"Kenapa sampean larang mba putri??? Sini aku tlp" sambil aku menyahut hp yang ada di saku celananya. Lalu dengan sigap tanganku di pegangnya dan di arahkan di samping saku celana mas roni
Reflek aku berontak,tangan mas roni aku tarik dengan tangan kiriku sambil agak marah "jangan gila mas ron!! Lama lama aku merasa gak nyaman dengan kedanganmu hari ini". Tapi rupanya mas roni seperti tau apa yang aku fikirkan, dengan lembut tangannya mengusap rambutku sambil mengecup berkata " cukup hari saja ndel, pliss jangan sewot.. Plissa jangan marah yach??? Aku serius pengen lebih dekat sama kamu".
Entah kenapa aku tidak bisa meronta, berontak ataupun melawan perkataan lembutnya, semakin aku melawan mas roni membalas dengan perkataan lbut dan belaian mesranya sampai aku lupa kalo si gio anak lanangku ( bukan nama asli toleku) datang meminta untuk di temani liat si Tayo film kesukaannya
"Nda iyat ayo nda (nda liat tayo nda)" pinta gio. Belum sempat aku jawab, entah apa yang mas roni fikirkan tiba2 gio di gendong di ajak main sambil liat tayo, tapi untunglah aku semakin bisa cepet memasakku yang daritadi tertunda oleh rayuan gombal mas roni.
37 menit kemudian...
"Mas roni, ayuk sarapan udah hampir jam 9 loh??? Daritadi bertamu belum sarapan kan???" nadaku sekarang agak merendah karena luluh liat mas roni cocok main sama gio. Padahal sebelum nya mas roni juga belum pernah main sama gio, sering bertamu itupun gio pas gak ada di rumah, tapi entah kenapa seperti gio cocok main sama mas roni,
Sambil sibuk mas roni jawab dengan sekenanya "ngga dulu ndel, tadi subuh uda sarapan kok,,, cuma yang belum sarapan bibir kamu.." dengan masih sibuk bermain sama gio.
"Ojok kumat maneh mas... Andai gio uda besar apa masih berani sampean bilang gt??? Sambil membereskan mainan gio yg berserakan.
" kenapa kamu sepertinya sewot mulu ma aku seh ndel??? Apa salah aku menaruh rasa sama kamu?? Kamu adek iparku pun apa masalahnya??? Toh tak ada hubungan darah juga??" sekarang mas roni jawabnya dengan nada yang agak serius dan tegas.
Tapi entah kenapa jika mas roni agak marah seperti itu aku seperti merasa bersalah?? Padahal aku menjaga jarak agar hubungan ini tidak semakin terlalu jauh. Tapi bagi mas roni spertinya menyepelekan norma norma silsilah.
Selesai merapikan mainan gio akupun beranjak Untuk bersiap2 mandi, aku berlalu meninggalkan gio dan mas roni menuju kamarku sambil berpamitan "aku mandi dulu mas".
" iya nanti aku susul" candanya.
Aku jawab "terserah lah" sambil aku berlalu, capek juga meladeni orang macam ma roni.
10 menitan Sesudah mandi seperti kebiasaanku, memakai handuk dari kamar mandi ke kamar, waktu mau memakai baju tiba tiba mas roni masuk nyelonong aja di kamarku sambil peluk dari belakang, menekan dadaku sambil membisikkan "aku semakin gak tahan liat kamu ndel!! Swer kamu semakin dewasa semakin menarik buat aku"
Aku berusaha berontak setengah teriak "apa..mmphh " ( dibekap mulutku dngan tangannya dari belakang)
"Sssttt... Gio lagi tidur, maaf aku seperti ini, semakin kamu teriak semakin aku erat pegang kamu" bisik mas roni ditelingaku dibarengi cium leherku.
Rasanya pengen teriak aja hati ini, mas roni yang aku kenal seperti ada yang merasuki, ini bukan mas roni seperti bukan!!! Batinku bergejolak, pengen rasanya berontak,teriak dan tampar mas roni tapi apa dayaku,
Tanpa sengaja air mataku mengalir begitu saja dengan masih di bekap mas roni menciumi punggung leherku. "Kenapa menangis ndel?? Maafin aku..."
Reflek aku berontak,tangan mas roni aku tarik dengan tangan kiriku sambil agak marah "jangan gila mas ron!! Lama lama aku merasa gak nyaman dengan kedanganmu hari ini". Tapi rupanya mas roni seperti tau apa yang aku fikirkan, dengan lembut tangannya mengusap rambutku sambil mengecup berkata " cukup hari saja ndel, pliss jangan sewot.. Plissa jangan marah yach??? Aku serius pengen lebih dekat sama kamu".
Entah kenapa aku tidak bisa meronta, berontak ataupun melawan perkataan lembutnya, semakin aku melawan mas roni membalas dengan perkataan lbut dan belaian mesranya sampai aku lupa kalo si gio anak lanangku ( bukan nama asli toleku) datang meminta untuk di temani liat si Tayo film kesukaannya
"Nda iyat ayo nda (nda liat tayo nda)" pinta gio. Belum sempat aku jawab, entah apa yang mas roni fikirkan tiba2 gio di gendong di ajak main sambil liat tayo, tapi untunglah aku semakin bisa cepet memasakku yang daritadi tertunda oleh rayuan gombal mas roni.
37 menit kemudian...
"Mas roni, ayuk sarapan udah hampir jam 9 loh??? Daritadi bertamu belum sarapan kan???" nadaku sekarang agak merendah karena luluh liat mas roni cocok main sama gio. Padahal sebelum nya mas roni juga belum pernah main sama gio, sering bertamu itupun gio pas gak ada di rumah, tapi entah kenapa seperti gio cocok main sama mas roni,
Sambil sibuk mas roni jawab dengan sekenanya "ngga dulu ndel, tadi subuh uda sarapan kok,,, cuma yang belum sarapan bibir kamu.." dengan masih sibuk bermain sama gio.
"Ojok kumat maneh mas... Andai gio uda besar apa masih berani sampean bilang gt??? Sambil membereskan mainan gio yg berserakan.
" kenapa kamu sepertinya sewot mulu ma aku seh ndel??? Apa salah aku menaruh rasa sama kamu?? Kamu adek iparku pun apa masalahnya??? Toh tak ada hubungan darah juga??" sekarang mas roni jawabnya dengan nada yang agak serius dan tegas.
Tapi entah kenapa jika mas roni agak marah seperti itu aku seperti merasa bersalah?? Padahal aku menjaga jarak agar hubungan ini tidak semakin terlalu jauh. Tapi bagi mas roni spertinya menyepelekan norma norma silsilah.
Selesai merapikan mainan gio akupun beranjak Untuk bersiap2 mandi, aku berlalu meninggalkan gio dan mas roni menuju kamarku sambil berpamitan "aku mandi dulu mas".
" iya nanti aku susul" candanya.
Aku jawab "terserah lah" sambil aku berlalu, capek juga meladeni orang macam ma roni.
10 menitan Sesudah mandi seperti kebiasaanku, memakai handuk dari kamar mandi ke kamar, waktu mau memakai baju tiba tiba mas roni masuk nyelonong aja di kamarku sambil peluk dari belakang, menekan dadaku sambil membisikkan "aku semakin gak tahan liat kamu ndel!! Swer kamu semakin dewasa semakin menarik buat aku"
Aku berusaha berontak setengah teriak "apa..mmphh " ( dibekap mulutku dngan tangannya dari belakang)
"Sssttt... Gio lagi tidur, maaf aku seperti ini, semakin kamu teriak semakin aku erat pegang kamu" bisik mas roni ditelingaku dibarengi cium leherku.
Rasanya pengen teriak aja hati ini, mas roni yang aku kenal seperti ada yang merasuki, ini bukan mas roni seperti bukan!!! Batinku bergejolak, pengen rasanya berontak,teriak dan tampar mas roni tapi apa dayaku,
Tanpa sengaja air mataku mengalir begitu saja dengan masih di bekap mas roni menciumi punggung leherku. "Kenapa menangis ndel?? Maafin aku..."