Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Jakartaku

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Maaf suhu-suhu, ane abis makan.
Sesuai perjanjian, UPDATE!
----------------------------------------------

Part 34

"Ngapain lo, Ge?" Tanya si Dewi.
"Lah, mestinya gw yang nanya? Lo ngapain?" Tanya gw.
"Gw, mah baru ngekost disini. Elo?"
Oh, jadi Dewi anak kost baru, yang tadi pagi Monique bilang.
"Lah, gw udah ngekost disini duluan. Dari pertama ketemu elo, gw juga udah ngekost disini" jawab gw.
"Hah, ngekost? Ini bukanya khusus perempuan?" Tanya dia.

Khusus perempuan? Dapat informasi dari, mana dia?
Emangnya, kita apaan? Masa kita lelaki kemayu.

"Hah? Darimana khusus perempuan? Orang campur, kok. Tapi emang ceweknya lebih banyak"
Kata gw.
"Ah, parah. Berarti gw di bohongin temen gw. Katanya disini khusus cewek. Dia ngekost daerah sini juga" kata dia.
"Mungkin dia jarang liat cowok disini, kali. Jadi dia pikir, ini kost khusus cewek" kata gw menenangkan hatinya.

"Aduh, gimana, ya?" kata dia gelisah.
"Ada apa, nih? Tadi yang ngetuk kamar gw elo, ya Ge?" Tiba-tiba Cathy dateng. Si Cathy ini, lebih muda dari gw. Tapi gw merasa dia lebih tua.
"Iya. Tadi gw yang ngetuk. Ada hal penting. Btw lo udah kenal belum?"
Kata gw.

"Oh, anak baru, ya. Kenalin gw Cathy" kata Cathy sambil menjulurkan tangannya.
"Halo, Dewi" Dewi, menyambut tangan Cathy.
"Kok, kelihatannya gelisah gitu?" Tanya Cathy.
"Iya, gw nggak tahu Kalo ini kostsan campur. Gw pikir khusus perempuan" kata Dewi.
"Pasti ada trauma, ya" kata Cathy.
"Iya, kok tahu?"

Hiii?? Mainan om-om, trauma ngekost, di kostsan campur? Nggak salah?
"Nggak salah, sih, bro. Namanya orang trauma, kan nggak peduli sikap orangnya dan siapa orangnya" kata Mario Sakti golden ways.
Bener juga, sih.
Suara Sakti, ini, memang bijaksana sekali.

"Udah, tenang aja. Cowok disini, semuanya udah jinak.
Kalo ada yang macem-macem, ngomong aja.
Tuh, orang bakal langsung, mati"
Kata Cathy.

Lo pikir kita hewan apa.
Memang kita liar, tapi kita bukan hewan juga, kali.

"Gitu, ya? Iya, deh gw percaya" kata Dewi.
"Udah, kamu istirahat aja. Besokkan hati Sabtu. Ntar kamu liat sendiri kelakuan anak cowok. Kemarin juga ada anak baru, kok.
Kamu, tanya-tanya, dia aja.
Anak-anak cowok, besok bantuin dia, ya! Awas ampe nggak. Lo apalagi, Ge, jangan kabur lagi!" Kata Cathy.

Buset, dah. Monique aja cukup kali, jangan lo, juga.
"Iya nyonya" jawab gw dengan lembut.
"Terus, apaan yang mau diomongin, Ge?" Tanya Cathy.
"Mau ngobrol, ya? Gw tinggal dulu, deh" kata Dewi.
Lalu kita berdua ngangguk.

Lalu gw memulai pembicaraan penting ini.
"Jadi gini Cat, gw ketemu orang, yang pengen banget ketemu sama elo" kata gw.
"Siapa? Cewek, cowok?"
"Cewek. Lo, kenal, kok" kata gw.
"Siapa, Ge?" Dia tambah penasaran.
"Nih" gw kasih lihat foto tante SuS.

Dan, matanya mengeluarkan air mata.
Sebenarnya, ada masalah apa sih? Kok, kayaknya ada cerita, lain.

"Kok, lo kenal nyokap gw?" Tanya dia sendu.
"adalah" kata gw.

"Gw juga, kangen sama nyokap gw. Tapi gw nggak boleh ketemu dia sama bokap gw. Katanya Kalo gw ketemu nyokap, gw bakal di pecat dari kantor. Terus biaya hidup gw bakal di ambil semua. fasilitas segala macem. Padahal dari dulu nyokap gw pegang hak asuh gw" kata dia.

Waduh ternyata masalah lebih besar dari bayangan gw.

"Kenapa lo, nggak lawan?" Tanya gw.
"Gw takut Kalo gw lawan, gw malah tambah jauh dari nyokap gw" jawab dia sambil nangis.

Aduh, anak orang, gw bikin nangis.
Saatnya menjadi Gege yang baik hati.

"Ya udah, sini-sini" kata gw merangkul si Cathy.

"Kesempetan lo, bro"
Berisik lo! udah diam aja.

"Udah nangis aja. Keluarin semuanya. Jangan di simpen. Nanti tambah berat, lo" Kata gw, menenangkan hatinya.

Dia nangis sekencang-kencangnya.
Tangan gw yang nganggur, mencoba untuk ngeWA si Monique, untuk bantuin gw.
Gw: "Mon, lo ada di kost, kan? Kalo iya, turun keruang makan sekarang. Bantuin gw. Ini penting. Nggak usah dibales"


"Lah, Cathy, lo kenapa?" Monique datang secepat harapan gw.
Selamat gw.
Si Cathy langsung meluk si Monique.
Monique langsung menatap gw.
Dan gw berikan gestur untuk menenangkan si Cathy.

"Gw sedih banget, Mon" jawab Cathy.
"Ya udah, lo cerita sama gw. Dikamar lo aja, ya" kata Monique.
"Iya, lo ceritain semuanya ke si Monique. Nanti Kalo ada apa-apa gw bantu" kata gw.
"Iya. Makasih ya, Ge" Kata Cathy.

Lalu mereka menuju kamarnya Cathy.
Si Monique sempet nengok ke gw. Gw pun memberikan gestur berterima kasih, karena dia udah datang.

Gw lalu nyantai di kamar gw.

Aduh masuk dalam pusaran apa gw.
Masalah gw sama bokap aja belum selesai.
Ada lagi masalaha perbokapan.
Kalo perbokepan, ayo deh gw jabanin.

Tapi untungnya, gw hanya nggak cocok sama bokap gw.
Nggak kayak Cathy yang bokapnya diktator.
Kasian juga itu anak.

Udah, lah. Tidur aja.


Di pagi yang cerah ini, anak-anak udah pada bangun.

"Ayo cowok, bantuin Dewi!" perintah ibu kost.
Pagi-pagi, ibu kost udah merintah.
"Terus, anak cewek ngapain?" Tanya Kevin.
"Ngawasin anak cowok sama masak" kata Vivi.
"Vi, pliss, jangan elo yang masak. Lo mau perintah kita boleh. Tapi jangan elo yang masak. Biar Monique aja" kata Boni.

Rasain lo neng! Songon, sih.

Kalau diperhatikan, Dewi mulai akrab dengan anak cowok.
Walaupun masih rada awkward dengan gw.
Mungkin karena gw pernah ngobel-ngobel mekinya.

Terus gw nyamperin si Monique.
"Mon kemarin gimana, si Cathy?" Tanya gw.
"Udah, mendingan, kok. Paling dia masih tidur sekarang. Soalnya dia curhat sampe malem. Emang gimana sih awalnya?" Tanya dia.

"Jadi gini, gw kenal sama nyokapnya. Terus, pas gw lagi ngobrol, gw kasih tahu alamat kostsan, kita. Dia nanya, gw kenal nggak sama si Cathy. Nyokapnya nggak tahu Kalo, gw sama anaknya satu kost. Nyokapnya cuma tau nama jalan, tempat kostnya Cathy. Makanya, pas dia tahu alamat kost kita, dia langsung nanya. Ya, gw bilang kenal. Nah, nyokapnya langsung semangat, gitu. Kangen katanya.
Gw jadi nggak tega. Akhirnya gw bilang, deh ke si Cathy" kata gw.

"Si Cathy ngomong, dia kangen banget sama nyokapnya. Lo bilang, seadanya, aja, ke nyokapnya. Ntar gw bantu cari cela, supaya mereka bisa ketemu" kata Monique.
Udah pasti Monique nggak akan tega temennya punya masalah.
Benar-benar Memenuhi segala wife material.

"Iya. Ntar gw coba omongin, ke nyokapnya" jawab gw.
"Udah, sana kerja lagi. Gw mau cooking-cooking dulu" kata Monique.
"Iya, nyonya"

Berlanjut lagi bantuin si Dewi.
Gw bingung juga, kok bisa-bisanya si Dewi ngekost disini?
"Namanya juga cerita, bro. Semua harus dikait-kaittin. Kalo nggak, ceritanya nggak laku" kata suara sakti.
"Ah, nyaut melulu, lo. Kayak tante Debora"
"Hi, emang kita apaan, cynn. Najong, deh!"
Uwahhhh, ada setan banci.

"Misi, mas Gavin, itu ada tamu cowok, Nyari, mbak Tere" Pak Yono, nyamperin gw, pas lagi beberes, kamarnya Dewi.

Hmmm, pengen ketemu Tere.
Harus di cek n ricek.
"Ya udah, Pak, suruh tunggu di ruang tamu. kerja bagus Pak, sudah laporan ke saya" kata gw
"Siap, mas!"

"PASUKAN! Kumpul!" Teriak gw.
"Ada apa, boss?" Dengan sekejap, mereka udah ready di depan gw.

"Ehem. Jadi begini......................"
"Ya elah,,bengon. Kenapa, bro?" kata Kevin.
"Sorry-Sorry. Begini, ada seorang cowok yang pengen, ketemu Tere. Sekarang dia ada ruang tamu.
Lo pada ngertikan. Oleh karena itu,
gw akan memberikan kalian tugas.
Radit, lo foto itu orang, terus lo cari tau tentang dia.
Boni, lo tanya Tere, hari ini dia ada janji apa nggak. Supaya kita nggak salah sasaran.
Alex sama Kevin, kita bertiga akan menahan si target dulu.
Kalau target terbukti mengincar sesuatu, kita langsung interogasi!
Ngerti???"

"SIAP!"

Lalu kita berempat menuju ruang tamu. Sementara Boni nyamperin Tere.

Hmm, tampang mencurigakan.
Tampang Playboy cap kapak.
"Cari siapa lo, bro?" Tanya Alex.
Alex dan Kevin duduk di sofa menghimpit dia.
Sementara gw, duduk sendiri.
Radit pura-pura main hape, untuk foto dia.
"Nyari, Tere" jawab dia.
"Udah janji?" Tanya Alex.
"Udah"
Lalu Radit meninggalkan kita. Sepertinya dia sudah dapat apa yang dibutuhkan.

"Nama lo sapa?" Tanya Kevin, dengan kesongongan tingkat dewa.
"Ariel" jawabnya, sok cool.
Pengen gw hantam, ni bocah!
Sabar, dulu.

Lalu, Boni memberi kabar melalui WA.
Boni: "lapor! Tuan putri nggak ada janji"
Hemm, belum apa-apa udah boong.
Gw, memberi isyarat, Kalo dia bohong.

"Bener, lo udah janji?" Tanya Kevin.
"Udah. Ngapain gw boong" kata dia mulai sinis.
"Emang mau ngapain, lo?" Tanya gw.
"Mau ngobrol. Gw, kan temennya lamanya dia" jawab dia, memproklamirkan diri.

Lalu, gw WA Radit untuk mengirim foto tersangka, ke Boni. Supaya Boni bisa kasih liat ke Tere. Bener nggak orang ini temen lamanya Tere.

Dan nggak lama, Boni bilang, Tere tahu tersangka, tapi, nggak terlalu kenal, sama tersangka.

Udah, dua kali boong lo, nyet.

Ehem, jadi begini kronologisnya, si Tere, bisa tahu dengan orang ini.

Katanya, si Tere punya temen.
Temennya, punya temen lagi.
Temennya, temennya Tere, punya ibu tiri.
Ibu tirinya, punya brondong.
Brondongnya, punya sahabat.
Sahabatnya, punya sepupu.
Sepupunya, punya temen yang udah nikah.
Temen yang udah nikah, Terus punya adik ipar.
Adik iparnya, punya restoran. Restorannya, punya banyak pelanggan.
Salah satu pelanggannya, punya kakak. Kakaknya, punya kenalan. Kenalannya, punya kakek.
Kakeknya, punya adik.
Adiknya, punya cucu.
Cucunya, ngefans sama seorang artis.
Artisnya, udah punya anak, yang masih sekolah.
Di sekolahnya, ada guru perempuan.
Guru perempuannya, punya suami.
Suaminya, punya kembaran.
Kembarannya, punya saingan. Saingannya, punya istri dua. Otomatis, saingannya punya dua mertua.
Ibu dari istri pertama saingannya, punya affair dengan ayah dari istri kedua saingannya.
Dari affair itulah, tersangka lahir.

Gimana?? complicated, kan!
Yang jadi pertanyaan gw, si Tere kenalnya, gimana????
"Ya, kayak gitu, bro"
Uaaaahhhh. Mati aja gw, men.

Terus Radit, menyampaikan laporannya, melalui WA.
Radit: "CODE RED! Playboy cap kaki babi!"
Ditambah Boni yang mengatakan..
Boni: "kelihatannya Tere nggak interest, bos"

Tandanya, tersangka bisa kita sergap dan interogasi.
Gw memberikan kode potong leher, ke Alex dan Kevin.

"Ayo, sini men, ikut kita bentar. Abis itu gw, anterin lo ke Tere!" Ajak si Kevin.
"Kemana?" Tanya tersangka.
"Udah ikut aja!" Kata si Alex.
Lalu tersangka, digiring ke ruang interogasi kita, yang biasa kita pakai buat rapat.

Gw mampir kedapur untuk mengambil pisau daging.
Lalu gw sembunyikan pisaunya.
Dan menuju ruangan interogasi.

"Duduk, lo men!" Kata si Kevin.
"Eits, ada apa, nih? Kasar banget lo"
Kata tersangka.
Tersangka, didudukkan di bangku, sambil ditahan Kevin dan Alex.
Sementara gw duduk di sebarang tersangka.
Kita hanya dibatasi dengan meja.

"Ada urusan apa lo, dengan Tere?"
Tanya gw.
"Jawab!" Gertak Kevin.
"Bukan urusan lo pada" tersangka rupanya, tak kooperatif.

'Brakk!'
Gw menancapkan pisau daging ke meja.
"Jawab yang jujur!" Teriak gw.
Dia kaget, kayaknya.

Terus Boni dan Radit masuk ruangan.
"Ada apa, nih bro?" Tanya Boni, sambil memegang golok.
Sedangkan Radit megang balok kayu.
"Ada yang mau deketin Tere, bro"
Jawab Alex.
"Oh, ada yang mau deketin Tere. Bisa apa lo Emangnya???" Kata Boni.
"Btw, lo liat linggis gw, men? Ada yang pengen gw cungkil" kata Kevin.
"Ada, tuh!" Jawab Radit.

Sepertinya, tersangka sedikit gentar dengan Gertakan kita.
Hidup orang yang bisanya cuma gertak!

"Jadi lo mau ngapain kesini, Hah??"
Tanya gw sekali lagi.
"Mau, nembak Tere, bang" jawab tersangka.
"Wush! anak orang main lo tembak aja. Mati, masuk penjara, lo" kata gw.
"Kalo hukuman mati, gw yang eksekusi, lo, ya" kata si Kevin.

"Emang punya apa, lo?"
"Segalanya, bang" jawab dia.
"Wah, sombong juga lo.
Iya, sih, lo punya segalanya.
Punya mobil, rumah, terus punya pacar.
Siapa pacar, lo? Siti, ya? Terus, Ipeh. Siapa lagi? Oh si ini..... Wati" kata gw, Berdasarkan laporan si Radit.

"Jangan lupa, bos, tunangannya, Maemunah" tambah Radit.
"Oh iya, gw lupa. Untuk lo ingetin"
Muka tersangka langsung pucat. Ternyata kita sudah menembakkan peluru tepat ke sasaran.
Rasain, lo! Mampus!

"Kita laporin, aja, ini orang, ke ayang Maemunah" Alex mengeluarkan pendapat.
"Ampun bang. Saya minta maaf. Saya, nggak akan deketin Tere lagi. Sumpah, samber geledek. Tapi jangan laporin saya, bang. Saya cinta banget sama Maemunah"

"Elo, muka standar aja belagu banget, punya pacar banyak" kata gw.
"Awas, lo, deketin Tere lagi! Maemunah tercinta lo bakal terancam!" Ancam si Alex.
"Iya, bang saya janji"
"Udah sana pergi, jangan balik lagi!"
Kata Kevin.

Lalu tersangka kita bebaskan.

Dan kita menuju ruang makan. Kelihatannya, makanan udah mateng.

"Dari mana aja, sih? Lo pada dicariin, nggak ketemu" kata jeng Vivi.
"Abis menginterogasi, orang yang mengancam tuan putri" jawab gw.
"interogasi??? Maksudnya apa coba?" Kata Nia.

"Terus hasilnya, apa?" Tanya Monique.
Cuma Monique yang ngerti. Yang lainya nggak.
"Playboy cap tai kuda"
Jawab gw.
"Bagus, deh" kata ibu Presiden.
"Apaan, sih? Kok, nggak jelas" kata si Gadis, anak kostsan juga.
Jarang gw omongin, ya?
"Udah. Nggak usah dipikirin. Urusan mereka itu. Kita makan aja, yuk" kata si Monique.

Lalu kita makan rame-rame. Bersama para anak baru juga.
Damainya suasana ini.

"Oh iya, tadi Pak Yono pesen, mulai besok, mau ada renovasi diruangan atas. Katanya mau dibikin gym. Cuma renovasi dikit, sih. Paling beberapa hari" Kata ibu kost.

Gw pikir biaya kost mau dinaikin.
Selamet-selamet.

"Terus kamar yang masih kosong gimana?" Tanya si Kevin.
"Pake aja, dulu. Masih lama keisinya" jawab ibu kost.
Benar-benar, ibu rumah tangga yang baik.
Jadikan aku suamimu, Monique!

Ngomong-ngomong, gw perhatikan, si Cathy dari tadi Nemplok terus sama si Monique.
Mungkin itu mengurangi kesedihannya.

Emang si Monique, ini, wanita idaman pria.
Bisa jadi istri yang baik.
Teman yang baik.
Kakak yang baik.
Tinggal gw lihat, bisa nggak dia jadi ibu yang baik.
Karena itu, ayo kita bikin anak, Mon!

"Lo kalau pengen sesuatu, dipikir-pikir dulu, bro. Jangan asal jeplak!"
Kata suara Sakti.
"Ya, namanya, berharap, bro. Nggak ada salahnya, lah"
"Tereserah lo, dah. Kasian gw sama calon kelurga, lo nanti"
"Jangankan elo, men, gw aja kasian"
 
hwhahwa untung bukan keluarga atau om tere ,bisa salah sasaran lg tuh...

scene sm tere banyakin dong hu, penasaran banget jadinya hehe...

maapkan req nubi ini...

keep seprit suhu...
 
:mantap: suhu updatenya
=)) ngakak terus ane baca cerita suhu
Lanjutkan suhu.... :banzai:
 
Lum lengkap rasanya baca thread ini kl gak pake acara sakit perut karna ketawa. Emang mantaf si calon penakluk jakarta. Lanjutken hu. Thks
 
Nah gini hu...update stlh sakit jadi lebih berbobot hu...ada humor n konflik yg terjadi...:mantap:
Lanjut dah suhu...:hore: :semangat:

:cendol: sent...
 
Hujajajajhahahahha. Ngakak x. Tapi gege sebagai manusia gk gagal malas bagus
 
nama pacar si pelaybo'ol cap tai kuda koq istemwah semua ya :hua:
 
Bujug pnjang amat tuh silsilah=))
 
punya temen.
Temennya, punya temen lagi.
Temennya, temennya Tere, punya ibu tiri.
Ibu tirinya, punya brondong.
Brondongnya, punya sahabat.
Sahabatnya, punya sepupu.
Sepupunya, punya temen yang udah nikah.
Temen yang udah nikah, Terus punya adik ipar.
Adik iparnya, punya restoran. Restorannya, punya banyak pelanggan.
Salah satu pelanggannya, punya kakak. Kakaknya, punya kenalan. Kenalannya, punya kakek.
Kakeknya, punya adik.
Adiknya, punya cucu......
Huanjrit dowomén rek,tp aku tetep ora mudeng :mabuk:
 
Makin kesini cerbung bikinan elo makin ancur ancuran bang...
Ngakak sampe sakit perut gue gara2 cerbung bikinan elo
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd