seketika itu aku bingung juga harus membalas apa. Apa aku harus bilang sama indra kalau sebenarnya suamiku tau dengan apa yang aku lakukan. Ketika sudah selesai mengetik menceritakan kebenaran yang sebenarnya dan hendak mengirimnya. Namun aku urungkan. “ nggak kok ndra. Suamiku nggak marah. Dia ngga tau. Aman. Tenang aja” sambil menambahkan emotikon senyum. Tidak membutuhkan waktu lama indra membalas pesanku. “ syukurlah kalau begitu. Aku jadi lega.”. mala mini hamper sampai tengah malam aku berbalas kata dengan indra melalui ponsel. Dia menceritakan banyak hal. Dari kehidupannya, masalah percintaannya. Dan yang paling penting dalah. Dia mengungkapkan cintanya kepadaku. Dia mau menjadi yang kedua dari suamiku. Namun aku masih belum berani memberikan jawaban.
Bahkan sepertinya aku juga memiliki sedikit rasa juga kepada indra. Namun entahlahh. Rasa nyaman dan kagum hamper tidak bisa dibedakan. Bahkan kejadian yang kemarin dengan indra saja aku belum menceritakan kepada suamiku.
Tidak terasa hari hariku sudah berlalu menjadi minggu. Sudah dua minggu lebih aku berhubungan dengan indra. Yah walaupun hanya melalui media. Tanpa tatap muka. Namun itu bisa membuatku senang. Apalagi pujian pujian dari indra yang terus mengatakan kalau aku cantik menggunakan baju baju yang sexy. Tidak menggukan hijabnya. Jadi terlihat lebih muda dan modis. Hal itu membuatku semakin percaya diri dan nyaman dengan penampilanku yang sekarang. Namun aku masih mengenakannya didalam rumah saja. Sesekali berpakaian sexy Ketika keluar kota. Karena masih takut kalau dilihat orang yang kenal.
Pagi harinya Ketika selesai mandi. “ sayang. Coba kalau kamu kerja pakaiannya kaya gini. Pasti banyak banget yang sange liat kamu. “ ucapnya sambil cengengesan dan menunjukan foto kepadaku.
mulustrasi baju
“idih apaan si. Ngga mau aku kalau nggak pakai hijab pas kerja. Apa kata temen temen kantor nanti. Tiba tiba kok ngga pakai hijab gitu” ucapku sambil menggerutu. “ haha. Ya jangan sambil cemberut gitu dong sayang. Nanti cantiknya hilang gimana coba. “ jawab suamiku. “ kalau begitu gimana kalau kaya gini?” sambungnya sambil menggeser galeri foto yang ada diponselnya.
mulustrasi baju
“ mau ya sayang. Nanti aku anterin deh kepenjahit buat ngecilin baju kamu. Ya yay a sayang. “ ucapnya sambil wajahnya memelas. “ iya sayaang. Gampang. Udah ah aku jadi ngga selesai selesai nanti ganti bajunya. Apalagi masih harus make up. Pakai krim ini krim itu. Ah. “ ucapku menjelaskan. “ makasih sayang. “ sambil memeluku dari belakang dan mencium pipiku. “ udah sana keluar.. ganggu aja ih.” Gerutuku. “ iyaaa iyaa. Aku mau buat kopi dulu ah” jawabnya sambil melangkah keluar kamar.
Saat ini aku masih telanjang bulat dengan rambut yang masih basah, dan payudaraku yang rasanya semakin mengembang. Pantatku juga rasanya semakin semok. Ketika hendak memakai celana dalam,” kayaknya kamu bagus kalau nggek pakai cd sama bh. Coba deh yang.” Ucap suamiku tiba tiba sudah berada dikamar lagi. “ ih ngga mau ah. Aku emang udah biasa dirumah. Tapi kalau kekantor kayanya ngga deh “ ucapku. “ hemm. Yaudahlah.” Ucapnya kesal. Sambil melangkah keluar kamar lagi.
Sebenarnya aku pernah kekantor tanpa bh sama cd tapi itupun tidak sengaja kejadiannya. Setengah jam lebih aku bermakeup ria. Dengan liptin yang pink membuat lebih segar dan fresh.
Dikantor. Setelah selesai entri data pekerjaan untuk gaji ASN dan Non ASN aku meminta tanda tangan ke ruangan kepala dinas. “ permisi pak. Mau minta tanda tangan untuk honor ASN dan NonASN pak. “ ucapku sambil melangkah mendekati meja pak Amin. “ oh iya na, silahkan duduk. “ ucapnya. Sambil tangannya masih memainkan ponselnya. Baru saja duduk. Pak amin berkata lagi. “ rasanya kamu makin kesini semakin cantik saja na.” “ terimakasih pak. Tapi rasanya biasa saja pak. “ jawabku dengan malu malu. “ biasanya kamu juga tidak pernah make up. Pakai liptin gitu. Sekarang kan kamu make up kan?” tanyanya kepadaku. Aku yang merasa malu hanya mengangguk saja.
“ sudah sudah. Mana yang harus saya tanda tangani.?” Ucap pak amin. Kemudian aku menyodorkan stopmap berwarna biru. Selesai tanda tangan, aku ijin keluar Kembali keruanganku. Namun Ketika hendak melangkah keluar. Tanganku di tahan olehnya. “ sebentar na. “ ucapnya sambil memegang tanganku. Aku yang bingung tidak langsung menarik tanganku. Melainkan hanya memandangi tanganku yang dipegang oleh pak amin.
“ oh maaf na. “ sambil melepas tanganku. “ lusa saya ada perjalanan dinas keluar kota. Untuk pengenalan dan workshop aplikasi baru dinas kita.. dan saya rasa yang mumpuni itu kamu untuk ikut workshop tersebut. Bahkan disini yang menjadi tanggung jawab kegiatan tersebut kan kamu. Jadi kamu harus ikut.”jelasnya. “ baik pak. Insyaallah saya siap.” Jawabku. “ kalau sudah tidak ada yang dibicarakan lagi. Saya ijin Kembali pak.” Sambungku lagi.
Sore harinya selepas pekerjaan kantor yang melelahkan. Aku pulang kerumah dengan wajah kusut. Memikirkan perjalan dinas keluar kota. Sampainya dirumah aku membuka pintu, terlihat suamiku berada diruang tamu sambil memainkan laptopnya. “ eh sayang udah pulang. Capek ya?” tanya suamiku. “ hufft. Capekk kesel. “ jawabku sambil merebahkan tubuhku disofa ruang tamu. “ duh duhh kasiaaan istri sayang. Sini sini” suamiku memelukku dan mencium keningku dan membelai rambutku.
“ eh yang gimana sama indra? Waktu kamu jalan aja kamu belum cerita sayang. “
Tanya suamiku. Deggg.. aku bingung untuk menjawab.” Gimana sayaang. Certain dong. Kamu beli baju banyak. Perawatan. Pasti keluar banyak uang ya indra.?” Sambungnya karena aku tak kunjung menjawab pertanyaanya. “ iya sayang aku certain. Tapi jangan marah yaa.” Jawabku. “ masa sama istri yang sexy gini marah. Nggak dong. “.. benerya jangan marah. “ tegasku lagi.
“ aku sama indra kan waktu itu belanja. Dia beliin semua belanjaan yang aku bawa itu. Pertama dia beliin aku baju sama celana,rok mini gitu. Katanya aku tambah cantik kalau pakai pakaian yang sexy. Bahkan kaya anak sma. Terus pas udah beli baju dia juga menyarankan aku untuk perawatan. Aku udah menolak.tapi dia memaksa. Yaudah akhirnya aku perawatan wajah. Dan itu mahal banget sayang. Kamu ga bakalan mampu.hahaa” jelasku sambil tertawa. “kok gitu kamu?” jawabnya sambil cemberut. “ haha bercanda sayang… mau dilanjut nggak ceritanya?” ucapku. “lanjut dong sayaang. Heheh”
“ nah setelah perawatan kan udah hampir malam tu. Pas udah keluar dia juga bilang katanya kalau rambutnya diwarna yang kekinian juga bagus. Akhirny aku juga mengganti warna rambutku juga mengikuti kemauan indra. Nah pas udah malem kan selesai. Terus aku telp kamu kan. Katanya kamu nginep. Akhirnya aku lanjut jalan kan. Terus karena udah malem kamu nginep. Aku nggak pulang. Aku nginep diapartemen indra. Terus. Maaf ya sayang. Kamu jangan marah. Aku juga main sama indra. Jangan marah ya sayang. Plissss.” Jelasku.
Seperti ada rasa cemburu diraut wajah suamiku. “ nggak. Aku nggak marahh. Terus gimana?. Tapi kamu berangkat kerja kan?” jawabnya pelan. “ aku nggak kerja pas hari senin. Padahal akua da rapat. Jadi gini yang kenapa aku nggak kerja. Nah malam itukan aku ngento sama indra hampir sampai pagi. Nah aku bangun tu udah siang. Aku udah mandi padahal. Tapi aku baru inget kalau aku nggak dirumah. Nggak ada seragam kerja. Terus masih diluar kota. Akhirnya aku mageran aja diapartemen. Dan indra juga pas aku bangun sudah tidak ada diapartemen. Dia ada urusan katanya. Kamu juga aku kasih kabar katanya belum kelar kerjaannya kan. Yaudah aku diapartemen. Aku pakai pakaian yang indra kasih. Sampai indra pulang.”
Selepas aku ceritakan kejadiannya dengan suamiku. Dia menciumku dengan sangat panas,. Ketika aku pegang kotolnya. Seperti tegang maksimal. “ idih.. istrinya dientot orang. Bukannya marah malah ngaceng gini..” ucapku sambil meremas kontolnya. “ kamu udah main dibelakang ya. Nakal ya.. sini memek kamu harus dihukum. “ ucap suamiku.