Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Joni (berkah jadi sopir dadakan)

"Udah ngger. Ibu nggak kuat"

"Iya bu" jawabku.

"Emh"

Masih ada yang merembes lagi, walau sedikit. Aku yakin, ini adalah pengalaman multi orgasme pertamanya. Sampai tak bisa bergerak, dan masih terus menggigil.

Tiba-tiba dia menggulingkan badannya ke kanan. Tersingkaplah bokong semoknya. Hanya dengan tarikan ringan, dasternya sudah tersingkap sampai pinggang.

Nafsuku yang sudah di ubun-ubun semakin menggelegak saat ingat ucapannya tentang silitnya. Tanpa pikir panjang, aku renggangkan kedua bongkahan bokongnya.

"Eemm"

Dia merengek saat aku sentuh memeknya. Niatku hanya mengambil lendir birahinya saja, untuk membasahi silitnya.

"Emh"

Kerutan bibir silitnya berkedut saat kusentuh. Kuratakan lendir itu di seliruh permukannya.

"Ngger"

Dia melenguh saat aku telusupkan jariku ke dalam lubang silitnya. Tak lama, hanya melumasi saja jalan masuk bagi kontolku.

"Ssstt"

Dia mendesah saat kucolek lagi lendir kemaluannya.

"Oohh"

Dia melenguh saat aku telusupkan lagi jariku ke dalam silitnya. Aku putar-putar jariku di sana sampai kurasa sudah cukup licin.

Kuangkat kaki kiriku, dan berpijak pada dipannya. Kugeser dengan kakiku, kaki bu ida, agar posisinya lebih menekuk.

Memeknya kini terekspose lebih vulgar. Tapi bukan ke sana tujuanku. Perlu merenggangkan kedua bokongnya agar tujuanku terlihat sepenuhnya. Ke lubang berkerut itulah kontolku kudekatkan.

"Sssttt"

Bu ida mendesis saat palkonku bersentuhan dengan bibir silitnya. Aku putar-putar sebentar palkonku agar ikut licin.

Sleeeeeeeeppp

"Aaahhh"

"Uuhh"

Sensasi dan fantasi memang paten menguatkan rasa. Setelah tadi silitnya bumil, sekarang anusnya stw.

Ada banyak jenis wanita juga profesinya. Pasti akan memabukkan kalau bisa menganal bu RT, bu lurah, bu guru. Pasti rasanya beda-beda sesuai fantasi profesi.

Sleeepp

"Aaahh"

Suara bu ida semakin menambah nikmatnya penetrasiku. Entah, apakah dia merasakan sakit atau tidak, yang pasti dia pasrah saja.

Sleeepp

"Aaahhh"

Ada tangan yang menahan badanku. Sekilas kulihat kening bu ida mengernyit. Mungkin dia merasakan nyeri di silitnya.

Kuberikan remasan pada tokednya, untuk mengacaukan syaraf rasa sakitnya. Bahkan kubungkukkan badanku sembari mengeluarkan toked itu.

Cuuppp.... Sluuurrppp

"Sssstt... Aahhh"

Emutanku pada pentilnya berbuah desahan. Kumainkan pentil itu dengan lidahku. Tangannya mulai bergerak, dia belai kepalaku seperti membelai anaknya yang menetek.

"Udah ngger, goyangin! Silit ibu udah nggak nyeri" ucapnya.

Kutatap wajahnya, kuberikan seulas senyum, walau pentilnya belum kulepas. Ya, aku gigit.

"Ayo, goyangin ngger! Pake silit ibu buat ngeluarin pejuhmu!"

"Iya bu. Joni goyang ya?" Jawabku. Dia tersenyum.

"Sssttt... Aaahh... Buuu"

Aku kelepasan melenguh, merasakan peretnya lubang anal bu ida. Gerakan pelan ini terasa sangat nikmat.

"Duuh, anakku udah gede. Udah jagoan. Udah bisa bikin ibunya ngompol sampe kelojotan" ucapnya. Sandiwaranya semakin memperkaya rasa.

"Aaaahh.... Aaaaaahh.... Aaaaaahhh"

Aku menabah tempo, namun masih tempo lambat. Sepanjang kontolku aku maksimalkan gesekannya.

"Iya, ngger. Nikmati silit simbok. Itu hadiah buat kamu. Kamu udah berbakti sama ibu. Goyang ngger! Muncratin pejuhmu, cah bagus"

"Ah ah ah ah ah"

Plok plok plok plok

Aku tambah lagi tempo sodokanku menjadi tempo sedang. Tak salah jika banyak lelaki tergila-gila pada lubang satu ini. Tak peduli punya siapa, tapi rasanya memang luar biasa.

"Oh oh oh oh... Aduh, sakit. Pelan dikit ngger, kontolmu gede" pinta bu ida.
Namun tak kuberi kendor. Pejuhku sudah mulai mengumpul di peler.

"Oh oh oh oh nggeeeer, roso banget kamu, ngger. Silit ibu aja nggak langsung bikin kamu ngocrot"

Plok plok plok plok

Tumbukan selangkanganku dan bokong bu ida semakin nyaring terdengar. Aku terus mengejar kenikmatanku.

"Ooooohhh.... Enaknya dianal anak lanang. Pengen tiap malem dientod anak lanang.... Oooohhh"

"Silitmu enak, buuu... Kontolku enak dijepit silitmu buuu" lenguhku.

"Oh oh oh oh... Jangan sampe adekmu tahu ya ngger! Kalo tyas sampe tahu, pasti dia minta dientod juga. Orang rasanya enak banget dientod kamu"

Oh my god. Ternyata anaknya bu ida itu cewek? Pasti luar biasa kalau anak itu bisa aku anal juga.

"Ooohhh... Enaknya punya ibu tukang ngentod"

Membayangkan nonok anaknya bu ida, membuat kontolku bertambah gatal.

"Ibu juga enak ngger, punya anak lanang kontolnya gede. Bisa nyumpel nonok ibu tiap malem" sahut bu ida.

"Ibu budak ngentodku, ibu budak kontolku, ibu budak pejuhku"

"Iya ngger, iya. Ibu budak ngentodmu"

"Ibu harus mau kapanpun joni pengen ngentod"

"Kapanpun ngger, kapanpun. Entod ibu semaumu, ngger! Ibu suka kamu entod. Ibu suka kamu bikin ngompol, ibu suka nyiliti kamu, ngger"

"Siliit.... Kamu lonte bu, siliiiit"

Plok

Plok

Plok

Plok

"Heem.. kamu silit, buuu"

Plok plok

"Aaa" bu ida memekik, kontolku mentok.

Crooottt

"Pejuku muncrat, buuu"

"Iya ngger, pejuhi ibumu!"

Croooot

"Heeemm ini, bu"

Croooot

"Terus, ngger! Keluarin semuanya"

"Heeemmm"

"Crooot"

Aku terus menggeram seiring semprotan pejuhku. Kesadaranku seolah tersedot bersama orgasme kali ini.

Aku berusaha tetap berdiri menikmati peretnya silit stw ini. Entah sampai berapa lama aku terus berdiri. Sampai tidak ngeh kalau bu ida menatapku lekat-lekat.

Setelah puas menikmati orgasme ini, aku kembali membuka mataku. Seulas senyum tersungging untukku. Kubalas senyum itu.

"Luar biasa"

Itulah komentar yang keluar dari mulut bu ida.

"Pake silit aja masih perlu nggeber buat crot" lanjutnya. Senyumkupun memakin mengembang.

"Ibu hebat, aktingnya. Suka saya, bu. Rasanya muncak" pujiku.

"He he. Sebenernya itu juga khayalan ibu. Punya anak lanang yang ganteng, gagah, dan roso kaya mas joni ini"

"Lho emang, anaknya beneran cewek?" Tanyaku penasaran.

"Iya, mas. Yang tadi bantuin ibu" jawabnya.

"Oh" sahutku pendek.

"Sssstt"

Bu ida mendesis saat aku tarik kontolku keluar. Pelan, pelan, pelan,

"Uuuh"

Sensasi gesekannya masih bikin berdesir. Ada asa gatal yang menjalar di sekujur kontolku. Namun tenagaku sudah mulai terkuras.

Plop

"Ahh"

Lepas sudah kontolku dari lubang yang sangat nikmat itu. Aku duduk di pinggir dipan. Sedangkan bu ida memaksakan diri untuk duduk. Tanpa sengaja kita saling menatap.

"Terimakasih ya mas jon, udah mau ngasih pengalaman yang belum pernah saya dapatkan" ucapnya.

"Yang mana bu?"

"Ya ini, muncrat sampe empat kali renteng-renteng" jawabnya.

"Gila. Sampe nggak kuat nikmatnya" lanjutnya. Aku tergelak.

"Sama-sama, bu. Makasih juga udah ngasih silitnya. Plus sandiwaranya"

"Ha ha ha" dia tertawa lepas mengingat sandiwaranya.

"Pulang besok aja, mas! Entar malem aku kasih lagi" tawarnya.

"He he. Saya cuman sopir, bu. Bisanya cuman ngikut" jawabku.

Bu ida tergelak lagi. Dia manggut-manggut seolah mengerti maksudku.

"Oh iya, bu" kataku seraya bangkit. Kubenahi celanaku dan kuambil dompetku.

"Saya mau ke kamar dulu. Ini buat ibu" lanjutku sambil mengacungkan beberapa lembar uang seratus ribuan.

"Nggak usah, mas" tolak bu ida.

"Yang mas kasih barusan, jauh lebih berharga dari rupiah" lanjutnya. Aku masih tak bergeming.

"Simpan saja! Aku suka kok, ngentod sama mas. Entar kalo mau lagi, kesini aja! Kali mbaknya lagi istirahat, tapi mas joni pengen" lanjutnya lagi. Aku tersenyum.

"Ya sudah bu. Makasih ya. Joni ke kamar dulu ya?" Pamitku.

"Iya, mas" jawabnya.

Dengan sebuah senyum aku pergi meninggalkan bu ida. Agak oleng jalanku kali ini. Lumayan lemes kaki-kakiku. Sesampainya di kamar, rupanya shella sudah selesai mandi dan berpakaian. Dia menatapku dengan tatapan aneh.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd