Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG INFORMAN

INFORMAN





Part-4







Diam tanpa bicara, hanya itu yang dapat ku lakukan beberapa saat ketika qia tiba-tiba menyapa ku, dengan cepat otak ku terus berfikir untuk membuat alasan kepada qia mengapa aku ada di tempat ini.



“ wiryaa..lagi ngapain..” kata qia kembali bertanya kepada ku, sambil sedikit melangkah ke depan pintu masuk toilet dimana aku berada.

Dengan ragu aku langkahkan kaki keluar dari balik dinding toilet tempat ku bersembunyi



“ hehehe..teh..ini..emhh..gw tadi mules teh..hehehe jadi balik lagi ke sini yang deket” tiba-tiba saja kata-kata itu terucap dengan sendirinya dari mulut ku tanpa terfikirkan lebih dulu.



“ oh..pantesan..eh sini wir...kenalin nih temen kerja gw” ucap qia kepada teman-temannya yang sedari tadi memandang aneh kepada ku.



“ iya teh..emhh..wirya...” ucap ku sambil bersalaman dengan teman qia yang tidak memakai jaket ojol.



“ apa..wariaa...” ucap orang itu yang membuat ku cukup kesal, aku dapat menebak mereka semua pasti menganggap ku seperti itu karena tingkah gemulai ku yang sulit ku hilangkan.



“ husst..eh..wirya..bukan waria hihhi..” kata qia yang ikut tertawa, aku pun menanggapi semua itu ganya dengan tersenyum kecut.

Akhirnya aku mengetahui nama-nama ke empat teman laki-laki qia selain eko, yang tidak memakai jaket ojol dan memanggil ku waria itu bernama adit, nampaknya seusia dengan eko, dan teman yang satunya yang memakai jaket ojol bernama rudi itu pun ku perkirakan seumuran dengan eko dan yang berbadan sedikit tambun yang ku lihat dari awal bersama qia itu bernama ridwan, semua memanggilnya aa termasuk qia juga karena dari tampangnya saja sudah terlihat jelas bahwa dia lebih tua dari kita.



“ wir..lu mau di sini dulu..gw mau joging dulu bentar ya” ucap qia sambil terlihat melakukan gerakan pemanasan.



“ gw mau langsung pulang aja teh.*** enak perut soalnya heheh” kata ku sambil memaksakan tertawa, padahal sebenarnya aku masih ingin berlama-lama di sini memandangi indahnya tubuh qia yang terbalut pakaian ketat, namun bila aku harus menunggu bersama eko dan teman-temannya aku merasa canggung dan tidak nyaman.



“ oh ya udah..hati-hati wir” kata qia kepada ku



“ iya teh..” jawab ku namun masih belum beranjak pergi dari tempat ku berdiri, sedangkan qia dia mulai melangkah di jalur joging track yang di ikuti oleh ridwan di belakangnya sambil terlihat mengarahkan kamera hp kepada qia dari belakang.

Aku tahu pasti ridwan sedang merekam video di area pant*t montok qia yang bergerak ke kiri dan kanan seiring kangkah cepatnya dan terbalut ketatnya celana legging yang di pakainya.



Suasana memang tidak terlalu ramai saat ini, bahkan bila ku perhatikan di area joging track lebih banyak kaun pria di bandingkan wanitanya. Aku terus memperhatikan ke arah qia hingga terlihat di kejauhan qia berhenti dan seperti sedang mengobrol dengan ridwan, lalu tidak lama kemudian ridwan sedikit berlari menjauh dari qia setelah itu mengambil posisi untuk merekam video ke arah qia dan selanjutnya qia berlari kecil melewati ridwan, walau aku meliat di kejauhan tapi aku yakin saat qia berlari guncangan dada montok qia yang tidak tertutup bh dapat di lihat dengan jelas.



“ a duluan ya..” kata ku kepada eko berusaha sopan



“ iya..iya wir..” jawab eko dan di iringi senyuman adit yang terlihat mengejek.

Aku pun berjalan pelan ke arah perkiran motor, sampai akhrinya aku berpapasan kembali dengan qia yang sedang berlari di joging track karena arahnya yang berlawanan dengan ku, qia hanya tersenyum sambil melambaikan tangan saat berpapasan berbeda dengan ku yang menghentikan langkah sejenak sambil terpesona menatap ke arah tubuh qia yang begitu sexy terutama bagian dada montoknya yang tidak tertutup bh benar-benar bergerak bebas naik turun seiring guncangan dari larinya. Aku terus memperhatikan qia sampai terlihat dia kembali berhenti di dekat eko berada, setelah itu aku melanjutkan langkah ku menuju parkiran motor.

Baru saja aku duduk di atas motor ku dan hendak memakai helm, hp ku berdering dan saat ku lihat aku mendapat panggilan telepon dari toni suami qia.



“ haloo..a..” kata ku langsung menjawab panggilan telepon dari toni, sebemarnya aku kesal dengan tikah qia saat ini dan aku ingin mengadukannya kepada toni



“ wir..dimana..?” Tanya toni



“ di lapang xxx a..ini gw abis nganter teh qia..tapi teh qia...” belum sempat ku lanjutkan omongan ku, toni sudah memotongnya



“ oh..di lapang xxx..jadi bener ya di anter sama lu..ya udah lu pulang aja..tugas lu sampai di situ..ini uda mau ujan loh” kata toni



“ eh..aa tahu kalau gw di sini..” kata ku heran



“ tadi sebelumnya qia udah bilang mau joging di lapang xxx di anter sama lu..thanks ya wir..udah selanjutnya biar di handle sama si eko aja..gw udah kontak dia kok buat nyusul qia ke lapang xxx, jadi ini gw mastiin dulu kalian udah sampai atau belum” kata toni yang membuatku begitu kaget, karena dia masih menyuruh eko untuk memata-matai qia padahal di sini eko lah musuhnya, bahkan eko sudah berada dari tadi di lapang ini bersama teman-temannya sedang menikmati keindahan tubuh qia.

Pandangan ku langsung tertuju ke arah qia, dari kejauhan dia nampak begitu senang bersama eko dan teman-temannya, terlihat qia seperti melakukan pose-pose sexy untuk di foto oleh eko dan teman-temannya bahkan sesekali terihat qia melompat-lompat seperti melakukan gerakan squatjum sambil di rekam video oleh teman-teman eko, aku yakin mereka hanya ingin melihat gerakan dada montok qia yang sexy.



“ haloo..wi...wirya..” kata toni



“ iiya a..emhh..syukur deh kalau aa udah tahu teh qia ada di sini..” kata ku, saat itu bersamaan dengan terlihatnya rombongan wanita berjilbab yang qia bicarakan tadi mendekat ke arah ku ternyata mereka memarkirkan motornya tak jauh dari motor ku



“ iya..gw udah tahu..tapi gw belum tahu dia janjian sama siapa..dia bilang cuma janjian sama teman kuliahnya dulu..makanya gw nyuruh si eko buat mantau sekarang..jadi...bla..blaa..blaaa” ucapan toni tiba-tiba menghilang dari pendengaran ku, karena aku menjadi fokus mendengar obrolan wanita berjilbab di dekat ku.



“ emang lont* sih kayanya cuma pura-pura pake jilbab” kata salah seorang wanita berjilbab yang sedang memakai helm di dekat ku



“ pastinya..liat aja pakaiannya kaya gitu..nyeplak-nyeplak gitu gak pakai daleman..” kata wanita berjilbab lainnya



“ jijik banget liatnya waktu di cium sama itu tuh..yang pake jaket ojol itu ih..amit-amit..” kata wanita berjilban yang tadi memakai helm kini sudah duduk di atas motornya



“ suaminya atau pacarnya kali..tadi juga waktu di tenpat loker liat di peluk-peluk sama itu..”



“ bukan yang badannya gede..itu yang pake jaket ojol itu..tuh yang duduk..tuh..kan tuh..liat” kata wanita berjilban itu menunjuk ke arah tempat qia berada dan aku pun reflek penasaran melihat ke arah qia, nampak qia sedang duduk di pangkuan rudi, dari posenya nampaknya mereka sedamg berfoto.



“ udah-udah yu..mulai gerimis nih” terdengar suara wanita berjilbab lainnya yang sedari tadi tidak ikut bicara, lalu tanpa ada bahasan tentang qia lagi mereka pun pergi dengan motornya.



“ ehh..si wirya..haloo..haloo..wir..kesengeran gak sih suara gw..”

Ternyata toni memanggil-manggil ku di telepon



“ iya..iya a.***k jelas a suaranya..putus-putus..” kata ku beralasan, sambil mata ku terus tertuju ke arah qia bersama eko dan teman-temannya yang mulai beranjak dari tempatnya karena langin mulai menurunkan tetesan-tetesan air



“ pantesan..diem aja..ya udah..ya udah...” kata toni dengannada seperti kesal



“ iya a..ini mau jalan dulu a udah mulai gerimis



“ iya..iya wir..” jawab toni sambil langsung memutus sambungan teleponnya.



Tetesan air dari langit semakin lama semakin cepat dan banyak, aku pun segera mengambil jas hujan yang berada di dalam bagasi motor ku.

Sambil memakai jas hujan ku perhatikan suasana sekitar yang mulai sepi karena kebanyak orang yang sebelumnya terlihay berjoging kini memilih untuk berteduh di pinggiran lapang yang di beberapa tempat terdapat bangku dengan penutup atapnya, bahkan ada yang berteduh di dekat toilet tempat sebelumnya qia berada, namun saat ini qia sudah tidak terlihat di sana, aku melihatnya ketika dia beranjak hendak pergi namun aku tak tahu arah kemana qia dan yang lainnya pergi karena aku terlalu fokus memakai jas hujan.



Aku sebenarnya ingin mencari keberadaan qia, namun pandangan pun mulai tidak jelas karena derasnya hujan, bahkan bila aku memaksakan mencari dalam ke adaan seperti ini, aku takut bila sebenarnya dari kejauhan qia dan yang lainnya sedang memperhatikan ku walaupun dengan keadaan ku yang memakai jas hujan seperti ini.

Karena hujan yang semakin deras dan aku tidak berani untuk menjalankan motor ku maka aku pun lebih memilih menunggu hujan sedikit mereda dengan berdiam di samping bangunan tempat loker dengan posisi masih memakai jas hujan.

Berdiri di tempat yang sempit dalam keadaan hujan deras tidak membuatku aman dari basah namun karena aku sudah memakai jas hujan sehingga aku tetap bisa tenang walaupun badan ku terkena cipratan air hujan yang deras, berbeda dengan dua orang di sebelah ku yang badannya nampak basah entah karena keringat atau basah karena air hujan.



“ ria..ya namanya..”



“ bukan ria..qia..” aku langsung menoleh ke arah dua orang pria yang berada di samping ku



“ oh..qia ya..ahahaha..apes emang..” kata pria yang tepat berada di samping ku



“ aahahha..gw kira gak ada lakinya..abisnya pakeannya kaya gitu..biasanya yang kaya gitu kam bisa gitu..ahahah..” kata pria yang satunya



“Lu gak tahan liatnya ya ahahahah...”



“Iya..apa lagi waktu dia lepas jaket sama roknya anj*r..itu pentil sama belahan mem*knya nyeplak banget..mana posisinya ngasep gw lagi...”



“Ahahah..tapi lakinya keburu datang..” kata pria yang berada di sebelah ku



“ iya..tapi untung gw udah ajak kenalan dulu sebelumnya..eh tapi gw gak yakin itu lakinya deh..masa iya cewe cantik gitu sama ojol..mana ojolnya gitu lagi hahaha”



“ jodoh gak ada yang tahu..tapi kayanya sih bukan..lu liat gak waktu mereka diem di delet toilet sana” kata pria yang di sebelah ku



“ ngeliat sih..yang bareng ojol lainnya”



“ nah iya kemungkinan besar yang kaya gorila tadi bukan lakinya soalnya waktu lagi kumpul di sana dia deket sama semuanya..” kata pria yanh di sebelah ku



“ emhh..tany langsung aja ah sama orangnya..udah pulang kali ya dia”



“ lu ada nomornya emang? Samperin aja tuh ke sana” Tanya pria di sebelah ku sambil menunjuk ke arah bangunan bekas kantor pengelola lapangan olahraga ini, karena kantor pengelola yang berpindah ke samping tempat loker sehingga bangunan yang tempatnya berada di paling pojokan lapangan audah tidak terpakai dan nampak seram karena sebagian sudah rapuh termakan usia.



“ gak ada..gw mau dm ignya aja..dia kasih tau gw ignya soalnya tadi hehehe..ngapain di gedung itu..ujan gede gini apa gak takut roboh”



“ mana gw tahu..liat aja..” kata pria yang di samping ku



“ gak ah..serem..”



Mendengar ucapan pria di sebelah ku maka dengan tanpa sada aku pun berjalan menembus hujan yang deras menuju bangunan tua itu, langit semakin gelap karena saat ini sudah jam 6 sore, penerangan yang minim di tambah kabut hujan membuat suasana lapangan semakin horor.



Ketika sampai di depan bangunan itu, aku tidak melihat seorang pun yang berteduh di sekitarnya, mungkin karena kebanyakan orang menganggap tempat ini seram dan hampir roboh, aku berjalan ke arah belakang yang terdapat pintu yang rusak menuju toilet di bangunan itu.

Aku terus menyusuri lorong toilet itu yang gelap hingga sampai di pintu selanjutnya yang mengarah ke suatu ruangan dan di situ aku mulai mendengar suara orang berbicara.



“ pegawai bank nih hehehe..”



Aku mendengar suara seseorang dari dalam sana, ketika aku akan membuka pintu sedikit sulit karena pintu yang rusak dan termakan usia sehingga walau terbuka sedikit aku tetap kesulitan menariknya karena bagian bawah pintu itu mempel dengan lantai dan terdapat kotoran-kotoran yang bisa saja menimbulkan suara saat aku membuka pintu.



“ emhh..hihihihi..” kini terdengar suara genit qia



“Enak gak teh..” terdengar suara eko



“ iya enak..emhhh..cupss..satu-satu ah jangan bareng-bareng” kata qia yang membuat ku semakin penasaran apa yang di makaud enak dan harus satu-satu



“ lama loh kalau satu-satu..keburu malam..” kata eko



“ pwuuaah.emhh..kalau gak keburu..lanjut di kosan kamu aja” kata qia



“ ya udah kalau gitu..” kata eko



“ emhhh..”



“ liat nih punya pegawai bank.. mantap ya.. “ yang entah suara siapa tapi menurut tebakan ku itu suara milik rudi



“ emhh..ahhh..duuh ini kameraman..tangannya hihihi..awas loh pake flash gitu keliatan dari luar” terdengar suara qia, ingin sekali aku melongokkan kepala ku ke dalam ruangan itu untuk melihat aktifitas apa yang sedang mereka lakukan, namun aku takut posisi mereka dekat dengan pintu tempat ku berdiri, walaupun kondisi gelap tetap saja aku khawatir terlebih di bagian dalam terlihat sedikit terang dari cahaya lampu flash hp.



“ aman teh.***k bakal keliatan dari depa situ..”



“ emhh..sshhh iya.. hihihi.. emhh..”



“ masuuk pak ekoo...” terdengar ucapan rudi yang cukup kencang di barengi dengan suara jeritan qia



“ aaahhhhh...” suara qia

Ada apa ini, mengapa tiba-tiba qia menjerit, atau mungkin tepatnya seperti mendesah, berbaremgan dengan suara rudi yang berteriak “ masuk pak eko”.



“ dit..lu sama gw kita jaga di depan..” terdengar suara eko yang mengajak adit, nampaknya eko akan meninggalkan qia bersama ridwan dan rudi di dalam, aku berencana akan tetap diam di posisi ku namun ketika melihat bayangan orang berjalan mendekat ke arah tempat ku berada, dengan cepat aku berlari ke arah luar, sayangnya karena aku berlari di tempat yang gelap kaki ku tak sengaja menendang sesuatu sehingga menimbulkan suara.



“ hei..siapa tuh...”



Braaaakkkk......







#########
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd