Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Istri Solehah

PART 4

Sekitar jam 4 pagi nia terbangun dari tidurnya. Nia selalu bangun pagi sebelum adzan subuh untuk persiapan sholat shubuh. Stelah keluar kamar nia menuju kamar ayahnya untuk membangunkan ayahnya. Hal ini dia lakukan tiap hari. Nia mengetok-ketok kamar dan memanggil ayahnya tapi tidak ada tanggapan. Nia pun memutuskan untuk masuk kamar ayahnya. Saat membuka pintu dan masuk kedalam kamar nia terkejut melihat sang ayahnya. Ayahnya tertidur dengan tanpa celana ataupun sarung. Sehingga terlihatlah penisnya yang menjuntai, penis itu terlihat bewarna coklat dan cukup besar walaupun tidak sedang ereksi. Terkejut dan bingung nia pun memutuskan untuk tidak jadi membangunkan ayahnya lalu keluar kamar ayahnya.

Beberapa saat kemudian

"Nia.. Pagi ini Nia.. Kenapa tidak membangunkan ayah tadi?" sapa ayah Nia saat putrinya baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi saat adzan subuh pagi itu.

"Ma..maaf ayah, Nia cuma gak mau ganggu tidur ayah kok.. Ayah..mau mandi? Silahkan ayah.." kata Nia sambil cepat-cepat masuk ke kamar tidurnya. Tatapan mata sang ayah terhadap sekujur tubuh perawannya yang Cuma memakai kemben benar-benar membuat Nia merasa gugup, malu, dan takut.

Usai Sholat Subuh, Nia langsung menyiapkan sarapan untuk ayahnya. Dalam benaknya, ia masih membayangkan kejadian di mana ia melihat penis ayahnya tadi pagi saat ayahnya tidur. Dia sangat berharap ayahnya tidak mengetahuinya dan sejak saat itu dia berharap hal itu segera hilang dari pikirannya.

Setelah sarapan untuk ayahnya disiapkan, dia memanggil ayahnya untuk sarapan. Lalu Nia mengambil beberapa baju kotornya untuk dicuci pagi itu. Pakaian dalam dan bra yang dibiarkan tergantung di dinding kamar mandi saat mandi langsung disatukan dengan pakaian kotor tersebut.
"Hmm.. cairan apa ini?" Bisik hati Nia saat menyadari celana dalam dan bra yang tertinggal di kamar mandi saat mandi menjelang subuh terdapat cairan kental berwarna putih yang keluar seolah masih baru.

Bau menyengat dari cairan itu dihirupnya, dan bau itu sangat aneh dan asing baginya. Dia tidak begitu mengerti apa cairan itu. Karena tak mau dipikir-pikir, celana dalam itu kemudian dimasukkannya ke dalam ember cucian untuk dicuci bersama pakaian kotornya yang lain. Sementara ember cucian sudah terisi air, Nia langsung pergi ke kamar ayahnya untuk mengambil baju kotor ayahnya untuk dicuci sekaligus.

Sudah menjadi rutinitasnya, setiap dua atau tiga hari dia pasti akan melakukan pekerjaan mencuci seperti itu. Jam menunjukkan pukul 8 pagi, dan ayahnya tidak terlihat di mana pun. Mungkin ayahnya sedang keluar. Seperti biasa, saat berada di rumah Nia, dia akan selalu setia dengan jilbabnya.

Meski tidak wajib menutupi auratnya saat bersama ayahnya di rumah, namun dengan kondisi fisik payudaranya yang begitu besar hingga terekspos, pasti sedikit memalukan baginya untuk berhadapan dengan ayahnya. Ia sendiri tidak mengerti mengapa payudaranya menjadi begitu besar, yang terkadang membuatnya malu karena sering menjadi objek tatapan pria, termasuk ayahnya.

Pagi ini, selain mengenakan hijab panjang, ia hanya gamis tipis di rumah. Karena cuaca cukup panas dia lebih nyaman tidak memakai bra. Dia tidak menyadari bahwa penonjolan putingnya tercetak jelas di balik julbabnya karena payudaranya cukup kencang, padat, besar dan tegang.

Kebetulan hari ini dia sedang dalam masa suburnya, sehingga rasa gairah yang menyelimuti tubuh perawannya pagi ini sedikit berlebihan. Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak memikirkan hal-hal yang berbau seks, padahal nafsunya sangat mendesak dan begitu menggoda iman muslimnya. Entah kenapa, dia mulai mengingat situs porno ayahnya yang tak sengaja dilihatnya tadi malam.

Hatinya berbisik dan menggodanya untuk menyaksikan aksi dari situs video porno itu. Tetapi imannya masih bisa menahan dia untuk melakukannya. Semakin dia membayangkan, semakin nafsu perawannya melonjak. Seketika pikirannya membayangkan wujud nyata penis pria dewasa, yang belum pernah dilihatnya sebelumnya sampai tadi pagi tak sengaja dia melihat penis ayahnya. Adegan seks yang menggembirakan dan tindakan pornografi terus mengalir ke dalam pikirannya.

Dengan sedikit sisa keyakinan yang masih ia miliki, ia tak henti-hentinya meminta maaf berulang kali ketika ia hampir menyerah pada godaan sensualitasnya sendiri. Sebagai seorang Wanita solehah , ia harus tahu bahwa itu adalah dosa dan tidak manis bagi seorang wanita Muslim untuk memikirkan hal-hal yang tabu tentang seks, apalagi membayangkan bentuk penis pria.

Segera ia pergi ke kamar tidurnya untuk menenangkan nafsu perawannya yang semakin membesar, agar mereda sejenak dan ia bisa berpikir rasional kembali. Tapi semakin dia menahan diri, semakin gairahnya tumbuh dan dia merasakannya memuncak di seluruh tubuh perawannya. Nia tidak tahu apa yang terjadi pada bagian sensitif tubuhnya, sangat sulit baginya untuk mengerti.

Dia merasa sangat tegang dan sangat bernafsu dengan tubuh telanjang seorang pria. Wajahnya benar-benar merah saat ia sedang sekarat menahan luapan nafsunya yang begitu terbuka. Sebagai gadis yang berstatus perawan seperti dirinya, ia sudah terbiasa mengalami masa subur seperti itu.

Ya, biasanya dia akan tertarik dengan apa yang dikatakan tentang seks dan juga tubuh laki-laki, namun biasanya hal tersebut akan mereda dan dapat diatasi dengan memikirkan hal lain. Tapi tidak untuk kali ini. Gambar aktris wanita yang menjilati penis pria dalam keadaan sangat nikmat seperti yang terlihat di layar komputernya tadi malam benar-benar mengguncang keyakinannya.

Dia belum pernah melihat adegan cabul seperti itu sepanjang hidupnya. Itu adalah pertama kalinya baginya. Dan pagi ini dia sangat bergairah. Rasanya seperti putingnya sekarang mulai menegang. vaginanya tiba-tiba diremas begitu kencang, menahan desakan gejolak sensualnya yang semakin intens. Dia mulai mengakui bahwa dia hampir menyerah pada godaannya sendiri. Nia tidak tahu berapa banyak air yang meluap dari liang surganya membanjiri pintu keperawanannya, dia hanya bisa menyerah dan melepaskannya.

Nia terbangun dari tidurnya ketika ayahnya membangunkannya di kamar tidurnya. Ia tak sadar sudah tertidur beberapa jam sejak tadi karena kelelahan melawan godaan nafsu tubuhnya yang menggelembung sejak tadi pagi. Kemudian dia segera bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Segera dia melihat area kemaluannya penuh dengan cairannya sendiri.

Dia masih merasakan nafsu berdenyut kuat di area kemaluannya. Saat ia hendak membasuh vaginanya yang masih perawan, ia menjerit kecil karena kenikmatan saat klitorisnya tanpa sengaja terkena semburan kuat dari air keran yang dipasangi selang. Ia terpaku sejenak dan rasanya begitu nikmat karena klitorisnya yang masih berdenyut dan tegang, masih berdenyut secara sensual.

Akibat kenikmatan yang timbul pada klitorisnya, ia mencoba menyemprotkan air keran sekuat mungkin agar tetap mengenai klitorisnya. Pinggulnya bergetar menahan kenikmatan yang begitu nikmat dan tiada tara. Baru sekarang dia menemukan cara yang enak untuk merangsang klitorisnya. Aksinya tanpa sadar sedang diawasi oleh ayahnya di balik lubang paku di dinding kamar mandi rumahnya.

Ayahnya yang mulai khawatir karena lama menunggu Nia di kamar mandi mendorongnya untuk mengintip. Jelas bahwa putrinya menikmati bermain dengan bagian selangkangannya sendiri. Sementara Nia sedang menikmati sesuatu yang baru di kelaminnya, ayahnya yang bersembunyi di balik pintu kamar mandi tergerak untuk melakukan onani pada penisnya.

Ia yang sudah lama memendam godaan pada tubuh putrinya tak mau melewatkan kesempatan itu. Sudah sekian lama nafsunya tertantang oleh kecantikan sepasang payudara kembar 38D milik putrinya. Ia sangat ingin menatap dan meremas kedua buah dada besar Nia, untuk meredakan gejolak sensual pada tubuh perawanan anaknya yang selama ini tersembunyi.

Tapi sekarang dia menikmati hadiah lain yang sama besarnya. Ia bisa melihat betapa montok dan menggoda putrinya yang kini asyik bermain-main dengan semprotan air keran di kamar mandi rumah mereka. Nia kini terlihat semakin tertantang dengan kelezatan yang ia rasakan di area kemaluannya. Nia tidak merasa khawatir karena tidak ada yang bisa melihat tubuh telanjangnya di kamar mandi. Ia tidak sadar sedang diawasi oleh ayahnya. Nafsunya tampaknya semakin besar dan bergairah. Melepas kerudungnya secepat mungkin, lalu rambut panjangnya yang indah tersingkap sebelum gamis tipisnya mendapat giliran yang sama.

Begitu kancing gamis bagian dada dibukanya, sepasang payudaranya begitu besar, mencuat dan benar-benar menantang. Begitu menggoda bagi pria manapun yang bisa melihatnya. Beruntung ayahnya adalah orang pertama yang melihatnya. Bentuknya bulat dan tegang serta dihiasi sepasang puting merah muda yang mencuat.

Tak lama kemudian, gamisnya dilepaskan semua. Hanya dengan satu usapan, Nia telanjang bulat di kamar mandi. Tubuhnya yang ramping dengan pinggul yang montok terlihat sangat cantik saat telanjang seperti itu. Sepasang payudara besar terlihat membengkak tegang, dihiasi sepasang puting merah muda yang indah.

Sedangkan bibir vaginanya yang mulus dihiasi dengan rambut kemaluan yang tipis pun terlihat begitu montok dan menawan. Sangat menggoda untuk terlihat seperti kecupan. Benih klitorisnya yang berwarna merah tampak menegang, memperlihatkan dirinya di balik belahan dadanya yang montok. Nia memiliki klitoris yang relatif besar dan panjang. Ini sangat berbeda dengan klitoris gadis-gadis lain seperti dia, bahkan dia merasa bangga memiliki klitoris sebesar itu.

Nia juga pernah mendengar istilah masturbasi atau onani namun ia tidak pernah melakukannya, karena setahunya itu dosa. Bahkan dia sendiri tidak tahu bagaimana melakukannya. Bagian mana yang perlu dirangsang dan cara bercinta dengan alat kelaminnya ia tidak tahu. Oleh karena itu, sepanjang hidupnya dia tidak pernah tahu apa itu kenikmatan masturbasi.

Mengalami orgasme saja tidak pernah apalagi merasakan air mani yang masuk dikelaminnya. Yang dia tahu hanyalah persetubuhan. Yaitu, ketika seorang laki-laki memasukkan penisnya yang telah tegang dan mengeras ke dalam alat kelamin wanita sampai mani berejakulasi di antara keduanya untuk menghasilkan keturunan di dalam rahim setelah keduanya baradu dengan kepuasan menikmati hubungan intim.

Soal nikmatnya berhubungan intim, dia juga agak kurang paham bagaimana rasanya. Dia mengaku agak naif dalam hal seks dan kesenangan di baliknya. Terkadang ia sendiri sangat ingin mencicipi betapa nikmatnya orgasme. Bagaimana rasanya melakukan masturbasi di vaginanya sendiri dan terkadang dia ingin berhubungan intim dengan pria dan merasakan sendiri bagaimana rasanya memiliki penis pria di dalam vaginanya.

Sejak memasuki masa puber, hal-hal tersebut sering bermain di benaknya, namun akhir-akhir ini hal-hal seperti ini semakin sering menghantui pikirannya. Ia mengaku sering bermimpi berhubungan intim dengan pria yang tidak dikenalnya, namun mimpi seperti itu sering dialaminya tanpa perspektif yang jelas karena jarang berakhir dengan kepuasan. Yang dirasakan hanyalah perasaan heboh yang sangat intens tanpa akhir seperti yang diharapkan.

Nia kini telanjang bulat di kamar mandi rumahnya. Perlahan dia mulai meremas payudaranya yang besar sambil menggosok vagina perawannya berulang kali. Tanpa disadari sang ayah sedang asyik mengocok penisnya sambil mengintipnya, Nia mulai merangsang tubuhnya sendiri yang kini tengah dilanda gairah sensual syahwatnya sendiri.

Semakin diusap vaginanya, semakin nikmat rasanya. Semakin menegang kedua payudaranya, semakin enak rasanya. Lupa sejenak bahwa dia adalah seorang yang selalu memegang teguh agama, akhlak dan adab. Nia melupakan penampilannya sebagai gadis muslimah yang baik yang kerap mengurusi kemaslahatan syariat agama. Sekarang dia benar-benar hanyut dalam ayunan nafsunya sendiri.

Dia mulai sembarangan bermain dengan klitorisnya sendiri. Rasa lezat yang muncul berulang kali pada biji mutiaranya membuatnya semakin bersemangat untuk mengentaskannya secepat mungkin. Putingnya juga menerima rangsangan dari jari-jarinya. Nia kini benar-benar hanyut dengan tubuh telanjangnya sendiri. Lupakan siapa dia. Yaitu yang selalu mengajarkan halal dan haram dalam agama. Seluruh tubuh perawannya kini semakin terpengaruh oleh klimaks nafsu.

Sementara itu, ayahnya juga merasakan hal yang sama saat ini. Batang ayahnya yang besar dan berurat panjang mulai menghasilkan rangsangan yang nikmat yang mulai mengumpulkan benih sperma di buah zakarnya. Ayahnya sudah lama menunggu momen seperti ini. Dia dengan cepat melakukan masturbasi pada penisnya dengan memanfaatkan tubuh telanjang putrinya sendiri. Saat ini, Nia sendiri sedang gelisah dan kelonjotan menggerakkan tubuhnya sendiri di kamar mandi rumahnya. Dia tidak menyadari tindakannya diawasi dengan penuh nafsu oleh ayahnya.

“Ouhhhhh.. Ahhhh.. Sssttt.. Aahhhh.. Oouhhhh.. Aargghhhh..” desahan sensual mulai terdengar dari bibir manis Nia.

Dia sekarang mulai diselimuti kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya di bagian sensitif tubuhnya. Gambaran persetubuhan dan bentuk penis pria mulai terbayang sekuat mungkin di benaknya. Dia membayangkan tubuhnya sekarang sedang diperkosa dengan kasar oleh seorang pria yang haus akan tubuh Muslimnya. Dan kini ia merasa puncak klimaks yang diinginkan semakin dekat.

vaginanya tampak menegang dengan cepat, mengeluarkan cairan pelumas yang meluap. Bersama dengan denyut nikmat yang berdenyut semakin kuat di sekitar saraf liang surganya, dia merasakan kenikmatan untuk pertama kalinya dalam hidupnya seolah-olah dia akan mencapai klimaksnya. Dan ketika hendak melepaskan klimaksnya, tiba-tiba adzan dzuhur terdengar menggema di masjid dekat rumahnya. Nia tiba-tiba Berhenti dan tersadar di puncak klimaks yang hampir tercapai.

Dia menyadari lagi apa yang baru saja dia lakukan. Dia mengucap istigfar panjang lebar. Perasaan bersalah dan menyesal tidak pernah berhenti mengelilinginya. Dia benar-benar terjebak dalam gejolak hasratnya barusan. Rasa malu muncul pada Tuhan karena dia telah bertindak sejauh ini terhadap tubuhnya yang tidak bersalah. Untungnya, adzan di masjid terdekat dengan cepat membangunkannya.

Dia benar-benar bersyukur karena cepat bangun dari terus mengumbar nafsunya sendiri. Dengan denyut nadinya yang masih tertahan, ia segera membersihkan diri dan melanjutkan mandi. Khawatir tidak bisa mengikuti shalat di awal waktu, ia berusaha secepat mungkin melupakan kejadian merangsang badannya sendiri tadi dengan segera melakukan wudhu setelah selesai mandi.

Ayahnya yang berhasil menyemprotkan air maninya di pintu pintu kamar mandi, langsung masuk ke kamar tidurnya dan lanjut berganti pakaian untuk mandi. Saat berpapasan dengan anaknya yang baru saja keluar dari kamar mandi, sang ayah menatap sekujur tubuh Nia dan memandangnya dengan tatapan penuh kepuasan. Sedangkan Nia yang melihat tingkah aneh ayahnya merasa agak aneh dan sedikit bingung.

Ada juga pertanyaan yang muncul di pikirannya, tetapi dia memutuskan untuk tidak memikirkannya. Nia segera pergi ke kamar tidurnya untuk mengejar sholat subuh dan berniat untuk meminta maaf sebesar-besarnya atas keterlambatannya di kamar mandi tadi. Dengan penuh keyakinan ia berusaha mengendalikan nafsunya untuk kembali normal.

******

Pagi hari yang cerah, seminggu berlalu sejak pertemuan Mira dengan Nia. Sampai saat ini, Mira belum pernah bertemu dengan Nia lagi. Padahal ia sering datang ke taman, dan menunggunya di sana. Tapi ternyata, Nia tidak datang juga. Entah apa yang terjadi padanya, Mira pun jadi merasa khawatir. Sampai detik ini, Mira kembali ke taman. Berharap bisa bertemu dengan Nia, entah kenapa Mira merasa jika ia memiliki ikatan yang kuat dengan Nia sejak pertemuan mereka di hari itu.

Hubungan Mira dan Reza pun semakin renggang. Reza mencboa beberapa kali menghubungi mira, namun mira selalu mencoba menghindar karena takut terjadi zina lagi.

Waktu sudah sore, tapi Nia belum juga kelihatan batang hidungnya. Mira sudah menunduk sedih, ia pun berdoa agar bisa di pertemukan kembali dengan gadis itu.

"Ya allah, jika memang kami berjodoh untuk memiliki ikatan. Maka pertemukanlah aku dengannya kembali, aku merasa dia adalah sahabat yang engkau kirimkan khusus untukku ya Allah." Doa Mira saat itu.

Bagai sebuah keajaiban, tepat setelah Mira mengusapkan kedua tangannya pada wajah. Siluet familiar yang di tunggu olehnya sejak siang tadi terlihat oleh pandangannya, Nia melangkah mendekat pada Mira dengan senyum di wajahnya.

"Subhanallah, alhamdulillah. Terima kasih ya Allah, engkau sudah mengabulkan doa hamba." Ucap Mira senang.

Mira langsung berdiri menyambut Nia, lalu mereka berpelukan seperti seorang saudara yang terpisah jauh.

"Assalamualaikum mba, apa kabar?" Sapa Nia pada Mira dengan begitu lembut.

Mira tersenyum, ia benar-benar merindukan suara lembut milik Nia itu.

"Waalaikum sallam Nia, aku baik. Kamu kemana saja? Aku mencari kamu beberapa hari ini." Balas Mira antusias.

"Masya Allah mba, maaf. Saya tidak tau, beberapa hari terakhir saya di rumah saja. Ayah saya sakit, jadi saya tidak keluar rumah untuk mengurus beliau." Jawab Nia menjelaskan.

Mira mengangguk, lalu ia ikut prihatin dengan apa yang Nia alami.

"Innalilahi wa inna ilaihi ra'jiun, ayah kamu sakit apa? Lalu bagaimana keadaannya sekarang?" Kejut Mira khawatir.

Nia tersenyum melihat respon Mira, ia pun mencoba untuk menenangkan wanita itu.

"Alhamdulillah mba, ayah sudah lebih baik. Sudah sembuh 2 hari yang lalu." Balas Nia dengan tenang.

"Alhamdulillah kalau begitu, semoga ayahmu sehat selalu." Harap Mira.

"Amiin, Insya Allah mba." Balas Nia dengan senyumnya.

Setelahnya, Mira dan Nia membicarakan hal lain. Seperti kebiasaan masing-masing, dan juga kesukaan mereka. Sampai akhirnya Nia kembali mengingat, jika ia ingin mencari pekerjaan untuk membantu sang ayah. Mereka baru pindah ke kota ini dan memulai hidup baru jadi butuh banyak biaya untuk hidup.

"Maaf mba, apa saya boleh bertanya?" Izin Nia pada Mira.

"Tentu saja, kamu mau bertanya apa?" Balas Mira mengizinkan.

"Apa mba memiliki kenalan, atau tetangga yang membutuhkan pekerja? Aku ingin bekerja mba, untuk membantu ayahku." Tanya Nia ragu-ragu.
Mira menatap Nia prihatin, ia tau jika Nia melakukan itu pasti karna kebutuhan hidupnya.

"Memang ayah kamu tidak bekerja lagi?" Tanya Mira memastikan.

"Bukan seperti itu mba, ayah sekarang masih kerja serabutan. Tapi hari ini ayah dapat panggilan wawancara untuk jadi satpam di sebuah klinik kesehatan jadi belum tahu diterima atau tidak, kalau bisa aku ingin membantu ayah bekerja dan menghasilkan uang untuk kelangsungan hidup kami." Jelas Nia tentang maksudnya.

Mira mengangguk paham, lalu ia pun terpikirkan lowongan yang ada di rumahnya. Memang saat ini Mira membutuhkan seorang asisten rumah tangga, karna pegawainya yang lama akan pulang kampung dan tidak akan kembali lagi.

"Kamu benar ingin bekerja?" Tanya Mira memastikan.

Nia menatap Mira penuh harap, ia pun mengangguk antusias menjawab pertanyaan Mira.

"Kalau begitu besok datang saja ke rumah ku, sebenarnya aku butuh asisten rumah tangga." Titah Mira pada Nia.

"Alhamdulillah, mba serius mau memperkerjakan saya?" Balas Nia senang.

"Insya Allah, tapi saya harus meminta izin suami saya dulu. Karna itulah, besok kamu datang saja ke rumahku. Ini alamatnya, kebetulan besok suami saya libur." Jawab Mira sambil memberikan kartu namanya.

Nia mengambil kartu nama itu, ia pun tersenyum senang karna setidaknya ada harapan untuk bisa meringankan beban ayahnya saat ini.

"Alhamdulillah, terima kasih mba" ucap Nia senang.

Mira ikut tersenyum melihat Nia yang begitu senangnya, padahal pekerjaan itu hanya seorang asisten rumah tangga.

"Nia, kenapa kamu sampai sesenang itu? Padahal pekerjaannya hanya sebagai asisten rumah tangga." Tanya Mira penasaran.

Nia menatap Mira dengan senyum cantiknya, lalu ia menggenggam tangan Mira dengan erat.

"Asisten rumah tangga juga mulia kok mba. Tidak masalah pekerjaannya apa, selama halal dan di kerjakan dengan ikhlas Insya Allah hasilnya akan membawa berkah." Jawab Nia dengan begitu yakin.

Mira terdiam, hatinya benar-benar tersentuh mendengar jawaban yang Nia berikan. Gadis itu benar-benar sangat pintar, bahkan Mira sendiri merasa malu karna tidak bisa membereskan rumahnya sendiri. Selama menikah, Mira hanya melayani suaminya saja. Sedangkan untuk membersihkan rumah dan lainnya, biasanya ia serahkan pada asisten rumah tangga.

"Subhanallah, kamu benar-benar perempuan yang baik Nia." Puji Mira pada Nia.

"Alhamdulillah, jangan memuji aku berlebihan mba. Nanti aku sombong, dan semua pujian hanya pantas kita berikan untuk sang pencipta." Balas Nia dengan senyumnya.

Lagi dan lagi Mira di buat terenyuh dengan balasan Nia, gadis itu begitu manis dalam berkata. Bahkan Mira sampai begitu menyukainya, jika saja bisa ingin sekali Mira menjadikan Nia adiknya. Mengingat hal itu, tiba-tiba suatu hal terlintas dalam pikirannya. Mira tersenyum, namun ada kesedihan juga dalam sorot matanya saat memikirkan hal itu lebih jauh.

"Ada apa mba? Mba terlihat khawatir." Tanya Nia cemas.

"Tidak apa, Insya Allah aku baik-baik saja." Jawab Mira mencoba tenang.

Nia mengeluarkan suaranya, ia mengalihkan perhatian Mira dari pikirannya itu. Mereka pun kembali mengobrol, membahas hal-hal kecil yang biasa terjadi. Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 4 sore, baik Mira maupun Nia memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Keduanya terlihat begitu dekat, seakan-akan memang memiliki ikatan yang tidak terlihat. Bahkan di dalam mobil, Mira masih saja tersenyum. Nia membawa banyak pengaruh dalam pergerakkan emosi Mira, jika saat datang tadi Mira tampak khawatir kini Mira terlihat begitu senang. Padahal mereka hanya mengobrol biasa saja, tapi rasanya seperti mendapat banyak hadiah indah di saat yang bersamaan. Benar-benar aneh, tapi itulah kenyataan yang terjadi.

"Subhanallah, jika apa yang aku pikirkan ini benar? Maka aku ingin Nia yang berada di posisi itu, aku yakin kehidupan kami akan sangat baik ke depannya." Gumam Mira dengan senyumnya.

******

Nia sampai di rumahnya tepat pukul 5 sore, ia pun langsung membersihkan diri dan berganti pakaian. Tidak lupa ia melaksanakan kewajibannya sebagai muslim, baru setelahnya ia melihat keadaan sang ayah di kamarnya. Sebelum masuk ke kamar sang ayah, Nia lebih dulu meminta izin padanya. Nia takut kejadian seminggu yang lalu terulang Kembali dimana dia melihat ayahnya setengah telanjang dan terlihat penis besarnya. Nia mengetuk pintu kamar Umar, lalu ia bertanya pada ayahnya itu.

"Ayah, apa Nia boleh masuk?" Izin Nia pada sang ayah.

"Masuk saja nak, tidak di kunci pintunya." Jawab sang ayah dari dalam kamar.

Setelah mendapatkan izin, Nia pun membuka pintu itu dan masuk ke kamar ayahnya. Nia dengan sedikit gugup menghampiri ayahnya yang sedang duduk di tepi ranjang, sepertinya ia baru saja selesai sholat ashar.

"Ayah, bagaimana tadi wawancara kerjanya? Apa ayah diterima?" Tanya Nia khawatir.

Umar tersenyum pada putrinya itu, ia pun menggenggam tangan Nia dan tersenyum.

"Alhamdulillah ayah diterima, mulai besok ayah sudah bisa bekerja." Jawab Umar meyakinkan Nia.

Nia mengangguk paham, ia pun tersenyum melihat ayahnya sudah bekerja lagi.

"Alhamdulillah jika ayah sudah bekerja lagi, Nia senang mendengarnya." Balas Nia dengan senyum cerahnya.

"Tentu saja ayah harus segera bekerja lagi, untuk memenuhi kebutuhan kita." Tukas Umar dengan pasti.

"Ayah, nia minta ijin bekerja juga ya? Nia hari ini dapat pekerjaan yah, Insya Allah Nia bisa yah." Pinta Nia pada Umar dengan lembut.

"Tapi nak, apa kamu baik-baik saja jika bekerja? Ayah takut kamu kelelahan, dan akhirnya jatuh sakit." Ungkap Umar pada Nia.

Nia tersenyum, lalu ia mencium tangan sang ayah dengan begitu penuh kasih.

"Ayah, Nia sudah besar. Sudah waktunya untuk Nia membalas jasa-jasa ayah, walau tidak sepenuhnya. Tapi setidaknya, Nia bisa membantu ayah. Insya Allah, Nia sanggup yah." Jelas Nia penuh rasa sayang.

Umar tersenyum, lalu ia memeluk Nia dengan air mata yang berkumpul di matanya.

"Masya Allah nak, kamu memang selalu bisa memenangkan hati ayah." Puji Umar pada Nia.

Nia tersenyum, ia pun balas memeluk sang ayah dengan erat. Nia juga menyalurkan rasa sayang, dan ketenangannya pada sang ayah melalui pelukan itu.

Saat berpelukan umar merasakan tekanan dari 2 payudara besar Nia, terasa sangat empuk. Penis Umar dibalik sarungnya pun mulai bereaksi akibat sentuhan payudara Nia di dadanya.

"Ayah tenang saja, Nia tidak akan memaksakan kemampuan Nia. Yang penting sekarang, ayah tidak bekerja sendirian lagi dan kita tetap bisa makan. Insya Allah, pasti bisa." Ucap Nia meyakinkan Umar.

"Iya nak, ayah percaya padamu. Nia memang putri ayah yang paling pintar dan cantik terima kasih ya nak." Balas Umar bangga lalu mencium kening Nia.

Mendapat pelukan dari ayahnya ditambah ciuman dikeningnya entah kenapa membuat Nia begitu nyaman. Nia pun reflek membalas ciuman ayahnya dipipinya. Namun saat hendak mencium pipi ayahnya, tiba-tiba ayahnya menoleh kearah Nia, membuat ciuman Nia bukan ke pipi ayahnya namun malah jatuh ke bibir ayahnya. Mereka berdua terdiam dan mebeku membuat kedua bibir mereka terus menempel cukup lama.

Umar pun tak lupa memanfaatkan kesempatan ini. umar membuka sedikit bibirnya lalu mengulum bibir putrinya. Sedangkan Nia hanya diam membeku tak tahu harus apa dengan kondisi ini. bibir Nia entah kenapa secara reflek juga ikut membuka dan mengulum bibir ayahnya. Ciuman mereka berdua semakin intens. Tangan umar tak tinggal diam mencoba meraba dada putrinya. Remasan demi remasan dilakukan dengan lembut oleh umar tanpa ada penolakan dari Nia. Desahan-desahan kecil mulai keluar dari mulut Nia.

“aahhhh….mmmppphhhh….” desah Nia

Tiba-tiba ciuman mereka berhenti Ketika terdengar suara adzan isya. Mebuat Nia tersadar dengan apa yang terjadi.

"Ayah, jangan seperti itu. Harusnya enggak sampe begini ayah, ini gak boleh ayah." Jawab Nia dengan malu lalu pergi keluar kamar ayahnya.

Umar benar-benar terdiam, ia tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Kehadiran Nia dalam hidupnya benar-benar menjadi berkah, karna sejak kecil Nia selalu bisa menghibur dirinya. Namun sekarang dia telah menodai Nia dengan nafsunya.

Didalam kamar Nia terbaring dikasurnya. Jujur saja, dia sangat kaget dengan kejadian tadi itu. Dia benar-benar tidak menyangka akan ayahnya akan melakukan itu. Semakin lama dia memikirkannya, semakin muncul nafsunya. Perasaan yang aneh mulai muncul tanpa diminta. Namun rasa malu yang masih ada dengan cepat menyelamatkannya. Diakuinya, kejadian itu benar-benar menguji keimanannya. Begitu cepat membangkitkan nafsunya.

Apalagi di masa subur seperti ini, Nia memang mudah sekali merasa bergairah. Dia benar-benar tidak menyangka akan dalam situasi dimana sesuatu yang bisa menantang nafsunya sendiri di hari. Dipersembahkan oleh Umar ayah kandungnya sendiri. Apa motif sebenarnya? Dia mengingat-ngingat Kembali kejadian tadi dengan tangan masih gemetar dan nafas mulai tersedak.

Payudaranya mulai mengeras dengan kencang dan putingnya langsung mengeras. Ia tidak berhenti mengucap istighfar namun pikirannya tetap tidak bisa lari dari ciuman nafsu tadi yang baru dirasakan seumur hidupnya. Tidak tahu harus berbuat apa, dia mulai memeluk guling sambil sesekali menelan ludahnya sendiri seolah terpana dan tidak percaya.

Dia memikirkan ayahnya, mengapa ayahnya melakukan hal cabul itu. Kenapa putrinya sendiri jadi pelampiasannya. Bukan hanya ciuman panas tapi juga remasan di payudara, itu membuatnya malu jika memikirkan kejadian tadi. Sejujurnya, dia sendiri belum pernah melakukan itu seumur hidupnya.

Tugasnya sehari-hari adalah sebagai seorang anak, memang melayani orang tuanya tapi tidak termasuk urusan ranjang. Nia mengakui bahwa sebagai gadis normal terkadang nafsunya memuncak dan meminta untuk dipuaskan, namun keyakinan dan rasa malulah yang sering menyelamatkannya.

Nia yang tenggelam dalam pikirannya akhirnya tertidur. Sekitar tengah malam, Nia mendengar suara-suara erangan orang dan mendesah-desah. Waktu ketika itu sudah melebihi jam 12 malam. Tidak tahu dia dari mana arah suara itu dan siapa sumber suara itu. Setelah Nia mengamati, suara-suara birahi itu datangnya dari arah ruang tamu rumahnya.

Dengan berhati-hati Nia mengintip dari pintu kamarnya. kamarnya yang berhadapan dengan ruang tengah memudahkannya mengintip apa yang sedang terjadi di sekitar ruang tengah itu. Dan jelas kini Nia mendapati ayahnya sedang menonton video porno di ruang tengah. Nia seketika terkejut. Mungkin ayahnya berfikir anak gadisnya ini sudah tidur dan di buai mimpi ketika ini. Mungkin atas sebab itulah ayahnya mengambil peluang untuk menonton video porno di jam seigini.

Nia terus memperhatikan aksi ayahnya sementara suara erangan penuh nafsu terus menggema dari layar komputer. Rasanya sangat memalukan untuk berpikir bahwa ayahnya menonton video porno pada usia itu. Nia mengakui dan tahu bahwa ayahnya juga masih memiliki nafsu, dan sudah lama ayahnya tidak melakukan hubungan intim sepeninggal ibunya. Tetapi apa yang bisa dia lakukan untuk membantu, Nia tidak tahu harus apa.

Terpikir juga dalam benaknya untuk menjodohkan ayahnya dengan seseorang untuk memberikan kesempatan kepada ayahnya untuk melampiaskan nafsunya setiap hari namun ayahnya sendiri menolak. Sementara Nia sedang mengintip, ia menyadari bahwa tangan kanan ayahnya kini perlahan mulai dimasukkan ke dalam sarungnya. Dan tangan kanan ayahnya terlihat bergerak dibalik kain sarung dengan gerakan naik turun. Mata Nia terbelalak saat melihat tonjolan besar di balik sarung ayahnya yang berdiri tegak seperti tiang bendera.
Sementara pikirannya melamun sejenak dengan apa yang dilihatnya, Nia sedikit terkejut ketika sarung yang menutupi dibuka oleh ayahnya sehingga memperlihatkan apa yang seharusnya tidak dilihatnya. Nia tertegun sejenak saat melihat betapa besar dan panjang penis ayahnya. Seolah tidak percaya dengan ukuran ayahnya yang luar biasa, Nia terus menatapnya dengan mata lebar dan begitu terpaku.

Nia memperkirakan panjang penis ayahnya mencapai 20 cm dan ukurannya hampir sama dengan tiga ruas jari. Nia tak henti-hentinya meminta maaf atas apa yang dilihatnya. Kepala kemaluan ayahnya membengkak agak merah seperti jamur yang baru tumbuh setelah kehujanan. Nia mengaku itu adalah pemandangan paling cabul yang pernah ia saksikan seumur hidupnya.

Meski masih merasa malu karena tidak seharusnya terus menatap penis ayahnya yang tegang dan terangsang seperti itu, ia mengaku mulai nyaman melihatnya. selangkangannya yang sempat terangsang oleh kejadian dikamar ayahnya, kini semakin terangsang dengan adegan porno sang ayah. vaginanya berdenyut lebih cepat dan lebih cepat memompa cairan kelaminnya sementara putingnya mengencang sekuat yang mereka bisa.

Nia merasakan badannya mulai panas dingin. Nafsunya terasa memuncak ingin dipuaskan, sementara saat ini ia masih fokus melihat ayahnya melakukan masturbasi pada kemaluannya yang keras. Suara-suara penuh nafsu yang terdengar dari speaker komputer menambah nafsu birahinya. Rasa malu yang menguasai dirinya sejak tadi mulai tenggelam bersama nafsunya sendiri.

Tanpa pikir panjang, Nia kemudian melepas seluruh pakaiannya dan dibiarkan telanjang di kamar. Nafsunya sekarang memuncak begitu cepat dan dia merasa seperti dia tidak tahan lagi. Fase subur yang dialaminya beberapa hari ini sepertinya meminta untuk segera dilunasi. Terlepas dari keadaan di sekitarnya, dia memutuskan untuk melakukan masturbasi untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia ingin menikmatinya sambil melihat ayahnya melakukan masturbasi di balik pintu kamarnya.

Gairah sensualnya sekarang tak tertahankan. Dengan jari di tangannya, dia sudah tahu apa yang harus dilakukannya. Dia mulai mengarahkan jari tangannya ke klitorisnya yang tegang. vagina perawannya berdenyut-denyut dengan sensasi luar biasa lezat yang dimainkan di klitorisnya. Kelezatan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Perlahan dia terus menggosok jari tangannya di seluruh klitorisnya yang menegang. Limpahan air kelaminnya semakin deras di bibir vaginanya. Dia menggosok jarinya sambil tetap fokus mengintip kegiatan porno ayahnya.

Dari seorang gadis solehah kini telah berubah menjadi seorang gadis yang benar-benar tergila-gila dengan kenikmatan seks. Dia menempatkan dirinya jauh sebagai ustazah madrasah, dan membayangkan dirinya sebagai pelacur murahan. Terkadang dia ingin menjilat penis besar ayahnya dengan aksinya yang liar dan sepertinya haus akan penis itu. Dia sekarang semakin menyukai tindakan merangsang tubuhnya sendiri. Ia bertekad untuk merasakan kenikmatan klimaks untuk pertama kalinya pada tubuh perawannya. Tubuhnya kini mulai tegang dan semakin terangsang.

Aksi mengintip kontol ayahnya dilampiaskan dengan membangkitkan nafsunya sendiri, menggunakan jari tangannya. Rasanya seperti sesuatu yang nikmat mulai berkumpul di saraf rongga di vaginanya. Dia tidak ingin klimaks begitu cepat. Ia ingin menikmati kelezatannya selama mungkin, selain berencana mencapai klimaks bersamaan dengan ayahnya yang sedang masturbasi penis besarnya di ruang tengah.

Ayahnya mengelus-elus kemaluannya yang keras semakin kencang dan Nia kini menyaksikan aksi ayahnya dengan rasa kagum. Dia cukup gerah dengan kekuatan penis ayahnya. Jika dia mengikuti kata hatinya, dia akan segera meninggalkan kamarnya saat itu, lalu membiarkan vagina perawannya diisi oleh penis besar ayahnya. Dia benar-benar tidak bisa menahan lagi dan merasakan vaginanya begitu penuh hasrat akan penis.

Namun ia perlu bersabar dan perlu menahan luapan syahwatnya sekuat tenaga karena ia sadar rasa malunya sebagai seorang anak masih ada. Mungkin suatu saat ia akan memiliki kesempatan untuk merasakan kekuatan penis besar berurat ayahnya di rahim perawannya. Tidak ada yang bisa menghentikannya. Ya, itulah cita-cita yang mulai tertanam dalam dirinya saat ini ketika dia melihat keperkasaan penis ayahnya, sangat meragukan keimanannya.

Dia sekarang terus menggosok secepat mungkin jari tangannya pada klitoris merahnya yang terlihat semakin tegang di belakang bibir vaginanya yang tembem. Tubuhnya mulai menggeliat saat rasa nikmat yang semakin menjadi-jadi berkumpul di seluruh saraf area kemaluannya yang tembam. Fokusnya adalah melihat ayahnya melakukan masturbasi sebaik mungkin sementara dia mulai menyadari bahwa ayahnya sekarang sepertinya sudah hampir waktunya untuk menyemprotkan air mani kentalnya.

Nia juga siap, dan dia ingin melepaskan klimaksnya bersama ayahnya. Denyut dinding vaginanya semakin kencang, memompa luapan cairan kelaminnya dan Nia tahu pasti bahwa dia juga telah mencapai ambang klimaksnya. Dia benar-benar tidak tahan lagi dan sekarang hanya menunggu ayahnya menyemprotkan ledakan air mani kentalnya.

Dan ketika matanya sepenuhnya terfokus pada kepala tongkat coklat merah ayahnya yang semakin membesar, sebuah semprotan yang kuat tiba-tiba meletus dari kepala tongkat itu. Tanpa menunggu lama, Nia dengan cepat menyambut klimaks dari kejantanan ayahnya dengan melepaskan klimaks dahsyat yang meledak dahsyat dari rongga vaginanya. Ia menyemprotkan semburan cairan kelaminnya yang begitu kuat dan melimpah, muncrat liar di sekitar kedua pahanya.

Tubuh telanjang Nia mengejang hebat dan bergetar hebat karena kenikmatan dahsyat dari klimaks yang dia rasakan. Dia tidak pernah merasakan selezat ini dalam hidupnya. Itu sangat lezat sehingga dia tidak tahan lagi. Ayahnya terus menyemprotkan mani pekatnya dan setiap semburan spermanya akan disambut Nia dengan semburan dari vaginanya. Aksi klimaks yang menegangkan antara dua alat reproduksi kedua orang itu berlangsung lebih dari tiga menit.

Tubuh Nia tak henti-hentinya gemetar dan kelonjotan hebat menyuguhkan nikmatnya klimaks dahsyat yang tengah ia rasakan saat ini. Tulang dan otot di sekujur tubuh perawannya serasa mau copot karena tak tahan dengan nikmatnya klimaks untuk pertama kalinya. Nikmatnya klimaks dan cairan keluar, pikir Nia tak henti-hentinya. Jika ini sensasinya, dia sekarang bertekad untuk mencicipinya lagi setelah ini.

Setelah klimaks yang luar biasa nikmat, tubuh Nia ambruk di tepi pintu kamarnya dengan kondisi telanjang. Napasnya mendengus keras menghabiskan sisa-sisa klimaks yang masih terasa di seluruh vaginanya dan tubuh telanjangnya. Kedua pahanya basah dan licin akibat limpahan cairan kelamin yang menyembur keluar akibat klimaksnya yang mengerikan tadi. Puting dan dua payudara besarnya menegang keras akibat klimaks pertama yang baru saja dialami tubuhnya dalam hidupnya.

Nia kali ini tak menyesali perbuatannya dan kini mengaku tertarik dengan kenikmatan seks dan sejenisnya. Baginya kenikmatan yang paling nikmat adalah nikmatnya keluar cairan kelamin atau squirt, dan baginya akan lebih nikmat lagi ketika ia berkesempatan merasakan nikmatnya bersetubuh dengan laki-laki.

Ia terlihat tertidur lelap di depan pintu kamar tidurnya hingga pagi hari dengan telanjang bulat akibat kelelahan setelah melalui heboh klimaks pertama di tubuh daranya. Sementara itu, ayahnya tertidur lelap di ruang tengah setelah ejakulasi di penisnya tanpa menyadari bahwa putrinya juga baru saja mencapai klimaks dengannya setelah mengintip dia melakukan masturbasi di balik pintu kamar tidurnya.


 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd