Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Janji di antara Puing (Remake)

nice story mas brow...
Trims Gan... :top:

Asiikk dilanjut lagi ceritanya

Makasih banyak Gan udah nungguin dan baca cerita ane. :ampun:
Ceritanya menegangkan, lanjutkan suhu
Trims jg Gan.. :top:

akhirnya suhu @PenulisKidal update lagi :jempol: semoga update selanjutnya makin seru dan panjang ;)

Iya gan terima kasih banyak udah setia baca cerita ane. :ampun:



Update Ending Cerita Chapter IV
Thanks for reading

 
Akhirnya d remake.... Setelah hopeless.... Bakalan dkubur critanya...
 
6acc1a578008213.jpg

6acc1a578008213.jpg

6acc1a578008213.jpg

Chapter V – Saturation and True Blue
Part I




Monday, in My House’s at My Room’s.

“Ram…. Ayo bangun…” Ucap Dini lembut di dekat kupingku.

“Bentar Din, masih ngantuk berat” Sahutku lalu menarik kembali selimutku.

“Yaudah, rugi sendiri kalo kamu gak bangun sekarang.” Celetuk Dini.

“Rugi apaan? Waduh… Gitar Spanyol mah lewat ini.”

Mataku terbelalak menatap kearah Dini. Dini hanya mengenakan Lingerie tipis berwarna putih. Tampak samar terlihat putingnya yang kecoklatan. Mataku tak berkedip dan mulutku menganga. Dini memperhatikan sejenak lalu tertawa genit.

“Tuhkan, kalo kamu gak bangun tadi bakalan rugi Ram.” Goda Dini kemudian menutup mulutku yang menganga dengan tangannya yang lembut.

“Din, beneran ini kamu Din.” Ucapku tak percaya. “Din, haduh… Junior bangun lagi.”

Dini merangkak kearahku menujuh kearah wajah. Seolah ingin menerkam, Dini menatapku tajam dan berbisik. “Sebentar ya Ram. Kamu tunggu disini bentar. Aku mau ambil sesuatu.” Dini mengedipkan mata dan memainkan lidah dibibirnya. Terlihat jelas dalam pandanganku belahan dada Dini yang sensual. Ingin rasanya aku membenamkan wajah diantaranya. Pemandangan pagi yang sangat mengejutkan dihidupku. Akupun tak sabar dengan apa yang dilakukan dini selanjutnya.

Dini kembali membawakanku segelas susu coklat hangat dan donat dengan toping coklat juga.

“Ayo Rama sayang minum dulu susunya.” Dini mendekat rapat ketubuhku. Tercium wangi tubuh Dini yang membuat junior dalam tegangan yang maksimal. Tubuh kami saling berhadapan. Aku duduk bersandar ditepian ranjang dan Dini berlutut dengan secangkir susu coklat. Dini meniupkan susu coklat dan menyuapiku.

“Susunya enak Din, kamu memang jago kalo buat minuman.” Pujiku kepada Dini dan memegangi cangkir.

“Iya dong Ram, kan aku mau jadi Istri yang baik untuk kamu.” Dini tersenyum nakal dan mengambil donat.

“Rama, Look at me…” Dini membuka sedikit lingerinya dan mengoleskan krim coklat dari donat ke puting ‘susu’nya.

*sfx tegukan air liur

“mimpi apa aku semalam”. Aku panik bukan main dibuat Dini. Akan tetapi nafsu sudah berhasil mengambil alih tubuhku. Tanpa banyak basa basi akupun langsung mengikuti permainan Dini. Ku ambil donat lainnya lalu ku baringkan Dini.

Aku duduk disebelah Dini yang berbaring. Kutaruh donat pas di payudara Dini. Bagian bolong donat tersebut aku paskan pada puting Dini. Aku jilati krim coklat yang berada di coklat donat mengabaikan krim coklat yang telah Dini oleskan di payudara yang sebelahnya. Kujilati habis coklat tersebut sambil tetap mengabaikanya. Dini semakin gelisah saat aku berpindah ke payudara Dini yang lainnya tanpa menyentuh puting Dini yang dikelilingi donat. Aku jilati dibagian luar aerolanya membuat Dini menggelengkan kepalaya.

Dini berusaha memegangi kepalaku namun ku halangi.

“Just wait a moment honey…” ucapku cengengesan. Dini Nampak kesal namun tampan wajah penasaran yang tersirat.

“Rama jahat…” rajuknya.

Aku ambil kembali susu hangat yang sudah dingin tadi. Ku sirami perlahan puting Dini yang dikelilingi coklat. Setelah basah donat dan puting tadi aku pun dengan tiba-tiba menjilat puting Dini. Ku ambil donat tadi dengan mulutku dan ku suapi Dini. Kami memakan donat tersebut sampai habis dan langsung disambung dengan cium yang hanyat. Bibir kami menyatu dan saling berpagutan. Kuangkat tubuh Dini dan ku simpan beberapa teguk susu di dalam mulutku dan ku suapi Dini di dalam ciuman.

Dini menatapku ku penuh arti. “Ram, bersi’in susuku” Pintanya manja.

“Dengan senang hati cinta.” Jawabku yang ku lanjutkan meremas payudara Dini. Aku mulai membersihkah sisa coklat yang masih ada. Kumainkan lidahku di sekitar payudara dini. Lidahku ku sapukan secara memutar di sekitar puting Dini.

“Ah…” lenguh Dini saat aku mulai menghisap payudara Dini. Tak lupa ku tinggalkan tanda cinta di payudara DIni.

Dini mulai menggelinjang dan mendesah nikmat. Tubuhnya sesekali berkegetar. Tangan dini seringkali mendekatkan kepalaku lebih dalam ke payudaranya. Setiapkali Dini melakukan itu, aku mulai menghisap payudara Dini lebih dalam.

“Ah… Rama… Enak Ram….” Lenguh Dini. Aku mainkan permainanku. Ku remas payudara kiri Dini sendangkan yang kanan ku hisap layaknya bayi. Tangan kananku yang bebas aku arahkan ke arah vagina Dini. Ku elus vagina Dini dan ku tekan-tekan lalu.“Ram aku…. Ah!” Pekiknya lalu Dini melemas.

“Rama…. Hah… hah…. Sekarang giliran aku.” Ucap Dini terengah-engah.

Aku dibaringkan dan Dini mengambil posisi di antara pahaku. “Sekarang giliran aku, kamu guling yang dirileks.” Dini melepaskan boxer yang aku pakai. “hai Rama junior. Udah gede banget.”

Dini mengambil sisa toping coklat dan mengoleskannya ke juniorku. Dini dengan santai menjilatinya secara perlahan. Dini membuat juniorku basah akan jilatannya. Rasa nikmat yang tak bias diungkapkan.

“Din… uh… Din… terus Din…” Ucapku meracau.

Jilatan naik turun, memutari kepala junior dan tak lupa kantung junior ikut diremas serta dijilat Dini.

Terasa melayang aku dibuat Dini. Mungkin sama halnya yang ku lakukan dengan Dini tadi. Terkadang Dini geram dan menggigiti kecil kepala juniorku. Terasa geli saat gigi Bersentuhan dengan kepala junior.

“Ih, kok ada yg keluar Ram, Asin lagi.” Dini berhenti sejenak.

“gak tau Din, yang penting jilatanmu enak banget. Lanjutin please…” Pujiku..

“Iya my hubby..” Dini mengedipkan mata lalu menjilati dari pangkal hingga kepala juniorku. Seketika darahku bergejolak dan terasa ingin keluar.

Setelah puas menjilatinya Dini mulai memasukkan juniorku ke dalam mulutnya yang mungil. Dini Nampak kesusahan, hanya kepalanya saja yang berhasil masuk ke dalam. Dini memaju mundurkan kepalanya membuat sensasi yang luar biasa. Juniorku terasa berdenyut. Terasa hangat dan masah saat junior berada di dalam mulut Dini.

Hisapan Dini dari awal lambat makin lama makin cepat. Ekspresiku sudah tak karuan lagi. Yang ku tahu rasa ini sangat gila. Ditambah saat ku lihat Dini dengan erotis dan semangat menghisap juniorku.

“Din… Aku mo keluar…” ucapku menahan laju lahar yang akan tersembur.

*sfx hisapan kuat dan terlepas

Dini langsung melepaskan hisapannya dan berdiri mengambil sesuatu yang berada di meja kecil disamping mejaku.

“Sekarang kamu merem ya Ram.” Pinta Dini manja.

“Kok merem sih, ayo Din, hisep lagi… atau nggak pijet aja… yang penting junior keluar..” rengekku.

“Sabar sayang. Pokoknyo dijamin enak.”

Akupun mengalah dan memejamkan mataku. Benar saja saat mataku tertutup sensasinya berbeda terasa di juniorku, Dini tengah menghisapnya. Terasa jauh lebih nikmat dari sebelumnya. Dini sepertinya semakin liar menservice juniorku yang kini hamper pada batasannya.

“Dini aku ke… “ Aku tidak sengaja membuka mata dan melihat Dini memegang jarum suntik dan menyuntik pergelangan tangan kananku.

DINI!!!!!!!!!!!” teriakku panjang dan sekita aku tersadar.

Evening, at Ambulance to Martapura Hospital

“Ram, tenang Ram…” Ucap suara gadis lembut yang aku kenali.

“Dini… kok kamu pakeannya sudah ganti kayak gitu. Loh kok ada paman juga. Waduh kita ketahuan paman ya Din. Yang ini suster” Tanyaku dalam keadaan ling-lung.

to be continued…
 
Terakhir diubah:
semakin menarik...msteri apa lagi yang akan Rama dan Dini temui ?
langsung saja...suhu...:semangat:
 
yah cuma mimpi. padahal udah mulai greget. xixixixi


ditunggu update nya om
 
keren om updatenya :jempol: bisa bisanya ya si rama mimpi basah di ambulan :haha:

tetap update suhu ane setia menunggu :semangat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd