifikasi, apabila mereka dapat menemukanku secepat ini, atau bahkan sesuai klaimnya, bahwa mereka tidak harus menemukanku, berarti selama ini aku diikuti. Tapi mengapa mereka susah payah mengeluarkan anggaran untuk orang sepertiku?

Aku ini diibaratkan seperti low cost expendables, asset murah yang dapat dibuang sewaktu-waktu, aku bukan bagian dari mereka, aku sama sekali bukan Interpol. Bekerja Untuk Mereka, bukan berarti aku bagian dari mereka. Dan sekali lagi, kemampuan serta nilai-ku terlalu murah untuk membuat mereka sampai mau menghamburkan anggaran hanya demi mengawasiku

Miss B melirik kearah Istriku yang baru saja kembali dari toilet. Aku membayangkan raut muka cemberut yang penuh dengan kecemburuan karena dia menemui suami-nya tengah bercakap-cakap akrab dan serius dengan wanita lain saat dia tinggal ke toilet

Aku sudah menyiapkan sebuah jawaban jujur, apapun resikonya, betapapun mengejutkannya. Aku harus jujur kepadanya, aku sudah berjanji untuk itu

Sayangnya, dia mengejutkanku terlebih dahulu

“Mam!” Ujarnya singkat sambal menundukkan kepala dengan hormat kepada Miss B.

Semerta-merta sikap itu menjelaskan semuanya…

Istriku, seorang agen!


---

Seseorang meletakkan secangkir kopi panas di sebelah tumpukan file-file dimeja yang sedang kuteliti dengan separuh konsentrasi. Aku meliriknya sekilas

“Terimakasih agen Ine” ujarku sesopan mungkin

“Oppa belum puas menyakitiku?” Tanya-nya dengan nada sedih dan pandangan mata yang menusuk hati. Iya, orang ini adalah Ine, istriku, agen yang dikirim untuk memata-mataiku dengan biaya super murah

Karena aku yang menaggung semua pengeluarannya!

Ya kan?

Organisasi Oportunis, itu ujar-ujar yang kuingat dari Tante Christin dulu menggambarkan Interpol

“Aku perlu waktu untuk memproses semua ini” desahku

“Aku bicara jujur, saat menjelaskan semua ini, oppa” jawabnya tak kalah dramatis

Istriku mengaku, dia mencari-cari-ku kemana-mana, saat dia lulus kuliah. Lalu, secara ‘Tidak Sengaja’ ketemu dengan Miss B, boss-ku, dan dia direkrut oleh Interpol sebagai tenaga analis, akulah subjeknya. Jadi, dengan begitu, kukira, pertemuan ‘Tidak Sengaja’ ku dengan-nya di Exelsso Cafe saat itu, semua sudah diatur. Begitupun kedekatanku, penerimaan dia yang terbilang sangat mudah terhadap ceritaku yang tidak masuk akal, lalu semua hal yang terjadi setelahnya seperti mimpi indah dengan skenario yang luar biasa rapi

Aku seharusnya bisa menduga hal itu, namun wajah Agen Ine ini memang imut dan sikapnya yang selalu kalem-kalem manja ngademin, membiusku

Dan disinilah kami sekarang

Lalu apakah aku harus mempercayai semua kebohongan selama pertemuan kami sampai dengan pernikahan kami, yang semuanya kukira hanya settingan?

Kenapa?

Kenapa aku?

“Jika bukan untuk kamu, aku tidak akan menjalani kehidupan macam ini, Oppa. Sebesar itulah aku menyukaimu. Apa kamu pernah berpikir dari sudut pandang itu?” ujarnya lagi, kali ini dengan intomasi agak tinggi, mungkin dia sudah mulai lelah melayani omong-kosong dan keras kepalaku

Aku memandangnya sekilas, lalu berdiri

Dan memeluknya

“Maafin aku babe…”

Dan ine memelukku balik dengan kehangatan yang kukira tidak dibuat-buat

“Maafkan Ine juga Oppa, harusnya Ine jujur dari awal” Ine memelukku semakin kencang

“Get a room” seseorang mengomentari adegan roman picisan kami dengan suara dalam, dengan aksen Rusia yang kental

“Big boy!” sahutku sambil masih memeluk istriku, agen Ine

Oleg Bychkovich, masuk sambil memencet-mencet tab 10-inch yang tampak kecil di telapak tangan raksasa-nya. Oleg, adalah seorang pria berdarah Russia, berotot kekar dengan tinggi hampir 250 cm dan berat lebih dari 130 kilo. Dan jangan salah persepsi dengan penampilan ala bodyguard-nya, walau dia memang master Krav Maga, tapi bukanlah kekuatan fisik, kemampuan yang paling menonjol darinya.

Dia adalah teknisi andalan tim kami. Waktu masih aktif dibawah tanah, Oleg adalah salah satu hacker yang pernah paling ditakuti dunia. Ingat Y2K? Worm ciptaan dialah yang waktu itu hampir menghancurkan dunia digital kita

Ya, selain itu, dia juga transporter yang luar biasa, dia bisa menerbangkan hampir semua jenis pesawat dan helikopter. Dibalik kemudi, Oleg adalah monster dalam bentuk lain

“So, you don’t miss me little man?” godanya kepadaku

Aku hanya tersenyum, kami memang lumayan dekat. Beberapa kali kami terlibat dalam situasi hidup-mati, masing-masing pernah saling menyelamatkan. Aku pernah menyeretnya semalaman sejauh hampir 15 kilometer di Gailee, Israel bagian Utara, menyeberangi perbatasan Lebanon, lokasi ekstraksi, saat sebuah ledakan mengacaukan misi kami dan menancapkan serpihan selebar telapak tangan di perut sebelah kiri-nya

“Aku sudah melacak aliran data dokter Okun. Dia secara regular meng-upload hasil penelitian ke sebuah server” terangnya

Aku mendengarkan keterangan-nya dengan sungguh-sungguh. Kalau ada yang bisa melacak hal-hal semacam ini, Oleg adalah satu dari sedikit manusia di bumi yang mampu

“Salah satu benteng modern yang memiliki pengamanan paling ketat di bumi saat ini. Milik organisasi yang dijalankan oleh maniak yang paranoid. 50 kilometer di sebelah utara Jakarta, pulau pribadi” Miss B masuk ke ruangan dan melemparkan keterangan lanjutan beserta sejumlah dokumen lagi

Aku menelan ludah

“Jakarta? Disini? Di Indonesia?” tanyaku ngambang. Walau sebagian jawaban sudah kuketahui

Indonesia, adalah salah satu negara pilihan terbaik untuk menjalankan sebuah organisasi. Mempunyai geografis wilayah yang menjanjikan pilihan demikian luas untuk mendirikan sebuah markas, dengan ribuan pulau masih belum terpantau, iklim dan laut yang bersahabat dan natural outsource yang melimpah. Ratusan organisasi bercokol dan tersebar di negara terluas ke-7 di dunia Ini. Dari organisasi bawah tanah ecek-ecek sampai organisasi high tech seperti yang kelihatannya sebentar lagi akan kami hadapi

Indonesia, saat ini berada di barisan terdepan dalam perlombaan kekuasaan dunia


---

Sebuah H155 Dauphin, helikopter produksi Airbus berwarna putih melayang dengan tenang di Laut Jawa sebelah utara teluk Jakarta, membelah langit menuju pusat Ibu Kota. Di Kursi penumpang yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mirip ruang kontrol dengan noise reducer yang paling mutakhir, duduk seorang pemuda klimis berwajah serius dan seorang laki-laki Nordik berbadan raksasa

Masing masing tidak bercakap-cakap. Si Nordik menggumankan beberapa kata kepada headset yang selalu tertanam di telinganya dan berpaling ke arah si pemuda

“Kita mendapatkan potensi penyusupan di B-17, boss” ucapnya lugas

Si pemuda melirik sekilas “Payakaroon is in charge today?”

“Yes Boss, Dia barusaja mengabariku”

“Dimana deteksi awal?”

“Sektor 8, sayap timur, daerah pembangkit” jawabnya pendek, informatif

Si Pemuda mengerutkan dahi. Pembangkit nuklir mini yang menyuplai tenaga ke bangunan utama memang blind sector – Daerah buta. Beberapa kali sensor keamanan yang dipasang di sana terkena dampak anomali pelepasan ion dari pembangkit rakitan R&D-nya itu. Payakaroon lah yang mempunyai ide untuk menembakkan gelombang statis secara periodik untuk menutup celah itu. Gelombang itu diterima di pusat pengawasan dalam bentuk sinyal yang berkedip dengan frekuensi tertentu apabila ada gerakan yang mencurigakan. Semacam sensor radar pada kelelawar

Somrak Payakaroon adalah salah satu kontraktor keamanan kepercayaan organisasi. Tim mantan pasukan khusus Thailand itu direkrut organisasi lebih dari lima tahun yang lalu. Payakaroon sendiri mempunyai kemampuan tempur yang telah teruji, hand-in-hand combat yang baik dan penguasaan tehnologi yang sangat dibutuhkan orgasnisasi. Payakaroon, lulus dari Chulalongkorn University di tahun yang sama dia memenangkan Lumpinee belts yang merupakan sebuah ajang pertandingan Muay Thai paling prestigious di Thailand

Tapi menyusup dari arah pembangkit? Walaupun itu blind spot, tapi itu adalah posisi paling tidak strategis untuk memulai sebuah penyusupan. Kecuali…

“Putar Heli, kita kembali ke B-17” perintah si pemuda pendek

Si Nordic yang paham akan sifat boss-nya yang kadang bisa sangat paranoid, berkata menenangkan “Kita punya Payakaroon Boss, meeting di Jakarta sangat penting, saya kira tidak seharusnya kita perlu kembali”

Si pemuda melirik tajam, raksasa Nordic itu paham dengan isyarat atas keinginan si boss yang memang sering tidak bisa di ganggu gugat

“Kembali ke markas” ucapnya singkat ke saluran pilot, dengan konfirmasi pendek, segera, Helikopter itu pun bersiap melakukan manuver 180 derajat

Si raksasa Nordic menatap tajam boss-nya yang duduk di kursi seberang

“Percayalah padaku kawan, ini bukan penerobos sembarangan” ucapnya singkat “Update status, give me eyes!” perintahnya lagi yang diikuti dengan aksi cekatan si Raksasa

Thomas Larsen, sang raksasa Nordic itu telah menjadi pelindung dan sahabat si Boss, sejauh yang dia dapat ingat. Ia segera memencet-mencet tablet yang berada di tangannya, untuk mengontak dan menautkan display kamera keamanan di layar besar yang terpasang di kabin helikopter itu. Tom, begitu dia biasa dipanggil mengerutkan dahi, lalu memandang si bos dengan raut muka yang sedikit khawatir

“Komunikasi Payakaroon statis boss, penyusup sudah ada di ruang server, penjaga dilumpuhkan” ujarnya menahan gemetar “Dia melumpuhkan Payakaroon, dan dia tidak merasa perlu bersusah payah menghindari alarm, sensor keamanan dan kamera kita” ucapnya lagi, kali ini sedikit ada rasa marah

“Auto seal dilumpuhkan?” Tanya si Pemuda pendek, merujuk ke protokol penguncian saat ada tindakan penyusupan

“Yes Boss” desah Tom, gemetar dengan nada menahan amarah

Keamanan, adalah satu hal yang selalu ada di dalam pikiran Tom. Bisnis itu telah digelutinya sejak dia bergabung dengan pasukan khusus pengamanan Denmarks Statsminister, jauh sebelum direkrut oleh Bosnya ini. Keberadaan penyusup ini, bagaimanapun adalah penghinaan terhadap profesinya. Penyusup itu melenggang dengan santai di dalam jaring keamanan yang dia desain sendiri. Tom mengeraskan rahang menahan amarah

Si Pemuda menyunggingkan senyuman

“Ada sesuatu yang harus ku ketahui, Boss?” Tanya Tom Heran dengan senyuman misterius Boss-nya

“Berapa lama sampai ke markas?” Tanya si Boss

Dalam beberapa klik komunikasi dengan pilot, Tom kembali ke boss-nya dan menginformasikan “28 menit ETA”

“Jadikan 15!” perintahnya pendek

Tom menekan kembali tombol komunikasi dengan pilot “Full Speed! Drop me in left wing” perintahnya pendek yang segera dipahami oleh sang pilot. Tom kembali menatap tajam boss-nya

“Anak-ku kembali pulang, Tom” ujarnya pendek

“Miss B?” konfirmasi-nya yang diikuti oleh senyuman di bibir pemuda itu

“Atau anak kesayangannya anak-ku” ujar si Boss, kali ini dengan nada yang sedikit santai “Apa yang dia lakukan di ruang server?” Tanya-nya lagi

“Eeee… Dr. Okun’s data?” ucap Tom pendek, dengan sedikit ragu setelah memencet beberapa perintah pendek dari Tablet yang ada di tangannya untuk mengetahui data apa saja yang sedang di download oleh penyusup itu. Bisa saja ini suatu pengalihan, bisa saja si penyusup diam-diam menyuntikkan worm ke dalam sistem komputer mereka untuk menghilangkan jejak dokumen unduhan yang asli

“Hah?” ini juga mengejutkan si Pemuda, dari seluruh data sensitif yang ada di sana, data penelitian Dokter Okun hanyalah data sampingan. Sebuah penelitian aneh yang ia biayai hanya karena dia iseng dan suka dengan antusias si Dokter. Sebuah penelitian hipotesis tentang dunia paralel, yang bagi si Boss, hanyalah hobby di waktu senggang, yang sayangnya, dianggap sebagai penelitian tentang senjata pemusnah massal oleh Interpol

Hal ini menurutnya sangat lucu dan menghibur. Dia sengaja membiarkan kesalahpahaman ini, dalam dunia intelijen, ini adalah pengalihan gratis. Dia tambah menyukainya

Di Dalam server itu, data-data yang jauh lebih sensitif dan mahal tersimpan dengan keamanan kelas atas. Data yang apabila diluncurkan, bisa menimbulkan perang terbuka antara negara-negara kunci di dunia.

Tetapi, data Dr. Okun?

Kenapa miss B bersusah payah kembali hanya untuk ini? Data adalah kekuatan, begitulah cara kerja dunia saat ini. Semua organisasi Intelijen berperang dibelakang layar demi data-data, tidak terkecuali intelijen Interpol, tempat ‘sang putri’ lari dari ‘Kerajaan’ ayahnya. Si Boss menebak-nebak

“Kemarikan Tab mu Sobat” pinta si Boss, Tom segera menyerahkan Tablet yang dia pegang. Dari tadi dia sibuk mencoba memulihkan system Lockdown, namun belum juga berhasil

“Otoritas kemananmu tidak akan bekerja sobat, Brianna menggunakan kunci DNA ku untuk me-non aktifkan keamanan” ucapnya riang ke Tom dengan semangat. Brianna, Miss B, begitu orang lain menyebutnya

Si Boss memencet mencet tablet itu dengan cepat, memasukkan rentetan perintah rumit yang hanya diketahuinya sendiri. Tom, mengikuti Boss-nya ini dengan loyalitas penuh. Menurut Tom, dia, adalah orang yang paling pantas mendapatkan kesetiaannya. Disamping sifat paranoid-nya, dalam pandangan Tom, si Boss adalah milyuner jenius yang peduli terhadap dunia. Ya, tentu saja selain gaji yang Tom terima juga bagus

“Bagaimana dia menonaktifkan keamanan?” Tanya Tom masih penasaran, dia tidak merasa ada lobang yang bisa dieksploitasi untuk penerobosan

“Dongle yang dia tancapkan ke server kita adalah skeleton key”

“Ada hal seperti itu didalam sistem kita?”

“Yes, I make one for safety, Brianna mengambilnya saat pergi” jawab si pemuda

“Dan anda diam saja?”

“Itu adalah tiket kembalinya Tom, suatu saat, seorang anak akan kembali ke Rumah, sejauh apapun dia pergi, sama seperti putrimu sobat”

“Ya, kecuali, anak-ku tidak menembak ku dari jarak dekat” dengus Tom

“Aku memaafkannya sobat, dan aku akan selalu memaafkan Brianna”

“Suatu saat sifat itu akan membunuhmu, Boss” dengus Tom dengan tidak suka

“Ada kamu disisiku, apa yang harus ku takutkan? Ah, Dan jangan khawatir, aku sudah menanam program pelacak di file yang diunduh, selama dia masih di bumi, satelit kita akan menemukannya kembali” canda si Boss

“LEFT WING, ETA 1 MINUTE” komunikasi dengan pilot berderik

“Saya turun, Apa yang anda inginkan dengan penyusup ini boss?”

“Aku ingin bicara dengannya”

“Menurutmu siapa dia?”

“Hantu peliharaannya Brianna”

“Seekor hantu kukemas untuk anda, Boss” ucap Tom sedetik sebelum pintu samping Heli membuka dan Tom segera meloncat keluar. Ketinggian Heli masih sekitar 8-meter dari atap sayap kiri bangunan markas itu, jarak yang masih bisa dia atasi dengan lompatan


---

Sehari sebelumnya di Interpol Safe House facility, Jakarta

“Fyuh, Now, this is what I call a real fortress” guman Oleg mengagumi deretan gambar buram dan statistik yang selalu berubah di layar monitor “Self-sustain power, Pelacak Termal, kamera di semua sudut, senjata pertahanan otomatis, auto lock, bahkan sensorku melacak adanya sistem pertahanan udara. Pemiliknya sama sekali tidak main-main dengan keamanan”

“Dan dijaga oleh salah satu tim kontraktor keamanan paling tangguh di dunia, Somrak Payakaroon” Imbuh Miss B

“Dan aku harus apa? Masuk kesana lalu menancapkan flash Disk ini?” gumanku ragu

“Iya, setelah mengatasi semua sistem keamanan dan si Payakaroon, begitu dongle itu tertancap, aku mengambil alih dan kerjaanmu tinggal satu, membawa dongle keluar dari sana” Oleg merinci-nya dengan ringan

“Tidak bisakah data itu di download saja dari sini?”

“Do I have to explain how the firewall works, or you just shut-up and did your job?” ledek Oleg

“Hey! It is not your ass facing the air defence system!” aku nyolot

“And Payakaroon” senyum Oleg semakin lebar

“Eh, btw, Ini... si Payakaroon yang itu?” tanyaku kembali semakin kecut

“Iya, si angin puyuh Payakaroon” Timpal Miss B

“You don’t have to worry lads; Aku punya rencana untukmu” timpal Oleg lagi

“No! Aku gak pernah suka rencanamu” Tentu saja aku tidak suka, Oleg boleh jadi adalah seorang tehnisi jempolan, tetapi soal rencana? Apa aku pernah bercerita harus bersembunyi di reruntuhan kapal karam, mendak-mendak dengan alat selam ujicoba, menghindari penyisiran radar kapal selam militer berawak tunggal dan hiu-hiu haus darah di pantai selatan florida?

Baguslah kalau belum, aku benci momen itu!

Dan aku lebih tidak suka kepada rencana itu! Dan bisa kalian tebak, Oleg-lah orang dibalik rencana 'jenius' tersebut!

“Tapi, kamu akan menyukai rencanaku” timpal Miss. B percaya diri



---

Dan disinilah aku, menancapkan dongle ke server dengan santai, lalu memasukkan beberapa kode dan perintah download. Sang Hebat Payakaroon beserta Tim-nya, telah ditembak dengan gelombang ultrasonic yang sementara membuatnya tidak sadar dari kapal stealth kami. Pingsan, dengan gelombang otak terganggu, semoga tidak berdampak permanen bagi sang hebat Payakaroon.

Dan keamanan rumit benteng ini, telah ku non-aktifkan hanya dengan cara menancapkan dongle ke salah satu port USB yang ternyata ada dimana-mana dibangunan ini. Benteng seaman ini dilumpuhkan dengan mudah, Jelas ini pekerjaan orang dalam

Dan siapapun pemilik benteng ini, akan segera mengetahuinya

“Ehem” aku mendengar suara berdehem dari arah pintu. Sebenarnya langkah kaki ringan-nya sudah kudengar dari beberapa meter sebelum orang itu mencapai pintu. Satu-satu-nya pintu keluar-masuk di ruangan itu. Sial, pikirku

Aku melirik ke progress bar download’an ku. 97%

“Wait a second, 3% more” ucapku ringan dari balik baklava yang kukenakan untuk menutupi wajah-ku sambil mengacungkan jari ke udara, isyarat untuk minta agar tidak di ganggu

“Betulkah?” Tanya-nya jengkel, bersamaan dengan suara bip kecil, tanda download sudah 100%

Aku mencabut dongle itu dan berpaling ke arah suara

“Dengar Tom, kami hanya meminjam data ini. Kami akan mengembalikannya segera, dan kami berjanji untuk tidak menjual data ini kepada pihak manapun atau menggunakannya untuk melawan-mu, mapun organisasimu” aku menginformasikan dengan selugas mungkin

“Benarkah?” jawabnya semakin jengkel, sambil besidekap, sedikit kaget aku mengetahui namanya, tetapi tidak terlalu kaget. Membuatku berfikir…

“Ya, setidaknya itu pesan dari Boss-ku untukmu” sambungku

“Oya?”

“Tepat, setiap kata!” aku berkata dengan mantap

“Hmm, aku hargai ketepatanmu, lalu bagaimana rencanamu untuk keluar dari sini dengan data itu?” ejeknya

“Dia bilang, aku harus meminta ijin darimu dengan baik-baik” ujarku serius

“Oh, sungguh begitu? Maaf memberimu berita buruk, tapi kukira cara itu tidak akan berhasil!”

“Yeah, dia bilang juga begitu” ucapku sambil garuk-garuk kepala ”So, it’s plan B then, I have to force my way through you!” lanjutku sambil memasukkan dongle itu ke saku, dan secara diam-diam mengambil granat kejut yang kuletakkan di sebelah sisi yang sama dari tubuhku

“Force your way through me? Now, that is interesting, I’d like to see how will you do that. Anytime you ready, little mouse!” ucapnya meremehkan, masih dengan bersedekap

Dan itulah rata-rata kesalahan umum dari orang-orang yang kuhadapi, menyepelekan-ku. Aku memang mempunyai aura untuk diremehkan, dan aku suka itu. Membuatku lebih mudah untuk memenangkan sebagian besar pertarunganku, membuat musuhku lengah dan memberiku kesempatan untuk melakukan serangan mendadak. Itulah persisnya yang kulakukan


WUTT!


Aku melempar granat itu tepat ke arah Tom, lalu bersiap untuk bergerak saat granat itu meledak. Ledakannya tidak akan membunuhnya, tapi bisa dipastikan akan melemparkannya beberapa meter dan cahaya yang memancar darinya akan membutakan matanya untuk sesaat, membuat cukup ruang untuk-ku menyelinap, kecuali…

Dengan kecepatan dan reflek yang hampir tidak bisa kupahami, Tom menangkap granat itu dengan sebelah tangannya dan melemparkannya kembali kepadaku. Aku reflek menendangnya, granat itu terpental ke arah atas, menabrak langit-langit dan meledak disana

Aku berfikir cepat, dengan gerakan memutar, memanfaatkan keterbatasan pandangan, aku melompat ke arah Tom dan memasukkan satu serangan mematikan ke arah dada-nya.

Bledek Sekilan!

DUAG!

Aku merasakan tubuh Tom terpental ke belakang. Tentu saja aku tidak bersusah payah memastikan kondisinya, memanfaatkan celah waktu itu, aku menghambur. Kabur!

Aku berlari sambil memeriksa peta di layar yang ditanam di pergelangan tangan kostumku. Lorong ke dua, belok kanan, Lobby, keluar, menyusuri jalan setapak ke ujung tebing di belakang pembangkit listrik, lalu terjun dari sana, hmm ketinggian tebing-nya sekitar 15 meter, ini akan menyakitkan. Batinku

Aku kembali memusatkan perhatian ke jalan, karena dalam beberapa langkah aku akan mencapai lobby

“Hallo!” ucap suara seorang pemuda di akhir usia 20-an yang duduk dengan santai di kursi yang ia tempatkan didepan satu-satu-nya pintu keluar

“Eee… Halo juga?” jawabku ngasal, pria itu tersenyum

“I believe you have something I belong to. Did you speak Bahasa?” Tanya-nya ringan

“Ya, aku bicara Bahasa. Dengar bro, kami cuman pinjam sebentar datamu Ok?” jawabku masih ngasal. Aku berfikir untuk menghantam saja orang ini dan pergi dari sini secepatnya sebelum Tom si Raksasa itu bangkit dan mengejarku. Tapi, seperti ada yang janggal dengan orang ini

“Ah, Tom, selamat bergabung sobat” ujarnya kepada seseorang di belakangku, tanpa menanggapi omongan ku tadi

Aku melirik sekilas dan semerta-merta gemetar, Tom ada disana, bersedekap dengan santai di ujung lorong. Dia, baru saja menerima dengan telak salah satu pukulan andalanku. Dan tidak ngefek!

Sial!

Siapa orang-orang ini?

Tanpa pikir panjang, aku menerjang maju. Kelihatannya bagaimanapun si pemuda ini jauh lebih mudah diterjang daripada si Tom. Dan aku menendang lurus ke arah dada-nya

“Maaf, tapi anda menghalangi jalanku!” pekik-ku pelan

Dan hal itu terjadi

Orang itu dengan ringan meliukkan tubuhnya, membuat tendangan ku meleset, dan ketika dengan spontan aku terus maju berniat untuk kabur, dia mencengkram bagian belakang baju-ku, lalu dengan tenaga yang besarnya membuatku kaget, dia menarik serta melemparkanku kembali ke tengah ruang resepsionis

Aku berguling dan kembali ke posisi berdiri dengan seketika. Lalu mengerahkan kewaspadaanku sepenuhnya. Bagaimanapun, orang ini tadi baru saja dengan mudah menghindari, bahkan membalikkan seranganku yang berlapis jurus Sukma-Ani-Ani yang seharusnya membuat gerakanku sangat cepat dan kuat

Aku kembali melirik ke arah Tom. Kulihat dia masih tidak bergeming

“Kamu, menghindari serangan ku?” ujarku lirih, setengah syok

“Harusnya enggak ya?” Tanya-nya riang. Aku kembali melirik Tom

“Yah, kalau dia roboh dengan satu seranganmu, dia bukan Tom” ucap pemuda itu seakan dapat membaca pikiranku

Sial, siapa orang-orang menakutkan ini?

Dan apa hubungannya dengan Miss. B? Dengan mudah dongle kami melumpuhkan pertahanan komplek ini, tapi…

Bukan ini rencana-nya

Harusnya mereka berdua tidak ada di tempat, walau aku tahu dari komunikasi tadi bahwa Heli mereka memang berbalik ke mari, tapi, seharusnya tidak seperti ini kan?

Harusnya hanya Payakaroon yang harus diwaspadai. Tadi memang Miss B sempat memberikan peringatan tentang Tom. Tapi hanya sambil lalu, yang kalau kupikir-pikir ulang, bodoh juga kalau meremehkan bodyguard utama si Boss Besar

Kali ini aku yang terjebak dalam hal meremehkan musuh. Sial!

CKLIK!

Aku mendengar sebuah senjata di kokang. Benar saja, sekilas kulirik Tom sudah memegang sebuah pistol. Beretta 92 semi otomatis, kalau kamu mau lebih detail. Keringat dingin mulai mengucur dibalik baklava yang menutupi wajahku

“Should I shoot Boss?” ucapnya sambil menyeringai

“Ayolah sobat, kita bukan mafia. Aku hanya ingin bicara dengan anak ini, tolong simpan kembali senjatamu, kamu menakutiku” ucapnya, lalu menatapku “Kau tau Nak, Tom tidak pernah meleset, simpan kembali mainan kecilmu, mari kita bicara, kukira lebih baik begitu”

Aku kembali menelan ludah, karena tadi aku memang sudah menyiapkan mekanisme tersembunyi yang akan menarik pistol kecil dari balik lengan bajuku. Dan orang ini mengetahuinya. Sekarang, aku benar-benar ketakutan dengan pemuda pembaca pikiran yang selalu menyebutku Nak ini

“Dan kamu boleh melepaskan topengmu nak, lebih mudah bicara kalau bisa saling bertatap wajah. Jangan khawatir, aku sudah tahu siapa kamu. Franciscus Denny Soemarto! atau kamu lebih suka aku memanggilmu: Dede?”

Cukup!

Aku menyerah!

Lalu dengan pasrah aku membuka topeng dan melangkah kedepan orang itu

“Nah, itu lebih baik” ucapnya sambil tersenyum “Ah, dimana sopan santun ku? Perkenalkan, namaku Antonius, kamu bisa memanggilku Pak, atau Boss, aku ayah dari Brianna, atau Miss B buatmu. Dan mulai sekarang aku mempekerjakanmu” dia masih tersenyum

“Hah!?”


.


.


.



Apabila Suhu dan Master tertarik, kisah ini bisa dibaca kelanjutannya di thread yang segera akan nubi buka setelah menamatkan Diorama

Tetapi sebelumnya, nubi mohon masukan, cacian dan makian untuk memperbaiki tulisan amatir nubi ini

Terimakasih Sebelumnya

Salam Hormat

:ampun::ampun:
 
Keren ceritanya. Jadi ingat serial la femme nikita. Organisasi yg mempekerjakan orang2 nya dengan menyandera kesalahan masa lalunya
 
Sesuai yang kemaren nubi sampaiin di kolom komen, ini nubi upload teaser dari cerita baru yang sudah nubi kelarin. Mohon caci-maki-nya dari master-master semua. Kalau semua berjalan lancar, cerita ini rencana akan nubi posting juga dimari






NEGARA 5 PILAR
BOOK 1: PEMUDA


A silly Story by
Franciscus D
Fran81

TEASER

Chapter 1: Friction / Gesekan
Seg: Breach / Penyusupan


---

Interpol Safe House - Jakarta Selatan

Aku terpekur di depan file-file dan layar LCD dari komputer desktop yang menampilkan data-data sesuai dengan kata kunci yang berulang kali kumasukkan. Interpol memang organisasi Internasional yang payah, batinku mengkritisi data yang dapat kuakses dengan otoritas sandi yang kupunyai. Tetapi apa boleh buat, didalam sini memang banyak sekali kepentingan. Bahkan, kalau kamu mau tahu, Interpol sejatinya bukan Lembaga Penegak Hukum, melainkan semacam paguyuban, wadah untuk menjembatani komunikasi antara lembaga kepolisian dari negara peserta

Resminya seperti itu, tetapi kenyataannya mereka memiliki banyak sekali aktivitas spionase dan cabang-cabang kecil organisasi yang aku ragu sanggup dikontrol semuanya oleh Lyon. Markas besar mereka

Keraguanku semakin besar, saat melihat sponsor-sponsor dalam pembiayaan operasi mereka. Sebagai informasi saja untukmu, sejak tahun 1985, dalam rentang kepemimpinan John Simpson, organisasi ini melakukan pemekaran luar biasa sampai puncaknya tatkala skandal Bjorn Eriksson tahun 90an dengan perusahaan komunikasi terbongkar. Dalam hal ini, Interpol dituding telah melakukan banyak sekali aktivitas spionase untuk kepentingan pemodal dan industrialis

Ah, tapi apa peduliku?

Saat ini, kendaraan inilah satu-satunya yang dapat kuboncengi untuk menemukan adik-ku yang masuk ke gerbang ajaib. Dan sialnya, data mengenai gerbang yang dimaksud itu sama sekali belum bisa kutemukan validasinya.

Semua berawal tiga bulan yang lalu…

TIGA BULAN YANG LALU
Mondu – Kanatang, Sumba Timur

Minggu yang seharusnya menjadi sangat indah, dirusak oleh kehadiran wanita yang paling kuhindari didunia. Bekas bos ku, Miss B – Interpol. Kau tau, waktu itu seharusnya adalah bulan madu yang pantas kudapatkan, tapi tidak. Miss B datang membawa file yang bukan saja menyatakan kalau Adik-ku, si bego itu bertugas di Interpol, tetapi juga hilang masuk ke dalam gerbang misterius yang sedang dikembangkan oleh seorang ilmuwan gila

Sebenarnya tidak aneh, kalau adik-ku tiba-tiba diterima di Kepolisian, lalu menyasar Interpol untuk penugasan. Bukan hal yang aneh kalau Bengal satu itu dapat melakukan hal-hal seperti ini. Kecerdasan dan keuntungan fisiknya cukup untuk membawanya ke-hampir semua tujuan apapun yang ia mau. Yaa, selain paman kami adalah seorang Jenderal di institusi kepolisian dan dia adalah ponakan kesayangannya, privilege itu memang sedikit banyak membantu, sih

Interpol, dia mungkin mendengar kalau aku pernah secara tidak sengaja mempunyai gesekan dengan mereka. Tapi, ah…

Dan yang paling menyakitkan, adalah…

“Kapan kejadiannya? Tanyaku kepada mantan boss ku yang sebenarnya cantik itu

“Masuk 72 jam” jawabnya pendek

“Di Ayia Napa, Cyprus?” tanyaku lagi

“Hmm” dengungnya pendek sambal melirik tajam

“Dan dalam 72 jam, kalian dapat menemukanku, lalu jalan kesini? Waw, terus-terang aku kagum dengan kecepatan kalian saat ini, kalau kalian sudah demikian hebat, kenapa bisa kehilangan agen??” ujarku sarkasme

“Kami tidak harus menemukanmu, dan ‘Agen D’ masuk ke gerbang dengan kemauan sendiri, untuk mengejar Dr. Okun, yang kita sinyalir melakukan penelitian persenjataan baru untuk salah satu organisasi terorisme internasional” jawabnya menerangkan.

Oh, sekarang adik-ku sudah di panggil dengan sebutan ‘Agen D’, sesuai dengan inisial namanya. Lalu aku apa? Agen D3? Inisialku sama dengan dia. Ah, tapi aku bukan agen ding…

“Tidak harus menemukanku?” tanyaku untuk mengklarifikasi suatu hal

Tapi ini memang harus diklarifikasi, apabila mereka dapat menemukanku secepat ini, atau bahkan sesuai klaimnya, bahwa mereka tidak harus menemukanku, berarti selama ini aku diikuti. Tapi mengapa mereka susah payah mengeluarkan anggaran untuk orang sepertiku?

Aku ini diibaratkan seperti low cost expendables, asset murah yang dapat dibuang sewaktu-waktu, aku bukan bagian dari mereka, aku sama sekali bukan Interpol. Bekerja Untuk Mereka, bukan berarti aku bagian dari mereka. Dan sekali lagi, kemampuan serta nilai-ku terlalu murah untuk membuat mereka sampai mau menghamburkan anggaran hanya demi mengawasiku

Miss B melirik kearah Istriku yang baru saja kembali dari toilet. Aku membayangkan raut muka cemberut yang penuh dengan kecemburuan karena dia menemui suami-nya tengah bercakap-cakap akrab dan serius dengan wanita lain saat dia tinggal ke toilet

Aku sudah menyiapkan sebuah jawaban jujur, apapun resikonya, betapapun mengejutkannya. Aku harus jujur kepadanya, aku sudah berjanji untuk itu

Sayangnya, dia mengejutkanku terlebih dahulu

“Mam!” Ujarnya singkat sambal menundukkan kepala dengan hormat kepada Miss B.

Semerta-merta sikap itu menjelaskan semuanya…

Istriku, seorang agen!


---

Seseorang meletakkan secangkir kopi panas di sebelah tumpukan file-file dimeja yang sedang kuteliti dengan separuh konsentrasi. Aku meliriknya sekilas

“Terimakasih agen Ine” ujarku sesopan mungkin

“Oppa belum puas menyakitiku?” Tanya-nya dengan nada sedih dan pandangan mata yang menusuk hati. Iya, orang ini adalah Ine, istriku, agen yang dikirim untuk memata-mataiku dengan biaya super murah

Karena aku yang menaggung semua pengeluarannya!

Ya kan?

Organisasi Oportunis, itu ujar-ujar yang kuingat dari Tante Christin dulu menggambarkan Interpol

“Aku perlu waktu untuk memproses semua ini” desahku

“Aku bicara jujur, saat menjelaskan semua ini, oppa” jawabnya tak kalah dramatis

Istriku mengaku, dia mencari-cari-ku kemana-mana, saat dia lulus kuliah. Lalu, secara ‘Tidak Sengaja’ ketemu dengan Miss B, boss-ku, dan dia direkrut oleh Interpol sebagai tenaga analis, akulah subjeknya. Jadi, dengan begitu, kukira, pertemuan ‘Tidak Sengaja’ ku dengan-nya di Exelsso Cafe saat itu, semua sudah diatur. Begitupun kedekatanku, penerimaan dia yang terbilang sangat mudah terhadap ceritaku yang tidak masuk akal, lalu semua hal yang terjadi setelahnya seperti mimpi indah dengan skenario yang luar biasa rapi

Aku seharusnya bisa menduga hal itu, namun wajah Agen Ine ini memang imut dan sikapnya yang selalu kalem-kalem manja ngademin, membiusku

Dan disinilah kami sekarang

Lalu apakah aku harus mempercayai semua kebohongan selama pertemuan kami sampai dengan pernikahan kami, yang semuanya kukira hanya settingan?

Kenapa?

Kenapa aku?

“Jika bukan untuk kamu, aku tidak akan menjalani kehidupan macam ini, Oppa. Sebesar itulah aku menyukaimu. Apa kamu pernah berpikir dari sudut pandang itu?” ujarnya lagi, kali ini dengan intomasi agak tinggi, mungkin dia sudah mulai lelah melayani omong-kosong dan keras kepalaku

Aku memandangnya sekilas, lalu berdiri

Dan memeluknya

“Maafin aku babe…”

Dan ine memelukku balik dengan kehangatan yang kukira tidak dibuat-buat

“Maafkan Ine juga Oppa, harusnya Ine jujur dari awal” Ine memelukku semakin kencang

“Get a room” seseorang mengomentari adegan roman picisan kami dengan suara dalam, dengan aksen Rusia yang kental

“Big boy!” sahutku sambil masih memeluk istriku, agen Ine

Oleg Bychkovich, masuk sambil memencet-mencet tab 10-inch yang tampak kecil di telapak tangan raksasa-nya. Oleg, adalah seorang pria berdarah Russia, berotot kekar dengan tinggi hampir 250 cm dan berat lebih dari 130 kilo. Dan jangan salah persepsi dengan penampilan ala bodyguard-nya, walau dia memang master Krav Maga, tapi bukanlah kekuatan fisik, kemampuan yang paling menonjol darinya.

Dia adalah teknisi andalan tim kami. Waktu masih aktif dibawah tanah, Oleg adalah salah satu hacker yang pernah paling ditakuti dunia. Ingat Y2K? Worm ciptaan dialah yang waktu itu hampir menghancurkan dunia digital kita

Ya, selain itu, dia juga transporter yang luar biasa, dia bisa menerbangkan hampir semua jenis pesawat dan helikopter. Dibalik kemudi, Oleg adalah monster dalam bentuk lain

“So, you don’t miss me little man?” godanya kepadaku

Aku hanya tersenyum, kami memang lumayan dekat. Beberapa kali kami terlibat dalam situasi hidup-mati, masing-masing pernah saling menyelamatkan. Aku pernah menyeretnya semalaman sejauh hampir 15 kilometer di Gailee, Israel bagian Utara, menyeberangi perbatasan Lebanon, lokasi ekstraksi, saat sebuah ledakan mengacaukan misi kami dan menancapkan serpihan selebar telapak tangan di perut sebelah kiri-nya

“Aku sudah melacak aliran data dokter Okun. Dia secara regular meng-upload hasil penelitian ke sebuah server” terangnya

Aku mendengarkan keterangan-nya dengan sungguh-sungguh. Kalau ada yang bisa melacak hal-hal semacam ini, Oleg adalah satu dari sedikit manusia di bumi yang mampu

“Salah satu benteng modern yang memiliki pengamanan paling ketat di bumi saat ini. Milik organisasi yang dijalankan oleh maniak yang paranoid. 50 kilometer di sebelah utara Jakarta, pulau pribadi” Miss B masuk ke ruangan dan melemparkan keterangan lanjutan beserta sejumlah dokumen lagi

Aku menelan ludah

“Jakarta? Disini? Di Indonesia?” tanyaku ngambang. Walau sebagian jawaban sudah kuketahui

Indonesia, adalah salah satu negara pilihan terbaik untuk menjalankan sebuah organisasi. Mempunyai geografis wilayah yang menjanjikan pilihan demikian luas untuk mendirikan sebuah markas, dengan ribuan pulau masih belum terpantau, iklim dan laut yang bersahabat dan natural outsource yang melimpah. Ratusan organisasi bercokol dan tersebar di negara terluas ke-7 di dunia Ini. Dari organisasi bawah tanah ecek-ecek sampai organisasi high tech seperti yang kelihatannya sebentar lagi akan kami hadapi

Indonesia, saat ini berada di barisan terdepan dalam perlombaan kekuasaan dunia


---

Sebuah H155 Dauphin, helikopter produksi Airbus berwarna putih melayang dengan tenang di Laut Jawa sebelah utara teluk Jakarta, membelah langit menuju pusat Ibu Kota. Di Kursi penumpang yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mirip ruang kontrol dengan noise reducer yang paling mutakhir, duduk seorang pemuda klimis berwajah serius dan seorang laki-laki Nordik berbadan raksasa

Masing masing tidak bercakap-cakap. Si Nordik menggumankan beberapa kata kepada headset yang selalu tertanam di telinganya dan berpaling ke arah si pemuda

“Kita mendapatkan potensi penyusupan di B-17, boss” ucapnya lugas

Si pemuda melirik sekilas “Payakaroon is in charge today?”

“Yes Boss, Dia barusaja mengabariku”

“Dimana deteksi awal?”

“Sektor 8, sayap timur, daerah pembangkit” jawabnya pendek, informatif

Si Pemuda mengerutkan dahi. Pembangkit nuklir mini yang menyuplai tenaga ke bangunan utama memang blind sector – Daerah buta. Beberapa kali sensor keamanan yang dipasang di sana terkena dampak anomali pelepasan ion dari pembangkit rakitan R&D-nya itu. Payakaroon lah yang mempunyai ide untuk menembakkan gelombang statis secara periodik untuk menutup celah itu. Gelombang itu diterima di pusat pengawasan dalam bentuk sinyal yang berkedip dengan frekuensi tertentu apabila ada gerakan yang mencurigakan. Semacam sensor radar pada kelelawar

Somrak Payakaroon adalah salah satu kontraktor keamanan kepercayaan organisasi. Tim mantan pasukan khusus Thailand itu direkrut organisasi lebih dari lima tahun yang lalu. Payakaroon sendiri mempunyai kemampuan tempur yang telah teruji, hand-in-hand combat yang baik dan penguasaan tehnologi yang sangat dibutuhkan orgasnisasi. Payakaroon, lulus dari Chulalongkorn University di tahun yang sama dia memenangkan Lumpinee belts yang merupakan sebuah ajang pertandingan Muay Thai paling prestigious di Thailand

Tapi menyusup dari arah pembangkit? Walaupun itu blind spot, tapi itu adalah posisi paling tidak strategis untuk memulai sebuah penyusupan. Kecuali…

“Putar Heli, kita kembali ke B-17” perintah si pemuda pendek

Si Nordic yang paham akan sifat boss-nya yang kadang bisa sangat paranoid, berkata menenangkan “Kita punya Payakaroon Boss, meeting di Jakarta sangat penting, saya kira tidak seharusnya kita perlu kembali”

Si pemuda melirik tajam, raksasa Nordic itu paham dengan isyarat atas keinginan si boss yang memang sering tidak bisa di ganggu gugat

“Kembali ke markas” ucapnya singkat ke saluran pilot, dengan konfirmasi pendek, segera, Helikopter itu pun bersiap melakukan manuver 180 derajat

Si raksasa Nordic menatap tajam boss-nya yang duduk di kursi seberang

“Percayalah padaku kawan, ini bukan penerobos sembarangan” ucapnya singkat “Update status, give me eyes!” perintahnya lagi yang diikuti dengan aksi cekatan si Raksasa

Thomas Larsen, sang raksasa Nordic itu telah menjadi pelindung dan sahabat si Boss, sejauh yang dia dapat ingat. Ia segera memencet-mencet tablet yang berada di tangannya, untuk mengontak dan menautkan display kamera keamanan di layar besar yang terpasang di kabin helikopter itu. Tom, begitu dia biasa dipanggil mengerutkan dahi, lalu memandang si bos dengan raut muka yang sedikit khawatir

“Komunikasi Payakaroon statis boss, penyusup sudah ada di ruang server, penjaga dilumpuhkan” ujarnya menahan gemetar “Dia melumpuhkan Payakaroon, dan dia tidak merasa perlu bersusah payah menghindari alarm, sensor keamanan dan kamera kita” ucapnya lagi, kali ini sedikit ada rasa marah

“Auto seal dilumpuhkan?” Tanya si Pemuda pendek, merujuk ke protokol penguncian saat ada tindakan penyusupan

“Yes Boss” desah Tom, gemetar dengan nada menahan amarah

Keamanan, adalah satu hal yang selalu ada di dalam pikiran Tom. Bisnis itu telah digelutinya sejak dia bergabung dengan pasukan khusus pengamanan Denmarks Statsminister, jauh sebelum direkrut oleh Bosnya ini. Keberadaan penyusup ini, bagaimanapun adalah penghinaan terhadap profesinya. Penyusup itu melenggang dengan santai di dalam jaring keamanan yang dia desain sendiri. Tom mengeraskan rahang menahan amarah

Si Pemuda menyunggingkan senyuman

“Ada sesuatu yang harus ku ketahui, Boss?” Tanya Tom Heran dengan senyuman misterius Boss-nya

“Berapa lama sampai ke markas?” Tanya si Boss

Dalam beberapa klik komunikasi dengan pilot, Tom kembali ke boss-nya dan menginformasikan “28 menit ETA”

“Jadikan 15!” perintahnya pendek

Tom menekan kembali tombol komunikasi dengan pilot “Full Speed! Drop me in left wing” perintahnya pendek yang segera dipahami oleh sang pilot. Tom kembali menatap tajam boss-nya

“Anak-ku kembali pulang, Tom” ujarnya pendek

“Miss B?” konfirmasi-nya yang diikuti oleh senyuman di bibir pemuda itu

“Atau anak kesayangannya anak-ku” ujar si Boss, kali ini dengan nada yang sedikit santai “Apa yang dia lakukan di ruang server?” Tanya-nya lagi

“Eeee… Dr. Okun’s data?” ucap Tom pendek, dengan sedikit ragu setelah memencet beberapa perintah pendek dari Tablet yang ada di tangannya untuk mengetahui data apa saja yang sedang di download oleh penyusup itu. Bisa saja ini suatu pengalihan, bisa saja si penyusup diam-diam menyuntikkan worm ke dalam sistem komputer mereka untuk menghilangkan jejak dokumen unduhan yang asli

“Hah?” ini juga mengejutkan si Pemuda, dari seluruh data sensitif yang ada di sana, data penelitian Dokter Okun hanyalah data sampingan. Sebuah penelitian aneh yang ia biayai hanya karena dia iseng dan suka dengan antusias si Dokter. Sebuah penelitian hipotesis tentang dunia paralel, yang bagi si Boss, hanyalah hobby di waktu senggang, yang sayangnya, dianggap sebagai penelitian tentang senjata pemusnah massal oleh Interpol

Hal ini menurutnya sangat lucu dan menghibur. Dia sengaja membiarkan kesalahpahaman ini, dalam dunia intelijen, ini adalah pengalihan gratis. Dia tambah menyukainya

Di Dalam server itu, data-data yang jauh lebih sensitif dan mahal tersimpan dengan keamanan kelas atas. Data yang apabila diluncurkan, bisa menimbulkan perang terbuka antara negara-negara kunci di dunia.

Tetapi, data Dr. Okun?

Kenapa miss B bersusah payah kembali hanya untuk ini? Data adalah kekuatan, begitulah cara kerja dunia saat ini. Semua organisasi Intelijen berperang dibelakang layar demi data-data, tidak terkecuali intelijen Interpol, tempat ‘sang putri’ lari dari ‘Kerajaan’ ayahnya. Si Boss menebak-nebak

“Kemarikan Tab mu Sobat” pinta si Boss, Tom segera menyerahkan Tablet yang dia pegang. Dari tadi dia sibuk mencoba memulihkan system Lockdown, namun belum juga berhasil

“Otoritas kemananmu tidak akan bekerja sobat, Brianna menggunakan kunci DNA ku untuk me-non aktifkan keamanan” ucapnya riang ke Tom dengan semangat. Brianna, Miss B, begitu orang lain menyebutnya

Si Boss memencet mencet tablet itu dengan cepat, memasukkan rentetan perintah rumit yang hanya diketahuinya sendiri. Tom, mengikuti Boss-nya ini dengan loyalitas penuh. Menurut Tom, dia, adalah orang yang paling pantas mendapatkan kesetiaannya. Disamping sifat paranoid-nya, dalam pandangan Tom, si Boss adalah milyuner jenius yang peduli terhadap dunia. Ya, tentu saja selain gaji yang Tom terima juga bagus

“Bagaimana dia menonaktifkan keamanan?” Tanya Tom masih penasaran, dia tidak merasa ada lobang yang bisa dieksploitasi untuk penerobosan

“Dongle yang dia tancapkan ke server kita adalah skeleton key”

“Ada hal seperti itu didalam sistem kita?”

“Yes, I make one for safety, Brianna mengambilnya saat pergi” jawab si pemuda

“Dan anda diam saja?”

“Itu adalah tiket kembalinya Tom, suatu saat, seorang anak akan kembali ke Rumah, sejauh apapun dia pergi, sama seperti putrimu sobat”

“Ya, kecuali, anak-ku tidak menembak ku dari jarak dekat” dengus Tom

“Aku memaafkannya sobat, dan aku akan selalu memaafkan Brianna”

“Suatu saat sifat itu akan membunuhmu, Boss” dengus Tom dengan tidak suka

“Ada kamu disisiku, apa yang harus ku takutkan? Ah, Dan jangan khawatir, aku sudah menanam program pelacak di file yang diunduh, selama dia masih di bumi, satelit kita akan menemukannya kembali” canda si Boss

“LEFT WING, ETA 1 MINUTE” komunikasi dengan pilot berderik

“Saya turun, Apa yang anda inginkan dengan penyusup ini boss?”

“Aku ingin bicara dengannya”

“Menurutmu siapa dia?”

“Hantu peliharaannya Brianna”

“Seekor hantu kukemas untuk anda, Boss” ucap Tom sedetik sebelum pintu samping Heli membuka dan Tom segera meloncat keluar. Ketinggian Heli masih sekitar 8-meter dari atap sayap kiri bangunan markas itu, jarak yang masih bisa dia atasi dengan lompatan


---

Sehari sebelumnya di Interpol Safe House facility, Jakarta

“Fyuh, Now, this is what I call a real fortress” guman Oleg mengagumi deretan gambar buram dan statistik yang selalu berubah di layar monitor “Self-sustain power, Pelacak Termal, kamera di semua sudut, senjata pertahanan otomatis, auto lock, bahkan sensorku melacak adanya sistem pertahanan udara. Pemiliknya sama sekali tidak main-main dengan keamanan”

“Dan dijaga oleh salah satu tim kontraktor keamanan paling tangguh di dunia, Somrak Payakaroon” Imbuh Miss B

“Dan aku harus apa? Masuk kesana lalu menancapkan flash Disk ini?” gumanku ragu

“Iya, setelah mengatasi semua sistem keamanan dan si Payakaroon, begitu dongle itu tertancap, aku mengambil alih dan kerjaanmu tinggal satu, membawa dongle keluar dari sana” Oleg merinci-nya dengan ringan

“Tidak bisakah data itu di download saja dari sini?”

“Do I have to explain how the firewall works, or you just shut-up and did your job?” ledek Oleg

“Hey! It is not your ass facing the air defence system!” aku nyolot

“And Payakaroon” senyum Oleg semakin lebar

“Eh, btw, Ini... si Payakaroon yang itu?” tanyaku kembali semakin kecut

“Iya, si angin puyuh Payakaroon” Timpal Miss B

“You don’t have to worry lads; Aku punya rencana untukmu” timpal Oleg lagi

“No! Aku gak pernah suka rencanamu” Tentu saja aku tidak suka, Oleg boleh jadi adalah seorang tehnisi jempolan, tetapi soal rencana? Apa aku pernah bercerita harus bersembunyi di reruntuhan kapal karam, mendak-mendak dengan alat selam ujicoba, menghindari penyisiran radar kapal selam militer berawak tunggal dan hiu-hiu haus darah di pantai selatan florida?

Baguslah kalau belum, aku benci momen itu!

Dan aku lebih tidak suka kepada rencana itu! Dan bisa kalian tebak, Oleg-lah orang dibalik rencana 'jenius' tersebut!

“Tapi, kamu akan menyukai rencanaku” timpal Miss. B percaya diri



---

Dan disinilah aku, menancapkan dongle ke server dengan santai, lalu memasukkan beberapa kode dan perintah download. Sang Hebat Payakaroon beserta Tim-nya, telah ditembak dengan gelombang ultrasonic yang sementara membuatnya tidak sadar dari kapal stealth kami. Pingsan, dengan gelombang otak terganggu, semoga tidak berdampak permanen bagi sang hebat Payakaroon.

Dan keamanan rumit benteng ini, telah ku non-aktifkan hanya dengan cara menancapkan dongle ke salah satu port USB yang ternyata ada dimana-mana dibangunan ini. Benteng seaman ini dilumpuhkan dengan mudah, Jelas ini pekerjaan orang dalam

Dan siapapun pemilik benteng ini, akan segera mengetahuinya

“Ehem” aku mendengar suara berdehem dari arah pintu. Sebenarnya langkah kaki ringan-nya sudah kudengar dari beberapa meter sebelum orang itu mencapai pintu. Satu-satu-nya pintu keluar-masuk di ruangan itu. Sial, pikirku

Aku melirik ke progress bar download’an ku. 97%

“Wait a second, 3% more” ucapku ringan dari balik baklava yang kukenakan untuk menutupi wajah-ku sambil mengacungkan jari ke udara, isyarat untuk minta agar tidak di ganggu

“Betulkah?” Tanya-nya jengkel, bersamaan dengan suara bip kecil, tanda download sudah 100%

Aku mencabut dongle itu dan berpaling ke arah suara

“Dengar Tom, kami hanya meminjam data ini. Kami akan mengembalikannya segera, dan kami berjanji untuk tidak menjual data ini kepada pihak manapun atau menggunakannya untuk melawan-mu, mapun organisasimu” aku menginformasikan dengan selugas mungkin

“Benarkah?” jawabnya semakin jengkel, sambil besidekap, sedikit kaget aku mengetahui namanya, tetapi tidak terlalu kaget. Membuatku berfikir…

“Ya, setidaknya itu pesan dari Boss-ku untukmu” sambungku

“Oya?”

“Tepat, setiap kata!” aku berkata dengan mantap

“Hmm, aku hargai ketepatanmu, lalu bagaimana rencanamu untuk keluar dari sini dengan data itu?” ejeknya

“Dia bilang, aku harus meminta ijin darimu dengan baik-baik” ujarku serius

“Oh, sungguh begitu? Maaf memberimu berita buruk, tapi kukira cara itu tidak akan berhasil!”

“Yeah, dia bilang juga begitu” ucapku sambil garuk-garuk kepala ”So, it’s plan B then, I have to force my way through you!” lanjutku sambil memasukkan dongle itu ke saku, dan secara diam-diam mengambil granat kejut yang kuletakkan di sebelah sisi yang sama dari tubuhku

“Force your way through me? Now, that is interesting, I’d like to see how will you do that. Anytime you ready, little mouse!” ucapnya meremehkan, masih dengan bersedekap

Dan itulah rata-rata kesalahan umum dari orang-orang yang kuhadapi, menyepelekan-ku. Aku memang mempunyai aura untuk diremehkan, dan aku suka itu. Membuatku lebih mudah untuk memenangkan sebagian besar pertarunganku, membuat musuhku lengah dan memberiku kesempatan untuk melakukan serangan mendadak. Itulah persisnya yang kulakukan


WUTT!


Aku melempar granat itu tepat ke arah Tom, lalu bersiap untuk bergerak saat granat itu meledak. Ledakannya tidak akan membunuhnya, tapi bisa dipastikan akan melemparkannya beberapa meter dan cahaya yang memancar darinya akan membutakan matanya untuk sesaat, membuat cukup ruang untuk-ku menyelinap, kecuali…

Dengan kecepatan dan reflek yang hampir tidak bisa kupahami, Tom menangkap granat itu dengan sebelah tangannya dan melemparkannya kembali kepadaku. Aku reflek menendangnya, granat itu terpental ke arah atas, menabrak langit-langit dan meledak disana

Aku berfikir cepat, dengan gerakan memutar, memanfaatkan keterbatasan pandangan, aku melompat ke arah Tom dan memasukkan satu serangan mematikan ke arah dada-nya.

Bledek Sekilan!

DUAG!

Aku merasakan tubuh Tom terpental ke belakang. Tentu saja aku tidak bersusah payah memastikan kondisinya, memanfaatkan celah waktu itu, aku menghambur. Kabur!

Aku berlari sambil memeriksa peta di layar yang ditanam di pergelangan tangan kostumku. Lorong ke dua, belok kanan, Lobby, keluar, menyusuri jalan setapak ke ujung tebing di belakang pembangkit listrik, lalu terjun dari sana, hmm ketinggian tebing-nya sekitar 15 meter, ini akan menyakitkan. Batinku

Aku kembali memusatkan perhatian ke jalan, karena dalam beberapa langkah aku akan mencapai lobby

“Hallo!” ucap suara seorang pemuda di akhir usia 20-an yang duduk dengan santai di kursi yang ia tempatkan didepan satu-satu-nya pintu keluar

“Eee… Halo juga?” jawabku ngasal, pria itu tersenyum

“I believe you have something I belong to. Did you speak Bahasa?” Tanya-nya ringan

“Ya, aku bicara Bahasa. Dengar bro, kami cuman pinjam sebentar datamu Ok?” jawabku masih ngasal. Aku berfikir untuk menghantam saja orang ini dan pergi dari sini secepatnya sebelum Tom si Raksasa itu bangkit dan mengejarku. Tapi, seperti ada yang janggal dengan orang ini

“Ah, Tom, selamat bergabung sobat” ujarnya kepada seseorang di belakangku, tanpa menanggapi omongan ku tadi

Aku melirik sekilas dan semerta-merta gemetar, Tom ada disana, bersedekap dengan santai di ujung lorong. Dia, baru saja menerima dengan telak salah satu pukulan andalanku. Dan tidak ngefek!

Sial!

Siapa orang-orang ini?

Tanpa pikir panjang, aku menerjang maju. Kelihatannya bagaimanapun si pemuda ini jauh lebih mudah diterjang daripada si Tom. Dan aku menendang lurus ke arah dada-nya

“Maaf, tapi anda menghalangi jalanku!” pekik-ku pelan

Dan hal itu terjadi

Orang itu dengan ringan meliukkan tubuhnya, membuat tendangan ku meleset, dan ketika dengan spontan aku terus maju berniat untuk kabur, dia mencengkram bagian belakang baju-ku, lalu dengan tenaga yang besarnya membuatku kaget, dia menarik serta melemparkanku kembali ke tengah ruang resepsionis

Aku berguling dan kembali ke posisi berdiri dengan seketika. Lalu mengerahkan kewaspadaanku sepenuhnya. Bagaimanapun, orang ini tadi baru saja dengan mudah menghindari, bahkan membalikkan seranganku yang berlapis jurus Sukma-Ani-Ani yang seharusnya membuat gerakanku sangat cepat dan kuat

Aku kembali melirik ke arah Tom. Kulihat dia masih tidak bergeming

“Kamu, menghindari serangan ku?” ujarku lirih, setengah syok

“Harusnya enggak ya?” Tanya-nya riang. Aku kembali melirik Tom

“Yah, kalau dia roboh dengan satu seranganmu, dia bukan Tom” ucap pemuda itu seakan dapat membaca pikiranku

Sial, siapa orang-orang menakutkan ini?

Dan apa hubungannya dengan Miss. B? Dengan mudah dongle kami melumpuhkan pertahanan komplek ini, tapi…

Bukan ini rencana-nya

Harusnya mereka berdua tidak ada di tempat, walau aku tahu dari komunikasi tadi bahwa Heli mereka memang berbalik ke mari, tapi, seharusnya tidak seperti ini kan?

Harusnya hanya Payakaroon yang harus diwaspadai. Tadi memang Miss B sempat memberikan peringatan tentang Tom. Tapi hanya sambil lalu, yang kalau kupikir-pikir ulang, bodoh juga kalau meremehkan bodyguard utama si Boss Besar

Kali ini aku yang terjebak dalam hal meremehkan musuh. Sial!

CKLIK!

Aku mendengar sebuah senjata di kokang. Benar saja, sekilas kulirik Tom sudah memegang sebuah pistol. Beretta 92 semi otomatis, kalau kamu mau lebih detail. Keringat dingin mulai mengucur dibalik baklava yang menutupi wajahku

“Should I shoot Boss?” ucapnya sambil menyeringai

“Ayolah sobat, kita bukan mafia. Aku hanya ingin bicara dengan anak ini, tolong simpan kembali senjatamu, kamu menakutiku” ucapnya, lalu menatapku “Kau tau Nak, Tom tidak pernah meleset, simpan kembali mainan kecilmu, mari kita bicara, kukira lebih baik begitu”

Aku kembali menelan ludah, karena tadi aku memang sudah menyiapkan mekanisme tersembunyi yang akan menarik pistol kecil dari balik lengan bajuku. Dan orang ini mengetahuinya. Sekarang, aku benar-benar ketakutan dengan pemuda pembaca pikiran yang selalu menyebutku Nak ini

“Dan kamu boleh melepaskan topengmu nak, lebih mudah bicara kalau bisa saling bertatap wajah. Jangan khawatir, aku sudah tahu siapa kamu. Franciscus Denny Soemarto! atau kamu lebih suka aku memanggilmu: Dede?”

Cukup!

Aku menyerah!

Lalu dengan pasrah aku membuka topeng dan melangkah kedepan orang itu

“Nah, itu lebih baik” ucapnya sambil tersenyum “Ah, dimana sopan santun ku? Perkenalkan, namaku Antonius, kamu bisa memanggilku Pak, atau Boss, aku ayah dari Brianna, atau Miss B buatmu. Dan mulai sekarang aku mempekerjakanmu” dia masih tersenyum

“Hah!?”


.


.


.



Apabila Suhu dan Master tertarik, kisah ini bisa dibaca kelanjutannya di thread yang segera akan nubi buka setelah menamatkan Diorama

Tetapi sebelumnya, nubi mohon masukan, cacian dan makian untuk memperbaiki tulisan amatir nubi ini

Terimakasih Sebelumnya

Salam Hormat

:ampun::ampun:
Kereenn ceritanya..., walaupun pusing dengan kosakata2, istilah dan teknologi yang baru tahu

Keep goin' on..., onward Hu @fran81 with your something different
 
Dohh baru liat cerita baru om pran, lanjoot om eikeh gelar sempak buat nandain :jempol:
 
Sesuai yang kemaren nubi sampaiin di kolom komen, ini nubi upload teaser dari cerita baru yang sudah nubi kelarin. Mohon caci-maki-nya dari master-master semua. Kalau semua berjalan lancar, cerita ini rencana akan nubi posting juga dimari






NEGARA 5 PILAR
BOOK 1: PEMUDA


A silly Story by
Franciscus D
Fran81

TEASER

Chapter 1: Friction / Gesekan
Seg: Breach / Penyusupan


---

Interpol Safe House - Jakarta Selatan

Aku terpekur di depan file-file dan layar LCD dari komputer desktop yang menampilkan data-data sesuai dengan kata kunci yang berulang kali kumasukkan. Interpol memang organisasi Internasional yang payah, batinku mengkritisi data yang dapat kuakses dengan otoritas sandi yang kupunyai. Tetapi apa boleh buat, didalam sini memang banyak sekali kepentingan. Bahkan, kalau kamu mau tahu, Interpol sejatinya bukan Lembaga Penegak Hukum, melainkan semacam paguyuban, wadah untuk menjembatani komunikasi antara lembaga kepolisian dari negara peserta

Resminya seperti itu, tetapi kenyataannya mereka memiliki banyak sekali aktivitas spionase dan cabang-cabang kecil organisasi yang aku ragu sanggup dikontrol semuanya oleh Lyon. Markas besar mereka

Keraguanku semakin besar, saat melihat sponsor-sponsor dalam pembiayaan operasi mereka. Sebagai informasi saja untukmu, sejak tahun 1985, dalam rentang kepemimpinan John Simpson, organisasi ini melakukan pemekaran luar biasa sampai puncaknya tatkala skandal Bjorn Eriksson tahun 90an dengan perusahaan komunikasi terbongkar. Dalam hal ini, Interpol dituding telah melakukan banyak sekali aktivitas spionase untuk kepentingan pemodal dan industrialis

Ah, tapi apa peduliku?

Saat ini, kendaraan inilah satu-satunya yang dapat kuboncengi untuk menemukan adik-ku yang masuk ke gerbang ajaib. Dan sialnya, data mengenai gerbang yang dimaksud itu sama sekali belum bisa kutemukan validasinya.

Semua berawal tiga bulan yang lalu…

TIGA BULAN YANG LALU
Mondu – Kanatang, Sumba Timur

Minggu yang seharusnya menjadi sangat indah, dirusak oleh kehadiran wanita yang paling kuhindari didunia. Bekas bos ku, Miss B – Interpol. Kau tau, waktu itu seharusnya adalah bulan madu yang pantas kudapatkan, tapi tidak. Miss B datang membawa file yang bukan saja menyatakan kalau Adik-ku, si bego itu bertugas di Interpol, tetapi juga hilang masuk ke dalam gerbang misterius yang sedang dikembangkan oleh seorang ilmuwan gila

Sebenarnya tidak aneh, kalau adik-ku tiba-tiba diterima di Kepolisian, lalu menyasar Interpol untuk penugasan. Bukan hal yang aneh kalau Bengal satu itu dapat melakukan hal-hal seperti ini. Kecerdasan dan keuntungan fisiknya cukup untuk membawanya ke-hampir semua tujuan apapun yang ia mau. Yaa, selain paman kami adalah seorang Jenderal di institusi kepolisian dan dia adalah ponakan kesayangannya, privilege itu memang sedikit banyak membantu, sih

Interpol, dia mungkin mendengar kalau aku pernah secara tidak sengaja mempunyai gesekan dengan mereka. Tapi, ah…

Dan yang paling menyakitkan, adalah…

“Kapan kejadiannya? Tanyaku kepada mantan boss ku yang sebenarnya cantik itu

“Masuk 72 jam” jawabnya pendek

“Di Ayia Napa, Cyprus?” tanyaku lagi

“Hmm” dengungnya pendek sambal melirik tajam

“Dan dalam 72 jam, kalian dapat menemukanku, lalu jalan kesini? Waw, terus-terang aku kagum dengan kecepatan kalian saat ini, kalau kalian sudah demikian hebat, kenapa bisa kehilangan agen??” ujarku sarkasme

“Kami tidak harus menemukanmu, dan ‘Agen D’ masuk ke gerbang dengan kemauan sendiri, untuk mengejar Dr. Okun, yang kita sinyalir melakukan penelitian persenjataan baru untuk salah satu organisasi terorisme internasional” jawabnya menerangkan.

Oh, sekarang adik-ku sudah di panggil dengan sebutan ‘Agen D’, sesuai dengan inisial namanya. Lalu aku apa? Agen D3? Inisialku sama dengan dia. Ah, tapi aku bukan agen ding…

“Tidak harus menemukanku?” tanyaku untuk mengklarifikasi suatu hal

Tapi ini memang harus diklarifikasi, apabila mereka dapat menemukanku secepat ini, atau bahkan sesuai klaimnya, bahwa mereka tidak harus menemukanku, berarti selama ini aku diikuti. Tapi mengapa mereka susah payah mengeluarkan anggaran untuk orang sepertiku?

Aku ini diibaratkan seperti low cost expendables, asset murah yang dapat dibuang sewaktu-waktu, aku bukan bagian dari mereka, aku sama sekali bukan Interpol. Bekerja Untuk Mereka, bukan berarti aku bagian dari mereka. Dan sekali lagi, kemampuan serta nilai-ku terlalu murah untuk membuat mereka sampai mau menghamburkan anggaran hanya demi mengawasiku

Miss B melirik kearah Istriku yang baru saja kembali dari toilet. Aku membayangkan raut muka cemberut yang penuh dengan kecemburuan karena dia menemui suami-nya tengah bercakap-cakap akrab dan serius dengan wanita lain saat dia tinggal ke toilet

Aku sudah menyiapkan sebuah jawaban jujur, apapun resikonya, betapapun mengejutkannya. Aku harus jujur kepadanya, aku sudah berjanji untuk itu

Sayangnya, dia mengejutkanku terlebih dahulu

“Mam!” Ujarnya singkat sambal menundukkan kepala dengan hormat kepada Miss B.

Semerta-merta sikap itu menjelaskan semuanya…

Istriku, seorang agen!


---

Seseorang meletakkan secangkir kopi panas di sebelah tumpukan file-file dimeja yang sedang kuteliti dengan separuh konsentrasi. Aku meliriknya sekilas

“Terimakasih agen Ine” ujarku sesopan mungkin

“Oppa belum puas menyakitiku?” Tanya-nya dengan nada sedih dan pandangan mata yang menusuk hati. Iya, orang ini adalah Ine, istriku, agen yang dikirim untuk memata-mataiku dengan biaya super murah

Karena aku yang menaggung semua pengeluarannya!

Ya kan?

Organisasi Oportunis, itu ujar-ujar yang kuingat dari Tante Christin dulu menggambarkan Interpol

“Aku perlu waktu untuk memproses semua ini” desahku

“Aku bicara jujur, saat menjelaskan semua ini, oppa” jawabnya tak kalah dramatis

Istriku mengaku, dia mencari-cari-ku kemana-mana, saat dia lulus kuliah. Lalu, secara ‘Tidak Sengaja’ ketemu dengan Miss B, boss-ku, dan dia direkrut oleh Interpol sebagai tenaga analis, akulah subjeknya. Jadi, dengan begitu, kukira, pertemuan ‘Tidak Sengaja’ ku dengan-nya di Exelsso Cafe saat itu, semua sudah diatur. Begitupun kedekatanku, penerimaan dia yang terbilang sangat mudah terhadap ceritaku yang tidak masuk akal, lalu semua hal yang terjadi setelahnya seperti mimpi indah dengan skenario yang luar biasa rapi

Aku seharusnya bisa menduga hal itu, namun wajah Agen Ine ini memang imut dan sikapnya yang selalu kalem-kalem manja ngademin, membiusku

Dan disinilah kami sekarang

Lalu apakah aku harus mempercayai semua kebohongan selama pertemuan kami sampai dengan pernikahan kami, yang semuanya kukira hanya settingan?

Kenapa?

Kenapa aku?

“Jika bukan untuk kamu, aku tidak akan menjalani kehidupan macam ini, Oppa. Sebesar itulah aku menyukaimu. Apa kamu pernah berpikir dari sudut pandang itu?” ujarnya lagi, kali ini dengan intomasi agak tinggi, mungkin dia sudah mulai lelah melayani omong-kosong dan keras kepalaku

Aku memandangnya sekilas, lalu berdiri

Dan memeluknya

“Maafin aku babe…”

Dan ine memelukku balik dengan kehangatan yang kukira tidak dibuat-buat

“Maafkan Ine juga Oppa, harusnya Ine jujur dari awal” Ine memelukku semakin kencang

“Get a room” seseorang mengomentari adegan roman picisan kami dengan suara dalam, dengan aksen Rusia yang kental

“Big boy!” sahutku sambil masih memeluk istriku, agen Ine

Oleg Bychkovich, masuk sambil memencet-mencet tab 10-inch yang tampak kecil di telapak tangan raksasa-nya. Oleg, adalah seorang pria berdarah Russia, berotot kekar dengan tinggi hampir 250 cm dan berat lebih dari 130 kilo. Dan jangan salah persepsi dengan penampilan ala bodyguard-nya, walau dia memang master Krav Maga, tapi bukanlah kekuatan fisik, kemampuan yang paling menonjol darinya.

Dia adalah teknisi andalan tim kami. Waktu masih aktif dibawah tanah, Oleg adalah salah satu hacker yang pernah paling ditakuti dunia. Ingat Y2K? Worm ciptaan dialah yang waktu itu hampir menghancurkan dunia digital kita

Ya, selain itu, dia juga transporter yang luar biasa, dia bisa menerbangkan hampir semua jenis pesawat dan helikopter. Dibalik kemudi, Oleg adalah monster dalam bentuk lain

“So, you don’t miss me little man?” godanya kepadaku

Aku hanya tersenyum, kami memang lumayan dekat. Beberapa kali kami terlibat dalam situasi hidup-mati, masing-masing pernah saling menyelamatkan. Aku pernah menyeretnya semalaman sejauh hampir 15 kilometer di Gailee, Israel bagian Utara, menyeberangi perbatasan Lebanon, lokasi ekstraksi, saat sebuah ledakan mengacaukan misi kami dan menancapkan serpihan selebar telapak tangan di perut sebelah kiri-nya

“Aku sudah melacak aliran data dokter Okun. Dia secara regular meng-upload hasil penelitian ke sebuah server” terangnya

Aku mendengarkan keterangan-nya dengan sungguh-sungguh. Kalau ada yang bisa melacak hal-hal semacam ini, Oleg adalah satu dari sedikit manusia di bumi yang mampu

“Salah satu benteng modern yang memiliki pengamanan paling ketat di bumi saat ini. Milik organisasi yang dijalankan oleh maniak yang paranoid. 50 kilometer di sebelah utara Jakarta, pulau pribadi” Miss B masuk ke ruangan dan melemparkan keterangan lanjutan beserta sejumlah dokumen lagi

Aku menelan ludah

“Jakarta? Disini? Di Indonesia?” tanyaku ngambang. Walau sebagian jawaban sudah kuketahui

Indonesia, adalah salah satu negara pilihan terbaik untuk menjalankan sebuah organisasi. Mempunyai geografis wilayah yang menjanjikan pilihan demikian luas untuk mendirikan sebuah markas, dengan ribuan pulau masih belum terpantau, iklim dan laut yang bersahabat dan natural outsource yang melimpah. Ratusan organisasi bercokol dan tersebar di negara terluas ke-7 di dunia Ini. Dari organisasi bawah tanah ecek-ecek sampai organisasi high tech seperti yang kelihatannya sebentar lagi akan kami hadapi

Indonesia, saat ini berada di barisan terdepan dalam perlombaan kekuasaan dunia


---

Sebuah H155 Dauphin, helikopter produksi Airbus berwarna putih melayang dengan tenang di Laut Jawa sebelah utara teluk Jakarta, membelah langit menuju pusat Ibu Kota. Di Kursi penumpang yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mirip ruang kontrol dengan noise reducer yang paling mutakhir, duduk seorang pemuda klimis berwajah serius dan seorang laki-laki Nordik berbadan raksasa

Masing masing tidak bercakap-cakap. Si Nordik menggumankan beberapa kata kepada headset yang selalu tertanam di telinganya dan berpaling ke arah si pemuda

“Kita mendapatkan potensi penyusupan di B-17, boss” ucapnya lugas

Si pemuda melirik sekilas “Payakaroon is in charge today?”

“Yes Boss, Dia barusaja mengabariku”

“Dimana deteksi awal?”

“Sektor 8, sayap timur, daerah pembangkit” jawabnya pendek, informatif

Si Pemuda mengerutkan dahi. Pembangkit nuklir mini yang menyuplai tenaga ke bangunan utama memang blind sector – Daerah buta. Beberapa kali sensor keamanan yang dipasang di sana terkena dampak anomali pelepasan ion dari pembangkit rakitan R&D-nya itu. Payakaroon lah yang mempunyai ide untuk menembakkan gelombang statis secara periodik untuk menutup celah itu. Gelombang itu diterima di pusat pengawasan dalam bentuk sinyal yang berkedip dengan frekuensi tertentu apabila ada gerakan yang mencurigakan. Semacam sensor radar pada kelelawar

Somrak Payakaroon adalah salah satu kontraktor keamanan kepercayaan organisasi. Tim mantan pasukan khusus Thailand itu direkrut organisasi lebih dari lima tahun yang lalu. Payakaroon sendiri mempunyai kemampuan tempur yang telah teruji, hand-in-hand combat yang baik dan penguasaan tehnologi yang sangat dibutuhkan orgasnisasi. Payakaroon, lulus dari Chulalongkorn University di tahun yang sama dia memenangkan Lumpinee belts yang merupakan sebuah ajang pertandingan Muay Thai paling prestigious di Thailand

Tapi menyusup dari arah pembangkit? Walaupun itu blind spot, tapi itu adalah posisi paling tidak strategis untuk memulai sebuah penyusupan. Kecuali…

“Putar Heli, kita kembali ke B-17” perintah si pemuda pendek

Si Nordic yang paham akan sifat boss-nya yang kadang bisa sangat paranoid, berkata menenangkan “Kita punya Payakaroon Boss, meeting di Jakarta sangat penting, saya kira tidak seharusnya kita perlu kembali”

Si pemuda melirik tajam, raksasa Nordic itu paham dengan isyarat atas keinginan si boss yang memang sering tidak bisa di ganggu gugat

“Kembali ke markas” ucapnya singkat ke saluran pilot, dengan konfirmasi pendek, segera, Helikopter itu pun bersiap melakukan manuver 180 derajat

Si raksasa Nordic menatap tajam boss-nya yang duduk di kursi seberang

“Percayalah padaku kawan, ini bukan penerobos sembarangan” ucapnya singkat “Update status, give me eyes!” perintahnya lagi yang diikuti dengan aksi cekatan si Raksasa

Thomas Larsen, sang raksasa Nordic itu telah menjadi pelindung dan sahabat si Boss, sejauh yang dia dapat ingat. Ia segera memencet-mencet tablet yang berada di tangannya, untuk mengontak dan menautkan display kamera keamanan di layar besar yang terpasang di kabin helikopter itu. Tom, begitu dia biasa dipanggil mengerutkan dahi, lalu memandang si bos dengan raut muka yang sedikit khawatir

“Komunikasi Payakaroon statis boss, penyusup sudah ada di ruang server, penjaga dilumpuhkan” ujarnya menahan gemetar “Dia melumpuhkan Payakaroon, dan dia tidak merasa perlu bersusah payah menghindari alarm, sensor keamanan dan kamera kita” ucapnya lagi, kali ini sedikit ada rasa marah

“Auto seal dilumpuhkan?” Tanya si Pemuda pendek, merujuk ke protokol penguncian saat ada tindakan penyusupan

“Yes Boss” desah Tom, gemetar dengan nada menahan amarah

Keamanan, adalah satu hal yang selalu ada di dalam pikiran Tom. Bisnis itu telah digelutinya sejak dia bergabung dengan pasukan khusus pengamanan Denmarks Statsminister, jauh sebelum direkrut oleh Bosnya ini. Keberadaan penyusup ini, bagaimanapun adalah penghinaan terhadap profesinya. Penyusup itu melenggang dengan santai di dalam jaring keamanan yang dia desain sendiri. Tom mengeraskan rahang menahan amarah

Si Pemuda menyunggingkan senyuman

“Ada sesuatu yang harus ku ketahui, Boss?” Tanya Tom Heran dengan senyuman misterius Boss-nya

“Berapa lama sampai ke markas?” Tanya si Boss

Dalam beberapa klik komunikasi dengan pilot, Tom kembali ke boss-nya dan menginformasikan “28 menit ETA”

“Jadikan 15!” perintahnya pendek

Tom menekan kembali tombol komunikasi dengan pilot “Full Speed! Drop me in left wing” perintahnya pendek yang segera dipahami oleh sang pilot. Tom kembali menatap tajam boss-nya

“Anak-ku kembali pulang, Tom” ujarnya pendek

“Miss B?” konfirmasi-nya yang diikuti oleh senyuman di bibir pemuda itu

“Atau anak kesayangannya anak-ku” ujar si Boss, kali ini dengan nada yang sedikit santai “Apa yang dia lakukan di ruang server?” Tanya-nya lagi

“Eeee… Dr. Okun’s data?” ucap Tom pendek, dengan sedikit ragu setelah memencet beberapa perintah pendek dari Tablet yang ada di tangannya untuk mengetahui data apa saja yang sedang di download oleh penyusup itu. Bisa saja ini suatu pengalihan, bisa saja si penyusup diam-diam menyuntikkan worm ke dalam sistem komputer mereka untuk menghilangkan jejak dokumen unduhan yang asli

“Hah?” ini juga mengejutkan si Pemuda, dari seluruh data sensitif yang ada di sana, data penelitian Dokter Okun hanyalah data sampingan. Sebuah penelitian aneh yang ia biayai hanya karena dia iseng dan suka dengan antusias si Dokter. Sebuah penelitian hipotesis tentang dunia paralel, yang bagi si Boss, hanyalah hobby di waktu senggang, yang sayangnya, dianggap sebagai penelitian tentang senjata pemusnah massal oleh Interpol

Hal ini menurutnya sangat lucu dan menghibur. Dia sengaja membiarkan kesalahpahaman ini, dalam dunia intelijen, ini adalah pengalihan gratis. Dia tambah menyukainya

Di Dalam server itu, data-data yang jauh lebih sensitif dan mahal tersimpan dengan keamanan kelas atas. Data yang apabila diluncurkan, bisa menimbulkan perang terbuka antara negara-negara kunci di dunia.

Tetapi, data Dr. Okun?

Kenapa miss B bersusah payah kembali hanya untuk ini? Data adalah kekuatan, begitulah cara kerja dunia saat ini. Semua organisasi Intelijen berperang dibelakang layar demi data-data, tidak terkecuali intelijen Interpol, tempat ‘sang putri’ lari dari ‘Kerajaan’ ayahnya. Si Boss menebak-nebak

“Kemarikan Tab mu Sobat” pinta si Boss, Tom segera menyerahkan Tablet yang dia pegang. Dari tadi dia sibuk mencoba memulihkan system Lockdown, namun belum juga berhasil

“Otoritas kemananmu tidak akan bekerja sobat, Brianna menggunakan kunci DNA ku untuk me-non aktifkan keamanan” ucapnya riang ke Tom dengan semangat. Brianna, Miss B, begitu orang lain menyebutnya

Si Boss memencet mencet tablet itu dengan cepat, memasukkan rentetan perintah rumit yang hanya diketahuinya sendiri. Tom, mengikuti Boss-nya ini dengan loyalitas penuh. Menurut Tom, dia, adalah orang yang paling pantas mendapatkan kesetiaannya. Disamping sifat paranoid-nya, dalam pandangan Tom, si Boss adalah milyuner jenius yang peduli terhadap dunia. Ya, tentu saja selain gaji yang Tom terima juga bagus

“Bagaimana dia menonaktifkan keamanan?” Tanya Tom masih penasaran, dia tidak merasa ada lobang yang bisa dieksploitasi untuk penerobosan

“Dongle yang dia tancapkan ke server kita adalah skeleton key”

“Ada hal seperti itu didalam sistem kita?”

“Yes, I make one for safety, Brianna mengambilnya saat pergi” jawab si pemuda

“Dan anda diam saja?”

“Itu adalah tiket kembalinya Tom, suatu saat, seorang anak akan kembali ke Rumah, sejauh apapun dia pergi, sama seperti putrimu sobat”

“Ya, kecuali, anak-ku tidak menembak ku dari jarak dekat” dengus Tom

“Aku memaafkannya sobat, dan aku akan selalu memaafkan Brianna”

“Suatu saat sifat itu akan membunuhmu, Boss” dengus Tom dengan tidak suka

“Ada kamu disisiku, apa yang harus ku takutkan? Ah, Dan jangan khawatir, aku sudah menanam program pelacak di file yang diunduh, selama dia masih di bumi, satelit kita akan menemukannya kembali” canda si Boss

“LEFT WING, ETA 1 MINUTE” komunikasi dengan pilot berderik

“Saya turun, Apa yang anda inginkan dengan penyusup ini boss?”

“Aku ingin bicara dengannya”

“Menurutmu siapa dia?”

“Hantu peliharaannya Brianna”

“Seekor hantu kukemas untuk anda, Boss” ucap Tom sedetik sebelum pintu samping Heli membuka dan Tom segera meloncat keluar. Ketinggian Heli masih sekitar 8-meter dari atap sayap kiri bangunan markas itu, jarak yang masih bisa dia atasi dengan lompatan


---

Sehari sebelumnya di Interpol Safe House facility, Jakarta

“Fyuh, Now, this is what I call a real fortress” guman Oleg mengagumi deretan gambar buram dan statistik yang selalu berubah di layar monitor “Self-sustain power, Pelacak Termal, kamera di semua sudut, senjata pertahanan otomatis, auto lock, bahkan sensorku melacak adanya sistem pertahanan udara. Pemiliknya sama sekali tidak main-main dengan keamanan”

“Dan dijaga oleh salah satu tim kontraktor keamanan paling tangguh di dunia, Somrak Payakaroon” Imbuh Miss B

“Dan aku harus apa? Masuk kesana lalu menancapkan flash Disk ini?” gumanku ragu

“Iya, setelah mengatasi semua sistem keamanan dan si Payakaroon, begitu dongle itu tertancap, aku mengambil alih dan kerjaanmu tinggal satu, membawa dongle keluar dari sana” Oleg merinci-nya dengan ringan

“Tidak bisakah data itu di download saja dari sini?”

“Do I have to explain how the firewall works, or you just shut-up and did your job?” ledek Oleg

“Hey! It is not your ass facing the air defence system!” aku nyolot

“And Payakaroon” senyum Oleg semakin lebar

“Eh, btw, Ini... si Payakaroon yang itu?” tanyaku kembali semakin kecut

“Iya, si angin puyuh Payakaroon” Timpal Miss B

“You don’t have to worry lads; Aku punya rencana untukmu” timpal Oleg lagi

“No! Aku gak pernah suka rencanamu” Tentu saja aku tidak suka, Oleg boleh jadi adalah seorang tehnisi jempolan, tetapi soal rencana? Apa aku pernah bercerita harus bersembunyi di reruntuhan kapal karam, mendak-mendak dengan alat selam ujicoba, menghindari penyisiran radar kapal selam militer berawak tunggal dan hiu-hiu haus darah di pantai selatan florida?

Baguslah kalau belum, aku benci momen itu!

Dan aku lebih tidak suka kepada rencana itu! Dan bisa kalian tebak, Oleg-lah orang dibalik rencana 'jenius' tersebut!

“Tapi, kamu akan menyukai rencanaku” timpal Miss. B percaya diri



---

Dan disinilah aku, menancapkan dongle ke server dengan santai, lalu memasukkan beberapa kode dan perintah download. Sang Hebat Payakaroon beserta Tim-nya, telah ditembak dengan gelombang ultrasonic yang sementara membuatnya tidak sadar dari kapal stealth kami. Pingsan, dengan gelombang otak terganggu, semoga tidak berdampak permanen bagi sang hebat Payakaroon.

Dan keamanan rumit benteng ini, telah ku non-aktifkan hanya dengan cara menancapkan dongle ke salah satu port USB yang ternyata ada dimana-mana dibangunan ini. Benteng seaman ini dilumpuhkan dengan mudah, Jelas ini pekerjaan orang dalam

Dan siapapun pemilik benteng ini, akan segera mengetahuinya

“Ehem” aku mendengar suara berdehem dari arah pintu. Sebenarnya langkah kaki ringan-nya sudah kudengar dari beberapa meter sebelum orang itu mencapai pintu. Satu-satu-nya pintu keluar-masuk di ruangan itu. Sial, pikirku

Aku melirik ke progress bar download’an ku. 97%

“Wait a second, 3% more” ucapku ringan dari balik baklava yang kukenakan untuk menutupi wajah-ku sambil mengacungkan jari ke udara, isyarat untuk minta agar tidak di ganggu

“Betulkah?” Tanya-nya jengkel, bersamaan dengan suara bip kecil, tanda download sudah 100%

Aku mencabut dongle itu dan berpaling ke arah suara

“Dengar Tom, kami hanya meminjam data ini. Kami akan mengembalikannya segera, dan kami berjanji untuk tidak menjual data ini kepada pihak manapun atau menggunakannya untuk melawan-mu, mapun organisasimu” aku menginformasikan dengan selugas mungkin

“Benarkah?” jawabnya semakin jengkel, sambil besidekap, sedikit kaget aku mengetahui namanya, tetapi tidak terlalu kaget. Membuatku berfikir…

“Ya, setidaknya itu pesan dari Boss-ku untukmu” sambungku

“Oya?”

“Tepat, setiap kata!” aku berkata dengan mantap

“Hmm, aku hargai ketepatanmu, lalu bagaimana rencanamu untuk keluar dari sini dengan data itu?” ejeknya

“Dia bilang, aku harus meminta ijin darimu dengan baik-baik” ujarku serius

“Oh, sungguh begitu? Maaf memberimu berita buruk, tapi kukira cara itu tidak akan berhasil!”

“Yeah, dia bilang juga begitu” ucapku sambil garuk-garuk kepala ”So, it’s plan B then, I have to force my way through you!” lanjutku sambil memasukkan dongle itu ke saku, dan secara diam-diam mengambil granat kejut yang kuletakkan di sebelah sisi yang sama dari tubuhku

“Force your way through me? Now, that is interesting, I’d like to see how will you do that. Anytime you ready, little mouse!” ucapnya meremehkan, masih dengan bersedekap

Dan itulah rata-rata kesalahan umum dari orang-orang yang kuhadapi, menyepelekan-ku. Aku memang mempunyai aura untuk diremehkan, dan aku suka itu. Membuatku lebih mudah untuk memenangkan sebagian besar pertarunganku, membuat musuhku lengah dan memberiku kesempatan untuk melakukan serangan mendadak. Itulah persisnya yang kulakukan


WUTT!


Aku melempar granat itu tepat ke arah Tom, lalu bersiap untuk bergerak saat granat itu meledak. Ledakannya tidak akan membunuhnya, tapi bisa dipastikan akan melemparkannya beberapa meter dan cahaya yang memancar darinya akan membutakan matanya untuk sesaat, membuat cukup ruang untuk-ku menyelinap, kecuali…

Dengan kecepatan dan reflek yang hampir tidak bisa kupahami, Tom menangkap granat itu dengan sebelah tangannya dan melemparkannya kembali kepadaku. Aku reflek menendangnya, granat itu terpental ke arah atas, menabrak langit-langit dan meledak disana

Aku berfikir cepat, dengan gerakan memutar, memanfaatkan keterbatasan pandangan, aku melompat ke arah Tom dan memasukkan satu serangan mematikan ke arah dada-nya.

Bledek Sekilan!

DUAG!

Aku merasakan tubuh Tom terpental ke belakang. Tentu saja aku tidak bersusah payah memastikan kondisinya, memanfaatkan celah waktu itu, aku menghambur. Kabur!

Aku berlari sambil memeriksa peta di layar yang ditanam di pergelangan tangan kostumku. Lorong ke dua, belok kanan, Lobby, keluar, menyusuri jalan setapak ke ujung tebing di belakang pembangkit listrik, lalu terjun dari sana, hmm ketinggian tebing-nya sekitar 15 meter, ini akan menyakitkan. Batinku

Aku kembali memusatkan perhatian ke jalan, karena dalam beberapa langkah aku akan mencapai lobby

“Hallo!” ucap suara seorang pemuda di akhir usia 20-an yang duduk dengan santai di kursi yang ia tempatkan didepan satu-satu-nya pintu keluar

“Eee… Halo juga?” jawabku ngasal, pria itu tersenyum

“I believe you have something I belong to. Did you speak Bahasa?” Tanya-nya ringan

“Ya, aku bicara Bahasa. Dengar bro, kami cuman pinjam sebentar datamu Ok?” jawabku masih ngasal. Aku berfikir untuk menghantam saja orang ini dan pergi dari sini secepatnya sebelum Tom si Raksasa itu bangkit dan mengejarku. Tapi, seperti ada yang janggal dengan orang ini

“Ah, Tom, selamat bergabung sobat” ujarnya kepada seseorang di belakangku, tanpa menanggapi omongan ku tadi

Aku melirik sekilas dan semerta-merta gemetar, Tom ada disana, bersedekap dengan santai di ujung lorong. Dia, baru saja menerima dengan telak salah satu pukulan andalanku. Dan tidak ngefek!

Sial!

Siapa orang-orang ini?

Tanpa pikir panjang, aku menerjang maju. Kelihatannya bagaimanapun si pemuda ini jauh lebih mudah diterjang daripada si Tom. Dan aku menendang lurus ke arah dada-nya

“Maaf, tapi anda menghalangi jalanku!” pekik-ku pelan

Dan hal itu terjadi

Orang itu dengan ringan meliukkan tubuhnya, membuat tendangan ku meleset, dan ketika dengan spontan aku terus maju berniat untuk kabur, dia mencengkram bagian belakang baju-ku, lalu dengan tenaga yang besarnya membuatku kaget, dia menarik serta melemparkanku kembali ke tengah ruang resepsionis

Aku berguling dan kembali ke posisi berdiri dengan seketika. Lalu mengerahkan kewaspadaanku sepenuhnya. Bagaimanapun, orang ini tadi baru saja dengan mudah menghindari, bahkan membalikkan seranganku yang berlapis jurus Sukma-Ani-Ani yang seharusnya membuat gerakanku sangat cepat dan kuat

Aku kembali melirik ke arah Tom. Kulihat dia masih tidak bergeming

“Kamu, menghindari serangan ku?” ujarku lirih, setengah syok

“Harusnya enggak ya?” Tanya-nya riang. Aku kembali melirik Tom

“Yah, kalau dia roboh dengan satu seranganmu, dia bukan Tom” ucap pemuda itu seakan dapat membaca pikiranku

Sial, siapa orang-orang menakutkan ini?

Dan apa hubungannya dengan Miss. B? Dengan mudah dongle kami melumpuhkan pertahanan komplek ini, tapi…

Bukan ini rencana-nya

Harusnya mereka berdua tidak ada di tempat, walau aku tahu dari komunikasi tadi bahwa Heli mereka memang berbalik ke mari, tapi, seharusnya tidak seperti ini kan?

Harusnya hanya Payakaroon yang harus diwaspadai. Tadi memang Miss B sempat memberikan peringatan tentang Tom. Tapi hanya sambil lalu, yang kalau kupikir-pikir ulang, bodoh juga kalau meremehkan bodyguard utama si Boss Besar

Kali ini aku yang terjebak dalam hal meremehkan musuh. Sial!

CKLIK!

Aku mendengar sebuah senjata di kokang. Benar saja, sekilas kulirik Tom sudah memegang sebuah pistol. Beretta 92 semi otomatis, kalau kamu mau lebih detail. Keringat dingin mulai mengucur dibalik baklava yang menutupi wajahku

“Should I shoot Boss?” ucapnya sambil menyeringai

“Ayolah sobat, kita bukan mafia. Aku hanya ingin bicara dengan anak ini, tolong simpan kembali senjatamu, kamu menakutiku” ucapnya, lalu menatapku “Kau tau Nak, Tom tidak pernah meleset, simpan kembali mainan kecilmu, mari kita bicara, kukira lebih baik begitu”

Aku kembali menelan ludah, karena tadi aku memang sudah menyiapkan mekanisme tersembunyi yang akan menarik pistol kecil dari balik lengan bajuku. Dan orang ini mengetahuinya. Sekarang, aku benar-benar ketakutan dengan pemuda pembaca pikiran yang selalu menyebutku Nak ini

“Dan kamu boleh melepaskan topengmu nak, lebih mudah bicara kalau bisa saling bertatap wajah. Jangan khawatir, aku sudah tahu siapa kamu. Franciscus Denny Soemarto! atau kamu lebih suka aku memanggilmu: Dede?”

Cukup!

Aku menyerah!

Lalu dengan pasrah aku membuka topeng dan melangkah kedepan orang itu

“Nah, itu lebih baik” ucapnya sambil tersenyum “Ah, dimana sopan santun ku? Perkenalkan, namaku Antonius, kamu bisa memanggilku Pak, atau Boss, aku ayah dari Brianna, atau Miss B buatmu. Dan mulai sekarang aku mempekerjakanmu” dia masih tersenyum

“Hah!?”


.


.


.



Apabila Suhu dan Master tertarik, kisah ini bisa dibaca kelanjutannya di thread yang segera akan nubi buka setelah menamatkan Diorama

Tetapi sebelumnya, nubi mohon masukan, cacian dan makian untuk memperbaiki tulisan amatir nubi ini

Terimakasih Sebelumnya

Salam Hormat

:ampun::ampun:
Lanjut....!!!!!!!!
 
mantap beud suhu besar:thumbup:thumbup:thumbup

walaupun alur maju mundur :panik:

mangstab ..........:tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:


lanjutkan subes
 
Bimabet
Sesuai yang kemaren nubi sampaiin di kolom komen, ini nubi upload teaser dari cerita baru yang sudah nubi kelarin. Mohon caci-maki-nya dari master-master semua. Kalau semua berjalan lancar, cerita ini rencana akan nubi posting juga dimari






NEGARA 5 PILAR
BOOK 1: PEMUDA


A silly Story by
Franciscus D
Fran81

TEASER

Chapter 1: Friction / Gesekan
Seg: Breach / Penyusupan


---

Interpol Safe House - Jakarta Selatan

Aku terpekur di depan file-file dan layar LCD dari komputer desktop yang menampilkan data-data sesuai dengan kata kunci yang berulang kali kumasukkan. Interpol memang organisasi Internasional yang payah, batinku mengkritisi data yang dapat kuakses dengan otoritas sandi yang kupunyai. Tetapi apa boleh buat, didalam sini memang banyak sekali kepentingan. Bahkan, kalau kamu mau tahu, Interpol sejatinya bukan Lembaga Penegak Hukum, melainkan semacam paguyuban, wadah untuk menjembatani komunikasi antara lembaga kepolisian dari negara peserta

Resminya seperti itu, tetapi kenyataannya mereka memiliki banyak sekali aktivitas spionase dan cabang-cabang kecil organisasi yang aku ragu sanggup dikontrol semuanya oleh Lyon. Markas besar mereka

Keraguanku semakin besar, saat melihat sponsor-sponsor dalam pembiayaan operasi mereka. Sebagai informasi saja untukmu, sejak tahun 1985, dalam rentang kepemimpinan John Simpson, organisasi ini melakukan pemekaran luar biasa sampai puncaknya tatkala skandal Bjorn Eriksson tahun 90an dengan perusahaan komunikasi terbongkar. Dalam hal ini, Interpol dituding telah melakukan banyak sekali aktivitas spionase untuk kepentingan pemodal dan industrialis

Ah, tapi apa peduliku?

Saat ini, kendaraan inilah satu-satunya yang dapat kuboncengi untuk menemukan adik-ku yang masuk ke gerbang ajaib. Dan sialnya, data mengenai gerbang yang dimaksud itu sama sekali belum bisa kutemukan validasinya.

Semua berawal tiga bulan yang lalu…

TIGA BULAN YANG LALU
Mondu – Kanatang, Sumba Timur

Minggu yang seharusnya menjadi sangat indah, dirusak oleh kehadiran wanita yang paling kuhindari didunia. Bekas bos ku, Miss B – Interpol. Kau tau, waktu itu seharusnya adalah bulan madu yang pantas kudapatkan, tapi tidak. Miss B datang membawa file yang bukan saja menyatakan kalau Adik-ku, si bego itu bertugas di Interpol, tetapi juga hilang masuk ke dalam gerbang misterius yang sedang dikembangkan oleh seorang ilmuwan gila

Sebenarnya tidak aneh, kalau adik-ku tiba-tiba diterima di Kepolisian, lalu menyasar Interpol untuk penugasan. Bukan hal yang aneh kalau Bengal satu itu dapat melakukan hal-hal seperti ini. Kecerdasan dan keuntungan fisiknya cukup untuk membawanya ke-hampir semua tujuan apapun yang ia mau. Yaa, selain paman kami adalah seorang Jenderal di institusi kepolisian dan dia adalah ponakan kesayangannya, privilege itu memang sedikit banyak membantu, sih

Interpol, dia mungkin mendengar kalau aku pernah secara tidak sengaja mempunyai gesekan dengan mereka. Tapi, ah…

Dan yang paling menyakitkan, adalah…

“Kapan kejadiannya? Tanyaku kepada mantan boss ku yang sebenarnya cantik itu

“Masuk 72 jam” jawabnya pendek

“Di Ayia Napa, Cyprus?” tanyaku lagi

“Hmm” dengungnya pendek sambal melirik tajam

“Dan dalam 72 jam, kalian dapat menemukanku, lalu jalan kesini? Waw, terus-terang aku kagum dengan kecepatan kalian saat ini, kalau kalian sudah demikian hebat, kenapa bisa kehilangan agen??” ujarku sarkasme

“Kami tidak harus menemukanmu, dan ‘Agen D’ masuk ke gerbang dengan kemauan sendiri, untuk mengejar Dr. Okun, yang kita sinyalir melakukan penelitian persenjataan baru untuk salah satu organisasi terorisme internasional” jawabnya menerangkan.

Oh, sekarang adik-ku sudah di panggil dengan sebutan ‘Agen D’, sesuai dengan inisial namanya. Lalu aku apa? Agen D3? Inisialku sama dengan dia. Ah, tapi aku bukan agen ding…

“Tidak harus menemukanku?” tanyaku untuk mengklarifikasi suatu hal

Tapi ini memang harus diklarifikasi, apabila mereka dapat menemukanku secepat ini, atau bahkan sesuai klaimnya, bahwa mereka tidak harus menemukanku, berarti selama ini aku diikuti. Tapi mengapa mereka susah payah mengeluarkan anggaran untuk orang sepertiku?

Aku ini diibaratkan seperti low cost expendables, asset murah yang dapat dibuang sewaktu-waktu, aku bukan bagian dari mereka, aku sama sekali bukan Interpol. Bekerja Untuk Mereka, bukan berarti aku bagian dari mereka. Dan sekali lagi, kemampuan serta nilai-ku terlalu murah untuk membuat mereka sampai mau menghamburkan anggaran hanya demi mengawasiku

Miss B melirik kearah Istriku yang baru saja kembali dari toilet. Aku membayangkan raut muka cemberut yang penuh dengan kecemburuan karena dia menemui suami-nya tengah bercakap-cakap akrab dan serius dengan wanita lain saat dia tinggal ke toilet

Aku sudah menyiapkan sebuah jawaban jujur, apapun resikonya, betapapun mengejutkannya. Aku harus jujur kepadanya, aku sudah berjanji untuk itu

Sayangnya, dia mengejutkanku terlebih dahulu

“Mam!” Ujarnya singkat sambal menundukkan kepala dengan hormat kepada Miss B.

Semerta-merta sikap itu menjelaskan semuanya…

Istriku, seorang agen!


---

Seseorang meletakkan secangkir kopi panas di sebelah tumpukan file-file dimeja yang sedang kuteliti dengan separuh konsentrasi. Aku meliriknya sekilas

“Terimakasih agen Ine” ujarku sesopan mungkin

“Oppa belum puas menyakitiku?” Tanya-nya dengan nada sedih dan pandangan mata yang menusuk hati. Iya, orang ini adalah Ine, istriku, agen yang dikirim untuk memata-mataiku dengan biaya super murah

Karena aku yang menaggung semua pengeluarannya!

Ya kan?

Organisasi Oportunis, itu ujar-ujar yang kuingat dari Tante Christin dulu menggambarkan Interpol

“Aku perlu waktu untuk memproses semua ini” desahku

“Aku bicara jujur, saat menjelaskan semua ini, oppa” jawabnya tak kalah dramatis

Istriku mengaku, dia mencari-cari-ku kemana-mana, saat dia lulus kuliah. Lalu, secara ‘Tidak Sengaja’ ketemu dengan Miss B, boss-ku, dan dia direkrut oleh Interpol sebagai tenaga analis, akulah subjeknya. Jadi, dengan begitu, kukira, pertemuan ‘Tidak Sengaja’ ku dengan-nya di Exelsso Cafe saat itu, semua sudah diatur. Begitupun kedekatanku, penerimaan dia yang terbilang sangat mudah terhadap ceritaku yang tidak masuk akal, lalu semua hal yang terjadi setelahnya seperti mimpi indah dengan skenario yang luar biasa rapi

Aku seharusnya bisa menduga hal itu, namun wajah Agen Ine ini memang imut dan sikapnya yang selalu kalem-kalem manja ngademin, membiusku

Dan disinilah kami sekarang

Lalu apakah aku harus mempercayai semua kebohongan selama pertemuan kami sampai dengan pernikahan kami, yang semuanya kukira hanya settingan?

Kenapa?

Kenapa aku?

“Jika bukan untuk kamu, aku tidak akan menjalani kehidupan macam ini, Oppa. Sebesar itulah aku menyukaimu. Apa kamu pernah berpikir dari sudut pandang itu?” ujarnya lagi, kali ini dengan intomasi agak tinggi, mungkin dia sudah mulai lelah melayani omong-kosong dan keras kepalaku

Aku memandangnya sekilas, lalu berdiri

Dan memeluknya

“Maafin aku babe…”

Dan ine memelukku balik dengan kehangatan yang kukira tidak dibuat-buat

“Maafkan Ine juga Oppa, harusnya Ine jujur dari awal” Ine memelukku semakin kencang

“Get a room” seseorang mengomentari adegan roman picisan kami dengan suara dalam, dengan aksen Rusia yang kental

“Big boy!” sahutku sambil masih memeluk istriku, agen Ine

Oleg Bychkovich, masuk sambil memencet-mencet tab 10-inch yang tampak kecil di telapak tangan raksasa-nya. Oleg, adalah seorang pria berdarah Russia, berotot kekar dengan tinggi hampir 250 cm dan berat lebih dari 130 kilo. Dan jangan salah persepsi dengan penampilan ala bodyguard-nya, walau dia memang master Krav Maga, tapi bukanlah kekuatan fisik, kemampuan yang paling menonjol darinya.

Dia adalah teknisi andalan tim kami. Waktu masih aktif dibawah tanah, Oleg adalah salah satu hacker yang pernah paling ditakuti dunia. Ingat Y2K? Worm ciptaan dialah yang waktu itu hampir menghancurkan dunia digital kita

Ya, selain itu, dia juga transporter yang luar biasa, dia bisa menerbangkan hampir semua jenis pesawat dan helikopter. Dibalik kemudi, Oleg adalah monster dalam bentuk lain

“So, you don’t miss me little man?” godanya kepadaku

Aku hanya tersenyum, kami memang lumayan dekat. Beberapa kali kami terlibat dalam situasi hidup-mati, masing-masing pernah saling menyelamatkan. Aku pernah menyeretnya semalaman sejauh hampir 15 kilometer di Gailee, Israel bagian Utara, menyeberangi perbatasan Lebanon, lokasi ekstraksi, saat sebuah ledakan mengacaukan misi kami dan menancapkan serpihan selebar telapak tangan di perut sebelah kiri-nya

“Aku sudah melacak aliran data dokter Okun. Dia secara regular meng-upload hasil penelitian ke sebuah server” terangnya

Aku mendengarkan keterangan-nya dengan sungguh-sungguh. Kalau ada yang bisa melacak hal-hal semacam ini, Oleg adalah satu dari sedikit manusia di bumi yang mampu

“Salah satu benteng modern yang memiliki pengamanan paling ketat di bumi saat ini. Milik organisasi yang dijalankan oleh maniak yang paranoid. 50 kilometer di sebelah utara Jakarta, pulau pribadi” Miss B masuk ke ruangan dan melemparkan keterangan lanjutan beserta sejumlah dokumen lagi

Aku menelan ludah

“Jakarta? Disini? Di Indonesia?” tanyaku ngambang. Walau sebagian jawaban sudah kuketahui

Indonesia, adalah salah satu negara pilihan terbaik untuk menjalankan sebuah organisasi. Mempunyai geografis wilayah yang menjanjikan pilihan demikian luas untuk mendirikan sebuah markas, dengan ribuan pulau masih belum terpantau, iklim dan laut yang bersahabat dan natural outsource yang melimpah. Ratusan organisasi bercokol dan tersebar di negara terluas ke-7 di dunia Ini. Dari organisasi bawah tanah ecek-ecek sampai organisasi high tech seperti yang kelihatannya sebentar lagi akan kami hadapi

Indonesia, saat ini berada di barisan terdepan dalam perlombaan kekuasaan dunia


---

Sebuah H155 Dauphin, helikopter produksi Airbus berwarna putih melayang dengan tenang di Laut Jawa sebelah utara teluk Jakarta, membelah langit menuju pusat Ibu Kota. Di Kursi penumpang yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mirip ruang kontrol dengan noise reducer yang paling mutakhir, duduk seorang pemuda klimis berwajah serius dan seorang laki-laki Nordik berbadan raksasa

Masing masing tidak bercakap-cakap. Si Nordik menggumankan beberapa kata kepada headset yang selalu tertanam di telinganya dan berpaling ke arah si pemuda

“Kita mendapatkan potensi penyusupan di B-17, boss” ucapnya lugas

Si pemuda melirik sekilas “Payakaroon is in charge today?”

“Yes Boss, Dia barusaja mengabariku”

“Dimana deteksi awal?”

“Sektor 8, sayap timur, daerah pembangkit” jawabnya pendek, informatif

Si Pemuda mengerutkan dahi. Pembangkit nuklir mini yang menyuplai tenaga ke bangunan utama memang blind sector – Daerah buta. Beberapa kali sensor keamanan yang dipasang di sana terkena dampak anomali pelepasan ion dari pembangkit rakitan R&D-nya itu. Payakaroon lah yang mempunyai ide untuk menembakkan gelombang statis secara periodik untuk menutup celah itu. Gelombang itu diterima di pusat pengawasan dalam bentuk sinyal yang berkedip dengan frekuensi tertentu apabila ada gerakan yang mencurigakan. Semacam sensor radar pada kelelawar

Somrak Payakaroon adalah salah satu kontraktor keamanan kepercayaan organisasi. Tim mantan pasukan khusus Thailand itu direkrut organisasi lebih dari lima tahun yang lalu. Payakaroon sendiri mempunyai kemampuan tempur yang telah teruji, hand-in-hand combat yang baik dan penguasaan tehnologi yang sangat dibutuhkan orgasnisasi. Payakaroon, lulus dari Chulalongkorn University di tahun yang sama dia memenangkan Lumpinee belts yang merupakan sebuah ajang pertandingan Muay Thai paling prestigious di Thailand

Tapi menyusup dari arah pembangkit? Walaupun itu blind spot, tapi itu adalah posisi paling tidak strategis untuk memulai sebuah penyusupan. Kecuali…

“Putar Heli, kita kembali ke B-17” perintah si pemuda pendek

Si Nordic yang paham akan sifat boss-nya yang kadang bisa sangat paranoid, berkata menenangkan “Kita punya Payakaroon Boss, meeting di Jakarta sangat penting, saya kira tidak seharusnya kita perlu kembali”

Si pemuda melirik tajam, raksasa Nordic itu paham dengan isyarat atas keinginan si boss yang memang sering tidak bisa di ganggu gugat

“Kembali ke markas” ucapnya singkat ke saluran pilot, dengan konfirmasi pendek, segera, Helikopter itu pun bersiap melakukan manuver 180 derajat

Si raksasa Nordic menatap tajam boss-nya yang duduk di kursi seberang

“Percayalah padaku kawan, ini bukan penerobos sembarangan” ucapnya singkat “Update status, give me eyes!” perintahnya lagi yang diikuti dengan aksi cekatan si Raksasa

Thomas Larsen, sang raksasa Nordic itu telah menjadi pelindung dan sahabat si Boss, sejauh yang dia dapat ingat. Ia segera memencet-mencet tablet yang berada di tangannya, untuk mengontak dan menautkan display kamera keamanan di layar besar yang terpasang di kabin helikopter itu. Tom, begitu dia biasa dipanggil mengerutkan dahi, lalu memandang si bos dengan raut muka yang sedikit khawatir

“Komunikasi Payakaroon statis boss, penyusup sudah ada di ruang server, penjaga dilumpuhkan” ujarnya menahan gemetar “Dia melumpuhkan Payakaroon, dan dia tidak merasa perlu bersusah payah menghindari alarm, sensor keamanan dan kamera kita” ucapnya lagi, kali ini sedikit ada rasa marah

“Auto seal dilumpuhkan?” Tanya si Pemuda pendek, merujuk ke protokol penguncian saat ada tindakan penyusupan

“Yes Boss” desah Tom, gemetar dengan nada menahan amarah

Keamanan, adalah satu hal yang selalu ada di dalam pikiran Tom. Bisnis itu telah digelutinya sejak dia bergabung dengan pasukan khusus pengamanan Denmarks Statsminister, jauh sebelum direkrut oleh Bosnya ini. Keberadaan penyusup ini, bagaimanapun adalah penghinaan terhadap profesinya. Penyusup itu melenggang dengan santai di dalam jaring keamanan yang dia desain sendiri. Tom mengeraskan rahang menahan amarah

Si Pemuda menyunggingkan senyuman

“Ada sesuatu yang harus ku ketahui, Boss?” Tanya Tom Heran dengan senyuman misterius Boss-nya

“Berapa lama sampai ke markas?” Tanya si Boss

Dalam beberapa klik komunikasi dengan pilot, Tom kembali ke boss-nya dan menginformasikan “28 menit ETA”

“Jadikan 15!” perintahnya pendek

Tom menekan kembali tombol komunikasi dengan pilot “Full Speed! Drop me in left wing” perintahnya pendek yang segera dipahami oleh sang pilot. Tom kembali menatap tajam boss-nya

“Anak-ku kembali pulang, Tom” ujarnya pendek

“Miss B?” konfirmasi-nya yang diikuti oleh senyuman di bibir pemuda itu

“Atau anak kesayangannya anak-ku” ujar si Boss, kali ini dengan nada yang sedikit santai “Apa yang dia lakukan di ruang server?” Tanya-nya lagi

“Eeee… Dr. Okun’s data?” ucap Tom pendek, dengan sedikit ragu setelah memencet beberapa perintah pendek dari Tablet yang ada di tangannya untuk mengetahui data apa saja yang sedang di download oleh penyusup itu. Bisa saja ini suatu pengalihan, bisa saja si penyusup diam-diam menyuntikkan worm ke dalam sistem komputer mereka untuk menghilangkan jejak dokumen unduhan yang asli

“Hah?” ini juga mengejutkan si Pemuda, dari seluruh data sensitif yang ada di sana, data penelitian Dokter Okun hanyalah data sampingan. Sebuah penelitian aneh yang ia biayai hanya karena dia iseng dan suka dengan antusias si Dokter. Sebuah penelitian hipotesis tentang dunia paralel, yang bagi si Boss, hanyalah hobby di waktu senggang, yang sayangnya, dianggap sebagai penelitian tentang senjata pemusnah massal oleh Interpol

Hal ini menurutnya sangat lucu dan menghibur. Dia sengaja membiarkan kesalahpahaman ini, dalam dunia intelijen, ini adalah pengalihan gratis. Dia tambah menyukainya

Di Dalam server itu, data-data yang jauh lebih sensitif dan mahal tersimpan dengan keamanan kelas atas. Data yang apabila diluncurkan, bisa menimbulkan perang terbuka antara negara-negara kunci di dunia.

Tetapi, data Dr. Okun?

Kenapa miss B bersusah payah kembali hanya untuk ini? Data adalah kekuatan, begitulah cara kerja dunia saat ini. Semua organisasi Intelijen berperang dibelakang layar demi data-data, tidak terkecuali intelijen Interpol, tempat ‘sang putri’ lari dari ‘Kerajaan’ ayahnya. Si Boss menebak-nebak

“Kemarikan Tab mu Sobat” pinta si Boss, Tom segera menyerahkan Tablet yang dia pegang. Dari tadi dia sibuk mencoba memulihkan system Lockdown, namun belum juga berhasil

“Otoritas kemananmu tidak akan bekerja sobat, Brianna menggunakan kunci DNA ku untuk me-non aktifkan keamanan” ucapnya riang ke Tom dengan semangat. Brianna, Miss B, begitu orang lain menyebutnya

Si Boss memencet mencet tablet itu dengan cepat, memasukkan rentetan perintah rumit yang hanya diketahuinya sendiri. Tom, mengikuti Boss-nya ini dengan loyalitas penuh. Menurut Tom, dia, adalah orang yang paling pantas mendapatkan kesetiaannya. Disamping sifat paranoid-nya, dalam pandangan Tom, si Boss adalah milyuner jenius yang peduli terhadap dunia. Ya, tentu saja selain gaji yang Tom terima juga bagus

“Bagaimana dia menonaktifkan keamanan?” Tanya Tom masih penasaran, dia tidak merasa ada lobang yang bisa dieksploitasi untuk penerobosan

“Dongle yang dia tancapkan ke server kita adalah skeleton key”

“Ada hal seperti itu didalam sistem kita?”

“Yes, I make one for safety, Brianna mengambilnya saat pergi” jawab si pemuda

“Dan anda diam saja?”

“Itu adalah tiket kembalinya Tom, suatu saat, seorang anak akan kembali ke Rumah, sejauh apapun dia pergi, sama seperti putrimu sobat”

“Ya, kecuali, anak-ku tidak menembak ku dari jarak dekat” dengus Tom

“Aku memaafkannya sobat, dan aku akan selalu memaafkan Brianna”

“Suatu saat sifat itu akan membunuhmu, Boss” dengus Tom dengan tidak suka

“Ada kamu disisiku, apa yang harus ku takutkan? Ah, Dan jangan khawatir, aku sudah menanam program pelacak di file yang diunduh, selama dia masih di bumi, satelit kita akan menemukannya kembali” canda si Boss

“LEFT WING, ETA 1 MINUTE” komunikasi dengan pilot berderik

“Saya turun, Apa yang anda inginkan dengan penyusup ini boss?”

“Aku ingin bicara dengannya”

“Menurutmu siapa dia?”

“Hantu peliharaannya Brianna”

“Seekor hantu kukemas untuk anda, Boss” ucap Tom sedetik sebelum pintu samping Heli membuka dan Tom segera meloncat keluar. Ketinggian Heli masih sekitar 8-meter dari atap sayap kiri bangunan markas itu, jarak yang masih bisa dia atasi dengan lompatan


---

Sehari sebelumnya di Interpol Safe House facility, Jakarta

“Fyuh, Now, this is what I call a real fortress” guman Oleg mengagumi deretan gambar buram dan statistik yang selalu berubah di layar monitor “Self-sustain power, Pelacak Termal, kamera di semua sudut, senjata pertahanan otomatis, auto lock, bahkan sensorku melacak adanya sistem pertahanan udara. Pemiliknya sama sekali tidak main-main dengan keamanan”

“Dan dijaga oleh salah satu tim kontraktor keamanan paling tangguh di dunia, Somrak Payakaroon” Imbuh Miss B

“Dan aku harus apa? Masuk kesana lalu menancapkan flash Disk ini?” gumanku ragu

“Iya, setelah mengatasi semua sistem keamanan dan si Payakaroon, begitu dongle itu tertancap, aku mengambil alih dan kerjaanmu tinggal satu, membawa dongle keluar dari sana” Oleg merinci-nya dengan ringan

“Tidak bisakah data itu di download saja dari sini?”

“Do I have to explain how the firewall works, or you just shut-up and did your job?” ledek Oleg

“Hey! It is not your ass facing the air defence system!” aku nyolot

“And Payakaroon” senyum Oleg semakin lebar

“Eh, btw, Ini... si Payakaroon yang itu?” tanyaku kembali semakin kecut

“Iya, si angin puyuh Payakaroon” Timpal Miss B

“You don’t have to worry lads; Aku punya rencana untukmu” timpal Oleg lagi

“No! Aku gak pernah suka rencanamu” Tentu saja aku tidak suka, Oleg boleh jadi adalah seorang tehnisi jempolan, tetapi soal rencana? Apa aku pernah bercerita harus bersembunyi di reruntuhan kapal karam, mendak-mendak dengan alat selam ujicoba, menghindari penyisiran radar kapal selam militer berawak tunggal dan hiu-hiu haus darah di pantai selatan florida?

Baguslah kalau belum, aku benci momen itu!

Dan aku lebih tidak suka kepada rencana itu! Dan bisa kalian tebak, Oleg-lah orang dibalik rencana 'jenius' tersebut!

“Tapi, kamu akan menyukai rencanaku” timpal Miss. B percaya diri



---

Dan disinilah aku, menancapkan dongle ke server dengan santai, lalu memasukkan beberapa kode dan perintah download. Sang Hebat Payakaroon beserta Tim-nya, telah ditembak dengan gelombang ultrasonic yang sementara membuatnya tidak sadar dari kapal stealth kami. Pingsan, dengan gelombang otak terganggu, semoga tidak berdampak permanen bagi sang hebat Payakaroon.

Dan keamanan rumit benteng ini, telah ku non-aktifkan hanya dengan cara menancapkan dongle ke salah satu port USB yang ternyata ada dimana-mana dibangunan ini. Benteng seaman ini dilumpuhkan dengan mudah, Jelas ini pekerjaan orang dalam

Dan siapapun pemilik benteng ini, akan segera mengetahuinya

“Ehem” aku mendengar suara berdehem dari arah pintu. Sebenarnya langkah kaki ringan-nya sudah kudengar dari beberapa meter sebelum orang itu mencapai pintu. Satu-satu-nya pintu keluar-masuk di ruangan itu. Sial, pikirku

Aku melirik ke progress bar download’an ku. 97%

“Wait a second, 3% more” ucapku ringan dari balik baklava yang kukenakan untuk menutupi wajah-ku sambil mengacungkan jari ke udara, isyarat untuk minta agar tidak di ganggu

“Betulkah?” Tanya-nya jengkel, bersamaan dengan suara bip kecil, tanda download sudah 100%

Aku mencabut dongle itu dan berpaling ke arah suara

“Dengar Tom, kami hanya meminjam data ini. Kami akan mengembalikannya segera, dan kami berjanji untuk tidak menjual data ini kepada pihak manapun atau menggunakannya untuk melawan-mu, mapun organisasimu” aku menginformasikan dengan selugas mungkin

“Benarkah?” jawabnya semakin jengkel, sambil besidekap, sedikit kaget aku mengetahui namanya, tetapi tidak terlalu kaget. Membuatku berfikir…

“Ya, setidaknya itu pesan dari Boss-ku untukmu” sambungku

“Oya?”

“Tepat, setiap kata!” aku berkata dengan mantap

“Hmm, aku hargai ketepatanmu, lalu bagaimana rencanamu untuk keluar dari sini dengan data itu?” ejeknya

“Dia bilang, aku harus meminta ijin darimu dengan baik-baik” ujarku serius

“Oh, sungguh begitu? Maaf memberimu berita buruk, tapi kukira cara itu tidak akan berhasil!”

“Yeah, dia bilang juga begitu” ucapku sambil garuk-garuk kepala ”So, it’s plan B then, I have to force my way through you!” lanjutku sambil memasukkan dongle itu ke saku, dan secara diam-diam mengambil granat kejut yang kuletakkan di sebelah sisi yang sama dari tubuhku

“Force your way through me? Now, that is interesting, I’d like to see how will you do that. Anytime you ready, little mouse!” ucapnya meremehkan, masih dengan bersedekap

Dan itulah rata-rata kesalahan umum dari orang-orang yang kuhadapi, menyepelekan-ku. Aku memang mempunyai aura untuk diremehkan, dan aku suka itu. Membuatku lebih mudah untuk memenangkan sebagian besar pertarunganku, membuat musuhku lengah dan memberiku kesempatan untuk melakukan serangan mendadak. Itulah persisnya yang kulakukan


WUTT!


Aku melempar granat itu tepat ke arah Tom, lalu bersiap untuk bergerak saat granat itu meledak. Ledakannya tidak akan membunuhnya, tapi bisa dipastikan akan melemparkannya beberapa meter dan cahaya yang memancar darinya akan membutakan matanya untuk sesaat, membuat cukup ruang untuk-ku menyelinap, kecuali…

Dengan kecepatan dan reflek yang hampir tidak bisa kupahami, Tom menangkap granat itu dengan sebelah tangannya dan melemparkannya kembali kepadaku. Aku reflek menendangnya, granat itu terpental ke arah atas, menabrak langit-langit dan meledak disana

Aku berfikir cepat, dengan gerakan memutar, memanfaatkan keterbatasan pandangan, aku melompat ke arah Tom dan memasukkan satu serangan mematikan ke arah dada-nya.

Bledek Sekilan!

DUAG!

Aku merasakan tubuh Tom terpental ke belakang. Tentu saja aku tidak bersusah payah memastikan kondisinya, memanfaatkan celah waktu itu, aku menghambur. Kabur!

Aku berlari sambil memeriksa peta di layar yang ditanam di pergelangan tangan kostumku. Lorong ke dua, belok kanan, Lobby, keluar, menyusuri jalan setapak ke ujung tebing di belakang pembangkit listrik, lalu terjun dari sana, hmm ketinggian tebing-nya sekitar 15 meter, ini akan menyakitkan. Batinku

Aku kembali memusatkan perhatian ke jalan, karena dalam beberapa langkah aku akan mencapai lobby

“Hallo!” ucap suara seorang pemuda di akhir usia 20-an yang duduk dengan santai di kursi yang ia tempatkan didepan satu-satu-nya pintu keluar

“Eee… Halo juga?” jawabku ngasal, pria itu tersenyum

“I believe you have something I belong to. Did you speak Bahasa?” Tanya-nya ringan

“Ya, aku bicara Bahasa. Dengar bro, kami cuman pinjam sebentar datamu Ok?” jawabku masih ngasal. Aku berfikir untuk menghantam saja orang ini dan pergi dari sini secepatnya sebelum Tom si Raksasa itu bangkit dan mengejarku. Tapi, seperti ada yang janggal dengan orang ini

“Ah, Tom, selamat bergabung sobat” ujarnya kepada seseorang di belakangku, tanpa menanggapi omongan ku tadi

Aku melirik sekilas dan semerta-merta gemetar, Tom ada disana, bersedekap dengan santai di ujung lorong. Dia, baru saja menerima dengan telak salah satu pukulan andalanku. Dan tidak ngefek!

Sial!

Siapa orang-orang ini?

Tanpa pikir panjang, aku menerjang maju. Kelihatannya bagaimanapun si pemuda ini jauh lebih mudah diterjang daripada si Tom. Dan aku menendang lurus ke arah dada-nya

“Maaf, tapi anda menghalangi jalanku!” pekik-ku pelan

Dan hal itu terjadi

Orang itu dengan ringan meliukkan tubuhnya, membuat tendangan ku meleset, dan ketika dengan spontan aku terus maju berniat untuk kabur, dia mencengkram bagian belakang baju-ku, lalu dengan tenaga yang besarnya membuatku kaget, dia menarik serta melemparkanku kembali ke tengah ruang resepsionis

Aku berguling dan kembali ke posisi berdiri dengan seketika. Lalu mengerahkan kewaspadaanku sepenuhnya. Bagaimanapun, orang ini tadi baru saja dengan mudah menghindari, bahkan membalikkan seranganku yang berlapis jurus Sukma-Ani-Ani yang seharusnya membuat gerakanku sangat cepat dan kuat

Aku kembali melirik ke arah Tom. Kulihat dia masih tidak bergeming

“Kamu, menghindari serangan ku?” ujarku lirih, setengah syok

“Harusnya enggak ya?” Tanya-nya riang. Aku kembali melirik Tom

“Yah, kalau dia roboh dengan satu seranganmu, dia bukan Tom” ucap pemuda itu seakan dapat membaca pikiranku

Sial, siapa orang-orang menakutkan ini?

Dan apa hubungannya dengan Miss. B? Dengan mudah dongle kami melumpuhkan pertahanan komplek ini, tapi…

Bukan ini rencana-nya

Harusnya mereka berdua tidak ada di tempat, walau aku tahu dari komunikasi tadi bahwa Heli mereka memang berbalik ke mari, tapi, seharusnya tidak seperti ini kan?

Harusnya hanya Payakaroon yang harus diwaspadai. Tadi memang Miss B sempat memberikan peringatan tentang Tom. Tapi hanya sambil lalu, yang kalau kupikir-pikir ulang, bodoh juga kalau meremehkan bodyguard utama si Boss Besar

Kali ini aku yang terjebak dalam hal meremehkan musuh. Sial!

CKLIK!

Aku mendengar sebuah senjata di kokang. Benar saja, sekilas kulirik Tom sudah memegang sebuah pistol. Beretta 92 semi otomatis, kalau kamu mau lebih detail. Keringat dingin mulai mengucur dibalik baklava yang menutupi wajahku

“Should I shoot Boss?” ucapnya sambil menyeringai

“Ayolah sobat, kita bukan mafia. Aku hanya ingin bicara dengan anak ini, tolong simpan kembali senjatamu, kamu menakutiku” ucapnya, lalu menatapku “Kau tau Nak, Tom tidak pernah meleset, simpan kembali mainan kecilmu, mari kita bicara, kukira lebih baik begitu”

Aku kembali menelan ludah, karena tadi aku memang sudah menyiapkan mekanisme tersembunyi yang akan menarik pistol kecil dari balik lengan bajuku. Dan orang ini mengetahuinya. Sekarang, aku benar-benar ketakutan dengan pemuda pembaca pikiran yang selalu menyebutku Nak ini

“Dan kamu boleh melepaskan topengmu nak, lebih mudah bicara kalau bisa saling bertatap wajah. Jangan khawatir, aku sudah tahu siapa kamu. Franciscus Denny Soemarto! atau kamu lebih suka aku memanggilmu: Dede?”

Cukup!

Aku menyerah!

Lalu dengan pasrah aku membuka topeng dan melangkah kedepan orang itu

“Nah, itu lebih baik” ucapnya sambil tersenyum “Ah, dimana sopan santun ku? Perkenalkan, namaku Antonius, kamu bisa memanggilku Pak, atau Boss, aku ayah dari Brianna, atau Miss B buatmu. Dan mulai sekarang aku mempekerjakanmu” dia masih tersenyum

“Hah!?”


.


.


.



Apabila Suhu dan Master tertarik, kisah ini bisa dibaca kelanjutannya di thread yang segera akan nubi buka setelah menamatkan Diorama

Tetapi sebelumnya, nubi mohon masukan, cacian dan makian untuk memperbaiki tulisan amatir nubi ini

Terimakasih Sebelumnya

Salam Hormat

:ampun::ampun:
Wow, keren om ayo terus berkarya om
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd