Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

Lanjutan jual kentang goreng...😄


pov rani:

Aku benar-benar tidak menyangka apa yang baru saja terjadi kembali pada diriku saat ini, aku kembali mendapatkan perlakuan mesum dari pria lain, yang kali ini adalah abang iparku sendiri mas bayu. Yangmana mas bayu adalah abang kandung dari mas rudi suamiku. Saat ini aku berpikir kenapa semua ini bisa terjadi terus menerus kepada diriku, kenapa setelah aku mendapatkan perlakuan dari pak sugeng kala itu sekarang semuanya terus menjadi berkelanjutan.

"akankah itu semua karena tingkah dan tanggapanku saat ini terhadap laki-laki yang melontarkan rayuannya kepadaku? sehingga timbul keberanian dalam diri mereka untuk melakukan itu pada diriku?"

Entahlah,, saat ini aku merasa semua ucapan pak sugeng pada diriku malam itu telah membuka suatu sisi jauh dalam diriku, memang selama ini aku telah merasakan adanya rasa itu, tetapi aku tidak tau rasa apakah itu. Saat ini aku merasa ada bagian dalam diriku yang selama ini tertutup sekarang telah terbuka dan terealisasikan. Dan entah kenapa aku merasa nyaman dengan perasaan itu, walaupun semuanya tentu bertolak belakang dengan pikiran sehat dan hati nuraniku. Tetapi jujur saja jauh didalam diriku memang menyimpan gairah dan hasrat seksual yang cukup tinggi, tetapi aku merasa itu tidak berlebihan karena aku hanya ingin merasakan kepuasan dalam bercinta, dan kepuasan itu pun selalu aku dapatkan kala aku bercinta dengan suamiku. Rasanya aku tidak kekurangan untuk itu, tetapi entah kenapa aku merasa saat aku mendapatkan rayuan dan candaan yang menjurus kearah mesum, seketika itu pula aku merasa tertantang untuk menanggapinya, dan anehnya gairahku akan ikut muncul dengan keadaan tersebut.


Aku menyadari ada yang salah dengan diriku saat ini, tetapi lagi-lagi jauh di dalam perasaanku aku merasakan sensasi aneh yang entah kenapa aku mulai menyukainya. Awalnya aku merasa sangat kotor dan hina sekali ketika mendapatkan perlakuan mesum dari laki-laki lain, tetapi sekarang aku merasa suatu rasa yang aneh dalam diriku, yang aku tidak tau rasa apakah itu.

"Ataukah aku ini hypersex? tetapi rasanya tidak!! aku mampu menahan gairahku bahkan berminggu-minggu ketika suamiku mendapatkan shif kerja malam"

Hanya saja saat ini aku merasa gairah itu muncul ketika aku di goda dan godaan itu menjurus kearah seks. Begitulah aku mencoba menerka isi nuraniku sendiri.

"Ataukah benar yang dikatakan suamiku? bahwa kalau aku sudah merasakan batang penis laki-laki lain pasti gairahku akan meningkat dan akan menambah gairahku ketika bercinta?" Sekarang aku mulai memikirkan kebenaran tentang hal itu, tetapi dengan memikirkan hal itu semakin membuat pikiranku kalut tidak karuan.

Entahlah aku sangat bingung dengan semua situasi yang tengah aku hadapi sekarang ini, aku merasa telah keluar dari batas normal kehidupanku!!
Saat ini aku seperti orang yang tengah kehilangan diriku sendiri, aku menerima begitu saja semua perlakuan mesum itu kepada diriku. Bukankah seharusnya aku bisa mengadukan ini kepada suamiku!! aku harusnya bisa membela diriku!! Memang sebenarnya didalam hatiku mengkhawatirkan kejadian setelahnya jika aku mengadukan semua ini pada suamiku, pastilah ini akan menjadi permasalahan yang serius. Belum lagi orang-orang yang melakukan itu adalah orang-orang terdekat kami saat ini, bahkan sekarang abang iparku mas bayu.


Saat aku tengah sibuk dengan kekacauan pikiranku sendiri, aku mendengar suara mbak dewi dan tia telah masuk kedalam rumah. Setibanya mereka didalam rumah, mereka segera menuju kedapur dan kami pun melanjutkan memasak kami. Saat ini aku dan mas bayu bertingkah seolah-olah tidak sedang terjadi apa-apa antara kami berdua. Tetapi tetap saja kecanggungan diantara kami terasa, aku melihat tatapan mas bayu sesekali masih suka mencuri pandang kearah aku, dan aku melihat gundukan celananya sudah tidak terlihat. Mungkin ia juga merasa cemas dengan apa yang baru saja ia lakukan terhadap aku, sepetinya ia mengkhawatirkan aku mengadukan perbuatannya barusan kepada istrinya mbak dewi, sehingga seketika itu juga gairahnya padam karena merasa khawatir.

"Wahh udah selesai, pinter juga ternyata suamiku"

puji mbak dewi kepada mas bayu.

"Alahhhh ma cuman ngaduk doang juga"

balas mas bayu singkat.

"Iyaa papa kan kalau soal ngaduk-ngaduk emang paling top"

Lanjut mbak dewi.

"Huussshhh mama, ngomong apasihh"

Hardik mas bayu kepada mbak dewi.

"Hahahahha becanda pa"

Balas mbak dewi, sambil gelak tawanya terdengar girang sekali.

Akhirnya sesi memasak kami selesai saat itu, dan kini tinggal menunggu agar-agarnya mengeras saja. Kami pun berpindah keruang tengah untuk berkumpul sembari menunggu disana. Diruang tengah itu tampak mbak dewi dan tia tengah asik membahas cerita meraka masing-masing, sementara aku hanya diam saja sambil bermain ponselku. Begitupun dengan mas bayu ia, tampak sibuk menonton televisi. Lalu aku merasa tatapannya mengarah kepadaku, maka aku juga menoleh kearahnya, aku melihat ia beranjak dari tempat duduknya lalu ia berjalan ke teras melihat anak-anak yang masih asik bermain disana.

"Maafiin dek,, jangan marah ya"

Sebuah chat masuk di ponselku, aku lihat itu dari mas bayu.

Aku hanya mendiamkan chat itu, dan langsung menghapusnya. Sekitar 5 menit nas bayu tampak masuk kembali kedalamrumah dan sekilas aku melihat kearahnya, begiitupun juga dengan dia. Ia hanya melemparkan senyumnya kearahku, aku tidak menanggapi senyumanmya, aku mengalihkan pandanganku kembali ke ponselku. Lalu mas bayu kembali duduk di sofa tempat ia duduk semula, disitu aku melihat ia seperti ingin mengatakan sesuatu kepadaku. Itu aku sadari dari pola tingkah yang ia timbulkan, ia tampak gelisah dan sesekali terus mencuri pandang kearah aku.


Hari itu pun berlalu hingga sore harinya, sampai kami semua berpamitan pulang kepada ibu dan bapak kerumah kami masing-masing. Sesaat sebelum pulang mas bayu sempat melirik kearahku sebelum aku naik keatas motor milikku, aku melihat tatapannya agak lain terhadapku sekarang, entah itu tatapan karena ia merasa bersalah atau apa, aku tidak mengetahuinya secara pasti.
Selanjutnya kami segera beranjak pulang kerumah, dengan terlebih dahulu aku mengantarkan mas rudi menuju bengkel milik pak dedi untuk mengambil motornya disana.

Sewaktu berada di bengkel milik pak dedi kami sempat bertemu dengan andi yang terlihat tengah menjaga bengkel milik om nya. Ia tersenyum ramah kearah kami, lalu sekilas aku melihat ia sempat mencuri pandang melihat kearahku, itu ia lakukan selagi ia berbucara dengan suamiku. Entah kenapa aku cukup senang mendapatkan lirikan itu darinya, karena selama ini ia tidak pernah melakukannya.

"Atau aku saja yang baru menyadarinya, entahlah"

Selanjutnya setelah aku memutar balik motorku menuju kembali kerumah mertuaku, aku sempat mencoba mencuri pandang kearahnya, saat itu aku melihat ia masih asik berbincang dengan suamiku. Saat melihat perawakan pemuda itu, pikiranku kembali teringat dengan kondisi dimana tadi pagi saat aku memberikan ia sarapan. Tadi pagi aku sempat melihat celana andi mengembang karena ulahku yang sedikit menggodanya. Tidak ingin larut dalam pikiran negatifku, maka aku bergegas melajukan motor menuju rumah mertuaku untuk menjemput kedua anakku, dalam perjalanan kembali menuju rumah mertuaku, aku kembali teringat dengan sosok andi. Hal itu sampai membuat aku tersenyum sendiri membayangkanya.

Setelah tiba dirumah mertuaku, aku segera mengajak kedua anakku untuk kembali kerumah dengan mereka berpamitan kembali kepada kakek dan neneknya. Setibanya dirumah kami melakukan aktivitas seperti biasa, kami berkumpul dan bercengkarama bersama saat itu. Tetapi aku melihat kondisi mas rudi yang agak lain dari biasanya, ia terlihat seperti sedang gelisah sekali. Sempat aku menanyakann kepadanya, tetapi ia mengatakan tidak ada apa-apa, ia hanya sedikit memikirkan soal pekerjaannya. Karena tidak ingin menambah beban pikirannya aku tidak ingin terlalu menanyakan padanya saat ini.

Malam harinya setelah anak-anak kami tidur, kami masuk kedalam kamar dan suamiku menarik aku untuk ikut naik keatas ranjang. Lalu ia langsung menaiki tubuhku yang tengah berbaring terlentang di atas ranjang, karena ia langsung merebahkan aku disana. Ia langsung mencumbuku dengan mencium bibirku dan tangannya meremas cukup kencang payudaraku. Sedikit berbeda cumbuannya padaku kali ini, aku merasa ia melakukannya seperti orang yang sedang gemas kepadaku, sampai aku sedikit menjerit dibuatnya. Bahkan saat ia menyusu pada payudaraku, ia cukup sering menggigit puting susuku dengan kencang. Mendapati perlakuannya yang demikian, pikiranku teringat dengan cara pak sugeng melakukannya dengan payudaraku malam itu.

"Aghhhhh papa,,emhhhhh,,,pelan ihhhh"

Ia tidak memperdulikan rengekan dariku, ia terus saja melakukannya begitu dan dengan terburu-buru ia segera bergegas menancapkan penisnya kedalam vaginaku. Ritme sodokan mas rudi pun terlihat sangat seperti terburu-buru sehingga aku sedikit kewalahan menerima perlakuannya. Saat ini aku belum bisa merasakan kenikmatan yang dihasilkan dari sodokan batang penis mas rudi, mungkin karena vaginaku belum terlumasi dengan baik sehingga aku sedikit kurang nyaman dengan keluar masuknya penis milik suamiku. Lalu ketika aku mulai merasakan kenikmatan yang dihasilkan dari perbuatannya itu dan aku merasa vagianaku yang mulai makin basah karena cairan pelumas vaginaku sudah keluar cukup banyak.

"Ughhhh,,,aghhhhh,,,yahhh,,yahhhh,,,uggghhh papaaa....aghhhh.....hh"

Aku terus mendesah karena perbuatan suamiku, tetapi tak lama setelah itu.

"Aghhhh.....keluarrrr....rr"

Lenguh suamiku cukup kencang tertahan, aku sangat terkejut mendengar hal itu.

"Crotttt....tt...crottt....crooottt...ttt"

Suamiku memuncratkan spermanya didalam vaginaku, terasa sangat hangat dan kencang sekali semprotan sperma suamiku didalam sana.

"Ahhhh...hh papa kok cepet banget sih,, mama kan belum"

"Papa gak fokus ma, kayaknya badan terasa lemas aja"

Begitulah jawaban dari suamiku yang aku dengar malam ini. Aku sangat kecewa dengan kondisi itu saat ini.

"Aku kan baru saja mulai menikmatinya"

Ungkapku dalam hati.

Tetapi aku tidak ingin mempermasalahkannya, aku hanya tersenyum kepadanya, padahal hanya sekitar 5 menit saja kami
melakukannya, tentu ini diluar dari kebiasaan kami. Aku pun merasa vagianaku sangat gatal saat ini, dan aku merasa masih ingin merasakan sodokan batang penis dalam vaginaku.

"Tetapi sudahlah biarkan saja, suamiku tengah tidak dalam keadaan baik saat ini"

Setelahnya suamiku langsung tertidur dan hanya mengenakan celana pendek saja, tanpa membersihkan dirinya terlebih dahulu. Aku mendengar dengkuran pelan suamiku, pertanda ia telah benar-benar telah terlelap, sementara aku merasa gairahku masih cukup tinggi saat ini. Aku pun keluar kamar kami dan menuju kamar mandi, aku membersihkan cairan sperma suamiku didalam sana, aku sedikit merasa ngilu saat jemariku menyentuh belahan bibir vaginaku saat membersihkannya.

"Ughhhh geli sekali"

Aku segera menyudahinya, karena takut hal itu akan menyiksa diriku saja. Aku kembali masuk kedalam kamar dan beranjak untuk tidur malam itu. Aku berusaha untuk tidur dalam kondisi gairahku yang masih sedikit terasa minta dituntaskan. Tetapi aku mengiraukan hal itu dan berusaha untuk memejamkan mataku.

Saat aku telah tertidur, sebuah mimpi datang menghampiri diriku.
Saat itu dalam mimpiku aku tengah berada di dalam sebuah rumah sendirian, entah kemana anak-anak dan juga suamiku saat ini dan entah rumah siapakah yang ada didalam mimpiku itu. Aku merasa asing dengan kondisi rumahnya, lalu aku berjalan di dalam rumah tersebut dan menuju sebuah kamar tidur yang ada disana.

Saat aku membuka pintu kamar tersebut, aku melihat didalam kamar tersebut tengah ada pak sugeng dan pak dedi didalamnya. Aku sangat terkejut mendapati apa yang aku temukan di dalam kamar tersebut. Disana aku melihat mereka berdua tengah asik menggenjot desi tetangga sekaligus teman berkumpulku kala kami sedang ada waktu senggang. Yang lebih membuat aku sangat terkejut adalah saat melihat kondisi desi saat itu, aku melihat ia tengah di genjot oleh pak sugeng dengan posisi terlentang sementara mulutnya tengah dijejali penis milik pak dedi.

Aku melihat ekspresi desi sangat menikmati saat mendapatkan perlakuan dari kedua bapak-bapak itu.
Desahan demi desahan terus terdengar ditelingaku, baik itu desahan yang datangnya dari desi, ataupun dari kedua bapak-bapak tersebut. Aku sampai merinding dibuatnya, bagiamana bisa semua ini terjadi.

"Apakah desi sedang diperkosa oleh mereka?"

Tetapi rasanya tidak, saat aku melihat kembali kearah mereka aku melihat desi dengan cepatnya memaju mundurkan kepalanya dengan cepat tengah mengulum penis milik pak dedi.

"Tidak mungkin dia seganas itu melakukannya jika ia tengah diperkosa"

Ucapku dalam kekagetanku.

Aku merasa apa yang aku lihat saat ini seperti sangatlah nyata sekali, sampai-sampai aku ikut bergairah melihat kondisi desi diperlakukan seperti itu. Terlihat dari mimik wajahnya ia sangat menikmati hal itu, belum lagi desahan-desahan yang keluar dari mulutnya.

"Ahhhhh...hhh...uhhhhggghhh...yaaa..yaaaa...yyyaaaa...hmmmm....ini gilaaa..aaa..enak sekali....ii"

Desahan tersebut keluar dari mulut desi yang kini tidak lagi dijejali penis milik pak dedi. Terlihat tangan desi dengan cepatnya mengocok batang besar milik pak dedi. Hal itu membuat aku sampai merinding melihat ukuran penis baru lagi dalam pandangan mataku.

"Hmmmm,,,besar sekali...enak sekali jika aku di posisi desi saat ini.."

Begitulah aku mulai ikut bergairah membayangkan hal itu. Lalu tiba-tiba aku merasa sebuah tangan datang dari belakang tubuhku dan meremas pelan payudaraku, dan aku rasakan sebuah bibir mendarat dileherku dan mengecupnya pelan, seraya aku merasa dipeluk dari belakang oleh sosok itu.


"Aghhh..hh kenapa begini.."

Aku berteriak kencang namun sedikit tertahan.


Sontak mereka yang tengah berada didalam kamar, menoleh kearahku.

"Udahh andi,, sikat aja,,, udah pernah juga kok mbak rani sama saya,,hahahahha.. memeknya enak legit peret,, susunya juga seger"

Celetuk pak sugeng, yang tengah menggenjot memek desi.

"Iyaaa...iyaaa,,,aghhhh,,,rani juga bilang suka kontol yang gede kayak punya kamu andi...aghhhh..hhh... bikin dia enak seperti saya andi.."

Celetuk desi menimpali omongan pak sugeng.


Barulah aku sadar bahwa sosok yang tengah mendaratkan pelukannya dibelakangku adalah andi.

"Hmmm..mhhh..wangi sekali tubuhmu ini bu rani,, lembut dan kencang sekali"

Bisik andi ditelingaku.

"Apa yang kalian lakukan disini? Kenapa desi bisa sampai kalian perlakuan begitu,,,aghhh....aduhhhh...hhh,, jangann...andi,,lepaskan"

Ucapku yang tengah berada dalam pelukan andi.

Aku merasa pelukan itu sangat kencang terhadap tubuhku.

"Bu desi yang memintanya kepada kami,, dia sangat menyukai diperlakukan begitu,, ia merasa diperlakukan seperti ratu dengan banyaknya batang di dalam hidupnya"

Bisik andi di telingaku. Ia melakukannya sambil menjilat pelan telingaku.

"Saya yakin bu rani akan sama dengan dia, jika ibu sudah merasakannya"

Lanjut andi ditelingaku.

"Aghhhh...tidak...saya tidak mauuu...tolong lepaskan..mmmmhhhh...hh""

Aku berusaha memohon agar dilepaskan oleh pemuda ini, tetapi dengan cepat ia langsung membalik badanku dan dengan cepat ia mengecup bibirku.

Remasan tangan pemuda itu pada payudaraku terasa semakin intens, sehingga aku merasa gairahku ikut naik karena perlakuannya itu. Kemudian aku merasakan tangan pemuda itu yang satunya meraba bagian bawah tubuhku, ia meraba vaginaku dan langsung memasukan jemarinya kedalam celana dalamku.

"Aghhh..hhh..tolongggg...lepaskan.."

Aku berteriak tertahan.

"Mmmhhhh...cup..cupp.."

Aku merasa ciuman itu seperti terasa sangat nyata terjadi dengan diriku, aku mulai sadar dari tidurku. Ciuman dan rabaan itu terhadap tubuhku terasa nyata dan benar-benar terjadi. Lalu aku membuka mataku.

"Aghhh..hhh papaa..."

Rengekku pelan.

Saat itu aku melihat suamiku yang meraba-raba payudaraku dan aku rasakan jemarinya memainkan bibir vaginaku dibawah sana.

"Lagi yuk sayang"

Ucap suamiku ketika aku membuka mataku. Aku hanya tersenyum dan melingkarkan tanganku pada lehernya. Akhirnya kami kembali bercinta malam itu, suamiku menelanjangi tubuhku kembali dan begitupun yang ia lakukan dengan dirinya.


Di sesi bercinta kami yang kedua ini aku merasa cukup puas dengan apa yang dilakukan suamiku. Tetapi aku merasakan keanehan dengan tingkah suamiku pada sesi bercinta kami yang kedua ini. Ia meminta aku melakukannya sambil mengikuti fantasinya. Suamiku meminta aku mengkhayalkan aku sedang bericinta dengan laki-laki lain, dan ia meminta aku untuk memilih sendiri laki-laki itu.

Awalnya pikiranku sempat ingin memilih pak sugeng, karena aku sudah tau bagaimana rasa kepuasan yang aku dapatkan saat melakukannya bersama dia. Tetapi aku cukup khawatir suamiku akan menaruh curiga kepadaku. Akhirnya aku memutuskan membayangkan sedang digenjot oleh batang besar milik seorang bule.

"Ughhhh..papaa...aggghh...hhh mama suka digenjot penis besar bule paa...aghhhh..hhh"

Desahku ditengah genjotan suamiku saat itu.

"Aghhh....Iyaa boleh maa,,lakukan..papa mau keluar...ahhhh...ahhh..hh"

Jawab suamiku sambil ia mengeram ingin mengeluarkan spermanya.

Crottt...tt...crooottt..croottt.."

Sperma suamiku kembali muncrat di dalam vaginaku.

Setelahnya kami berdua kembali melanjutkan tidur kami dengan kondisi kami tidak memakai apapun dengan tubuh kami. Aku tidur dengan memeluk suamiku dan suamiku tidur dengan kondisi wajahnya ia tempelkan pada daging payudara montok milikku.

Keesokan harinya aku bangun lebih awal dari suamiku, aku langsung menyiapkan keperluan anak-anak dan suamiku untuk sarapan pagi ini. Hari ini aku tidak akan terlalu repot karena nanti suamiku yang akan mengurus keperluan anak-anak kami untuk berangkat kesekolah dan mengantarkannya, karena hari ini suamiku masuk shif siang. Jadi aku bisa lebih santai untuk bersiap berangkat ke kantor tempat aku bekerja.

Setelah suami dan anak-anak telah bangun, kami semua sarapan bersama di meja makan kami. Setelahnya aku berpamitan kepada mereka untuk berangkat duluan ke tempat kerjaku.

Pada saat temah tiba di tempat kejaku, aku segara mulai bekerja dan mempersiapkan segala keperluanku untuk perjalanan dinas nantinya, yang mana itu hanya tinggal 2 hari lagi. Setelah merasa semuanya siap, aku sempat mendiskusikannya dengan rekan satu timku nantinya. Tetapi mereka mengatakan bahwa kalau lebih baik aku mengkonsultasikannya langsung kepada pak bambang. Saat itu aku merasa bahwa apa yang meraka katakan ada benarnya juga, karena nantinya aku yang akan ditunjuk sebagai ketua tim kami dan pak bambang telah mengatakan bahwa ia tidak akan ikut dalam tim kami nantinya.

Sebenarnya aku sangat malas kalau harus bertemu dengan pak bambang, lebih tepatnya aku malu saja kalau harus bertemu dengannya. Akhirnya aku memutuskan untuk nanti saja aku melakukannya. Hingga tiba siang harinya aku belum juga melakukannya, sampai waktu makan siang tiba, rekan kerjaku yang lain telah meninggalkan ruangan kerja kami. Hingga kini tinggal aku sendiri yang berada dalam ruang kerja kami. Hari ini aku memutuskan untuk tidak makan siang karena aku merasa dengan adanya tubuhku yang semakin montok ini akan semakin mengundang gairah laki-laki untuk terus menatap nakal pada tubuhku. Jadi aku memutuskan untuk sedikit diet.

Pada saat aku tengah seorang diri dalam ruangan, pikiranku kembali teringat dengan mimpi yang menghampiri aku tadi malam. Aku merasa mimpi itu seperti nyata sekali, dan yang lebih aneh lagi kenapa aku sampai harus memimpikan desi melakukan hal itu.

"Apakah karena selama ini desi yang suka memancing pembicaraan nakal kearah sana ya? "

Cukup masuk akal menurutku, karena desi sangat suka membahas tentang batang laki-laki, terutama batang-batang besar milik laki-laki. Menurutnya bahwa batang seperti itu kan sangat memberikan kepuasan yang lebih pada perempuan, apalagi batang yang besar, panjang dan keras. Pikiranku kembali mengingat akan penis pak dedi yang aku lihat dalam mimpiku tadi malam, rasanya besar sekali penis milik pak dedi itu.

"Bagaiamana jika aku merasakan batang besar itu ya dan bagiamana rasanya jika aku yang ada dalam posisi desi seperti dalam mimpiku ya?"

Aku sampai merinding membayangkan hal itu terjadi pada diriku, bersamaan saat itu aku merasa gatal pada puting payudaraku dan kenapa gairahku rasanya tiba-tiba muncul dalam diri ini.


"Aghhh sudahlah ini tidak benar"

Aku mengalihkan pikirannku, aku tidak ingin hal itu membuat aku semakin menyimpang jauh dalam hidupku. Sudah cukup semua yang telah terjadi sejauh ini pada diriku, rasanya dengan begitu saja aku hampir saja tidak bisa mengendalikan diriku. Aku sering lupa dengan keadaan diriku saat ini jika sudah mendapatkan godaan dari laki-laki lain, lalu bagiamana jika aku sudah merasakan seperti desi dalam mimpiku.

"Aghhh rasanya tidak mungkin aku sampai begitu"

Ucapku dalam hati.

"Tetapi kenapa aku merasa terus penasaran dengan hal itu, kenapa aku sering terbayang dengan hal itu jika kondisi aku sedang sendirian? Apakah aku juga menginginkan hal seperti itu"


Pikiranku kembali menerka dalam diriku sendiri.

"Tidakkk...tidakk..ini tidak boleh"


Ucapku dalam hati.

Merasa tidak ingin larut dalam pikiran itu, aku segara beranjak dari tempat dudukku dan segera keluar untuk mencari suasana lain, aku memutuskan untuk pergi ke kantin saja.
Saat tiba disana aku hanya memesan minum saja dan duduk santai disana sambil memaikan ponselku.

Setalah selesai waktu isoma aku kembali masuk kedalam kantor kami, hingga waktunya pulang tidak terjadi hal-hal yang aneh lagi setelahnya. Saat ini pikiranku sudah bisa lebih teralihkan dengan hal lain.
Saat itu setelah semua pekerjaan kami telah selesai, ari sempat curhat kepadaku tentang persoalan dia dengan istrinya. Ia mengatakan bahwa istrinya saat ini sering protes kepada dirinya karena ari sudah jarang pulang setiap minggunya.

Aku cukup paham dengan kondisi itu, karena jarak yang lumayan jauh antara tempat ari tinggal dengan istrinya saat ini, di tambah lagi dengan kondisi kami yang saat ini tengah banyak persiapan untuk perjalanan dinas kami. Maka aku menyarankan ari agar memberi pengertian pelan-pelan kepada istrinya.

Selanjutnya setelah jam kantor usai, kami segara pulang kerumah masing-masing.

Pov rani end...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd