KEGELISAHAN NIKEN
“Witing tresno jalaran soko kulino, lunture tresno jalaran ono wong liyo”
Semarang
Malam semakin larut, namun mata niken tak jua mau terpejam, ucapan pria di taman itu mempengaruhi benaknya, niken melirik ke suaminya yang sudah pulas, sepertinya mas endi sangat lelah, niken duduk di atas kasurnya, “apa maksudnya orang itu, siapa dia?” niken tak pernah bertemu orang itu sebelumnya.
“Gampangan?, aku gampangan, apa benar pak andi bicara seperti itu,” niken sulit mempercayai kalau andi tega berbuat itu, “tapi kenapa dia bisa tau soal sekretaris,” niken kini mulai meragukan keyakinannya tentang andi.
Semakin dalam dia berpikir semakin bingung niken, dia tak percaya kalau andi mau cerita-cerita soal affairs mereka ke orang lain, tapi semua yang dikatakan pria ditaman itu cukup detail, dan satu-satunya cara orang itu tahu, pasti dari orang yang bersangkutan , yaitu pak andi.
Kegelisahan niken membuat endi terganggu, “mums, kok belum tidur,” ucap endi, “ehh, mums kebangun, mau pipis paps,” niken segera turun dari ranjangnya, dia mengambil hpnya yang tergeletak di meja.
Niken duduk di sofa depan tv, dia membuka hpnya, ingin sekali dia bertanya pada andi mengkonfirmasi ucapan pria di taman itu, namun berkali-kali dia mengetik chat, berkali-kali pula dia menghapus, niken melihat jam d hpnya sudah hampir jam 1 pagi.
“Aduhh, gua musti gimana ini, tapi apa mungkin pak andi tega bilang gua gampangan?, rasanya gua gak percaya, tapi kalau bukan pak andi yang bilang, darimana orang itu tau,” niken benar-benar bingung, bersamaan itu terdengar tangisan danar.
***
Paginya seperti biasa niken menyiapkan sarapan untuk endi, kali ini niken membuatkan endi nasi goreng.
“Ehmm masakan mums emang mantap, ya kan bu, anak ibu itu jago masak ha..ha..,” puji endi sambil menyantap sarapannya dengan lahap.
“Ndi, nanti kamu bisa mampir ke rumah sebentar ndak, antar ini buat bapak,” ucap mertua endi menunjuk sesuatu, endi melihat sebuah kotak obat yang rupanya obat gosok.
“Kemaren ibu beli di dekat rumah kamu, soalnya cuma disitu yang jual obat cina seperti ini,” ucap mertuanya.
“Obat apa ini bu, ohh obat rematik pegal linu,” ucap endi melihat-lihat kemasan obat itu.
“Memang bapak masih suka kambuh encoknya bu?” tanya niken.
“Ya nik, bapakmu itu sudah ibu bilangin jangan terlalu capek olahraga sepedaan, kemaren dia sama teman-temannya sepedaan sampe gak tau kemana, pulang-pulang katanya pinggangnya sakit,,
mpun sepuh nangging mboten eling umur, hahaha
” ucap ibunya sambil tertawa mengingat gaya suaminya yang tidak sadar dengan umur, niken pun tersenyum mendengar ucapan ibunya itu
Kemudian ibu niken masuk ke kamar, saat mendengar tangisan danar, “mums, kamu tempo hari ke bandara ngapain?” tanya paps sambil mengenakan dasinya, “ke bandara?, maksud paps?,” tanya niken.
“Itu loh di mobil ada tiket parkir bandara, perasaan aku gak pernah ke bandara sejak dinas ke sulawesi dulu,” ucap endi.
Niken teringat saat menemui andi tempo hari, “ohh itu paps, pak andi bilang dia mau kasih sesuatu, dia chat mums, ya udah gak ada salahnya mums temuin dia,” niken beralasan.
“Kasih sesuatu apa mums,” tanya endi sambil memeriksa tas kerjanya.
“He ehmm, gak tau sih, pas mums sampe bandara, dia dah masuk ruang tunggu jadi gak ketemu,” jawab niken, “emang kenapa sih paps kok kayaknya curiga ama aku,” niken tiba-tiba gusar.
Endi sedikit terkejut niken mulai ngegas, padahal endi cuma bertanya tanpa curiga apapun, endi menatap wajah istrinya, dia merasa mungkin istrinya stress di rumah saja, hingga mudah emosi.
“Gak kok, paps gak curiga, kan cuma nanya, masa gak boleh,” ujar endi pelan, dia tak ingin menanggapi secara emosi juga.
“Ya paps nanyanya kaya nyelidik gitu, teserah lah,” niken kemudian masuk kamar dengan kesal.
Endi semakin bingung, tadinya dia ingin menyusul niken untuk mencairkan suasana, namun endi hari ini terburu-buru, lalu endi menggunakan sepatunya dan keluar dari rumah.
“Kenapa mums begitu emosian sekarang ini ya, sedikit saja langsung dia kesal dan marah, apa jangan-jangan karena terlalu lama cuti, jadi dia stress?, trus ngapain juga dia kebandara, mums juga gak cerita kalau dia kebandara menemui andi, aneh..sejak danar lahir mums sangat emosian, apa jangan-jangan karena masa nifasnya, ya bisa jadi karena jarang di belai kali, padahal masa nifasnya sudah lewat, tapi aku juga keburu lelah saat sampe di rumah, baiklah nanti aku akan pulang cepat, dia mungkin butuh nafkah batin hihihi,” ucap endi dalam hati saat sudah didalam mobilnya.
Dari jendela kamar, niken melihat mobil suaminya meninggalkan rumah, dia merasa menyesal tadi marah pada suaminya, “paps tuh gak salah, kenapa juga aku melampiaskan kekesalanku pada paps, maafin mums ya paps,”
Niken juga gak tau, kenapa sejak danar lahir moodnya selalu up and down, “apakah ini dinamakan baby blues,” pikir niken
Niken yang dulu cuek, kini menjadi super sensitif, terkadang setiap endi bergurau sedikit saja langsung niken marah dan tersinggung, untung saja endi tak pernah menanggapi kejudesan istrinya, sehingga pertengkaran dapat dihindari.
***
Andi yang tengah sibuk mendiskusikan sesuatu dengan sekretarisnya, tiba-tiba menerima telepon, dilihatnya nama niken yang menelpon, andi ragu untuk menjawabnya, sekretarisnya cukup peka dengan situasi itu, dan kemudian meminta izin untuk mengambil sesuatu di luar.
Panggilan niken berakhir, andi meletakkan hpnya di atas meja kerjanya, “tumben si niken nelpon, ada apa ya,” andi ragu menerima panggilan telpon dari niken takut nanti rina tahu, malah jadi salah paham.
Kembali panggilan hpnya berbunyi, lagi ternyata niken yang menelpon, “sepertinya ada yang penting ini,” ucap andi dalam hati.
“Halo niken,” andi menjawab telpon niken.
“Halo pak andi, maaf kalau ganggu ya pak,” niken di ujung sana berdebar mendengar suara andi
“Ohh gak kok nik, ada apa, tumben kamu nelpon, semua sehat-sehat aja kan,” ucap andi.
“Sehat semua pak, gini pak, saya mau bertanya..” ucap niken.
“Sebentar nik,” kata endi memotong ucapan niken, sekertarisnya masuk mengabarkan bahwa staf menteri menelpon di line 2.
Niken yang mendengar ucapan sekretaris andi tadi, kemudian berkata, “ohh ya sudah nanti saya telpon lagi pak, maaf ya ganggu,” ucap niken.
“Ya nik, nanti telpon lagi aja,” pembicaraan mereka terputus, andi kemudian menerima panggilan penting dari staf menteri.
“Selamat pagi pak, oh ya, hari ini juga saya kirimkan laporannya melalui email....ya siap pak, saya segera kesana.. ya, hahaha, baik baik, oke selamat pagi pak,” setelah selesai bicara, andi kemudian bergegas menggunakan jasnya dan keluar menuju kantor menteri, dia meninggalkan hpnya di meja.
1 jam kemudian niken kembali menghubungi andi, namun andi sendiri belum kembali ke kantornya, andi sedang sibuk rapat pembahasan pelaksanaan KTT APEC di kementerian terkait, berkali-kali niken menelpon namun tak ada jawaban,
Jam 3 sore andi kembali kekantornya, dia baru teringat dengan hpnya yang tertinggal, dia membuka hpnya, ada 60 kali panggilan tak terjawab dari niken, lalu andi menelpon niken, ternyata hp niken mati, andi melihat lagi ke hpnya, dia memutuskan menghapus riwayat panggilan dari niken itu, andi takut menjadi salah paham bagi rina.
***
Semarang
Setelah telponnya dengan andi terputus karena ada panggilan penting, sejam kemudian niken menghubungi andi kembali, namun hingga nada dering berakhir tidak ada jawaban, kembali niken mencoba lagi, namun sama seperti sebelumnya tak ada jawaban, “apa pak andi lagi sibuk, ya sudah nanti lagi aku telpon,” ucap niken.
Sejam kemudian niken menghubungi andi kembali, namun lagi-lagi tak ada jawaban, entah sudah berapa kali niken terus menghubungi andi, kekesalannya memuncak, dia kesal karena andi tak menjawab panggilannya, lagi dicobanya menghubungi andi, trus sampai nada deringnya abis tak ada jawaban juga, “nomor yang anda hubungi tidak menjawab,”
Niken kesal, tanpa sadar dia melempar hpnya, hingga hpnya itu membentur tembok dan jatuh ke lantai, menyadari apa yang dilakukannya, niken buru-buru mengambil hpnya, “ya ampun.***sak deh, haaaaaa...” niken berteriak kesal.
Ibu niken terkejut mendengar niken berteriak, “ada apa nik?, kenapa kamu teriak teriak,” ibunya memperhatikan niken yang sedang berjongkok.
“Loh hp kamu rusak toh, kamu banting ya,” tanya ibunya, niken tak menjawab, dia hanya diam, bibir indahnya cemberut.
***
BERSAMBUNG