JackDaRipper
Semprot Lover
- Daftar
- 10 Jan 2019
- Post
- 205
- Like diterima
- 81
"aku adalah engkau, engaku adalah aku"
"dari turunnya hujan yang kemudian membasahi dedaunan"
"izinkan aku menjadi penjagamu"
"wahai sumber dari segala kerinduan"
universe X4601
"dari turunnya hujan yang kemudian membasahi dedaunan"
"izinkan aku menjadi penjagamu"
"wahai sumber dari segala kerinduan"
universe X4601
Babak Ke-1
Sambil menggigit filter rokok, aku menaiki tangga portable guna memasang kabel dan menghubungkannya dengan camera CCTV. Aku seorang teknisi CCTV yang beroprasi di wilayah ibu kota, sudah banyak client dari berbagai bidang usaha baik kantoran, ruko, tempat ibadah maupun rumah pribadi. Gajinya tidak begitu besar sih tapi cukup untuk hidup sehari-hari.
Ayahku sudah meninggal sejak aku lulus SMA, ia mengalami kecelakaan dan mengalami pendarahan di kepala lalu meninggal setelah terkena stroke sebulan setelahnya. Saat itu aku bersama ibuku kehilangan tempat berpegang, Ibuku nekad mengadu nasip ke negeri orang menjadi TKW. Dan nasib baik masih menyertaiku, aku diperkenankan tinggal bersama paman dan bibiku.
Awalnya aku ditawari untuk kuliah oleh mereka dengan beban biaya 50-50, yang berasal dari kiriman ibuku juga paman dan bibiku. Selama 2 tahun hal itu berjalan lancar sampai pada pertengahan semester 5 usaha paman dan bibiku jatuh, mereka ditipu oleh rekan bisnisnya dan terpaksa menanggung beban hutang yang cukup bernilai besar. Karena tak sanggup membayar beberapa asset dan ruko mereka disita.
Meski begitu mereka tetap menafkahi juga membantuku meringankan biaya kuliah yang terbilang mahal. Jelas saja mengetahui hal tersebut aku memutuskan untuk angkat bicara dan mengutarakan keputusanku untuk berhenti kuliah, sebuah pilihan sulit namun aku harus tahu diri juga lah. Mulanya mereka bersikeras melarangku berhenti, dan menawariku untuk cuti saja.
Namun akhirnya mereka menyerah akan keputusanku dan aku mulai mencari kerja dengan skill dan kemampuanku seadanya. Sampai aku berlabuh di jasa keamanan Instalasi CCTV ini. Oh ya paman dan bibiku memiliki putri angkat yang umurnya dibawahku 2 tahun. Ia menjadi seorang performer atau publik figure yang dikenal sebagai member idola JKT48. Itulah riwat singkatku.
“Bang kayaknya kurang ke kiri dikit tuh kameranya”
Sahut Karman yang berada di bawahku.
“heeemmm… segini?”
“pas mantab! Bang!”
Balasnya sambil mengacungkan ibu jari padaku.
Aku menghisap asap rokokku sambil mengepulkannya perlahan, lalu turun dari tangga.
“sekarang tinggal setting DVRnya bang”
Karman membawa perkakas dan perlengkapan lainnya masuk menuju ruangan bangunan yang merupakan sebuah Kantor.
Ku lempar batang rokok yang sudah separuh ke dalam tong sampah. Lalu melenggang masuk mengikuti karman.
Oh iya Karman adalah asistenku sekaligus sopir yang siap membantu dan mengantarkanku ke tempat client untuk instalasi. Umurnya 1 tahun di atasku namun dia begitu santun dan selalu memanggilku dengan sebutan Abang. Mungkin karena posisiku yang merupakan senior dia.
Aku melihat sekumpulan anak-anak remaja mungkin kisaran SMP-SMA sedang berlatih koreo. Lalu tanpa disangka sangka seorang gadis yang sangat ku kenal memanggilku.
“Abaaang!”
Gadis itu menghampiriku dan membuat orang orang yang sedang santai juga latihan berfokus padaku.
“eh…”
Aku terkejut seakan tak percaya
“abang ngapain kesini?”
Ia terlihat keheranan namun nampak matanya berbinar binary.
“ya kerja lah, masa mau Nyinden?”
Jawabku sekenanya. Kemudian sang koreografer memanggil dia dengan nada yang cukup lantang dan tegas
“Miraa!! FOKUS!”
Tentu saja itu mengundang ledekan dan canda tawa dari teman-temannya.
“yee seenak udel lu ye… maen tinggal tinggal, orang lagi latian”
Jawab temannya yang berwajah oriental
“eh iya sorry-sorry… abis kaget liat abang aku tiba-tiba dateng ke sini”
Tak lama Mira kembali ke barisan dan tentunya ia terkena marah dan ku lihat ia sedang di disiplinkan oleh pelatih atau apapun itulah namanya.
“bang di sini” kembali karman memanggilku ke dalam sebuah ruangan.
“barusan itu adek abang kah?” Tanya karman penasaran.
“hmm bisa dibilang gitu sih, tapi sebenernya doi anak om tante gue sih.” Jawabku sambil mengambil kursi lalu duduk menatap beberapa layar LED yang tersambung ke DVR lalu melakukan penyetingan.
“wuih enak banget punya kerabat artis”
Karman duduk di sampingku sambil menepuk pahaku pelan.
“artis apaan? Masuk tipi juga jarang… man” Aku merogoh saku baju dan mengeluarkan sebungkus rokok yang tinggal sebatang lagi. Tapi karman menepuk bahuku dan menunjuk ke atas tepatnya ke arah AC.
“ditahan dulu bang, ruangan ber AC nih”
“ya elah man… Cuma sebat doank mah bentaran” kilahku namun Karman menggoyang-goyangkan jarinya mengisyaratkan untuk tidak melakukan itu.
“gue beliin sebungkus deh bang, abis ini” tawarnya sambil tersenyum
“oke deal! plus sekaleng coca cola ” ucapku mantap.
“ya elah bang, dikasi hati minta jantung” balas karman.
“Salah… dikasih toked minta memek man… pan sepaket ehehe” candaku, kemudian ia menepuk pundakku agak keras.
“mesum lu bang… makanya cepet cari pacar bang… udah ganteng terus pinter kaya lu mah gampang dapetin cewek hehe”
“gak butuh pacar gue mah man... ribet ngurus lah” jawabku sambil tetap fokus menatap layar dan mengkonfigurasi.
“siap bang jago, eheheh”
Tidak ada kendala maupun masalah dalam proses ini, karena aku sudah terbiasa melakukan hal ini. Sudah makanan sehari hari, kalau pun ada masalah pun ya aku sudah tau celah celahnya.
“btw adeknya abang itu cakep juga ya, heheh pantes jadi artis… eh publik figur maksudnya”
Ctak! Suara tombol enter kutekan dengan keras.
“Ok beres man!” seruku sehingga membuat Karman sedikit terkejut.
“eh barusan lu bilang Mira cakep? Hahah casing doank cakep, tapi kelakuannya parah binti kocak bet dah… yuk kita ketemu sama Pak francis buat setting di hp nya.” Pintaku lalu beranjak dari ruangan tersebut.
“woah point tambahan itu bang, udah cakep humoris!” Karman terlihat exciting
“humoris dari hongkong man, dia itu agak oneng, lu liat aja kelakuannya barusan nyelonong gitu aja manggil gue padahal lagi latihan.” Pungkasku
“hahah iya juga bang tapi tetep aja cakep nomor satu bang”
Aku mendelik pada Karman dan terkekeh kemudian sambil menuju ruangan, di dalamnya ada seorang pria mungkin umurnya 30an. Dan mempersilahkan kami duduk.
“ya silakan duduk bang Jack, bang Karman… gimana udah selesai instalasinya?” ia bertanya perihal pekerjaan kami dan tentu saja aku menjawab mantap.
“kamera sudah dipasang di tiap titik yang bapak harapkan, konfigurasi dengan stelan online juga sudah oke, sekarang tinggal di user atau di bapaknya aja. Barangkali ingin bisa akses dari device bapak, nanti kami bantu setingnya.”
“oke boleh pak, silakan” Pak Francis memberikan ponselnya kemudian aku mendemokan cara instalasi aplikasinya.
3 menit berlalu dan voila cctv bisa diakses dari ponsel pak Francis.
“simple juga ya pak caranya”
“ya kalau misal ada apa-apa tinggal kontek aja, sesuai dengan kesepakatan kami dengan team akan melakukan maintenance setiap 6 bulan, mungkin bapak sebelumnya sudah ada obrolan perihal ini sama team marketing kami?” tanyaku
“oh iya bang, sudah cukup jelas sih” jawabnya sambil tetap fokus melihat ke layar ponselnya.
“ oke kalau begitu, mungkin ada yang bisa kami bantu lagi pak?” tanyaku memastikan agar clientku bisa benar-benar puas oleh servis yang kami berikan.
“sepertinya udah cukup deh bang.” Pak Francis tersenyum dan dari airmukanya nampak dia cukup senang dengan apa yang kami kerjakan.
“kalau begitu kami pamit dulu pak”
“iya pak saya juga undur diri” karman menambahkan.
Akhirnya pekerjaan kami memasang CCTV di salah satu kantor JOT atau JKT48 operation team, telah selesai.
Saat menuruni tangga ternyata para gadis remaja sedang bersenda gurau, sepertinya mereka telah selesai dengan latihan koreo mereka.
Dan tentu saja Mira yang melihat ke arahku beranjak dari tempatnya dan di susul oleh beberapa temannya.
“Abang udah mau pulang aja?” Tanya mira sambil memainkan rambutnya
“ya nggak lah, abis ini ada kerjaan laen nunggu, lu gak ada kuliah apa?” tanyaku basa basi.
“eh kenalin saya patnernya Bang jack! Karman Maulana…” dengan pedenya dia mengulurkan tangannya. Tapi kemudian kutepis.
“enak aja, kalo mau salaman ada waktunya khusus, dan satu lagi mesti bayar tiket!” balasku dengan nada yang agak tinggi.
Tentu saja itu mengundang gelak tawa dari teman sejawatnya.
Salah satu diantaranya malah berkata
“gapapa kali bang, orang ini bukan formal juga, kenalin gue Viona.. panggil aja…” kemudian salah seorang temanya memotong
“Badrun… hahahaha” tawa mereka menggema, aku juga karman ikut terkikik mendengar candaan itu.
“ih apaan sih, vivi bang” segera tangan vivi disrobot Karman untuk berjabat tangan. Lalu aku memukul bahunya.
“yak waktu habis” candaku.
“kayaknya abangnya mira wota juga ye?” jawab si cewek berwajah oriental yang sebelumnya menyapa kami
“kenalin aye dhea…”
Ia melambaikan tangannya dan saat Karman hendak mengambil kesempatan aku segera menarik bahunya dan kemudian memilih berpamitan, karena takut mengganggu kegiatan dan aktifitas mereka.
"daah abaaang, hati hati di jalan yee!" sahut mira lalu diikuti tawa dan ucapan perpisahan dari kawan-kawannya.
Sesampainya di parkiran aku segera masuk mobil yang dikemudikan oleh Karman, dan meninggalkan pemukiman tengah kota tersebut.
“Man man… lu malu maluin dah… nyesel gue ngajak lu ke sini” aku menyalakan sebatang rokok terakhirku lalu menghisapnya dalam dalam sehingga memenuhi relung paru-paruku.
“ya sorry bang… namanya juga usaha hehe…”
“fuuuuuh…” kuhembuskan asap rokok keluar jendela. Sambil mengecek ponsel melihat agenda instalasi selanjutnya dan iseng aku membuka aplikasi cctv lalu memilih salah satu tempat yang sudah aku pasang yaitu kantor tempat mira bekerja.
Semua camera nampak berjalan dengan lancar, lalu aku menutup kembali. Dan membuat laporan terkait pekerjaanku tadi sambil menuju ke kantor.
“man, lu ga lupa yang lu janjiin tadi kan?” tanyaku memastikan
“iye sabar bang… indomarch deket kantor kita berenti oke…” ia memalingkan wajah ke arahku sambil kembali mengacungkan jempol.
“sip mannn!”
-0o0-
“bang masih lama?” Tanya karman yang sedang merapihkan tasnya karena kulihat waktu sudah menunjukan pukul 17.15 sudah masuk jamnya bubaran.
“lu duluan aja man, gua lagi tanggung…” balasku sambil mengutak atik ponselku yang tiba-tiba mendadak mati.
“ya udah, duluan ya bang…”
“iya ati-ati lu man, gosah kebat kebut…”
Tapi karman hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, lalu kemudian sosoknya hilang perlahan-lahan.
Sekarang hanya tinggal aku sendiri diruangan teknisi. Tak lama dari itu ada seseorang berjalan melintas di depan pintuku lalu ia berhenti dan berdiri menghadap kepadaku.
“gimana keadaan lapangan akhir-akhir ini jack?”
“ehh Bu nia, aman terkendali bu…”
Wanita yang baru berumur pertengahan 20an tapi sudah menjadi manager di tempatku bekerja ini sepertinya memiliki ketertarikan khusus kepadaku.
Parasnya cantik rambutnya tergerai dengan tahi lalat di dagunya membuatnya nampak semakin manis, tingginya semampai cocok dengan pakaian yang sedang ia gunakan sekarang, Blazer, rok span juga sepatu berhak cukup tinggi.
Ia masuk ke dalam ruanganku dan duduk di atas meja karman yang tepat berada di sampingku, aku mencuri-curi pandang pada kakinya yang jenjang juga paha dan betis halus itu terlihat mulus. Aku yang sedang fokus membongkar ponselku langsung teralihkan. Tapi aku berusaha berpura-pura tidak menyadarinya dan kembali berkonsentrasi dengan berkutat pada ponsel.
“Jack!” Bu nia memanggilku perlahan
Aku yang merasa bahwa ini adalah sebuah serangan jebakan, berusaha menahan sekuat tenaga agar tidak terpancing dan tergoda olehnya.
“jack…” kembali bu nia memanggilku namun sekarang terdengar lebih dekat ditambah udara yang ia hembuskan dari mulutnya langsung ke kupingku dan itu membuatku merinding.
“ehhh iya bu… maaf-maaf… saya kira ibu udah balik…” aku agak gelagapan dibuatnya.
Wajahnya cemberut bibirnya terlihat bersungut lalu melipat kedua tangannya di depan dada.
“hmmm Jack.. malam ini kamu gak ada acara kan?” Tanya nya dengan wajah agak sendu.
“anu… jemput Mira perform bu…” jawabku singkat.
“berati sampai jam 10 kamu kosong kan?” iya memastikan karena ia sudah hafal jadwal manggung atau theater adik sepupuku. Karena ia merupakan salah satu ex member JKT48.
“itu… itu…. Karman nungguin saya di angkringan burjo langganan bu! Hehe ia saya baru inget” buru-buru aku mengambil ponselku yang spare partnya berserakan, tanpa membereskannya terlebih dahulu, dengan memasukannya kedalam kotak perkakasku.
Blag!
Shania Juniananta sang manager tempat ku bekerja menggebrak meja, dan tentu saja itu membuatku terkejut sambil mematung.
“lu jadi cowok sok jual mahal banget sih!” kemudian Shania turun dari meja dan pergi meninggalkanku, tapi saat di depan pintu, ia malah menutupnya lalu mengunci dari dalam.
Mengunci dari dalam, ya sepertinya hal yang tidak diinginkan akan terjadi sebentar lagi.
“lu masih butuh kerja di sini kan Jack!” ancamnya sambil melangkah mendekatiku.
Aku menelan ludah dan jantungku terasa berdebar dengan kencang.
Saat Shania sudah ada di depanku, ia mengusap bahuku perlahan, wajahnya menampakan ekspresi yang sensual. Ntah aku harus takut atau merasa senang. Karena ketegangan ini memacu hormon adrenalin dan endorpineku. Satu sisi aku belum siap, dan di sisi lain aku penasaran bagaimana rasanya. Jari jemari Shania meraba dadaku perlahan dari atas hingga ke bawah.
Tanpa sadar aku di dudukannya, lalu dia naik diatas pangkuanku. Kini wajah kami saling berhadap-hadapan, tanpa babibu Shania melumat bibir dan mulutku, lidahnya menyeruak masuk ke dalam, lalu mencoba membelit lidahku. Ia memejamkan matanya nampak menikmati pergumulan ini, sedangkan aku masih cukup shock dengan mata yang terbelalak.
Namun adik kecilku sudah bangkit sedari tadi dan nampaknya meronta-ronta. Sensasi seperti kesetrum dan kecipak bibir kami berpagutan membuat libidoku naik. Pertahanan egoku runtuh. Shania berhasil menjebol egoku. Ia merangkul tubuhku dan mengusap usap belakang rambutku.
Ciumannya sangat liar seperti seorang wanita yang sudah lama tidak merasakan kenikmatan berciuman.
Perlahan kesadaranku melayang, aku pelan pelan menikmatinya. Mataku terpejam dan dengan sendirinya tanganku bergerak menuju balik blazernya, mencari gundukan indah miliknya. Ia yang menyadari hal itu menghentikan sesaat pagutan kami. Lalu membuka kancing blazer dan hanya memakai tanktopnya saja.
Dengan serampangan dan penuh rasa nafsu aku meremas dada miliknya, empuk kenyal dan ini sangat adiktif. Sambil kemudian sebelah tangan Shania mulai menyasar kepada selangkanganku dan mencari adik kecil yang dari tadi sudah dalam posisi on fire.
Clup..
Shania melepas ciuman dan benang saliva kami menjulur kebawah.
“bajingan kamu Jack… sok jual mahal tapi taunya lu nyembunyiin ini” Shania tiba tiba menggenggam penisku yang ngaceng maksimal.
Perlahan celana serta sabukku dibuka, lalu Shania berlutut di hadapanku. Sambil menciumi penisku dari balik celana dalamku.
“shit! Baru begini saja sudah nikmat!” aku berpegangan pada ujung meja.
Dan dengan sekali Tarik celana dalamku terbuka lalu munculah Penis berotot milikku.
“woow udah gue duga, punya lu panjang dan gede gini” melihat ekspresi Shania yang terpukau dan terlihat sexy membuatku ingin segera menghunus penisku pada wajahnya.
Ia kemudian membuka mulutnya lebar-lebar lalu memasukan penisku hingga setengahnya, namun itu sudah memenuhi mulut dan hampir menyentuh tenggorokannya.
Slurppp, hook.. cluk gluk..
“ahhh shannniaa…” tanpa sadar aku memanggil namanya tanpa embel-embel ibu.
Kemudian semakin cepat ia mengulum penisku sambil menstimulasi buah pelirku dengan pijat pijatan jemari yang lentik itu.
Sepertinya Shania sudah terbiasa bahkan pro soal memuaskan pasangan.
Matanya mendelik tajam kearahku yang sedari tadi terbuai oleh servis hisap mulutnya yang hangat, dan nikmat.
“arghhh shaaan mau keluaar ahhh”
Haak… haak… gluuk gluukk clep…
Semakin cepat dan terus semakin cepat ia menghisap dan mengulum penisku. Rasanya sulit kuungkapkan yang pasti, ini lebih nikmat daripada aku mengocok penisku dengan tangan baik itu olehku sendiri atau pun oleh mantanku.
Ya paling jauh mantanku dulu hanya memberikan servis handjob. Sex dan blowjob ia sama sekali tidak menginginkannya dengan alasan butuh waktu yang tepat, dan waktu yang tepatnya itu adalah saat kami sudah resmi menikah. Tapi ujung-ujungnya dia malah meninggalkan ku dan memberikan keperawanannya pada orang lain.
Sangat ironis perjalan cintaku, namun sekarang aku sudah mendapatkan apa yang ku ingingkan dahulu, meski ya memang harus melewati proses seperti ini dahulu.
“shaan… ahhh….”
Aku menyemburkan semua sperma milikku, kupikir Shania akan melepas kulumannya tapi dugaanku salah. Ia melahapnya habis, menelannya sampai semburan terakhir.
“haahh… haaah… haaah…. Gila lu shan… ehh bu nia ganas banget, sorry gue gak sengaja sampe bikin ibu nelen sperma gue”
Shania kemudian tersenyum lalu menjilati sisa-sisa sperma yang keluar bagaikan menjilati sebuah eskrim.
“santai aja Jack, kali ini lu jangan manggil gue Bu nia kalo kita lagi berdua, panggil gue Shania aja oke!”
Aku mengangguk saja, karena perasaan nikmat dan tubuhku sudah terkuras energinya. Tapi Shania nampak melepas rok span miliknya. Celana dalam merah dengan renda dilepasnya perlahan di depanku.
“lu pikir semua berakhir saat lu klimaks jack?!” seringai Shania membuatku ngeri sekaligus menaikan hasratku. Ntah kenapa Penisku yang tadi sudah melemah sekarang pelan pelan menegang kembali.
“bener-bener lu ya Jack! Cowok sangean tapi jaim, liat tuh kontol lu langsung ngaceng lagi ngeliat memek gue yang mulus ini kan?”
Vagina tanpa bulu pubik, nampaknya ia mencukurnya dan rajin merawatnya. Lagi-lagi aku berdecak kagum dan rasa yang menggebu gebu itu datang kembali.
Shania duduk di atas meja sambil membuka lebar kedua kakinya, sepertinya bibir vaginanya sudah basah dan licin akibat keluaran cairan miliknya. Aku yang masih awam, dan berbekal pengalaman yang hanya kutonton dalam video porno akan segera menorehkan catatan pertama berhubungan seksualku.
Dengan atasanku, mantan member idola nasional. Wanita yang berparas cantik dengan tubuh yang aduhai.
Tanpa banyak mikir aku mengarahkan batangku kearah lubang vaginanya.
-BERSAMBUNG DULU!
Sebagai cacatan, ini saiya bikin berdasarkan pengalaman spiritual dan masukan dari para suha suhu author yang sudah punya nama khususnya Tuan @alshawn.
Satu universe sama cerita si bucin @PandaEyes yang ngilang gak ada update. Yang kangen Shanju selamat menikmati, yang nungguin Mira harap bersabar, nanti ada waktunya.
Satu lagi ini cerita pendek bakalan berakhir di babak ke 4 atau gak babak ke 3 gimana mood saiya aja ya tuan-tuan, soalnya tadinya mau bikin one shot tapi kepanjangan. jadi displit 3 atau 4 bagian.
Terimakasih yang udah baca.