Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

JADI MINTA TOLONG SANA SINI

GAK BISA LEMES LAGI





foto mamah lynda





Dea





Hana







Keesokan harinya setelah kunjungan Hana ke rumah Nurjanah, baik Hana ataupun Viki sangat antusias karena ingin segera memperaktekan hasil usaha mereka, Viki yang sudah ngerasain pecah perawan, dan Hana yang merasa sudah ikut terapi tidak sabar melihat hasil dan reaksi suaminya. Namun sift malam Viki masih tinggal beberapa hari lagi. Sehingga mereka belum memiliki waktu yang pas untuk memulai debut mereka.

Pagi ini Viki baru saja pulang dia pun bergegas istirhat di kamarnya. Viki belum berbicara lagi dengan Dea pasca tidak sengaja Viki menjebol memek Dea. Viki sangat takut terjadi sesatu pada Dea, sementara Dea masih merasa kesal dengan Viki, namun Dea pun sadar diri hal itu terjadi karena ulahnya sendiri. Sehingga Dea berencana akan menemui Viki dan membahas hal itu lagi. namun Dea masih menunggu waktu yang pas.



POV VIKI



Beberapa hari ini aku jadi tidak enak tidur, aku terus saja kepikiran mengenai Dea yang tidak sengaja keperawananya ku renggut. Saat itu memang benar benar enak sekali, entah bagaimana aku gak bisa berhenti, saat kepala kontolku sudah terjepit memeknya Dea, aku merasa seperti sesutu menuntun ku untuk mendorong batang kelaminku itu masuk lebih dalam. Dan akhirnya “arrgh” sedikit perih, namun tiba tiba terasa hangat dan menjepit. Memek Dea saat itu benar benar enak. Sial gegara membayangkan itu aku malah birahi, batangku terasa keras sekali. Saat mencoba mengalihkan perhatian ku dan berusaha tidur, aku dikejutkan dengan suara mama mertuaku berteriak memanggil ku.



“viki....viki nak tolongin nak, viki”



mama mertua memanggilku dari luar kamar, dari nada bicaranya sepertinya dia sedang panik, aku pun bergegas menemuinya. Ternyata pagi itu mama panik karena kakek yang terjatoh. Saat itu mama Lynda hanya mengenakan handuk yang dililitkan ke tubuhnya, sepertinya dia baru saja selesai mandi.



“jatoh dimana mah kakek?”

“itu dibelakang nak, tolong bantuin”

“iyah mah viki segera kesana”



aku pun bergegas ke area pekarangan belakang rumah, terlihat si kakek yang terduduk ditanah sebari menahan sakit. Aku heran kenapa si kakek bisa jatoh disini, padahal disini tanahnya rata rata aja, gak ada batu atau apapun.



“aduh kek, kenapa!? Sini viki bantu”

“iyah cu, tolong sakit banget”



aku pun memapah kakek masuk ke dalam rumah. Di dalam sikakek masih saja mengaduh kesakitan. Sepertinya dia keseleo atau semacamnya lah. Saat aku kembali masuk aku sudah melihat mamah lynda sudah berpakaian seperti biasanya. Karena kakek yang terus saja mengaduh dan kami bingung harus bagaimana, mamah lynda pun bergegas ingin membawa kakek ke kang urut langganannya. Karena tidak enak awalnya aku sempat menawarkan diri untuk mengantarkan kakek, namun kakek menolak dan berdalih aku baru pulang kerja takut kecapean. Berhubung aku juga sudah ngantuk aku iyakan aja omongan kakek tadi. Setelah aku pesenin taksi onlen, Mama Lynda dan kakek pun bergegas pergi ke rumah kang urut/pijat.

Aku pun kembali mencoba memejamkan mata di kamar, aku berharap kakek tidak kenapa kenapa. Belum sempat aku tidur, terdengar seseorang memasuki rumah. Dan ternyata itu Dea. Terdengar suaranya memanggil manggil mamahnya. Karena dirumah tidak ada orang aku beranikan diri menegornya kembali. Belum sempat aku keluar kamar Dea ternyata sudah mengetuk pintuku duluan.



“kak, kak viki...!?” ujar dea memanggilku

“iyah tunggu” aku pun bergegas membuka pintu

“Dea, mmm anu kamu ko pulang cepat?”

“ini.. tadi dea di telpon mamah katanya kakek jatoh ya, gimana keadaanya kak? Terus sekarang ko gak ada?”

“iyah kakek tadi jatoh di halaman belakang, kayanya sih keseleo. Jadi tadi sama mamah di anter ke kang pijat”

“iiih kebiasaan si kakek pasti dia gitu lagi”

“hmmmm!? Gitu gimana?”

“eeeh enggak kak anu, ya udah aku ke kamar dulu ya” ujar dea yang bergegas hendak pergi

“dea tunggu, kakak mau bicara”

“iyah kak ada apa” terlihat sikap Dea yang berusaha bersikap normal

“anu itu, anu.... vagina kamu gimana kabarnya, eeeh maksud kaka kondisinya, vagina kamu eeeh, kondisi kamu maksudnya?”

“hah vagina aku?? ko nanya vagina aku sih, kangen ya? Hihihi”

“ehh itu, kaka serius nih, kamu gak kenapa kenapa?”

“vagina dea masih kerasa sakit”

“hah serius!? Coba sini”



karena panik, aku pun menarik dea kedalam kamar ku, ku dudukan ia dikasur aku dan kupelorotkan celana jins dan cealana dalamnya juga. Ku kangkangkan kaki dea agar aku bisa melihat jelas vaginanya. Aku pun berjongkok di depan dea sebari memegangi kakinya



“mana yang sakitnya?”

“kak ngapain!? Gak gini juga kali kak”

“tadi katanya ada yang sakit”

“ya jangan di lihat langsung juga kali kak, dea malu”

“ehhh maaaf kaka reflek” aku pun bergegas melepaskan kaki dea.

“reflek apa sengaja, suka ya lihat vagina dea” ujar dea sebari merapatkan kakinya

“enggak, sumpah, kaka reflek aja. Hawatir”

“hmmmmm emang kaka hawatir kenapa”

“kaka takut vagina kamu sakit, soalnya kemarin sampe berdarah darah gitu”

“itu mah darah perawan aku kak, wajar kali kek gitu mah, perawannya umumnya emang gitu”

“tapi, kaka udah merawanin kamu, kamu gak papa?”

“enak aja gak papa, kaka mesti tanggung jawab lah mana crot di dalam lagi, kalo aku hamil gimana?”

“eeeeh terus gimana doang, kamu udah ke dokter kandungan belum?”

“hah ngapaiiin?”

“ya priksa kandungan kamu lah”

“ya elah, aku belum tentu hamil kak”

“lah tdi kata kamu?”

“itu kan seandainya, belum pasti juga... kalo lihat dari tanggal sih mestinya bentar lagi aku haid. Jadi kemarin tuh kmungkinan bukan hari subur aku”

“jadi kamu gak bakal hamil?”

“ya mudah mudah aja enggak”

“syukur deh, kaka cemas”

“tapi kaka mesti tanggung jawab perawan aku yang kaka jebol”

“hah tanggung jawab!? Kamu pengen kaka nikahin?”

“enak aja, dulu mah iya pengen, sekarang mah ogah banget jadi yang kedua”

“terus tanggung jawab gimana dong?”

“mmmmhh ya udah gini aja, sebagai ganti rugi kaka udah ngeprawanin aku, aku minta kaka ngasih jatah uang jajan tiap bulan”

“cuma uang jajan!? duh kirain apaan, gampang itu mah”

“1 juta sebulan”

“hah sejuta, kamu serius?”

“serius lah, perawan tuh mahal tau”

“gope lah, jangan sejuta”

“heh pake nawar lagi, ya udah kalo gak mau aku mau laporin ka viki ke mamah sama mbak Hana”

“jangaaaan, ya udah oke, kaka siap”

“bener ya!? Awas aja kalo boong”

“serius. Tapi kalo kaka pengen nyoba vagina kamu lagi boleh gak?”

“haaaaaaa!? Kaka suka? Enak ya vagina aku kak?”

“eeeh anu itu, iyah enak hehe”

“kak...”

“iyah Dea!?”

“jilatin doang”



aku kaget, Dea tiba tiba kembali mengangkangkan kakinya, dia duduk di pinggur ranjang dengan kaki terlipat dan mengangkang lebar. Meliaht itu seketika batang titidku kembali berdiri. Tanpa basa basi wajahku langsung terbenam di selangkangan dea. Ku keluarkan lidah ku, ku jilat jilat area kewanitaan nya. Dengan tangan nya Dea mencoba melebarkan vaginanya, membuat lidahku makin masuk ke dalam vaginanya. “kak itu klitoris aku nya jilat” aku pun paham dan langsung mengarah ke ujung atas lubang kenikmatan adik iparku ini. Ada seperti tonjolan bulat kecil disana. Dea terlihat sangat suka saat aku menjilat klitorisnya itu. Aku jadi kepikiran bagaimana reaksi hana kalo klitorisnya ku jilat seperti ini. “sshhhhhh kaaaakkk teruuus jilat” dea menekan kuat kepalaku sampe sampe aku sulit bernafas. Dan kembali lagi “SSSSSRRRRRRR,, menyembur cairan bening dari memek Dea menyiram mulut dan wajahku.



“memek kamu enak Dhe”

“eh!? Udah pinter ya bilang memek sekarang mah, dulu ditawarin ogah ogahan so suci”

“hah kapan!?”

“dulu sepulang konser yang Dea ajak ke kosan temen”

“eh anu itu... kaka gak berani dhe”

“lah sekarang? Ko berani”

“abis gak nahan kaka masukin ya?”

“emang bisa!?”

“bisa dong, masa gak bisa”

“ah kemarin kemana aja, ngeprawani mbak Hana aja gak bisa”

“ya kan sekarang mah udah di ajarin sama kamu dhe”

“hmmmm ya udah, Dea pengen dari belakang”

“apanya!?”

“maen nya dari belakang, tadi katanya pengen masukin”

“emang bisa!? Klihatan gitu”



tanpa menjawab pertanyaan ku, Dea langsung merubah posisi, tubuhnya berbalik menungging ke arah ku, posisi kepalanya sedikit turun lebih rendah dari bokongnya, sehingga membuat dea makin menungging. Terlihat lah pemandangan indah lain yang baru ku lihat, tak terbayang sebelumnya ternyata dari posisi ini memek Dea malah makin telihat jelas. Tembam, basah, dan sedikit rekahan di tengah. Aku makin tidak sabar memasukan batang kelamin ku lagi.



“kak jangan dimasukin dulu kontolnya”

“ehh kenapa!?”

“jilat dulu”

“lagii!? Kan tadi udah”

“pengen lagi, ya udah kalo gak mau mending gak usah di mauskin”

“eh siapa bilang gak mau, ini kaka mau jilat”



kembali lidah ku menyapu rekahan memek Dea. Entah bagai mana ini terasa enak sekali. Rasanya aku bisa berlama lama menjilati lubang kewanitaan milik ipar ku ini. “mmmmhhh kaaaaa, enak kha” desahan demi desahan terus keluar dari mulut Dea. Puas dengan jilatan lidahku di lubang memeknya Dea kini makin menggila



“ka, jilatinnya lubang anusku juga dong”

“hah kamu serius!? Jorok tau masa itu juga”

“kaka gak mau?”

“anu itu kan tempat keluar...”



Belum selesai aku berbicara Dea langsung kembali merubah posisinya, dia terlihat hendak mengenakan celananya lagi. Aku pun segera mencegahnya ku bilang tahan dulu. Dengan berat hati aku pun menuruti permintaan nya. Dea kembali menungging di depan ku, kini dengan sedikit ragu ragu aku mulai menjilati lubang anus Dea. Aku berusaha menikmati ini seperti aku menikmati menjilati memek Dea. Perlahan desahan desahan manja kembali terdengar dari bibir Dea, “mmmphh kaa geliiii... geliiii enak aaahhhh, masukin sekarang kaa” aku pun langsung menuruti perintahnya. Ku arahkan batang kontolku yang sudah tegak berdiri. Dan “sleeeebb” tidak seperti sebelumnya yang sedikit tertahan di awal dan agak perih, kali ini kontol ku dengan mudah masuk ke memek Dea.



“oooochh akhirnya...”

“enak ya ka!? Goyangin dong, bikin dea lemes”

“iyah Dhe, siaaaaap”



aku pun mulai menggenjot adik iparku ini dari belakang, dari posisi ini aku kembali merasakan sensasi yang berbeda, memek Dea terasa makin memijat batang kontolku, “ahhh ahhhh ahhhh ssshhhh enak ka... teruuuuuss” desahan terus keluar dari mulut Dea, aku terus menggenjotnya makin kuat, setiap desahan kenikmatan dea membuatku makin termotivasi untuk memuaskan nya.

Seperti naluri tangan ku kini meraih dua bulatan mulus pantat Dea, sebari menghentakan kontolku ku remas pantat dea, “mmmmppphhhh, pukul kaaa, pukul pantat dea” “PLAAAK,, “aaaaanghhh lagiii” “PLAAAK,, “aaaangghh, lagiiii yang kencenng” “PLAAAAKKK,, sebari ku genjot memeknya Dea meminta ku memukuli pantatnya yang mulus, segera ku turuti ke kamuanya itu, setiap tamparan yang ku layangkan ke pantatnya itu, ku rasakan memek Dea makin menjepit kontol ku, hingga pada tamparan terakhir, Dea mendorong mundur pantatnya itu. Membuat kontol ku terbenam seutuhnya, tubuh Dea sedikit bergetar, dan kurasakan sesutu mengalir dari lubang memeknya membasahi kontolku. Tubuh Dea langsung ambruk, kontolku terlepas dari memeknya.



“ehh kamu gak papa dhe?”

“hah..hah...hah... enak ka...”

“boleh kaka masukin lagi?”

“bentar dulu ka, masih ngilu”



Dea kembali memutar tubuhnya, kini dia berbaring di kasur dalam keadaaan terlentang. Dia lepas semua pakaian yang tersisa sampai dia benar benar telanjang bulat, dengan pose yang yang sangat menggoda dea memintaku menghisap payudaranya nya. Tak mau kalah aku pun ikut menanggalkan semua pakaian ku, setelah telanjang bulat aku pun langsung naik ketas tubuh Dea. Saat hendak menngecup puting susunya, dea langsung menarik kepalaku mendekat ke wajahnya dan “mmmmpphhh cupppp.. cuuuppp..cuuuppppp,, Dea langsung mencium bibirku, aku pun ikut membalas ciuman nya, bibir kami saling menghisap bertukar liur, lidah kami pun ikut bermain, saling beradu dan menjilat satu sama lain.



Setelah dirasa puas berciuman, dea mengarahkan wajah ku ke payudaranya, tanpa basa basi langsung ku kecup piting dea yang menggemaskan itu. “euuungghhhh, hisap ka” ujar dea sebari menekan kepalaku , secara reflek tangan ku ikut meremas payudara dea yang satunya lagi, sementar a yang lain nya sedang ku emut dan ku hisap. “kaaa, masukin lagiii” ujar Dea sebari melebarkan kakinya. “Jleeebbb,, kontolku kembali terbenam di memek Dea, karena sudah sangat bernafsu akupun mneggenjot memek Dea sekencang mungkin. “aaaahhhh...aaahhhh, kaaaa teruuuusss aaahhh, enaaaaakkk remas payudara dea lagi kak” Desah dea makin keras, untung saja di rumah sedang tidak ada orang, aku pun makin bernafsu menggenjot Dea. Dea mengangkat kedua kakinya, membuatku makin leluasa menggenjotnya, saat aku, sudah beberapa menit aku menggenjot Dea namun aku belum merasakan sesuatu seperti kemari, desakan yang seperti ingin kencing.



Melihat bibir Dea yang terus mendesah manja membuat ku kembali ingin melumat bibirnya. Sambil terus menggenjot Dea kembali ku cium bibirnya, kami pun kembali berpagutan, saling melumat satu sama lain. Namun setelah itu kaki dea tiba tiba memeluk erat dan menahan tubuhku, ku rasakan kembali cairan kelaur dari memeknnya, “kaaaaa akuuu sampeeeeee” kini dapat ku lihat ekspresi dea yang merem dengan bibir mendesis. Sepertinya dia kembali merasakan sesuatu yang membuatnya merasa nikmat.



“kamu kenapa dhe?”

“shhhh aku tadi orgasme ka”

“orgasme!?”

“iyahhh kaya kaka kemarin keluar di memek aku, kaka hebat udah bikin aku kelaur 2 kali”

“tapi kaka belum kelaur”

“bentar ka, dea masih ngilu, bentar ya”

jreeeg “Dea... deaa!? Bantuin mamah nak” terdengar suara pintu terbuka dan mamah yang memanggil dea.

“hah mamah!?” aku dan dea bebarengan



kami pun blingsatan, ku cabut segera kontolku dari memek Dea, segera ku cari baju baju ku yang kulepas tadi, Dea pun demikian, dia blingsatan memakai kembali semua pakaian nya. Setelah kami kembali berpakaian rapi, Dea langsung kelaur kamar ku dengan meloncat dari jendela samping. Terdengar Dea bergegas menghampiri mamah, aku pun akhirnya memutuskan untuk kembali melanjutkan rencana tidurku. “rasanya tadi ada yang kurang, aku belum keluar dhe” ujar ku sendirian di kamar.



Aku pun terbangun sore hari, setelah selesai mandi aku bergegas ke dapur karena merasa sangat lapar. ku lihat mamah Lynda sedang membawa baskom berisi air ke kamar kakek. Akupun menyapa nya sekedar basa basi sekalian biar di tawarin makan juga, jujur aku masih sangat sungkan tinggal disini.



“mah, gimana kondisi kakek mah, baik baik aja kan”

“eh nak Viki... itu dia nak, kondisi kakek kurang baik, kaki nya masih sakit dan belum bisa di pakai jalan”

“wah parah juga ya, kalo orang tua jatoh emang agak ngeri sih mah”

“iyah nak, eh kamu pasti laper ya itu udah mamah siapin di dapur, kamu ambil sendiri aja ya, jangan sungkan sungkan”

“iiyah mah makasih”



mamah pun kembali melanjutkan jalan nya menuju kamar kakek, sementara akupun segera pergi ke dapur karena sudah sangat lapar. Ku lihat di dapur juga ada dea yang sedang menyiapkan makanan.



“dhe sekalian doang kaka juga siapain”

“yeh gak mau ah”

“lah ayo dong”

“ya udah ya udah, tunggu du meja makan aja sana”

“siiip dah”



aku dan dea pun akhirnya makan bersama, dea terus saja meledek ku karena tadi pagi aku gak sampe klimaks, kembali ku ajak dia bermain lagi namun dia menolak dengan alasan dirumah sedang ada orang. Aku pun iseng membahas soal kakek. Aku penasara karena Dea justru terlihat tidak begitu hawatir pada kakeknya itu



“dhe, itu katanya kakek sampe gak bisa jalan ya”

“mmmh, iyah kata mamah sih gitu”

“lagian itu ngapain sih kakek ya, ko bisa jatuh disanam orang mah jatoh di kamar mandi, ini malah di belakang kamar mandi”

“ah biasa itu mah kak, ngintipin mamah mandi pastinya tuh si kakek”

“hah serius kamu dhe, kakek ngintipin mamah mandi!?”

“ahhh!? Ehhh!! ssssssstttttz!! jangan keras keras aduuuhh keceplosan lagi” ujar dea dengan nada seperti berbisik

“ehhh maaf, kamu serius kakek suka ngintipin mamah mandi” aku pun ikut ikutan berkata pelan

“jangan bilang siapa siapa ya, janji??”

“iyah, janji.... bner gak?”

“iyah kak, dulu aku pernah beberapa kali mergokin kakek yang lagi ngintip mamah mandi, tapi aku gak berani negor”

“tapi mamah tau gak!?”

“kayanya enggak”

“trus tadi mamah bawa baskom air mau ngapain?”

“mau mandiin kakek lah”

“haaaaaa seriuus?”

“iyah, tadinya mamah nyuruh aku, tapi aku gak mau ah”

“lah kenapa emang?”

“aku geli lihat kontolnya kakek”

“eeeeeeehhh!? Emang pake lihatin kontol juga?”

“iyah lah, makanya aku gak mau”

“emang dulu pernah kaya gini juga?”

“pernah dulu sekali, lumayan lama sampe 3 minggu”

“terus selama itu mamah yang mandiin kakek?”

“iyah, tapi sesekali di bantuin mbak Hana”

“hah Hana!? Jadi Hana penah lihat kontol kakek dong!?”

“pasti lah, namanya juga mandiin”



aku kaget sekali saat tau tentang hal itu, ternyata di usia kakek yang sudah hampir 70’an dia masih menyimpan nafsu pada wanita, dan parahnya itu ke menantunya sendiri, mamah Lynda. Se usai makan aku pun iseng mengintip ke kamar kakek aku penasaran mandinya kaya gimana sih. Kebetulan saat aku kesana pintu kamar kakek tidak tertutup rapat mungkin mamah juga takut kalo pintunya tertutup rapat. Ku coba lirik ke dalam. Hah astaga!! ku lihat mamah Lynda sedang memegang kontol kakek. Tangan mamah terlihat sedang mengurut ngurut dari ujung ke pangkalnya. Namun tidak lama setelah itu mamah menghentikan aksinya, sepertinya dia sudah selesai memandikan kakek. Akupun bergegas pergi sebelum mamah memergoki ku sedang mengintip mereka.



POV MAMAH LYNDA





mamah Lynda




Sudah beberapa hari sejak bapak mertuaku jatuh di halaman belakang, sampe saat ini bapak masih belum bisa jalan, menurut kang pijat yang memeriksa bapak kemarin, kemungkinan bapak baru bisa normal jalan lagi setelah 2 sampe 3 minggu, kondisi bapak yang udah cukup tua membuatnya lambat dalam proses penyembuhan, mendengar itu aku hanya bisa pasrah. Tidak apa lama yang penting bapak bisa jalan lagi.

Sore hari kembali aku bergegas hendak memandikan bapak, karena kaki bapak masih terasa sakit terpaksa untuk mandi harus aku yang memandikannya. Seperti biasa aku membawa baskom berisi air hangat dan handuk ke kamar bapak.



“pak mandi dulu pak, udah sore”

“oh iyah nak Lynda tolong ya”

“iyah pak, Sini baju nya Lynda bantu buka”



akupun bergegas menelanjangi bapak mertuaku, sebetulnya aku sangat malu jika harus melihat laki laki telanjang di depan mataku, terlebih sudah 10 tahun lebih aku tidak pernah melihat laki laki telanjang kecuali saat kaki bapak juga sakit beberapa bulan lalu. Namun aku berusaha meyakinkan diri bahwa yang ada dihadapan ku kini hanyalah kakek tua 70’an mertuaku sendiri. Aku harus kuat fikir ku.



Setelah telanjang bulat, aku mulai mengelap tubuh bapak, ku mulai dari kedua tangannya, ketiak, lalu setelah itu aku berlaih ke punggung, dada dan perut ku lap seluruh bagian tersebut tanpa terkecuali, sampe akhirnya tiba di satu bagian yang aku sangat sangat malu memegang nya. Yang tidak lain adalah kontolnya bapak. Dulu ku kira karena bapak sudah sangat tua mungkin burungnya itu tidak akan berdiri lagi. Namun ternyata aku salah. Sentuhan kecil saja kulit ku di kontol bapak sudah membuatnya berdiri keras. Ku usap dan ku lap kontol bapak. Lumayan besar dan keras. Sebagai mana wanita normal lain nya yang sudah merasakan nikmatnya di tusuk benda ini, birahikupun mulai terpancing hanya dengan melihat kontol bapak yang berdiri tegak itu. Kuraskan rembes basah di area selangkangan ku. Namun aku tidak mau sampe berbuat lebih. Aku ingin tetap menjaga kehormatan ku sebagai wanita dan juga sebagai menantu.



“maaf nak, bapak gak tahan, tangan kamu halus”

“iyah pak gak papa, normal pak namanya juga laki laki”

“burung bapak udah berdiri lagi nak, tolong di lemesin dulu, takut nanti kenciang nya sakit lagi”

“iyah pak, Lynda bantu kocokin aja ya”

“iya nak tolong ya”



selain kegiatan mandi, ada satu rutinitas lagi yang mesti aku lakukan, ya itu lemesin kotolnya bapak kalo lagi berdiri. Minggu kemarin, bapak bilangnya sakit kalo lagi kencing. Aku coba antar ke dokter bapak gak mau, bapak malah ajak aku ke teman nya yang katanya orang pinter. Menurut temen bapak itu biar kencing nya gak sakit kalo pas lagi ereksi seperti ini harus langsung di lemesin biar perdaran darahnya gak terhambat. Entah bener atau tidak aku hanya bisa manut manut saja apa kata temen bapak itu. Awalnya aku fikir bapak bisa melakukan itu sendiri, namun katanya kalo sendiri susah, Gak bisa keluar. Masih menurut orang pinter itu, kalo mau cepet keluar harus dibantu stimulus, bisa sentuhan ataupun bisa secara visual. Awalnya si orang pinter itu menyuruhku untuk bertelanjang di depan bapak saat bapak hendak melemaskan kontolnya. Jelas aku menolak aku gak bisa lakuin itu. Namun orang pinter itu terus menyudutkan ku dengan mengatakan itu semua demi bapak agar kencing nya kembali normal tidak sakit lagi. Akhirnya aku pun mengalah, aku sepakat dengan bapak aku ijinin bapak ngintipin aku kalo lagi mandi sebagai bantuan stimulusnya. Bapak pun mengiyakan tawaran ku, dia nampak senang dan berterima kasih padaku.



Kembali ke waktu saat ini, aku mulai mengocok kontol bapak, ku usap batang besar itu dari ujung sampe ke pangkalnya, namun itu saja tidak cukup membuatnya keluar, sebagai bantu stimulusnya bapak meminta ku mengangkat ujung gamisku dan menunjukan lubang kewanitaanku padanya. Awalnya aku menolak, aku pikir dengan kocokanku saja aku yakin bisa membuat bapak orgasme, namun ternyata salah, saat pertama kali aku melakukannya aku sangat kelelahan sudah cukup lama aku mengocok kontol bapak namun kontolnya belum orgasme juga, akhirnya akupun menyerah dan memilih menunjukan memek ku ke bapak. Dan benar saja saat kulakukan itu hanya butuh 10 menit bapak langsung crot di tangan ku. Namun kali ini entah bagaimana beda lagi, sudah 10 menit lebih bapak masih belum keluar juga.



“pak ko sekarang lama lagi sih”

“gak tau nak, padahal bapak udah lihat pepe’ mu”

“jadi gimana pak, aku udah pegel”

“gimana kalo bapak sambil pegang pepe mu nak, boleh?”

“hah pegang!? Jangan pak aku gak berani”

“cuma pegang aja nak, biar bapak cepet kelaurnya”

“ya udah pak, tapi pelan pelan ya pak”



akhirnya setelah sekian taun tak tersentuh laki laki, daging empuk lubang kewanitaan ku pun kembali tersentuh laki laki, terasa jari jemari bapak mengusap lubang kewanitaan ku. Awalnya kurasakan tangan bapak hanya mengelus elus apem ku itu, sesekali dia meraba bulu bulu kemaluan ku yang tidak terlalu banyak karena sering ku potong



“kamu masih suka cukuran nak”

“iyah pak, udah kebiasaa aaahhh pak gelii”

“bagus nak, jadi kelihatan masih seger pepe mu”

“iyah pak ssshhhhh, pak jarinya jangan diselipin ke situ shhhh geli”

“ini udah basah nak, kamu juga terangsang ya”

“shh anu pakk.. nngggak, pakh itu jempolnya geli” terasa jempol bapak memutar menggesek klitorisku, aku mulai merasakan geli dan basah di bawah sana

“gak apa apa nak, nikmatin aja, biar kita sama sama enak”

“paaaakhh jangaaan pakk ooochhh ahhh paaaak” Kini terasa jari jari bapak mulai membuka dan menerobos lubang kewanitaan ku

“nak coba kamu sambil nungging aja ngocok nya biar bapak gampang ngocok memek kamu nya”



entah bagaimana aku ikuti permintaan bapak, aku kini dalam posisi menungging tepat di samping bapak, bapak menaikan gamisku sampe melewati pinggangku, dalam posisi ini dia menjadi emakin leluasa memainkan memek ku. Terasa sekali bapak mulai mengocok jari jemari nya di sela memek ku. Akupun akhirnya tidak bisa fokus mengocok kontol bapak. “paaakkk teruuusss paaaakkk euuungghhh... paaaakkk Lynda mauuu pip......ehhh?” saat aku merasa hendak orgasme bapak tiba tiba saja mencabut jari nya dari lubang memek ku. Beberapa kali bapak melakukan itu sampe akhirnya aku tidak tahan untuk protes



“pak ko berhenti”

“kamu masih pengen nak?”

“anu pak, iyah... nanggung pak”

“tapi bapak capek nak, tangan bapak pegel”

“duh bentar lagi aja pak sampe lynda keluar”

“tangan bapak pegel nak”

“duuuuhh gimana ya”

“pake kontol bapak aja nak, bapak gak keberatan ko, yang penting kamu enak”

“bapak yakin?”

“yakin nak, demi kamu”

“pak tolong rahasiain ini ya”



karena sudah terbawa nafsu, aku sampe lupa diri, aku segera bangkit dan berganti posisi, segera ku kangkangi kontol bapak mertuaku. Dan akhirnya perlahan kepala kontol bapak mulai menyeruak membelah bibir memek ku. Sedikit demik sedikit sampe kepala kontol bapak terbenam sepenuhnya, “ouuuuuchhhh” desah ku saat kali pertama dalam 10 tahun ini ada benda tumpul yang kembali membelah bibir memek ku. Namun saat hendak ku turunkan tubuhku.



“maaahhhh, maamaaahh!?” terdengar suara Hana memanggilku



aku yang kaget justru malah membuat ku menghentakan tubuhku ke bawah “aaaacccrhhh” kontol bapak yang besar itu akhirnya terbenam sepenuhnya di memek ku. “anget naaakkk”. Namun aku segera bangkit dan mencabut kontol bapak, segera ku rapihkan baju ku dan kembali ku pakaian pakaian bapak. Aku tidak mau sampe Hana memergoki ku.



“maaf pak, Hana udah pulang”

“gak papa nak, masih bisa lain kali hehe”

“ehhh apa!?”

“gak papa nak, itu Hana manggil”

“oh iyah.... Bentar Hana ini mamah di kamar kakek” ujar ku menyaut panggilan Hana.



Malam hari pun tiba, kejadian tadi sore benar benar membuat ku gelisah, sebelumnya aku tidak pernah merasa ingin dibelai laki laki namun entah bagaiman malam ini aku sangat ingin disentuh laki laki, mungkin ini karena kakek yang tadi merangsangku. Aku pun bingung harus bagaimana, ku lihat jam sudah pukul 10 malam, merasa semua orang rumah sudah tidur, akupun memutuskan untuk menanggalkan semua baju ku, dalam ketelanjangan di atas kasur, tangan ku bergelirya menggesek dan meremas area area sensitif ku. Namun tiba tiba



“maaahhh maaahhh?” Hana, tiba tiba mengetuk pintu kamar ku, aku pun bergegas mengambil kain dan ku lilitkan di tubuhku

“ada apa Han malam mlam gini?”

“mamah ko pake kain gitu?”

“ehh ini mamah gerah tadi”

“gerah? Kan ada ac”

“ehhh anu ituu, kamu ada apa malam malam bangunin mamah?”

“oh itu mah tolong”

“tolong apa?”

“itu mah a viki?”

“kenapa, nak viki kenapa”

“itu maaahh”

“itu kenapa, yang jelas coba ceritanyam jangan bikin mamah hawatir ah”

“itu nya.... gak mau lemes mah Hana udah linu gak kuat”

“itu nya apa?”

“ituuuu apa sih, titidnya”

“titid!? Ehhh ko bisaa”

“gak tauuu mah”

“ya itu tugas kamu dong sayang, kamu kan istrinya”

“udha mah, Hana sampe pipis pipis 2x, gak mau lemes juga, lubang Hana udah ngilu gak kuat lagi”

“ya mamah mesti gimana”

“coba mamah lihat dulu aja”

“duuuh kamu ada ada aja, ya udah ayo”



POV VIKI



Setelah berhasil debut dengan Hana yang penuh tanda tanya, aku fikir ini akan berakhir baik, namun ternyata ada yang aneh, kontolku gak mau lemes lagi, kontol ku terasa keras dan panas, apa ini gegara jamu yang kakek kasih tadi siang!? Hana sudah kubuat orgasme 2 kali namun batang kontolku belum juga ada tanda tanda akan orgasme. Awalnya aku hendak memaksa memasukan ke memeknya Hana, namun dia menolak dengan alasan sudah terlalu letih dan ngilu. Ku katakan pada Hana saat ini kurasakan kontolku yang makin keras dan panas lalu di tambah detak jantung yang makin meningkat. Mendengar itu hana pun bergegas pergi kelaur, katanya dia mau minta tolong mamah nya. Entah lah aku bingung mamah Lynda mau nolong gimana kondisi seperti ini. Tidak lama setelah itu Hana kembali ke kamar bersama mamah Lynda.



“ehhhh mamah!?” aku kaget melihat mamah Linda yang tiba tiba saja masuk ke dalam kamar

“ehhh astaga, maaf nak viki” mamah Lynda pun tak kalah kaget

“tuh mah lihat, gak bisa lemes lagi... kasina a Viki katanya detak jantung nya makin berdebar aku takut kenapa napa, a coba tunjukin itunya ke mamah” ujar Hana

“eehhh malu dong sayang”

“ihhh jangan malu malu dari pada kenapa napa” ujar hana lagi, mamah lynda hanya menyaksikan saja mungkin dia juga bingung harus bagaimana

“ya udah, aku buka ya”



akhirnya kain yang tadi ku gunakan menutupi kontolku terbuka, mamah Lynda tampak kaget sampe dia menutup mulutnya,



“astaga gede... merah gitu”

“iyah mah, gak tau kenapa ini jadi agak sakit”

“maaah tolongin” ujar hana

“aduh gimana ya, ya udah sini coba mamah bantu”



mamah Lynda pun menghampiri ku, perlahan tangan nya meraih penis ku “maaf ya nak Viki” ujar nya sebari tangannya mulai menyentuh penisku. “euuuhh iyah mah maaf fiki jadi ngrepotin” ujar ku. Mamah Lynda tidak menjawab lagi dia kini mulai fokus mengocok penisku. Tangannya bergerak mengelus dari ujung sampai pangkal penisku.



“sakit gak nak Viki?”

“anu.. enggak mah”







Tadinya aku tidak memperhatikan namun saat ini aku baru sadar mamah Lynda datang ke kamar ku hanya dengan lilitan kain di tubuhnya, berbeda sekali dengan kesehariannya di siang hari yang selalu mengenakan Jilbab dan gamis. Rambutnya yang panjang terurai, buah dadanya yang tertekan lilitan kain membuatnya terlihat makin membusung, selama ini aku tidak pernah berfikir hal hal aneh tentang mertua ku ini, namun setelah meliahtnya dalam kondisi seperti itu aku mulai berfikir, mamah mertuaku ini masih tampak cantik di usianya yang sekarang, wajahnya bahkan kalo diperhatikan mirip... mirip Lynn Hung pemeran istri ip man, filim pavoritku, astaga bukannya lemes kontolku malah makin bertambah keras.





Lynn Hung



“udah mau kelaur gak nak?”

“belum mah malah makin keras” jawab Ku

“duuuh, Han udah coba kamu kulum belum?”

“udah mah tadi, tapi Hana gak bisa, malaah kena gigi katanya”



tanpa bekata apa apa lagi mamah langsung saja mengarahkan kontolku ke mulutnya, “oouchhh maaahh” sruuppp sruup suara kontolku yang kelaur masuk dari mulut mamah,



“enak gak nak, gak kena gini kan?”

“enak mah.... gak kena gigi”



mamah Lynda pun terus melanjutnya mengulum penisku, aku terus memperhatikan mamah Lynda, terlihat kakinya seperti kurang nyaman, sedari tadi dia terus menggerakan kakinya. Ku lihat lagi salah satu tangan nya mulai meremasi payudaranya sendiri. Cukup lama mmah Lynda mengulum penisku namun tak kunjung hasil.



“Han, kayanya gak ada cara lain lagi, ini mesti di masukin ke apem mu lagi”

“ihh ngilu mah, gak mau ahhh, sama mamah aja atuh bisa kan?”

“haaaahh!? Aku dan mamah Lynda terkejut mendengar ucapan Hana

“kamu yakin Han?”

“iyah mah, dari pada a Viki kenapa napa”

“jadi gimana nak Viki?”

“ehh itu, boleh mah, yang penting penis Viki bisa lemes lagi”



Mamah Lynda pun bangkit berdiri, dia perlahan mulai melepas kain yang ia pakai, “maaf ya nak Viki” ujar mamah sebari tubuhnya mulai naik mengangkangi penisku. “mamah masukin ya” ujar nya. Perlahan penisku diraih oleh mamah Lynda, dia rahkan batang penisku itu menuju lubang memeknya. Perlahan kepala penisku mulai membelah bibir memek mamah lynda dan “Jleeeebbb,,



“ouuuchhhh.. gedeeee”

“angett mah”

“mamah goyangin ya nak”

“iyah mah silahkan... anget mah enak”



Mahah Lynda pun mulai mengoyangkan pinggulnya, setipa Hentakan pinggulnya membuat penisku makin menusuk dalam ke memeknya, enak sekali. Ini kali pertama aku berada dibawah, kemarin baik sama Hana ataupu Dea aku selalu diatas dan yang mesti cape menggenjot mereka, namun kali ini berbeda, aku bisa berbaring santai sementara mamah mertuaku sibuk menghentakan pinggulnya menggenjot Penis ku. “shhh euuunghh...... gede banget nakk kontol kamu” desah mamah Lyda, matanya terpejam dengar bibir yang terus mendesis, ku lihat kdeua payudara mamah Linda yang tampak indah menggatung, terlihat jauh lebih besar dari milik Hana ataupun Dea. “terus mah enak...ahhhh enak mah” aku tak kuasa menahan desahan kenikmatan ku.



“mah Viki boleh pegang payudara mamah gak? Biar cepet keluar mah”

“shhh...aachh, iyah nak, mmpphhh boleh.... remes aja nak”



segera kuraih payudara montok itu dengan kedua tanganku, kiri kanan kuremas bersamaan, “ahhh nakkk, remas yang kenceng nak” pinta mamah, seperti naluri, puas meremas payudara mamah, kini aku mulai bermain dengan putingnya, ku kecup salah satu puting mamah, ku hisap dan ku emut putingnya, sementara yang lainnya ku plintir plintir dengan jari ku, “aaachhh nakk, enak nak, terus hisap nah... uuuuchhh gede banget kontol kamu nak, memek mamah penuh uuuuchhhh ooochhh” mmah linda terus meracau sebari terus menggoyangkan pinggulnya, beberapa menit mamah menggenjotku, kurasakan gerakan nya makin tidak teratus, kali ini terasa mamah Lynda menghentakan pinggulnya makin keras. “naaaaakkkk mamah sampppppeeeeee aaaaaahhhhh” sssrrrrrrrr. Mamah menghetakan pinggulnya dalam dalam, kuraskan cairan kenikmatannya membasahi penisku. Tubuh mamah pun ambruk sementara penisku masih menancap di memeknya.



“hah hah hah.. mamah lemes nak, Han mamah gak kuat”



kami pun bersamaan menoleh ke Hana yang sedari tadi tidka terdengar suaranya, dan ternyata Hana sudah tertidur pulas di samping kami.



“gimana ini mah, penis Viki masih keras”

“mamah Lemes nak”

“kalo gantian aku yang diatas gimana mah?”

“ehhh emang kamu masih mau nak?”

“iyah, memek mamah enak... ehh maaf mah viki lancang”

“gpp nak, mamah malah seneng, memek mamah masih bisa di bilang enak sama anak muda kaya kamu”

“kita lanjut yuk mah”

“jangan disini deh nak, gak enak ada Hana”

“terus dimana mah?”

“di kamar mamah aja yuk”

“ayuk”



mamah linda kembali memakai kainya, dan aku pun hanya mengenakan sarung saja, kami lalu berjalan keluar menuju kamar mamah. Setibanya di kamar mamah, mamah langsung duduk di ujung ranjang, tanpa malu lagi dia langsung menunjukan memeknya padaku, mamah membuka kakinya lebar lebar, kain yang ia kenakan kembali mamah lepas. “nak jilatin memek mamah dulu” pinta mamah Lynda padaku, aku yang juga sangat bernafsu segera berjongkok di depannya, tanpa basa basi langsung kusapukan lidahku di rekahan memek mamah, ku belah bibir memeknya dengan lidahku, ku lihat wajah mamah tampak merasa keenakan, tak ku sangka wanita berhijab yang terlihat anggun kini terlihat seperti wanita nakal, apa itu karena kontolku!?







Lidahku lalu beranjak ke ujung memeknya, ku jilati tonjolan kecil di ujung memeknya itu, aku yakin mamah linda juga pasti menyukai nya, “uuuuchhhh naaaakkk, enak nak aaahhh kamu pinter” ujar mamah linda sebari menekan kuat kepalaku, “nak jari nya sambil dimasukin ke memek mamah” puinta mamah Lynda, segera saja ku turuti permintaanya, sebari menjilati klitorisnya, jari ku kini aktif mengocok memek nya, mamah Lynda ini mirip sekali sama Dea dalam hal begainian, banyak maunya. Namun aku justru senang melayani nya. Terasa memek mamah begitu becek, entah karena air liurku atau karena cairan memek mamah yang juga kuraskaan terus rembes.



Kuperaktekan seperti yang Dea ajarkan, dari memek, jilatanku terus naik, menelusuri perut, ke pusar mamah, sempat kujilati pusar mamah, mamah tampak menggelinjang “euungghh gelii nnakk”. Lidahku kini terus naik sampe ke payudara mamah, kembali puting mamah menjadi sasaran mulutku, saat asik emut dan plintir putingnya, mamah tiba tiba saja mengangkat kepala ku, dia menarik daguku mendekati wajahnya, dan cuppppps cupppps cupps. Mamah mengecup bibirku, kecupan itu langsung ku balas dengan lumatan di bibirnya, kumasukan lidahku ke bibir mamah, seperti sudah pengalaman mamah Lynda pun ikut memainkan lidahnya. Sebari berciuman kuraskaan tangan mamah memegang penisku, dia pun menggesek gesek ujung penisku di lubang kenikmatannya.

“nak masukin lagi”

“siap mah”



mamah linda pun mundur makin ke tengah kasur, aku pun mengikutinya mearangkak diatas tubuhnya, “mah viki masukin ya”. “JLEEBBS,, “oouuuuchhhh shhhhhh”. Tanpa kesulitan ku jejalkan kontolku ke dalam memek mamah Lynda, dirasa posisi sudah pas aku mulai menggenjot pinggulku, “euuunggghhhh shhhh, enak nak kontol mu” erang mamah Lynda, aku terus menggenjotnya dalam tempo sedang, mamah linda lalu meraih kedua kakinya, dia bentang kedua kakinya tersebut membuat ku makin leluasa menggenjotnya, mamah Lynda tampak sangat menikmati genjotanku. “euuuhhh ssssshh, terus nak kencengin” desahan nya yang manja membuatku makinterpacu menggenjot memeknya, ku hentakan keras keras kontolku ke dalam memeknya, setiap hentakan itu terdengar desahan pasrah mamah Lynda.



Setelah 15 menit aku menggenjot mamah dalam posisi tersebut, aku mulai bosan, kucabut kontolku di memek nya, “euuh nak, kenapa?” tanya mamah, “mah nungging dong, aku mau masukin dari belakang”. Seperti sudah paham mamah Lynda langsung membalikan tubuhnya, dia arahkan pinggulnya yang montok itu menghadap ker arahku, dapat dengan jelas ku lihat celah memek mamah lynda yang membuatku entah bagaimana sangat suka melihatnya. PLAAAKKK kutampar pinggul mamah Lynda “aaaahhhh sakiit nak” PLAAAKK, “aduuuh sakit jangan di tampar”.



JLEEEBS, “kalo ini sakit gak mah” kontol ku kembali ku masukan ke memeknya, “yang itu baru enak nak” PLAAAAK, kutapar kembali bokong mamah lynda yang montok itu, sebari aku kembali menggenjotnya, “ooouchhh nakkk, sakiit...mmphh, enakkkk terus nak” ku genjot secara kasar mamah Lynda dari belakang, terdenagr suaran jeritan dan erangan nya, entah kesakitann atau malah ke enakan, aku gak tau yang penting aku sangat menyukai ini. Beberapa menit berselang kuraskan kontolku mula ada tanda tanda hendak orgasme, “mhhh mahh viki mau sampeee” ujar ku, “tahan nak, mamah juga udha dikit lagiii” jawab mamah Lynda, “gak bisa maaahhh, Viki udah gak tahhhaaaa maaaaahhh” ku hentakan keras keras penisku ke dalam memek mamah Lynda, dan crooot crooot crooot, beberapa kali semburan spermaku ku tumpahkan di dalam memeknya, berbarengan dengan itu saat menerima hentakan terakhirku, tubuh mamah Lynda pun tampak bergetar. Dan tidak lama berselang memek mamah Lynda mulai makin menyempit dan sssrrrrrrrr terasa kontolku tersiram didalam sana, mamah Lynda kembali meraskan pipis nikmatnya. Tubuhku pun ambruk disamping mamah Lynda. Pada akhirnya pergumulannku dengan mamah Lynda terus berlanjut hingga menjelang subuh. Tubuh kami sama sama basha oleh keringat, dan setelah itu aku pun tertidur di dekapan mamah mertua ku.



POV NARATOR



sepanjang malam ketika Viki dan mertuanya saling bercumbu, sepasang mata tampak terus memperhatikan mereka. Bahkan sasmpe kedua nya terkapar dan tertidur sebari berpelukan.

Puas mengintip Viki dan mamah Lynda orang tersebut pun lantas pergi ke kamar Hana.









Cerita masih akan berlanjut, final chapter.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd