Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ini kisahku... Kisah terlarangku

Bimabet
"Kenapa sampean larang mba putri??? Sini aku tlp" sambil aku menyahut hp yang ada di saku celananya. Lalu dengan sigap tanganku di pegangnya dan di arahkan di samping saku celana mas roni
Reflek aku berontak,tangan mas roni aku tarik dengan tangan kiriku sambil agak marah "jangan gila mas ron!! Lama lama aku merasa gak nyaman dengan kedanganmu hari ini". Tapi rupanya mas roni seperti tau apa yang aku fikirkan, dengan lembut tangannya mengusap rambutku sambil mengecup berkata " cukup hari saja ndel, pliss jangan sewot.. Plissa jangan marah yach??? Aku serius pengen lebih dekat sama kamu".
Entah kenapa aku tidak bisa meronta, berontak ataupun melawan perkataan lembutnya, semakin aku melawan mas roni membalas dengan perkataan lbut dan belaian mesranya sampai aku lupa kalo si gio anak lanangku ( bukan nama asli toleku) datang meminta untuk di temani liat si Tayo film kesukaannya
"Nda iyat ayo nda (nda liat tayo nda)" pinta gio. Belum sempat aku jawab, entah apa yang mas roni fikirkan tiba2 gio di gendong di ajak main sambil liat tayo, tapi untunglah aku semakin bisa cepet memasakku yang daritadi tertunda oleh rayuan gombal mas roni.



37 menit kemudian...

"Mas roni, ayuk sarapan udah hampir jam 9 loh??? Daritadi bertamu belum sarapan kan???" nadaku sekarang agak merendah karena luluh liat mas roni cocok main sama gio. Padahal sebelum nya mas roni juga belum pernah main sama gio, sering bertamu itupun gio pas gak ada di rumah, tapi entah kenapa seperti gio cocok main sama mas roni,
Sambil sibuk mas roni jawab dengan sekenanya "ngga dulu ndel, tadi subuh uda sarapan kok,,, cuma yang belum sarapan bibir kamu.." dengan masih sibuk bermain sama gio.
"Ojok kumat maneh mas... Andai gio uda besar apa masih berani sampean bilang gt??? Sambil membereskan mainan gio yg berserakan.
" kenapa kamu sepertinya sewot mulu ma aku seh ndel??? Apa salah aku menaruh rasa sama kamu?? Kamu adek iparku pun apa masalahnya??? Toh tak ada hubungan darah juga??" sekarang mas roni jawabnya dengan nada yang agak serius dan tegas.
Tapi entah kenapa jika mas roni agak marah seperti itu aku seperti merasa bersalah?? Padahal aku menjaga jarak agar hubungan ini tidak semakin terlalu jauh. Tapi bagi mas roni spertinya menyepelekan norma norma silsilah.
Selesai merapikan mainan gio akupun beranjak Untuk bersiap2 mandi, aku berlalu meninggalkan gio dan mas roni menuju kamarku sambil berpamitan "aku mandi dulu mas".
" iya nanti aku susul" candanya.
Aku jawab "terserah lah" sambil aku berlalu, capek juga meladeni orang macam ma roni.
10 menitan Sesudah mandi seperti kebiasaanku, memakai handuk dari kamar mandi ke kamar, waktu mau memakai baju tiba tiba mas roni masuk nyelonong aja di kamarku sambil peluk dari belakang, menekan dadaku sambil membisikkan "aku semakin gak tahan liat kamu ndel!! Swer kamu semakin dewasa semakin menarik buat aku"
Aku berusaha berontak setengah teriak "apa..mmphh " ( dibekap mulutku dngan tangannya dari belakang)
"Sssttt... Gio lagi tidur, maaf aku seperti ini, semakin kamu teriak semakin aku erat pegang kamu" bisik mas roni ditelingaku dibarengi cium leherku.
Rasanya pengen teriak aja hati ini, mas roni yang aku kenal seperti ada yang merasuki, ini bukan mas roni seperti bukan!!! Batinku bergejolak, pengen rasanya berontak,teriak dan tampar mas roni tapi apa dayaku,

Tanpa sengaja air mataku mengalir begitu saja dengan masih di bekap mas roni menciumi punggung leherku. "Kenapa menangis ndel?? Maafin aku..."


 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
"Maafin aku ya ndel, perasaan ingin merasakan tubuhmu lebih besar, maafin mas, mas gak bisa menahan diri lagi" sembari tangan mas roni membuka handuk yang membungkus tubuhku dari tadi.
Aku tak kuasa berontak, aku tak kuasa menolak, tangan mas roni terlalu kuat untuk aku berontak. "Oh Tuhan... Apa yang harus aku lakukan..." Terus ku membatin
"Apa ini...??? Tidak.... Tidak..." dengan sngaja mas roni memasukkan telunjuk di dalam kemaluanku tapi aku tak kuasa teriak, mas roni terus saja mencium mulutku seperti pria yang kehausan seks, seperti pria yang... Oh tidak... Bagiku mas roni bukan lah pria tetapi seperti setan yang siap menerkam mangsanya... Aku tak kuasa menangis, menangis dan menangis.
Mas roni bukan nya merasa kasihan sama aku malah semakin ganas memainkan lidah nya di mulutku, "jangan berontak ya sayank... Ckup kamu diam maka semua akan baik baik saja!" dengan tetap tetap melanjutkan aktivitas bejatnya.

Jantungku berdetak kencang, mataku terpejam entah rasa apa yang aku rasakan, antara benci, marah, takut, nikmat, bimbang campur aduk jadi satu. "Apakah seperti inikah rasanya di perkosa???, seperti inikah rasanya bercinta atas dasar paksaan???" aku terus dan terus bertanya dalam hati, aku tidak menduga sama sekali pria yang 10 tahun yg lalu, yang ku kenal ketika kakak perempuanku merit sekarang berada seranjang dengan aku??, aku tidak menduga pria yang seranjang dengan aku yang dulunya sering dimintai ibuku untuk antar jemput ku sekolah sekarang melakukan hal yang tidak aku fikirkan sebelumnya.

Selang permainan brutal yang terjadi hanya sekitar 15 menitan saja buyar seketika saat gio teriak panggil namaku. "Nda.... Ndi...??Nda.....?? ( bunda...mana.. Bunda??)" teriak lembut gio. Tapi seakan mas roni tak menghiraukan, tetap saja melanjutkan permainannya.
"Mas...., plisss hentikan, gio bangun" bisikQ sambil agak marah. Mas roni menghentikan aksi bejatnya sambil tangan menutup mulutku dan tangan satunya mengusap rambutku seraya berkata "ndel, km janji dl kalo ini harus tetap dilanjutkan,gmn??" dengan nada sedikit mengancam. Dengan terpaksa aku mengangguk seakan aku tidak ada pilihan lain selain mengiyakan permintaannya.
Dengan cepat mas roni merapikan baju dan rambutnya lalu keluar dari kamarku, kedengaran dari kejauhan mas roni menjawab pertanyaan gio "bunda lagi mandi le... Bentar lagi selesai kok, gio jangan nangis yach" jawab lembut mas roni ke gio.
Pinter sekali kamu mas mengambil hati gio begitu aja, tapi jangan harap kamu bs mengambil hatiku mas,,, tidak akan pernah gumamku.

Selesai berias aku gio dan mas roni bersiap siap berangkat untuk mencari bahan yg sudah aku buatkan list semalam buat mbak putri istri mas gio, naik motor aku di bonceng belakang, sedangkan gio duduk di depan. Selama motor melaju si gio sedang asyik ngbrol sama mas roni, seperti bukan pakdhe sama ponakan, lebih seperti bapak sama anak saja fikirku. Saking asyiknya ngbrol aku seperti obat nyamuk yang tidak di perhatikan, tapi anehnya disela sela asyikan mengobrol sama gio, tangan mas roni menarik tanganku ke perut mas roni seakan mengisyaratkan kalau aku di suruh pegangan yang erat. "Pegangan yach bund, nanti jatoh" sambil menengok kearahku. "Jangan panggil aku bunda mas, ckup hubi dan gio aja yg halal panggil aku bunda" jawabku ketus.
"Terserah...!!" sambil mas roni memalingkan wajahnya dan fokus kejalan.
Tak terasa sampai juga aku ke tempat peralatan jahit menjahit di tengah ibu kota surabaya, aku menggandeng gio sedangkan mas roni memakirkan motornya sambil menyusul dari belakang.
"Tolong, gio sampean jaga mas" pintaku, "aku belanja bahan dl buat mba putri".
" iya bunda.." sahutnya
"Hhmmm................" agak melotot ke arah mas roni
"Iya iya aku dilarang panggil bunda" ujar mas roni sambil menggendong gio.
Setelah aku belanja perlengkapan yang aku butuhkan saatnya aku ke kasir untuk bayar, tapi aku clingak clinguk kemana nich perginya gio sama mas roni???
Yaudah lah aku bayarin aja dl nanti struk aku kasih tunjuk aja ke mbak putri biar di ganti, toh kalo sama mas roni ribet urusannya.
Sesudah bayar di kasir aku lanjutkan cari mereka berdua. Ternyata mereka berdua asyik makan bakso bener2 seperti bapak sama anak, salut aku sama mas roni.
Dibalik sifat bejatnya ternyata terselip cinta buat gio, terselip tulus kasih sayangnya buat gio.. "Hmmm ah tidak, aku tidak boleh terpesona gara2 mas roni pinter ambil hati gio" gumamku. Bagiku mas roni tetaplah pria bejat yang aku kenal, mas roni tetap lah pria munafik yang bertopeng kesopanan di depan hubi dan keluarga.
"Sini Makan sekalian yuk ndel" ujar mas roni sambil menepuk kursi panjang yang kosong.
"Enggak mas makasi, ayuk segera udahan kasihan mb putri pasti nunggu aku" pintaku.
Sambil mengoper gio ke aku mas roni beranjak dari kursinya " aku bayar dlu ya ndel, jaga gio dl".
"Gak kamu suruhpun aku pasti jaga gio lah, orang gio kan anakku" gumam sambil gerundel.
Sesudah aku rapikan baju dan mulut gio, mas roni mengajak pergi untuk melanjutkan ke rumah nya.
Selama di perjalanan kali ini mas roni tak berkata2 sepatah katapun, si gio yang kekenyangan tidur di pangkuanku, mas roni tanpa disuruhpun melajukan motornya pelan pelan dengan hati hati, tapi entah kenapa semakin aku membenci mas roni semakin teringat bayangan aksi bejat pagi tadi diranjangku. "Tidak ...tidak harus segera lupakan, harus segera di hentikan sebelum semuanya ketahuan" aku bicara dalam hati yang gak henti hentinya aku bertanya dengan aku jawab jawab sendiri.

Akhir nya sampai juga aku di rumah nya mas roni, tapi aku liat suasana rumahnya lebih asri dari sebelumnya ku kesini dulu. Tata an ruang tamupun lebih rapi dan bagus.
"Dek... Itu si mala ( biasa mba putri panggil aku mala) datang" teriak lembut mas roni sambil mencari cari keberadaan mba putri.
"Iya mas, aku di kamar" jawab mba putri.
Segera mas roni menghampiri mba putri dari kamar mnuju ruang tamu, mba putri di tuntun, tubuhnya semakin kurus, matanya semakin cekung dan badannya sperti tak terurus. Aku kaget liat kondisi mba putri yang dulunya pegawai baju baju modis di mall ternama di surabaya, sekarang kenapa bisa seperti ini???
"Kenapa la??? Kaget liat mbak...? Jawab mba putri seperti tau apa yang aku pikirkan.
" i...i...iya mbak!"jawabku sambil mendekati mbak putri
"Mbak putri kenapa??? Mbak sakit apa??? Kok bisa seperti ini??? Kenapa mbak gak bilang kalau mbak sakit????" tanyaku sambil menangis.
"Udah jangan nangis, mbak gak kenapa kenapa ko, cuma kena ginjal aja" lirih nya lembut.
"Nanti ada d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) ginjal mbak pasti sehat lagi kok, oia uda bawa perlengkapan pesenan mbak??? Tanya mba putri
" i..i...iya mba, udah aku belikan semua, nanti pelan2 mala ajarin mbak sampai bisa kok, tenang aja" sambil menyemangati mba putri

Aku tak menyangka mba putri terkena sakit seperti ini masih bisa tersenyum, masih punya semngat untuk belajar menjahit, disamping itu aku liat gio sedang asyik nonton dvd tayo sama mas roni.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd