Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG ISTRI-ISTRI BERHIJAB BINAL

Status
Please reply by conversation.
Siap di tunggu suhu . Fav banget sama dia soal nya wkwkwmwm
 
Beberapa bagian sangat mirip tukang yang menukangi

“Enak ya Dek??” Tanya Mang Dedi pelan. Suaranya terdengar begitu memabukkan, membuatku semakin bernafsu oleh kegiatannya yang menyodomi pantatku dengan jari-jarinya. “Lebih enakan mana?? Di pantat atau di memek??” sambungnya kembali bertanya.
Dalam hati aku cukup kebingungan dengan pertanyaan Mang Dedi tersebut. Entah apa maksudnya membanding-bandingkan dua hal yang menurutku sama sekali tidak berkaitan. Aku memang menikmati ketika vaginaku di mainkan dan disodok olehnya, namun kenikmatan tersebut tidak bisa dibandingkan dengan saat dia memainkan anusku. Bahkan rasa orgasmeku yang beberapa kali membayang terpaksa harus gagal menemui puncaknya karena rasa sakit yang mendera bagian pantatku.
“Masshhh.. udah jangan di situ lagi!!” rengekku manja pada Mang Dedi.
Namun Mang Dedi tidak mendengarkanku, “Jawab dulu!! Di pantat apa di memek??” tanyanya meminta jawaban.
“Di memek Mass!! Oooouugghhh….., di memeeekkk”
Urat maluku mendadak putus begitu saja. Aku tidak peduli bagaimana mulut seorang perempuan baik-baik sepertiku mengeluarkan kata-kata yang begitu tak senonoh di dengar oleh orang lain. Yang kutahu adalah aku terlalu bergairah akibat perbuatan Mang Dedi dan aku harus menuntaskannya.
“Hehehe. Kamu yang minta loh ya..” ujar Mang Dedi menjawab.
Dengan cepat, Mang Dedi lalu menarik pinggangku yang tengah berdiri menungging tadi kearahnya tubuhnya. Lalu kemudian dia menuntunku kembali telentang diatas kasur dengan posisi mengangkang begitu lebar.
Kuperhatikan tanpa sadar kalau Mang Dedi telah bertelanjang bulat dihadapanku dengan penisnya yang sudah menegang begitu maksimal. Aku bahkan tidak tau sejak kapan dia melepas celananya itu.
“Mau dijilat apa dimasukin kontol??” sambungnya bertanya sambil tersenyum menatapku.
Amat malu-malu aku menggigit bibir bawahku, “Dimasukin” jawabku pelan.
“Dimasukin apaan Dek??” tanyanya menggoda.
Lagi-lagi dengan tanpa malu aku memonyongkan bibirku, “Sa—sama kontol” balasku berterus terang. Vaginaku berdenyut-denyut hebat saat aku mengucapkan kata-kata kotor itu.
Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu. Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkannya segera.
“Tapi ada syaratnya dulu” ucap Mang Dedi menyeringai.
“Syarat apaa??” tanyaku penasaran.
Mang Dedi lalu beranjak mendekati tubuhku yang mengangkang tersebut dan memposisikan badannya diantara selangkanganku. “Aku mau masukin ke lubang ini” ucapnya mengarahkan kepala penisnya menggesek lubang anusku.
Seketika aku langsung merinding ketakutan membayangkan bagaimana benda sebesar penis Mang Dedi tersebut dapat muat di lubang pantatku. Terlebih lagi, aku bahkan tidak habis pikir kenapa dia harus memasukkannya di lubang pembuanganku sedangkan di vagina saja sudah terasa begitu enak.
“Mas jangan mengada-ngada deh” ucapku menggeleng memprotesnya.
Namun Mang Dedi hanya tersenyum, “Hehehe.. emangnya kenapa Dek??” tanyanya semakin gencar mengeluskan kepala penisnya ke lubang anusku.
“Jorok ih Mas!! Masukin kesini aja” pintaku manja mencoba menggapai dan memegang batang penisnya.

....

Aku mencoba meraih tubuh Mang Dedi untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritis, aku berhasil memeluknya dengan erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua kakiku mengalung di pinggangnya dan menarik kuat-kuat.
”Keeellluaar Mashhhhhhhhhhh…..,” teriakku mengejang.
Kurasakan tubuhku menggeletar dengan gerakan yang tak bisa aku kontrol, semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku membasahi batang penis Mang Dedi yang semakin lancar keluar masuk membelah vaginaku yang terasa begitu ngilu.
Aku kehabisan tenaga tak bisa bergerak seperti tulangku terlolosi dari badan. Begitu lemas dan pasrah saat Mang Dedi tiba-tiba saja membalikkan tubuhku tanpa mencabut batang penisnya dari vaginaku.
Dalam kepasrahanku itu, Mang Dedi mengambil beberapa bantal yang ada di sampingnya untuk mengganjal selangkanganku. Membuat posisiku menjadi setengah menungging dengan badan dan wajah yang terkapar lemas diatas kasur.
Mang Dedi memelukku dari belakang, langsung saja melarikan tangannya menjamahi tubuhku yang masih ditutupi oleh gamisku. Dadaku di belai-belai dan di remasnya dari luar. Leherku yang di tutupi hijab juga tak luput di cium dan sesekali digigitnya dengan pelan. Membuatku agaknya menggeliat kegelian dalam nafsu yang mulai kembali muncul.
Aku memejamkan mata tak bisa memprotes saat merasakan Mang Dedi tiba-tiba membasahi liang anusku dengan cairan lendir yang meleleh begitu banyak dari dalam vaginaku. Begitu cepatnya Mang Dedi bergerak hingga tak sadar aku merasakan dia mencabut penisnya dari dalam vaginaku.
Tiba-tiba saja, kepala penisnya yang keras dan kenyal itu terasa di tusukkannya ke dalam lubang anusku. Kesadaranku saat itu belum sepenuhnya pulih sehingga aku hanya bisa menggerakkan sedikit pantatku menjauh dari batang penis Mang Dedi.
“Mashh.., jaa—jangan dimasukkin!!” pintaku dengan suara yang parau.
Nampaknya Mang Dedi tidak mengindahkan seruanku, Anusku yang masih perawan itu dipaksa untuk melebar selebar-lebanya dengan kedua tangannya. Aku merasa penuh sekali. penisnya itu berdenyut-denyut mulai masuk, seolah hidup, dan menyebarkan kehangatan. Aku pun menjerit sampai akhirnya kusadari aku menangis terisak-isak karena rasa sakit yang kuterima begitu hebatnya.
“Hoooohh… sakiiittt Mass….., caa---cabutt…,, sakitt… arrggggh”
Beberapa kali aku berusaha menghindarkan diri dari hajaran batang penis Mang Dedi yang rasanya sudah tertancap sedikit di pintu anusku. Namun karena dia menahan pinggulku kuat-kuat, akupun tidak bisa kabur dengan tenaga yang masih sangat lemah ini.
Disela-sela tusukannya tersebut, Mang Dedi berbisik di telingaku, “Jangan tegang Dek Liya, lemaskan pantatmu sedikit!” perintah Mang Dedi sambil merenggangkan daging pantatku.
Aku berusaha menuruti perintahnya. Setelah aku melemaskan sedikit ototku, terasa rasa sakit itu benar-benar sedikit berkurang. Namun masih saja terasa amat perih karena lubangnya begitu sempit tak pernah dimasuki oleh benda apaapun sebelumnya.
“Masshh. Sakittt…,,” Aku terus memohon untuk berhenti, namun Mang Dedi masih saja terus acuh.
Dengan menggigit bibir aku berusaha menahan sakit sementara Mang Dedi terus menggerakkan penisnya masuk melalui lubang anusku. Mang Dedi terus menerus mengambil cairan vaginaku untuk melumasi lubang anusku yang mulai terbiasa dengan masuknya penis besar itu ke dalamnya.
Tanpa kekuatan untuk menguasai diri sendiri dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, aku mencoba pasrah dan menyerah pada gairah seksual yang semakin menguasai tubuh dan perasaanku. Aku mulai bergerak mengikuti instruksi Mang Dedi agar sedikit melonggarkan otot anusku dalam tarikan nafas yang begitu pelan.
Lama-kelamaan rasa sakitku mulai pudar berganti menjadi rasa nikmat yang bisa dibilang aneh, karena berbeda dengan kenikmatan yang aku peroleh melalui lubang vagina, rasa perih dan enak bercampur ketika lubang anusku ditembusi oleh penis Mang Dedi.
Meskipun baru pertama kali Aku dimasuki di bagian pantat seperti ini, anehnya Aku dapat menyesuaikan diri dengan begitu cepatnya.
“Masshhh….., pelaninn dikitt!!!” pintaku yang sudah tak menolak tapi memintanya menyesuaikan.
Lubang anusku tidak lagi menegang sekuat tadi sehingga mempermudah penetrasi penis Mang Dedi yang luar biasa besar itu. Aku sendiri heran kenapa Aku dapat mengontrol otot anusku sebegitu baik, padahal Aku tak berpengalaman sama sekali.
Yup, bahkan typo nya pun belum dihapus. Ada 2x pengucapan kata mang dedi hahhaa
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd