Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
FANTASY Jessica Veranda's Graduation: The Story Behind (Update Feb 2023)
- Thread starter 5upreme
- Start date
-
- Tags
- jessica veranda jkt48 top veranda
- Daftar
- 10 Oct 2017
- Post
- 614
- Like diterima
- 756
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
ValidasiLogin
Pendekar Semprot
@pecintagadis86 apa kabar dulur?!
dianmem999
Semprot Baru
- Daftar
- 15 Oct 2018
- Post
- 44
- Like diterima
- 10
setia nungguin nih huu
5upreme
Kakak Semprot
- Daftar
- 30 Jun 2017
- Post
- 160
- Like diterima
- 765
-=-=-=-
CHAPTER 9
Mengintip isi grup LINE itu membuat hati Abang panas dingin. Grup itu bukan saja berisi percakapan mesum, tapi juga berbagai foto dan video vulgar ‘hasil FR’ anggotanya yang dikirim berkala dan secara sukarela.
Belum ada satu jam Abang mengintip isi chat grup itu, dia sudah onani 2 kali. Meski menghargai dan menghormati Ve sebagai rekan bisnisnya, tapi biar bagaimanapun juga Abang adalah laki-laki normal yang pasti sange melihat isi konten HOT di dalam grup chatnya.
Di orgasmenya yang kedua, Abang sedikit kelepasan hingga spermanya berceceran mengotori lantai. Dia buru-buru mengepel ‘calon anaknya’ agar tidak mengering dan berkerak.
Rupanya efek onani dua kali dan ditambah ngepel lantai membuatnya jadi gerah. Abang pun melepas pakaiannya dan menuju kamar mandi Ve. Pancuran air yang mengguyur tubuh serta kepala Abang ternyata berhasil mendinginkan hati dan pikirannya. Jika sebelumnya Abang hanya bisa terbawa nafsu, kini dia jadi bisa sedikit berpikir. Atau lebih tepatnya bertanya-tanya….
Ve itu sebenarnya cewek mesum yang pura-pura polos?
Atau cewek polos yang pura-pura mesum?
Sebab bisa aja kan, seorang cewek yang cuma tahu soal seks dari video bokep/internet lalu bersikap nakal di grup tertutup? Kesannya mesum, padahal dia gak ada pengalaman seks sama sekali.
Sekelebat, Abang teringat salah satu foto yang di-share di grup PRIMASENGGAMA. Di foto itu, Ve selfie sambil bertelanjang dada di kamar mandi. Burung Abang seketika berdiri lagi.
Meski Ve pernah share foto selfie telanjang dada, tapi bukan berarti dia perek dong? Bisa aja masih perawan dan bahkan belum pernah lihat tubuh telanjang cowok secara langsung seumur hidupnya.
Yaaa… istilahnya cuma kenakalan remaja di era informatika lah.
Tapi sayangnya seluruh pikiran positif Abang soal Ve langsung gugur beberapa saat berikutnya. Setelah mandi dan handukan, kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu di keset. Beberapa bekas tetesan ‘cairan pembuat anak’ yang sudah mengering dan berkerak sehingga cukup terasa kasar saat diinjak.
Ini… sperma kering siapa?
Jawabannya cukup mudah Abang dapatkan. Cukup dengan bertanya kepada penjaga kosan Ve.
-=-=-=-=-
Selesai mandi Abang keluar dari kamar Ve menuju pos jaga kosan Ve, tempat Hendra berada.
“Mas Hendra! Tahu pacarnya Mbak Jessica gak? Ini saya disuruh titip barang ke Mas Hendra buat dia.” pancing Abang. “Soalnya nanti dia dateng ke kosan”
“Oohh.. Si Boim? Tahu kok!” jawab Hendra polos. “Dia berapa kali nginep di sini tuh malem-malem.”
“Boim yang kayak gimana nih orangnya? Jangan sampe salah kasih! Jangan-jangan nanti ada yang ngaku-ngaku Boim terus titipan saya malah Mas Hendra kasih gitu aja?” tanya Abang sekali lagi untuk memastikan.
“Tahu kok mas! Orang tampangnya dia jelek banget, makanya saya hapal muka pacarnya Mbak Jessica hahaha!”
“Yaudah kalo gitu, nanti saya titipin ke Mas Hendra aja ya barangnya!” ujar Abang sambil tersenyum. Jadi nama pemilik sperma itu adalah Boim ya?
“Eh, yang mau dititipin bukan narkoba kan?” tanya Hendra khawatir.
“Bukan kok!” jawab Abang sambil kembali ke kamar Ve. “Surat doang!”
-=-=-=-=-
Abang segera kembali ke kamar Ve untuk mengecek sesuatu. Dari tadi dia terlalu ‘terpesona’ dengan isi dari grup chat PRIMASENGGAMA sampai tidak memperhatikan percakapan lain untuk mencari petunjuk.
Di dalam kamar, Abang kembali membuka aplikasi LINE di laptop Ve untuk mencari sebuah nama. Boim. Bo-im. Ada! Ternyata Ve juga berkomunikasi dengan pacarnya ini lewat LINE.
Dan yang mereka obrolin adalah….
Shit!
Bangsat!
Anjing!
Faaaaakkkkkk!
Abang emosi sendiri membaca isi chat Ve dengan Boim. Ternyata mantan center JKT48 itu jauh dari kata cewek baik-baik.
Abang yakin kalau dia menggunakan histori chat ini untuk membongkar sosok asli Ve ke media, pasti gak ada yang percaya.
Soalnya sosok Ve yang asli ternyata terlalu gila!
Ve diem-diem ternyata punya pacar
yang mukanya jelek
yang kerjaannya kuli bangunan
yang minta jatah tiap malem sama Ve
Babi!
Abang sampai stres sendiri membaca isi chat itu. Sebab terlihat jelas kalau Ve sudah ketagihan sama kontolnya si kuli bangunan sampai mau-mau aja disuruh pacarnya yang jelek itu buat ngentot sama pria tua demi bayar hutang kontrakan!
Iya. Ve bukan cuma udah jadi bucin (budak cinta). Tapi bisa dibilang udah jadi pelacur. Dia bayar hutang cowoknya pakai seks! Perek abis kan?
Abang punya buktinya. Sebuah histori chat yang menunjukkan Ve sudah menjajakan kenikmatan demi uang.
Chattingan itu dimulai sekitar 2 minggu yang lalu. Dari percakapan Ve dan Boim, terbaca kalau Boim minta ‘obat kangen’ biar kuat pas ditinggal Ve ke Inggris. Ve pun menjawab permintaan Boim dengan memberikan sebuah video. Rekaman persetubuhan Ve dengan Uya Kuya beberapa waktu yang lalu.
Tapi Boim meminta lebih. Boim meminta Ve untuk bikin video terbaru.
Kalau berdasarkan histori LINE, permintaan ini membuat Ve langsung menelepon Boim. Entah apa yang mereka bahas di telepon. Tapi yang jelas, mereka baru berkomunikasi kembali keesokan harinya. Ketika Ve mengirim sebuah video berdurasi 53 menit.
Video yang panjangnya nyaris satu jam itu menampilkan sosok Ve sedang sendirian main handphone di ruang tamu sebuah kontrakan. Gadis itu tampak cantik meski hanya dalam balutan kaos dan bedak tipis.
Lalu terdengar suara seseorang memanggil. Ve pergi menuju pintu dan tidak lama kemudian kembali duduk ke sofa. Kali ini ditemani seorang pria. Perawakannya gendut dan tua. Tipikal bapak-bapak Betawi juragan kontrakan.
Ve sempat menghilang dari layar sebentar. Sepertinya ke dapur karena tidak lama kemudian dia datang dengan segelas teh.
“Silakan diminum, Pak Haji!” kata Ve mempersilahkan.
“Ini teh manis apa tawar nih? Saya lagi ngurangin manis soalnya!” jawab si pria gendut.
“Oh? Gitu? Yaudah Pak Haji pulang aja. Nanti diabetesnya kambuh loh kalo kelamaan ngobrol sama saya..” ujar Ve setengah bercanda, setengah menggoda.
Kamera yang digunakan ini ternyata juga bisa merekam suara dengan cukup baik. Jadi Abang bisa mendengar dengan jelas apa yang Ve bicarakan. Tapi dilihat dari kualitas gambar dan suaranya, ini bukan kamera mahal. Mungkin kejadian ini direkam menggunakan kamera laptop.
Jangan-jangan laptopnya sama dengan laptop yang sedang Abang gunakan ini? Jangan-jangan masih ada video hot yang lain di laptop ini?
Ah, nanti saja carinya. Sekarang lanjut nonton dulu.
“Deuuhh… bisa aja si Neng ngegodainnya. Udah ada belum uangnya?” tanya Pak Haji tanpa basa-basi.
“Ya belum lah Pak.. kalo udah ada pasti saya kasih dong sama bapak?!”
“Ya terus gimana nih? Katanya hari ini?”
“Ya inikan Bang Boim masih ngojek buat nyari duitnya… Entar juga pulang-pulang bawa duit kok pak…”
“Oh berarti langsung lunas nih 5 bulan?”
“Ya gak langsung 5 bulan juga sih…”
“Lah gimana sih? Kan Boim nunggaknya udah 5 bulan? Kalo bulan ini ga bayar juga, jadi 6 bulan!”
“Iya tau Pak.. Tapi kan kita berdua minta waktu… Pasti dibayar kok… Percaya deh…”
“Ya sekarang gimana gue mau percaya? Si Boim bilangnya kagak ada duit buat bayar kontrakan tapi tau-tau bisa beli motor? Hah? Gimana tuh ceritanya?”
“Ya itu kan beli motor juga buat ngojek… buat cari duit biar bisa bayar kontrakan…”
“Iya… tapi maksud gue… itu duit buat beli motor datengnya darimana? Logikanya kan kalo lo udah bisa cari duit buat beli motor.. kenapa malah ngojek? Mending lo kerja lagi buat lunasin utang kontrakan!”
“Itu kan motor hasil komisi saya Pak…”
“Komisi? Kerja apaan lu komisinya dapet motor?”
“Ya jualan motor Pak…”
“Lo SPG?”
“Iya… 2 bulann saya ikut pameran keliling Jawa buat jualan motor. Makanya komisinya dapet motor”
“Pantesan cakep. SPG ternyata lu ya?”
Dari gelagatnya, terlihat jelas kalau Pak Haji jelalatan. Matanya langsung memandang sekujur tubuh Ve, dari ujung kaki hingga ke ubun-ubun. “Lo cakep-cakep gini kenapa mau sama si Boim sih?”
Ve menunduk, kedua tangannya dia apit di antara paha mulusnya saat menjawab “Bang Boim setia Pak orangnya….”
“Boim? Setia? Bego lu!” ledek Pak Haji. “Lu pikir cewek-cewek di sini kagak ada yang jijik sama dia? Semua digodain sama dia!”
“Masa sih, Pak?”
“Yeee… nih ya gue bilangin. Selama lo ikutan.. apa tuh namanya? Roadshow keliling Jawa buat jualan motor, tuh si cumi godain semua cewek di daerah sini. Mau janda, mau gadis, digodain semua sama dia!”
“Itu mah bapak kali! Saya tahu kok bapak istrinya banyak!”
“Eh, gue istrinya banyak karena gue mampu! Kontrakan gue banyak! Lo pikir istri-istri gue pada keberatan kalo gue kawin lagi? Kagak! Gue jamin semua istri gue bisa hidup layak! Si Boim mampu gak? Bayar kontrakan aja nunggak?”
“…….”
Keduanya kemudian terdiam. Ve sesekali menyelipkan rambutnya ke belakang kuping. Sementara Pak Haji sesekali membetulkan posisi duduknya agar bisa lebih dekat dengan Ve.
“Lo selama jadi SPG kagak pernah di-booking?” tanya Pak Haji tiba-tiba.
“Apaan sih Pak? Kok nanya gitu?”
“Yee.. kan gue nanya baik-baik? Masa sih ga ada yang deketin?”
“Ya… ada mah ada aja sih…” pancing Ve.
Ekspresi Pak Haji langsung berubah. Mukanya seperti memancarkan kalimat ‘wah, bisa nih’
“Siapa tuh yang deketin lo?” Pak Haji coba korek informasi.
“Hmm.. Tapi Pak Haji janji jangan cerita ke Bang Boim ya?”
“Iyeee… Gue mah gak bocor orangnya!”
“Hmmm…”
“Hamm-hemm—hamm-hemm aja lu kayak NIsa Sabyan! Cepetan kasih tau siapa orangnya!”
“Bos saya. Ya sebetulnya saya dapet motor juga gara-gara dia sih… Bukan karena bonus jualan motor…”
“Aduh Jesikaa… Cuma diiming-imingin motor doang lo mau?”
“Ya.. abis gimana. Bang Boim kan butuh kerjaan. Kalo ada motor kan dia bisa ngojek”
“Ckckckck…” Pak Haji geleng-geleng mendengar cerita karangan Ve.
“Ya tapi itu juga saya cuma sekali doang kok…”
“Abis itu?”
“Gak pernah lagi..”
“Sama cowok lain juga gak pernah?” tanya Pak Haji.
Ve hanya menggelengkan kepala. “Itu cuma khilaf. Lagian saya juga khilaf kan demi Bang Boim.”
“Wah elu mau-maunya dibohongin Boim”
“Maksud Pak Haji?”
“Inget gak waktu lo baru dateng ke mari pertama kali? Gue nanya apa ke Boim?”
Ve mencoba mengingat-ingat.
“Gue tanya: baru lagi nih, Im?” Pak Haji langsung melanjutkan ceritanya. “Terus jawaban laki lo apa? ‘Beda pak! Ini istri saya beneran!’ Tuh! Itu artinya dia ngaku kalo pernah bawa cewek nginep di sini!”
“…..”
“Gue gak yakin Boim pergi ngojek hari ini!”
“Ah, jangan ngomong sembarangan dong Pak!”
“Lo coba telepon gih”
Ve mencoba menelepon, tapi dari ekspresinya terlihat jelas kalau panggilan teleponnya tidak nyambung. Ve tertunduk kecewa.
Pak Haji pun tidak mau buang-buang kesempatan. Duduknya semakin merapat, lalu berbisik ke telinga Ve. “Mending lo jadi bini gue aja Jes… Gimana?”
Tentu saja Ve langsung jual mahal dan menjauhkan diri dengan menggeser duduknya ke ujung sofa. “Gak mau ah! Ngapain? Bini Pak Haji udah banyak!”
“Yeee… bini gue banyak juga pada bahagia semua! Kontrakan gue dimana-mana! Nambah 3 bini lagi juga gue masih sanggup!”
Pak haji mendekati Ve sekali lagi. Kali ini langsung mengusap kepala Ve, dan menghirup keharuman rambut panjang Ve.
“Mending Pak Haji pulang aja deh Pak.. ga enak sama warga sini..” tolak Ve. Tapi tubuhnya diam tak menghindar lagi.
Pak Haji tahu mangsanya sedang main tarik-ulur. Kalo soal nego duit, Pak Haji merasa sudah sangat berpengalaman. Di situasi seperti ini dia tinggal mengancam.
“Ya udah!” sahut Pak Haji sambil berdiri. “Saya pulang tapi saya minta uangnya sekarang juga!”
“Loh? Saya kan ga ada uangnya?” Ve memelas.
“Ya berati kamu keluar dari kontrakan saya sekarang juga!”
“Pak! Jangan dong Pak… Please?? Bang Boim pasti pulang bawa duit kok!”
“Percuma! Bawa duit juga paling cuma berapa? Apa untungnya juga saya ngasih keringanan ke kamu?”
“Bapak saya pijitin deh! Tapi tolong kasih keringanan buat saya!”
“Hmmm…” Pak Haji berpikir.
“Pijitan saya enak loh Pak!” ujar Ve sambil berdiri, lalu buru-buru memijat pundak Pak Haji.
Pria tua itu merasakan nikmatnya remasan jemari Ve di pundaknya. Dia lalu berkata “Yaudah, kamu pijitin saya. Nanti saya kasih keringanan sejam!”
“Yah? Cuma sejam?” tanya Ve kecewa.
“Ya ngapain lama-lama? Kalo cuma pijit mah saya bisa panggil Mas Muji, tukang pijit yang rumahnya di ujung gang”
“Ya tapi gimana dong Pak Aji? Masa cuma sejam? Sehari kek…”
“Kalo elu mau gue kasih keringanan sehari… ada syaratnya…”
“Apa?”
“Lo pijit gue sambil telanjang!”
“Hah? Enggak ah! Nanti saya diapa-apain sama Pak Haji!”
“Gue macem-macem juga lu tinggal teriak. Kontrakan ini kan pada dempet-dempetan. Pasti warga langsung pada dateng kalo denger lo teriak.”
Ve tahu Pak Haji sudah tidak sabar untuk bisa menikmati tubuhnya. Kalau Ve mengulur lebih lama lagi, bisa jadi pikiran Pak Haji berubah dan malah pergi.
“Ya tapi… saya malu Pak!” jawab Ve setengah berbisik.
“Malu sama siapa sih? Nggak ada yang liat, cuman gue doang!” Pak Haji ikut berbisik.
Ve tampak berpikir keras untuk memikirkan langkah berikutnya. Tapi rupanya Pak Haji penuh inisiatif. Dia berdiri lalu pergi untuk menutup pintu dengan alasan takut biar gak ada yang ngintip. Sambil menutup pintu, Pak Haji juga ikut memasukkan sendalnya ke dalam kontrakan Ve.
Pak Haji kembali ke duduk ke sofa sementara Ve masih berdiri dalam bimbang.
“Udah tenang aja… pintu udah gue kunci! Gak bakal ada yang tau!”
“Tapi Pak Haji janji ya jangan macem-macemin saya!” pinta Ve.
“Iya sayang…. Gue janji…” jawab Pak Haji sok manis.
Pelan-pelan, Ve melepas roknya. Kain lemas itu langsung jatuh begitu saja ke atas lantai. Pak Haji girang bukan kepalang menyaksikan pertunjukan ini.
“Dalemannya juga Pak?” tanya Ve basa-basi.
“Iya dong manis… kan telanjang?” Pak Haji bertanya balik.
Tangan Ve bergerak ke belakang. Dia mencopot kaitan bra-nya, lalu melepas penutup dadanya namun kaosnya masih dia kenakan. Ve menaruh bra-nya di atas meja, yang langsung disambar oleh Pak Haji. Sambil cengengesan, dia menghirup dalam-dalam aroma bra milik Ve yang masih hangat.
Ve membiarkan saja kelakuan pria tua itu. Dia lanjut melepaskan celana dalamnya; pelan-pelan. Setelah CD-nya terlepas, Ve berusaha menarik ujung kaosnya ke bawah untuk menutupi area kewanitaannya.
Pak Haji menyeringai. Dia menarik ujung kaos Ve ke arahnya. Gadis itu jadi terpaksa maju mendekati juragan kontrakannya ini.
“Pak…?” tanya Ve. “Janji ya jangan macem-macem?”
“Iyaa…” jawab Pak Haji lembut. “Kamu juga kan janjinya mau pijetin saya sambil telanjang?”
“Saya boleh tetep pakai baju kayak gini gak? Saya malu Pak?”
Pak Haji tidak menjawab. Dia hanya tersenyum, lalu meletakkan kedua tangan Ve ke pundaknya. Gadis itu pun langsung memijat pundak Pak Haji.
Pria yang Ve pijit mengerang keenakan. Matanya terpejam dan tiba-tiba kepalanya bersandar ke perut Ve.
“Eh!” pekik Ve karena kaget.
“Lanjutin! Pijetan kamu enak banget Jes!” perintah Pak Haji.
Ve mau tak mau terpaksa menuruti perintah itu. Dia lanjut memijat dan terus memijat, meski kini kepala Pak Haji digesek-gesekan di perut Ve bagian bawah. Bahkan kini kedua tangan Pak Haji sudah ada di belakang, dan mulai meremas bongkahan pantat Ve.
“ahh… bapak ngapain??” tanya Ve setengah berbisik.
“Kalau kamu takut saya macem-macem, teriak aja!” tantang Pak Haji.
“Tapi pak…? ahhmm…” tanya Ve sambil menahan rasa nikmat yang mulai tumbuh.
Kepala Pak Haji bukan cuma digesek-gesekkan secara asal, gerakannya konsisten dari bawah ke atas. Membuat hidungnya bisa menyingkap kaos Ve pelan-pelan. Kemaluan Ve pun lama-kelamaan terpampang. Pak Haji menggigit ujung kaos Ve lalu menyibakkannya lebih tinggi lagi.
“Ah, jangan Pak!” Ve refleks menurunkan lagi kaosnya.
“Janjinya tadi apa?” tanya Pak Haji nakal.
Ve melepaskan genggaman tangan di ujung kaosnya, lalu kembali memijat pundak Pak Haji.
Pria tua itu kembali bermain-main. Kini dia menyusupkan kepalanya ke balik kaos Ve.
“Pak… ngapain???” tanya Ve.
Pak Haji tersenyum-senyum di dalam sana melihat dua bukit kembar yang putih dan mulus milik Ve. Dan ternyata usaha rangsangan di pantatnya mulai berhasil. Buktinya kedua pentil Ve kini sudah mengacung.
“Enggak… Ini saya cuma pusing aja… Mau ngoles jidat pake Freshcare biar gak pusing lagi” jawab Pak Haji sambil mengoleskan pentil Ve ke kening dan jidatnya. Persis seperti gerakan orang masuk angin yang mengoleskan minyak aroma terapi ke kepalanya.
Saat sedang asik mengoleskan pentil ke kepalanya, tiba-tiba Pak Haji merasakan tangan Ve sudah berpindah tempat. Kini kedua tangan berjari lentik itu memijat kepalanya dari belakang, dari luar kaos.
“Pak Haji pusing?” tanya Ve. “Sini saya pijetin kepalanya biar enakan.”
Pria berusia 50-an itu pun tertawa keenakan. Dia menikmati setiap pijatan dan remasan tangan Ve di kepalanya, sambil menggesek-gesekkan hidungnya ke pentil Ve seperti pengidap influenza sedang mengoles minyak kayu putih agar hidungnya tidak mampet.
“Enakan gak Pak Haji?” tanya Ve.
“Iya. Enakan dikit” jawab Pak Haji.
“Kok cuma dikit?” tanya Ve lagi.
“Soalnya kalo enaknya banyak tuh kayak gini” jawab Pak Haji sambil mengulum pentil Ve dengan lembut.
“Mmmhhh… Pakkhh…” desah Ve manja. Gadis cantik ini tidak bisa lagi menahan sensasi nikmat yang Pak Haji berikan. Sebab selain pentilnya dikulum di dalam kaos, di balik kaos pun kedua bongkah pantatnya terus diremas-remas. Bahkan kini kedua tanga keriput Pak Haji mulai bergerilya ke arah depan. Ke vaginanya.
Pak Haji mengeluarkan kepalanya dari balik kaos Ve untuk mengintip area becek milik Veranda. “Basah amat Neng? Kepingin ya?”
Ve tidak sanggup menjawab. Matanya terpejam, mulutnya menganga. Melihat korbannya sudah mulai terbang menuju langit ke tujuh, Pak Haji menambahkan rangsangan yang lebih dahsyat lagi. Kini bibirnya bergerak maju menuju bibir vagina Ve.
“Aaaahhhh…. Paaaakkkkhhh!!!” Desahan Ve makin keras. Tangannya kini menjambak kepala Pak Haji.
Pria tua itu tidak berhenti. Dia terus menjilat dan menyeruput cairan-cairan yang Ve hasilkan. Tapi semakin kencang bibir tua itu menyeruput, rupanya malah semakin banyak juga cairan yang mengucur.
Tak tahan dirangsang seperti itu, tubuh langsung menegang kaku. Jambakan tangannya semakin kuat hingga akhirnya dia mengerang kencang.
“PAAAAAAaaaakkkhhhhhooohhh…yesssshhhhh”
Tubuh Ve melemah. Pak Haji yang berlutut di bawahnya menahan pinggul Ve agar tidak jatuh, lalu memindahkan gadis itu ke sofa, dan melepaskan kaos Ve dengan sekali gerakan.
Mangsanya itu pun rupanya pasrah-pasrah saja ditelanjangi. Kedua gunungnya masih naik-turun ngos-ngosan, dan pinggulnya masih menggelinjang sesekali karena sisa orgasmenya masih menyengat.
Pak Haji merebahkan dirinya di atas tubuh Ve. Bibir Ve pun pada akhirnya jatuh ke kecupan Pak Haji juga. Saat mulut mereka berdua beradu itulah, Ve menyerah. Dia melenguh pasrah pada birahinya.
“Tapi janji ya pak… saya dikasih waktu lebih buat lunasin utang kontrakan…” tanya Ve berusaha nego.
“Janji!” jawab Pak Haji tanpa berpikir.
Juragan kontrakan itu langsung mencium bibir manis Ve bertubi-tubi. Akhirnya, setelah berhari-hari cuma bisa bercinta dengan istri tua sambil membayangkan tubuh Ve saja, kini dirinya bisa menikmati langsung tubuh SPG yang super cantik seperti artis ini.
Tangan Pak Haji bergerilya ke dada Ve. Diremasnya dengan gemas bukit kembar itu, membuat Ve semakin ganas dalam membalas ciuman Pak Haji.
Pak Haji tersenyum. melihat Ve jadi lepas kendali. Pak Haji sudah punya banyak jam terbang dalam menghadapi situasi seperti ini. Dia tahu, perempuan yang sudah dikuasai oleh birahi akan menuruti semua perkataan dirinya demi bisa dipuaskan.
Pak Haji seolah mencoba membuktikan sendiri hal tersebut. Dia lepas pagutan pada bibir Ve, lalu berdiri.
Ve yang tidak sabaran, sesuai dugaan langsung melepas ikatan sarung Pak Haji dan menurunkan kolornya. Tidak pakai lama, Ve menghisap dan mengocok penis Pak Haji dengan semangat.
Pak Haji girang bukan kepalang menyaksikan burung kebanggaannya diservis oleh mulut manis Ve. Kepala gadis cantik itu kini maju-mundur sementara pipinya kempot karena berusaha menghisap kuat-kuat isinya hingga keluar.
Tapi yang punya jam terbang tinggi bukan cuma Pak Haji. Ve juga bukan perawan kemarin sore yang baru kenal seks. Sejatinya dia sudah melakukan oral kepada banyak penis hingga tahu berbagai teknik hisapan dan kocokan yang bisa bikin cowok merem-melek keenakan.
Dalam waktu singkat, Pak Haji merasa nyaris mencapai puncaknya. Tangannya langsung menahan kepala Ve agar berhenti bergerak dan mencegahnya kabur.
“Hngghhhhh…” Pak Haji mengerang
CROTT!
CROOOTTTT CROOOOTTTTTT CROOOTTT!
Berkali-kali batang kejantanan Pak Haji menyemburkan sperma ke ujung tenggorokan Ve. Gadis cantik itu hanya pasrah. Semua sperma yang dia terima ditelannya hingga tak bersisa.
PLOP!
Itu bunyi yang terdengar saat Pak Haji mencabut penisnya keluar dari mulut Ve. Pak Haji melihat tidak ada sperma yang tersisa di batangnya. Ve bahkan berinisiatif untuk menjilati seluruh sperma di permukaan penis Pak Haji hingga bersih tak bersisa.
“Jago banget sih lo?” kata Pak Haji sambil melepas bajunya sendiri.
Tapi Ve diam saja. Meski terangsang hebat, tapi otaknya masih sadar. Dia sengaja memancing agar bisa mengendalikan permainan ini.
“Udah ya Pak… saya takut hamil…”
“Yaelah entar gue buang di luar!” Pak Haji berjanji sembarangan.
“Beneran? Janji ya Pak! Saya lagi masa subur soalnya…” goda Ve sekali lagi.
Laki-laki yang mendengar pernyataan seperti itu keluar dari mulut gadis secantik Ve, pastinya langsung berdusta. Bilang tidak akan keluar di dalam, padahal batinnya justru memantapkan diri: gue mesti hamilin nih cewek!
“Iya sayang. Janji… Bapak cuman kepingin bahagiain kamu. Apapun yang kamu mau, pasti bapak turutin.”
Ve tersenyum mendengar gombalan itu.
“Nah sekarang ngangkang ya… Bapak udah gak tahan..”
Ve tertawa girang dalam hati. Namun mukanya masih datar dan polos. Tetap menjaga ekspresi malu-malu kucing yang bikin semua pria tidak tahan.
Pak Haji pun jadi gemas melihat sikap Ve. Kakinya mengangkang memamerkan lubang surgawi yang siap dinikmati, sementara tangan kirinya mengusap perutnya dengan pelan, seolah memberi kode bahwa rahimnya sudah menanti untuk dibuahi.
Laki-laki mana yang tahan jika disajikan pemandangan seperti itu? Abang yang sedang menonton lewat video saja langsung ejakulasi.
Sementara Pak Haji? Dia tertolong karena baru saja orgasme. Pemandangan indah ini tidak membuatnya ejakulasi dini, tapi cukup membuat penisnya tegak kembali.
Pak Haji menyodorkan penisnya ke bibir Ve untuk dibasahi. Ve tentu tahu apa yang harus dilakukan. Dia kulum dan lumuri penis itu dengan liurnya hingga mentes-netes ke payudaranya. Setelah dirasa cukup basah, Pak Haji langsung memindahkan penisnya dari bibir Ve ke bibir vagina.
Perlahan tapi pasti, penis itu menyeruak masuk menembus liang rapat selangkangan Ve. Sempat nyangkut sesaat, tapi dengan sedikit gerakan Pak Haji bisa melanjutkan tusukannya.
“Emmmhhh…” desah keduanya berbarengan.
Meski demikian, hanya desahan Ve yang membahana memenuhi ruang tamu begitu Pak Haji mulai memompa penisnya keluar masuk vaginanya.
Bukan cuma penisnya yang bekerja, mulut Pak Haji pun tidak mau tinggal diam. Dia lanjut mencumbu bibir dan lidah Ve dengan sensual sementara kedua tangannya asik meremas bongkahan payudara Ve dan bermain dengan pentil mungil milik Ve.
Kedua insan berbeda usia 40 puluh tahun itu resmi bersenggama. Kelamin mereka beradu dengan konstan, seolah tak ingin momen penuh kenikmatan ini berlalu dengan cepat.
Pak Haji melepas pagutannya. Dia ingin menikmati pemandangan indah dimana gadis tercantik yang pernah dia kenal seumur hidupnya, kini bertekut lutut dan menyerah pada kejantanannya.
Ve yang sadar sedang dipandangi, menolehkan wajah ke samping. Pak Haji yang melihat hal itu langsung menggunakan tangannya untuk mengembalikan wajah Ve ke posisi semula: memandang wajahnya.
“Kenapa? Hhh… Hhh.. Malu?” tanya Pak Haji.
Ve hanya mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya.
“Malu kenapa? Nghh.. ngghh.. kamu cantik.. ngghhh ngghhh jangan malu…”
“Saya mmhhh… gak pernahhhh… begituan sama mmmhhh… cowok lain Pak…hhaahh..”
“Oya? Hhh… Masa sih? hhh…”
“Benerannnhh…”
“Bos lo yang ngasih motor itu?”
“Cuma saya isepin doang Pak… tiga kali..”
“Berarti yang pernahh… ngentot sama lo..hh.. cuma gue sama Boim?”
“Iyaaahhh… hhh…”
“Enakan mana? HHh… Hhhh.. Ngentot sama Boim apa sama gue?”
“Hhh… Haahh.. Samaa… bapak.. hhh….”
Pak Haji menyeringai puas mendengar testimoni dari mulut Ve. Entah bohong atau jujur, tapi cara Ve mengatakannya tadi pasti membuat semua pria merasa perkasa.
Pak Haji memeluk tubuh Ve lalu mengajak gadis cantik itu untuk bangkit tapi dengan posisi kelamin mereka yang masih saling menancap. Pak Haji mengubah posisi, kini dirinya yang tiduran di sofa sementara Ve duduk di pangkuannya.
“Kalo emang enakan ngentot sama gua… Sekarang lo puas-puasin gih..” perintah Pak Haji.
Ve langsung bekerja. Pinggulnya bergoyang meliuk maju-mundur dengan cepat. Tangannya meremas payudaranya sendiri, sementara kepalanya terdongak ke belakang.
Pak Haji sangat puas dengan apa yang disaksikannya. Gadis muda ini terlihat sudah takluk sepenuhnya. Tapi Pak Haji ingin menikmati yang lebih dari ini. Dia pun menggoda Ve lagi.
“Ahh.. Enak sayang?”
“hhh.. aaahhh… ngghhh iya pakk.. hh…”
“Hhh.. Sama Boim pernah seenak ini? hhh.. mmhhh”
“Nggakkkhh… hhh… Ini enak bangethhh… hhh..”
“Mau udahan apa lanjuthh… hhhh… mmhh?”
“Lanjuthhhh… ahhh… enakkhh…”
“Udahan aja ya…? hhh…”
“Jangann…hhhh… enakkkhh…”
“Kalo mau lanjut bilang dulu… Ngentot sama Pak Haji enak..”
“AAAhhh.. Ngentot sama Pak Haji enak bangettthhh…”
“Jesika ketagihan ngento sama Pak Haji…”
“Jessica ketagihan ngentothh… Ahhh.. Samaa.. Pakhh.. Hajiihh…”
“Jesika mau ahh.. ngentot teruss.. sama Pak Haji..”
“Jessica mau ngentottt…. aahh.. ngentot terus sama Pak Ahhh.. Haji..”
“Jesika mau ngentot sama Pak Haji tiap hariii…”
“Jessica mauu… ahhh… ngentot terusss.. sama Pak Hajiiiii… tiap hariiii… AaaaaAAAAAAAHHHHHHhhh”
Tubuh Ve menggelinjang hebat didera orgasme dan langsung mendadak lemas hingga ambruk ke depan. Pak Haji sampai harus menahan tubuhnya dengan tangan agar tidak menggelimpang jatuh ke lantai.
Pak Haji langsung mengubah posisi, dia menggenjot memek Ve dari belakang dengan kondisi tubuh Ve berada di bawahnya.
“Aahaahh… Pakhhh.. Pelan-pelann…nngghhhh”
“Enak sayang?”
“Enak paakkkhhh…”
“Mau terusss..?”
“Mauuhhh…”
“Tiap hariii?”
“Iyaaahhh….”
“Mau ya jadi istri kelima bapak?”
“Aaaaahhhhmmmmmppp…” Ve sesaat sadar bahwa tetangganya bisa saja mendengar erangannya. Makanya dia membenamkan wajahnya ke busa sofa.
Tapi Pak Haji tidak peduli. Dia ingin semua orang tahu bahwa gadis tercantik di kelurahan ini telah jatuh ke pelukannya. Pak Haji membalikkan tubuh Ve hingga wajahnya terangkat dari sofa sambil bertanya “Jesika mau gakkk?”
“Iyaaaahhh….” jawab Ve pasrah dengan kondisinya.
“Mau apa?”
“Mau jadi istri Pak Haji… Biar dientot terus tiap hariiii….”
“Benerannn?”
“Iyaaaa…”
“Berarti mau ninggalin Boim?”
“Iyaaa….”
“Yakin ya.. mau jadi istri Bapak…”
“Mau….”
“Berarti harus mau punya anak dari Bapak…”
“Eh…?”
“Bapak buntingin ya….”
“Jangaaannnn…. aaaahhhh….”
“Katanya mau ngentot lagi sama bapak?”
“Iyaaa.. taphhii aaahhh…”
“Katanya mau jadi istri bapak biar bisa dientotin tiap hariiii…???”
“Mau…”
“Berarti harus mau punya anak dari Bapak yaaaa…?”
“Aaaaahhhh…. Aaaahhh… Aahahhhhh…”
“Yaaaa…?”
“Iyaaa…. aaahhh…”
“IYaaa apaa…?”
“Jessica mau punya anakkk…. Jessica mau dibuntingin bapaaaaaaaAAAAAKKKKHHHHHH…..”
Pinggul Pak Haji terlihat menyentak ke atas beberapa kali, berbarengan dengan lonjakan-lonjakan kecil yang terjadi pada tubuh Ve.
CROT! CROOOTTTT!!!! CROOOTTTT!!!! CROOTTT!!!!!
Ve merasa semburan sperma di liang peranakannya sangat kencang.
“MMmhhhhhmmm… mmMMMMMMMMnnggghhh…” lenguh Ve menikmati orgasmenya. Karena berbarengan dengan orgasme Pak Haji, rasa nikmat yang Ve rasakan jadi lebih dahsyat berkali-kali lipat.
Cukup lama mantan idol itu mendekam dalam pelukan juragan kontrakan yang lebih pantas jadi bapaknya itu. Setelah napasnya kembali teratur dan setruman orgasmenya mereda, Ve ingin bangkit dari posisinya. Tapi tubuhnya ditahan tangan Pak Haji.
“Mau kemana?” tanya pria tua itu sambil mendekap tubuh Ve.
“Mau bersih-bersih Pak…” jawab Ve dengan lirih. Tenggorokannya agak tercekat setelah mengerang dan mendesah kencang barusan. Ve mengumpulkan tenaganya, lalu mendorong Pak Haji ke samping. Membuat vaginanya terbebas dari colokan penis pria tua itu. Lelehan sperma yang begitu banyak langsung merembes keluar dari liang kewanitaannya.
“Harusnya jangan pergi dulu!” protes Pak Haji. “Tungguin pejunya naik ke rahim dulu. Jangan langsung dilepas!”
“Pak… nanti kalo saya hamil gimana nih?” Ve bertanya basa-basi.
“Gue bakal tanggung jawab!” ucap Pak Haji dengan mantap sambil berusaha kembali mendekap tubuh indah Ve. “Asal lo cerai dulu sama si Boim. Ya?!”
Ve tersenyum lalu melepaskan diri dari dekapan Pak Haji. Dia duduk bersimpuh sambil bertanya:
“Pak Haji gak malu?” tanya Ve sekali lagi. “Nanti disebut tukang rebut istri orang?”
“Yaelah. Gampang! Lo nanti tinggal dikontrakan gue yang di Condet. Jadi orang sini gak ada yang tahu! Semua bisa diatur!” janji Pak Haji.
“Kalo saya cerai sama Bang Boim… Pak Haji gak malu? Dapetin janda?” rengek Ve.
“Malah bangga lah! Lo tuh cewek paling cakep yang pernah gue kenal! Yang lain tuh mukanya kampung semua! Gue rela cerai sama semua bini gue kalo gantinya elo.”
“Hah? Beneran Pak?”
“Bener! Suer! Samber geledek!”
Ve tersenyum manis seperti gadis yang janji dilamar oleh pacarnya.
“Kalo gitu…” pinta Ve. “Saya cerai sama Bang Boim, tapi Pak Haji juga cerai sama semua istri bapak ya!”
“Iya sayang. Minggu ini juga gue cerain semua bini gue!” ucap Pak Haji berapi-api. “Abis itu kita nikah!”
Ve tersenyum, lalu membungkukan tubuh langsingnya untuk mengecup bibir Pak Haji.
“Rahim saya anget banget Pak…” bisik Ve di kuping Pak Haji
“Oya?”
“Peju Pak Haji banyak banget.. mmhh… sampe penuh rahim saya…” rintih Ve.
“Dijamin jadi anak tuh hahahaha…” tawa Pak Haji.
“Yakin?” pancing Ve.
“Eh, beneran! Gue biar umur udah segini juga 2 tahun lalu masih bisa hamilin bini gue!” sahut Pak Haji bangga.
“Pak Haji gak mau pastiin lagi aja?” bisik Ve.
“Maksudnya?” tanya Pak Haji penasaran.
“Hmm…Hihi… ” Ve tertawa genit. Tangannya mengarahkan telapak tangan Pak Haji untuk mengusap vaginanya “Maksudnya… Pak Haji gak mau pejuhin memek saya lagi aja biar makin pasti rahim saya diisi anak Pak Haji?”
Pak Haji langsung menyeringai lebar. “Bilang dong kalo mau lanjut ronde dua! Susah amat!”
Pak Haji dan Ve sama-sama tertawa seperti sepasang muda-mudi dimabuk asmara. Keduanya bercumbu dengan ganas sebelum akhirnya video yang Abang tonton terputus di sana.
-=-=-=-
Abang menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Tangannya penuh lendir lengket dan tubuhnya sudah terlalu lemas untuk membersihkan ceceran sperma di lantai. Abang habis orgasme 2x lagi sepanjang video tadi.
Ini tidak bisa dibiarkan.
Aku butuh pelampiasan.
Abang mengambil handphone-nya dan mengetik sebuah pesan di aplikasi LINE. Dia mengajak seseorang untuk ketemuan.
[/CENTER]
Terakhir diubah:
grimjowwww
Guru Semprot
- Daftar
- 19 Mar 2014
- Post
- 584
- Like diterima
- 335
Setelah beberapa purnama , update juga euy
Makasih banyak (banget) updatenya hu
Makasih banyak (banget) updatenya hu
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
