Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Joni (berkah jadi sopir dadakan)

wah ini keren banget, pasang patok dulu biar gampang dicari kalo update lagi
 
Bimabet
"Kamu kanapa, Tik?" Tanyaku pura-pura bego.

"Merinding tahu. Gatel anuku" jawab lek Tika.

"Anu apa?"

"Hayo. Anunya cewek kamu tahu nggak?" Tanya bu guru Vita.

"Belum bu" Jawabku.

"Nah. Kita lanjut ke bawah" ajak bu guru Vita.

"Kamu duduk sini, Tik!" Lanjutnya.
Lek Tika duduk di sebelah bu guru Vita.

"Nah, coba kamu taruh tanganmu di paha Tika!" Perintah bu guru padaku. Aku letakkan tanganku di kedua paha itu.

"Usap ke atas Jon! Sampe keliatan anunya!"

"Siap"

Aku usap paha mulus berbulu tipis itu. Mataku terpaku pada paha lek Tika. Sangat menggairahkan permainan peran ini.

Andai ini benar-benar di sekolahan resmi, pasti akan menjadi pengalaman tak terlupakan. Membayangkannya saja aku menjadi gaceng.

"Sssttt"

Lek Tika mendesah merasakan usapan tanganku. Pahanya tak bisa tenang. Bergerak membuka dan menutup terus. Terlebih saat sudah setengah pahanya aku jamah.

"Joon" lenguh lek Tika.

"Bu. Nanya dong" celetukku. Sontak lek Tika memandangku bingung.

"Nanya apa Jon?" Tanya bu guru Vita.

"Apa semua paha tuh gemuk begini, bu?"

"Hem?" Bu guru memandang ke paha lek Tika. Diapun tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke kupingku.

"Tika itu, bodinya montok. Jadi pahanya juga lebih padet" jaeab bu guru.

"Kalo langsing kaya bu guru?" Tanyaku lagi. Bu guru tersenyum lagi.

"Ya pastinya kecil juga pahanya" jawabnya.

"Masa sih bu?"

"Kan itu udah keliatan, Jon" sergah lek Tika.

"Punya kamu juga keliatannya kecil, nyatanya padet gini" kilahku.

"Sini! Raba paha ibu! Rasakan bedanya!" Perintah bu guru.

Akupun memindahkan tangan kiriku ke paha bu guru Vita. Aku usap ke atas perlahan dengan gaya sok mikir. Sampai di tengah, aku lanjutkan ke atas bersamaan.

"Oouuhhh"

Mereka melenguh bersamaan. Tanganku tak terlihat dari luar. Tertutupi rok keduanya.

Melihat tanganku menelusup rok perempuan yang berperan sebagai guru, membuat kontolku gaceng parah. Ditambah satunya lagi pakai rok abu-abu. Belum lagi ekspresi mereka menahan birahi akibat sentuhanku. Benar-benar rangsangan sempurna.

"Anunya cewek itu dimana sih bu?" Tanyaku, saat tanganku hampir mencapai selangkangan mereka.

"Sssttt... Uuuhhh... Naik lagi, Jon" jawab bu guru.

Aku naikkan lagi perlahan. Kurasakan paha sebelah bu guru di punggung telapak tanganku. Karena bu guru tidak bisa mengangkang seperti lek Tika.

"Oooohhh"

Mereka berdua seperti kesetrum, saat ku sentuhkan jari tengahku ke belahan daging tembem mereka.

"Kenapa bu?" Tanyaku.

"Tempeek" lenguh bu Guru Vita.

"Anu. Itu anu. Anunya cewek, Jon" lanjut bu guru Vita.

"Oh. Bergaris gini ya bu? Buat pipisnya maana, bu?" Tanyaku lagi.

"Ooohh... Joni"

Bu guru Vita malah melenguh lagi. Itu karena aku garuk-garukkan jariku di celah vaginanya. Walaupun masih tertutup sempak.

"Ini ya bu?"

"Aaaaahhhh"

"Ini buat pipisnya ya bu?" Tanyaku, aku merujuk pada itil mereka.

"Aduh duh aduh Joni" bu guru Vita mengerang keenakan.

"Jangan dikilik Jooon!" Protes lek Tika. Tapi aku tidak mendengarkan.

"Aduh aduh aduuh... joni... Joni... Joniii"

Seeeerrrr

"Aaaahhh" bu guru vita orgasme.

"Jon jon jon jon" lek Tika juga meninggi. Aku percepat kilikanku pada itilnya.

"Aduh ngompol... Aduh ngompol... Kontooolll"

Seeerrrr

"Aaaaaaahhh"

Seeerrrr

"Joni, udah! Joni, udah!" Perintah bu guru Vita.

"Edan kamu Jooon" lenguh lek Tika lagi. Dia masih menegang karena gelombang orgasme.

Nafas mereka memburu seperti baru aja lari sprint. Mereka seperti lemas, tapi tergambar kelegaan di wajah mereka. Terutama lek Tika. Dia mssih merem dan memegangi tanganku. Menahannya agar tidak beranjak dari memeknya.

"Gila. Diiclikin aja bisa seenak ini Tik" kata lek Vita. Lek Tika membuka matanya palu tersenyum.

"Udahan nih, main sekolah-sekolahannya?" Goda lek Tika.

"He he... Ouuhhh"

Tawa lek Vita tertahan lenguhannya.

"Joon" lenguhnya.

"Udah! Pake jarinya entar lagi. Kontolin dulu dong! Belum lega nih, kalo belum ketusuk kontol. Please!" Pintanya.

"Aku di bawah ya, lek? Pengen lihat bu guru nakalin aku" sahutku.

"Hayu" jawab lek Vita.

"Kamu di ranjang, Jon! Sambil netek nih" pinta lek Tika.

"Nggak jadi liat bu guru goyang dong?" Goda lek Vita.

"Biar penasaran. Kan Joni belum liat memek mbak Vita pas pake seragam itu. Biar diterkam lagi entar" jawab lek Tika.

"Boleh juga tuh idenya" komentar lek Vita.

Akupun setuju saja. Aku naik ke atas ranjang dan langsung rebahan. Celanaku langsung dilucuti sama lek Vita.

Sejenak kunikmati pemandangan langka di depanku. Seorang wanita, menggunakan seragam serupa guru, sedang membugiliku. Pahanya mengintip seiring pergerakannya.

"Sini Jon!"

Kepalaku dipegang lek Tika, dan dihadapkan padanya. Entah kapan dia melucuti kancing bajunya. Tak semuanya dia lucuti, hanya tiga kancing teratas.

"Lek. Ada kerudung nggak?" Tanyaku.

"Ha? Kerudung?" Lek Tika balik bertanya.

"Nakal kamu ya" komentarnya kemudian.

Lek tika menjauh dariku. Dia membuka lemari dan mengambil sesuatu. Ya, sesuatu yang kuinginkan. Kerudung putih. Lek tika segera memakai kerudung itu, dan mematut di cermin di pintu lemari.

"Dosa ditanggung sendiri, ya?"
Godanya sembari mendekatiku.

Kali ini dadanya tertutupi oleh kerudungnya. Agak panjang kerudung itu, sampai menutupi semua area payudaranya.

"Sssttt"

Aku mendesis, merasakan palkonku tergesek benda empuk. Pehatiankupun teralihkan pada selangkanganku. Lek Vita, telah menyingkap rok ketatnya sampai ke pinggang. Sempak pink nya masih melekat di pinggangnya, hanya dia singkap ke samping, bagian yang menutupi selangkangannya.

"Aaahh"

Aku dan lek Vita melenguh bersamaan. Kontolku sudah amblas setengahnya. Meringisnya lek Tika, pasti karena menahan ngilu. Aku saja merasakan ngilu.

"Mbak?" Tegur Tika.

"Uuuh... Ngilu Tik" lenguhnya.

"Tapi enak banget" lanjutnya.

Sleepp

"Aahhh"

Aku sampai mendongak merasakan nikmatnya betotan liang vagina lek Vita. Mungkin seperti vagina perawan. Amblas sudah kontolku di liang perngewekannya.

"Euumm" lek Tika menyerbu bibirku.

Cuuuppp

"Eeuumm"

Aku turuti ajakannya untuk cipokan. Bibirnya enak buat dicipok, tebal. Tangan kananku langsung mencari bokongnya. Bokong tersemok di rumah ini, kini kurasakan di tanganku. Kenyal dan melawan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd