Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DIREBUT PEGAWAI BANK

setumat aja itu page 16 para ngocok mania nunggu kisah bekintul kintulan Mr Hendra lawan Mrs dita di ranjang minum nyiur Anum dulu pakai minyak khusus dari para Belian πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜‹πŸ˜‹πŸ˜‹πŸ˜‹πŸ˜‹πŸ˜‹πŸ˜πŸ˜πŸ˜ kontol Mr Hendra lebih Karas dari kayu Ulin
 
artinya sebentar aja itu page 16 para coli nunggu kisah selanjutnya kintul kintulan dalam bahasa Banjar di terjemahan di tafsir ngentot kintul artinya ngentot
nyiur Anum artinya kelapa muda bisa juga buat stamina jos buat pria perkasa @Semarug
 
5. BIMBANG

POV DITA

Setelah sampai dirumah tangisanku semakin menjadi-jadi. Rasa penyesalan terhadap suamiku semakin membesar dan semakin menusuk didalam hati. Aku merasa kotor setelah melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh wanita sholehah sepertiku. Dikamar tidur aku menangis sesenggukan sambil memandangi foto pernikahanku yang tergantung di dinding kamar.

Mengingat wajah mas Andi semakin membuatku merasa bersalah. Mas Andi yang selalu menyayangi dan menerimaku apa adanya dan hari ini telah aku khianati. Aku merasa bimbang apakah kejadian hari ini akan aku ceritakan atau kupendam sendiri. Aku takut kalau aku menceritakan kepadanya akan membuat hati mas Andi hancur dan pergi meninggalkanku. Saat mas Andi pulang ke rumah di sore hari, aku mencoba bersikap biasa. Namun mataku yang sebab tidak bisa kusembunyikan darinya.

"Kamu habis nangis sayang?" Tanyanya setelah melihat wajahku. Seketika itu tangisanku pecah dan dia segera memelukku dengan hangat. Banyak hal yang ingin ditanyakan mas Andi kepadaku namun melihat kondisiku seperti ini dia memilih untuk menenangkanku.

"Kamu kenapa sayang?" Tanyanya setelah tangisanku mereda.

"Aku kangen ibu di kampung mas" jawabku berbohong kepadanya. Kami berdua memang hidup di perantauan yang jauh dari keluarga. Rasa kangen terhadap keluarga dikampung menjadi hal wajah untuk orang di perantauan. Mas Andi berusaha menenangkanku dan berjanji setelah proyeknya selesai akan mengantarku menemui orang tuaku.

Beberapa hari setelah kejadian itu emosiku sudah kembali stabil begitu juga rasa benciku terhadap Hendra sudah tidak sebesar hari-hari sebelumnya. Banyak telp dan pesan darinya yang tidak ku balas namun aku kagum dengan kesungguhan hatinya. Ada kurang lebih 87 pesan yang belum terbaca dan 94 panggilan tak terjawab darinya. Aku masih malas untuk berkomunikasi dengannya dan berusaha untuk menjaga jarak. Saat sedang duduk santai diruang tamu sendiri tiba-tiba nada pesan ponselku berbunyi. Ada notifikasi pesan dari Hendra.

"Mbak aku benar-benar minta maaf. Semua ini salahku dan aku siap mbak benci selamanya. Tapi mohon berikan kesempatan buatku untuk bertemu mbak Dita dan meminta maaf secara langsung. Walaupun mbak Dita tidak menganggapku apa-apa namun jujur aku sudah sangat sayang dan cinta pada mbak Dita. Entah rasa ini datang dari mana yang jelas saat ini perasaanku kepada mbak Dita benar adanya. Tolong jangan siksa aku seperti ini mbak. Aku sungguh kehilangan semangat hidup setelah mbak Dita menjauh dariku. Tolong dibaca ya mbak. Terima kasihπŸ˜₯πŸ˜₯πŸ˜₯"

Itulah pesan panjang dari Hendra yang baru saja dikirim kepadaku. Aku melihat kesungguhannya untuk memperbaiki hubungan dan sepertinya dia sudah merasa sangat menyesal. Timbul rasa kasihan kepadanya dan kekhilafan kemaren juga bukan murni kesalahannya. Ingin rasanya aku membalas pesannya namun aku masih takut bila kejadian kemarin terulang lagi. Selang beberapa jam ada pesan yang masuk lagi darinya.

"Mbak aku nyerah sekarang. Hendra pamit dari kehidupan mbak ya. Maaf kalau sudah meninggalkan kenangan buruk dalam hidup mbak Dita. Saya tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa minta maaf. Semoga kehidupan mbak Dita lebih baik kedepannya dan doakan saya agar bisa bangkit dan melupakan mbak DitaπŸ˜₯πŸ˜₯πŸ˜₯"

Pesan kedua membuatku sedih karena sepertinya Hendra benar-benar menyerah kepadaku. Rasa kasihanku kepadanya semakin membesar dan aku putuskan untuk membalas pesannya.

"Cowok jahat 😑" balasku singkat.

"Iya mbak, aku memang jahat banget sama mbak DitaπŸ˜₯Tolong maafin saya ya mbak. Hidupku belum bisa tenang kalau belum dapat maaf dari mbak Dita" balasnya lagi

"Aku maafin tapi kita tidak usah bertemu lagi dan jangan menghubungiku lagi!!!" Balasku tegas

"Makasih mbak sudah mau memaafkanku. Saya akan pergi dari kehidupan mbak DitaπŸ˜₯ terima kasih untuk semuanya mbak" itulah pesan terakhir darinya dan aku putuskan untuk tidak membalas.

Berhari-hari setelah aku memaafkan Hendra kehidupanku telah kembali normal. Dia menepati janjinya untuk pergi dari kehidupanku. Namun sosok Hendra malah sering muncul dipikiranku akhir-akhir ini. Aku mencoba membuang jauh-jauh dari pikiranku namun masih saja belum bisa. Aku mencoba menyibukkan diri di Toko pakaianku bersama karyawan-karyawanku tapi setelah aku beristirahat sosoknya kembali muncul di pikiranku lagi. Aku sendiri merasa heran dengan kondisiku saat ini yang menurutku sangat aneh. Bagaimana mungkin aku selalu memikirkan kebaikan dan kenyamanan dari orang yang belum lama ini sangat ku benci.

Semakin hari bayangan akan sosok Hendra semakin sering memenuhi pikiranku. Kadang aku berfikir mungkin karena sikapnya yang asyik saat kita belum ada masalah menimbulkan kesan tersendiri dipikiranku. Sehingga ketika dia menghilang dariku selama beberapa hari terasa ada yang hilang dari hidupku. Walaupun belum lama aku mengenalnya jujur saja aku merasa nyaman karena sikapnya dan sering mengagumi ketampanan nya.

Apa yang ku rasakan saat ini tidak mungkin aku ceritakan kepada suamiku. Aku tidak mau suamiku mengetahui hal ini agar dia dapat fokus ke pekerjaannya. Diskusi tentang fantasi di keluarga kami juga sudah jarang kami bahas karena akhir-akhir ini suamiku sedang sibuk mengurusi pekerjaan barunya yang membutuhkan pemikiran. Intensitas pertemuanku dengan suamiku juga semakin berkurang karena dia sering pulang malam dan berangkat pagi akhir-akhir ini. Sehingga aku putuskan untuk menyimpan rapat-rapat pikiranku dan tidak menceritakan kepada suamiku. Saat aku menikmati lamunan tiba-tiba nada pesan ponselku berbunyi dan ternyata pesan tersebut dari Hendra. Apakah dia juga sedang memikirkanku seperti aku memikirkannya saat ini?

"Maaf mbak aku melanggar perjanjian. Aku sudah benar-benar tidak kuat kalau harus menjauh dari Mbak Dita. Aku benar-benar kangen dan setiap hari aku selalu memikirkan Mbak Dita. Aku mohon Mbak Dita mau menemuiku"

Sepertinya Hendra memikirkanku juga Bahkan dia yang pertama kali menyerah menahan keinginan untuk berkomunikasi lagi. apakah di antara kita sudah terbangun ikatan emosi sehingga kita saling memikirkan satu sama lain di waktu yang bersamaan atau ini hanya kebetulan saja. Aku masih bingung apakah harus membalas pesan darinya karena apabila aku membalas pesannya maka aku akan berkomunikasi lagi dengannya. Karena sebenarnya aku juga merasa rindu tandanya maka aku putuskan untuk membalas pesannya.

"Kapan?" Balas ku singkat dengan pertanyaan.

"Aku sangat senang sekali Mbak Dita membalas pesanku walaupun balasan Mbak Dita sangat singkat tapi bagiku sudah sangat membuat hatiku tenang. Kapan saja Mbak Dita bisa aku selalu siap bertemu"

"Besok jam 10.00 di taman kota" jawabku singkat.

" Dengan senang hati Mbak. Besok kita ketemu disana ya. Terima kasih mbak Dita" itulah balasan terakhir darinya Dan setelah itu aku tidak membalasnya lagi.

Antara suka dan takut aku menyiapkan diri untuk menemuinya besok pagi di taman kota tidak jauh dari rumahku. Aku memilih tempat itu karena berada di lingkungan terbuka sehingga hal-hal yang pernah terjadi saat di rumahnya tidak mungkin akan terjadi ditempat ini. Suasana taman kota yang dipenuhi dengan pepohonan menambah sejuk udara saat kita berada disana. Entah apa yang akan terjadi esok saat bertemu dengannya dan apa yang akan kita bahas masih terlihat samar di pikiranku.

Setelah suamiku berangkat kerja aku mempersiapkan diri untuk memenuhi Hendra. Aku menyiapkan pakaian yang dia sukai dan berdandan sebaik mungkin. Kenapa malah aku merasakan seperti orang yang ingin bertemu dengan kekasih padahal kemarin aku sangat membencinya. Apakah aku sebenarnya mulai suka padanya tapi tidak aku akui? Karena sikapmu saat ini padanya benar-benar seperti orang yang sedang kasmaran. Kalau memang dia di mataku seperti orang pada umumnya pasti aku tidak akan setiap hari memikirkannya.

Setelah semua persiapan selesai, aku menata hatiku agar tidak terlihat grogi ketika bertemu dengan Hendra. Aku memacu mobilku menuju ke taman kota yang berjarak kurang lebih 25 menit dari rumah. Hingga tibalah di tempat parkir taman dan segera turun untuk menemui Hendra. Dari kejauhan terlihat dia duduk di kursi taman paling ujung membelakangiku. Jantungku kembali berdebar kencang karena aku akan bertemu lagi dengan orang yang selalu mengisi pikiranku akhir-akhir ini. Aku memberanikan diri melangkahkan kaki mendekati tempat duduknya sambil berusaha menenangkan diri agar tidak panik.

Saat langkahku semakin dekat Hendra menoleh ke arahku kemudian dia berdiri sambil memberikan senyuman. Aku berjalan ke arahnya kemudian setelah kita berdiri berhadapan tiba-tiba Hendra memberiku bunga. Suasana tiba-tiba menjadi sangat romantis dan menghilangkan kegugupan yang sama-sama kita rasakan. Baru kali ini aku menerima bunga yang sangat cantik dari seorang pria bahkan Mas Andi pun sejak pacaran belum pernah memberiku bunga sekalipun. Di menit awal pertemuanku dengan Hendra dia sudah berhasil membuatku bahagia.

"Kenapa kamu kasih bunga ke aku?" Tanyaku kepadanya.

"Sebagai wujud permintaan maaf mbak" jawabnya singkat. Aku membalas dengan senyuman dan kembali merasa canggung.

"Apa kabar mbak?" Tanyanya lagi

"Alhamdulillah baik. Mas Hendra apa kapar?" Tanyaku membalas sambil menatap wajahnya. Entah kenapa saat melihat wajahnya rasa benci yang pernah ada seketika hilang.

"Tidak terlalu baik mbak. Sejak mbak Dita menjauh aku benar-benar stres mbak. Aku seperti kehilangan gairah hidup" jawabnya dengan wajah sedih.

"Aku tidak bisa berhenti memikirkan mbak Dita. Sepertinya aku benar-benar sudah jatuh hati pada mbak Dita" lanjutnya kemudian menundukkan kepala. Suasana menjadi Hening setelah Hendra berhenti bicara. Mendengar kejujurannya aku percaya bahwa dia benar-benar sudah jatuh hati kepadaku. Sedangkan aku sebenarnya juga merasakan rasa yang sama tapi berusaha aku ingkari karena aku sadar bahwa aku sudah menjadi istri orang.

"Aku juga merasakan hal yang sama mas" ucapku dengan suara pelan.

"Maksudnya mbak?" Tanya Hendra sambil menatapku penasaran.

"Aku juga belum bisa melupakan mas Hendra. Aku sendiri bingung dengan perasaanku sendiri. Aku takut mengkhianati suamiku" aku mencoba mencurahkan isi hatiku. Ada rasa malu menyampaikan kondisiku yang sebenarnya kepada Hendra.

"Jujur aku kaget mendengarnya mbak. Ternyata kita merasakan hal yang sama" balas Hendra. Aku melihat wajahnya kembali bahagia setelah mendengar ucapanku.

"Tapi aku bingung. Kamu tau kan statusku sudah menjadi istri orang dan rasanya tidak tega untuk mengkhianati suamiku. Tapi disatu sisi aku tidak bisa menyingkirkanmu dari pikiranku. Aku bingung mas" ucapku penuh kebimbangan.

"Mbak dekat dengan saya bukan berarti harus meninggalkan mas Andi. Mbak bisa berjalan dengan keduanya. Aku siap untuk mbak nomor duakan. Aku rela mbak! Yang penting bisa menjadi bagian dari orang yang spesial dihati mbak Dita aku sudah senang" Hendra mencoba menjelaskan. Kemudian tiba-tiba dia menggenggam tanganku.

"Saat ini Mbak Dita ada rasa suka lebih dari sekedar teman gak kepadaku?" Tanyanya sambil masih menggenggam tanganku. Tatapannya menjadi tajam berharap-harap cemas menunggu jawabanku. Lidahku kelu sehingga hanya bisa menganggukkan kepala perlahan. Melihat amgukan kepalaku wajah Hendra berubah bahagia dan matanya menjadi berbinar-binar.

"Kalau kita coba pacaran gimana mbak? Mbak mau?" Pertanyaan Hendra benar-benar membuatku binggung dan galau.

"Maksudnya?" Aku balik bertanya


"Aku ingin menjadi orang yang spesial dihati mbak Dita walaupun menjadi yang kedua. Aku ingin mbak Dita menganggapku sebagai pacar bukan teman karena masih-masing kita sudah memiliki rasa sayang satu sama lain. Mbak bisa menjalani hubungan yang baik dengan mas Andi dan saya. Untuk nanti akhir dari hubungan kita biar Tuhan yang menentukan" Hendra menjelaskan panjang lebar kepadaku sedangkan aku masih berdiam diri merasakan gejolak didalam diriku.

Aku tidak memungkiri kalau sudah ada rasa sayang kepada Hendra di awal pertemuan dan rasa sayang itu sekarang lebih besar lagi karena pertemuan ini. Aku masih berfikir bagaimana aku menjalani hari-hariku kedepan jika aku menerima Hendra menjadi pacarku dan masih ada rasa takut kalau mas Andi mengetahui hal ini. Namun setelah aku berfikir lagi tidak ada salahnya untuk menerima Hendra menjadi pacarku karena toh dia juga sadar bahwa posisi dia ada yang yang kedua. Akhirnya aku mengambil keputusan gila dan akan mengubah kehidupanku setelah ini.

"Aku mau. Kita coba untuk berpacaran tapi aku tidak mau mas Andi tahu sehingga menghancurkan rumah tanggaku" jawaban yang aku berikan memang diluar perkiraanku saat memutuskan datang ketaman kota ini. Aku kira pertemuan ini hanya sebatas mencairkan suasana saja namun ternyata pertemuan ini menghasilkan keputusan besar yaitu kita akan MENJADI SEPASANG KEKASIH.

Betapa senangnya hati Hendra mendengar keputusanku dan terlihat dia seperti akan menangis haru. Aku juga merasa senang karena pria ini sudah membuatku terpesona sejak pertama kali ketemu dan sekarang memohon-mohon untuk menjadi pacarku. Ada rasa bangga dalam diriku mengingat usiaku yang memasuki kepala tiga tapi masih membuat pria yang rupawan tergila-gila kepadaku.

Sambil menggenggam tanganku Hendra meminta izin untuk mencium keningku dan aku pun mengizinkannya sebagai simbol bahwa kita sudah menjadi sepasang kekasih saat ini. Kecupan yang diberikan Hendra sangat berbeda dengan ciuman yang dia berikan saat di rumahnya. Entah kemana perginya rasa bersalahku kepada mas Andi ketika bersentuhan dengan pria lain. Aku sekarang hanya menikmati saja setiap alur cerita yang akan aku buat bersama Hendra setelah ini.

"Kita saling memanggil sayang boleh gak?" Tanyanya dan pertanyaan Hendra membuatku tersenyum karena rasanya seperti kembali kejaman ABG. Aku hanya menganggukkan kepala menandakan persetujuan atas permintaanya.

"Makasih sayang" ucapnya sambil mengecul tanganku

"Sama-sama mas. Eh… sayang" jawabku masih kaku karena belum terbiasa.

Hendra mengajakku meninggalkan taman kota dan kami berjalan bergandengan tangan menuju parkiran mobil. Rasanya benar-benar seperti waktu pacaran dengan mas Andi dulu karena semuanya terlihat Indah. Rasa kasmaran, berdebar dan gembira saat pacaran hadir kembali dalam kehidupanku yang sudah lama monoton. Pada saat ini sebenarnya aku merasakan dua rasa yang menjadi satu. Rasa takut akan ketahuan suamiku dan rasa senang berjalan dengan kekasih baruku. Beginikah rasanya PERSELINGKUHAN?

Hendra memintaku untuk masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan mobilku di parkiran demi keamananku yang masih menjadi istri orang. Dia berusaha menjagaku agar tidak terjadi masalah di rumah tanggaku. Sikapnya inilah yang membuatku kagum karena dia mengantisipasinya lebih awal sebelum hal buruk terjadi kepadaku.

Ternyata Hendra membawaku ke komplek perumahannya. Suasana perumahannya sangat sepi mungkin karena saat ini adalah jam kerja. Kali ini bubur setia masuk ke rumah Hendra tanpa paksaan tidak seperti pertama kali datang ke rumah ini. Indra mempersilahkanku untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Sofa ini mempunyai kenangan ketika pertama kali Hendra memeluk dan mencium bibirku.

"Mau minum apa sayang?" Tanyanya dengan panggilan sayang

"Apa aja sayang. Yang penting segar" aku menjawab pertanyaannya juga dengan kata sayang walaupun masih terlihat kaku.

Indra kemudian masuk ke dapur dan keluar membawa minuman dingin dan mempersilahkanku untuk minum.

"Kamu nyaman gak berada didekat saya yang?" Tanyanya memulai obrolan.

"Nyaman. Kok nanya gitu?" jawabku sambil berbalik tanya.

"Kalau nyaman kenapa duduknya gak mendekat?" Pertanyaannya membuatku paham dari ucapan Hendra. Segera aku merapatkan dudukku di badannya kemudian tangannya merangkul pundakku dari belakang.

Rasanya nyaman sekali berada dalam rangkulannya hingga lupa bahwasanya aku masih menjadi istri sah seseorang. Kami pun mulai berbincang sambil sesekali tertawa karena ulah Hendra yang selalu membuat lelucon. Aku sangat menikmati suasana ini begitu juga dengan Hendra yang terlihat sangat bahagia sambil merangkulku. Sudah sangat lama aku berada di rumah Hendra kurang lebih 3 jam dan Aku meminta Hendra untuk mengantar lagi ke parkir taman kota.

"Sebelum sayang pulang, boleh gak aku minta satu permintaan?" Tanyanya

"Apa sayang?" Tanyaku penasaran

"Aku ingin mengulangi memeluk dan mencium bibirmu di sofa ini seperti dulu. Aku ingin membuat perbedaan bahwa sekarang kita berpelukan dan berciuman disini sudah menjadi sepasang kekasih berbeda dengan dulu" pintanya. Aku pun menyetujui keinginan Hendra kemudian akhirnya kami berpelukan.

Setelah beberapa saat memeluk tubuhku Hendra melepas pelukannya dan menatap wajahku dari jarak yang sangat dekat. Aku tiba-tiba menutup mataku kemudian Hendra mendekatkan bibirnya ke arahku. Bibir kami saling bertemu dan kita menikmati momentum ciuman ini dengan hangat. Rasanya sangat nikmat sekali berciuman dalam kondisi tidak terpaksa. Kami saling bertukar liur sebagai tanda bahwa hati kami sudah menyatu dan akan bersama meraih kebahagiaan.

Ciuman kami semakin memanas bahkan Hendra tidak memberiku kesempatan untuk bernafas. Aku berusaha mengimbangi permainannya sambil tanganku merangkul di lehernya. Setelah beberapa saat ciuman kami berhenti kemudian Hendra menutup dengan mengecup keningku seraya mengucapkan terima kasih kepadaku. Dia pun mengantarku ke parkiran taman kota kemudian kita berpisah.

Beberapa hari setelah kami memutuskan untuk pacaran komunikasiku dengan Hendra semakin intens. Aku sudah tidak sungkan-sungkan lagi menyebutnya sayang dan dia selalu mengabariku di setiap aktivitasnya. Tentunya hal ini berbeda dengan yang telah dilakukan suamiku yang mana dia tidak pernah menanyakan kabar atau mengabari kegiatannya ketika sedang bekerja. Hendra membawa warna sendiri yang tidak dimiliki oleh suamiku sehingga menjadikan hidupku saat ini kembali bergairah.

Selain itu setiap hari aku jadi sering melihat HP agar bisa segera membalas pesan dari Hendra. Aku pun sering sewot kepadanya ketika dia tidak memberiku kabar atau lama dalam membalas pesanku. Kadang aku juga merenung bagaimana aku bisa menjalani takdir seperti ini ketika harus merasakan cinta untuk kedua kalinya. Meskipun aku masih terikat dengan cinta pertamaku dan aku tidak ingin cinta pertamaku pergi. Apakah aku termasuk orang yang serakah sehingga ingin memiliki dua cinta bersamaan.

Aku dan Hendra adalah dua orang yang sudah dewasa yang pernah sama-sama merasakan gairah terhadap lawan jenis. Setelah lebih dari seminggu kita berpacaran obrolan kita tidak hanya sebatas gurauan semata. Namun sudah mulai menjurus ke obrolan panas yang sebenarnya tabu untuk di obrolkan Karena bagaimanapun dia belum menjadi muhrimku. Namun karena rasa cintaku padanya semakin hari semakin membesar begitu juga ketika melihat badannya yang atletis aku melanggar batasan-batasan yang aku jaga selama ini.

"Seminggu lebih kita tidak bertemu sayang. Gak kangen?" Tanya Hendra.

Kangen banget sayang. Tapi mas Andi sekarang sering kerja dirumah. Sabar ya sayang, nanti kalau mas Andi proyeknya di pulau S sudah jalan kita bisa ketemu lagi" jawabku menenangkan Hendra yang sudah kangen kepadaku.

"Sayang kirim PAP dong" pintanya. Kemudian tanpa membalas aku selfie dan mengirimkannya kepada Hendra.

"Cantik banget sayang. Rambutmu ternyata juga bagus😍" puji Hendra setelah melihat rambutku untuk pertama kali. Aku lupa kalau selama ini belum pernah melepas jilbabku di depan Hendra.

Intensitas bertukar pesan dengan Hendra semakin meningkat setiap harinya bahkan obrolan kita lebih sering mengarah ke hal-hal yang nakal. Indra pandai membalut otak mesumnya dengan candaan-candaan sehingga tidak membuatku jijik. Dia memintaku untuk mengirim fotoku yang sedang mandi. Awalnya aku menolak karena takut tersebar tapi hendra menyarankan untuk tidak memfoto wajahku hanya di bagian payudaraku saja. Aku pun menyetujui permintaannya kemudian segera mengirim foto yang dia minta.

Hendra sangat senang mendapat kiriman foto yang menampakkan bentuk payudaraku yang masih kencang dan mulus. Kemudian Hendra membalas mengirimkanku sebuah foto yang menunjukkan kontolnya yang sedang berdiri tegak. Melihat foto itu membuatku kaget hingga menutup mulutku dengan tangan. Batang kontolnya jauh lebih besar dari punya mas Andi. Gairahku naik dan segera aku pergi ke kamar mandi untuk bermasturbasi karena mas Andi sedang berada dikamar tidur.

Kami sudah layaknya suami istri yang sedang terpisah jarak karena sudah tidak ada lagi bagian tubuh kami berdua yang tidak diketahui satu sama lain walaupun hanya lewat foto. Aku mengagumi dada Hendra yang bidang dan atletis ditambah ukuran penisnya yang lebih besar dari suamiku. Aku terlena dengan kepiawaian Hendra dalam berkomunikasi denganku sehingga dia berhasil mengubah seorang ANINDITA RAHMA dari istri yang lugu dan sholehah menjadi istri yang dipenuhi dengan pikiran yang penuh gairah dalam waktu yang tidak lama.
 
harap sabar para penonton belum masuk ke scene Mr Hendra ngentoti Mrs dita alat black piton Mr Hendra masih belum panas kalau belum di lubang πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³ ini masih pacaran dulu belum Mr Hendra mempunyai niatan ingin Mrs dita jadi ibu istri dari anak Mr Hendra nyonya dita hendra πŸ˜πŸ˜πŸ˜πŸ˜πŸ˜πŸ˜πŸ˜πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜›
 
yang aku tunggu sih Mrs dita di akad Mr Hendra saya terima nikahnya Anindita Rahma bin nama bapaknya dengan emas deposito tabungan di bayar lunas tapi sebenarnya bertentangan dengan nilai hati nurani seorang pria bininya di ambil orang lain tapi kalau takdirnya ngak bersatu dan berpisah bagaimana lagi πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ™„πŸ™„πŸ™„πŸ™„πŸ™„πŸ™„
 
yang aku tunggu sih Mrs dita di akad Mr Hendra saya terima nikahnya Anindita Rahma bin nama bapaknya dengan emas deposito tabungan di bayar lunas tapi sebenarnya bertentangan dengan nilai hati nurani seorang pria bininya di ambil orang lain tapi kalau takdirnya ngak bersatu dan berpisah bagaimana lagi πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ™„πŸ™„πŸ™„πŸ™„πŸ™„πŸ™„
Apa kita buat nasib hendra seperti anto? πŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺ
 
kalau ngak kocak berkomentar ngak seru dan terasa garing membaca harus berani berkomentar yg panas tapi tetap ada lucunya biar enak di baca πŸ€ͺπŸ˜›πŸ€ͺπŸ˜›πŸ˜›πŸ˜‹πŸ€ͺπŸ˜›πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³πŸ₯³
 
wahhha Mr Hendra jangan di buat kaya Anto beda lah Mr Hendra masih baik pekerjaannya masih legal kalau Anto memang pantas mati tragis karena penjahat πŸ€”πŸ€”πŸ€”πŸ€”πŸ€”πŸ€”πŸ€”πŸ€”πŸ§πŸ§πŸ§πŸ§πŸ§πŸ§ Anto itu penjahat ngak cocok buat Erlin kalau Mr Hendra walaupun ngak jadi nanti dengan Mrs dita masih menemukan cinta sejatinya denga wanita lain 😁😁😁😁😁😁πŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺ @Semarug
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd