Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA [Incest - No SARA] DIORAMA - Bukan Cerita Cinta

fran81

Guru Semprot
UG-FR
Daftar
4 Nov 2010
Post
574
Like diterima
2.836
Lokasi
Di Anu
Bimabet
Cerita ini sedikit mengandung unsur Sedarah / Incest - Bagi yang tidak berkenan, silahkan meninggalkan thread ini




Untuk cerita nubi yang lain NYAI AJENG GALUH ANDINI sebenarnya sudah nubi tulis secara komplit, tapi karena kesalahan nubi yang akhir-akhir ini jarang main ke Forum, maka thread itu di lock for further replies oleh admin dan nubi tidak bisa mengupload lanjutannya. Tidak apa-apa, nubi malah sudah menyelesaikan D-Universe tersebut sampai ke cerita selanjutnya. Sekarang, biar nubi mencoba share cerita lain dulu

Untuk gaya penulisan, nubi masih memakai gaya yang sama dengan cerita-cerita nubi yang lain, karena nubi suka jenis novel POV. Ini soal preferensi saja sih

Yap, nubi kira, cuman itu yang pengen nubi sampaikan

Selamat menikmati tulisan sederhana nubi ini, mohon dimaafkan dan dimengerti apabila masih banyak kekurangan.
maklum, namanya juga amatir yang sekedar menyalurkan hobi



DIORAMA
(Bukan Cerita Cinta)



A Silly Story

by

Fransciscus. D
(Fran81)


INDEX & UPDATE
Cokelat-Biru Pt. 1
Cokelat-Biru Pt. 2
Cokelat-Biru Pt. 3
Cokelat-Biru Pt. 4

Pi, Sang Irasional Pt. 1
Pi, Sang Irasional Pt. 2

Polaris, Sang Penunjuk Arah

Zona Nyaman | Comfort Zone

Semusim | Aurora Borealis Pt.1
Semusim | Aurora Borealis Pt. 2

Albatros’s Love, Bukan Cinta Biasa Pt. 1
Albatros’s Love, Bukan Cinta Biasa Pt. 2

Bunga Terakhir
-
Tamat


TEASER
Negara 5 Pilar
 
Terakhir diubah:
Eps. Cokelat Biru - 1



“Jadi, mereka berdua akan tinggal di rumah itu pak RT” ujar bundaku sopan kepada lelaki paruh baya yang nampak sabar itu. Pak RT di lingkungan rumah yang rencananya akan kami tinggali selama menempuh kuliah di Perguruan tinggi tersebut, saat melaporkan kepindahan kami dan menyerahkan data-diri sebagai syarat kepindahan warga baru

“Nggih bu, semoga dik Anton dan dik Yulia betah dan bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik” jawab orang itu dengan sopan pula

“Kami titip anak-anak nggih pak, minta tolong dibantu diawasi” bunda-ku melanjutkan basa-basinya

---

Huft, Kami?

Iya, kami !!

Aku dan Tante-ku

Kami, memang lahir di-tanggal, bulan dan tahun yang sama. Tapi aku benar-benar ingin, kami ditakdirkan berbeda. Walau tumbuh dikota yang sama, lingkungan yang sama, pengasuh yang sama, tapi aku selalu berharap, kecerdasan kamilah yang akhirnya bisa memisahkan kami. Dan itu betul-betul kuusahakan dengan sekuat tenaga

Walau kami memulai dari SD yang sama, tapi setelahnya, di SMP dan SMA, aku selalu berhasil bersekolah ditempat yang berbeda dengannya. Aku selalu dapat diterima di sekolah yang paling favorit dikota kami. Sedangkan dia, ya, bisa dibilang selalu terdampar di sekolahan second grade

Tapi walaupun begitu, kelihatannya strategi kecerdasan ini kurang berhasil. Lintah tidak tau diri itu selalu menempel padaku, menghisap hampir semua darah manis yang seharusnya menjadi masa-masa remaja terindah-ku

Yulia namanya, adalah mahluk paling rese, paling tengil, paling manja dan paling mbosenin yang pernah aku - atau mungkin - elo temui. Dan sekarang, disaat aku percaya diri dengan pilihan Perguruan Tinggi-ku dan berharap untuk terbebas dari parasite itu selamanya, karena aku yakin dia tidak akan keterima di Perguruan Tinggi Negeri manapun di kolong langit ini, itu juga tidak berhasil.

Dalam bayanganku, dia akan akan di sekolahkan di Atmajaya, Jogja, seperti kakak-kakak-sepupunya yang lain, karena menilik kapasitas otak dia, memang harapan keterima di universitas negeri hampir dipastikan NOL !!

Dengan skenario itu, maka: Kita akan hidup dikota yang berlainan. Bye-Bye Lintah! Dan Wellcome, my New Happy Life, Forever and Ever After, Sakinah Mawadah Warahmah…

Tapi siapa coba yang nyangka, mahluk dengan IQ Minus seperti dia keterima di Perguruan Tinggi yang sama denganku. UNDIP. Dan sekarang, orang tua kami memaksaku untuk ‘menjaga’ nya. Memaksaku untuk tinggal serumah dengannya. Dengan begini, hampir bisa dipastikan, masa kuliahku juga akan kelam, sekelam Silet. Eh?

“Kalian baik-baik berdua, ya! Saling menjaga. Hati-hati hidup di perantauan. Kalau bisa nanti setiap minggu pulang. Lia, jangan lupa telepun mama-mu setiap malam. Dan kamu Tony, jaga kakakmu. Belajar sungguh-sungguh…” dan… Yayayayaya… Blablablabla… Itu tadi hanya setitik rangkuman petuah bundaku sebelum beliau pulang, meninggalkanku terpenjara dengan Parasite Alien ini.

Sebagai informasi saja buat elo, petuah itu sudah kurangkum menjadi Ekasila, kalau ku tulis full, petuah itu mungkin bisa sampai 905 halaman, kira-kira setebal UU Omnibus law - lah

“Nggih bulik, saya juga bersyukur banget bisa keterima di UNDIP, bisa sekampus dengan dik Anton, makanya InsyaAllah saya akan kuliah dengan sungguh-sungguh. Mohon do’a restunya nggih bulik supaya saya dapat menyelesaikan kuliah dengan lancar dan baik sekaligus bisa melaksanakan amanah bulik dan mamah-papah untuk membantu menjaga dik Anton dengan baik” jawab Yulia dengan lembut dan santun sambil salim ke bundaku lalu cipika-cipiki dan Bundaku memeluknya dengan erat serta penuh kasih sayang

Disini aku hampir saja muntah

“Kamu juga Ton!” ujar bundaku ketus, sambil nunjuk ke muka-ku dengan mata mendelik

“Aelah, sante napa Kak?” jawabku cuek yang disambut dengan toyoran gemas dikepala dan ribuan cuitan tanpa hashtag dari bunda tercintaku. Beliau paling benci kalau kupanggil Mi, Mami, Mam, Mom, Mbok, Umi, dan sebagainya, tapi paling ngamuk kalau kupangil Kakak. Dan seringnya aku sengaja memanggilnya begitu, itulah bentuk protesku. Kakak mBund

Setelah prosesi pamitan yang tak kunjung usai itupun kelar. Karena masih dibumbui dengan banyak sekali rangkaian pelukan, elusan sok sayang, belaian dan basa-basi yang memuakkan. Antara Bunda-ku dan Yulia, tentusaja - bundaku kayaknya tidak begitu peduli denganku, kalau lu mau pendapatku. Lalu, akhirnya Bundaku pun beneran berpamitan, dan masuk mobil. Walau masih disusul oleh Parasit itu untuk minta dipeluk lagi. Buset, totalitas banget akting Tapir satu ini…

Akhirnya – Nah, kalau yang ini, akhirnya beneran - hanya tinggal kepulan asap diujung gang yang mengikuti mobil bunda yang disopiri oleh ajudan ayahnya Yulia yang kini terlihat

Aku menghela nafas panjang…

Neraka-ku, baru saja dimulai

“Nyet! Bawa masuk koperku dulu ya, aku mau ganti baju” kata Yulia sambil lalu dan dengan santai ngeloyor masuk kedalam rumah

Aku mengambil nafas Panjang sekali lagi, lalu mendesis lirih: Parasit Vangkeee…

---

Kalian tau, rumah ini adalah rumahku. Rumah yang dibeli oleh orang-tuaku, lebih tepatnya. Dan bangke satu itu seharusnya cuman penumpang gelap gratisan. Tapi ya apa boleh buat. Ibu dari mahluk itu adalah adik yang paling bontot dari Nenek-ku. Seharusnya, Mahluk itu pun memanggil Bundaku dengan sebutan Mbak. Tapi, demi ‘menghormati’ bundaku, maka parasite itu memanggil bunda dengn sebutan Bulik atau Tante, yang tentusaja merusak segala macam tatanan geneologis, silsilah, dan hirarki dikeluarga kami. Ah, tapi peduli setan ding….

Dan aku menghormati Yulia, dengan memanggilnya…

“TAPIR, lu mau baranglu yang, lain, ambil sendiri! Koperlu beratnya sebading ama dosa-dosa lu… Anjaayyy…. !!!!” omelku yang putus ditengah jalan, sebenernya aku rela nulis ribuan baris untuk dapat ndiskripsiin omelanku dengan lebih jelas dan akurat buat kalian, tapi…

“Ngapain lu nyet, belingsatan kek gitu?” ujarnya songong

“Tapir Gemblung! Lu kalo mo bugil atur-atur jadwal dong!” protesku keras, hampir menjurus ke demontrasi anarkis

“Siapa yang bugil, Monyet!!! Gw masi pake sport bra ni lho! Elu aja yang mesum! Kan dah gw bilang mo ganti baju, elu bawa koper ke atas aja lemot! Gue keburu gerah nih!”

“Cerewet ah, lu mau taruh mana nih?” jawabku yang masih mondong dua koper di pundak, mana beratnya ngaduzubilah lagi

“Taruh situ lah!” bentaknya sambil berkacak pinggang dan nunjuk depan lemari di kamar dia

Dan aku melempar koper-koper itu dengan cuek lalu melirik sekali lagi ke tubuh Tante-ku yang separuh bugil itu

“Eh, Tapir, body lu sekel juga ya? Xexexe…” godaku sambil nyengir didepan pintu kamarnya sambil ngacir keluar

“MAU MAMPUS LU NYET??!!” bentaknya lucu sambil nimpuk pake kaos kotornya

Kaboooorrr!!! Wkwkwkwk…

---

“Nyet… Lapeerr…” rengeknya malam itu setelah dengan cuek nimbrung di sofa depan TV, tempat gw lagi nyante nonton Discovery Channel, maklum harus banyak referensi flora dan fauna kalau tinggal bareng sama Tapir liar. Tiduran, nggelosot dengan kepala di armrest sofa dan kakinya dengan songong ditumpangin di pangkuanku yang duduk di sisi sebelahnya, Yulia masih aja ngerengek, sambil nendang-nendang kecil ke bagian samping tubuhku. Aku cuek

Rumah yang kami tinggali ini kecil, awalnya sih dibeli sama bokap dalam bentuk perumahan standar type-45. Trus di rehab. Dilantai-1, hanya ada garasi, yang sekarang berisi satu motor dan satu mobil, keduanya punyaku – sekalian kujelaskan disini biar kalian clear. Lalu ruang tamu, toilet tamu kecil dan taman, serta dojo kecil. Sedangkan kehidupan-kami, berpusat di Lantai-2.

Didesain kurang lebih seperti apartemen Dua kamar, di lantai-2 pun terdapat dua kamar kami, Satu kamar mandi yang dipake berdua dengan shower dan bath-up, Dapur kecil dan Ruang TV. Interior Kamar kamipun sederhana, hanya dipan, lemari dan meja belajar kecil. Rumah ini-pun dibeli dadakan sama bokap, pas tau aku keterima kuliah disini, trus di renovasi secara kilat. Dalam jangka waktu kurang lebih 4 bulan – selama rentang pengumuman SBMPTN dan mulai masuk

“Nyet… laper…” rengekan itu lagi

Gw masih cuek

“Nyet, laper…” yulia pindah posisi, muter kayak gasing, sekarang kepalanya yang ada di pangkuanku

Gw tetep cuek

“NYET LAPERRRR!!!”

“Aaaarrrgghhh….” Aku teriak histeris, karena dengan songong Yulia yang kepalanya emang tadinya udah di pangkuanku, meng-gigit perutku kenceng-kenceng

“Sakit, Tapirrr!!!” bentakku

“Laper…” rengeknya

“Iya, gw tau! Makanya gw tungguin sampe lu mati kelaperan, baru gw kubur… Xexexe…”

“Jahat lu nyet! Ayo, cari maem…” omelnya sambil narik tanganku sampai aku berdiri tergopoh-gopoh sambil berusaha mencet remot buat matiin TV

Aku udan berdiri, tapi ga bergeming, cuman mentelengin Yulia dengan kesel

“Apaan?”

“Lu pake baju dulu lah”

“Lah ini apa kalau ga baju?” protesnya sambil narik-narik kaos gombrong yang dipakainya sampe ujung BHnya nyempil dari potongan krah yang kebangetan lebarnya

“Njir! Pake celana lah!” protesku lagi

“Gue pake celana, Monyet! Masa iya gue bugil?” jawabnya lagi sambil ngangkat ujung bawah kaosnya tinggi-tinggi. Membuktikan kalau dia emang pake celana. Celana strit pendek berwarna skintone yang super nyeplak. Ke-ketatan-nya dibagian selangkangan, membelah memeknya yang kelihatan gembul pas ditengah-tengah

Dan bagi gue: ITU BUKAN CELANA!!

“Pake celana panjang ama baju yang sopan kalau mo ikut gue makan!” ujarku ketus sambil nggeloyor pergi. Ya, aku adalah petugas kebon binatang yang bijak dan tegas!

---

GREEETTTT…

Aku melihat dari balik kaca mobil di-jok kemudi yang sengaja gak kubuka, Yulia dengan susah payah mendorong pagar geser untuk menutupnya. Sebenerya tante ku itu lumayan, kalau dari segi fisik. Rambutnya agak ikal, tebel, sedikit di-highlight merah sama dia, panjang sebahu lebih dikit. Kulitnya pun sawo mateng cenderung putih, wajahnya bulet, agak cubby tapi imut dengan tahi lalat mungil di bibir bawah-nya. Unik, agak eksotis. Dia juga punya lesung pipi, tapi cuman satu, di pipi kanan. Lucu sih. Body-nya juga standar. Ya, standar ABG gimana sih? Agak sekel dikit sih, berisi gitu

“Nyet, lu napa beli mobil Ayla sih? Sempit, mana jok-nya keras lagi!” Nah, ini dia yang nutupin semua keunggulan fisik ‘lumayan’ yang ku deskripsiin diatas

“Crewet!” balesku singkat

Bokap yulia ini mantan jendral tentara, yang kebetulan sekarang ditunjuk sebagai Dubes. Dari kecil ni anak emang kecukupan. Kalau ga salah, dari SMA dia udah dibeliin mobil sendiri. Fortuner kek-nya. Tapi, hampir tiap hari maksain aku buat nganterin dia kemana-mana pake motor-ku. Jemput sekolah, les, ke tempat temen, shopping, nonton, sampe ke gunung kalau dia lagi pengen nyepi. Biasanya dia nyepi kalau habis putus ama pacarnya. Seingetku, dia ga pernah sekalipun beliin bensin!

Ayla ini adalah mobil pertamaku, hadiah lulus SBMPTN dari nyokap. Waktu itu sebagai penyemangat, bunda bilang kalau aku sampai lulus SBMPTN, aku mau dibeliin mobil dan boleh milih jenis apa aja sesukaku. Aku super semangat belajar. Dan aku lulus. Tapi sayang dalam janji itu, aku tidak melihat adanya ‘bintang kecil’ sebagai tanda syarat dan ketententuan yang berlaku.

Iya, aku boleh milih mobil apa aja, maksimal harganya 100juta. Dan setelah memiskinkan diri dengan menguras seluruh tabunganku, akhirnya aku bisa menambahi dana itu untuk dapat mobil baru. Walau LCGC, tapi aku cinta LCGC… LoL

Aku bukan jenis orang yang berlebihan. Aku jenis orang yang efektif. Kenapa maksa harus beli mobil baru? Karena garansi-nya. Baik garansi service, maupun resiko; Resiko, karena ini mobil pertama dan aku gak ngerti mesin. Aku juga ga butuh eksis dengan modifikasi-modifikasi seperti yang dilakukan temen-temenku. Efektif, Simple, Ganteng, Pinter, Ramah, Cinta Tanah Air, Bangsa dan Negara, serta Rajin Menabung, Itu aku… Hehehe

Memuji diri sendiri itu wajib hukumnya!

Memiliki pabrik Meuble dengan pasaran Eksport, SBPU di dua tempat dan usaha bidang pengembangan perumahan, sebenarnya ekonomi keluarga kami lumayan. Tapi itu punya bokap. Bukan punyaku. Dan anak dia banyak. Ya, anak kandungnya cuman dua. Aku dan adikku cewek yang usianya terpaut jauh dia masih SD sekarang. Anak yang lain, ya anak asuh. Bokap biayain dan nyekolahin mereka

Makanya kita harus efektif hidupnya, biar cukup untuk berbagi

---

“Nyet! Besok pagerya ganti yang pake remote-kek! Laper lagi gue dorong-dorong, percuma makan juga!” omel Tapir itu saat ngedorong buat nutup pager pas kita dah balik makan malem. Aku cuek, setelah markirin kendaraan, langsung naik tangga ninggalin dia berjuang ngelawan pager yang emang agak ngeyel kalau dibuka-tutup itu

“Fyuhhh… capek! Jahat lu nyet, ninggalin gw nutup pager sendirian!” dia masih nyerocos sambil menghempaskan badan di samping ku. Kita duduk di sofa depan TV

“Nyet, ambilin minum dong!” perintahnya

Aku ga jawab, tapi bediri juga dari sofa, nggeloyor ke arah kulkas buat ambilin minum. Kasian juga tapir satu nih, ngos-ngosan beneran. Maklum, petugas kebon binatang memang harus merawat satwanya dengan baik. Aku ngelempar dengan cuek sebotol kecil air mineral yang di tangkapnya dengan baik. Yulia ini, dari kecil tangannya gesit banget. Bakat kali, kalau jadi copet

“Nyet, bantuin dong!” kata Yulia, masih ngelosot di sofa sambil mengacungkan kedua kakinya. Kulihat kancing dan resleting celananya udah dibukanya

“Apaan?”

“Tarikin celana gue, ketat banget nih…”

“Njir!” jawabkku, walau akhirnya dengan males-malesan, kubantuin juga narik kedua ujung celana skinny jeans-nya. Emang ketat banget sih, aku heran, apa gak gerah kalian cewe-cewe pake celana ketat-ketat model gini? Susah kali di lepas! Jadi, kutarik kenceng-kenceng

“Awwww!” Yulia memekik pendek, saat keketatan celana-nya di bagian bokong melorot gak sendirian, tapi ngajakin strit yang dia pakai didalemnya. Semua melorot sampai hampir ke selangkangan, untung aja Yulia dengan gesit megangin itu strit buat narik lagi kepinggang. Kalau nggak, bugil beneran tu Tapir. Tapi sekilas, aku sempet melihat penampakan memek gembul di bawah timbunan jembut-nya yang rimbun

Membuatku hampir muntah…

Eh?

“Gila lu nyet, lu mau nelanjangin gue?” hardiknya ngambek

“Elu kan yang minta gue lepasin celana lu?”

“Lepasin celana gue, bukan nelanjangin gue, bego!”

“Lah? Dimana perbedaanya?” jawabku sambil nyengir

“Jadi basah nih!” Protesnya lagi, emang tadi pas aku Tarik celananya, dia pas mau menenggak botol minumannya, dan karena kaget, sebagian tumpah ke kaosnya

Tapir edan itu malah ngelepas kaosnya trus dilempar ke keranjang cucian. Dengan cuek dia berjalan masuk kamarnya. Gue cuman ngelirik mahluk yang sekarang setengah telanjang itu. Tubuh mamel-sekel-nya melenggang dengan cuman dibalut sama strit super ketat semi transparan dengan warna skintone dan BH cokelat dengan sedikit kombinasi renda berwarna biru didepannya. Cokelat-Biru

Aku menghempaskan pantat kuat-kuat kembali ke sofa sambil menghidupkan TV, lalu menghela nafas panjang

Hidup Gue… Bakalan tersiksa kek-nya…

Huft…



~~~

To be KontiCrot...



Terimakasih telah membaca dan mengikuti tulisan sederhana nubi. Mohon bantuannya untuk mengekspresikan apapun bentuk tanggapan suhu. Baik berupa Like, Komen, maupun Cacian dan Makian

Segala bentuk Interaksi dari suhu, sangatlah penting artinya bagi nubi
:ampun::ampun:
 
Terakhir diubah:
seharusnya manggilnya tante kali ya...lanjut bos
lha kan udah di panggil Tapir - Tante kaPir
Hehe...
Begitu suhu...

Semoga suhu dapat menikmati cerita nubi, maaf kalau banyak kekurangan maupun typo
:ampun:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd