Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Joni (berkah jadi sopir dadakan)

Cerita kehidupan emang suka unik...tapi bagus laki2 punya hobi.. biar gak jajan...hehehe
 
"Kok diem aja, mas? Ilfeel ya, aku cerita masalahku?" Tanya Shella.

"Enggak kok mbak. Bingung aja nanggepinnya. Embak curhatnya tentang hal yang vulgar. Seumur-umur baru embak yang begitu" jawabku.

"Oh. Ya nggak papa, mas. Aku malah seneng kalo mas mau ngobrol los sama aku. Toh aku udah dibilang lonte ini ama keluargaku"

"Lah? Keluarga embak? Keluarga suami kali?"

"Keluargaku juga, mas. Makanya aku stress banget" jawab Shella. Aku manggut-manggut.

"Los aja mas! Aku butuh temen curhat. Entar aku lebihin deh, ongkosnya" pinta Shella.

Aku menoleh sambil tersenyum. Permintaan yang aneh. Tapi ternyata senyumku sanggup menular padanya. Dia ikut tersenyum. Lebih baik lah, pikirku.

"Ngomong-ngomong, kok bisa nyasar sampe kotaku, mbak?" Tanyaku.

"Diajakin temennya suamiku" jawabnya.

"Cewek?"

"Iya"

"Oh" komentarku pendek.

"Risih juga sih sama dia. Tapi ada enaknya juga" kata shella.

"Loh. Risih tapi enak. Baru denger, aku. Maksudnya gimana tuh?" Tanyaku bingung.

"Ya, orangnya biseks, mas"

"What?"

"Ya. Dia doyan cowok, tapi doyan juga sama cewek"

"Jangan bilang embak digrepein sama dia!"

"Emang iya. Coba aja dia bencong, seneng banget aku, mas"

"Kok bisa?" Tanyaku setengah tergelak.

"Ya kan kalo bencong punya kontol. Kalo sama temenku, ya karet lagi makenya" jawab Shella. Jawaban yang semakin membuat kontolku mengang.

"Oh, pake yang ada sabuknya ya? Lumayan lah, mbak"

"Nggak berasa, mas. Karena udah tahu duluan, dia cewek"

"Lah. Terus yang mbak bilang enak itu, diapain?"

"Dijilmek sambil dicolok tiga jari" jawabnya.

"Wow" komentarku pendek. Senyumnya sangat mengundang.

"Dia pinter banget mainin birahi aku"

"Dimainin gimana?"

"Dia tuh tahu kalo aku mau ngicrit. Tiap mau ngicrit, dia lepas tuh jarinya dari memek aku. Kan kentang, ya? Entar abis ketawa, kira-kira semenitan, dia kocok lagi memek aku. Pas mau ngicrit, ditarik lagi. Gitu terus sampe lima kali"

"Busyet. Kaya apa rasanya tuh?"

"Pas yang keenam, dia hajar bener-bener memek aku, mas. Rasanya kaya lepas nyawa aku. Muncratnya nggak kira-kira, mas. Jauh banget tahu, mas"

"Wuih. Enak banget pasti"

"Pol. Sampe kelojotan aku, mas"

"Nah. Itu udah dapet penyaluran. Kok masih marah-marah?"

"Haah. Orgasme kaya gitu tuh ada efek sampingnya, mas"

"Ha? Efek samping?"

"Iya. Gatelnya nerus tahu. Berasa pengen dikocok lagi. Kalo aja ada kontol, pengen aku diewek"

"Kan tinggal minta"

"Orangnya dipanggil lagi, balik ke tempat judi. Kan nggak ada pelampiasan"

"Waduh. Emang kapan dikasihnya, mbak?"

"Tadi pagi, abis subuh. Pengen minta lagi, malah ditinggal. Masa iya aku mau godain bapak dia. Udah tua, bisa apa?"

"Aduh" keluhku sambil memperbaiki posisi dudukku.

"Kenapa, mas?"

"He he" aku hanya meringis malu.

"Keluarin aja mas, kalo ngaceng! Sakit tuh kejepit jeans" sarannya.

"Ya kali" sahutku, sambil tersenyum paanya.

"Nggak papa. Los aja sama aku"

"Nggak sopan, mbak" tolakku.

"Halah. Masih jaim aja, mas ini. Apa harus aku ajarin dulu?" Komentarnya.

Aku tak menyangka, tanpa permisi dia menarik rok span berbahan kaos yang dia kenakan ke atas. Menampakkan paha mulus tanpa cacat.

Aku sempat meleng karena live show itu. Dia malah tertawa melihatku hilang fokus. Malah dia tambahin sekalian dengan melepas sempak pinknya. Dan tampaklah tempek berjembut tipis.

"Nih. Udah aku ajarin. Masa masih malu, mas?" Tanyanya menggoda.

"Oke" jawabku.

Kali ini nafsuku sudah mengalahkan logikaku. Persetan dengan apa yang akan terjadi nanti. Dengan tangan kiri, aku lepaskan ikatan gesperku, aku buka kancing celanaku, dan aku keluarkan kontolku.

"Wow" serunya.

Dia seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seperti tanpa sadar, dia mengulurkan tangannya ke selangkanganku.

"Eessstttt"

Aku mendesis merasakan kontolku disentuh ringan tangan shella.

"Keker banget kontolmu, mas" komentarnya.

"Keras banget lagi" lanjutnya.

"Emh"

Aku melenguh merasakan kontolku digenggam tangan halus. Terlebih tangan itu bergerak pelan naik turun sepanjang batangnya.

"Mas. Nyari tempat dulu yuk! Pengen disumpel sama kontol ini" pintanya setengah merengek.

"Ssstt. Uuuhh. Nyampe sana aja mbak" tolakku.

"Bentar aja mas, quicky"

"Uuuhhhh" aku keenakan dikocok dia.

"Tapi di depan bakal banyak kemacetan lho mbak. Mana udah mulai gelap"

"Bener, nggak mau nyicipin selangkangan aku?" Godanya.

Ouumm

"Aahh"

Tanpa aba-aba dia langsung mengulum kontolku. Tak cukup dengan melahapnya, kontolku juga dikelacupi sama bumil ini. Membuatku merem melek keenakan.

"Muterin gunung, mau nggak mbak?" Tanyaku.

"Ahhh" dia melepas kulumannya.

"Asal mas mau ngontolin selangkangan aku, muterin jawa juga mau, mas" jawabnya sambil ngocok kontol aku.

"Oke. Kita muter ke kiri ya?" Kataku memberi keputusan.

Aku belokkan mobilku ke kiri, melintasi perbukitan dengan hamparan ladang yang sangat luas di seberang jalan.

Sejauh mata memandang, hanya ada satu dua rumah yang terlihat. Dan aku ingat, seratus meter lagi, tak ada perkampungan lagi.

Aku mencoba mencari tempat yang ideal, sambil terus melenguh keenakan, karena Shella terus ngelacupi kontolku.

Langit sudah menghitam, sinar mentari sudah tak sanggup menembus tebalnya awan hitam. Jalanan ini akan sangat gelap tanpa lampu penerangan.

"Kalo di sini, gimana mbak?" Tanyaku.

Shella mengangkat badannya. Dia memperhatikan sekitar tempat aku menghentikan mobilku.

"Main outdoor yuk!" Sahutnya kemudian.

Aku gak tekejut melihat dia malah begitu excited. Aku menjawab dengan mengulurkan tanganku ke pahanya.

"Sssttt... Naik lagi, mas!" Pintanya.

Tikk

Aku mematikan lampu-lampu mobil, kecuali lampu kabin. Membuat keberadaan kita tak akan terlihat tanpa penerangan. Dan lampu kabin tak akan terlihat dari luar, karena lapisan film pada seluruh kaca mobilku, termasuk kaca depan.

"Aahh. Maaaas"

Shella melenguh keenakan, saat jemariku sampai pada selangkangannya. Jembut tipisnya terasa lembut di tanganku.

"Mas mau kocok-kocokan?" Tanyanya sambil tersenyum padaku. Aku hanya tersenyum saja.

Shella merubah posisinya. Dia menaikkan kedua kakinya ke atas jok, lalu berputar menghadapku.

"Ngadep sini, mas! Aku kocokin kontolnya" pintanya.

Aku juga menaikkan kaki kiriku ke atas jok. Aku selonjor walau agak menekuk.

"Aaaahh... Iyeeessss..."

Shella melenguh saat aku colok selangkangannya dengan dua jari.

"Sssstttt"

Aku juga melenguh, merasakan kontolku kembali dikocok Shella.

Ternyata sangat memabukkan, sensasi saling mengocok dengan posisi saling berhadapan. Selangkangan Shella sudah sangat becek, bahkan sudah banjir dengan lendir kenikmatannya.

"Maaass" panggilnya, setelah sekian lama saling mengocok.

"Kenapa mbak?" Sahutku.

"Keluar yuk! Pengen dijejelin kontol" jawabnya dengan nada merengek.

"Yuk" jawabku.

"Aahh"

Dia memekik, terkejut. Itu karena aku menarik jariku dengan kondisi menekuk.

"Kenapa, mbak?" Tanyaku sok bingung.

"Uuuhhh... kamu harus tanggung jawab, mas! Kamu udah berani bikin memek aku gatel banget. Kamu harus bikin aku ngompol, mas!" Jawabnya.

Ekspresi Shella saat bicara begitu sangat menggemaskan. Antara ekspresi kesal dan ekspresi menahan birahi.

Aku hanya tersenyum dan keluar dari mobil. Diapun juga begitu. Aku berjalan memutari mobil, menghampiri bumil yang sudah berdiri menungguku.

"Kalo begini baru keliatan hamilnya" komentarku.

"Masih seksi nggak sih?" Tanyanya, dengan berpose seksi.

"Malah makin seksi tahu. Belum pernah aku grepein perempuan hamil" jawabku.

"Ya udah yuk! Aku nungging gini aja ya?" Ajaknya.

Shella membuka pintu depan, lalu menungging dengan tangan bertumpu pada jok mobil.

"Oke" jawabku.
 
panas dingin.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd