Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Jakartaku

Bimabet
Gege kok kalau sama tante aja on fire ya, kalau sama Monique kebanyakan salting apakah itu pertanda? :hore: :horey:



Menanti kelanjutan kisah Gege dan Monique :ngeteh:



Utamakan RL dulu suhu Hobo :jempol:
Semoga RL nya suhu Hobo dilancarkan :beer:
 
Cerita yg ringan, menghibur, sdkt konyol (antara Author, peran utama, bayangan, dan sktr).
Tp sdkt menggambarkan gambaran kehidupan seseorang yg banyak khayalan dan menjadi seorang G**o*o. Seru... Mantab... dan Good Story.
Ditunggu kelanjutannya. Tengok kulkas moga2 ada hadiah yg menyegarkan
 
Om gege ini klo apdet pagi sekitar jam 9 klo gak 10 kayaknya
 
lapor jendral.!
pasukan mulai histeris karna jalan tol d blok sma alien :polda:
 
Anjritttt... Baca chapter 1-10 niat nya mau udahan, gtau nya sampe chapter 47 nubi baca... Gokil TS buat ceritanya, kudos!
 
Suhu hobo dimanakah dirimu :papi: masih setia nunggu update ditemani gorengan plus secangkir kopi panas
 
Bimabet
Sesuai perjanjian, 2-3 hari, ane update. Walaupun, masalah belum beres, tapi, janji adalah janji harus ditepati.
Jadi, kalau agak tersendat sedikit, harap di maklum.

Jagalah ketertiban, lalu lintas!
----------------------------------------------

Part 48

Ayo Ge. Tarik nafas, hembuskan.
'Prettttttt'
Lah, malah kentut.
Ayo, tinggal pencet tombol hijau.
Demi Cathy dan tante SuS.

Gw, lagi di balkon apartemen tante BeR. Mau nelfon bapak gw.
Cewek-cewek, lagi sibuk di dapur.

Dan........ Pencet!
'Tuutttt'
Yah! Nyambung, lagi.

Bokap: "halo"
Gw: "halo, Pak. Benar ini, nomor Pak Rudy?"
Bokap: "mau ngapain kamu, Vin?"
Yah, ketahuan.
Gw: "ada yang mau, kutanyain"
Bokap: "oh, masih inget, toh, sama saya. Saya pikir udah, lupa. Mau nanya apa, kamu?"

Weuuhhhhhhhh. Sabar-sabar.
Monique, Monique, Monique.

Gw: "mau minta nomornya, om Coolman, Pak"
Nama pengacaranya adalah, Coolman London Hutapea.
Dia adalah, versi parerel, dari seorang
Pengacara terkenal.

Bokap: "buat, apa?"
Gw: "buat temen, aku. Lagi butuh pengacara"
Bokap: "emang punya duit, dia?"
Gw: "punya. Emaknya, orang kaya"
Bokap: "sekarang, dia, ada di luar negeri. Kalo, kamu yang hubungi, takutnya nggak di gubris. Mendingan, papa, nanti ke Jakarta. Biar dia ada alasan, buat nemuin kamu. Lagian, diakan domisili, di Jakarta. Biar papa, aja yang ngomong"
Gw: "gitu, ya? Bisa dalam waktu dekat, nggak, Pak?"
Bokap: "kalau dua sampai tiga hari ini, sih, nggak bisa. Tapi, setelah itu, kayaknya bisa"
Gw: "ya, udah. Tolong ya, Pak"
Bokap: "iya"
Gw: "oke. Thank you"
'Tut-tut-tut'
Lah, langsung ditutup.

"Ehem. Gimana?" Ternyata udah ada Monique.
"Hehehe. Ada si eneng. Abang nggak ngeliat. Lancar, kok, neng. Semua bisa teratasi" jawab gw.
"Gitu, dong. I'm proud with you. You did a great job" kata dia.

"Makasih, bos. Yok, masuk. Kayaknya bentar, lagi, mamanya Cathy dateng" kata gw.
"Ayuk"

Lalu kita santai-santai, menunggu kedatangan tante SuS.

Lalu ada WA dari tante SuS.
Tante: "Ge. Tante udah dibawah. Bisa jemput tante, nggak?"
Gw: "oke"

"Gw, turun bentar, ya" kata gw. Biar surprise.
"Oke" jawab mereka berdua, yang lagi cekikikan.

Lalu gw turun ke bawah.

"Halo, tan. apa kabar? Udah siap, belum?" kata gw.
"Hai, Ge. Udah, dong. Udah kangen tante" jawab tante.
"Ya, udah. Ayo naik, tan" ajak gw.

Lalu, kita balik, ke unitnya tante BeR.

"Lah, kok, balik, lagi, Ge?"tanya Cathy.
"Iya, nih. Ada tamu" kata gw.

"Ta-da, Cathy sayang!" Kata tante SuS
"Mama!" Teriak Cathy.

Lalu, mereka berdua berpelukan.

Akhirnya, mereka hidup bahagia selamanya. Tamat.

Uwahhh. Belon-belon.
Belum pacaran, sama Monique.
Masa gitu doang, tamat.
Lanjut lagi, thor!

"Kamu, tinggi sekarang ya. Tambah cantik" kata Cathy.
"Iya, mah. Kangen, deh. Udah berapa tahun, kita nggak ketemu?" Kata Cathy.
Hii?? Udah bertahun-tahun, toh, rupanya.

Astaga, ini mengharukan. Coba waktu gw ketemu mama Wulan kayak gini.

"Vin, kamu, kok, nangis duluan?" Kata Monique.
"Emang, iya? Iya, sih, mata gw berasa basah, nih" kata gw.

"Eh, iya, mah. Kenalin, ini Monique. Kakak pengganti, Cathy" kata Cathy.
"Oh, halo. Nama tante, Susi" kata tante SuS, sambil menjulurkan tangannya.
"Halo, tante. Monique" Monique, menyambut tangan tante.
"Makasih, ya, udah ngurusin Cathy" kata tante SuS.
"Iya, tan. Dia udah kayak adik, aku, kok" jawab Monique.

"Kalau yang ini, udah, tahu, kan, mam? Si, abang Gavin, sayang" kata Cathy.
"Ih, apaan, sih, Cat" kata Monique.
"Lah, Gege kan, abang gw. Elo, aja sensitive, Mon" kata Cathy, sambil cengengesan.
"Emang, ada hubungan apa, Ge?" Tanya tante SuS.

Aduhhhhhhhh, kena lagi, gw.
Gw jitak lo, Cat.

"Nggak ada apa-apa, tan" jawab Monique.
Yah, Monique udah jawab.
Hilang harapan gw, di pamerin Monique. Apa, kek, bilang temen deket atau apa, gitu.
Sabar, Ge. Sabar.

Lalu mereka berdua ngobrol, sepanjang dan selebar mungkin.

Gw dan Monique, memutuskan pindah ke balkon, buat nyantai di situ. Kita duduk bersebelahan.

"Aku, jadi keinget mama" kata gw.
"Ya udah, kamu telefon, aja" kata dia.
"Bukan, sama mama Wulan. Sama Mama Sandra. Padahal gw nggak inget mukanya dia. Tapi entah kenapa, kangen rasanya. Bisa nggak ya, gw ketemu dia?" Kata gw.

"Oh, kasian. Sini, sama Monique" lalu Gw, didekatkan ke pundaknya.

Uwahhhhhhhhhhhhh!
Otak gw, mimisan.
Hati gw, mencret.
Lambung gw, meleleh.
Bokong gw, berdetak kencang.

"Wah, parah, lo, bro! Hari ini, udah menang berapa kali, lo????
Anjrit-anjrit. Bagi-bagi, napa!"
Kata suara Sakti.
"Hehehe" gw tertawa.

"Wuahahahahahahahhaha!" Tertawa kecil nggak cukup buat, gw.
"Tai, lo, bro......bro"

"Kalau mama, kamu, Mon?" Tanya gw.
"Ortu gw, di luar negeri. Mereka capek di sini. Katanya kalau disini pasti bawaannya, kerja mulu. Yah, lumayan jaranglah, gw ketemu mereka" jawab dia.

Kesempatan!
"Ayo, sini sama, aa" kata, gw.
Gw, membuka tangan gw, dan bersiap di peluk.

"Mon.......Monique. Sini bentar, deh" suara dari dalam memanggil Monique.
Lalu, Monique, masuk tanpa babibu.

Lah, gw ditinggal.
Lagi, posisi gini lagi.
Kan, kentang.

Lalu gw, masuk, kedalam, juga.

"Nah, ayo, kita, makan, dulu, yuk!" Ajak tante SuS.
"Ayo, tan. Dari tadi, makanan udah di masak, tapi nggak digubris" kata gw.

Lalu kita makan, sama-sama.
Berasa keluarga.
Keluarga yang bahagia.

"Oh, iya, gw kayaknya balik duluan, deh. Tadi tantenya Tere, nelfon, mau ada rapat keluarga, katanya" kata Monique, ketika baru selesai makan.
"Oke, deh, Mon" jawab Cathy.
"Makasih ya, Mon" kata tante, SuS

"Abang Gavin, anterin atuh eneng Moniquenya. Masa, pulang sendirian" kata Cathy.
"Nggak usah. Gavin, disini aja. Eh, Gege disini, aja" kata Monique.
Aduh, Mon...Mon. Pengen gw hamilin, lo.

"Udah, gini, aja. Kamu anterin si Monique, Ge. Habis itu, kamu balik lagi. Nggak papakan" saran tante SuS.

Waduh, berarti harus bolak-balik.
Bolak-balik, membutuhkan tenaga.
Tenaga, membutuhkan energy.
Nggak, deh, kayaknya.
"Bro, ini Monique, bro!" Kata suara Sakti.
"Iya, tau, tapi"
"Tapi, apa??"

"Nanti, tante kasih uang bensin, deh" kata tante.
"Oke. Mon, mau jalan sekarang?" Kata gw.

"Uwahhhhh. Dasar merki lo, bro. Calon lo, tuh" teriak Suara Sakti.
"Shut up!"

"Ya, udah, deh. Balik dulu, ya, tan, Cat. Bye" kata Monique.

"Bye, juga" jawab mereka berdua.

Lalu gw, mengantarkan si Monique, pulang.

"Mamanya Cathy, cantik, ya" kata Monique.
"He,eh" jawab gw. Dalamnya juga bagus. Masih TOP!

"Untung, ortu, gw, nggak cerai-ceraian. Eh, Sorry, Vin" kata Monique. Balik lagi ke elo gw. Tapi masih tetep Vin. Berarti masih ada jalan.

"Iya. Nggak papah. Mungkin karma gw, yang rajin, nggak akur sama bokap" kata gw.
"Sorry, ya"
"Iya, adinda"

"Btw, mau ada rapat apaan, sih?" Tanya gw.
"Ini, sepupu gw, ada yang mau nikahan. Biasalah, bikin panitia, apa segala macam" kata dia.
"Sepupu lo, cewek apa cowok?"
"Ih, kepo. Nggak ah. Nggak gw kasih tahu" jawab dia.
"Lah, kan, penasaran siapa tahu cewek, terus cantik. Ntar gw batalin, deh, nikahan mereka" kata gw, menggoda dia.

"Tuhkan" kata dia, agak sensi.
"Lah, cemburu, non?"
"Iyalah" kata dia.

'Cus'
Bisul gw, pecah.
Ambeien gw, mengecil.
Whatttt! Apa gw sudah berhasil??

"Ya, maap-maap. Cuma bercanda" kata gw.
Lalu dia, diem.

"Cewek. Sepupu gw, yang cewek" kata dia.
"Pasti keluarga cowoknya, rewel tapi nggak banyak bantu. Cuma banyak maunya" kata gw.
"Kok, tahu?"
"Pengalaman. Tante-tante gw, rata-rata, gitu" jawab gw.

"Terus nanti, pas hari-H, dateng sama siapa?" Tanya gw.
"Sama, yang bisa meluangkan waktunya" jawab dia.

Yosss! Ini kesempatan.
Harus diberdayakan.
"Kakanda, bisa" kata gw.
"Ah, nggak yakin" kata dia.
"Ih, bener. Sumfeh"
"Nggak mungkin"

Waduh, bola panas di gulirkan.
Baiklah kalau gitu, keluarkan kartu trap.

"Bener. Ibaratnya, semua waktu bisa dibuat, kalau demi adinda Monika Verdiana. Kematian pun, tidak akan memberhentikan langkah, kakanda" kata gw.
"Bener?"
"Sumfeh, ana, zuzur!"
"Ya, udah, kalau kakanda memaksa. Adinda cuma bisa ngikut" jawab dia.

'Dek-dek'
'Dek-dek-stak-gedebuk-destak-destak-badum-dum-tas-tes-gedebuk-pletang'
Jantung gw berdetak, nggak Karuan, seperti hidup gw.

("Ah, thor! Si Gege, sudah terlalu banyak menang. Ini harus dihentikan thor")
('Ane, juga, merasa demikian. Bagaimana, abang Jakarta?')
(/Biar gw yang balas, ntuh orang\)
("/'inilah koalisi keluarga bahagia!'")
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd