Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istriku Frigid & Dukun Cabul

DewaBok3p

Semprot Kecil
UG-FR
Daftar
17 May 2012
Post
86
Like diterima
234
Bimabet
Setelah perkawinan kami memasuki tahun
kelima, aku dan istriku mengalami hubungan
suami istri yang makin hari makin hampa,
karena kesibukan mengurus 2 anak kami yang
masing-masing berumur 2 dan 3 tahun. Istriku
malas sekali jika diajak berhubungan suami
istri, alasannya terlalu capai bekerja sebagai
ibu rumah tangga dan mengurus anak. Aku
yakin istriku bukan tipe istri yang suka
selingkuh, selain taat beragama, norma-norma
moral dan kesusilaan sangat dijaga benar oleh
istriku, ini dikarenakan istriku berasal dari
keluarga baik-baik dan harmonis.
Aku berusaha mencari informasi bagaimana
memulihkan hubungan kami supaya normal
kembali. Jika kupaksakan berhubungan, istriku
berteriak kesakitan, meskipun sudah dengan
pemanasan (four play) yang lama. Istriku tidak
terangsang sama sekali dan lubang
kemaluannya tetap kering, dan jika dipaksakan
masuk, dia akan menjerit kesakitan. Aku
berusaha mencari alternatif untuk
penyembuhan frigiditas istriku ini. Sudah
berbagai terapi dan dokter psiater sex yang
canggih kami datangi, tetapi tetap saja istriku
belum hilang frigiditasnya.
Istriku berumur 28 tahun dan aku 31 tahun,
pada awalnya perkawinan kami boleh
dikatakan cukup bahagia, namun sekarang
karena istriku mengalami frigiditas yang
nampaknya permanen, membuatku bingung
mencari solusinya.
Sebelum kulanjutkan, aku ingin menceritakan
istriku yang bernama Mia, yang kukawinkan 5
tahun yang lalu, untuk ukuran orang Indonesia
dia termasuk wanita yang cukup jangkung
dengan tinggi 170 cm dengan berat 49 kg.
Kulitnya kuning langsat, rambut sebahu,
memiliki leher yang jenjang.
Apa yang kusuka dari istriku adalah kakinya
yang panjang dan jenjang, serta bibirnya yang
tebal dan sensual, buah dadanya tidak terlalu
besar namun bentuknya indah mancung ke
atas. Yang membuatku penasaran adalah
puting payudaranya yang besar, hampir sebesar
ujung kelingking, itu yang membuatku
senantiasa gemas dan ingin selalu
menghisapnya.
Kembali ke masalah tadi. Setelah mendapat
informasi dari seorang rekan kerja, dia
mengatakan bahwa di daerah Ciputat ada
orang pintar/Dukun yang dapat menyembuhkan
segala penyakit termasuk penyakit frigiditas
seperti istriku ini. Namanya Pak Acan, dia
sering dipanggil Abah Acan (bukan nama
sebenarnya). Sebenarnya istriku ragu-ragu
untuk berobat ke orang pintar itu, namun atas
desakanku tidak ada salahnya dicoba.
Singkat cerita, kami pun pergi ke tempat itu,
dan memang banyak yang datang dengan
berbagai penyakit, kami pun mendaftar dan
mendapat giliran terakhir.
Sambil menunggu, aku mengamati pasien-
pasien sebelumnya, ternyata terapi orang
pintar tersebut adalah dengan memijat dengan
menggunakan minyak (seperti minyak kelapa)
yang dibuatnya sendiri. Setiap pasien
perempuan harus melepas seluruh bajunya, bh
dan tinggal celana dalam, dan mengenakan
sarung yang disediakan.
Aku sempat mengamati kamar kerjanya yang
serupa dengan kamar tidur itu pada saat
pintunya terbuka. Beberapa wanita sedang
menanggalkan BH dan memakai sarung. Begitu
istriku tahu tentang itu, dia hampir saja
mengurungkan niatnya untuk berobat karena
risih harus buka pakaian segala, apalagi harus
melepas BH.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30,
kemudian giliran kami dipanggil ke dalam. Aku
pun disuruh masuk oleh assistennya.
Orang itu meperkenalkan namanya, kemudian
menanyakan keluhan penyakit istriku, dia pun
mengangguk-angguk mengerti dengan syarat
seluruh terapi harus diikuti dengan serius
tanpa ragu-ragu. Kami pun mengiyakan, asal
istriku dapat sembuh.
Kemudian Abah Acan menyuruh istriku
menanggalkan pakaiannya, begitu istriku
membuka BH-nya, kulihat ekor mata Abah
Acan agak terkejut melihat buah dada istriku
yang putih dan mancung ke atas itu, serta
puting susunya yang cukup besar itu.
Setelah sarung dililitkan di tubuh istriku yang
hanya tinggal mengenakan celana dalam,
kemudian istriku disuruh tidur telentang di
kasur yang sudah disediakan. Aku melihat
Abah Acan mulai meminyaki rambut dan
kepala istriku dengan minyak, kemudian
istriku disuruh duduk, serta merta lilitan
sarung yang dipakai istriku terlepas. Kemudian
dari arah belakang Abah Acan meminyaki
punggung istriku.
Posisi Abah Acan duduk menghadap punggung
istriku. Dari arah belakang kedua tangannya
mulai meminyaki payudara istriku yang kiri
dan kanan, seluruh permukaan payudara
istriku diminyaki, dan kemudian aku melihat
Abah Acan melakukan pijatan-pijatan yang
menurutku sepertinya pijatan pijatan erotis.
Aku juga melihat tangan Abah Acan meminyaki
puting susu istriku, tangannya yang hitam dan
telapak tangannya yang besar dan kasar itu
meminyaki puting susu istriku. Dan aku
terkejut ketika aku melihat jari-jari Abah Acan
yang besar itu juga memelintir-melintir puting
susu istriku yang besar itu. Anehnya aku
melihat istriku diam saja, tidak memberikan
perlawanan. Sungguh aku heran, dengan aku
saja suaminya dia paling tidak suka puting
susunya kupegang-pegang tapi ini kenapa,
sama Abah Acan dia diam saja?
Puting susu istriku yang dasarnya memang
sudah besar itu semakin besar dan keras
terlihat semakin kencang dan mencuat karena
terus dipelintir, dipencet dan ditekan-tekan
oleh jari-jari Abah Acan, yang kiri dan kanan.
Aku semakin mengamati bahwa pijatan Abah
Acan tidak lagi memijat, tapi justru meremas-
remas kedua payudara istriku. Aku bertanya-
tanya dalam hati, kenapa dia tidak memijat
bagian tubuhnya yang lain tapi justru hanya
kedua payudara istriku saja. Kuperhatikan
kedua puting susu istriku semakin besar dan
mencuat keras. Sungguh kontras menyaksikan
kedua telapak tangan Abah Acan yang hitam
dan besar dengan payudara istriku yang putih
yang diremas-remas oleh tangan yang kasar.
Aku semakin heran, apakah ini terapi untuk
menghilangkan frigiditas istriku? Dan yang
lebih aneh, buah dada istriku nampak makin
keras dan mengencang seiring dengan puting
susunya yang juga mengencang. Apalagi istriku
kok diam saja diperlakukan demikian, karena
benar-benar kusaksikan Abah Acan bukan
memijat, tapi meremas-remas buah dada
istriku seenaknya, dan itu dilakukan cukup
lama.
Segala macam bentuk pertanyaan timbul dalam
hatiku, bayangkan buah dada istriku diremas-
remas oleh Abah Acan di hadapan mata
kepalaku sendiri, dan aku mendiamkannya.
Dan yang lebih aneh lagi sarung yang masih
melilit di pinggang istriku diturunkan ke
bawah oleh Abah Acan, tentu saja paha istriku
yang putih panjang dan mulus langsung
terpampang.
Lalu dia berkata kepada istriku, "Neng, tolong
dibuka celana dalamnya, Abah mau periksa
sebentar..!"
Anehnya entah karena kena sirep atau apa,
istriku menurut membuka celana dalamnya
tanpa membantah sedikit pun. Tentu saja aku
kaget dan lidahku tercekat. Jantungku
berdegup dengan kencang. Kok, Abah Acan
menyuruh membuka celana dalam istriku. Dan
yang membuat jantungku lebih berdegup
dengan kencang, kenapa istriku tidak
keberatan atas permintaan Abah Acan?
Setelah istriku melepaskan celana dalamnya,
aku melihat sendiri mata Abah Acan terkesiap
melihat kemaluan istriku, yang bersih tanpa
rambut sedikit pun. (Memang bulu kemaluan
istriku selalu dicukur, agar nampak bersih)
Dan memang aku mengakui kemaluan istriku
termasuk indah seperti kemaluan anak gadis
umur 14 tahun, dengan kedua bibir kemaluan
yang tertutup rapat.
Jantungku semakin berdegup kencang ketika
Abah Acan menyuruh istriku berbaring dan
sekaligus melebarkan pahanya ke kiri dan ke
kanan yang secara otomatis kemaluan istriku
terpampang tanpa ada yang menutupi sama
sekali.
Lalu Abah Acan berkata, "Neng, Abah mau
periksa dalam yah.., Neng tenang-tenang aja,
yang penting frigid-nya Nneng bisa sembuh."
Lalu istriku pun mengangguk tanda setuju.
Dan tanpa kusadari, batang kemaluanku sudah
tegang luar biasa, apalagi ketika jari-jari Abah
Acan yang berbuku-buku besar itu mulai
membelai-belai kemaluan istriku. Dia mulai
memijat mijat bibir kemaluan istriku seraya
mengolesinya dengan minyak. Jari-jari Abah
Acan, yang besar dan berlumuran minyak itu
mulai mempermainkan kemaluan istriku. Aku
melihat jari telunjuk Abah Acan menyentuh
kelentit istriku. Jari tengahnya mulai masuk
perlahan-lahan merojok ke dalam kemaluan
istriku.
Aku hampir tidak percaya pada
pendengaranku, aku mendengar istriku
melenguh kecil dan mendesah-desah tertahan,
seperti orang yang sedang menahan suatu
kenikmatan orgasme (sebenarnya aku senang
mengetahui bahwa sebenarnya istriku tidak
frigid). Aku melihat mata istriku begitu redup,
seperti orang keenakan. Abah Acan tidak
hentinya terus mulai memundur-majukan jari
tengahnya ke dalam liang kemaluan istriku.
Jari tengah Abah Acan yang besar dan hitam
itu masuk dengan lancarnya ke dalam
kemaluan istriku. Nampaknya minyak pelumas
di dalam kemalaun istriku sudah keluar.
 
Aku terkejut paha istriku semakin dibuka
lebar, dan tanpa disadarinya istriku mulai
mengoyangkan pinggulnya.
"Oh.. Bah.. oh.., eh.., eh.., eh..!" desahnya.
Istriku kemudian mengangkat pinggulnya
tinggi-tinggi, sudah dipastikan istriku
terangsang luar biasa oleh permaianan Abah
Acan.
Aku melihat istriku benar-benar menikmati apa
yang dilakukan oleh Abah Acan pada dirinya.
Jari-jari Abah Acan yang berada di dalam liang
kemaluan istriku membuat tubuh istriku yang
telanjang bulat itu mengelinjang-gelinjang tidak
karuan sambil tangannya mencengkram kasur
serta mengangkat pinggulnya dan pantatnya,
kemudian mengoyangkannya ke kiri dan ke
kanan. Jari tengah Abah Acan yang besar dan
kasar itu terbenam dalam sekali di dalam
lubang kemaluan istriku. Aku juga melihat
jempol jarinya mengosok-gosok klitoris istriku.
Sungguh lihay sekali Abah Acan
membangkitkan birahi istriku.
Aku melihat mata istriku menandakan
keenakan, dimana biji matanya yang hitam
tidak nampak, sementara jari-jari Abah Acan
terus bergerak mundur maju di antara bibir
vagina istriku, dan makin lama jari-jari Abah
Acan makin jauh terbenam di dalam vagina
istriku. Lalu yang membuat jantungku
berdegup kencang, Abah Acan memutar-mutar
jarinya yang sedang berada di dalam kemaluan
istriku, diputar ke kiri dan ke kanan, lihay
sekali dia merojok-rojok kemaluan istriku.
Klitoris istriku juga menjadi perhatian penuh
Abah Acan, jempol Abah Acan yang besar dan
kasar permukaanya itu terus mengosok-gosok
klitoris istriku. Semakin lama nampak klitoris
istriku membesar dan menonjol kepermukaan,
sungguh pemandangan yang luar biasa.
Digosok dan dimainkan sedemikian rupa,
klitoris istriku semakin besar sebesar biji
kacang tanah, dan istriku pun melenguh tidak
karuan menahan kenikmatan yang didapat oleh
Abah Acan.
Aku pun semakin tercekat, karena Abah Acan
mulai memasukkan tambahan jarinya, yaitu
jari telunjuknya yang berbuku-buku besar itu
ke dalam kemaluan istriku. Bersama jari
tengah dan telunjuknya yang besar itu, Abah
Acan semakin menggila mengexplorasi
kemaluan istriku serta sering memutar-mutar
jarinya di dalam.
Tidak dapat dibayangkan selama ini, aku saja
suaminya tidak pernah melakukan apa yang
seperti Abah Acan lakukan. Jangankan
memasukkan jari ke dalam kemaluannya,
menggosoknya dari luar pun istriku tidak mau,
alasan istriku tidak hygienis. Susah
dibayangkan, bagaimana rasa nikmatnya Abah
Acan ketika jarinya masuk ke dalam
kemalauan istriku yang kecil dan tertutup
rapat itu dirojok oleh kedua jari Abah Acan
yang besar-besar itu.
Apalagi tangan kiri Abah Acan yang bebas
mulai menggapai payudara istriku dan mulai
meremas-remasnya bergantian yang kiri dan
kanan serta memelintir-melintir puting susu
istriku bergantian. Aku melihat puting susu
istriku yang sebesar ujung kelingking itu
membesar dan mencuat ke atas karena
diperlakukan demikian.
"Ahhh..!" suara desahan istriku makin keras
terdengar (sebenarnya istriku paling malu
mendesah-desah keenakan seperti ini, biasanya
dia tahan, tidak mengeluarkan suara) tapi
dengan Abah Acan dia benar-benar tidak
tahan.
Sungguh aku heran, dengan Abah Acan, kok
jadi lain. Kalau aku suaminya yang melakukan
dia tidak mau, jangankan memasukkan jari ke
dalam lubang kemaluannya, meremas-remas
buah dadanya saja istriku tidak mau, ngilu
katanya. Dengan Abah Acan dia merelakan
kedua payudaranya diremas-remas, dan
membiarkan Abah Acan mempermainkan
puting susunya (yang menurut dia sangat geli
dan sensitif). Dan yang membuatku tidak habis
berpikir dan membuat birahiku semakin naik,
kenapa dia membiarkan jari-jari Abah Acan
masuk ke dalam lubang kemaluannya,
sedangkan aku ditolaknya dengan tegas jika
ingin mempermainkan kemaluannya.
Tapi aku tidak dapat berpikir lama lagi, karena
aku sedang menyaksikan pemandangan yang
sangat luar biasa, dimana istriku sedang
menikmati perbuatan Abah Acan. Jari-jari
Abah Acan semakin dalam terbenam dan
semakin cepat maju mundurnya.
Dan, tiba-tiba aku melihat kedua paha istriku
menjepit kencang tangan Abah Acan yang
berada di selangkangan istriku. Kedua tangan
istriku menarik tangan Abah Acan sambil
berusaha menekan pinggulnya ke depan serta
menarik tangan Abah Acan dan berusaha
menekan jari-jari Abah Acan untuk lebih jauh
masuk ke dalam vaginanya.
Istriku merintih histeris tidak tertahan, "Ahh..,
ahh.., ahh.., ahhh..!"
Rupanya istriku telah mencapai orgasme
dengan sempurnanya.
Abah Acan dapat merasakan cairan istriku
telah keluar dan meleleh ke bibir
kemaluannya. Dan aku juga melihat wajah
Abah Acan sudah memburu penuh nafsu.
Dengan perlahan dia membuka celana hitam
komprangnya, kemudian membuka celana
dalamnya, lalu tersembul lah batang kemaluan
Pak Acan yang sudah membesar dan menegang
itu, yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar.
Aku pun tercekat memandang batang
kemaluan Aban Acan yang besar dan panjang
itu. Jantungku berdegup dengan kencangnya.
Lalu Abah Acan menoleh kepadaku, "Pak,
Bapak rela tidak sebagai suami, demi untuk
kesembuhan istri Bapak ini, istri Bapak musti
saya suntik dengan ini," sambil menunjukkan
batang kemaluannya yang besar itu, "Saya
harus menyetubuhi istri Bapak sekarang. Biar
frigidnya hilang."
Aku pun terdiam, pikiranku berkecamuk, tiba-
tiba seperti suara halilintar yang memecahkan
telingaku, istriku berkata, "Biar saja Abah
Acan, saya mau, yang penting.. saya bisa
sembuh."
Jantungku berdegup kencang, tapi tubuhku
menjadi lemas mendengar perkataan istriku
barusan. Istriku rela disetubuhi oleh orang
yang baru dikenal, bahkan dilakukan di depan
suaminya, seingatku Mia adalah istriku yang
paling setia, alim dan tidak pernah macam-
macam, tapi kenapa sekarang jadi begini,
apakah kena guna-guna..? Sirap..? Atau apa..?
Aku tidak dapat berpikir lebih lama lagi,
dengan perlahan dan pasti Abah Acan
mengarahkan topi bajanya ke dalam kemaluan
istriku. Istriku pun juga cukup kaget melihat
topi baja Abah Acan lebih besar dari batang
kemaluannya. Dan sialnya, sepertinya istriku
tidak sabar menunggu batang kemaluan Abah
Acan menghampiri kemaluannya. Tanpa rasa
malu sedikit pun, istriku menarik pinggul Abah
Acan dengan kedua belah tangannya untuk
cepat merapat ke selangkangannya.
Tapi ternyata Abah Acan sadar diameter
kemaluannya yang hampir 3 cm itu memang
terlalu besar untuk kemaluan istriku yang
mungil dan imut-imut itu, (sebenarnya ada
perasaan minder dalam diriku, karena batang
kemaluanku jika dibandingkan dengan Abah
Acan jauh lebih kecil).
Perlahan Abah Acan mengosok-gosok topi
bajanya di permukaan kemaluan istriku yang
kecil dan mungil itu. Aku pun deg-degan
melihat pemandangan yang spektakuler itu,
apa bisa masuk seluruh batang kemaluan Abah
Acan ke dalam vagina istriku..?
Aku melihat wajah ketidaksabaran istriku
karena Abah Acan belum memasukkan seluruh
batang kemaluannya ke dalam liang vaginanya.
Nampak wajah protes dari istriku dan Abah
Acan mengerti. Perlahan dan pasti topi baja
Abah Acan sudah mulai terbenam masuk ke
dalam kemaluan istriku. Mata istriku
mendelik-delik ke belakang, merasakan
kenikmatan yang luar biasa, dan membuat
perasaan iri menjalar di tubuhku. Istriku
memeluk tubuh Abah Acan dengan
kencangnya, seolah tidak mau melepas batang
kemaluan yang sudah masuk ke dalam
vaginanya.
Istriku semakin memperlebar kedua pahanya
lebar-lebar, ke kiri dan ke kanan,
mempersilakan batang kemaluan Abah Acan
masuk tanpa hambatan. Kini seluruh batang
kemaluan Abah Acan sudah terbenam di dalam
liang vagina istriku. Abah Acan tidak langsung
memainkan batang kemaluannya, dibiarkannya
sesaat batang kemaluan itu terbenam, ini
membuat istriku makin gelisah. Dan sungguh
di luar dugaan, Abah Acan berusaha mencium
bibir istriku yang sensual itu, aku menyaksikan
bagaimana bibir Abah Acan yang hitam itu
melumat bibir istriku yang tebal dan sensual
itu.
Aku tahu sebenarnya istriku tidak mau dicium
oleh sembarang pria, tapi karena desakan
birahi yang meluap-luap, mau juga istriku
membalas ciuman Abah Acan dengan ganasnya.
Kulihat mereka berpagutan, namun istriku
sudah tidak tahan.
Dia berkata, "Ayo dong.., Abah Acan, mulai..!"
Perlahan dan pasti Abah Acan mulai memaju-
mundurkan batang kemaluannya di dalam
vagina istriku. Aku melihat disaat batang
kemaluan Abah Acan menghujam ke dalam,
bibir kemaluan istriku pun ikut melesak ke
dalam, dan disaat batang kemaluan tersebut
ditarik keluar, bibir vagina istriku pun ikut
melesak keluar. Hal ini dikarenakan batang
kemaluan Abah Acan yang terlalu besar untuk
ukuran vagina istriku yang kecil dan imut itu.
Aku melihat wajah istriku merah padam,
menahan kenikmatan yang luar biasa. Matanya
terpejam-pejam saat menerima hujaman
batang kemaluan Abah Acan serta bibirnya
mendesis-desis. Ternyata istriku sangat
menikmati persetubuhannya dengan Abah
Acan, dikarenakan memiliki batang kemaluan
yang besar dan panjang. Sementara aku
melihat wajah Abah Acan, matanya merem
melek, menikmati liang vagina istriku yang
kecil dan imut-imut itu.
 
Tanpa ada rasa malu, di sela-sela rengekan
nikmat yang keluar dari bibir istriku, aku
mendengar dia berkata, "Ahh... Ayo dong.. Bah
Acan, cepetan..!"
Rupanya istriku sudah ingin mencapai
orgasme. Istriku semakin cepat
menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke
kanan, dan mengangkat pinggulnya tinggi-
tinggi. Dan benar saja, Abah Acan semakin
mempercepat permainannya, topi baja dan
batang kemaluan Abah Acan yang dikelilingi
oleh urat-urat yang besar sekarang begitu
mudahnya masuk keluar dari dalam liang
kemaluan istriku yang sempit itu.
Sukar dibayangkan, batang kemaluan Abah
Acan yang demikin besar itu dapat menerobos
masuk dan keluar dengan mudahnya, ini
dikarenakan pasti istriku sudah mengeluarkan
cairan pelumasnya begitu banyaknya. Tapi
karena saking besarnya batang kemaluan Abah
Acan, bibir kemaluan istriku tetap melesak ke
dalam atau ke luar ketika dihujam maupun
ketika dicabut.
Ini merupakan pemandangan yang sangat
menakjubkan, cepatnya batang kemaluan Abah
Acan masuk dan keluar, diikuti dengan
cepatnya bibir vagina istriku melesak ke dalam
dan keluar. Aku pun sudah tidak tahan untuk
melakukan masturbasi melihat istriku
disetubuhi oleh laki-laki yang belum dikenal
dengan batang kemaluan yang luar biasa
besarnya.
Abah Acan ternyata tidak mau rugi sama
sekali, apabila diperbolehkan menyetubuhi istri
orang dalam rangka penyembuhan, harus
dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak boleh ada
bagian tubuh yang dilewatkan. Memang
sungguh keterlaluan, sempat-sempatnya Abah
Acan melahap kedua buah dada istriku yang
terguncang-guncang terkena hentakan batang
kemaluannya.
Dengan rakus disedot-sedotnya puting susu
istriku dengan kuatnya yang kiri dan kanan
bergantian, sungguh Abah Acan menikmati
puting susu istriku yang sebesar ujung
kelingking itu (seperti anak kecil ngempeng
dot). Pasti nikmat karena terasa puting itu di
mulut yang menghisapnya.
Efek dari ini semua istriku tidak tahan untuk
berteriak-teriak menikmati kenikmatan yang
amat sangat yang belum pernah dirasakan. Dan
tiba-tiba aku melihat tubuh istriku mengejang
kaku dan bergetar seperti dialiri listrik ribuan
volt. Tangan dan kakinya memeluk Abah Acan
dengan kuat seperti lengket.
"Ahh.., ahh... Ahh..!" tangannya mencakar
punggung Abah Acan hingga berdarah dan
bibirnya mengigit lengan Abah Acan hingga
berdarah pula.
Pinggul istriku diangkat menempel di tubuh
Abah Acan, seolah tidak dapat lepas, istriku
mengalami orgasme yang luar biasa hebatnya,
yang seumur hidup belum pernah
dirasakannya.
Sementara Abah Acan pun sudah tidak tahan,
dia mempercepat kocokannya. Dan akhirnya
ketika ingin memuntahkan laharnya, dia cepat
mencabut batang kemaluannya yang besar dan
berurat itu dan disodorkan segera ke wajah
istriku. Sperma putih melumuri wajah istriku
dan sebagian dari sperma itu harus ditelan
oleh istriku, sebagai salah satu syarat
kesembuhan.
Setelah selesai, Abah Acan menyuruh istriku
mandi air kembang yang disediakannya dan
memberikan beberapa ramuan kepadaku untuk
diminumkan istriku. Kemudian Abah Acan juga
memberikan semacam dildo dari karet, untuk
menstimulir birahi istriku, karena katanya
istriku hanya dapat orgasme dengan ukuran
penis yang besar dan panjang minimal dengan
diameter 2 cm dan panjang 20 cm.
Ketika hendak pulang, kutanyakan berapa
ongkos tarif terapi yang baru saja
dilakukannya. Dikatakannya gratis, untuk
istriku karena sudah dibayar dengan tubuh
istriku. Dia mengatakan aku merupakan pria
yang beruntung mempunyai istri yang lubang
kemaluannya kecil dan peret meskipun sudah
beranak 2.
Demikianlah pembaca. Setelah kejadian di
tempat Abah Acan, istriku sudah mulai
berangsur-angsur sembuh dari frigidnya, dan
terus menjalankan terapi serta minum ramuan
yang dibuat oleh Abah Acan.
 
diem diem seminggu sekali setor badan ke abah yaa ... ?
 
cerita kentut... suami goblog.. otaknya dipantat... terlalu mengada ada...
 
imposibble is nothing
kalo gw jd suaminya
wah abis ngentotin tu abah gw mutilasi hahahaha biar impas wkwkwk
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd